TRANSPORTASI PASIEN PANDUAN
RSU Pengayoman Cipinang
Jl. Raya Bekasi Timur No. 170 B, Jatinegara, Jakarta Timur Telepon (021) 21015599, Faksimile (021) 85914558
Email :[email protected]
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan penyusunan buku PANDUAN TRANSPORTASI PASIEN di RSU Pengayoman Cipinang, dengan adanya buku panduan ini, semoga dapat menjadi buku panduan agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan Pelayanan di Rumah Sakit. Dengan adanya buku Panduan ini dapat bermanfaat untuk menegakkan pelayanan terhadap seluruh pasien yang ada di Rumah Sakit, sehingga mutu pelayanan baik dan aman.
Panduan ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan bila ditemukan hal-hal yang kurang / tidak sesuai lagi dengan kondisi di Rumah Sakit.
Kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada tim penyusun, yang segala upaya telah berhasil menyusun panduan ini yang telah bekerjasama dengan berbagai pihak di lingkungan RSU Pengayoman Cipinang
Atas kerjasamadan bantuan semua pihak kami mengucapkan terimakasih.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberi rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Jakarta, 5 Januari 2022
Kepala RSU Pengayoman Cipinang
dr. Ummu Salamah
NIP. 19750926 200212 2 001
Lampiran
Keputusan Kepala Rumah Sakit
Nomor : W.10.PAS.PAS6.TI.03.01-006 TAHUN 2022 Tanggal : 05 Januari 2022
BAB I DEFINISI
Transportasi pasien adalah proses memindahkan pasien dari tempat pasien berada ke tempat tujuan. Tranportasi pasien bukanlah sekedar mengantar pasien ke rumah sakit. Serangkaian tugas harus dilakukan sejak pasien dimasukkan ke dalam ambulans hingga diambil alih oleh pihak rumah sakit yang dituju. Dari mempersiapkan pasien untuk dapat ditransfer, mempersiapkan kendaraan transportasi dan termasuk teknik pemindahan pasien itu sendiri, karena rangkaian kegiatan ini dapat berbeda-beda caranya tergantung kondisi medis pasien. Cara pengangkatan yang tidak tepat dapat memberikan gangguan baik itu terhadap pasien maupun terhadap petugas yang mengangkat.
Bahkan pasien yang sudah menjalani rawat inap di rumah sakit pun, pasti akan mengalami proses pemindahan dari ruang perawatan ke ruang lain. Hal ini akan mengakibatkan resikolow back painbaik bagi pasien maupun bagi perawat.
BAB II RUANG LINGKUP
RSU Pengayoman Cipinang menetapkan bahwa selama melakukan transportasi pasien dengan menggunakan ambulans, langkah-langkah berikut yang harus dijalankan oleh manajemen, unit ambulans, staf medis dan paramedis RSU Pengayoman Cipinang :
1. Unit ambulans harus mengidentifikasi bahwa pelayanan ambulans tersedia dan memastikan bahwa ambulans dilengkapi dengan perlengkapan standar untuk penanganan kegawatdaruratan medis.
2. RSU Pengayoman Cipinang menunjuk seseorang yang bertugas mengkoordinasikan pelayanan ambulans secara efektif dan memastikan waktu transportasi pasien termasuk pada saat keadaan gawat darurat.
3. Dokter atau perawat yang mendampingi selama proses transfer bertanggung jawab atas penilaian dan kebutuhan pasien selama dalam ambulans.
4. Sebelum proses transfer, petugas RSU Pengayoman Cipinang sudah memastikan fasilitas pelayanan kesehatan yang dituju tersedia
5. Rekam medis lengkap yang mencakup data pasien, diagnosis, alasan rujukan, medikasi yang diberikan, hasil laboratorium diagnostik (jika ada) dan terapi yang sudah diberikan harus dibawa bersama pasien, pendamping, keluarga atau staf medis/paramedis yang ikut di dalam ambulans
6. Untuk pasien WBP dan Deteni yang dirujuk langsung, maka petugas medis/paramedis dan pengamanan dari UPT asal, dan disertakan surat pemberitahuan yang ditujukan kepada Kepala UPT yang bersangkutan.
7. Untuk pasien umum atau warga binaan yang sudah dirawat di RSU Pengayoman Cipinang, petugas medis/paramedis juga pengamanan adalah tanggung jawab dari RSU Pengayoman Cipinang, dan jika kekurangan petugas dikarenakan proses transfer yang lain, maka RSU Pengayoman Cipinang dapat meminta bantuan dari UPT asal.
8. Unit ambulans berada di bawah tanggung jawab Bagian Umum dan berkoordinasi dengan instalasi-instalasi lain yang terkait
9. Tim rujukan harus bertanggung jawab atas kelengkapan ambulans dan memastikan seluruh kelengkapan tersebut berfungsi dengan baik saat terjadi kegawatan darurat.
