• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN NASIONAL KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANDUAN NASIONAL KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT.pdf"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

: . - f

PANDUANNASIONAL

KESE,LffiPASIEN

RUMAHSAKIT

(Patient

Safery)

UTAMAKAN KESELA'1fiATAN PASIEN

DE"PARTEI\,f ENI{ESEru\_TANREPUBLIKINDONESIA Edisi2-Jakarta2008

@*,.*,

rL

(2)

Kata Sambutan

Menteri Kesehatan R.l

Tersusunnya Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit ini hendaknya kita sambut dengan penuh rasa syukur kehadirat Iuhan yang Maha Esa, karena penerbitan buku panduan ini merupakan rangkaian kegiatan yang panjang yang melibatkan unit-unit terkaitdiDeparlemen Kesehatan, organisasiperumahsakitan dan konsumen kesehatan.

Buku Panduan yang berisi standar keselanratan pasien dan tujuh langkah penerapan keselamatan pasien merupakan acuan yang tepat bagi rumah sakil oalam melaksanakan program keselamatan pasien rumah sakit. Seperti kita ketahui, akhir-akhir inisemakin marak iuntutan pasien terhadap mutu pelayanan yang tidak jarang berakhir ntenjadi tuntutan hukum dan merusak citra rumah sakit tersebul. Dengan digunakan buku panduan ini oleh rumah sakitdiharapkan rumah sakit rutin mencalat dan melaporkan insiden dan melakukan analis akar masalah sehingga insiden tersebut tidak terulang tagi. Sejalan hal tersebut terbentuknya Komiie Keselamatan Pasien Rumah Sakit' PERSI sangatlah penting dalam membantu rumah sakil melakukan analisis akar masalah dan menyebarkan hasil pemecahan masalah ke rumah sakit lainnya sehingga kejadian yang sama tidak terulang terjadi di rurnah sakit lainnya.

Monitoring dan evaluasipemenuhan slandar keselamatan pasien melaluiprcgram akreditasi rumah sakit perlu dilaksanakan sehingga dapalrnendorong rumah sakit untuk memenuhi standar tersebut dan meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.

(3)

Demikianlah sambutan singkat saya, kepada tim penyusun saya mengucapkan terima kasih atas jerih payah saudara dan selamal menggunakan Buku Panduan Keselarnatan Pasien Rumah Sakit ini, semoga buku panduan ini bermanfaat bagi rumah sakii, dinas kesehatan dan Departemen Kesehatan. Dengan diiaksanakan pro-gram keselamalan pasien rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan mutu dan citra rurnah sakit di mata masyarakat. Saya harapkan buku panduan inisegera diikuti dengan buku panduan lainnyayang terkail keselamatan rumah sakit yakni keselamatan petugas, keselamaian bangunan dan peralatan, keselamatan lingkungan dan kelangsungan pelayanan rumah sakit.

Sekian dan terima kasih.

lKesehatan Republik Indonesia

a d i l l a h S u p a r i ,S p . J P . K

Kata

Direktur Jenderal

S a m b u t a n

Bina Pelayanan

Medik

Di era globalisasi ini perkembangan ilmu dan teknologi sangatlah pesat iermasuk ilmu dan teknologi kedokteran. Pealatan kedokeran baru banyak diketemukan demikian juga dengan obat baru. Keadaan tersebut berdampak terhadap pelayanan kesehatan, dimana dimasa lalu pelayanan kesehatan sangatlah sederhana, sering kurang efektif namun lebih aman. Pada saat ini pelayanan kesehatan sangatlah fompte1q tenin efektif namun apabila pemberipelayanan kurang hati-hatidapat berpotensiterjadinya kesalahan pelayanan. Data diAmerika serikat 1 diantara 200 orang menghadapi resiko kesalahan pelayanan di rumah sakit, dibandingkan dengan resiko naik fesawat terbang yang hanya 1 per 2.000.000 maka resiko mendapatkan kesalahan pelayanan di rumah sakit lebih tinggi. Di lndonesia kasus yang paling sering terjadi adalah kesalahan obat yang tidak jarang menjadituntutan hukum dan berakhir dipengadilan. Karena itu program keselamatan pasien rumah sakit (hospita/palientsafety) sangalah penting dan merupakan peningkatan dariprogram mutu yang selama ini dilaksanakan secara konservatif.

Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit akan menjadialat bantu bagiseiiap rumah sakit dalam melaksanakan program keselamatan pasien rumah sakit. lsi dari buku panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit adalah standar keselamatan pasien dan tujuh langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit. Dalam menyusun buku panduan initelah melibatkan organisasiperumahsakitan, rumah sakit dan unit-unit di Departemen Kesehatan yang terkait dengan mutu pelayanan kesehatan. Standar keselamatan pasien yang ada didalam buku pinduan inimerupakan bagian dari standar pelayanan rumah sakit. Karena itu evaluasi pemenuhan standar keselamatan pasien iniakan dilakukan melaluiprogram akreditasi rumah sakit.

Penyempurnaan dan pengembangan buku panduan iniakarl terus dilakukan secara berkala disesuaikan dengan iuntutan program, kemajuan ilmu dan teknologi di bidang

PANDUAN NAS|ONAI KESILAMATAN PASIEN RUMAH SAKI (PANENT SAFETT) DEPARTEMEN KESEHATAN R.I . 2OO8

(4)

kedokteran serta perkembangan standar pelayanan rumah sakit. Dengan demikian, r u m a h s a k i t d i t u n i u t u n t u k t e r u s m e n g e m b a n g k a n d i r i d a n rn e n i n g k a t k a n t n u l u pelayanannya khususnya dalam program keselamatan pasien rumah sakit.

Jakarta, Maret 200b

Bina Pelayanan Medik

W . H u s a i n , S p B ( K )

PANOUAN NASIONAL KESELAV.ATAN PASIEN RUMAH SAKI EAftENT SAFETCI DEPARTEMEN KESEHATP.N R.I " 2OC8

Kata Sambutan

Ketua Umum

P e r h i m p u n a n

R u m a h S a k i t

Seluruh Indonesia

A SSA LA MM UA LA IKUM WR. WB.

Perlama{ama mari kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan YME karena atas berkat rahmat dan ridho-Nya telah tersusun buku pedoman nasional lentang keselamatan pasien diRumah Sakit.

2400 tahun yang lalu Hipocrates telah mengeluarkan fatwa :"Primum, Non Nocere" (Frrst, Do No Harn). Fatwa ini mengamanatkan tentang keselamatan pasien yang harus diutamakan. Darifatwa initersirat bahwa keselamatan pasien bukan halyang baru dalam dunia pengobatan, karena pada hakekatnya tindakan keselar-natan pasien i t u s u d a h m e n y a t u d e n g a n p r o s e s p e n g o b a t a n i t u s e n d i r i . N a m u n , d e n g a n berkembangnya ilmu pengetahuan dan tehnologikedokleran seria makin kompleksnya manajemen Rumah Sakit, unsur keselamatan pasien ini agak terabaikan. Dengan munculnya laporan 'To Erris Human"pada tahun 2000, dunia dikagetkan dengan kenyataan bahwa demikan banyaknya kasus-kasus KejadianTidak Diharapkan yang terjadidi Rumah Saki!. Sesudah laporan tersebul, keselamaian pasien menjadiissue global sampaisaat ini, bahkan pada tahun 2004 wHo mencanangkan GlobalA//i-ance For Patient Safety'yang mengangkat fatwa Hipocrates di atas.

Sebagaitindak lanjut dariterbentuknya Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit oleh PERSI serta telah dicanangkannya Gerakan Nasional Keselamatan Pasien oleh Menteri Kesehatan, maka disusunlah buku "Panduan Nasional Keselamaian Pasien Rumah Sakil" ini. Mengkajifatwa Hipocrates diatas maka program keselamatan pasien tidak boleh dipandang sebagaibeban bagi Rumah Sakit, dokeratau pemberi pelayanan kesehatan lainnya melainkan merupakan suatu kewajiban moralbagtlseluruh pemberi pelayanan kesehatan lersebut.

