• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan citra tubuh, asupan makanan, aktivitas fisik

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan citra tubuh, asupan makanan, aktivitas fisik"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Perumusan Masalah

Tujan Penelitian

Adakah hubungan asupan makanan, body image, aktivitas fisik dan pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi remaja putri di SMAN 1 Painan kabupaten Pesisir Selatan.

Manfaat Penelitian

Ruang Lingkup Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Asupan Makanan

Kebiasaan makan merupakan ekspresi dari setiap individu dalam pemilihan makanan yang akan membentuk pola perilaku makan. Faktor eksternal terhadap asupan energi dan keluaran energi mempengaruhi terjadinya kelebihan konsumsi energi.

Citra Tubuh

Body image adalah gambaran seseorang tentang seberapa menarik tubuhnya terlihat oleh orang lain (Chaplin, 2011). Body image adalah persepsi diri terhadap diri sendiri di mata orang lain dan persepsi diri untuk berpenampilan sesuai dengan lingkungan sekitarnya. Penilaian terhadap penampilan diperlukan dalam kaitannya dengan bagaimana body image seseorang dapat merasa baik terhadap dirinya dan terlihat baik di mata orang lain yang melihatnya.

34 bahwa kepuasan terhadap hasil penilaian yang tinggi jelas mempengaruhi body image individu juga menjadi baik. Citra tubuh harus diperhatikan untuk beradaptasi dan menciptakan rasa percaya diri dari dalam diri sendiri untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. 36 Dari dua tokoh yang berbicara tentang aspek body image, peneliti lebih tertarik memilih aspek body image menurut Foland.

Body image seseorang lebih mengacu pada pandangan orang tersebut terhadap tubuhnya, yang terbentuk dalam pikirannya, dan yang lebih mempengaruhi pikiran orang itu sendiri daripada pikiran orang lain tentang dirinya. Body image memiliki karakteristik yang mampu mengalami perubahan secara terus menerus, tidak statis atau permanen. Close dan Giles mengatakan bahwa pada remaja, body image mulai terbentuk seiring dengan pertumbuhan fisik dan kematangan mental.

Aktifitas Fisik

Aktivitas fisik yang bersifat ketahanan dapat membantu jantung, paru-paru, otot, dan sirkulasi tetap sehat dan membuat kita lebih energik. Aktivitas fisik yang bersifat kelenturan dapat membantu lebih mudah bergerak, menjaga otot tubuh tetap lentur (lentur) dan persendian berfungsi dengan baik. Contoh beberapa aktivitas yang dapat dipilih antara lain: a) Peregangan, mulai perlahan tanpa kekuatan atau . brengsek, lakukan secara rutin selama 10-30 detik, bisa dimulai dari tangan dan kaki.

Aktivitas fisik yang berfokus pada kekuatan dapat membantu otot tubuh untuk menahan beban apapun, menjaga tulang tetap kuat dan menjaga bentuk tubuh, serta membantu meningkatkan pencegahan penyakit seperti osteoporosis. Aktivitas fisik yang cukup pada orang dewasa dapat menurunkan risiko hipertensi dan penyakit jantung koroner (Widiantini, 2014). Menurut Kemenkes RI (2015), manfaat aktivitas fisik aktif meliputi aspek fisik, aspek psikologis dan aspek sosial ekonomi.

Pengetahuan

Termasuk dalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat sesuatu yang spesifik dari semua materi yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan dengan benar tentang objek yang sudah dikenal, dan dapat menginterpretasikan materi dengan benar. Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata (nyata). 4) Analisis (Analisis).

Analisis adalah kemampuan untuk menggambarkan materi atau objek dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih ada hubungannya satu sama lain. Sintesis mengacu pada kemampuan untuk menempatkan atau menghubungkan bagian-bagian menjadi keseluruhan baru. Evaluasi ini mengacu pada kemampuan untuk membenarkan atau mengevaluasi suatu bahan atau objek.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan melalui wawancara atau kuesioner yang menanyakan subjek penelitian atau responden tentang isi materi yang akan diukur. Tergantung pada tingkatan yang disebutkan di atas, kita dapat menyesuaikan kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau ukur. Variabel pengetahuan yang ingin diteliti oleh penulis dalam penelitian ini adalah kedalaman pengetahuan pemilik tempat penyimpanan air minum yang diukur dengan kriteria sebagai berikut.

