• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Serangan Hama Kepik Hijau (Nezara viridula L.) (Hemiptera: Pentatomidae) dan Hama Kepik Coklat (Riptortus linearis L.) (Hemiptera: Alydidae) pada Tanaman Kedelai di Rumah Kassa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Potensi Serangan Hama Kepik Hijau (Nezara viridula L.) (Hemiptera: Pentatomidae) dan Hama Kepik Coklat (Riptortus linearis L.) (Hemiptera: Alydidae) pada Tanaman Kedelai di Rumah Kassa"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merr.)

Adapun sistematika kedelai menurut Irwan (2006) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Polypetales

Family : Leguminoseae

Genus : Glycine

Species : Glycine max (L) Merill.

Akar kedelai mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar

mesofil. Calon akar tersebut kemudian tumbuh dengan cepat ke dalam tanah,

sedangkan kotiledon yang terdiri dari dua keeping akan terangkat ke permukaan

tanah akibat pertumbuhan yang cepat dari hipokotil. Sistem perakaran kedelai ada

dua macam yaitu akar tunggang dan akar sekunder (serabut) yang tumbuh dari

akar tunggang. Selain itu kedelai juga seringkali membentuk akar adventif yang

tumbuh dari bagian bawah hipokotil. Pada umumnya akar adventif terjadi karena

cekaman tertentu, misalnya kadar air tanah yang terlalu tinggi (Irwan, 2006).

Kedelai merupakan tanaman semusim, berupa semak rendah dan tumbuh

tegak. Tinggi tanaman berkisar antara 30 cm – 100 cm. Batangnya beruas-ruas

dengan 3-6 cabang. Tipe pertumbuhan tanaman kedelai dibedakan menjadi 2

(2)

determinate adalah pertumbuhan tanaman yang ujung batangnya berakhir dengan

rangkaian bunga dan batang atau cabang tumbuhnya tidak melilit. Sedangkan

yang dimaksud dengan tipe indeterminate adalah tipe pertumbuhan tanaman yang

batangnya tidak diakhiri dengan rangkaian bunga sedangkan ujung batangnya

melilit (Sutrisno, 2012).

Umumnya bentuk daun kedelai ada dua yaitu bulat (oval) dan lancip

(lancaolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh factor genetic. Bentuk

daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi produksi

biji. Umunya daun mempunyai bulu dengan warna cerah dan jumlahnya

bervariasi (Irwan, 2006).

Bunga kedelai menyerupai kupu-kupu.Tangkai bunga umumnya tumbuh

dari ketiak tangkai daun yang diberinama rasim. Jumlah bunga pada setiap ketiak

tangkai daun sangatberagam, antara 2 – 25 bunga, tergantung kondisi lingkungan

tumbuh danvarietas kedelai. Bunga pertama yang terbentuk umumnya pada buku

kelima, keenam, atau pada buku yang lebih tinggi.Pembentukan bunga juga

dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban.Pada suhu tinggi dan kelembaban rendah,

jumlah sinar matahari yangjatuh pada ketiak tangkai daun lebih banyak. Hal ini

akan merangsang pembentukan bunga (Irwan, 2006).

Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung

jaringan endosperm, embrio terletak di antara keeping biji. Warna kulit biji hijau,

kuning atau cokelat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada

dinding buah, berwarna cokelat tua, kuning, putih atau hitam. Bentuk biji kedelai

pada umumnya bulat lonjong, tetapi ada yang bundar atau bulat agak pipih. Besar

(3)

Syarat Tumbuh Iklim

Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang kedelai antara 800-1.300

mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan rontok dan bunga tidak

terserbuki oleh lebah. Selain itu, hujan yang terus-menerus akan meningkatkan

kelembaban di sekitar pertanaman kacang kedelai (Irwan, 2006).

