MATERI BIMBINGAN PENINGKATAN USAHA PERTANIAN
DEPARTEMEN PERTANIAN
TAH U N 2005
S t ~V4 1
PANDUAN
MATERI BIMBINGAN PENINGKATAN USAHA PERTANIAN
X3 1 U cc f
DEPARTEMEN PERTANIAN TAHUN 2005
Coo
2
Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) merupakan salah satu bentuk kepedulian TNI terhadap pembangunan masyarakat pedesaan yang tinggal di daerah-daerah yang tensolir/kumuh dan tertinggal. Kepedulian tersebut diwujudkan dalam berbagai kegiatan yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas masyarakat yang tinggal didaerah tersebut. Salah satu wujud dukungan Departemen Pertanian pada program tersebut adalah melalui pemberian bimbingan teknis budidaya pertanian kepada masyarakat didaerah lokasi sasaran TMMD yang pada umumnya mereka adalah petani/petemak berikut pembenan Buku Panduan/Petunjuk Teknis dalam berusaha tani. Buku ini dapat dijadikan sebagai penuntun dalam meningkatkan produksi dan kualitas usaha pertanian mereka.
Buku Panduan ini disarikan dan berbagai sumber informasi yang telah diterbitkan oleh Departemen Pertanian. Narasinya dikemas dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat pada lokasi sasaran TMMD. Isinya merupakan petunjuk praktis usaha dibidang pertanian, sepertii budidaya kedelai, jagung serta penanganan pasca panennya, cabe merah, tomat, budidaya kakao, lada, pembuatan bokashi, bertenak ayam buras, dan kambing.
Akhir kata kami sampaikan, tenma kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini sehingga dapat diterbitkan tepat waktu. Semoga Bukui ini bermanfaat untuk kita semua.
Jakarta, Agustus 2005
Daftar Isi
No. Uraian
Kata Pengantar
Hal.
1. Kedelai 1
2. Jagung 4
3. Pasca Panen Jagung 6
4. Cabe Merah 7
5. Tomat 18
6. Kakao 25
7. Lada 28
8. Pembuatan dan Penggunaan Bokashi 31 9. Beternak Ayam Kampung (Ayam Buras) 34
10. Beternak Kambing 37
Referensi 40
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN DAN TERNAK
1. KEDELAI (Glicine max)
Tanaman. Kedelai (Glicine max) berguna untuk berbagai macam bahan makanan seperti : tahu, tempe, kecap, taoge, tauco dan sebagainya yang bergizi tinggi. Kedelai juga dapat digunakan sebagai pembuatan susu, roti, keju dan bahan makanan lainnya. Kedelai sangat baik karena mengandung protein, lemak, vitamin B1, vitamin B2, Vitamin A dan vitamin D. Kandungan lemak dalam kedelai sangat baik bagi kesehatan tubuh karena lemak yang terkandung adalah lemak tak jenuh dapat mencegah penyakit kurang gizi. Kedelai juga sangat baik untuk pupuk hijau yang dapat mempertinggi kadar bahan organik dan nitrogen. Kedelai dapat tumbuh hampir di setiap jenis tanah, tetapi untuk memperoleh hasil yang maksimal sebaiknya kedelai ditanam di tanah yang subur, gembur dan cukup mengandung kapur. pH tanah yang dikehendaki berkisar 5,7 — 6,2 dengan curah hujan kurang dan 2000 mm/tahun, bulan keying 3 — 6 bulan, tinggi tempat 0 — 500 meter dengan suhu di atas 20°C.
Cara Pengolahan Tanah. Cara bercocok tanam kedelai di sawah dilakukan tanpa pengolahan tanah, segera setelah panen padi. Singgang-singgang padi dibabat datar dengan tanah. Jerami bekas panenan padi sebaiknya digunakan sebagai mulsa. Buat saluran keliling dengan ukuran lebar 50 cm yang antinya berfungsi untuk menghindari tergenangnya air sampai ke pertanaman jika sewaktu-waktu ada hujan. Dar? hasil pembuatan saluran keliling ini akan didapat guludan yang dapat ditanami dengan ketela rambat yang tentunya akanmembenkan hasil tambahan. Hal yang dilakukan sebelum menanam kedelai adalah melakukan inovasi Rizobium dengan cara mencampur tanah bekas tanaman kedelai dengan benih yang dipandingkannya 1 : 9 (1 kg tanah bekas tanaman kedelai dan 9 Kg benih yang akan ditanam). Penanaman kedelai dilakukan dengan cara menugal dengan alat penugal yang terbuat dan kayu yang bagian ujungnya diruncingkan. Penugalan dilakukan di setiap singgang bekas padi sehingga jarak tanam padi sebelumnya. Dalamnya penunggalan diusahakan sekitar 5 cm agar sinar matahari dan oksigen dapat masuk untuk membantu pertumbuhan tanaman. hap lubang tugalan diisi 2 — 3 biji kedelai. Apabila jarak tanam yang digunakan adalah 20 x 20 cm, maka
Panduan Maten Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian, 1
Departemen Pertanian
Panen dan Pengelolaan. Panen dilakukan apabila potong telah tua dengan wama polong kuning kecokiatan. Batang dan daun telah kering di mana daun- daunnya telah banyak yang rotok. Panen dilakukan dengan cara menyabit pangkal batangnya, sehingga akamya yang menyimpan Zat Lemas atau N2 masih berada di dalam tanah. Jangan melakukan panen dengan cara mencabutnya. Karena N2 ini akan berfungsi mambantu pertumbuhan tanaman berikutnya. Membijikan kedelai dengan brangkasan dilakukan setelah panen.
Segera lakukan penjemuran polong.Apabila telah keying selanjutnya polong dipukul-pukul dengan kayu. Untuk mengurangi hilangnya biji kedelai, maka pada saat pemukulan sebaiknya polong dimasukan ke dalam kontong atau karung sebelumdi pukul, atau juga dapat mempergunakan alas yang baik seperti pantai semen. Selanjutnya biji kedelai dibersihkan dengan cara ditampi atau diangin- anginkan. Untuk tahan disimpan, biji-biji yang telah bersih dijemur kembali hingga kadar aimya mencapai 8— 12 %.
2. JAGUNG (Zea mays)
Pemilihan Varietas. Pemilihan varietas jagung diarahkan untuk varietas unggul yang dapat memberi hash l tinggi dengan keuntungan besar bagi petani antara lain: Manado kuning, Jawa Timur kuning, Maya, dan Genjah Warangan.
Pengolahan Lahan. Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan olah tanah (OT) maupun tanpa olah tanah (TOT). Sementara untuk lahan sawah dengan tanaman sebelumnya padi dapat dilakukan dengan system TOT dengan menggunakan herbisida sewaktu persiapan media tanam. Jarak tanam. Benih jagung hibrida merupakan benih jagung yang ditujukan khusus untuk ditanam 1 biji per lubang dengan jarak tanam anatar lubang 20 cm atau dengan kerapatan tanam 71.428 tanaman per hektar atau mengikuti anjuran setempat. Penanaman melebihi dan 1 biji perlubang akan mengakibatkan persaingan antar benih itu sendiri, sehingga salah satu akan terhambat pertumbuhannya. Hal ini selain akan mengakibatkan pemborosan adalam penggunaan benih, juga akan menurunkan hasil panen tidak serentak, sehingga panen tidak dapat dilakukan satu kali dan jelas merupakan pemborosan tenaga kega panen. Pemupukan.
Pemupukan dilakukan sebanyak 2 kali. Pupuk pertama diberikan pada umur 10
4 Panduan Maten Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian,
— 17 hari setelah tanam dengan kebutuhan pupuk untuk satu hektar adalah:
Urea 200 kg, TSP 100 kg, dan KCI 100 kg. Pemupukan kedua diberikan pada saat tanaman sudah berumur 40 — 45 hari setelah tanam, dengan. membenkan Urea sebanyak 200 kg/ hektar, atau mengikuti rekomendasi setempat.
Penyiangan. Penyiangan dapat dilakukan secara manual atau tenaga manusia maupun dengan menggunakan herbisida. Bila penyiangan dilakukan dengan herbisida harus menggunakan herbisida hams menggunakan herbisida kontak (misalnya dengan bahan aktif paraqual), dan spayer yang digunakan memiliki tutup nozzle (tutup pelindung) sehingga tidak mengenai tanaman jagung itu sendiri. Melalui pmgolahan sesuai petunjuk ini disertai dengan perawatan yang balk, maka benih jagung hibnda memiliki potensi menghasilkan antara 10,5 — 12,3 ton jagung pipil untuk setiap hektar. Pengairan. Pada lahan beni gasi teknis, direkomendasikan untuk mengairi lahan sekurang-kurangnya sebanyak 5 kali selama pertanaman. Sedangkan penggunaan insektisida dan fungisida dilakukan bila ada petunjuk dan penyuluh pertanian lapangan setempat.
Pengendalian Hama. Lundi. Hama Lundi dapat dikendalikan dengan cara mengatur waktu waktu tanam dan menggunakan insektisida sistemik yang ditaburkan ke dalam tanah. Hash l penelitian menunjukkan bahwa penggunaan insektisida Mephosfolan atau carbofu ran dosisi 1,5 kg bahan aktif/ha dapat menurunkan serangan hama lundi. Tanam awal lebih balk dan pada tanam lambat. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein) : Setelah 4-5 ha ri ditanam biasanya biji akan tumbuh. Penyemprotan untuk mencegah/memberantas lalat bibit ini dapat segera dilakukan setiap 2 -3 han sekali dengan salah satu obat- obatan yang kini banyak beredar seperti Folidol, Basudin, Diazinol, Agrocide, dan lain-lain. Disamping obat obatan yang lama dikenal seperti Aldrin dan lain- lain, dengan dosis yang sesuai dengan rekomendasi pabnk yang bersangkutan, biasanya 1,5 — 2,0 cc/liter air. Ulat tanah (Agrotis sp) : Hama ini menyerang pada waktu tanaman masih kecil, dapat diberantas dengan cara mencari dan membunuh ulatnya yang biasanya terdapat di dalam tanah atau sebelum ditanam tanah dapat diobati dahulu. Ulat daun (Prodenia litura F): Menyerang pucuk daun pada waktu tanaman berumur 1 (satu) bulan, hams segera disemprot dengan salah satu obat-obatan tersebut diatas. Penggerek batang (Sesamia infferens Wlk): Menyerang pada waktu tanaman telah berbunga.
Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan mengadakan penyemprotan hams segera dilakukan begitu gejala pertama terlihat, jangan sampai terlambat.
Ulat tentera (Leucania unifuneta HAW): Menyerang daun tanaman dewasa
Panduan Materi Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian, 5
Departemen Pertanian
biasanya pada malam han, kadang-kadang dalam jumlah ratusan.
Penyemprotan hams segera dilakukan begitu gejala pertama terlihat, jangan sampai teriambat.Ulat tongkol (Heliothgis armiggera HSN): Merupakan lalat perusak tanaman yang penting. Terutama menyerang bakal buah atau tonggkol jagung. Sebaiknya penyemprotan-penyemprotan dilakukan bila mana diperlukan saja, sehingga pengunaan obet-obatan tersebut lebih efien. Waktu yang baik untuk penyemprotan adalah pagi han jam 06.00 — 09.00 atau pada sore hail jam 16.00 —18.00. Panen. Di dataran rendah panen dapat dilakukan 97 han setelah tanam dan didataran tinggi 118 han setelah tanam.
3. PASCA PANEN JAGUNG
Ciri Umur Panen. Tanda-tanda visual yang dapat dipakai sebagai petunjuk bahwa jagung sudah dapat dipanen, yang biasa disebut dengan tingkat kematangan optimal antara lain : Biji tampak kenng dan mengkilat Apabila biji ditusuk dengan kuku, tidak nampak bekasnya. Klobotnya telah menguning.
Tujuan dan Pentingnya Penetapan Waktu Panen. Meminimalisir nsiko penundaan panen akibat musim hujan. Menangkal/menghambat tumbuhnya cendawan pada tongkol. Menangkal serangan hama pada biji dan ulat pada tongkol . Meminimalisir kehilangan saat pemipilan. Meminimalisir penyusutan di lapangan, dan sebagainya. Dua hal yang mempengaruhi waktu panen jagung yaitu derajat masak dan iklim/cuaca. Derajat masak waktu panen merupakan aktivitas yang paling baik untuk memanen jagung, kebalikannya adalah kondisi kurang masak maupun pemanenan yang terlambat. Sedangkan cuaca cerah (panas teak) merupakan saat panen yang baik kebalikan pada cuaca buruk (hujan), panen tidak dapat dilaksanakan, terlebih lagi apabila jagung akan dipetik bersama-sama dengan klobotnya.
Cara Memanen Jagung. Terdapat 2 (dua) Cara pemanenan jagung yang dapat dilakukan oleh petani dan cara yang praktis maupun yang kurang praktis Pemanenan bentuk tongkol tanpa klobot, merupakan pemanenan yang secara umum paling banyak dikerjakan para petani dengan cara memotong tangkai tongkol dan batang dengan menggunakan tangan secara langsung, ataupun kadang-kadang dilakukan dengan memotong batang tanaman. Cara memotong
Panduan Mated Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian,
tangkai tongkol dan batang dengan menggunakan tangan temyata efisien dan lebih praktis, mengingat biaya dan pemakaian tenaga yang dikeluarkan lebih sedikit serta memakan waktu yang tidak terlalu lama. Pemanenan bentuk tongkol dengan klobot, merupakan cara pemanenan yang oleh para petani untuk sementara ini dianggap kurang praktis. Melalui cara memanen jagung ini biasanya akan tersisa daun dan batang yang dimanfaatkan sebagi pakan temak ruminansia.
Pemipilan. Setelah dijemur sampai kering jagung dipipil. Pemipilan dapat dilakukan dengan tangan atau dengan alat pemipil bila jumlah produksi cukup besar. Pada dasamya memipil jagung adalah memisahkan antara biji dan tongkol. Terdapat beberapa cara pemipilan yang biasa dilakukan antara lain Pemipilan secara tradisional, dengan menggunakan tangan. Pemipilan menggunakan tangan ini menyebabkan tidak adanya biji yang tertinggal dalam tongkol dan dapat menghasilkan jagung pipil tanpa cacat.
Pengeringan. Pengeringan jagung adalah kegiatan yang sangat penting.
Pengeringan jagung dapat dilakukan, dalam bentuk tongkol berkiobot, tanpa kelobot dan pipilan. Pengeringan jagung tongkol tanpa klobot. Cara ini banyak dilakukan karena mudah pelaksanaannya, apabila panen pada musim kemarau dan tidak diperfukan sarana khusus selama penjemuran disamping meminimalisir penyusutan bobot karena tercecer/kehilangan, sehingga petani menganggap cara ini membutuhkan waktu yang lebih lamas di ruangan yang lebih besar dibandingkan dengan bentuk lain. Pengeringan cara ini dilakukan sampai kadar air mencapai 18-20%. Pengeringan jagung tongkol berkelobot cara ini merupakan cara yang tidak dianjurkan karena waktu lama dan hash l tidak baik. Pengeringan jagung pipit, pengeringan cara ini dianjurkan dilakukan sampai kadar air mencapai 14%, yang biasanya dilakukan dengan menggunakan alat pengering.
4. CABE MERAH (Capsicum)
Tanaman Cabai Merah termasuk kedalam famili solanaceae. Tanaman lain yang masih sekerabat dengan cabai merah antara lain kentang (Solanum tuberosum L), terung. olanum melon gena L), Leunca (Solanum ningrum L), Takokat
Panduan Materi Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian, 7
Departemen Pertanian
(Solanum torvum Swartz) dan Tomat Lycopersicum escu/entwn Mill). Dan i 20 - 30 spesies yang termasuk dalam jenis capsicum, lima spesies yang banyak dibudidayakan masyarakat yaitu: C.annum (C.annum var,.annum), C.frutesens, C.chinensis. C.baccatum, dan C.pubesoens. Dan ke-5 spesies tersebut yang umum dibudidayakan adalah cabai besar (c.annum) dan cabal rawit (cfii ser ) Syarat Tumbuh. Cabai merah dapat tumbuh balk di dataran rendah maupun di dataran tinggi (dari 0 - 1300 m dpi). Cabal merah membutuhkan keadaan udara yang keying, sedangkan cabal rawit dapat ditanam balk pada musim kemarau maupun musim hujan. Curah hujan optimal yang dibutuhkan oleh cabal merah adalah 100 - 200 mm( bulan. Tanah yang baik untuk penanaman cabal merah adalah tanah yang kaya akan humus, gembur dan sarang.Tanah-tanah fiat dan tanah Aluvial dapat pula ditanami cabal bila diikuli dengan pembenan pupuk organik, pasir dan pengapuran yang cukup sehingga drainase dapat diperbaiki. Tanaman ini tidak tahan terhadap tanah-tanah becek karena mudah terserang penyakit layu.
Derajat keasaman tanah (pH) yang dibutuhkan berkisar antara 5-7, dengan pH terbaik 6,5. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim kemarau yaitu pada bulan Februan - April. Pada lahan kering/tegalan penanaman dapat dilaksanakan di awal musim hujan, dan dilahan sawah dilakukan pada awal musim kemarau. Di daerah benklim keying cabal merah banyak diusahakan pada musim hujan. Pada umumnya kegagalan penanaman cabal merah disebabkan karena hujan. Jika pada saat pembungaan dan berfwah banyak turun hujan, bunga dan buah banyak yang gugur dan membusuk. Suhu udara yang balk untuk pertumbuhan cabal merah adalah 18-27°C. Sebaiknya pada saat pembungaan dan pembuahan, kondisi udara cukup kering dan matahari bersinar penuh.
Penyiapan Benih. Budidaya cabal merah dilakukan dengan menaiam benih secara generatif. Benih untuk budidaya ini dapat diperoleh atau dibeli dan penisahaan- penisahaan perbenihan dan penangkar yang direkomendasikan atau telah dilabel.
Apabila benih ini diambt dari pertanaman sendin, maka hares diambil dan tanaman yang subur, sehat dan berbuah lebat serta bebas dari hama dan penyakit.
Tanaman yang akan digunakan untuk memproduksi benih, sebaiknya berjauhan dengan tanaman vanetas lain, sehlngga tidak memrngkinkan terjadinya perkawinan silang. Dengan cars ini benih yang dihasikan akan benar-benar mumi sesuai dengan tanaman induknya. Buah yang akan digunakan sebagai benih sebaimya buah yang masak potion, sehat dan sesuai dengan jenis yang diinginkan.
Buah-buah terpilih langsung dijemur tanpa d wpas. Setelah cukup kering 8 Panduan Maters Bimbingan Penh►gkatan Usaha Pertanian,
dikupas dan langsung ditanam atau disimpan untuk musim tanam benkutnya.
Cara lain adalah dengan mengupas buah yang masih segar lalu bijinya dikeringkan. Setelah kering biji dapat langsung ditanam atau disimpan untuk penanaman selanjutnya. Keperluan benih untuk satu hektar pertanaman tergantung pada jarak tanam yang digunakan. Beberapa jarak tanam yang dapat digunakan bisa dilihat pada label berikut:
Tabel. Jarak Tanam dan Kebutuhan Benih
Jarak tanam (cm) 70x50 70x30 60x50 60x30 Kebutuhan (grlha) 196.229 327-381 229-267 381-445
Beberapa vanetas cabai merah yang biasa digunakan : Papirus, CTH-01, Pans minyak, TM 99, Anmbi, Prabu, Jatilaba, Hot Beauty, Long Chili, Hot Chili, Hero, TM 888, Tit Super, cabai merah kenting lokal, dan lain-lain.
