• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis capaian memberantas jentik dirumah dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis capaian memberantas jentik dirumah dalam"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu 'Bagaimana menganalisis kinerja pemberantasan jentik di rumah pada program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di wilayah kerja Puskesmas Sadabuan Kecamatan Batang Ayumi di 2017.

Tujuan Penelitian

  • Tujuan umum
  • Tujuan Khusus

Personil yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan program pemberantasan jentik nyamuk di wilayah kerja Puskesmas Sadabuan Desa Batang Ayumi merupakan petugas yang bertanggung jawab dalam pemberantasan jentik nyamuk. Pemberantasan jentik nyamuk yang dilakukan masyarakat melalui pengabdian masyarakat, pembersihan tempat penampungan air.

Manfaat Penelitian

  • Bagi Penulis
  • Bagi institute pendidikan
  • Bagi masyarakat
  • Bagi mahasiswa

TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

  • Pengertian
  • Indikator PHBS
  • Capaian PHBS

Sesuai dengan keterbatasan tersebut, maka perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, terutama yang menyangkut pengetahuan dan sikap kesehatan. Artinya orang yang memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau menerapkan prinsip yang diketahuinya pada situasi lain.

Jentik Nyamuk

  • Pengertian
  • Siklus Hidup Nyamuk Aeds Aegypti

Nyamuk Aedes aegypti bertelur satu per satu di permukaan air, biasanya di pinggir air pada tempat penampungan air bersih dan sedikit di atas permukaan air. Larva hidup di air dan mempunyai perilaku mendekat atau “menggantung” di permukaan air untuk bernapas. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk, sepasang antena tanpa duri, dan mulut tipe pengunyah.

Ruas ke-8 juga dilengkapi dengan bulu jambul pada sisi ventral dan gigi sisir berjumlah 15-19 gigi yang tersusun dalam 1 baris. Larva ini mempunyai tubuh ramping dan bergerak sangat lincah, mempunyai fototaksis negatif dan bila beristirahat membentuk sudut hampir tegak lurus terhadap permukaan air. Apabila nyamuk dewasa telah menyelesaikan perkembangannya di dalam cangkang kepompong, maka kepompong tersebut akan naik ke permukaan dan berbaring sejajar dengan permukaan air sebagai persiapan munculnya nyamuk dewasa.

Terdapat gelang berwarna putih pada ruas tulang kaki, namun tidak terdapat gelang putih pada bagian tibia kaki belakang.

Pemeriksaan Jentik

  • Pengertian
  • Spesies Nyamuk

Sebab kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan keluarga yang sehat. Oleh karena itu kesehatan harus dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota keluarga dan diperjuangkan oleh semua pihak secara keseluruhan (totalitas). Dalam bahasa Inggris, nyamuk dikenal dengan sebutan “Mosquito”, berasal dari kata Spanyol atau Portugis yang berarti lalat kecil.

Pada nyamuk betina, mulutnya berbentuk belalai panjang untuk menembus kulit mamalia (atau dalam beberapa kasus burung atau juga reptil dan amfibi) untuk menghisap darah. Nyamuk betina membutuhkan protein untuk pembentukan telur dan karena makanan nyamuknya terdiri dari madu dan jus buah, nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina, dengan mulut yang tidak cocok untuk menghisap darah.

Larva spesies ini hidup di genangan air pada tumbuhan epifit atau di genangan air di pohon monkeypot.

Puskesmas

  • Pengerian Puskesmas
  • Tujuan Puskesmas
  • Fungsi Puskesmas
  • Peran Puskesmas
  • Wilayah Kerja Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah untuk menunjang tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi masyarakat yang tinggal di wilayah kerja puskesmas agar dapat mencapai tujuan yang setinggi-tingginya. . tingkat kesehatan (Trihono, 2005). Faktor-faktor seperti kepadatan penduduk, luas wilayah, geografi dan kondisi infrastruktur lainnya menjadi pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja suatu puskesmas. Untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan, puskesmas perlu didukung oleh unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yaitu puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.

Khusus untuk kota-kota besar yang berpenduduk satu juta jiwa atau lebih, wilayah kerja sebuah puskesmas dapat mencakup satu kecamatan. Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati atau Walikota, dengan petunjuk teknis dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Khusus untuk kota-kota besar yang berpenduduk satu juta jiwa atau lebih, wilayah kerja sebuah puskesmas dapat mencakup 1 kecamatan.

Puskesmas di ibukota kecamatan yang berpenduduk 150.000 jiwa atau lebih disebut “Puskesmas Pembina” yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kecamatan dan juga mempunyai fungsi koordinasi (Effendy, 2009).