10. Setiap kali ambulans selesai dipergunakan, tim Transfer Eksternal/Rujukan bertanggung jawab untuk membuang semua alat medis habis pakai ke tempatnya dan berkoodinasi dengan petugas Instalasi farmasi untuk menggantinya dengan alat medis habis pakai yang baru, juga obat-obatan emergensi.
11. Pemeliharaan unit ambulans bertujuan untuk menjamin kelayakan operasional ambulans yang berkesinambungan dan keamanan pasien selama proses transfer. Pemeliharaan unit ambulans adalah tanggung jawab supir ambulans, seperti pemeliharaan fisik yaitu berupa cek berkala, dan kebersihan mobil ambulans. Dilakukan minimal satu minggu sekali dan saat mobil akan dioperasikan.
12. Pemeliharaan alat kesehatan dan dekontaminasi unit ambulans adalah tanggung jawab petugas paramedis dan supir ambulans berkoordinasi dengan tim Kesling.
13. Hasil dari temuan pemeliharaan fisik ambulans didokumentasikan dan bila ditemukan adanya kerusakan, harus segera dilaporkan ke bagian Umum dan dilakukan perbaikan dalam waktu 1x24 jam.
14. Pemeliharaan ketersediaan alat kesehatan, obat-obatan, sterilisasi alat dan uji fungsi peralatan medis dilakukan minimal satu bulan sekali dan kurang dari itu jika pemakaian meningkat dan saat mobil ambulans akan dipergunakan dan didokumentasikan dalam formulir pemakaian obat dan pemeliharaan peralatan medis
BAB III TATALAKSANA
A. Pengertian Transportasi Pasien
Transportasi Pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut penderita/korban dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai dengan aman tanpa memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai.
Seperti contohnya alat transportasi yang digunakan untuk memindahkan korban dari lokasi bencana ke RS atau dari RS yang satu ke RS yang lainnya. Pada setiap alat transportasi minimal terdiri dari 2 orang paramedis dan 1 orang pengemudi (bila diperlukan ada 1 orang dokter).
Prosedur untuk transport pasien antara lain yaitu : 1. Lakukan pemeriksaan menyeluruh.
Pastikan bahwa pasien yang sadar bisa bernafas tanpa kesulitan setelah diletakan di atas usungan terlebih pada pasien tidak sadar dan menggunakan alat bantu jalan nafas (airway).
2. Amankan posisi tandu di dalam ambulans.
Pastikan selalu bahwa pasien dalam posisi aman selama perjalanan ke rumah sakit.
3. Posisikan dan amankan pasien.
Selama pemindahan ke ambulans, pasien harus diamankan dengan kuat ke usungan.
4. Pastikan pasien terikat dengan baik dengan tandu. Tali ikat keamanan digunakan ketika pasien siap untuk dipindahkan ke ambulans, sesuaikan kekencangan tali pengikat sehingga dapat menahan pasien dengan aman.
5. Persiapkan jika timbul komplikasi pernafasan dan jantung.
Jika kondisi pasien cenderung berkembang ke arah henti jantung, letakkan spinal board pendek atau papan RJP di bawah matras sebelum ambulans dijalankan.
6. Melonggarkan pakaian yang ketat.
7. Periksa perbannya.
8. Periksa bidainya.
9. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien 10. Naikkan barang-barang pribadi.
11. Tenangkan pasien.
B. Teknik Pemindahan Pada Pasien
Teknik pemindahan pada klien termasuk dalam transport pasien, seperti pemindahan pasien dari satu tempat ke tempat lain, baik menggunakan alat transport seperti ambulans, dan brankar yang berguna sebagai pengangkut pasien gawat darurat.
1. Pemindahan klien dari tempat tidur ke brankar
Memindahkan klien dri tempat tidur ke brankar oleh perawat membutuhkan bantuan klien. Pada pemindahan klien ke brankar menggunakan penarik atau kain yang ditarik untuk memindahkan klien dari tempat tidur ke brankar. Brankar dan tempat tidur ditempatkan berdampingan sehingga klien dapat dipindahkan dengan cepat dan mudah dengan menggunakan kain pengangkat. Pemindahan pada klien membutuhkan tiga orang pengangkat
2. Pemindahan klien dari tempat tidur ke kursi
Perawat menjelaskan prosedur terlebih dahulu pada klien sebelum pemindahan. Kursi ditempatkan dekat dengan tempat tidur dengan punggung kursi sejajar dengan bagian kepala tempat tidur. Pemindahan yang aman adalah prioritas pertama, ketika memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda perawat harus menggunakan mekanika tubuh yang tepat.
3. Pemindahan pasien ke posisi lateral atau prone di tempat tidur a. Pindahkan pasien dari ke posisi yang berlawanan
b. Letakan tangan pasien yang dekat dengan perawat ke dada dan tangan yang jauh dari perawat, sedikit ke depan badan pasien
c. Letakan kaki pasien yang terjauh dengan perawat menyilang di atas kaki yang terdekat
d. Tempatkan diri perawat sedekat mungkin dengan pasien e. Tempatkan tangan perawat di bokong dan bantu pasien f. Tarik badan pasien
g. Beri bantal pada tempat yang diperlukan.