(5)

Buku panduan ini harus dipandang sebagai panduan untuk memudahkan bagi Rumah Sakit serta pemberi pelayanan kesehatan dalam melaksanakan program-program keselamatan pasien secara terpadu, sehingga akan didapatkan hasil akhir berupa peningkatan mutu pelayanan kesehatan terhadap pasien. Buku panduan ini tentunya akan diikutidleh panduan-panduan lain sebagaipenjabaran yang lebih rinci tentang hal-halyang harus dilaksanakan.

Harapan saya selaku ketua umum PERSI agar buku panduan ini dimanlaatkan sebaik-baiknya oleh seluruh Rumah Sakit di Indonesia dan saya harapkan adanya sumbang saran untuk perbaikan lebih lanjut. Kepada anggota tim penyusun buku pedoman ini saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas hasiljerih payahnya.

Semoga Tuhan YM E selalu memberikan Ridho, bimbingan serta perlindungan-Nya bagikita semua dalam rangka pengabdian prolesi kita kepada negara dan bangsa.

Wassalam

Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh lndonesia

6ICIgiI DI'Tr'AH 9'AKIT /PA|/EM SAFETN

OEPARTEfiiEN KESEHATAN R.I . 2OO8

Kata Sambutan

Direktur Eksekutif

Komisi l\kreditasi Rumah Sakit

Pada waktu ini upaya meningkatkan mutu pelayanan dan rneningkatkan upaya keselamatan pasien di rumah sakit sudah merupakan sebuah gerakan universal. Berbagainegara maju bahkan telah menggeser paradigma "qualftfkearah paradigma baru Quarrly- safe{llniberarti bukan hanya mutu pelayanan yang harus ditingkatPan tetapiyang lebih penting lagiadalah menjaga keselamatan pasien secara ko.nsisten dan terus menerus.

Tujuan keselamatan pasien di rumah sakit adalah mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang harusnya diambil.

Maka, prakarsa Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) melakukan gerakan keselamatan pasien di Indonesia, mensosialisasikan dikalangan komunitas rumah sakil, menyusun programalaicialam bentukTujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit", tepat sekaliwaktunya. Prakarsa inipatut kita hargai.

Panduan NasionalKeselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety)inihanyalah merupakan awal dari upaya menjaga keselamatan pasien di rumah sakit. Pada waktunya dikemudian hari, langkah awal ini perlu dinilai pelaksanaannya m'elalui penilaian terhadap aplikasi standar pelayanan keselamatan pasien.

Terima kasih.

KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT

-s

l, Dr. H. Boedihartono, MHA

(6)

I

-t

l

l

rl

-q

,q

4 t .*{

,&

.A .*:

q

ffi

fl

fl

PANDUAN NASIONAL KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKT (PATENT SAFETN

DEPARTEMEN KESEHATAI.,I R.I - 2OO8

KATA PENGANTAR

EDISI I

Bermula dari laporan lAMlnstitute of Medlcine, Amerika Serikat th 200A, "TO ERfl lS HUMAN, Buil0ng a SaferHeaith Systenl diikuti data WHO (WorldAlliance for Patient Safegq Forward Prognmme, 2004)dari berbagai negara yang menyatakan bahwa daiam pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit ada sekitar 3-16 % Kejadian Tidak Diharapkan (KfDlAdverse Evenl, maka PERSl/Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia mengambil inisiatif mengajak semua pihak stakeholder rumah sakit u n t u k m e m p e r h a t i k a n K e s e l a m a t a n P a s i e n R u m a h S a k i t . I n i s i a t i f P E R S I i n i dilaksanakan dengan mengembangkan lebih lanjut panduan dan standar tentang keselamatan/keamanan yang sudah ada, misalnya standar K3 (Keselamatan Kerja, Kebakaran, dan Kewaspadaan Bencana), standar Pengendalian lnfeksi Nosokomial dan lain sebagainya, yang diintegrasikan dalam suatu Sistem Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang baru dan komprehensif.

Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit diawali dengan membentuk Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit/lffPRS oleh PERSI pada Juni 2005 sebagai hasil Raker PERSI Maret 20115 di Surabaya, diikuti dengan pencanangan Geakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit oleh MenteriKesehatan DR. Dr. Siti Fadillah Supari, Sp.Jp.K pada 21 Agustus 2005 dalam SeminarNasional PERSIdiJal€rta. KKPRS kemudian menyusun PanduanTujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien RumahSakitdan Glosarium KPRS. Sejalan dengan itu KARS (KomisiAkeditasi Rumah sakit, DepKes) menyusun Standar Keselamalan Pasien Rumah Sakit. Kedua upaya inikemudian disinergikan melaluisuatu Tim terdiridari unsur-unsur KKPRS-PERSI, MRS DepKes, yang dengan dukungan BD (Becton Dickinson & Company) pada bulan Maret 2006 telah bertrasil menyusun tsuku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakif. Panduan ini berisi Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Formulir Laporan lnsiden dan Glosarium, serta Instrumen Penilaian AkreditasiRs untuk standar keselamatan pasien rumah sakit dad KARS. Jumlah standar pelayanan rumah sakit yang diakeditasidengan demikian menjadi 16 Standar Pelayanan Rumah Sakit dan 1 Standar Keselamatan paslen Rumah Sakit.'

(7)

Semoga Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Runrah Sakit ini dapat digunakan untuk merrbantu Rumah Sakit menerapkan Program Keselamatan Pasien Rurnah Sakit.

Jakarta, Maret 2005 T i m P e n y u s u n E d i s i I

1 2 PANDUAN NASIONAL KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKII (PAflENT SAFETY) DEPABTEMEN

KESEHATAN fl.I . 2OO8

1 3

KATA PENGANTAR

EDISI II

Salam Keselamatan Pasien,

Pertama'tama marilah kita panjatkan puji syukur kita ke hadirat Tuhan yang Maha E s a a t a s keberhasilan d i t e r b i t k a n n y a E d i s i ll B u k u p a n d u a n N a s i o n a l Keselamatan pasien Rumah Sakit inr.

Buku panduan nasional edisi pertama yang diterbitkan tahun 2006, mencapat sambutan yang cukup besar dari kalangan masyarakat perumahsakitan, buku ini selain telah berperan daram meningkatkan kesad aran (awareness)pimpinan - siaf _ karyawan rumah sakit, juga telah banyak membantu rumah sakit menerapkan pro_ gram Keselamatan pasien. sejak tahun 2002 KKPRS terah merayani permintaan pelatihan "Keselamatan pasien rumah sakit dan Manajemen risiko krinis'yang cenderung terus meningkat. Pada tingkat regional dalam WHO South East Asian Regional workhop on patient safetfdi tter,,ioetni tanggal lz_ l+Ju|i2006,

Indo nesia memaparkan buku panduan nasional ini dan menda'pat apresiasi dariwHo. . sejatan dengan kecenderungan inrernasional, di Indonesia perkembangan keselamatan pasien rumah sakit juga cukup pesat dan dinamis, ada bagian_bagian dalam buku edisipertama yang'tertinggaf"sehingga perlu diperbarui. Bagian_bagian

tsb a'l' : Format Laporan Insiden Kesedmatan paiLn, lnstrumen Akreditasi pelayanan Keselamatan Pasien Rurnah Sakityang dimasukkan dalam lnstrumen pelayanan Medis dan Administrasi Manajemen. serain itu ditambahkan pura petunjuk penerapan Keselamatan Pa,sien di Rumah sakit, dan tidak karah pentingnya dimasukkan puta

ilakrta Declaationlangdihasirkan pada wHo south East Aia' Regnnal workshop Patients for Patbnt safefyangdiselenggarakan di Jakarta

t.n jgur fl _ rcJuli 2007. Mudah'mudahan edisi kedua ini, sebagai persembahan

bagi masyarakat perumahsakitan, dapat senantiasa mendorong perkembangan

program Keselamatan Pasien Rumah sakit di Indonesia, dengan harapan

dicapainya pernyataan penting yang dicantumkan dalam "Jakarta DecEntion,: .