Persemaian. Persemaian pada Bedeng Persemaian. Penanaman sebaiknya didahului dengan persemaian, tidak langsung disebar dilapangan. Dengan persemaian dapat dipilih bibit yang pertumbuhannya baik dan sehat untuk dikembangkan diareal yang luas. Sebelum disemai, benih cabal merah sebaiknya direndam dahulu dalam air panas (45 - 50°C) atau lanrtan fungisida Previcur N (1 cc/It) selama 1 jam, untuk menghilangkan hama dan penyakit yang menempel pada kulit biji dan mempercepat perkecambahan. Tanah untuk persemaian sebaiknya diolah dahulu yaitu dicangkul dan digaru serta diben pupuk kandang atau kompos 1 minggu sebelum penanaman dengan perbandingan 1 : 1. Lebar bedengan biasanya 1 - 1,2 m dan panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan. Benih disemai dengan jarak 5 cm x 5 cm, sedalam 0,5 - 1 cm, lalu ditutup dengan lapisan tanah yang halus dan daun pisang/plastik. Bedengan dilengkapi dengan naungan yang dibuat menghadap ke arah timur untuk melindungi dan i terik panas matahari ataupun hujan. Selama persemaian dilakukan penyiraman, penyiangan serta pemberantasan hama dan penyakit. Bibit dapat dipindahkan setelah berumur 1 - 1,5 bulan atau telah mencapai ketinggian 15 an. Umur bibit menentukan berhasil atau tidaknya tanaman cabai mesh untuk tumbuh kuat, produktif dan lebih tahan menghadapi lingkungan. Bila bibit di pindahkan terlalu muda, maka pertumbuhan tanaman akan kurang baik dan banyak yang mati karena belum cukup kuat untuk beradaptasi pada lingkungan
Panduan Mated Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian, 9
Departemen Pertanian
baru. Begitu pula bila bibit yang dipindahkan terlalu tua, days mgenerasi akan berkuraig. Bibit cabal merah yang baik untuk dipindahkan adalah bibit yang berumur antara 4 - 5 minggu, atau telah mempunyai tinggi sekitar 10 cm dan sudah membentuk daun 3-5 helai.
Persemaian Dengan Menggunakan Tray Semai.Selain dengan sistem persemaian dengan bedengan, perbanyakan benih bisa juga dilakukan dengan tray semai. Alat/bahan yang diperlukan untuk persemaian sistem ini adalah (a) Tray semai, terbuat dan bahan plastik/mika, yang bisa ditutup agar tetap lembab; (b) kertas tisue yang mudah menyerap air; (c) hand sprayer volume 1 liter; (d) pinset digunakan untuk transplanting; (e) panel bibit isi 50/98 tanaman per panel;
(f) benih cabal; dan (g) media semai yang berupa campuran pupuk kandang stern dan arang sekam (1:1) atau kompos. Menyemai benih dengan sistem ini dilakukan dengan cam meletakkan 3-5 lapis kertas tisue ke dalam tray semai, kemudian dibasahi dengan air secukupnya. Benih lalu ditebar sebanyak 75 -100 diatas kertas tisue yang telah dibasahi, lalu tray semai ditutup (slip/stepler) dan dibiarkan selama 3-4 ha n ditempat yang tidak terkena cahaya langsung.
Kertas tisue hares selalu dipertahankan dalam keadaan lembab.
Transplanting. Dalam melakukan transplanting panel semai diisi dengan media semai sampai penuh dan basahi dengan air, setelah itu benih yang sudah berkecambah di transplanting/dipindahkan dan tray semai ke panel semai dengan 1 benih untuk setiap lubang tanam. Panel semai yang sudah tensi disimpan di dalam rumah bibit sampai slap tanam (4-5 minggu). Rumah bibit itu sendiri bisa terbuat dan bambu dengan atap plastik. Lebar 1,2 m, tinggi bagian depan 1,5 m dan bagian belakang 1 m, sedangkan panjang sesuai dengan kebutuhan. Kemudian di dalam rumah bibit dibuat bangku dan bambu yang digunakan untuk meletakkan panel bibit.
Penyiapan Lahan. Pengolahan tanah untuk budidaya cabai merah ditujukan untuk memperbaiki drainase dan aerasi tanah, meratakan permukaan tanah dan mengendalikan gulma. Kegiatan-kegiatan dan i pengolahan tanah ini antara lain pembajakan (pencangkulan) tanah, pembersihan gulma dan sisa- sisa tanaman, perataan permukaan tanah, pembuatan bedengan dan guludan. Ada sedikit perbedaan untuk pengolahan lahan di lahan keying/
tegalan dengan lahan sawah yaitu : Lahan kering/tegalan; pada lahan ini tahapan pengolahan adalah lahan dicangkul sedalam 30 - 40 cm sampai gembur, 10 Panduan Materi Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian,
kemudian dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Setelah itu dibuat guludan dan lubang tanam dengan jarak tanam (50 - 60 cm) x (40 - 50 cm), dengan demikian pada tiap bedengan akan terdapat 2 bans tanaman. Lahan sawah ; pada lahan ini dibuat bedengan dengan lebar 1,5 m dan antar bedengan dibuat pant sedalam 50 cm dengan lebar 50 cm, kemudian tanah yang diatas bedengan dicangkul sampai gembur, dan kegiatan terakhir membuat lubang-lubang tanam dengan jarak tanam 50 cm x 40 cm.
Penanaman. Pada keadaan tanah yang bertekstur liat, sistem penanaman darn bedengan 2-4 bans tanaman tiap bedengan lebih efisien, sedangkan pada tanah bertekstur sedang - ringan lebih cocok menggunakan sistem penanaman dengan barisan tunggal. Cara ini biasanya d~akukan petani di dataran medium dan dataran tinggi. Pada saat penanaman, tanah harus lembab tapi tidak becek dengan tujuan agar bibit cabai tumbuh lebih cepat. Bibit/tanaman cabal muda sangat sensitif sehingga hams hati-hati dengan akamya, dengan demikian, begitu bibit dicabut hams segera ditanarn di lapangan. Bbit tidak boleti ditanam lebih dalam dan daun pertama pada sebuah keping biji (cotyledone), dan penanaman sebaiknya dilakukan pada sore han. Jarak tanam yang umumnya digunakan adalah (50- 60 cm) x (40 -50 cm).
Pemupukan. Pada tanah yang bertekstur ringan biasanya dibutuhkan pemupukan yang lebih tinggi daripada tanah yang bertekstur berat. Namun demikian jumlah pupuk yang diberikan hams disesuaikan dengan rekomendasi/anjuran setempat. Apabila belum ditemukan rekomendasi setempat, dosis pupuk berikut bisa dijadikan pedoman yaitu dosis untuk pupuk organik/pupuk kandang/kompos adalah 15.000 ton/ ha; dosis untuk pupuk anorganik adalah 100 - 150 kg urea, 300 - 400 kg ZA, 150 - 200 kg SP-36, dan 100 -150 kg KCI. Cara pemupukan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan karena pupuk urea, ZA, dan KCI mempunyai kadar garam yang tinggi, sehingga jangan diletakkan terlalu dekat dengan akar tanaman karena akan merusak akar tanaman. Pada keadaan yang kering pupuk urea, ZA dan KCI sebaiknya ditempatkan diantara tanaman, sedangkan pupuk TSP dapat ditempatkan pada lubang-lubang tanaman karena mempunyai kadar garam yang Iebih rendah. Waktu pemberiannya dilakukan beberapa tahap untuk pupuk kandang dan pupuk TSP diberikan sekaligus sebelum tanam, sedangkan pupuk urea + ZA dan pupuk KCI diberikan 3 (tiga) kali yaitu pada waktu tanam, pada umur satu bulan dan dua bulan setelah tanam.
Panduan Materi Bimtbngan Peningkatan Usaha Pertanian, 11
Departemen Pedanian
Pemeliharaan. Pemeliharaan tanaman merupakan salah satu langkah terpenting dalam budidaya cabai merah. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan tanaman cabal tersebut antara lain : Penyulaman.
Seringkali benih yang telah ditanam tidak tumbuh 100% di lapangan. Untuk mempertahankan agar populasi tanaman per hektar optimal periu dilakukan penyulaman. Penyulaman ini hendaknya dilakukan paling lambat 2 minggu setelah tanam. Penyulaman juga dilakukan terhadap pertanaman yang pertumbuhannya tidak bagus atau sakit. Pengairan. Cabai merah termasuk tanaman yang tidak tahan kekenngan, tetapi juga tidak tahan terhadap genangan ar. Air tanah dalam keadaan kapasitas lapang (lembab tapi tidak becek) sangat mendukung pertumbuhan. Masa kritis tanaman cabai merah adalah pada saat pertumbuhan vegetatif yang cepat, pembentukan bunga dan bush. Dilahan tegalan, ketersediaan air biasanya tergantung pada ht an, oleh karena itu waktu tanam periu diperhatikan agar tanaman memperoleh cukup air selama masa pertumbuhannya. Penerapan sistem irigasi tetes pada lahan keying tampaknya akan lebih efisien ditinjau dari segi penggunaan air dan penyebaran unsur hara.
Pengendalian Gulma. Gulma merupakan masalah penting dalam budidaya cabai merah. Tanaman pengganggu ini berkompetisi memperebutkan ruang, cahaya, air dan unsur hara, serta dapat menjadi inang hama dan penyakit. Periode kritis tanaman cabai karena adanya persaingan dengan gulma terjadi pada umur 30 - 60 hari setelah tanam. Gulma yang tumbuh selama penode tersebut dapat mengakibatkan menurunnya bobot kering tanaman. Penyiangan yang dilakukan pada umur 30 - 60 han setelah tanam dapat meningkatkan hasil cabai merah. Selain dengan penyiangan gulma dapat dikendalikan dengan penggunaan mulsa plastik dan melalui penyemprotan dengan herbisida.