C. Jenis-Jenis dari Transportasi Pasien
Transportasi pasien pada umumnya terbagi atas dua : Transportasi gawat darurat dan kritis.
1. Transportasi Gawat Darurat :
Setelah penderita diletakan diatas tandu (atau Long Spine Board bila diduga patah tulang belakang) penderita dapat diangkut ke rumah sakit.
Sepanjang perjalanan dilakukan Survey Primer, Resusitasi jika perlu.
 Mekanik saat mengangkat tubuh gawat darurat
Tulang yang paling kuat ditubuh manusia adalah tulang panjang dan yang paling kuat diantaranya adalah tulang paha (femur). Otot-otot yang beraksi pada tutlang tersebut juga paling kuat.
Dengan demikian maka pengangkatan harus dilakukan dengan tenaga terutama pada paha dan bukan dengan membungkuk angkatlah dengan paha, bukan dengan punggung.
 Panduan dalam mengangkat penderita gawat darurat
a. Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita. Nilai beban yang akan diangkat secara bersama dan bila merasa tidak mampu jangan dipaksakan
b. Kedua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit di depan kaki sedikit sebelahnya
c. Berjongkok, jangan membungkuk, saat mengangkat d. Tangan yang memegang menghadap kedepan
e. Tubuh sedekat mungkin ke beban yang harus diangkat. Bila terpaksa jarak maksimal tangan dengan tubuh kita adalah 50 cm f. Jangan memutar tubuh saat mengangkat
g. Panduan diatas berlaku juga saat menarik atau mendorong penderita
2. Transportasi Pasien Kritis :
Definisi pasien kritis adalah pasien dengan disfungsi atau gagal pada satu atau lebih sistem tubuh, tergantung pada penggunaan peralatan monitoring dan terapi.
Transport pasien kritis harus mengikuti beberapa aturan, yaitu : a. Koordinasi sebelum transport
 Informasi bahwa area tempat pasien akan dipindahkan telah siap untuk menerima pasien tersebut serta membuat rencana terapi
 Dokter yang bertugas harus menemani pasien dan komunikasi antar dokter dan perawat juga harus terjalin mengenai situasi medis pasien
 Tuliskan dalam rekam medis kejadian yang berlangsung selama transport dan evaluasi kondisi pasien
b. Profesional beserta dengan pasien : 2 profesional (dokter atau perawat) harus menemani pasien dalam kondisi serius.
 Salah satu profesional adalah perawat yang bertugas, dengan pengalaman CPR atau khusus terlatih pada transport pasien kondisi kritis
 Profesional kedua dapat dokter atau perawat. Seorang dokter harus menemani pasien dengan instabilitas fisiologik dan pasien yang membutuhkanurgent action
c. Peralatan untuk menunjang pasien
 Monitor transport
 Blood presure reader
 Sumber oksigen dengan kapasitas prediksi transport, dengan tambahan cadangan 30 menit
 Ventilator portable, dengan kemampuan untuk menentukan volume/menit, pressure FiO2 of 100% and PEEP with disconnection alarm and high airway pressure alarm.
 Mesin suction dengan kateter suction
 Obat untuk resusitasi : adrenalin, lignocaine, atropine dan sodium bicarbonat
 Cairan intravena dan infus obat dengan syringe atau pompa infus dengan baterai
 Pengobatan tambahan sesuai dengan resep obat pasien tersebut d. Monitoring selama transport.
Tingkat monitoring dibagi sebagai berikut : Level 1 = wajib,
Level 2 = Rekomendasi kuat, Level 3 = ideal
 Monitoring kontinu : EKG, pulse oximetry (level 1)
 Monitoring intermiten: Tekanan darah, nadi , respiratory rate (level 1 pada pasien pediatri, Level 2 pada pasien lain).
3. Transport Transfer Eksternal Pasien/Rujukan
Rujukan adalah penyerahan tanggung jawab dari satu pelayanan kesehatan ke pelayanan kesehatan lainnya.
Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadnya penyerangan tanggung jawab secara timbal-balik atas masalah yang timbul, baik secara vertikal maupun horizontal ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional, dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi.
Tujuan sistem rujukan adalah agar pasien mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat terselamatkan, dengan demikian dapat menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
Langkah-langkah rujukan adalah :
a. Menentukan kegawatdaruratan penderita b. Menentukan tempat rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang mempunyai kewenangan dan terdekat termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
c. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga d. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
1) Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk.
2) Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan.