(8)

b a h w a t i d a k b o l e h a d a p a s i e n m e n d e r i t a c e d e r a y a n g d a p a t (that no patients should suffer prevenlable harn)

b a h w a p a s i e n a d a l a h p u s a t d a r i s e m u a u p a y a k e s e l a m a t a n (that patients are at the centre of a//patient safety efforts)

d i c e g a h ; p a s i e n .

Terima kasih.

Salam Keselamatan Pasien,

Jakarta, Oktober 2008 T i m P e n y u s u n E d i s i l l

Pencanangan

Gerakan

Kesefamatan

pasien Rumah sakit

Oteh

Menteri Kesehatan

R.!.

Seminar

Nasional

PERSI

21 Agustus 2005

Jakarta Convention Centre Jakarta

P E N C A N A N G A N . . r - r , : . - t . ; l : . - , ; AMATAN PASIEN : - - : l _ : . . . . , - " " r 1 : ! l - - . . : - i r ' M : DEPARTEMEN KESEHATAN R.t . 2OO8

(9)

Kata Sambutan Menteri Kesehatan R.l

Kata Sambutan Direktur Jendera! Bina Pelayanan Medik Kata Pengantar Ketua PERSI

Kata Sambutan Direktur Eksekutif KARS ... Kata Pengantar Edisi I ...

Kata Pengantar Edisi ll ... .

B A B l. P e n d a h u 1 u a n . . . . 1.'1. Latar Belakang

1.2. Tujuan Disusunnya Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit ...

B A B ll . K e s e l a m a t a n P a s i e n R u m a h S a k i t .. . . . . . . 2.1. Mengapa keselamatan pasien ?

2.2. Pengertian 2.3. Tujuan

2.4. Programme V/HO, World Alliance for Patient Safety

2.5. Sembilan Solusi Keselamatan Pasien di Rumah Sakit ... BAB lll. Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit ...

BAB lV. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit ... BAB V. Jakarta Declaration

BAB Vl. Pelaksanaan Kegiatan Secara Nasional BAB Vll. Pencatatan dan Pelaporan

MB Vlll. Monitoring dan Evaluasi ... BAB lX. Penutup

Lampiran :

1. Tim Penyusun Edisi I 2. Tim Penyusun Edisi ll

3. Formulir Laporan Insiden Keselamatan Pasien Intemal dan Ekstemal 4. Glosarium Keselamatan Pasien Rumah Sakit

5. Instrumen Akreditasi Pelayanan Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KomisiAkreditasi Rumah Sakit - KARS,2006)

SK PERSI

Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPPRS)

BAB I

P E N D A H U L U A N

1 . 1 . L a t a r b e l a k a n g

Keselarnatan (safety)telah mer,jadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamalan (safety)di rumah sakit yaitu : keselamatan pasien (patient safely), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan lgreen productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan "bisnis' rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup runnah sakit. Ke lima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap rumah sakit. Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utanra untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra perumahsakitan.

Harus diakui, pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien sesuaidengan yang diucapkan Hiprocrates kira-kira 2400 tahun yang lalu yaitu Primunr, non nocere (First, do no hamil.l.lamun diakui dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan - KTD (Adverse erent) apabila tidak dilakukan dengan hati-hati.

Di rumah sakit terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan pi'osedur, banyak alat dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan pasien 24jamterus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi Kl-D.

Pada tahun 2000 tnstltute of Medicinedi Amerika Serikat menerbitkan laporan yang mengagetkan banyak pihak : "To EBR ls HUMAN", Building a safer Health systen $rcran itu mengemukakan penelitian di rumah sakit di Utah dan Colorado serta NewYork. Di utah dan coloradc ditemukan KTD (Adverse Eventl sebesqr z,g ok,dimana 6,6 % diantaranya meninggal. sedangkan di Newyork KTD adarah sebesar 3,7 % dengan angka

D A F T A R

I S I

H a l a m a n 5 1 I 1 1 I J 1 7 1 1 I I 1 B 1 9 I Y 2 0 2 0 2 0 2 1 2 2 28 3 4 4 0 46 4 7 48 49 5 1 52 60 6 3 BO 82 6. 7.

1 6 PANDUAN NASIONAL KESELAMATAN PAS|EN RUMAH SAKII FATENT SAFETA DEPARTEMEN KESEHATAN R.I . 2OOB

(10)

kcmatian 13,6 %. Angka kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di seluruh AmeriKa yang berjumlah 33,6 juta per tahun berkisar 44.000 - 98.000 per tahun. Publikasi WHO pada tahun 20M, mengumpulkan angka-angka penelitian rumah sakit di berbagai Negara :Amerika, lnggris, Denmark, dan Australia, ditemukan KTD dengan rentang 3,2-16,6%. Dengan data-data tersebut, berbagai negara segera melakukan penelitian dan mengembangkan Sistem Keselamatan Pasien.

Di lndonesia data tentang KTD apalagi Kejadian Nyaris Cedera (Near niss) masih langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan'ma[ praktek', yang belum tentu sesuaidengan pembuktian akhir. Dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit maka Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia telah mengambil inisiatif membentuk Komite Keselamatan Pasien Bumah Sakii (KKP-RS). Komite tersebut telah aktif melaksanakan langkah langkah persiapan pelaksanaan keselamatan pasien rumah sakit dengan mengembangkan laboratorium program keselamatan pasien rumah sakit.

Mengingat keselamatan pasien sudah menjadifuntutan masyarakat maka pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit perlu dilakukan. Karena itu diperlukan acuan yang jelas untuk melaksanakan keselamatan pasien tersebut. Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang terutama berisiStanCar Keselamatan Pasien Rumah Sakit dan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit diharapkan dapat membantu rumah sakit dalam melaksanakan kegiatannya Buku Panduan ini rencananya akan dilengkapi dengan lnstrumen Penilaian yang akan dimasukkan di dalam program akreditasirumah sakit.

1.2. Tuiuan disusunnya Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah :

Tujuan Umum :

Memberikan informasi dan acuan bagi pusat, propinsi dan rumah sakit dalam melaksanakan prognm keselamatan pasien rumah sakit.

Tujuan Khusus :

1. Terlaksananya program keselamatan pasien rumah sakit secara sistematis dan terarah. 2. Terlaksananya pencatatan insiden di rumah sakit dan pelaporannya.

3. Sebagaiacuan penyusunaninstrumenakreditasirumahsakit.

, Sebagaiacuan bagipusat, propinsidan kabupatery'kota dalam melakukan pembinaan rumahsakit.

BAB II

KESELAMATAN

PASIEN

RUMAH SAKIT

2 . 1 . M e n g a p a K e s e l a m a t a n p a s i e n ?

Sejak awal tahun 1900 lnstitusi rumah sakit selalu meningkatkan mutu pada ll (tiga)elemen yaitu struktur, proses dan outcome dengan bermacam-macam Konser) dasar, program regulasi yang benruenang misalnya antara lain penerapan Standar Pelayanan Rumah sakit, penelapan eua/ity Assurance, Tota/ euality Management, Countinuos Quality lmprovement, Perizinan, Akreditasi, Kredensialing, Audit Medis, Indikator Klinis, C/inica/ Governance, iSo, dan lain sebagainya. Harus diakui pr6 gram-program tersebul telah meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit baik pad;r aspek struktur, proses maupun output dan outcome. Namun harus diakui, padir pelayanan yang telah berkualitas tersebutmasih terjadi KTD yang tidak jarang beiakhir dengan tuntutan hukum. Oleh sebab itu perlu program untuk lebih memperbaikiprose.; pelayanan, karena KTD sebagian dapat merupakan kesalahan dalam proses pelayanarr yang sebetulnya dapat dicegah melalui rencana pelayanan yang komprehens6 dengan melibatkan pasien berdasarkan hak-nya. Program tersebut yang kemudian dikenal dengan istilah keselamatan pasien (patientsafety). Dengan meningkatnya keselamatan pasien rumah sakit diharapkan kepercayaan masyarakat terhadip peiayanan rumah sakit dapat meningkat. selain itu keselamatan pasien juga ciapaimen$urangi KTD, yang selain berdampak terhadap peningkatan biaya pelayanan juga dapit membawa rumah sakit ke arena blammng,menimbulkan konflikantara dokie/petugas kesehatan dan pasien, menimbulkan sengketa medis, tuntutan dan proses hukum, tuduhan malpraktek, b/ow'upke mass media yang akhirnya menimbulkan opini negatiiterfraCap pelayanan rumah sakit, selain itu rumah sakit dan dokter bersumn pay.n melindungi dirinya dengan asuransi, pengacara dsb. Tetapi pada akhirnya tidak ada pihak yarfi menang, bahkan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan ,*.h sakit.