Suhu udara bagi tanaman kacang kedelai tidak terlalu sulit, karena suhu

udara minimal bagi tumbuhnya kacang kedelai sekitar 28-320C. Bila suhunya di

bawah 100C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, bahkan jadi

kerdil dikarenakan pertumbuhan bunga yang kurang sempurna. Kelembaban

udara untuk tanaman kacang kedelai berkisar antara 65-75%. Adanya curah hujan

yang tinggi akan meningkatkan kelembaban terlalu tinggi di sekitar pertanaman

(Sutrisno, 2012).

Penyinaran sinar matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman

kacang tanah, terutama kesuburan daun dan perkembangan besar kacang untuk

pembentukan bunga dan buah (Irwan, 2006).

Media Tanam

Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang kedelai adalah jenis tanah

yang gembur dan bertekstur ringan dan subur. Ketinggian tempat yang baik dan

ideal untuk tanaman kacng kedelai adalah pada ketinggian antara 500 mdpl. Jenis

kacang kedelai tertentu dapat ditanam pada ketinggian tertentu untuk dapat

(4)

Derajat keasaman tanah yang sesuai untuk budidaya tanaman kacang

kedelai adalah antara 6,0-6,5. Kekurangan air akan mengakibatkan tanaman kurus,

kerdil, layu dan akhirnya mati. Air yang diperlukan tanaman berasal dari mata air

atau sumber air yang ada di sekitar pertanaman. Tanah yang berdrainase dan

beraerasi baik atau lahan yang tidak terlalu becek dan tidak terlalu kering, baik

bagi pertumbuhan kacang kedelai (Sutrisno, 2012).

Biologi Kepik hijau (N. viridula) Biologi Hama

Adapun klasifikasi dari hama kepik hijau N. viridula adalah sebagai

berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Hemiptera

Family : Pentatomidae

Genus : Nezara

Species : Nezara viridula L.

( Magenta, 2010).

Telur

Kepik betina mampu bertelur hingga 250 butir. telur berbentuk seperti

cangkit dan berwarna kuning. telur diletakan berkelompok 10-50 butir pada

permukaan bawah daun. telur yang terserang parasit berubah menjadi hitam,

sedangkan telur yang akan menetas berwarna merah bata, dan telur yang steril

(5)

mengalami lima kali pergantian kulit stadiumnya berlangsung selama 23 hari

(Departemen Perlindungan Tanaman, 2008)

Gambar 1. Telur N. viridula Sumber : Foto langsung

Nimfa

Nimfa muda yang baru keluar dari telur hidup bergerombol di dekat

tempat peletakan telur. Terdapat variasi warna pada nimfa sesuai dengan

perkembangan instar. Instar pertama berwarna coklat muda, instar kedua hitam

dengan bintik putih, instar ketiga, keempat dan kelima hijau dengan bintik hitam

dan putih. Nimfa biasanya hidup bergerombol sampa instar ketiga, sedangkan

mulai instar keempat mereka akan berpencar dan hidup sendiri-sendiri. Nimfa

instar pertama tidak makan. Stadium nimfa berlangsng sekitar 23 hari

(Harahap, 1994).

Gambar 2. (a) Nimfa; (b) Imago N. viridula Sumber : Foto Langsung

(6)

Imago

Kepik hijau pada stadium imago berwarna hijau polos, hijau dengan

kepala dan pronotum berwarna jingga atau kuning keemasan, kuning kehijauan

dengan tiga bintik hijau, dan kuning polos. Umur imago berkisar antara 5-47 hari

(Rukmana dan Sugandi, 1997).

Gejala Serangan

Bagian tanaman yang diserang kepik hijau adalah polong. Tingkat

serangan juga sulit diestimasi karena bersamaan dengan penghisap polong

lainnya. Imago menghisap cairan polong dan biji kedelai. Akibat serangannya

dapat menurunnkan, baik kualitas maupun kuantitas produksi serta menurunkan

daya kecambah (Saranga et al, 2013).

