• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANYABUNGAN JULU KECAMATAN PANYABUNGAN TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PANYABUNGAN JULU KECAMATAN PANYABUNGAN TAHUN "

Copied!
72
0
0

Teks penuh

Peneliti memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karuniaNYA peneliti dapat menulis skripsi yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Kepemilikan Jamban Sehat Di Desa Panyabungan Julu Kecamatan Panyabungan Tahun 2018”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat serta kepemilikan jamban sanitasi di desa Panyabungan Julu kecamatan Panyabungan. Populasinya adalah seluruh kepala keluarga yang mempunyai MCK di Desa Panyabungan Julu yaitu 123 kepala keluarga.

Perilaku buang air besar masih menjadi kebiasaan yang tidak mendukung upaya peningkatan kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat, khususnya di Desa Panyabungan Julu terdapat 123 kepala keluarga yang memiliki jamban dan 68 kepala keluarga yang memiliki jamban namun tidak memenuhi syarat kesehatan (Desa Panyabungan Julu ). Profil, 2016). Desa Panyabungan Julu merupakan salah satu desa di Kecamatan Panyabungan yang dekat dengan sungai dengan jumlah penduduk sebanyak 123 kepala keluarga. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis di Desa Panyabungan Julu Kecamatan Panyabungan dengan mewawancarai 10 kepala keluarga.

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian .1 Tujuan Umum

Tujuan Khusus

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat serta kepemilikan jamban sehat di desa Panyabungan Julu kecamatan Panyabungan.

Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoritis

  • Pengertian Jamban
  • Pengaruh Tinja Bagi Kesehatan Manusia
  • Jenis-Jenis Jamban
  • Syarat-Syarat Jamban Sehat
  • Manfaat dan Fungsi Jamban Keluarga
  • Pemeliharaan Jamban
  • Perilaku
  • Perilaku Kesehatan
  • Perilaku Masyarakat
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi 1. Pendidikan

Jamban terdiri dari tempat jongkok atau tempat duduk dengan atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan tempat pengumpulan sampah dan air untuk membersihkannya (Abdullah, 2010). Pemanfaatan jamban merupakan tindakan atau tindakan nyata suatu keluarga dalam memanfaatkan jamban sebagai sarana pembuangan feses (Abdullah, 2010). Dengan bertambahnya jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan pemukiman penduduk, maka permasalahan pembuangan kotoran manusia pun semakin meningkat.

Lantai jamban dapat terbuat dari bambu atau kayu, namun dapat pula dibuat dari batu bata atau beton. Jamban jenis ini mempunyai lubang jongkok yang dihubungkan dengan saluran miring ke tempat pembuangan sampah. Jadi tempat jongkok jamban ini tidak dibuat tepat di atas shelter, melainkan agak jauh.

Membangun toilet di atas bolanga (tempat sampah dialirkan ke dalam balon) merupakan cara pembuangan sampah yang tidak disarankan namun sulit dihilangkan, terutama di daerah yang banyak terdapat bolanga. Tempat jongkok dan gooseneck atau meletakkan piring dan mangkuk tepat di atas galian penyimpan tanah. Dinding dan dasar tangki slurry harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester b) Jarak tangki slurry dari sumur minimal 10 meter.

Untuk tanah rawan longsor, sebaiknya ada perkuatan pada dinding lubang tanah, seperti batu bata, bungkus anyaman bambu atau bahan perkuatan lainnya. Mudah dibersihkan dan tidak menimbulkan gangguan bagi penggunanya a) Lantai jamban harus rata dan miring ke arah saluran lubang pembuangan b) Jangan membuang plastik, puntung rokok atau benda lain ke dalam saluran. kotoran karena dapat menyumbat saluran.

Pengetahuan

Pengenalan mengacu pada mengetahui pengetahuan masa lalu mengenai hal-hal konkrit, misalnya tanggal lahir, alamat rumah dan umur, sedangkan mengingat merupakan proses kognitif yang memerlukan pengetahuan masa lalu secara cepat dan akurat. Pemahaman mengacu pada membangun pemahaman dari berbagai sumber, seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Menerapkan mengacu pada proses kognitif menggunakan atau menggunakan prosedur untuk melakukan percobaan atau memecahkan masalah.

Kinerja prosedural merupakan proses kognitif siswa dalam memecahkan masalah dan melakukan percobaan dimana siswa telah mengetahui informasi dan mampu menentukan dengan tepat prosedur apa yang harus dilakukan. Tuntutan siswa untuk memiliki kemampuan menganalisis seringkali cenderung lebih penting dibandingkan dimensi proses kognitif lainnya seperti evaluasi dan penciptaan. Kegiatan pembelajaran sebagian besar mengarahkan siswa untuk mampu membedakan fakta dan opini, menarik kesimpulan dari informasi pendukung.Analisis berkaitan dengan proses kognitif atribusi dan pengorganisasian.