1 8 PANDUAN NASIONAL KESELAMAIAN PASIEN RUMAH SAKII (PATENT SAFETY)

OEPABTEMEN KESEHATAN R.I . 2OO8

(11)

2 " 2 . P e n g e r t i a n

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suaiu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meiiputi : ass€ssmen risiko, identifikasi dan pengelolaan halyang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah teqadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu iindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

2.3. Tujuan :

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit

2. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat 3. Menui'unnya kejadian tidak diharapkan (Kl-D) di rumah sakit.

4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

2.4. Programme WHO, lt/oild Alliance for Patient Safety

PadaJanuari 2N2 Executlue BoardWHOmenyusun usulan resolusi, dan kemudian diajukan padaWorld Health Assembly ke 55 Mei2002, dan diterbitkan sebagaiResolusi WHA55.18. Selanjutnya pada World Health Assenblyke 57 Mei2004, diputuskan membentuk aliansi internasional untuk peningkatan keselamatan pasien dengan sebutan World Alliance for Patient Safety dan ditunjuk Sir Liam Donaidson sebagai Ketn.

World Alliance for Patient Safety pada tahun 2004 menerbitkan 6 program keselamatan pasien, dan tahun 2005 menambah 4 program lagi, keseluruhan 10 pro-gram WHO untuk keselamatan pasien adalah sbb :

1. GlobalPatient Safety Challenge :

I st Cha l/enge : 2005'2006 : Clean Ca re is Safer Care, 2nd Challenge :2007'2008 : Safe Surgery Safe Lires 2. Patrents for Patient SafetY

20 PANDUAN NASIOIIAL KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (PAflENT SAFETCI

DEPARTEMEN KESEHATAN R.I . 2OO8 2 1

3. Taxonomy for PatientSafety 4. Research for Patient Safety 5, S'olutions for Patient Safety 6. ReportingandLearning 7. Safeiy in action

B. Technologr for Patient safety 9. Care of acute/y i//patlents

10. Patienl safety knowledge at your fingertps

2 . 5 . S e m b i l a n S o l u s i K e s e l a m a l a n P a s i e n d i R u m a h S a k i t

WHO Col/aborating Centre for Patient Safefiq dimotori oleh Joint Comnrssion ln-ternationa/, suatu badan akreditasi dari Amerika Serikat, mulai tahun 2005 mengumpulkan pakar keselamatan pasien dari lebih 100 negara, dengan kegiatan mengidentifikasidan mempelajari berbagaimasalah keselamatan pasien, dan mencari solusi berupa sistem atau intervensisehingga mampu mencegah atau mengurangi cedera pasien dan meningkatkan keselarnatan pasien. Pada tgl 2 Mei 2007 WHO

Co //a b o ra I r n g Ce n tre fo r Pa tie n t Sa fe fir res m i mene rbitkan pand u a n' Nin e Life -Sa uin g Patient Safety Solutions'{'Sembilan Solusi Keselamatan Pasien Rumah Sakif). Sembilan topik yang diberikan sofusinya adalah sbb :

1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mrip (Look-Alike, Sound-Altke Medt-cation Nanes)

2. Pastikan ldentifikasi Pasien

3. Komunikasi secan Benar saat Serah Terirna/Pengoperan Pasien 4. Pastikan Tindakan yang benar pada SisiTubuh yang benar 5. Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat (conentrated)

6. Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada Pengalihan Pelayanan 7. HindariSalah Kateterdan Salah Sambung Slang (fube)

8. Gunakan Alat lnjeksiSekali Pakai

9. Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand hygiene) untuk Pencegahan infeksi Nosokomial.

(12)

B A B I I I

STANDI\R

KESEIAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang perlu ditangani segera di rumah sakit di lndonesia maka diperlukan standar keselamatan pasien rumah sakityang merupakan acuan bagi rumah sakit di Indonesia untuk melaksanakan kegiatannya.

Standar keselamatan pasien rumah sakit yang disusun ini mengacu pada"Hospi-tal Patient Safety Standards" yang dikeluarkan oleh Joint Commision on Accredita' tion of llealth Organizationq lllinois, USA, tahun 2002, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi perumahsakitan di Indonesia. Standar Keselamatan Pasien wajib diterapkan rumah sakit dan penilaiannya dilakukan dengan menggunakan Instrumen Akreditasi Rumah Sakit.

Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tuiuh standar yaitu : 1. Hak pasien

2. Mendidik pasien dan keluarga

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien 6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien Uraian tujuh standar tersebut diatas adaiah sebagai berikut :

Standar l. Hak pasien Standar :

Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasitentang

rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan.

K r i t e r i a :

1.1 . Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan.

1.2. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan 't.3. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara

jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tenrang rencana clan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur uniuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan.

S t a n d a r ll . M e n d i d i k p a s i e n d a n k e l u a r g a Standar :

Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien

Kriteria :

Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di rumah sakit harus ada sistem dan mekanisme mendidik pasien cian keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat :

1). Memberikan informasiyang benar, jelas, lengkap dan jujur. 2). Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga. 3). Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti 4). Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.

5). Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit. 6). Memperlihatkan sikap menghormatidan tenggang rasa. 7). Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.

standar llf. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan Standar :

Rumah Sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasiantar tenaga dan antar unit pelayanan.

2 2 PANDUAN NAS|ONAL KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (PAflENr SAFETv DEPARTEMEN KESEHATAN

(13)

K r i t e r i a :

3 . 1 . T e r d a p a l k o o r d i n a s i p e l a y a n a n s e c a r a m e n y e l u r u h r n u l a i d a i ' i s a a t p a s i e r m a s u k , p e m e r i k s a a n , d i a g n o s i s , p e r e n c a n a a n p e l a y a n a n , t i n c j a k a n pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar dari rumah sakit.

3.2. Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan denga.n kebutuhan pasien dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga pada seluruh tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan lancar.

3.3. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi untu k memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan, pelayanan sosial, konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya.

3.4. Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatarr sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan efektif . S t a n d a r lV . P e n g g u n a a n m e t o d a - r n e t o d a p e n i n g k a t a n k i n e r j a u n t u k

m e l a k u k a n e v a l u a s i d a n p r o g r a m p e n i n g k a t a n k e s e l a m a t a n p a s i e n

S t a n d a r :

Rumah sakit harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif Kejadian Tidak Diharapkan, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamalan pasien.

K r i t e r i a :

4.1. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang baik, mengacu pada visi, misi, dan tujuan rumah sakit, kebutulran pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakif'.

4.2. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja yang antara lain terkait dengan : pelaponn insiden, akr-editasi, manajemen risiko, utilisasi, mutu p'elayanan, keuangan.

2 4 PANDUAN NASIONAL KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKff EANENT SAFETA

DEPARTEMEN KESEHATAN R.I. 2OO8

25

4'3' Setiap rumah sakitharus melakukan evaluasiintensif terkaiicengan semua Kejadian Tidak Diharapkan, dan secara prcaktif melakukan evaluasj satu proses Kasus risiko tinggi.

4'4' Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis untuk menentukan perubahan sistem yang diperiukan, agar kinerya dan keselamatan pasien terjamin.

standar v Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien S t a n d a r :

1. Pimpinan mendorong dan menjamin imprementasi program keseramatan pasien secara terintegrasi daram organisasi meralui

irn.rrprn ,Tujuh Langkah Menuju Keselamatan pasien Rumah Sakit,,.

2' Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasirisiko keselamatan pasien dan program menekin atau menguangi Kejadian Tidak Diharapkan.