Perompesan Tunas-tunas. Perompesan tunas-tunas di ketiak daun bertujuan agar pertumbuhan vegetatif tanaman dapat diatur sehingga suplai makanan dialirkan untuk membentuk pertumbuhan tanaman yang tegak dan kekar sampai tumbuh percabangan utama 10- 1 2 hari setelah tanam (HST) untuk dataran rendah, 15-20 HST untuk dataran tinggi. Selain tunas-tunas di ketiak daun, bunga pertama yang tumbuh di percabangan utama juga dirompes. Perompesan bunga ini untuk menunda pembentukan bunga dan bush karena kondisi tanaman belum kuat. Daun-daun dibawah cabang utama sebaiknya dirompes pada saat tajuk tanaman telah optimal karena sudah tidak berfungsi sebagai penyedian
12 Panduan Maten Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian,
makanan. Perompesan ini dilakukan pada saat tanaman minimal sudah berumur 75 - 80 HST untuk dataran rendah dan 90- 100 HST untuk dataran tinggi tergantung vanetas yang ditanam.
Penggunaan Ajir. Untuk menopang pertumbuhan tanaman perlu dipasang ajir dan bambu atau bahan lainnya didepan tajuk tanaman terluar.
Pemasangan ajir yarn terlambat bisa mengakibatkan akar tanaman rusak.
Pemasangan ajir pada pertanaman cabai dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu : Ajir tegak : Pada cara ini ajir besar dipasang disetiap 3 (tiga) tanaman, kemudian dihubungkan dengan palang (gelagar) pada masing- masing ajir. Tepat dipercabangan utama batang tanaman diikat dengan tali raffia membentuk angka 8 (delapan) dengan ajir. Dengan demikian jika terjadi gesekan tidak langsung mengenai batang tanaman sehingga tidak menimbulkan luka fisik. Untuk menopang berat pada bagian tajuk tanaman dibuatkan palang-palang/anyaman tali rafia sedemikian rupa sehingga tanaman tidak roboh menahan berat buah. Ajir miring :Sistem ajir miring dipasang dengan cara menyilangkan ajir yang kekar pada percabangan tanaman. Masing-masing tanaman diben 1 (satu) ajir. Pada ujung ajir diberi keratan sedikit untuk pengikat tali rafia yang menghubungkan ajir yang satu dengan yang lainnya. Pada bagian tajuk tanaman tetap diperlukan palang tambahan/ anyaman tali dan kain/tali rafia sebagai penopang berat tanaman.
Pengendalian Hama. Thrips (Thrips parvispinus Karny). Hama ini merupakan vektor penyakit virus mosaik dan virus keriting. Pada musim kemarau perkembangan hama sangat cepat, pada musim penghujan populasinya akan berkurang karena banyak thrips yang mati akibat tercuci oleh air hujan. Hama ini menyerang tanaman dengan menghisap cairan permukaan bawah daun (terutama daun-daun muda). Serangan ditandai dengan adanya bercak-bercak putih/keperak-perakan. Daun yang terserang berubah wama menjadi coklat tembaga, mengenting atau kenput dan akhimya mati. Pada serangan berat menyebabkan daun, tunas atau pucuk menggulung ke dalam dan muncul benjolan seperti tumor, pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil bahkan pucuk tanaman menjadi mati.
Pengendalian. Kultur Teknis. Penggunaan mulsa plastik yang dikombinasikan dengan tanaman perangkap (raisin). Cara ini cukup efektif untuk menunda serangan yang biasanya terjadi pada umur 14 han setelah tanam menjadi 41 han setelah
Panduan Mated Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian, 13
Departemen Pe►fanian
tanam. Penggunaan mulsa plastik juga dapat mencegah infeksi kutu daun dari luar pertanaman dan mencegah thrips mencapai tanah untuk berpupa, sehingga daur hidup thrips menjadi terputus. Sanitasi dan pemusnahan bagian tanaman yang terserang thrips. Membakar sisa-sisa jerami atau mulsa yang digunakan pada saat pertanaman. Fisik Mekanis. Penggunaan perangkap likat wama biru atau putih sebanyak 40 buah per ha atau 2 buah per 500 m2, dan dipasang sejak tanaman berumur 2 minggu. Perangkap likat dapat dibuat dan potongan paralon berdiameter 10 cm dan panjang ± 15 cm, kemudian di cat putih atau biru, digantungkan di atas tanaman cabal. Lem yang digunakan berupa lem kayu yang diencerkan atau vaselin, lam dipasang setiap seminggu sekali. Hayati. Pemanfaatan musuh alami yang potensial untuk mengendalikan hama thrips, antara lain predator kumbang CoccineNidae, tungau, predator larva Chrysopidae, kepik Anthocoridae dan patogen Entomophthora sp. Kimiawi. Pestisida digunakan apabila populasi hama atau kerusakan tanaman telah mencapai ambang pengendalian (serangan mencapai lebih atau sama dengan 15% per tanaman contoh) atau cara-cara pengendalian lainnya tidak dapat menekan populasi hama. Pengendalian secara kimiawi lainnya dapat menggunakan pestisida alami yang berasal dari gadung (Diascorea hispida). Lalat Buah (Bactorcera sp). Gejala serangan : Buah cabal yang terserang ditandai dengan adanya lubang titik hitam pada bagian pangkal buah, tempat serangga betina meletakkan telumya. Telur-telur diletakkan pada buah yang agak tersembunyi dan terhindar dan cahaya matahari langsung. Jika buah cabal dibelah, didalamnya terdapat larva lalat buah. Larva tersebut membuat saluran di dalam buah dengan memakan daging buah serta menghisap cairan buah dan menyebabkan terjadinya infeksi oleh OPT lain sehingga buah menjadi busuk dan gugur sebelum larva berubah menjadi pupa.
Serangan berat terjadi pada musim hujan, disebabkan oleh bekas tusukan ovipositor serangga betina terkontaminasi oleh cendawan sehingga buah yang terserang menjadi busuk dan jatuh ke tanah.
Pengendalian. Fisik Mekanis. Tanah dicangkul atau dibajak sehingga kepompong lalat buah yang ada di dalam tanah akan mati terkena sinar matahari. Mengumpulkan buah yang terserang kemudian dimusnahkan dengan cara di bakar. Hayati. Penggunaan perangkap dengan atraktan metil eugenol (ME) atau petrogenol sebanyak 1 ml/perangkap. Jumlah perangkap yang dibutuhkan 40 buah/Ha atau 2 buah per 500 m2. Perangkap dipasang pada scat tanaman berumur 2 minggu sampai akhir panen dan atraktan diganti setiap 2 minggu sekali. Pemanfaatan musuh alami yang potensial untuk mengendalikan
14 Panduan Maten Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian,
hama lalat buah, antara lain parasitoid larva dan pupa (Biosteres sp, Opius sp), predator semut, arachnidae (laba-laba), Staphylinidae (kumbang) dan Dermatera (Cecopet). Penggunaan varietas tahan serangan hama. Beberapa varietas yang agak tahan terhadap serangan hama lalat buah, yaitu Tombak 1, Tombak 2, Nenggala 1 dan Cemeti 1. IGmiawi. Pengendalian secara kimiawi dilakukan apabila cara-cara pengendalian lainnya tidak dapat menekan populasi hama, sehingga digunakan pestisida yang efektif, terdaftar dan sesuai anjuran.
Pengendalian Penyakit Tanaman. Beberapa penyakit penting yang menyerang tanaman cabai merah, adalah:Penyakit layu bakteri raistonia (Pseudomonas solanacearum). Gejala serangan : Tanaman yang terserang menunjukkan gejala layu pada pucuk daun kemudian menjalar ke bagian bawah daun sampai seluruh daun menjadi layu dan akhimya tanaman menjadi mati.
Jaringan pembuluh batang bagian bawah dan akar menjadi kecoklatan. Apabila batang dan akar yang terserang dipotong melintang dan dicelupkan ke dalam air jemih tampak mengeluarkan cairan keruh yang merupakan koloni bakteri.
Serangan pada buah menyebabkan wama buah cabal menjadi kekuningan dan busuk. Infeksi terjadi melalui lentisel dan akan cepat berkembang jika ada luka mekanis akibat gigitan hama dan faktor lainnya. Penyakit layu bakteri ini berkembang sangat cepat pada musim hujan. Pengendalian. Melakukan sanitasi dengan mengeradikasi tanaman yang terserang. dan sisa-sisa tanaman sakit dicabut dan dimusnahkan. Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan inang bagi bakteri Pseudomonas solanacearum. Pergiliran tanaman dengan padi sawah sangat membantu mengurangi populasi bakteri di dalam tanah. Memperbaiki aerasi tanah agar tidak terjadi genangan air dan kelembaban yang cukup tinggi, dengan membuat guludan setinggi 40- 50 cm.
Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum f sp). Gejala serangan Penyebaran penyakit layu ini dapat terjadi oleh angin berupa tanah terinfeksi atau terbawa melalui pengairan. Layu total dapat terjadi antara 2- 3 minggu setelah terinfeksi. Penyakit ini jarang terjadi pada tanah kering atau system perairan yang cukup baik. Gejala serangan pada bagian tanaman yang terserang adalah tanaman menjadi layu mulai dari bagian bawah dan anak tulang daun menjadi menguning. Apabila infeksi berkembang, tanaman menjadi layu dalam waktu 2 - 3 hari setelah infeksi. Wama janngan akar dan batang menjadi coklat Tempat terjadinya luka tertutup hifa berwama putih seperti kapas. Jika serangan terjadi pada saat pertumbuhan sudah maksimum, tanaman masih dapat menghasilkan buah. Bila serangan sudah mencapai batang, buah menjadi Panduan Materi Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian, 15
Departemen Pertanian
kecil dan gugur. Penyebaran penyakit melalui spora yang diterbangkan angin dan air. Tanaman inang lainnya adalah kacang panjang, kubis, ketimun dan bawang merah.