3) Meminta petunjuk dan cara penanganan untuk menolong penderita bila penderita tidak mungkin dikirim.
e. Persiapan penderita f. Pengiriman Penderita g. Tindak lanjut penderita :
1) Untuk penderita yang telah dikembalikan
2) Harus kunjungan rumah, penderita yang memerlukan tindakan lanjut tapi tidak melapor
Alur rujukan kasus kegawatdaruratan dari :
a. Puskesmas/Klinik (Faskes TK I untuk peserta BPJS) b. Pondok bersalin atau bidan ke RSU Pengayoman Cipinang
Alur rujukan kasus kegawatdaruratan/fasilitas medis dari RSU Pengayoman Cipinang ke :
a. Rumah Sakit Type D atau lebih (untuk pasien Non BPJS) b. Rumah Sakit Type C (untuk pasien BPJS)
c. Rumah Sakit Swasta
d. Rumah Sakit yang berkerja sama (untuk pasien WBP/Deteni)
D. JENIS-JENIS AMBULANS
Pelayanan ambulans berfungsi sebagai prasarana evakuasi medis.
Ambulans adalah suatu kendaraan atau alat transportasi untuk mendatangi/menjemput/membawa/memindahkan korban hidup/pasien dalam rangka mendapatkan pertolongan/penanganan/tindakan medis baik yang bersifat gawat darurat maupun yang tidak gawat darurat. Jenis kendaraan yang dapat diperuntukkan sebagai ambulans adalah kendaraan angkutan orang/penumpang.
Pelayanan Ambulans berada dalam Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) khususnya pra fasyankes dan antar fasyankes, sehingga semua kegiatan ambulans harus terhubung dengan sistem tersebut dan ditunjang sistem komunikasi dan informasi yang handal. Ambulans dapat membawa pasien setelah dinilai dan diputuskan kelayakannya oleh petugas yang berwenang.
Kendaraan jenazah adalah alat transportasi yang diperuntukan mengangkut jenazah. Berdasarkan definisi tersebut, terdapat perbedaan antara ambulans dengan kendaraan jenazah.
Dasar Hukum
 Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
 Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
 Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
 Undang-Undang RI No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
 Peraturan Pemerintah RI No. 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan
 Keputusan Presiden RI No. 65 Tahun 1980 tentang Ratifikasi Konvensi Safetyof Life at Sea (SOLAS)
 Peraturan Menteri Perhubungan RI No. PM.33 Tahun 2018 tentang PengujianTipe Kendaraan Bermotor
 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat KesehatanMasyarakat
 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit
 Peraturan Menteri Kesehatan RI No 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Tujuan Penggunaan
Pemberian pertolongan pasien gawat darurat pra fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).
Pengangkutan pasien gawat darurat dari lokasi kejadian (pra fasyankes) kefasilitas pelayanan kesehatan (transfer primer).
Sebagai kendaraan transportasi rujukan antar fasilitas pelayanan kesehatan
Jenis Ambulans
Berdasarkan faktor kebutuhan medis, ambulans dapat dibagi menjadi:
1. Ambulans Transport 2. Ambulans Gawat Darurat 3. Ambulan Jenazah
Ambulans Transport Darat
Ambulans transport (patient transport ambulans) darat adalah ambulans darat yang digunakan untuk mengangkut pasien tanpa adanya kondisi gawat darurat atau berpotensi mengancam nyawa dari suatu tempat ke tempat lain untuk mendapatkan pengobatan.
Ambulans jenis ini dilengkapi peralatan bantuan hidup dasar dan petugas dengan kompetensi bantuan hidup dasar. Kendaraan yang digunakan menyesuaikan kondisi daerah masing-masing. Ambulans ini dapat dimiliki pemerintah maupun organisasi non pemerintah.
Ambulans transport dapat dilengkapi dengan alat kesehatan dan spesifikasi khusus lainnya untuk menangani kondisi seperti pasien infeksius, pasien psikiatri dan kondisi khusus lainnya (daerah terpencil atau kondisi geografis sulit).
Ambulans Gawat Darurat Darat
Ambulans gawat darurat darat adalah ambulans darat yang digunakan untuk menangani dan/atau mengangkut pasien dengan kondisi gawat darurat atau berpotensi mengancam nyawa dari suatu tempat ke tempat lain untuk mendapatkan pengobatan.
Ambulans ini dapat memberikan pertolongan pada kondisi pra fasyankes, mengangkut korban yang sudah distabilkan dari pra fasyankes menuju fasyankes tujuan.
Ambulans gawat darurat juga dapat dilengkapi dengan alat kesehatan dan spesifikasi khusus lainnya untuk menangani kondisi khusus seperti pasien infeksius, pasien perawatan intensif, pasien psikiatri dan kondisi khusus lainnya (daerah terpencil atau kondisi geografis sulit).
Kendaraan Jenazah
Kendaraan jenazah adalah kendaraan yang digunakan untuk mengangkut jenazah. Kendaraan jenazah tidak memerlukan peralatan kesehatan.
Penggunaan sirene juga mengikuti aturan yang berlaku. Kendaraan yang
digunakan tergantung kondisi daerah masing-masing.