Perlu diperhatikan bahwa tidak semua kegiatan penilaian merupakan dimensi evaluatif, namun hampir semua dimensi proses kognitif memerlukan penilaian. Pengendalian mengacu pada aktivitas pengujian ketidaksesuaian atau kesalahan dalam suatu operasi atau produk. Jika dihubungkan dengan proses berpikir perencanaan dan pelaksanaan, pengendalian akan berujung pada penentuan sejauh mana suatu rencana berjalan dengan baik.

Penciptaan mengarah pada proses kognitif menggabungkan unsur-unsur untuk membentuk suatu kesatuan yang utuh dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur dalam bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Meskipun mencipta mengarah pada proses berpikir kreatif, namun hal tersebut tidak sepenuhnya mempengaruhi kemampuan siswa dalam mencipta.

Sikap

Berkreasi disini membimbing siswa untuk melakukan dan menghasilkan karya yang dapat diciptakan oleh seluruh siswa. Perbedaan antara mencipta dimensi berpikir kognitif ini dengan dimensi lain adalah bahwa siswa pada dimensi lain seperti pemahaman, penerapan dan analisis bekerja dengan informasi yang telah diketahui sebelumnya, sedangkan siswa dalam menciptakan sesuatu yang baru bekerja dan menghasilkan sesuatu yang baru. Karena usaha menjawab suatu pertanyaan atau mengerjakan suatu tugas tertentu, terlepas dari apakah pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang menerima gagasan tersebut.

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah dengan orang lain merupakan indikasi tingkat tiga. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah Anda pilih dengan cara apa pun adalah sikap tertinggi.

Kerangka Konsep

Desain dan Metode Penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian .1 Lokasi Penelitian

Waktu Penelitian

Populasi dan Sampel .1 Populasi Penelitian

Sampel Penelitian

Alat pengumpulan Data

Uji Validitas

Setelah dilakukan uji reliabilitas, nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,880 > 0,60 sehingga instrumen dikatakan reliabel untuk penelitian.

Prosedur Pengumupulan Data

Defenisi Operasional

  • Cara Mengukur Motivasi 3.7 Pengolahan dan Analisa Data
  • Analisa Data a. Analisa Univariat
  • Umur
  • Jenis Kelamin
  • Pendidikan
  • Pekerjaan
  • Pengetahuan
  • Sikap
  • Kepemilikan Jamban

Pemindahan data yang telah diubah menjadi kode (berupa angka) ke komputer melalui komputerisasi. Pastikan semua data yang dimasukkan ke dalam komputer sudah benar agar hasil analisa data benar dan akurat. Jika nilai alpha > 0,05 maka Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara motivasi masyarakat dengan kepemilikan jamban di Desa Panyabungan Julu Kecamatan Panyabungan, sedangkan jika nilai alpha < 0,05 maka Ho ditolak.

Ha diterima yang berarti terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap masyarakat serta kepemilikan jamban sehat di Desa Panyabungan Julu Kecamatan Panyabungan. Berdasarkan tabel 4.1 diatas diperoleh hasil bahwa mayoritas responden berumur 31-40 tahun sebanyak 28 orang (50,9%) dan responden minoritas >51 tahun sebanyak 10 orang (18,2%). Berdasarkan tabel 4.2 di atas, diperoleh hasil bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 47 orang (85,5%) dan responden perempuan sebanyak 8 orang laki-laki (14,5%).

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, diperoleh hasil bahwa mayoritas responden dari segi pendidikan adalah SLTA sebanyak 21 orang (38,2%) dan minoritas responden dari segi pendidikan sebanyak 4 orang (7,3%). Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diperoleh hasil bahwa mayoritas responden yang berprofesi sebagai petani sebanyak 27 orang (49,1%) dan sebagian kecil responden yang berprofesi sebagai PNS sebanyak 6 orang (10,9%). Berdasarkan tabel 4.5 diatas diperoleh hasil bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan baik sebanyak 21 orang (38,2%) dan sebagian kecil responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 34 orang (61,8%).

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, diperoleh hasil bahwa sikap sebagian besar responden bersifat positif sebanyak 30 orang (54,5%) dan sikap sebagian kecil responden bersifat negatif sebanyak 25 orang (45,5%). Berdasarkan tabel 4.7 di atas diperoleh hasil bahwa mayoritas responden yang memiliki toilet sebanyak 32 orang (58,2%) dan minoritas responden yang tidak memiliki toilet sebanyak 23 orang (41,8%).

Tabel 4.1  Distribusi  Frekuensi  Berdasarkan  Umur  Responden  di                          Desa Panyabungan Julu Tahun 2018
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden di Desa Panyabungan Julu Tahun 2018

Analisa Bivariat

  • Karakteristik Responden
  • Pengetahuan
  • Sikap
  • Kepemilikan Jamban

Pada penelitian ini didapatkan hasil pada kelompok usia responden mayoritas 31-40 tahun sebanyak 28 orang (50,9%) dan responden minoritas >51 tahun sebanyak 10 orang (18,2%). Pada penelitian ini didapatkan hasil tertinggi untuk jenis kelamin responden sebanyak 47 laki-laki (85,5%) dan hasil terendah untuk responden perempuan sebanyak 8 laki-laki (14,5%). Dalam penelitian ini diketahui bahwa mayoritas pendidikan responden adalah SMA sebanyak 21 orang (38,2%) dan sebagian kecil pendidikan responden adalah akademik/sarjana sebanyak 4 orang (7,3%).