Penelitian Terkait

Kerangka Teori

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

  • Defenisi Operasional
  • Hipotesis Penelitian
  • Jenis Penelitian
  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Populasi dan Sampel
  • Alat/Instrumen Penelitian
  • Pengumpulan Data
  • Teknik Pengolahan Data
  • Analisis Data

Distribusi frekuensi status gizi remaja putri di SMAN 1 Painan Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel berikut. Hubungan body image dengan status gizi remaja putri di SMAN 1 Painan Kabupaten Pesisir Selatan ditunjukkan pada tabel berikut. Hasil uji statistik (chi-square) diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang berarti ada hubungan body image dengan status gizi remaja putri di SMAN 1 Painan Kabupaten Pesisir Selatan.

Hubungan aktivitas fisik dengan status gizi remaja putri di SMAN 1 Painan Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel berikut. Hasil uji statistik (chi-square) diperoleh nilai p = 0,012 (p<0,05), yang berarti ada hubungan aktivitas fisik dengan status gizi remaja putri di SMAN 1 Painan Kabupaten Pesisir Selatan. Hubungan pengetahuan dengan status gizi remaja putri di SMAN 1 Painan Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel berikut.

Hasil uji statistik (chi-square) diperoleh nilai p = 0,027 (p < 0,05) yang berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan status gizi remaja putri di SMAN 1 Painan kabupaten Pesisir Selatan. Hubungan asupan makan dengan status gizi remaja putri di SMAN 1 Painan Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Hasil uji statistik (chi-square) diperoleh nilai p = 0,048 (p < 0,05) yang berarti ada hubungan asupan makan dengan status gizi remaja putri di SMAN 1 Painan kabupaten Pesisir Selatan.

HASIL PENELITIAN

Hasil Penelitian

  • Analisis Univariat
  • Analisis Bivariat

Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa status gizi responden yang kurus lebih banyak pada responden yang memiliki body image buruk sebanyak 28 orang (75,7%) dibandingkan dengan responden yang memiliki body image baik sebanyak 6 orang (20,7%). Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa status gizi responden yang lemah lebih banyak pada responden yang melakukan aktivitas fisik kurang sebanyak 28 orang (66,7%) dibandingkan responden yang melakukan aktivitas fisik baik sebanyak 6 orang (25,0%). Berdasarkan tabel 4.9 terlihat status gizi responden yang tidak normal lebih banyak pada responden yang mengkonsumsi makanan kurang sebanyak 25 orang (65.8%) dibandingkan dengan responden yang mengkonsumsi makanan baik sebanyak 9 orang (32.1%).

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 di atas terlihat bahwa lebih dari separuh (51,5%) responden berstatus gizi buruk. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.6 di atas terlihat bahwa status gizi responden yang kurus lebih banyak ditemukan pada responden yang memiliki body image buruk sebanyak 28 orang (75,7%) dibandingkan dengan responden yang memiliki body image baik sebanyak 6 orang (20,7%). Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.7 di atas terlihat bahwa status gizi responden yang lemah lebih banyak pada responden yang melakukan aktivitas fisik kurang yaitu 28 orang (66,7%) dibandingkan dengan responden yang melakukan aktivitas fisik baik yaitu 6 orang (25,0%).

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa status gizi responden yang kurus lebih banyak pada responden yang memiliki pengetahuan rendah sebanyak 23 orang (67.6%) dibandingkan responden yang memiliki pengetahuan tinggi sebanyak 11 orang (34.4%). 77 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.9 di atas terlihat bahwa status gizi responden yang tidak normal lebih banyak pada responden yang memiliki asupan makan kurang yaitu 25 orang (65,8%) dibandingkan dengan responden yang memiliki asupan makanan baik yaitu 9 orang (32,1%). Menurut anggapan peneliti bahwa ada hubungan antara asupan makanan dengan status gizi remaja putri, ternyata.

PEMBAHASAN

Analisis Univariat

66 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ana Betal (2014) tentang status gizi dan asupan makan pada remaja akhir pemodelan di SMA 54 Jakarta didapatkan 51,8% responden kurus. Hasil survei pada Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (56,1%) responden memiliki body image yang kurang baik. 69 Hasil survei pada tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (63,6%) responden melakukan aktivitas fisik yang buruk.

Aktivitas fisik merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan selama 7 hari dengan menghitung durasi menit. Hal ini dikarenakan mayoritas responden melakukan kegiatan senam yang diselenggarakan sekolah seminggu sekali yaitu pada saat pelajaran olah raga. Akibatnya, aktivitas fisik mereka tergolong rendah yang berdampak pada keseimbangan asupan makanan yang mereka konsumsi.