Tabel 1. Alat Kesehatan Ambulans Transport
JENIS ALAT NAMA ALAT SPESIFIKASI TEKNIS
Pemeriksaan
Umum Wall Aneroid
Sphygmomanometers  Lebih spesifik (tensimeter lapangan menggunakan jarum atau digital)
Stetoskop  Satu stetoskop dewasa
dan anak
Senter  Satu buah
 Minimal dengan pencahayaanhalogen Point of Care Blood Glucose
Testing (Pemeriksaan gula darah denganstick)
 Satu set
Reflex hammer  Satu buah
Termometer digital  Satu buah Set jalan napas
(Airway Set) Rigid Cervical Collar  Satu buah Oropharyngeal Airway
(OPA)  Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasa
Nasopharyngeal Airway
(NPA)  Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasa
Suction Cannula  Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasa
ForsepMagill  Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasa
Mesinsuctionelektrik  Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasa
Set pernapasan
(Breathing Set) Bag Valve Mask(BVM) dan
Reservoir  Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasabahan silikon
Cannulakonektor BVM  Minimal 1 buah
 Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasa
Nasal Cannule Simple Mask  Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasa
Rebreathing Mask  Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasa
Non Rebreathing Mask  Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasa
Set sirkulasi
(Circulation Set) Automated External
Defibrillator(AED)  Satu set
 Tersedia pad dan kabel untukanak dan dewasa Infus set
Vemplon
Cairan infus Set alatbandaging
 Minimal 2 set
 Ukuran 14G, 16G, 18G, 20G,22G dan 24G
 Jumlah disesuaikan dengan kebutuhan
 Kristaloid
 Minimal 1 set
 Termasuk gunting paramedik (untuk
menggunting kassa,pakaian atau sepatu)
Disposable Syringe  Ukuran 1 mL, 3
mL, 5 mL, 10 mL dan 20 mL
Antiseptik  Povidone Iodineatau
 Alkoholswab Set peralatan
stabilisasi dan ekstrikasi
Wound toiletset  Terdiri atas gunting, perban,perban elastis, mitela, kasa steril, balut cepat, plester
Splint/ Bidai  Minimal 1 set
Safety belt/ patientstrapping  Minimal 3 pasang Peralatan
transportasi dan evakuasi
Stretcher/ Brankar
Long Spine Board  Roll in cot /chair in cot
ambulans
 Dilengkapi matras dan safetybelt
 Satu Set Lain-Lain Kunci Inggris (untuk tabung
oksigen)  Minimal 1 buah
Alat Pelindung Diri (APD)  Sarung tangan bedah
(Handschoen)
 Masker bedah
 Apron plastik
 Cairan disinfektan
 Pelindung mata (Goggle)
Penanda triase  Satu paket
Pispot urinal  Satu Buah
Tabel 2. Alat Kesehatan Ambulans Gawat Darurat
Jenis Alat Nama Alat Spesifikasi teknis
Pemeriksaan
Umum Tensimeter /Wall
Aneroid Sphygmomanometers  Lebih spesifik (tensimeter lapangan menggunakan jarum atau digital)
 Dapat dimasukkan ke dalam tas emergency
Stetoskop  Satu stetoskop
dewasa dan anak
 Dapat dimasukkan ke dalam tasemergency
Reflex hammer  Satu buah
 Dapat dimasukkan ke dalam tasemergency
Senter  Minimal dengan
pencahayaanhalogen
 Dapat dimasukkan ke dalamtas emergency Point of Care Blood Glucose Testing
(Pemeriksaan gula darah dengan stick)
 Satu set
 Dapat dimasukkan ke dalam tasemergency
Termometer digital  Satu buah
 Dapat dimasukkan ke dalam tasemergency
Set jalan napas
(Airway Set) Rigid Cervical Collar  Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasa
 Dapat dimasukkan ke dalam tasemergency
Orophrengael Airway(OPA)  Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasa
 Dapat dimasukkan ke dalam tasemergency
Nasopharyngeal Airway
(NPA)  Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasa
 Dapat dimasukkan ke dalamtas emergency Endotracheal Tube(ETT)  Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasa
 Dapat dimasukkan ke dalam tasemergency
Supraglottic Airway Device(SAD)  Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasa
 Dapat dimasukkan ke dalam tasemergency
ForsepMagill  Satu buah
 Bahanstainless steel
 Dapat dimasukkan ke dalam tasemergency
Tongue Depressor (TongueSpatula)  Satu buah
 Bahanstainless steel/kayu
 Dapat dimasukkan ke dalam tasemergency
Laryngoscopeset bayi-anak  Satu Set
 Terdiri dari handle dan blade
 berbagai ukuran jenis Miller
 Dapat dimasukkan ke dalam tasemergency
Laryngoscopeset dewasa  Satu Set
 Terdiri darihandledanblade berbagai ukuran jenis Macintosh
 Dapat dimasukkan ke dalam tasemergency