3' Pimpinan mendorongdanmenumbuhkan komunikasidan

koordinasiantar unit dan individu berkaitan dengan pengambiran keputusan

tentang keselamatan pasien.

4. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat

untuk mengukur, mengkaji, dan meningkarkan kinerja rumah-sakit serta meningkatkan keselamalan pasien.

5 . P i m p i n a n m e n g u k u r d a n m e n g k a j i e f e k t i f i t a s

k o n t r i b u s i n y a d a r a m meningkatkan kinerja rumah sakit dan keseramatan pasien.

Kriteria :

5.1. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelora program keselamatan pasien. 5.2. Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan

dan pro-gram meminimarkan insiden, yang mencakup jenis-jenis

Keladian yang memerrukan perhatian, murai dari 'Kejadian Niaris

crJeru" luear nrssl sarnpai dengan "Kejadian Tidak Dihara pkan, (Aduerse euenr).

5.3. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa

semua komponen dari rumah sakit terinregrasi dan berpartiiipasi daram nlogiam keseramatan pasien.

(14)

5.4. Tersedia prosedur "cepat{anggap" tei'iradap insrden, termasuk asuhan kepada p a s i e n y a n g t e r k e n a m u s i b a h , m e m b a t a s r r i s i k o p a d a o r a n g l a i n d a n penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis. 5.5. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan

insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan .jelas tentang Analisis Akar Masalah (RCA) 'Kejadian Nyaris Cedera" (Near niss) dan "Kejadian Sentinel' pada saat program keseiamatan pasien mulai dilaksanakan. 5.6. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnya

menan gani "Kejad ian Sentinel" (S e n t in el Eve nf/ atau ke giatan p roaktif untu k memperkecil risiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan dengan "Kejadian Sentinel".

5.7. Terdapat koiaborasidan komunikasiterbuka secara sukarela antar unit dan antar pengeloia pelayanan di dalam rumah sakit dengan pendekatan anlar disiplin.

5.8. Tersedia sumberdaya dan sistem informasiyang Cibutuhkan dalam kegiatan perbaikan kinerja rumah sakit dan perbaikan keselamatan pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut.

5.9. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasimenggunakan kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinya. Standar Vl. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

Standar :

1. Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas

2. Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.

Kriteria :

6.1. Setiap rumah sakit harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamaian pasien sesuai dengan tugasnya masing-masing.

2 6 PANDUAN NASIONAL KESELAMATAN PASIEN HUMAH SAKII PATiENT SAFETV

DEPARTEMEN KESEHATAN R.I . 2OO8

27

6.2' setiap rumah sakit harus mengintegrasikan topik keselamatan pasien dara seiiap kegiatan in-seruice trainngdan memberipedoman yang jeras tentar petaporan insiden.

6.3' setiap rumah sakit harus menyerenggarakan peratihan

tentang kerjasan kelompok (te?nwo*) gunu mendrkung pendekatan

interdisiprin da kolaboratif dalam rangka melayani pasien.

s t a n d a r V f l . K o m u n i k a s i m e r u p a k a n k u n c i b a g i staff untuk mencapi k e s e l a m a t a n p a s i e n

S t a n d a r :

1. Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen

informa:, keselamatan pasien untuk memenuhi kebuiunan intoimasi

internal dar eksternal.

2' Transmisidata dan informasiharus tepat waktu dan

akurar. Kriteria :

7.1. Pertu disediakan anggaran untuk merencanakan

dan mendesain proser; manajernen urrtuk memperoreh data dan informasi

tentang har_har terkarr dengan keselamatan pasien.

7'2' Tersedia mekanisme identifikasi masalah

dan kendala komunikasi untuk merevisi manajemen informasi yang ada

(15)

BAB IV

TUJUH LANGKAH

MENUJU KESELAMATAN PASIEN

RUMAH SAKIT

Mengacu kepada standar keselamatan pasien pada bab lll, maka rumah sakit harus mendesign (merancang) proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitordan mengevaluasi kinerja melaluipengumpulan data, menganalisis secara intensif Kejadian Tidak Diharapkan, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.

ProseS perancangan tersebut harus mengacu pada visi, miSi, dan tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehal, dan faldor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan "Tujuh Langkah Keselamatan Pasien Rumah Sakit"

Berkaitan hal tersebut diatas maka perlu ada kejelasan perihal tujuh langkah keselamatan pasien rumah sakit tersebut.

Uraian Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah sebagai berikut:

1 . B A N G U N K E S A D A R A N A K A N N I L A | K E S E L A M A T A N P A S I E N Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.

Langkah penerapan: A. Bagi Rumah Sakit :

Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang menjabarkan apa yang harus dilakukan staf segera setelah terjadi insiden, bagaimana langkah-langkah pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan apayang harus diberikan kepada staf, pasien dan keluarga

o Pastikart rumah sakit memilikikebijakan yang menjabarkan peran dan

2 8 PANDUAN NASIoNAL KESELAMATAN PASIEN RUI4AH SAKTT (PATIENT SAFETV

DEPARTEMEN KESEHATAN R.I. 2OO8 2 9

akuntabilitas individual bilamana ada insiden

Tumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari insiden yang terjadi di rumah sakit.

Lakukan asesrTren dengan menggunakan suivei penilaian keselarnatan pasten.

B . B a g i U n i t / T i m :

o Pastikan rekan sekei'ja anda merasa mampu untuk berbicara mengenai kepedulian mereka dan berani melaporkan bilamana ada insiden o Demonstrasikan kepada tim anda ukuran-ukuran yang dipakaidi rumah

sakit anda untuk memastikan sernua laporan Cibuat secara terbuka dan ter.1adi proses pembelajaran serla pelaksanaan tindakar/solusi yang tepat. 2 , P I M P I N D A N D U K U N G S T A F A N D A

Bangunlah komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang Keselamatan Pasien di rumah sakit anda.

L a n g k a h p e n e r a p a n : A . U n t u k R u m a h S a k i t :

o Pastikan ada anggota Direksiatau Pirnpinan yang bertanggung jawab atas Keselamatan Pasien

o ldentifikasi ditiap bagian rumah sakit, orang-orang yang dapat diandalkan untuk menjadilenggeraK dalam gerakan Keselamatan Pasien

o Prioritaskan Keselamatan Pasien dalam agenda rapat Direks/Pimpinan maupun rapat-rapatmanajemen rumah sakit

o Masukkan Keselamatan Pasien dalam semua program latihan staf rumah sakit anda dan pastikan pelatihan ini cjiikuti dan diukur efekivitasnya. B . U n t u k U n i t / T i m :

. Nominasikan "penggerak" dalam tim anda sendiri untuk memimpin Gerakan Keselama.tan pasien

. Jelaskan kepada tim anda relevansidan pentingnya serta manfaat bagi mereka dengan menjalankan gerakan Keselamatan Pasien

(16)

I N T E G R A S I K A N A K T I V I T A S P E N G E L O L A A N R I S I K O

Kembangkan sistem dan proses pengeloiaan risiko, serta lakukan identifikasi dan asesmen halyang potensial bermasalah.

L a n g k a h p e n e r a p a n : A . U n t u k R u m a h S a k i t :

o Telaah kembali struktur dan proses yang ada dalam manajemen risiko klinis dan non klinis, serta pastikan hal tersebut mencakup dan terintegrasi dengan Keselamatan Pasien dan Staf

o Kembangkan indikator-indikator kinerja bagi sistem pengelolaan i'isiko yang dapat dimonitor oleh Direksi/Pimoinan rumah sakit

o Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem pelaporan insiden dan asesmen risiko untuk dapat secara proaktif meningkatkan kepedulian terhadap pasien.

B . U n t u k U n i t / T i m :

o Benluk forum-forum dalam rumah sakit untuk mendiskusikan isu-isu Keselamatan Pasien guna memberikan umpan balik kepada manajemen yang terkait

o Pastikan ada penilaian risiko pada individu pasien dalam proses asesmen risiko rumah sakit

o Lakukan proses asesmen risiko secara teratur, untuk menentukan akseptabilitas setiap risiko, dan anrbillah langkah-langkah yang tepat untuk memperkecil risiko tersebut

o Pastikan penilaian risiko tersebut disampaikan sebagai masukan ke proses asesmen dan pencatatan risiko rumah sakit.