Gejala serangan kepik hijau berupa bintik-bintik cokelat, baik pada kulit

polong bagian dalam maupun pada biji kedele. serangan berat akan mudah dilihat

dengan mata telanjang, namun untukn mengamati serangan ringan diperlukan

bantuan mikroskop. kerusakan pada kulit polong maupun biji sering kali

merupakan akibat kontaminasi serangan jamur yang terbawa sewaktu serangga

menghisap cairan biji. Serangan hama ini menyebabkan biji dan polong kempis,

polong gugur, biji menjadi busuk, berwarna hitam,kulit biji keriput dan

adanya bercak-bercak coklat pada kulit biji. Periode kritis tanaman

terhadap serangan kepik hijau adalah stadia pengisian biji

(Departemen Perlindungan Tanaman, 2008).

Kerusakan pada polong akibat serangan kepik hijau beragam tergantung

pada perkembangan polong tersebut. Serangan pada polong-polong muda

(7)

menyebabkab biji menghitam. Serangan pada polong-polong tua hanya

menyebabkn terbentuknya bintik-bintik kecil atau kulit biji menjadi keriput

(Harahap, 1994).

Biologi Kepik Coklat (Riptortus linearis L.) Biologi Hama

Adapun klasifikasi kepik coklat menurut Wahyu (2010) adalah:

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Hemiptera

Famili : Coreoidea

Genus : Riptortus

Spesies : Riptortus linearis L.

Telur

Telur R. linearis diletakkan secara berkelompok pada permukaan bawah daun dan polong dengan jumlah 3–5 butir. Bentuk telur bulat dengan bagian

tengahnya agak cekung. Telur yang baru diletakkan berwarna biru keabu-abuan,

kemudian berubah menjadi coklat suram. Diameter telur 1,20 mm, dan stadia telur

(8)

Gambar 3. Telur R. linearis Sumber : http://balitbang.com

Telur R. linearis berbentuk bulat dengan bagian tengahnya agak melekuk ke dalam. Diameter telur 1,0-1,2 mm. Peletakan telur terjadi pada pagi, siang

ataupun sore hari. Telur yang baru diletakkan berwarna biru keabua-abuan,

kemudian berubah menjadi coklat kegelapan. Telur diletakkan secara

berkelompok atau satu-satu. Seekor betina dapat meletakkan telur 1-17 butir

sehari pada kacang panjang, 1-6 butir pada kacang merah dan pada kacang kedelai

1-14 butir sehari (Purwono, 1985).

Nimfa

Nimfa berlangsung 19 hari, terdiri atas lima instar. Nimfa muda

(instar I-III) mirip semut. Nimfa instar I berwarna kemerah-merahan hingga coklat

kekuning-kuningan, umurnya 1-3 hari dan panjang badannya 2,6 mm. Nimfa

instar II berwarna coklat kekuning-kuningan hingga coklat tua, umurnya 2-4 hari

dan panjang badannya 3,4 mm. Nimfa instar III berwarna kemerah-merahan

hingga coklat, umurnya 2-6 hari dan panjang badannya 6,0 mm. Nimfa instar IV

berwarna kemerah-merahan hingga hitam agak abu-abu, umurnya 5-8 hari dan

(9)

Imago

Imago kepik coklat memiliki bentuk seperti walang sangit dengan ciri

khas, yakni adanya duri-duri (spiny) pada paha belakang dan garis

putih-kekuningan pada bagian lateral dari tubuhnya. Panjang tubuh imago betina 13-14

mm dan imago jantan 11-13 mm. Abdomen imago betina membesar dan

menggembung, sedangkan abdomen imago jantan meramping (Arifin et al, 2010).

Gambar 4. Imago R. linearis Sumber : Foto Langsung

Jika sudah berisi telur, serangga betina memiliki abdomen yang membesar

dan menggembung pada bagian tengah, sedangkan abdomen jantan lurus ke

belakang. Rata-rata lama stadium imago adalah 29,3 ± 13,75 hari. Lama

perkembangan R. linearis dari telur hingga imago membutuhkan waktu 64,48 hari

(Mawan dan Amalia, 2011).

Gejala Serangan

Kepik coklat Riptortus linearis (L.) (Hemiptera: Alydidae) merupakan

salah satu serangga hama kehilangan hasil, bahkan dapat menggagalkan panen

pada kedelai. Hama ini menyerang polong muda dan tua sehingga polong dan biji

berlubang. Serangan pengisap polong pada biji menyebabkan daya tumbuh biji

berkurang (Tengkano et al, 1992).