Suction Cannula  Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasa,bahan lembut (soft)
 Dapat dimasukkan ke dalam tasemergency
Mesinsuctionelektrik
Mesinsuctionmanual(portable  Satu buah
 Dapat dimasukkan ke dalam tasemergency
Set pernapasan
(Breathing Set) Bag Valve Mask(BVM) danreservoir  Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasabahan silikon
 Dapat dimasukkan
ke dalamtas emergency Ventilatorportable Cannula
konektor BVM  Satu unit
 Minimal 1 buah
 Dapat dimasukkan ke dalam tasemergency
Nasal Cannula  Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasa
 Dapat dimasukkan ke dalam
 tasemergency
Simple Mask  Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasa
 Dapat dimasukkan ke dalam tasemergency
Rebreathing Mask  Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasa
 Dapat dimasukkan ke dalam tasemergency
Non Rebreathing Mask  Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasa
 Dapat dimasukkan ke dalam tasemergency
Tabung oksigenportable  Minimal 1 tabung ukuran 0.2m3, bahan aluminium atau baja, lengkap dengan regulator
 Dapat dimasukkan ke dalam tasemergency Set sirkulasi
(Circulation Set) Monitor tanda vital(portable)  Jenis yang dirancang khususuntuk
ambulans
 Minimal mengukur tekanandarah, laju nadi, saturasi oksigen perifer (SpO2),
elektrokardiogram (EKG)
 Kemampuan
mengukur end tidal CO2/ ETCO2
(opsional)
 Satu unit
Defibrilator manual  Satu set Automated External
Defibrillator(AED)  Tersedia pad dan
kabel untuk anak dan dewasa
 Satu set Alat kompresi jantung  Minimal 2 set luarotomatis (opsional)
Infus set  Dapat dimasukkan
ke dalamtas emergency
 Ukuran 14G, 16G, 18G, 20G,
22G dan 24G
Kateter intravena  Dapat dimasukkan
ke dalamtas emergency AksesIntraosseous
(opsional)  Satu set
 Ukuran bayi, anak dan dewasa
Cairan infus  Kristaloid dan/ atau koloid Folley Catheterdankantung urin  Minimal 1 set
Set alatbandaging  Minimal 1 set ermasuk gunting paramedik (untuk menggunting kassa, pakaian atau sepatu)
 Dapat dimasukkan ke dalam tas emergency
Disposable Syringe  Ukuran 1 mL, 3 mL, 5 mL, 10 mL dan 20
 Dapat dimasukkanmL ke dalam tas emergency
Antiseptik  Povidone Iodineatau
 Alkoholswab
 Dapat dimasukkan ke dalam tasemergency
Set peralatan stabilisasi dan ekstrikasi
Long Spine Board  Minimal 1 buah
 Tembus pemeriksaan X- Ray(X-Ray Translucent) Scoop Stretcher
Extrication  Minimal 1 buah
 Minimal 1 set deviceHead Immobilizer
Wound toiletset  Minimal 1 set
 Terdiri atas gunting, perban,
 perban elastis, mitela, kasa
 steril, balut cepat, plester
 Minimal 1 set
Splint/ BidaiSafety belt/  Minimal 3 pasang Peralatan
transportasi dan evakuasi
patientstrapping
Stretcher/Brankar  Roll in cot/ chair in cot
ambulans
 Dilengkapi matras dansafetybelt
TasEmergency  Mampu memuat set
alat kesehatan airway, breathingdan circulation.
 Mampu dibawa oleh satu orangpetugas Set Obstetrik  Partus Set
 Penghisap lendir bayi
 Sarung tangan steril
 Handuk
 Laken
 Minimal 1 set
 Minimal 1 buah
 Minimal 1 pasang
 Minimal 1 buah
 Minimal 1 set
Lain-Lain Kunci Inggris (untuk tabungoksigen)  Minimal 1 buah
(Handschoen)  Sarung tangan bedah
 Masker bedah
 Apron plastik
 Cairan disinfektan
 Pelindung mata (goggle) Rescue Tools(opsional)  Jas hujan
 Payung
 Senter rescue
 Safety boot
Penanda triase  Satu paket
Pispot urinal  Satu buah
Tabel 3. Interior Ambulans Darat
Interior Keterangan
Lantai  Bahan lantai non porosif (tidak berpori) dan mudah dibersihkan
 Penutup mesin yang terdapat di ruang pasiendilapisi bahan non porosif dan mudah dibersihkan
Langit-langit  Plafon standar karoseri, bahan non porosif dan mudah dibersihkan
Lemari Peralatan danObat  Penempatan pada sisi kanan kabin
 Ukuran disesuaikan dengan media interiorkendaraan
 Berbahan non porosif dan mudah dibersihkan.
 Minimal plywood tebal 15 mm dan dilapis dengan acrylic.Pintu geser berbahan mika dapat menampung oksigen sentral, peralatan pendukung dan obat-obatan
LandasanStretcher(Base
Stretcher)  Digunakan untuk meletakkan /mendudukkan stretcherdi dalam ambulans
Berbahanstainless steeldengan pengunci brankar
 Terdapat ruang untuk penyimpanan Long Spine Board dan/atauScoop Stretcher
Tempat duduk depan  Bahan jok disesuaikan dengan karoseri
 Dilengkapi dengan sabuk keselamatan (safety belt) untuk penumpang dan pengemudi.