K E M B A N G K A N S I S T E M P E L A P O R A N

Pastikan staf Anda agar dengan mudah dapat melaporkan ke,iadian/ insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS).

4 .

3 0 PANDUAN lrASlONAt KESELAMATAN PASIEN RUt'rAH SAKII /PA1ENT SAFEfY)

DEPARTEMEN KESEHATAN R.I. 2OO8 3 1

L a n g k a h p e n e r a p a n : A . U n t u k R u m a h S a k i t :

Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden ke dalam mauplrr ke luar, yang harus dilaporkan ke KppRS - PERSl.

B . U n t u k U n i U T i m :

Berikan semangat kepada rekan sekerja anda untut< secara aktif melaporkarr setiap insiden yang terjadidan insiden yang telah dicegah tetapitetapterjarlr juga, karena mengandung bahan pelajaran yang penting.

5 . L I B A T K A N D A N B E R K O M U N I K A S I D E N G A N P A S I E N Kemban gkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien. L a n g k a h p e n e r a p a n :

A . U n t u k R u m a h S a k i t :

o Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang secara jelas menjabar.karr cara-cara komunikasi terbuka selama proses asuhan tentang insidcrr dengan para pasien dan keluarganya.

o Pastikan pasien dan keruarga mereka mendapat informasiyang beni, dan jelas bilamana terjadi insiden

o Berikan dukungan, pelatihan dan dorongan semangat kepada staf agirr selalu terbuka kepada pasien dan keluarganya.

B . U n t u k u n i t / T i m :

o Pastikan tim anda menghargaidan mendukung keterlibatan pasien darr keluarganya bila telah terjadi insiden

o Prioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga bilamana terjaclr insiden, dan segera berikan kepada mereka informisiyang jelas darr benar secara tepat

o Pastikan, segera setelah kejadian, tim menunjukkan empati kepada pasien dan keluarganya.

(17)

6 . B E L A J A R D A N B E R B A G I P E N G A L A M A N T E N T A N G K E S E L A M A T A N P A S I E N

Dorong staf anda untuk rnelakukan anallsis akar masalah untuk beiajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul.

L a n g k a h p e n e r a p a n : A . U n t u k R u m a h S a k i t :

Pastikan staf yang terkait telah terlatih untuk melakukan kajian insiden secara tepat, yang dapat digunakan untuk mengidentiiikasi penyebab Kembangkan kebijakan yang menjabarkan dengan jelas kriteria pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis/RCA) yang mencakup insiden yang terjadi dan minimum satu kali per tahun melakukan Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) untuk proses risiko tinggi.

B . U n t u k U n i t / T i m :

o Diskusikan dalam tim anda pengalaman darihasilanalisis insiden o ldentifikasiunit atau bagian lain yang mungkin terkena dampak dimasa

depan dan bagilah pengalaman tersebut secara lebih luas.

CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KESELAMATAN P A S I E N

Gunakan informasi yang ada tentang perubahan pada sistem Pelayanan. Langkah penerapan:

A. Untuk Rumah Sakit :

kejadian / masalah untuk melakukan

. Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem

pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden, dan audit serta analisis, menentukan solusi setempat

Solusitensebut dapat mencakup peniabaran ulang sistem (struktur

proses), penyesuaian pelatihan staf darVatau kegiatan klinis, penggunaan instrumen yang menjamin keselamatan pasien. 7 .

32 PANDUAN NASIONAL KESELAMATAN PAS|EN RUMAH SAKII (PATIEhTT

3 3

" Lakukan asesmen risiko untuk seti

. sos

iarisasikan

sorusi

vans

oikemb:l;#:iff

?[lHrtle;H:?

-'

o Beri insiden umpan yang balik kepada slaf tentang setiap tindakan yang diambiral dilaporkan .

B . Untuk U n i t / T i m :

o Libatkan tim anda da.lam mengembangkan berbagaicara

untuk membu asuhan pasien menjadi lebih"baik

Jan tebih arnan.

"

J:[i*Tfl:erubahan-perubahan

vans

dibuattim

anda

dan

pastikii

. Pastikan tim i

tentans,'ridJ!,Hfi;ffi:[:r:"an

barik

atas

setiap

tindak

ranirr

Tujuh langkah keselamaran pasien ruma rprehensiiuutuL rrnri, ke.qplnm"ro^

^^^,ltIjt. merupakan panduan yarrrl

ij#:'ffi

H[,:;fi

i]::#,f'"*:,llu;#:il'i',ffi

]ff

ff !,iilj;ilJ.il;;

secara

menye

turuh

harus

dilaksanakan

;r.[,r,irb''#uilr#L

"iitrj,ili!|il:i:,,t:lf, F:gS

h re

rs

e

bunida

k ha

rus

be

ru

ru

tan

da

n rida

k h

a

ru,

;

;ilil:f,:HBffi

fl;[*i:]ilqii{,F#;iffiHi,#l,iliT,iffjlT;

fffi1trT1.,_gH.*i,.gdhiffi

;ii:ff

il,,ff#J8#f

l#n:rff

i:il

yang belum dilaksanakan.

Bira tujuh rangkah initerah diraksanakan dengan baik rumah

sakii dapat menambarr pen ggunaan metoda-metoda lainnya.

(18)

BAB V

Jakarta Declaration

on Patients for Patient Safety in

Caun-tries of the South'East Asia Region

WHO South East Asra Regional Patrent Safety Workhop on " Patients for Patient Safetf, Jakarta, 17 - /9 July 2007. Country Particrpants : Bangladesh, Bhutan, lndra, lndonesia, Maldives, Myanmar Nepal, Sri Lanka, Thailand, Timor-Leste.

We,

The patients, consumer advoates, healthcare professionals, policy-makers and representatiues of nongovemmentalorganizations, professionalassocations andregu' latory councils, hauing reflected on the issue of patient safety in the WHO regronal workhop on "Patients for Patient Safe{, /7- /9 July 2002 in Jakarta, lndonesia, Refening to Resolution SE4/RC59/R3 on Promoting PatientSafetyin Health Carq adopted at the 59 Session of the Regional Comnittee for South-East Asia, dtich notes lvilh con@m the hrgh human and financal to// of adverce events'and tlte uicious cycle of adverse events, lawsuits, and the practice of defence medicine, and urges lllember States to engage patienls, consumer associations, health care wottr' ers andprofessional associations in building safer health care systems and creating a culture of safety with in health care institutions,

lnspired by the Patients for Patient Safety London Declaration supported by the

WHO World Al/iance for Patient Safelll

ConsiCeing the recommendations of the frrsf WHO RegionalWorkshop on Patient

Safety, 12 - /4 July 2006, in New De/hi lndia,

f. Declare that no patients should sufferpreventable hatm,'

2 Agree that patients are at the centre of all patient safely efforts,' i: g. Acknowledge that fear of blame and punishment should not deter open and.,

3 4 eANDUAN NASIoNAL KEsELAMATAN PASIEN RUMAH sAKtr (PATIEM iAFETU

3 5

honest communicatlon belween patients and hea/lh care providers,'

Recognize that we must work in parlnership rn order lo achieve ihe n;a1,., behavioural and system changes that are required to address patient safety 11 ourRegion,'

Believe that :

e transparency accountability and the human touch are paramount to a sart, health care system,'

e mulual trust and respect between health care professlona/s and patient:; are fundamental,'

o patients and their carers shou/d know why a treatment is given and b,, informed of a// risks, bE or smar/, so that they can particrpate in decision:; related to theircare,'

e patients should have access to their nedical records, Recognize that when harm does occur:

c lhere should be a system in place whereby the event can be reported arul in ve -i iq a t e d wi th du e re sp e c t co n fide n t ia / i ty;

o patients and therr famr/res shou/d he fu/ly informed and supporrefl. . providers rnvolved in unrnlentrbna/ harm shou/d a/so receive supporL. ' conective actrbns shoulo be taken to prevent luture harm ano the lessons

lea rn t be wide ly sh a re d;

o there should be a mechanism to farrly compensate the patient ano thei fani/y,'