Imago dan nimfa merusak polong dan biji. Caranya dengan menusukkan

(10)

tersebut. Serangan pada polong muda menyebabkan biji mengerut dan

menyebabkan polong gugur. Serangan pada fase pembentukan dan pertumbuhan

polong menyebabkan biji dan polong kempis kemudian mengering. Serangan

pada fase pengisian biji menyebabkan biji hitam dan busuk, dan serangan pada

polong tua dan biji-bijian telah mengisi penuh menyebabkan kualitas biji turun

oleh adanya bintik-bintik hitam pada biji atau kulit biji menjadi keriput

(Arifin et al, 2010).

Jumlah polong hampa kedelai terbentuk umumnya akibat dari serangan

hama pengisap maupun penggerek polong, selain faktor fisiologis dari tanaman

itu sendiri karena pengaruh cekaman abiotik. Polong hampa yang disebabkan oleh

pengisap ditandai dengan polong yang mengempis karena biji tidak terbentuk atau

mengeriput akibat semua isi biji yang ada di dalam polong tertusuk oleh stilet dari

hama pengisap (Prayogo, 2011).

Pengendalian

Sampai saat ini, pengendalian hama oleh sebagian besar petani didasarkan

atas ada atau tidaknya serangan, dan satu-satunya alat pengendali yang tersedia

dan siap pakai adalah insektisida. Pengendalian dengan insektisida dilakukan

secara berkala, mulai sejak tanaman muda hingga menjelang panen, dengan

selang waktu 2 minggu, dan dengan dosis sesuai rekomendasi yang tertera pada

kemasan. Cara ini dapat menimbulkan dampak negatif, antara lain biaya produksi

terlalu tinggi dan terganggunya kelestarian lingkungan. Untuk mengurangi

dampak negatif tersebut, pengendalian hama dengan insektisida harus didasarkan

(11)

Untuk mengatasi masalah tersebut perlu alternatif pengendalian yang

lebih baik, aman terhadap lingkungan. Pengendalian hayati merupakan komponen

utama pengendalian hama terpadu (PHT). Pengendalian hayati adalah salah satu

alternatif pengendalian hama yang baik dan dan aman bagi lingkungan. Musuh

alami yang terdapat di alam dapat digunakan dalam mengendalikan organisme

pengganggu tanaman. Musuh alami tersebut terdiri dari parasitoid, serangga

predator, dan entomopatogen (Oka, 1995).

Penggunaan insektisida sebagai sarana pengendalian dibenarkan bila

manfaat yang diperoleh dari segi ekonomi sekurang-kurangnya sama dengan

biaya pengendalian hama, dan dari segi ekologi, bila komponen ekosistem, baik

fisik maupun biologis, tidak mampu menekan populasi hama dan

mempertahankannya pada tingkat keseimbangan rendah. Kedua dasar penggunaan

insektisida tersebut melahirkan gagasan tentang konsep tingkat kerusakan

ekonomi (Arifin dan Tengkano, 2008).

Potensi Serangan Kepik Hijau (Nezara viridula L.) dan Kepik Coklat (Riptortus linearis L.)

Nezara viridula L. (Hemiptera: Pentatomidae) ditemukan di seluruh daerah tropis dan subtropis yang memakan berbagai bagian dari tanaman, dan

dapat dikenal dari warna hijau yang seragam serta panjangnya sekitar 16 mm

sehingga dinamakan kepik hijau. Di Indonesia, hama ini telah berkali-kali

diberitakan terdapat pada tanaman padi (di tangkai, daun, dan bulir), jagung,

tembakau, kentang, cabai, kapas, jeruk, buncis dan berbagai tanaman polong yang

(12)

Apabila serangan hama kepik hijau telah melampaui batas ambang kendali

yaitu bila telah ditemukan kerusakan polong lebih dari 2% atau terdapat 2 ekor

kepik dewasa per tanaman saat tanaman kedelai berumur lebih dari 45 hari setelah

tanam. Stadia nimfa maupun imago mempunyai peluang yang sama besarnya

dalam menyebabkan kerusakan polong kedelai. Kehilangan hasil akibat serangan

kepik hijau hingga mencapai 80% (Prayogo, 2013).