Tempat duduk multifungsi untuk petugas/
pendamping.
 Disediakan tempat duduk multifungsi untuk petugas/
pendamping di sebelah pasien (stretcher), ukuran menyesuaikan
 Model dapat berupa captain seat yang dapat berputar (opsional) yang dilengkapi dengan sabuk keselamatan (safety belt)
 Bahan disesuaikan dengan karoseri
Sistem Gas Medik
Oxygen Central  Tabung oksigen minimal sebanyak 2 tabung, dengan ukuran tabung minimal 1 m3)
 Terdapat minimalRegulator High pressure2 buah
 Dapat dioperasikan dengan katup (valve)On/ Offsecara manual dan dianjurkan terdapat alarm/ indikator saat oksigen akan habis.
 Selang oksigen tekanan tinggi dengan konektor sistempress sebanyak 1 set
 Flowmeterdanhumidifiersebanyak 1 set, dipasang padawall outlet, dilengkapi dengan tulisan “OXYGEN”.
 Penyimpanan tabung oksigen terletak dalamlemari yang dilengkapi dengan pintu dan diikat dengan sabuk agar tidak bergerak saat kendaraanberjalan
 Tabung berwarna putih
Wadah limbah medis (Sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku)
Sistem Pengelolaan Limbah
Sistem Kelistrikan
Inverter  Kapasitas minimum 1000 VA (sinus wave) untuk ambulans transport
 Kapasitas minimum 1300 VA (sinus wave) untuk ambulans gawat darurat
 Dilengkapi overload alarm (Alarm berbunyi saat kelebihan beban)
 Battery low shutdown(baterai lemah otomatis nonaktif) AmplifierSirene  Satu jenis suarahigh-low“Two Tone”
 Kompresi level suara : ≥ 90-118 dB (setara 200 – 10.000 Hz)
 Terdapat mikrofon
Lampu Penerangan  Disediakan lampu penerangan pada plafon
 Lampu plafon : TL/ LED dengan output minimum 200 lux
 Lampu periksa halogen/ LED : membutuhkan penerangan minimal 1650 lux di ukur dari posisi terendah tandu dorong utama dari jarak 750 mm.
 Lampu periksa halogen/ LED dipasang pada plafon dan dapat digeser sesuai kebutuhan
 Warna sinar penerangan dipilih yang tidak mempengaruhi penilaian medis pasien selama dalam ambulans
Lampu Sorot  Model Spotlight dipasang pada kabin pasien bagian belakang dan dapat berputar
Uninterruptable Power
Supply(UPS)  Sesuai dengan kebutuhan ambulans Sistem Informasi dan komunikasi
Sistem Komunikasi  Frekuensi yang dipakai sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku.
 Terhubung dengan SPGDT
OutletAntenaCoaxial  Sesuai dengan sistem komunikasi yang digunakan.
Global Positioning
Sistem(GPS)  Digunakan untuk memantau posisi aktual ambulans Closed Circuit
Television(CCTV) (Opsional)
 Satu set
Sistem Tata Udara
Air Conditioner(AC)  MinimalDouble Blower
Perlengkapan pendukung Alat Pemadam
Kebakaran  Berukuran minimal 1 kg
 Jenis Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Dry chemical atau Karbondioksida (CO2)
 Ditempelkan pada lemari obat bagian belakang dekat pintu belakang kendaraan
Gantungan Infus  Disediakan gantungan infus di atas pasien tepat dipasang di plafon, gantungan tersebut dapat digeser disesuaikan
 Dilengkapi denganstrap/pengikat
 Terbuat dari bahanstainless steel
 Berjarak minimal 90 cm daristretcher Tambahan untuk Ambulans Darat bagi Penyakit berpotensi Wabah/Kedaruratan Kesehatan Masyarakat/Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)
Kabin  Kabin pasien kedap udara dengan satu pintu masuk dan keluar
 Pintu dapat dibuka ke atas atau ke samping
 Jendela yang kedap udara dan dilapisi film berwarna gelap
Sistim Sirkulasi Udara  Sistem sirkulasi udara dan ventilasi khusus (heating, ventilation and air conditioning – HVAC) dan dilengkapi dengan peralatan filtrasi udara untuk material berbahaya (hazardous material air filtration) berupaHigh- Efficiency Particulate Air (HEPA) filter 3 layer plus germicidal Ultra Violet yang dapat menciptakan tekanan negatif maupun positif dan terinstalasi dengan mempertimbangkanfungsi dan estetika ruang kabin
Interkom Ada komunikasi interkom antara kabin depan dan belakangAda komunikasi interkom antara kabin depan dan belakang
Spesifikasi Teknis Interior Mobil Jenazah Spesifikasi Kendaraan Keterangan
Lantai  Bahan non porosif dan mudah dibersihkan
Langit-langit  Bahan non porosif dan mudah dibersihkan Lemari (opsional)  Ukuran disesuaikan dengan media interior
kendaraan
 Berbahan non porosif dan mudah dibersihkan.