Conmit to:

. consumer empowerment through frank and candid educalion,-. partnering with llte neda to encourage responsible repofting

and to seze opportunitres to educate the publiq.

o active consumerpartictpation in adverse event reporting,.

o two-waycommunrcation among patients and hea/ih care prouiders that en_ co u ra g e s q u e s tion in 9,.

o neaningrful patient representation on palrent safely

(19)

B. Pledge to achieve through suslained efforts the following goals;

functioning quality and patlent safety -<ystems in every hea/th care facilltll both public and priuate, starting with the establrshment of a patient safety committee and of an adverse event reporting and re.sponse system,' adherence lo gurdelines that are evidence-based and ethrcaland aroidance of inational treatments such as unnecessaty medlcines, investigatlons and surgicaIprocedures,'

con tin u ln g m e dica / e duca tio n for h e a lth ca re p ro fess lona ls ;

patient safety concepts integrated into pre- and rn-seruie training of allied h ea lth ca re profesion a ls

rationai caseload of patients in each ircalth care faci/ily, adequate resources devoted to patienl safely,'

satisfrbd patients and providers.

World Health Organization

Regional Office for South-East Asia

Terjemahan:

Deklarasi

Jakarta

Pasien untuk Keselamatan pasien

di Negara-negara

South-East

Asia Region

Kami,

Pasien, konsumen pendukung, para profesionar perayanan kesehatan, pembuat kebijakan dan wakillembaga swadaya masyarakat, asosiasiprofesionaldan dewan pengarah, setelah dipaparkan pada isu keselamatan pasien pada WHO regionalwork-shop tentang "Pasien untuk Keselamatan pasien ", 17 -19 Juli 2007, di Jakarta. lndonesia,

Mengacu pada Resolution SEI/RC59/R3 tentang Promoting patient Safety 12 Health care, yang yang cliadopsi pada sesi yang 5gth Regionil committee untuk Asia Tenggara, yang mencatat "keprihatinan atas banyaknya korban manusia dan biaya akibat kejadian tidak diharapkan (adverse events)" dan lingkaran setan dari adverse events,tuntutan hukum dan prakek kedokteran yang dednsivedengan ini mendesak Negara-negara Anggota unluk melibatkan para pasien, asosiasi konsumen, para pekerja pelayanan kesehatan dan asosiasiprofessionaldalam membangun sistem asuhan kesehatan yang lebih aman dan menciptakan suatu budaya keselamatan di dalam institusi pelayanan kesehatan.

Dengan diilhami oleh Patients forPatient Safety London Dec/antionyang didukung oleh WHO Wor/d Alliance for patient Safetlq

Menimbang rekomendasi wHo Regronal workhopyang pertama tentang patien t Safety, 12 -14 Juli 2006, di New Delhi, lndia,

1. Menyatakan bahwa tidak boleh ada pasien menderita cedera yang dapat dicegah: z Menyepakati bahwa pasien adalah pusat darisemua upeya keselamatan pasien; 3. Menyatakan bahwa rasa takut disalahkan dan hukuman seharusnva tidak

a o

a a a

3 6 PANDUAN NASIONAL KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKII (PAflENT SAFETY)

(20)

4.

menghalangi komunikasi yang terbuka dan jujur antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan;

Mengakui bahwa kami harus bekerja dalam pola kemitraan untuk mencapai perubahan perilaku utama dan sistem yang dibutuhkan untuk penerapan keselamatan pasien di regional kami;

Percaya bahwa:

o transparansi, tanggung-jawab dan pendekatan manusiawiadalah yang utama pada suatu sistem pelayanan kesehatan yang aman;

. dasar hubungan adalah saling percaya dan saling menghormati antara para profesional pelayanan kesehatan dan pasien;

. pasien dan pendampingnya perlu mengetahui mengapa suatu pengobatan diberikan dan diberitahu tentang semua risiko, kecil atau besar, sehingga mereka dapat mengambil bagian di dalam keputusan-keputusan yang berirubungan dengan asuhan kepada mereka;

o pasien perlu mempunyaiakses kepada rekam medis nya; Mengakui bahwa ketika cedera terjadi :

o harus ada suatu sistern dimana kejadian itu dapat dilaporkan dan diperiksa semra rahasia;

. pasien dan keluarganya harus memperoleh informasi dan Cukungan sepenuhnya;

o pemberi pelayanan yang terlibat pada cedera yang tak disengaja perlu juga menerima dukungan;

o tindakan korektif harus diambil untuk mencegah cedera di masa depan dan pelajaran yang didapat perlu disebarluaskan;

. harus ada suatu mekanisme untuk kompensasiyang wajar atas kerugian pasien dan keluarganYa;

Komit terhadap:

o pemberdayaan konsumen melalui pendidikan yang iujur dan tulus;

bekerjasama dengan media untuk mendorong pelaporan yang bertanggung jawab dan untuk berkesempatan mendidik masyarakat;

partisipasi aftif konsumen di dalam pelaporan kejadian tidak diharapkan;

3 8 PANDUAN NASIONAL KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKII EAflENT SAFETV

I

I

I

i

o komunikasidira arah antarpasien dan pemberipelayanan kesehatan ur mendorong adanya tanya jawab;

o wakil pasien yang bermakna daram komite keseramatan pasien dan fo^ forum;

Berikrar melalui upaya yang berkesinambungan unluk mencapai sasaran sbr . berfungsinya sistem mutu dan keseramatan pasien pada setiap sart

pelayanan keseharan, baik pernerintah maupun swasta,

murai denE pembentukan suatu komite keselamatan pasien dan dalam

suatu sist, pelaporan kejadian tidak diharapkan dan sistem tanggapannya; o taat pada pedoman berbasis buktidan etik, dan menghindari pengobat

yang inasionar seperti pemberian obat , pemeriksaan dan operasi y;r tidak perlu;

o pendidikan kedokteran berkelanjutan untuk para profesional

kesehatan; o konsep keselamatan pasien yang terintegrasike dalam peratihan para rlr

fessional kesehatan;

' indikasiyang rasionar untuk admisipasien pada setiap sarana perayarr kesehatan;

o sumber cjaya yang adekuat untuk keselamatan pasien; o profeSionai kesehatan yang termotivasidan kompeten; . pasien dan pernberipelayanan kesehatan yang puas.

World Health Organization

Hegional Oifice for South-East Asia

(21)

A . a .

BAB VI

PELAKSAN

A/AN KEG IATAN SECARA

NASIONAL

DI TINGKAT PUSAT Departemen Kesehatan

1. Menetapkan Kebijakan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit

2. Melakukan sosialisasidan advokasi kebijakan clan program keselamatan pasien rumah sakit ke Departemen Dalam Negeri, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupater/Kota, Dinas Kesehatan ProvinsfKabupater/ Kota dan Rumah Sakit Vertical

3. Bersama-sama dengan KKPRS dan KARS melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan program keselamatan pasien rumah sakit K o m i t e K e s e l a m a t a n P a s i e n R u m a h S a k i t - P E R S I

1. Memberlakukan panduan dan menetapkan pedoman yang terkait dengan Keselamatan Pasien Rumah Sakit

Melakukan sosialisasidan advokasi keselamatan pasien rumah sakit kepada pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota serta PERSI Daerah dan Rumah Sakit.

Bersama-sama dengan KARS melakukan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit.