Pengendalian. Sanitasi dengan mengeradikasi tanaman yang terserang kemudian dicabut dan dimusnahkan. Memperbaiki pengairan untuk mencegah terjadinya genangan air dan kelembaban yang tinggi, dengan membuat guludan setinggi 40 - 50 cm. Menggunakan benih yang sehat. Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang dan memusnahkan gulma Cyperus sebagai inang "perfect stage" dari cendawan. Penyakit busuk buah antraknosa (Colletotrichum capsici, C. gloeosporioides dan Gloeosporium piperatum). Gejala serangan : Cendawan pada buah masuk ke dalam ruang biji dan menginfeksi biji, sehingga dapat menginfeksi persemaian yang tumbuh dan benih yang sakit. Cendawan dapat bertahan dalam sisa-sisa tanaman sakit.
Pada musim kemarau pada lahan yang berdrainase balk, perkembangan penyakit agak berkurang. Pericembangan lebih cepat pada buah yang lebih tua, sedangkan pada buah muda lebih cepat gugur akibat infeksi. Gejala serangan awal berupa bercak coklat kehitaman pada permukaan buah, kemudian menjadi busuk lunak. Bagian tengah buah tampak bercak kumpulan titik hitam yang merupakan kelompok seta dan konidium. Serangan berat menyebabkan seluruh buah keriput dan mengering. Wama kulit buah menyerupai jerami padi. Dalam kondisi cuaca panas dan lembab dapat mempercepat perkembangan penyakit.
Pengendalian. Pertakuan biji dengan cara merendam biji dalam air panas (55° C) selama 30 menit atau pertakuan dengan fungisida sistemik golongan Triazole dan Pynmidin (0.05-0.1%). Sanitasi rumput-rumput/gulma dan buah cabal yang terserang penyakit busuk buah dikumpulkan kemudian dimusnahkan.
Menanam benih yang bebas patogen pada lahan yang tidak terkontaminasi oleh patogen penaykit busuk buah antraknosa, balk di persemaian maupun di lapangan.
Menanam cabal varietas genjah untuk menghindari infeksi, yaitu usaha memperpendek penode ekspose tanaman terhadap sumber inokulum. Melakukan pergiliran tanam dengan tanaman yang bukan solanaceae
Panen. Di dataran rendah, tanaman cabal dapat dipanen pertama kali pada umur 70 - 75 hail setelah tanam, sedangkan waktu panen pertama di dataran tinggi biasanya lebih lambat yaitu mulai umur 4 - 5 bulan setelah tanam.
Pemanenan dilakukan 3-4 ha ri sekali atau paling lama 1 minggu, dipanen setelah buahnya sebagian berwama merah. Panen dilakukan terns menerus sampai 16 Panduan Maters Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian,
tanaman berumur 6 - 7 bulan (lebih kurang 20 kali panen), tergantung pada keadaan pertanamannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan cabal adalah :Tingkat kematangan cabai, sesuai dengtan tujuan penggunaan. Jumlah buah per pohon dan jumlah potion tanaman dalam areal pertanaman yang siap untuk dipanen. Hindan terjadinya luka dan patahnya cabang dan ranting. Pisahkan segera buah yang busuk untuk menghindan penularan mikroba ke buah yang sehat Hindarkan penutupan karung plastik.
Hash l panen segera dibawa ke tempat teduh
Penanganan Pasca Panen. Sortasi. Sortasi dilakukan untuk memisahkan buah yang sehat, normal dan balk serta dibersihkan dan i segala kotoran seperti sisa- sisa daun, ranting-ranting potion dan tanah. Penyimpanan : Pada umumnya cabal merah diperdagangkan dalam bentuk segar. Oleh sebab itu perlu pemahaman dan penguasaan teknologi penanganan pasca panen cabal merah segar, terutama penyimpanan dan pengemasan. Seperti sayuran lainnya, setelah dipanen cabal merah secara fisiologik masih melakukan proses kehidupan. Untuk mempertahankan proses hidup tersebut dapat dilakukan dengan Cara memperlambat laju respirasi yaitu dengan pendinginan atau penyimpanan atmosfer terkendali. Sampai saat ini pendinginan masih merupakan cars yang terbaik untuk penyimpanan cabal segar. Suhu optimal pendinginan tergantung pada varietas dan tingkat kematangan. Selain mengalami proses respirasi, cabal merah akan mengalami pelayuan akibat adanya proses transpirasi. Hal ini dapat diicegah dengan jalan menaikkan kelembaban udara, menurunkan suhu, mengurangi gerakan udara dengan menggunakan bungkus atau kemasan.
Pendinginan dimaksudkan bahwa mikro organisme tidak dapat berkembang dan sebagian besar perubahan biokimia dapat dicegah. Penyimpanan cabai merah yang telah dibed Na2S2O51 % tedebih dahulu sebelum disimpan pada suhu 5-10"C dan dikemas dengan polietilen (PE) beriubang dapat memberikan umur simpan 49 had. Pengemasan. Pengemasan adalah suatu proses perlakuan sebelum pemasaran dan dapat mencegah kerusakan. Pengemasan yang balk dapat mencegah kehilangan hasil, memelihara mutu dan penampakan agar tetap balk serta memegang peranan penting dalam pengawetan bahan. Kemasan yang ideal adalah bila mudah diangkat aman, ekonomis, mudah untuk menghitung jumlahnya dan dapat menjamin kebersihan. Kemasan yang digunakan pedagang saat ini adalah kemasan karung jala dengan kapasitas 90-100 kg. Kemasan ini sangat praktis dalam pembongkaran tetapi tidak dapat melindungi cabai dad kerusakan mekanis dan fisiologis terutama waktu ditimbun dalam alat
Panduan Materi &mbingan Peningkatan Usaha Pertanian, 17
Departemen Pertanian
angkut, Penggunaan kemasan cabal di Indonesia dewasa ini sudah banyak dilakukan, namun penggunaan kemasan dengan jenis dan desain yang balk belum begitu diperhatikan. Salah satu cara untuk mengurangi atau meniadakan kenaikan suhu, cabal merah hares dikemas dalam wadah berventilasi. Ada tiga kemasan yang bisa dijadikan pertimbangan, yaitu : Wadah keranjang bambu yang berukuran rusuk alas 40 cm, tinggi 44 cm, tinggi 44 cm dan diameter tutup 50 cm. Kemasan karton ukuran 35 x 40 x 50 cm, yang keenam sisinya beriubang dengan dengan diameter 1 cm, dan jarak antar titik-bttk pusat lubang 10 cm.
Karung plastik (wadah pupuk) berukuran (kapasitas) 25 kg. Pengangkutan. Ada tiga syarat yang hams dipenuhi dalam pengangkutan bahan makanan yang mudah rusak seperti cabal, yaitu : Penyimpanan barang-barang yang hams tepat dan cepat. Pengemasan dan kondisi pengangkutan yang tepat, untuk menjamin terjaganya mutu yang tinggi, harapan adanya keuntungan yang cukup dan i hasil yang diangkut.
Cabal Merah Segar selama pengangkutan dapat mengalami kerusakan mekanis, yang disebabkan oleh kontak dengan wadah ataupun antar masa cabai itu sendin. Selain itu, kerusakan fisiologis juga dapat terjadi karena adanya gangguan proses metabolisme dalam bahan.
5. TOMAT ( Lycopersicum Esculentum Mill)
Syarat Tumbuh. Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai daerah balk di dataran rendah maupun di dataran tinggi pada lahan sawah .atau lahan kering.
Namun demikian, tanaman ini akan tumbuh lebih balk di daerah kering dan sejuk di pegunungan dengan teknik budidaya yang tepat. Budidaya tomat dapat dilakukan dan ketinggian 0 - 1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >
750 mdpl, sesuai dengan jenis/vanetas yang diusahakan. Selama pertumbuhannya tanaman ini menghendaki temperatur slang hail 24 °C dan malam hail antara 15°C -20°C. Faktor temperatur mempengaruhi wama buah. Pada temperatur tinggi (diatas 32°C ) wama buah tomat cenderung kuning, sedangkan pada temperatur yang tidak tetap (tidak stabil) wama buah tidak merata. Temperatur ideal dan berpengaruh balk terhadap wama buah tomat berkisar antara 24°C 28°C. Cahaya meuupakan faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman tomat, karena penyerapan unsur ham oleh tanaman ini dipengaruhi oleh 18 Panduan Materi Bimbirgan Peningkatan t/saha Pertanian,
cahaya. Penyerapan unsur hara yang maksimum oleh tanaman tomat akan dicapai apabila pencahayaan beriangsung selama 12 sampai 14 jam per hail dengan pencahayaan minimum 8 jam/hail. Curah hujan antara 750 -1250 mmltahun, dengan irigasi yang balk. Air merupakan faktor pembatas yang sangat penting untuk mendapatkan hasil panen tomat yang optimal. Status air pada tanaman tergantung pada kombinasi pengaruh beberapa faktor yaitu tanah, atmosfir dan tanamannya sendiri. Konsumsi air pada tanaman tomat mengikuti kurva sigmoid. Pada tanaman muda kebutuhan air relatif sedikit, akan meningkat pada waktu tanaman berbunga, kemudian bertambah banyak dan mencapai maksimum pada waktu kematangan buah karena pada saat itu luas daunnya maksimum. Konsumsi air ini akan stabil selama pematangan buah dan sesudah itu mengalami penurunan. Tanaman tomat dapat tumbuh dan berproduksi balk pada berbagai jenis tanah, namun demikian, untuk tanaman tomat tumbuh optimal pada tanah yang subur, gembur, sedikit berpasir, kaya akan bahan organik dengan jenis tanah latosol, andosol dan alluvial serta keasaman tanah sekitar 5.5 - 6.5, berdrainase baik dan beraerasi baik. Aerasi yang baik akan meningkatkan oksigen di sekitar akar, sehingga produksi buah tomat akan meningkat sesuai dengan meningkatnya kadar oksigen di sekitar akar.