Alur Fikir Penelitian

METODE PENELITIAN

Desain dan Metode Penelitian

Waktu dan Tempat Penelitian

  • Waktu Penelitian
  • Tempat Penelitian

Informan Penelitian

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) atau sering disebut dengan pemberantasan jentik nyamuk merupakan angka PHBS terendah kedua. Penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan tentang pemberantasan jentik nyamuk di Puskesmas Sadabuan Desa Batang Ayumi dibantu oleh petugas kesehatan desa dan tokoh masyarakat, yang akan mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat dalam pemberantasan jentik nyamuk demam berdarah. Komponen pemberantasan jentik nyamuk terdiri dari tiga proses yaitu pengenalan, proses dan hasil kegiatan pemberantasan sarang nyamuk.

Sumber pendanaan yang digunakan dalam pelaksanaan program pemberantasan jentik nyamuk berasal dari dinas, yang mana pada puskesmas dianggarkan hanya untuk biaya transportasi petugas. Diperoleh informasi mengenai kecukupan dana; dana yang diterima cukup untuk melaksanakan Program Pemberantasan Jentik Nyamuk. Pelatihan yang diberikan sangat bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman dan pengetahuan petugas operasional dalam melaksanakan program pemberantasan jentik nyamuk.

Setelah melakukan pemberantasan jentik nyamuk, selanjutnya yang dilakukan adalah melihat hasil dari tiga aspek.

Tekhnik Pengumpulan Data

  • Wawancara
  • Observasi
  • Telaah Dokumen

Instrumen Penelitian

Pengolahan dan Analisa Data

  • Pengolahan Data
  • Analisa Data

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, yaitu sebagai alat yang dapat menemukan fakta di lapangan. Triangulasi sumber seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, observasi informan kunci dan informan biasa. Dalam penelitian ini peneliti melakukan metode wawancara yang didukung dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.

Definisi Istilah

  • Variabel Masukan (Input)
  • Variabel Proses
  • Variabel Keluaran (Output)

Kepala Dinas Masyarakat, “sarana yang digunakan dalam pemberantasan jentik nyamuk adalah penggunaan bedak tabur, pengisian formulir jumantik pemeriksaan jentik, kaos atau jaket untuk PSN dan penggunaan lampu senter. Indikator perilaku hidup sehat yang yang sering menjadi permasalahan adalah pemberantasan sarang nyamuk. Hal ini disebabkan karena kebiasaan masyarakat yang kurang sadar dalam pemberantasan jentik nyamuk yang menjadi sumber penyakit demam berdarah. Sumber daya manusia ditinjau dari jumlah dan luas wilayah di Puskesmas Desa Batang Ayumi Balai masih kurang karena petugas yang ditugaskan untuk pemberantasan jentik nyamuk menggunakan tenaga harian lepas, dan petugas puskesmas hanya sebagai pengawas sehingga pelaksanaannya tidak terjadwal.

Sarana dan prasarana yang tersedia dari hasil wawancara dengan berbagai sumber diperoleh untuk pemberantasan jentik nyamuk menggunakan kabut, redaman dan leaflet. Pelaksanaan kegiatan Program Pemberantasan Jentik Nyamuk di Puskesmas Sadabuan Desa Batang Ayumi memerlukan prosedur/SOP atau kebijakan yang mengatur dan mendukung proses pelaksanaan kegiatan, berupa buku Pencegahan DBD di Indonesia yang diperoleh. dari dinas kesehatan, SOP mengenai embun, namun tidak semua prosedur/SOP tersedia. Petugas yang melakukan kegiatan pemberantasan jentik nyamuk tetap mendapat pelatihan/bimbingan sebelum turun ke lapangan.

Capaian PSN juga sangat dipengaruhi oleh masyarakat karena masih kurangnya kesadaran masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi untuk memberikan pengetahuan tentang pemberantasan jentik nyamuk. Komponen proses dimana perencanaan dalam kegiatan Program Pemberantasan Jentik Nyamuk meliputi personel, dana, sarana dan prasarana kecuali metode perencanaan/SOP hanya pelaksanaan kegiatan di Puskesmas Sadabuan Kecamatan Batang Ayumi yang tidak berjalan sesuai rencana karena Puskesmas hanya melakukan kegiatan bila tersedia kasus DBD dan cenderung menunda kegiatan. Diharapkan pihak Puskesmas Sadabuan melibatkan masyarakat di kecamatan dalam Proses Pelaksanaan (Fungsi Manajemen) Pemberantasan Jentik Nyamuk di lapangan, karena selama ini hubungan antara Puskesmas hanya melalui kader kesehatan setempat. yang hanya bekerja dibawah bimbingan Puskesmas.