Hasil survei pada tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa lebih dari setengah (51,5%) responden memiliki pengetahuan yang sedikit. Hasil survei pada tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh (57,6%) responden tidak mendapatkan cukup makan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ana Betal (2014) tentang asupan makan remaja akhir yang bekerja sebagai model di SMA 54 Jakarta. Ditemukan bahwa 57,6% responden tidak mendapatkan cukup makanan.

Analisis Bivariat

75 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nadya (2012) yang menunjukkan bahwa ada hubungan aktivitas fisik dengan status gizi remaja (p<0,05). Menurut asumsi peneliti bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi remaja putri, menunjukkan adanya kecenderungan semakin baik aktivitas yang dilakukan remaja putri dapat mempengaruhi status gizi remaja putri menjadi lebih baik. 76 remaja yang memiliki aktivitas fisik yang buruk akan lebih cenderung memiliki status gizi yang tidak normal.

Penelitian yang dilakukan oleh Meylda Intantiyana, dkk (2018) tentang hubungan body image, aktivitas fisik dan pengetahuan gizi seimbang dengan kejadian obesitas pada remaja putri overweight di SMA Negeri 9 Kota Semarang menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi seimbang yang baik (p=0,837) dengan kejadian obesitas pada remaja putri. Menurut asumsi peneliti bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan status gizi remaja putri, hal ini menunjukkan adanya kecenderungan bahwa semakin baik pengetahuan remaja putri maka status gizinya akan semakin baik. Sebaliknya, remaja dengan pengetahuan yang kurang baik lebih cenderung memiliki status gizi yang tidak normal.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ana Betal (2014) tentang status gizi, asupan gizi remaja akhir yang bekerja sebagai model di SMA 54 Jakarta ditemukan adanya hubungan antara asupan makan dengan status gizi. 78 bahwa ada kecenderungan bahwa semakin baik asupan makanan remaja putri maka status gizinya akan semakin baik. Di sisi lain, remaja dengan asupan makanan yang buruk lebih cenderung memiliki status gizi yang tidak normal.

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Status gizi, asupan makan remaja akhir yang bekerja sebagai model di SMA 54 Jakarta tentang status gizi berdasarkan IMT. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Remaja (SLTP dan SLTA) di Wilayah DKI Jakarta Tahun 2005 (Evaluasi Data Sekunder Penilaian Status Gizi Anak Sekolah dan Remaja di 10 Kota Besar di Indonesia), Jakarta: Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, FKM-UI. Beliau akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Citra Tubuh, Asupan Makanan, Aktivitas Fisik dan Pengetahuan tentang Diet Seimbang dengan Status Gizi Buruk pada Remaja Putri di SMAN 1 Painan Kabupaten Pesisir Selatan”, mohon kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian yang akan dilakukan.

Menurut Anda, makanan berikut ini yang memiliki kandungan garam (natrium) lebih tinggi per 100 gramnya. Menurut Anda, manakah dari makanan berikut ini yang memiliki kandungan energi lebih tinggi dalam satu sendok makan. HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH, ASUPAN MAKANAN, AKTIVITAS FISIK DAN PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG PADA TABEL MASTER SMAN 1 PAINAN.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori  - Faktor ekonomi - Faktor
Gambar 2.2 Kerangka Konsep  Citra Tubuh

Referensi

Dokumen terkait

Tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi atlet Taekwondo Koguryo Manahan Surakarta.. Kata Kunci: asupan energi, aktivitas fisik, status gizi,

Peningkatan prevalensi obesitas pada remaja dan belum banyak penelitian yang dilakukan mengenai hubungan konsumsi air, asupan zat gizi, dan aktivitas fisik dengan

Puji dan syukur secara mendalam penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul

SURAT PERNYATAAN Kepada Yth, Ketua STIE Ekuitas Bandung di Tempat Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Wawan Darmawan NPM : C00090018 Prodi : Akuntansi

64 PERMOHONAN MENJADI RESPONEN Kepada Yth, Bapak/Ibu calon responden penelitian Di Tempat Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Dewi Sartika Lubis Nim :

STIKes PERINTIS PADANG PROGRAM STUDI DIII GIZI Karya Tulis Ilmiah, Agustus 2020 Fika Noviani HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN KEPATUHAN IBU TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN VITAMIN A

Kendari 13 Maret 2023 Kepada Yth Rektor Universitas Halu Oleo Di - Tempat Dengan Hormat, Saya Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Muhammad Iqbal Bahar Prodi : Ilmu Manajemen

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Ananda Alfhadilah NIM : P00313019002 Program studi : Diploma IV Jurusan Gizi Menyatakan dengan