Oksigen di sekitar akar akan meningkatkan penyerapan unsur hara terutama fosfat, kalium dan besi oleh tanaman tomat.
Penyeapan Benih. Benih untuk budidaya tomat hendaknya diperoleh dari tanaman yang dipelihara dengan benih bermutu (dianjurlcan). Biji tomat untuk benih diambil dari buah yang sudah masak penuh dan sehat. Buah dibiarkan selama 3 hail sampai agak lunak. Kemudian biji dikeluarkan dari buah dan dibiarkan selama 3 hail sampai bagian lendir dan biji terpisah, setelah itu dicuci dengan air bersih, lalu dijemur sampai kadar aimya mencapai ± 10%. Biji seperti ini sudah siap untuk disimpan maupun langsung di semai sebagai benih bermutu. Bila bertanam tomat jenis hibrida, benihnya haruslah berasal dan i pertanaman khusus yang benihnya diproduksi secara hibridisasi. Benih yang digunakan adalah benih telah dikenngkan dan telah diseleksi sehingga berkualitas. Benih ini sangat cocok untuk tanaman yang produksinya untuk dipasarkan di toko-toko swalayan/supermarket. Benih yang dijual di toko juga dikemas dengan baik yaitu selain kemasan luar berupa plastik, didalamnya ada lapisan kemasan dari kertas aluminium dan di bagian belakang kemasan biasanya terdapat nomor seri yang menunjukkan keaslian benih. Selain nomor serf terdapat juga keterangan mengenai kualitas benih yang meliputi varletas, produksi, daya simpan benih dan
Panduan Maten Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian, 19
Departemen Pertanian
tertera tanggal, bulan serta tahun dilakukannya pengemasan. Untuk mendapatkan buah tomat bermutu, benih yang digunakan hams sehat dan dikemas baik dengan persyaratan sebagai berikut : Kadar air maksimum 10%.Kemumian 97%. Kotoran benih 3%. CVL 2% .Daya tumbuh 65%
Persemaian. Kebutuhan benih untuk 1 (satu) hektar adalah 150 gram. Benih yang akan ditanam dapat diperoleh dengan cara menyemai benih tomat di dalam persemaian atau dalam kantong pembibitan. Menyemai tomat di persemaian.
Tempat persemaian diben naungan atap plastik bening agar benih tidak rusak karena air hujan atau sinar matahan yang berlebihan. Atap dibuat menghadap ke arah timur agar tanarnan mendapat sinar matahaii cukup di p i trail. Media persemaian terdlii dari campuran tanah dan pupuk kandang stein dengan perbandingan 1:1. Setelah tempat persemaian siap, benih disebar merata diatas media persemaian kemudian ditutup, misalnya dengan daun pisang . Penyiraman dilakukan setiap hail dengan cara membuka daun penult te►iebih dahulu. Setelah kurang thh lima hail daun penutup dibuka, agar tanaman dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Tanaman dapat dipindah tanamkan ke kebun seteiah berumur tiga minggu setelah semai.
Menyemai Tomat di dalam Kantong-kantong Pembibitan/Polibag. Menyemai benih dalam polibag memiliki keuntungan, antara lain sewaktu bibit dipindah ke kebun tidak mengalami terhentinya pertumbuhan (stagnasi). Cam ini dianjurkan bila penanaman tomat dilakukan dengan sistem mulsa pistik hitam pera c (MPHP). Media persemaian berupa campuran tanah, pasir, dan pupuk kandanglkompos dengan perbandingan 1 : 1 : 1 , kemudian masukkan kedalam polibag. Setelah media siap, benih dimasukkan kedalam kantong pembibitan 1 benih per polibag, lalu diletakkan diatas bedengan yang sudah dibel naungan. Bibit dipelihara secara intensif sampai berdaun 3-4 helai. Khusus pada tomat hibrida yang umumya genjah dan pertumbuhannya relatif cepat, umur 3 minggu setelah semai sudah berdaun 3 - 4 helai dan sudah dapat dipindahkan ke kebun.
Penyiapan Lahan. Lahan yang akan ditanami tanaman tomat diusahakan bukan bekas tanaman sefamili seperti kentang, cabai atau terung. Pengolahan tanah pada umumnya diperlukan bila kepadatan, kekuatan agregat dan aerasi tanah tidak dapat mendukung penyediaan air dan perkembangan akar tanaman.
Pada tahap awal tanah dibersihkan dart rumput dan gulma serta sisa-sisa tanaman sebelumnya, kemudian tanah diolah sedalam 30 cm dengan menggunakan cangkul atau dibajak. Setelah diolah tanah dibiarkan sekitar 2 minggu untuk
20 Panduan Maten Bimbingan Peningkatan Usaha Portanian,
dikeringanginkan. Pengolahan kedua dilakukan sambil membentuk bedengan- bedengan dengan lebar 110 - 120 cm, tinggi 50 - 60 cm, dan jarak antar bedengan 50 - 60 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan panjang lahan yang dikehendaki. Pada musim hujan bedengan penu ditinggikan dan dibuat pant keliling agar air tidak tergenang dan dapat dialirkan keluar bedengan.
Bersamaan dengan pembuatan bedengan, ditambahkan pupuk kandang matang sebanyak 10 - 20 ton/ha yang dicampur dengan tanah secara merata.
Pemasangan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). Penggunaan MPHP dalam budidaya tomat telah banyak dilakukan dan dapat meningkatkan hasil tomat baik pada musim kemarau maupun pada musim hujan. Peningkatan hash ir~rj'acii karena ma dapat mempertahankan struktur tanah tetap gembur, memebhara kelembaban dan suhu tanah, mengtuar>gi kehilangan urn hara dan menekan pertumbuhan gulma. Cara pemasangan MPHP adalah sebagai benkut: Pemasangan MPHP dil~cukan pada saat ter~C matahari untuk memudahkan plastik mengembang dan mudah ditarlk. MPHP ditebarkan diatas bedengan, wama perak menghadap atas dan wama hilam menghadap tanah. Siapkan bilah percept bambu yang dibentuk menyerupai hunif U. Dua orang memegang kedua ujung MPHP di masing-masing ujung bedengan. Dua orang lainnya sating berhadapan di masing-masing sisi bedengan untuk memasarg MPHP.
Pinggir — pinggir MPHP ditarik kearah bawah hingga terasa, mengembang, kuatkan/tancapkan bambu penjepit di masing-masing sisi bedengan.
Pemasangan bertahap dan satu ujung bedengan hingga ujung benkutnya. Biarkan kurang lebih 3 (tiga) han.
Beberapa Keuntungan Penggunaan Mulsa Plastik. Mengurangi fluktuasi suhu tanah,Mengurangi evaporasi tanah, sehingga kelembaban tanah dapat dipertahankan, Mengurangi kerusakan (erosi) tanah karena air hujan, Menekan pertumbuhan gulma, mengurangi pencucian hara terutama Nitrogen dan meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah, Mengurangi serangan hama pengisap (Thnps, tungau dan kutu daun) dan penyakit tular tanah (rebah kecambah dan akar bengkak).
Pemasangan Turus/Lanjaran. Pemasangan turns dimaksudkan agar tanaman dapat tumbuh tegak, mengurangi kerusakan fisik tanaman, memperbaiki pertumbuhan daun dan tunas serta mempermudah penyemprotan pestisida dan pemupukan. Pemasangan turusllanjaran dilakukan seawal mungkin setinggi 100 cm - 200 cm. Turus dapat berbentuk segitiga atau tegak, tetapi yang paling baik
Panduan Maten Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian, 21
Departemen Pertanian
berbentuk tegak turns agar penyinaran matahan yang ditenma tanaman dapat merata. Setiap satu tanaman dipasangi 1 tunas, kemudian pada ketinggian 60 cm dan permukaan tanah, turns tersebut dihubungkan satu sama lain dengan bilah bambu atau bahan lain dengan arah melintang.
Penanaman. Pemilihan waktu tanam yang tepat sangat penting untuk budidaya tanaman tomat, karena tanaman ini sangat rentan terhadap keadaan lingkungan terutama temperatur, kelembaban, intensitas cahaya, air irigasi dan drainase. Curah hujan yang tinggi dan temperatur tinggi dapat menyebabkan terhambatnya pembuahan dan meningkatkan serangan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum sehingga hash l buahnya menjadi rendah. Dengan demikian pemilihan waktu tanam harus benar-benar diperhatikan, supaya hasilnya bisa seperti yang diharapkan.
Waktu tanam yang tepat adalah pada akhir musim hujan atau sekitar 2 bulan sebelum musim hujan berakhir dengan tujuan agar waktu berbuah jatuh pada musim kemarau. Benih tomat slap pindah tanam dan i persemaian ke kebun adalah setelah berdaun 3 - 4 helai atau telah berumur t 1 bulan. Sehari sebelum tanam atau bersamaan dengan waktu tanam dilakukan pemupukan dasar dengan pupuk buatan. Tanaman tomat dapat ditanam secara monokultur atau tumpang sari dengan kubis, petsai dan cabe. Secara monokultur tanaman tomat dapat dirotasikan dengan kubis, kacang-kacangan atau sayuran lainnya.
Pemangkasan. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil buah tomat adalah dengan cara pemangkasan. Pemangkasan cabang dengan meringgalkan satu cabang utama per tanaman aka, menghasilkan buah tomat dengan diameter yang lebih besar dibandingkan dengan tanpa pemangkasan. Jumlah cabang yang hangs dipertahankan per tanaman tergantung pada kultivar yang ditanam.