Kantong Jenazah (BodyBag) Jumlah sesuai kebutuhan
Tempat duduk Belakang  Minimal 2 orang dilengkapi sabuk keselamatan(safety belt)
Tempat duduk depan  Bahan jok disesuaikan dengan karoseri
 Dilengkapi dengan sabuk keselamatan (safety belt) untuk penumpang depan
Sistem Kelistrikan
Lampu danAmplifierSirene  Satu jenis suara high atau low “One Tone”
 Kompresi level suara : ≥ 90-118 db (setara 200 – 10.000 Hz)
 Terdapat mikrofon
 Lampurotary/blitz light barwarna merah Lampu Penerangan  Disediakan lampu penerangan pada plafon
 Lampu plafon : Lampu plafon : TL/ LED dengan outputminimum 200 Lux
Sistem Informasi dan Komunikasi
Sistem Komunikasi :  Frekuensi yang digunakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sistem Tata Udara
AC(Air Conditioner) Double Blower
Perlengkapanpendukung Alat Pemadam Kebakaran :
 Berukuran minimal 1 kg
 Jenis Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Dry chemical atau Karbondioksida (CO2) Ditempelkan pada lemari obat bagian belakang dekat pintu belakang kendaraan
Tabel 16. Spesifikasi Teknis Eksterior Mobil Jenazah
Kendaraan Berpenggerak Dua Roda (4X2) dan Berpenggerak Empat Roda (4X4)
Spesifikasi Kendaraan Keterangan
Model  Landasan mobil penumpang, mobil
penumpang atau mobil bus yang dibuat menjadi mobil jenazah
Dimensi (lebar, panjang,tinggi)  Pembuatan kendaraan wajib mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku
 Dapat menampung keranda/ peti jenazah dan petugas/ pendamping
Landasan  Memiliki sertifikat uji tipe (SUT) yang
rancangan teknisnya diperuntukkan sebagai angkutan orang yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
Warna dasar  Putih
Pintu Belakang  ModelHatchbackatau kupu-kupu (Double Swing)
 Tersedia Bumper Guardterbuat dari stainless steel berguna untuk pelindung benturan apabila peti jenazah dimasukkan ke dalam mobil jenazah, ukurandisesuaikan
Ban  Standar ban radial
Logo dan Tulisan
Logo dan Tulisan  Mengikuti peraturan perundang-undangan yangberlaku
 Bahancuttingstiker tipe reflektif
 Tulisan “Mobil Jenazah” ditulis terbalik horisontal padabagian depan mobil
Tulisan Sponsor  Hanya boleh diletakkan di samping belakang
kiri dan kanan dengan ukuran maksimal 20 x 50 cm (dua puluhkali lima puluh sentimeter) Sistem Kemudi  Power steering(bawaan pabrik)
Kaca film kabin  Tempered Glassminimal 3 mm belakang
Kaca depan dan  Gelap (80%)
samping kiri -kananpengemudi
Parking sensor dan/atau  Transparan dan kaca film maksimal 40%
spion belakang
Kabin depan dan kabi  Spion kendaran bawaan pabrik,
 Parking sensor(opsional) belakang
Lampu isyarat  Kabin depan dan kabin belakang dipisahkan, terdapat minimal jendela untuk komunikasi antara kabin depandan belakang
 LampuRotary/ Blitz Light Bar(warna merah)
 Termasuk pelantang suara/ speaker
Perlengkapan kendaraan Peralatan bawaan standar kendaraan (Standard ToolKit)
 Segitiga pengaman
 Dongkrak
 Ban cadangan ORGANISASI AMBULANS
 Dipandang perlu untuk dibentuk wadah/bagian/penanggung jawab yang membawahi ambulan dan di SK kan.
 Perlu dilakukan pemeliharaan dan perawatan ambulan secara berkala dan buktinya disimpan.
BAB IV DOKUMENTASI
Transportasi pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut penderita/korban dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai dengan aman tanpa memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai.
Transportasi pasien dapat dibedakan menjadi dua, transport pasien untuk gawat darurat dan kritis.
Transportasi pasien sangat penting bagi prioritas keselamatan pasien menuju rumah sakit atau sarana yang lebih memadai. Oleh karena itu transport pasien berperan penting dalam mengutamakan keselamatan pasien.
Dokumentasi pada panduan ini berupa : 1. Kartu Service Berkala Ambulans
2. SPO dekontaminasi Ambulans
3. SPO pengaturan Tim Transfer Eksternal 4. SPO pelaporan pengajuan perbaikan
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 05 Januari 2022
Kepala RSU Pengayoman Cipinang
dr. Ummu Salamah
NIP. 197509262003122001