Menyelenggarakan worlshcp, seminar, semiloka, lokakarya, lomba posterdan lain sebagainyayang terlaitdengan program keselanntan pasien rumah sakit. Bersarna-sama dengan I(ARS melakukan audit keselamatan pasien rumah salql l'/engembangkan labontorium uji coba program keselamatan pasien rumah sakit Mengembangkan rumah sakit model untuk rujukan rumah sakit lainnya dalam melaksanakan keselamatan pasien rurnah sakit

Melakukan penelitanlkajian dan pengembangan p!'ogram keselamatan pasien rumah sakit

9' Mengembangkan sistem pencatatan

dan peraporan insiden yang melipr

Kejadian Tidak Diharapkan, Keiaoim ruur,,'iirlrru

ou, Kejadian senrinr

r 0' Bersama-sama dengan rnhs merulukan

evaluasipanouan, pedoman di

pelaksanaan prograrn keselamatan

pasien rumah sakit

1 1. secara berkaia memoeri[an tapo,'unie!iai;;';;;prrtemen

Kesehata,

c. Kcmisi Akreditasi Rumah Sakif

1' lvienyiapkan standardan

tt*tupLrn kriteria keselamatan pasien rumah

sakir

2' Menetapkan instrumen .tirolgl keselamatan

pasien rumah sakit

3' Menifaipenerapan standar

Kfls merarui akreditasi rumah sakit

4.

flil:Xffiima

densan

rrpns

r.rurrlui

pilil, keseramaran

pasier

5' &rsann-sama dengan KKPRs

melakukan audit keseramatan pasien

rumah sakrr

6' Bersama-sama dengan r<rFns

r.rr*rd'ru]rrlri prndrrn, pedoma'

dan pelaksanurn prlgrum keselamatan

pasien rumah sakit

7

[',Il:Hil5ffi,.::#:'lffil**il['

*'!fl: Direkur

Jender,

Bin;

B. DI TINGKAT PROVINSI

a. Dinas Kesehatan provinsi

1' Merakukan aovokasidan sosiarisasiprogram

keseramatan pasien ke rumarr

sakit-rumah sakit di witayannva

z' Merakukan adv.okasi

ru purlrint n provinsi dan pemerintah kabupaten/

^ J:Ji,?#Jffi:1tri:1;,T';:'nggi''un

i"kilffi' pur,r,s,n,,n

f,.o

3' Melakukan pembinaan p.r.trrnln program

keseramatan pasien rumah sakit

4' Mendorong rumah

t.ffiilil.;hnya untuk akreditasi.

b. PERST Daerah

1. Bersama-samadengan Dinas

Keseharan provinsi merakukan

advokasipro

gram keseramatan pasien

Le rumr' sarrit-rurnarr ffi;, wilayahnya

2' Bersama-samr o"ngan Di,r* rrr.rrrtan provinsiiliirl,ur.n

advokasi ke

pemerintah

provinsi

o.n oemer,"nt.r,

g.il*il;r;g.,

rersedianya

dukungan anggaran brr<ait jengun'progru,

kesetamatan pasren rumah

sakit OEpARTEMEN KESEHATAIv R.t - 200s 41 b . 4 . 5 . 6. 7.

(22)

2 . 3 .

A .t.

3. Melakukan pembinaan & monitoring pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit

4. Melakukan pembinaan paska akreditasi C. DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

L Melakukan advokasi program keselamatan pasien ke rumah sakit-i'umah sakit di

kabupaten/kota

Melakukan advokasi ke pemerintah kabupater/kota agar tersedianya dukungan anggaran terkait dengan program keselamatan pasien rumah sakit

Melakukan pernbinaan pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit Mendorong rumah sakit untuk mengikutiakreditasi rumah sakit

KppRS' Mengingai program keseramatan

pasien sangat terkait dengan pro_

gram mutu dan manajemen

risiko krinis maka ,.ur.i ,ur,ii orput memirih

apakah program mutu, program

rppns orn,rnr;*#n ,t. merupakan

program sendiri-sendiri, atau

merupakan program bersama/

komb inasi.

2. Tetapkan Unit K, .

c penetap,.

;ff:l:ffmTil',,,il:l

ff;:fl'liffi

ffif ffi

[:

dengan Keputusan pirplnan numrr,

Srti,.

o Kedudukan unit kerja daram strukturorganisasirumah

sakit diserahkan

pada kebijakan pimpinan rumah

sarit. tr,tis.tnya unit kerjadapatdibawah

Komite Medis atau pimpinrn nS.-"'

Uraian tugas unit terja KpiS sebagai berikut ;

' Mengembangkan program r.rui.,*trn pasien dirumah

sakit

'

$t?#?ffi:?t$[fl.,

danproseduitu't.i

o.ng*

p'g"*k seramatan

o Menjalankan peran dan melakukan

ililt'::fl

Fevaruasii'pJ".ni*1r"1"1T?lilil'li;lfi1:il1

o Bersama-sama dengan bagian

dikrat RS merakukan peratihan internal

keselamatan pasien rumrn ,rkii '-'

o Merakukan pencatatan, peraporan dan

anarisa masarah terkait dengan

[:fffiJ:T[.f'"ou;n lxrof iJl'oi'n

nvaris

cedera

(KNC)

dan

'

lFffrres

raporan

insiden

keseramaran

pasien

(eksrernar)

ke

KKpRs_

D. PETUNJUK PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Penerapan Keselamatan Pasien diRumah Sakit dapat dilakukan dengan berbagai cara, muiaidari suatu program sederhana sampai dengan program yang kompleks dan terintegrasi. Banyak pola yang dapat dipakai, rumah sakit dapat menentukan pola yang paling sesuaidengan kondisi rumah sakitnya.

Agar penerapan proEram keseiamatan pasien dapat secara sistematis dan terarah maka dalam melaksanakan program diperlukan fase persiapan, fase pelaksanaan dan fase monitoring dan evaluasi.

Berikut inidiberikan sistemalika langkah penerapan Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS) sebagai berikut :

I. FASE PERSIAPAN

1. Tetapkan Kebijakan dan Rencana Jangka Pendek KPRS dan

;,,,^t:':::::l?,^::ylrluaporankesiarankepimpinanRs

IPRS dan petatihannya

[[Hrf

::','",:!,\,{f

!#:,jr;;;;;;;d;'ffi

:op.nsg,,,r

42

gram Tahunan KPRS

g l d l l l l c i l l u l l c l l l r \ t t - |

Pimpinan rumah sakit perlu menetapkan kebijakan, RencanaJangka Pendek

[li|J[{;t|;{ j,lj.;:l:,j:::lillisakanmen

jadimotorserakanKpRs

dan program tahunan KPPRS. Dalam menetapkan kebijakan, rencanaianglo

r.':ilT-x,f#;,,;:'":y*,9,'l:*:difi;il.'jff

,5lll'ffis,

pendek dan program disesuaikan dengan kondisi RS dan pemahaman konsep memahamikonsep

3.#*,;*1i3*:#"#l::d*;;;:;;i;#i#iilt;#,!|,H:,ffi

mutu.

:

PANDUAN N,{.SIONAL KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (PATIENT

KESEHATAN R.I . 2OOB

Referensi

Dokumen terkait

2) Menurunkan tekanan darah, merupakan keuntungan bagi banyak sistem tubuh. Hipertensi jangka panjang meningkatkan kemungkinan terjadinya gagal jantung dan jenis

plantarum B123 yang dipurifikasi parsial diproduksi melalui beberapa tahapan mulai dari ekstraksi enzim untuk menghasilkan enzim kasar, pengendapan dengan amonium

akan tetapi jika yang digadaikan surat-surat berharga barang yang disandarkan kepada surat tersebut masih bisa dimanfaatkan, seperti seseorang menggadaikan sertifikat rumah, maka

&#34;elain menggunakan diagram panah dan kartesius1 sebuah relasi yang menghubungkan himpunan yang satu dengan himpunan lainnya dapat disajikan dalam bentuk himpunan

Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar adalah marupakan sumber panas untuk pengelasan.. Titik cair dari alektroda wolfram sedemikian

Disisi lain ketika Damai Sejahtera Allah sudah mengalir dalam hidup kita sehingga mampu kita rasakan, kita juga dipanggil untuk mampu meneruskan aliran Damai

%asus (' &gt;nestasi sekutu baru lebih besar dari proporsi sekutu baru terhadap  &gt;nestasi sekutu baru lebih besar dari proporsi sekutu baru terhadap nilai buku persekutuan.

a) Pimpinan tingkat tertinggi mempunyai kewenangan untuk mengakses seluruh arsip yang berada di bawah kewenangannya. b) Pimpinan tingkat tinggi (satu tingkat di