Penyiraman (Pengairan). Pemberian air yang memadai selama pertumbuhan tanaman sangat penting karma dapat mempengaruhi kualitas (sifat sifat fisik buah) yang dihasilkan.
Sifat sifat fisik buah tomat merupakan salah satu aspek mutu yang sangat penting diperhatikan karena itu akan mempengaruhi kualitas benih tomat yang dipasarkan. Taraf kecukupan air pada tanaman adalah kunci utama dalam memperoleh ukuran buah, bobot buah, tekstur kulit buah, perbandingan zat padat dengan volume juice yang baik bagi tanaman. Tanaman tomat memeriukan air dalam jumlah yang banyak untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Semakin sering frekuensi pemberian air semakin balk pula sifat fisik buah tomat yang
22 Panduan Materi Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian,
dihasilkan. Dengan demikian penyiraman diperlukan secara rutin terutama pada face awal pertumbuhan. Sedangkan untuk penyiraman selanjutnya tergantung cuaca, tetapi yang terpenting tanah jangan sampai kekenngan.
Pemupukan. Pertumbuhan tanaman yang balk dan berproduksi tinggi dapat dicapai dengan pemeliharaan yang balk. Salah satu cara pemeliharaan yang harus diperhatikan adalah pemupukan. Tanaman tomat memerlukan unsur hara makro N,P,K,Ca dan Mg serta unsur hara mikro Zn dan B.
Dosis dan waktu pemberian pupuk pada tanaman tomat dapat dilihat pada tabel berikut:
label : Dosis dan Waktu Pemberian Pupuk:
Jenis Pupuk Jumlah Waktu Pemberian
Dasar Susulan I (14HST) Susulan It (30HST) Kandang Urea
SP36 IQl
20 ton 150 kg 100 kg 50 kg
20 ton - 100 kg
50 kg
- 75 kg
- -
- 75 kg
- - Hama Penting Tanaman Tomat .Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn). Gejala serangan. Gejala yang khas ditandai dengan terpotongnya tanaman pada pangkal batang, sehingga tanaman mati muda. Ulat-ulat ini bersembunyi di dalam tanah dan keluar pada malam hari. Pengendalian. Mengumpulkan dan memusnahkan ulat-ulat yang ada. Menjaga kebersihan kebun. Pengendafan dengan musuh alami, parasitad Agrotis ipsilon antara lain Apanteles ruticrus dan Tritaxys braueri. Menggunakan insektisiida yang dianjurkan dengan sistem PHI. Ulat Buah Tomat (Helicoverpa armigera Hubn):
Gejala serangan: Ulat melubangi buah tornat Buah tomat yang terserang busuk dan jatuh ke tanah, kadang-kadang larva juga menyerang pupuk tanaman dan melubangi cabang-cabang tomatPengendalian. Mekanis yaltu dengan membuang dan memusnahkan ulat-ulat tersebut Kulturteknis yaitu dengan menjaga kebersihan lingkungan kebun dan sisa-sisa tanaman dan rerumputan tempat persembunyian hama.
Pengaturan waktu tanam. Menggunakan iisektisida yang diaryurkan dengan sisttem PHT.
Kutu Kebul (Bemisia tabaci Genn.) Gejala serangan. Nimfa dan serangga dewasa
Panduan Materi Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian, 23
Departemen Pertanian
mengisap cairan sel pada daun, merusak sel dan jaringan daun dengan gejala berupa bercak nekrotik. Dalam keadaan populasi tinggi serangan kutu kebul dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Embun madu yang dikeluarkan dapat menimbulkan serangan jamur embun jelaga yang berwama hitam. Kutu kebul merupakan vector penting virus TLCV (tomato leaf cud virus) pada tanaman tomat.Pengendalian. Rotasi tanaman dengan tanaman yang familinya berbeda. Musuh alami parasitoid Encarsia sp dan predator Scymnus sp, Menochillus sp, Amblyseius sp. Menggunakan insektisida yang dianjurkan dengan sistemPHT. Ulat Grayak.Gejala serangan. Penyakit ini disebakan oleh Spodoptera litura F Gejala serangan pada daun oleh larva instar satu dan dua, berupa bercak — bercak putih menerawang, karena epidermis daun bagian atas ditinggalkan. Serangan oleh larva dewasa menyebabkan daun bedubang-lubang.
Gejala serangan pada buah ditandai dengan timbulnya lubang tidak beraturan pada buah tomat. Pengendalian. Musuh alami, parasitoid yaitu Telenomus spodopterae Dodd (Sceliomidae),Micropitissimiles(Eulopidae),Peribaeasp (Tachinidae) Menggunakan insektisida yang dianjurkan dengan sistem PHT.
Penyakit Penting Tanaman Tomat. Penyakit Rebah Kecambah. Penyakit ini disebabkan oleh Rhizoctonia solani Kuhn. Gejala serangan. Tanaman tomat yang terserang menjadi rebah. Penyakit ini sering terjadi pada saat tanaman dl persemaian.
Pangkal batang tanaman atau kecamba i tomat menjadi luka sehingga batang patah, tanaman menjadi kerdil dan layu kemudian matt. Batang bagian bawah dan atas tanah menjadi busuk dan berwama coklat kehitam-hitaman. Pengendalian. Perendaman biji tomat sebelum tanam. Penggunaan fungisida sistemik seperti Oxadicyl (0.5 -1 g/1) dengan cara penyiraman pada bedengan di persemaian sebelum bibit diseebar.
Fumigasi pada tanah persemaian dengan metam sodium(300 1/ha) 2 minggu sebelum bibit disebar. Sanitasi tanah persemaian dengan cara distenikan.
Menggunakan insektisida yang dianjurkan dengan sistem PHT.Penyakit Bercak Daun Septoria. Gejala serangan. Tanaman tomat yang terserang menunjukkan gejala bercak-bercak sirkuler (lingkaran) pada daun-daun, batang dan petiol. Bercak biasanya berwarna keabu-abuan dan dikelilingi warna hitam walaupun kadang-kadang bercak berwarna hitam secara menyeluruh yang merupakan badan buah dan dapat dilihat dengan kaca pembesar. Penyakit ini dapat merusak permukaan daun (jaringan daun tanaman) dan kualitas buah. Pengendalian. Rotasi tanaman dengan tanaman famili yang berbeda. Sanitasi lapangan dengan cara memusnahkan bagian
24 Panduan Materi Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian,
tanaman inang dan gulma. Penggunaan bibit dan benih yang bebas dan patogen. Menggunakan fungisida yang dianjurkan dengan sistem PHI
6. KAKAO
Tanah. Tanaman kakao dapat tumbuh pada hampir semua type tanah, kecuali pada tanah lempung keras sexing terendam air laut. Kemiringan tanah dan 45%.
Tanah alluvial, gramosol maupun margel sama baiknya untuk pertumbuhan tanaman kakao. Ph tanah 6,0 — 7,0. Iklim. Tanaman kakao menghendaki tempat yang lembab dan pans. Suhu udara maksimum 30 — 32 "C dan minimum 18 — 12 " C. Curah hujan 1.500 sampai 2.500 m m/tahun ( 60 m m/bulan ). Tinggi tempat 0-600 m Dpi.
Teknih Penanaman Kakao. Penebangan pohon, lalu dibersihkan pohon, ranting, setelah bersih dilakukan pengajiran dengan jarak tanam 3 x 3 m.
Pembuatan lubang tanam berukuran 40 x 40 x 40 cm dan di buat 2 bulan sebelum tanam. Penanaman naungant bertujuan untuk melindungi tanaman kakao dari berbagai keadaan yang kurang menguntungkan.Penanaman naungan dilakukan 6 — 12 bulan sebelum penanaman kakao. Jenis jenis tanaman naungan yang dianjurkan : Naungan sementara : Flemingia Congesta
& Leucana glauca 4 x 6 m: Naungan tetap: dadap (Erythnna Sp), Gliricidia, leucaena Sp, Albazia : Pada jarak tanam kakao 3 x 3 m, naungan tetap di banding tanaman kakao adalah 1 : 1.
Penanaman. Bibit yang ditanam biasanya berumur 3 — 5 bulan atau tinggi 20 — 40 cm, waktu penanaman pada awal musim hujan. Kebutuhan bibit 1 ha 1.300 batang, untuk tanam 1.100 batang dan sulaman 200 batang. Lubang tanam di pupuk 100 gr phospat per lubang. Bibit di letakkan ditengah-tengah lubang tanaman polybag dibuka ha6-hati, lubang galian ditutup dengan tanah bagian atas dan bagian bawah lalu dipadatkan dan diratakan.
Pemeliharaan Tanaman. Penyiangan dan Pendangiran. Jenis gulma Ageratum Sp, Enpatorium Sp, Paspalum Conjugatum. Pengendalian : secara manual dikorek dengan cangkul. Secara Kimia : Paracol atau Paraquat 1,5-2 I per ha (500 — 600 liter air/ha) atau campuran paraquat + Diuron 2 kg/ha.
Panduan Maten Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian, 25
Departemen Pertanian
Pemupukan Tanaman. Pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dilakukan berdasarkan umur tanaman. Pemupukan diberikan 1 tahun 2 kali pada permulaan musim hujan dan akhir musim hujan. Untuk daerah lain penentuan dosis pemupukan perlu dilakukan analisa tanah dan daun. Pada tanaman menghasilkan (TM). Tujuan untuk menambah hara didalam tanah, pada areal tanaman menghasilkan dosis pemupukan didasarkan pada hash l analisa daun, produksi diperoleh dan kondisi tanaman kakao. Cara Pemupukan. Pupuk disebarkan secara melingkar pada tanaman sebatas tajuk sedalam 10 cm.