Gambar 5.1. Komponen Input Pemberantasan Jentik Nyamuk
Gambar 5.1. Komponen Input Pemberantasan Jentik Nyamuk

HASIL PENELITIAN

Input Evaluasi Program Pemberantasan Jentik Nyamuk 38

Pelaksanaan Pemberantasan Jentik Nyamuk 41

PEMBAHASAN

Komponen Input Pemberantasa Jentik Nyamuk

Komponen Proses Pemberantasan Jentik Nyamuk

Hal ini sejalan dengan penelitian Riyanti (2008) yang menyatakan bahwa respon time terhadap kegiatan PE terkadang masih belum sesuai yang ditentukan (24 jam setelah menerima laporan kasus). Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah tenaga pelaksana di puskesmas kecamatan yang umumnya hanya dijalankan oleh satu penyedia layanan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gede Suarta dkk (2009) bahwa cara pemberantasan nyamuk dewasa dengan fogging terfokus belum menunjukkan hasil yang memuaskan terbukti dengan meningkatnya jumlah kasus dan peningkatan jumlah nyamuk. daerah yang terjangkit DBD.

Keterlambatan penerimaan puskesmas dari institusi kesehatan menyebabkan tertundanya penanganan kasus, sehingga penanganan kasus di puskesmas menjadi tertunda. Larvisida selektif dilakukan bersamaan dengan kegiatan PSN, dan penerapan debu rumah potong hewan pada tempat penampungan air yang mengandung jentik juga difokuskan pada wilayah yang jarang dilakukan PSN. Informasi yang diperoleh juga menyebutkan, pembagian bubuk abata dilakukan oleh kader Jumantika dalam melakukan PJB di rumah-rumah warga dan di setiap kegiatan posyandu.

Cara ini kurang efektif karena masyarakat/warga tidak boleh menaburkan bubuk pemadam ke dalam wadah.

Komponen Hasil Pemberantasan Jentik Nyamuk

Dalam hal ini bagian promosi kesehatan sangat diperlukan dalam memberikan pendidikan tersebut, selain itu siswa sekolah dapat melaksanakan pendidikan di lingkungan dengan menggunakan dokter kecil. Komponen input dimana personel, dana, sarana dan prasarana, metode/PSV masih kurang, petugas penyelenggara program Pemberantasan Jentik Nyamuk juga berperan sebagai pelaksana promosi kesehatan, belum adanya team building dalam pelaksanaan program Pemberantasan Sarang Nyamuk, jumantik tidak tersedia di setiap lingkungan, staf pelaksana kegiatan Kualitas masih kurang karena tidak didukung dengan pelatihan yang berkelanjutan. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan cukup singkat, sehingga diperlukan sosialisasi kebijakan yang ada kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sadabuan agar tercipta kesadaran yang sama antara pemerintah, petugas dan masyarakat mengenai pentingnya meningkatkan pemberantasan jentik nyamuk untuk memberantas jentik nyamuk dalam Program Perilaku Bersih dan Hidup Sehat Struktur Keluarga (PHBS).

Agar para pejabat pelaksana dapat berkinerja lebih baik dalam melaksanakan kegiatan, maka di Puskesmas Sadabuan diupayakan untuk mengerahkan petugas Puskesmas yang mempunyai kemampuan dalam melaksanakan promosi kesehatan di lapangan. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Kesehatan Keluarga dan Gizi (Kkg) Lokasi Proyek Kabupaten Tapanuli Selatan 2004, Tesis Magister IKM USU Medan. Dengan ini saya menyatakan akan melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kinerja Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Program Promosi Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sadabuan Kecamatan Batang Ayumi Tahun 2017”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran proses melalui kuesioner.

Analisis Capaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Program Promosi Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sadabuan Desa Batang Ayumi Tahun 2017.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Perencanaan yang dilakukan puskesmas hanya seadanya/tidak baik karena kurangnya kapasitas sumber daya manusia dalam melaksanakan perencanaan dan selama ini tidak pernah ada pengawasan dari pihak pelayanan kesehatan. Belum adanya organisasi khusus tenaga pelaksana karena keterbatasan tenaga, metode/SOP sudah berjalan dengan baik dalam mengkoordinasikan dana, sarana dan prasarana, pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan perencanaan.

Saran

Partisipasi masyarakat dalam upaya menurunkan angka kejadian penyakit demam berdarah di Kelurahan Sawojajar Kota Malang. Profil Pelayanan Kesehatan Sumatera Utara. Prioritas kebutuhan personel berdasarkan karakteristik individu dan dampaknya terhadap kepuasan kerja, studi manajemen kesehatan masyarakat pada 3 etnis di organisasi Pukesemas. Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa STIKes Aufa Royhan Padangsidimpuan program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Setelah menjelaskan tujuan penelitian, saya bersedia menjadi partisipan dalam penelitian yang dilakukan oleh saudara Imam Juanda, mahasiswa STIKes Aufa Royhan Padangsidimpuan yang sedang melakukan penelitian dengan judul.

Gambar

Gambar 2.2 Alur Fikir Penelitian INPUT
Tabel 2. Rencana Waktu Penelitian  Proses Penelitian
Gambar 5.1. Komponen Input Pemberantasan Jentik Nyamuk

Referensi

Dokumen terkait

LEMBAR PESETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa Sarjana S1 Gizi