Serangga tertarik kepada tumbuhan adalah untuk tempat bertelur,

berlindung dan sebagai pakannya. Bagian-bagian tumbuhan yang digunakan

sebagai makanan adalah daun, tangkai, bunga, buah, akar, cairan tumbuhan dan

madu. Beberapa bagian tanaman dapat digunakan untuk tempat berlindung atau

membuat kokon. Hampir 50% dari serangga adalah pemakan tumbuhan

(fitofagus), selebihnya pemakan serangga lain atau sisa-sisa tumbuhan dan

binatang (Sodiq, 2009).

Kebutuhan nutrisi serangga dapat berubaha sewaktu-waktu, tergantung

pada pertumbuhan, reproduksi, diapauses atau perpindahan. Biasanya serangga

pada fase larva awal membutuhkan kandungan nitrogen yang tinggi dibandingkan

pada fase akhir (Widhayasa, 2012). Protein merupakan bagian terpenting dari

sel-sel tubuh dan merupakan bagian terbesar dari substansi kering dari organ-organ

tubuh dan otot-otot. Segala jenis protein mengandung unsure nitrogen, karbon,

hidrogen, oksigen, dan belerang (Sari, 2011)

Secara alami serangga hama akan mampu memilih sumber makanan yang

disenangi. Serangga akan mempunyai suatu kecenderungan tertentu dalam

(13)

varietas dan komposisi kimia yang terkandung dalam suatu bahan akan

berpengaruh besar pada sifat prefensi tersebut (Yasin, 2009).

Salah satu kendala dalam usaha peningkatan produksi kedelai di Indonesia

adalah adanya serangan hama dan penyakit. Hama utama kedelai dikelompokkan

menjadi dua macam, yaitu hama perusak daun dan hama perusak polong. Telah

diketahui ada dua jenis hama utama perusak polong, yaitu penggerek dan

pengisap polong. Riptortus linearis F. (Hemiptera; Alydidae) atau kepik coklat

merupakan salah satu jenis hama pengisap polong yang mampu menyebabkan

kehilangan hasil mencapai 80% jika tidak dilakukan usaha pengendalian

Gambar

Gambar 1. Telur N. viridula
Gambar 3. Telur R. linearis Sumber : http://balitbang.com
Gambar 4. Imago R. linearis

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Semua insektisida yang digunakan dapat mengendalikan hama polong Riptortus linearis dan Etiella zinckenella pada tanaman kedelai..

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui preferensi makan hama Kepik Hijau (N. viridula L.) pada polong tanaman kacang kedelai dan kacang panjang di lapangan..

Sedangkan hasil tertinggi pada parameter jumlah telur terdapat pada perlakuan K2 (Kacang Hijau) yaitu sebesar 14,22, setelah itu K1 (Kacang Kedelai) sebesar 11,44 dan

kosong atau kempis (biji tidak terbentuk) dan polong muda akan gugur.. Sedangkan polong tua yang diserang kepik ini menyebabkan biji keriput

Pengamatan jenis dan populasi hama pengisap polong dilakukan pada umur 50, 57, 64, dan 71 hst pada lima titik contoh yang tiap titiknya terdiri atas 10 rumpun tanaman kedelai..

Fenomena ini terjadi pada pH perlakuan molase, minyak kedelai, dan minyak kacang tanah yang memiliki viabilitas lebih rendah dibandingkan dengan formula dari tepung.. Namun

Jumlah popolasi nimfa tertinggi terdapat pada perlakuan K2 dengan rata-rata 9,67 dan yang terendah terdapat pada perlakuan K1 dengan rata-rata 7,67.. viridula , Kacang

HASIL DAN PEMBAHASAN Populasi Kepik Coklat Riptortus linearis dan Kepik Hijau Nezara viridula Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil bahwa populasi hama R.. linearis