Tabel : Dosis PUDuk Tanaman kakao
Umur Satuan Jenis Pupuk
Urea TSP KCL Keiserit
0 —1 th Gr/pohonith 15 15 10 10
1— 2 th Gr/pohonith 25 25 20 20
2 — 3 th Grlpohonith 45 45 35 35
3-4 th Gr/pohonith 90 90 70 40
>4 th Gr/pohonith 110 110 85 60
Sumber: Puslit Kakao Jember
Pengendalian Hama Penyakit. Budidaya tanaman kakao temyata tidak teriepas dan i gangguan hama dan penyakitnya. Saat ini yang dianggap hama penting kakao adalah Helopeltis Sp dan Acrocercops Cramerella, sedangkan penyakitnya adalah Pythoppthora palmiphora dan Conticium salmonicolor. Jasad pengganggu ini dapat menimbulkan kerugian yang besar bila tidak diperhatikan pengendaliannya. Pengendalian hama jasad pengganggu menggunakan prinsip pengendalian hama terpadu (PHI) yang merupakan perpaduan cam pengendalian mekanik, fisik, biologi dan kimia. Penggunaan pestisida dalam pengendalian OPT merupakan altematif terakhir.
Pengendalian Hama. Pengendalian hama pengisap buah Helopeltis Sp dilakukan secara kimiawi dengan pestisida antara lain :Pention 500 gr/liter (dosis aplikasi 1,2 liter/ha), Monokrotopos 600 grlliter (dosis aplikasi 300 cc/ha), Dokrotopas 240 grlliter (dosis aplikasi 1,2 liter/ha) dan Acefat 75 % (dosis aplikasi 120 gr/ha). Pengendalian pengisap buah Acrocercops Cranerella
26 Panduan Maten Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian,
terutama dilakukan dengan penyarungan buah kakao dengan plastik yang diikuti dengan pemangkasan, sanitasi lingkungan dan pemupukan.
Pengendalian Penyakit. Penyakit busuk buah phytopthora palmipora dikendalikan secara kimiawi menggunakan pestisida berbahan aktif manzeb 80
%, Tembaga oksiplorida 50 % Cu dengan dosis aplikasi 1,8 — 2,6 kg/ha, sedangkan jamur upas Cortisius salmonicolor dikendalikan dengan pestisida berbahan aktif Tridemoaf 19 gr/liter.
Panen dan Pasca Panen Kakao.Tanaman kakao pada umur 2 (dua) tahun setelah tanam sudah mulai panen dan pads umur + 7 (tujuh) tahun mulai mencapai puncak produksi puncak. Pemetikan terhadap buah kakao muda atau lewat masak akan menurunkan kualitas biji. Pemetikan buah muda menyebabkan biji menjadi putih, gepeng dan kosong sedang pemetikan buah lewat masak menyebabkan percepatan perkecembahan biji pada saat penyimpanan, dengan demikian akan dihasilkan biji yang berkualitas (mutu) yang rendah.
Cara Panen Kakao. Potong tangkai buah yang sudah matang/masak dekat bantalan buah dengan menggunakan pisau atau sabit yang tajam. Untuk tanaman yang tinggi agar menggunakan sabit berjolok. Pohon jangan dipanjat karena dapat merusak cabang dan ranting pohon.Pemetikan buah dilakukan tiap 7 — 14 hari.Buah kakao yang terserang hama penyakit dan bush yang busuk periu di buang dengan cara membenamkannya ke dalam tanah.
Pemisahan Buah Kakao. Pecah buah dengan pemukul kayu/pentungan dan ambil bijinya, pemecahan buah kakao tidak boleh menggunakan alat dan logam dan berkarat. Pisahkan biji yang cacat dan biji yang baik. Biji yang cacat, kosong, terserang hama/penyakit dan biji yang sudah tumbuh dan rusak langsung dibuang.
Fermentasi Biji Kakao. Tujuan fermentasi biji kakao adalah memudahkan untuk melepas zat lendir dan permukaan kulit biji dan menghasilkan biji dengan mutu dan aroma yang baik, selain itu menghasilkan biji yang tahan terhadap hama dan jamur. Selama penyimpanan dan menghasilkan biji dengan wama yang cerah dan bersih. Cara fermentasi. Tumpuk biji kakao basah kedalam kotak
Panduan Mated Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian, 27
Departemen Pertanian
yang dibuat dan lembaran papan kayu kemudian ditutup dengan daun pisang atau karung goni. Tebal lapisan bibji tidak melebihi 40 cm. Pembahkan biji dilakukan 1 (satu) kali setelah 18 jam (+ 2 han ) difermentasi. Pengadukan yang terlalu sexing menyebabkan biji berwama hitam dan menurunkan mutu. Cara pencucian biji kakao. Tujuan perendaman dan pencucian adalah menghentikan proses fermentasi dan memperbaiki kenampakan biji. Perendaman biji kakao + 3 jam sedang pencuciannya dapat dilakukan manual dengan Langan.
Pengeringan biji kakao. Jemur biji kakao yang telah difermentasi dan dicuci dengan menggunakan balai-balai bambu setinggi 1 (satu) meter dan tanah atau diatas tikar/lantai jemur.Tinggi tumpukan tidak lebih dan 3 (tiga) lapisan biji.
Sortasi dan penyimpanan biji kakao. Sortasi bertujuan memisahkan biji kakao dan kotoran yang tenkat dan memisahkan biji berdasarkan fisik dan ukuran biji.
Biji disimpan tidak lebih dan 3 (tiga) bulan. Biji kenng berkadar air 6 — 7 % di kemas dalam wadah yang bersih, kuat, biasanya digunakan karung goni yang baru.Ruang simpan tidak lembab, bersih dan antara lantai dengan tumpukan biji diben jarak + 10 cm.
7. LADA
Cara Penanaman. Penyiapan Lahan & Pengolahan Tanah : Lahan Bervegetasi Alang-Alang. Cara mekanisasi diikuti cara manual. Pohon-pohon kecil (diameter kurang 10 cm) ditebang dan tunggulnya dibongkar. Selanjutnya dibajak dengan traktor/dicangkul sebanyak 3 kali dengan tenggang waktu 1 bulan. Setelah pembajakan ke 3, lahan didiamkan selama 2 minggu, kemudian digaru 1 kali. Pembajakan diusahakan merata. Cara ini dilakukan pada iahan yang permukaannya datar (0 — 15 %). Lapisan oleh tanah masih cukup tebal (lebih 10 cm) pada permukaan dan dalam tanah tidak berbeda. Cara kimiawi.
Cara ini dikerjakan bila perlu, juga sebagai persiapan sebelum cara mekanis dikerjakan. Sebelumnya terlebih dahulu dikerjakan secara manual. Lahan bervegetatif hutan sekunder. Cara manual, digunakan untuk daerah : Tenaga kerjanya murah. Keminngan tanahnya mendekati kemiringan 30 %, sehingga pengolahan secara mekanis tidak menguntungkan. Waktu yang tersedia sejak pembukaan lahan sampai mulai penanaman masih cukup lama, yaitu pada musim kemarau atau waktu iklim relatif keying.
28 Panduan Materi Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian,
Urutan Pekerjaan. Tebas pohon-pohon kecil (diameter kurang dan 10 cm) dibongkar tunggulnya. Tebang pohon-pohon (diameter lebih 10 cm) dan potonglah pohon-pohon besar dengan gegaji Chain Saw. Batang-batang besar kumpulkan pada tempat-tempat rendah. Bakar ranting cabang dan bagian tenaman lainnya. Kurnpulkan sisa-sisa tanaman yang belum terbakar dan bakar kembali.
Pembuatan Lobang Tanam. Dibuat lobang tanam pada satu ajir dengan arah dan jarak yang sama (arah barat — timur dengan jarak 5 — 10 cm dan ajir), dengan ukuran 80 x 60 x 60 cm. Tanahnya digali dan dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu tanah bagian atas sebelah kin lobang
(A)
dan tanah bagian bawah sebelah kanan lobang (B). Lobang tanam dibiarkan terbuka satu bulan atau lebih. lobang yang akan ditutup diisi dengan tanah bagian atas (A) yang sebelumnya telah dicampur dengan pupuk organik, pupuk kandang dan topsoil disekitamya. Jarak tanam lada untuk tiang panjat matt adalah 2 x 2 m, sedangkan untuk tiang panjat hidup 2 x 2,5 m.Tiang/pohon Penegak. Penegak Hidup. Biasa digunakan adalah pohon dadap licin/minyak, dadap dun, kapuk dan gamal. Penegak hams ditanam + 1 tahun sebelum penanaman lada. Penegak mati. Biasanya digunakan adalah kayu belian/kayu besi/kayu ulin serta tiang beton yang permukaannya kasar. hang kayu dapat ditanam bersamaan atau setelah tanaman berumur 1 tahun yaitu setelah pemangkasan pertama. Panjang penegak mati 3 — 5 m dengan diameter + 8 cm.
Penanaman. Stek yang berasal dan pembibitan polybag, kantong plastiknya disobek perlahan-lahan lalu dibuang. Dua han sebelum bibit diangkut ke lokasi pertanaman teriebih dahulu dilakukan penyiraman untuk mencegah penyuapan air secara langsung dan daun-daun. Tunas dipanjatkan pada pohon tiang penegag dengan mengikatnya.
Pemeliharaan. Naungan Sementara. Tanaman lada yang baru ditanam perlu dinaungi dan deraan tenknya matahan. Untuk itu dugunakan naungan sementara yang terbuat dan alang-alang ataupun Pakis Andam (resam).
Naungan sementara ini diperlukan selama 3 —4 bulan tergantung pada pertumbuhan tanaman dan keadaan iklim. Penyiraman. Tergantung pada keadan iklim, kalu keadaan tenalu kenng yaitu 5 han tidak turun hujan sama
Panduan Maten Bimbingan Peningkatan Usaha Pertanian, 29