Rendahnya tingkat pendidikan responden juga didukung oleh tingkat pendapatan responden yang umumnya mempunyai pendapatan lebih rendah. Dalam penelitian ini diketahui mayoritas responden berprofesi sebagai responden sebanyak 27 orang (49,1%) dan sebagian kecil responden berprofesi sebagai PNS sebanyak 6 orang (10,9%). Pada penelitian ini didapatkan mayoritas responden yang berpengetahuan baik sebanyak 21 orang (38,2%) dan sebagian kecil responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 34 orang (61,8%).

Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang diketahui masyarakat mengenai penggunaan toilet keluarga, meliputi: tujuan, manfaat penggunaan toilet untuk kesehatan, teknik pemeliharaan dan pembersihan dari tempat perkembangbiakan nyamuk, syarat-syaratnya. untuk limbah sehat. pembuangan dan dampak pembuangan lumpur yang tidak baik atau di sembarang tempat (Abdullah, 2010). Dalam penelitian ini diperoleh hasil mayoritas responden mengenai sikap positif sebanyak 30 orang (54,5%), dan sebagian kecil responden mengenai sikap negatif sebanyak 25 orang (45,5%). Dalam penelitian ini diketahui sebagian besar responden memiliki toilet yaitu sebanyak 32 orang (58,2%), sedangkan sebagian kecil responden tidak memiliki toilet yaitu sebanyak 23 orang (41,8%).

Ketersediaan toilet di rumah akan berbanding lurus dengan perilaku kepala rumah tangga dalam menggunakan toilet, artinya kepala rumah tangga akan menggunakan toilet jika di rumah terdapat toilet dan sebaliknya. tidak dapat menggunakan toilet di rumah jika toilet tidak tersedia. Untuk menjaga jamban yang baik perlu disediakan fasilitas pengelolaan yang memadai, karena tanpa adanya fasilitas maka upaya keluarga dalam pengelolaan jamban tidak dapat terlaksana.

Analisis Bivariat

Hubungan Pengetahuan dengan Kepemilikan Jamban Sehat

Untuk itu perlu disediakan alat pengelolaan toilet seperti alat kebersihan, saluran air dan fasilitas lainnya. Pengetahuan merupakan ranah yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan hasil penelitian terlihat bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih bertahan lama dibandingkan perilaku yang tidak didasari pengetahuan.

Hubungan Sikap dengan Kepemilikan Jamban Sehat

Di sini kita dapat menyimpulkan bahwa perwujudan hubungan tersebut tidak dapat diartikan terlebih dahulu sebagai perilaku tertutup. Sikap jelas menunjukkan konotasi reaksi yang pantas terhadap rangsangan tertentu, yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi emosional terhadap rangsangan sosial. Sikap tersebut masih merupakan reaksi tertutup, bukan reaksi terbuka atau perilaku terbuka (Alamsyah, 2010).

Sikap merupakan kesediaan untuk bereaksi terhadap objek dalam lingkungan tertentu sebagai evaluasi terhadap objek tersebut. Distribusi frekuensi karakteristik responden sehat di Desa Panyabungan Julu Kecamatan Panyabungan tahun 2018 sebagian besar berusia 31-40 tahun, sebagian besar berjenis kelamin laki-laki, sebagian besar berpendidikan SMA, dan sebagian besar berprofesi sebagai petani. Frekuensi responden di Desa Panyabungan Julu Kecamatan Panyabungan pada tahun 2018 sebagian besar memiliki pengetahuan kurang dan mempunyai sikap positif.

Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap masyarakat dengan kepemilikan jamban sehat di desa Panyabungan Julu kecamatan Panyabungan pada tahun 2018.

Saran

Bagi Masyarakat

Bagi Tempat Penelitian

Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan penelitian dan pengembangan. Pusat Promosi Kesehatan dalam Pencapaian PHBS Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

PERMOHONAN MENJADI RESPONEN

Setelah menjelaskan tujuan penelitian, saya bersedia mengikuti penelitian yang dilakukan oleh Suster Dewi Sartika Lubis, mahasiswa STIKES Aufa Royhan Padangsidimpuan yang sedang melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat serta Kepemilikan Toilet Sehat di Desa Panyabungan Julu Kecamatan Panyabungan pada tahun 2018".

Gambar

Tabel 3.1 Rencana Kegiatan dan Waktu Penelitian tahun 2018
Tabel 4.1  Distribusi  Frekuensi  Berdasarkan  Umur  Responden  di                          Desa Panyabungan Julu Tahun 2018
Tabel 4.2  Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden di                          Desa Panyabungan Julu Tahun 2018
Tabel 4.3  Distribusi  Frekuensi  Berdasarkan  Pendidikan  Responden  di                          Desa Panyabungan Julu Tahun 2018
+6

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden Kepada Yth : Saudara Calon Responden di RSD Mangusada Badung Dengan hormat, Saya mahasiswa D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan