• Tidak ada hasil yang ditemukan

pay attention to end enjoy some activity

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pay attention to end enjoy some activity"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

z

(2)

1

pembangunan bangsa atau Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pembela-jaran secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum.

Menurut Slameto (2003: 57) minat siswa dalam proses belajar mengajar merupakan hal yang sangat menentukan dalam pencapaian prestasi belajar siswa.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin terlibat siswa dalam proses belajar mengajar maka semakin besar pula pencapaian prestasi belajar yang didapat oleh siswa. Upaya meningkatkan minat siswa tidak terlepas dari berbagai factor yang mempengaruhinya.

Minat merupakan sifat yang relative menetap pada diri seseorang.

Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tampa minat seseorang tidak mungkin melakukan.

Sedangkan minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh para ahli, diantaranya yang dikemukakan oleh Hilgard yang dikutip oleh Slameto (2003: 57) menyatakan “Interest is persisting tendency to pay attention to

yang kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembe-lajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal.

Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut adanya minat aktif dari seluruh siswa. Jadi, kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai monivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup.

Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan di SMPN 09 Mukomuko Kecamatan Selagan Raya Bengkulu Utara dalam pembelajaran IPS, yaitu tingginya minat belajar siswa terhadap pelajaran IPS.

Sewaktu guru menerangkan pelajaran penulis melihat ada beberapa siswa yang tertuju pada materi yang diterangkan, namun sebagian ada pula siswa yang tidak memperhatikan.

Hal yang kedua penulis temukan adalah disaat gurunya menerangkan materi pelajaran, di dalam penyampaian tersebut guru bisa membuat hal-hal lucu sehingga membuat siswa tertawa semuanya terfokus pada guru. Penulis

(3)

2

mengkaji bahwa dengan metode ceramah bervariasi sedikit banyaknya tumbuh minat siswa terhadap materi yang disampaikan guru. Di sini penulis menemukan bahwa untuk hal-hal yang bersifat lucu dan bisa membuat tertawa dalam lingkup belajar siswa lebih memilih dan memantapkan pikirannya untuk selalu bersenda-gurau ketimbang serius ketika guru menerangkan materi pelajaran.

Hal terakhir yang peneliti temukan yaitu sewaktu guru menyuruh membaca buku teks, lalu guru minta izin keluar sebentar atau guru meninggalkan kelas kebanyakan siswa sebagian ada yang membaca sebagian ada yang membuat keributan. Di saat guru kembali ke kelas siswa yang membuat keributan tadi seolah-olah sudah membaca dan memahami betul. Tapi setelah ditanya tidak satupun yang bisa menjawab.

Padahal sudah diberi kesempatan untuk membaca bahan pelajaran.

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang minat belajar siswa dalam belajar IPS di SMP N 9 Mukomuko Bengkulu. Maka oleh sebab itu, dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah judul yaitu: “Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Sejarah di SMP N 9 Mukomuko Bengkulu.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan minat siswa dalam pembelajaran IPS Sejarah dari dalam diri

(intrinsik) dan dari luar diri (ekstrinsik) di SMP N Mukomuko Bengkulu.

Minat adalah suatu yang timbul dari pada diri seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan (Depdikbut, 2001: 656).

Adapun pendapat Zakiah Daradjat (2001:1 33) bahwa; :minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap kejuruan sesuatu hal yang berharga bagi orang.

Sesuatu yang berharga bagi orang adalah yang sesuai dengan kebutuhannya.

Menurut Decroly (dalam Zakia Daradjat 2001: 133), “minat adalah pernyataan suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi.

Kebutuhan itu timbul dari dorongan hendak memberi kepuasan kepada suatu instink.

Demikian pula menurut H.C Witherington (1991: 135) bahwa minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paud dengan dirinya. Dalam ensiklopedia Indonesia (Hasan Sadily, 1983: 2252), minat adalah kecende-rungan bertingkah laku yang terarah terhadap objek, kegiatan atau pengalaman tertentu.

Berdasarkan pengertian minat yang telah dikemukakan di atas, jelaslah bahwa dalam melakukan setiap kegiatan individu akan sangat dipengaruhi oleh minatnya.

Karena dalam kehidupan ini kita akan selalu berkomunikasi atau berhubungan dengan orang lain, benda, situasi, dan

(4)

aktivitas-aktivitas yang terdapat di sekitar kita. Dalam berhubungan tersebut kita mungkin bersikap menerima, membiarkan atau menolaknya. Apabila kita menaruh minat, itu berarti kita menyambut atau bersikap positif dalam berhubungan dengan objek atau lingkungan, dan akan cenderung untuk memberi perhatian dan melakukan tindakan lebih lanjut.

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu mata pelajaran yang mengaji seperangkat peristiwa, fakta dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, KTSP (2006:575), sedangkan Cheepy (dalam Enidarwaniswati 2006:

10) “mengatakan ilmu Pengetahuan Sosial adalah studi tentang manusia yang dipelajari oleh anak bidik di tingkat SD”.

Dapat disimpulkan bahwa dari Pelajaran IPS siswa akan lebih mengetahui hubungan manusia dengan manusia lain, dengan lingkungan, dan sang pencipta melalui fakta, konsep, dan generalisasi yang tampak dalam kehidupannya.

Narsid (2006: 112) “mengatakan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai bidang pendidikan tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan sosial, melainkan lebih jauh dari pada itu berupaya membina dan mengem-bangkan mereka menjadi SDM Indonesia yang berketerampilan sosial dan intelektual sebagai warga Negara yang memiliki perhatian serta kepedulian sosial yang

bertanggung jawab merealisasikan tujuan nasional”.

Jadi dengan pengetahuan sosial yang berguna, keterampilan sosial, intelektual, perhatian serta kepedulian sosial yang tinggi maka tujuan dari pendidikan akan tercapai dengan baik.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu menggambarkan tentang minat siswa dalam belajar IPS sejarah dari dalam diri dan luar diri di SMP N 9 Muko muko Bengkulu. Menurut Sugiyono (2004:29) penelitian deskriptif adalah yang berfungsi untuk mendeskripsikan data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMPN 9 Muko Muko Kecamatan Selegan Raya Bengkulu utara, yang berjumlah 35 orang, terdiri dari 22 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan, serta guru yang mengajar di kelas VII B di SMPN 9 Muko muko hanya 1 orang.

Instrumen penelitian ini melalui angket atau kuesioner menurut yaitu suatu cara pengumpulan data dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden yang tersedia memberian jawaban sejujurnya. Angket yang digunakan merupakan angket tertutup (anget berstruktur), yaitu anget yang disajikan dalam bentuk sedemian

(5)

4

rupa sehingga responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang tersedia.

Skala pengukuran yang dilakukan adalah skala Likert dengan lima alternatif jawabam yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KK), Jarang (JR) dan Tidak Pernah.

Hasil Penelitian

1. Gambaran Minat Siswa dalam Pembelajaran IPS dari dalam Diri (Intrinsik)

Hasil penelitian yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa dari keseluruhan indikator dari dalam (Instrinsik) pada minat siswa pada pembelajaran IPS dapat di rata-rata sebesar 80.18% untuk lebih jelas lihat tabel 1 dibawah ini:

Tabel 12. Persentase minat pada indikator dari dalam (instrinsik)

Sub Indikator

Persentase Skor

Perhatian 82.85%

Kesenangan 84.26%

Kemauan 82.86%

Ketertarikan 75.24%

Cita-cita 75.71%

Rata-rata 80.18%

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa minat siswa terhadap pembelajaran IPS dilihat dari dalam diri siswa terlihat bahwa siswa memiliki minat yang tinggi, hal ini terlihat dari tingginya rata-rata skor persentase minat pada indikator dari dalam diri (intrinsik) yaitu pada indikator Perhatian 82.85%,

indikator Kesenangan 84.26%, indikator Kemauan 82.68%, indikator Ketertarikan 75.24% dan indikator Cita-cita 75.71%, dengan rata-rata seluruh indikator sebesar 80.18%.

2. Gambaran Minat Siswa dalam Pembelajaran IPS dari luar Diri (ekstrinsik)

Hasil penelitian yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa dari keseluruhan indikator dari luar (ekstrinsik) pada minat siswa memilih SMK bidang teknologi dan rekayasa dapat di rata-rata sebesar 71.53% untuk lebih jelas lihat tabel 2 dibawah ini:

Tabel 2. Persentase minat pada indikator dari luar (ekstrinsik)

Sub Indikator Persentase Skor Lingkungan

keluarga

70.73%

Lingkungan sekolah 63.8%

Teman pergaulan 63.83%

Media massa 78.13%

Fasilitas sekolah 76.2%

Rata-rata 71.53%

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa minat siswa terhadap pembelajaran IPS sejarah pada indikator dari luar (ekstrinsik) terlihat tinggi, hal ini terlihat dari hasil persentase yang menunjukkan angka tinggi yaitu pada

(6)

indikator Lingkungan Keluarga menunjukkan 70.73%, indikator Lingkungan Sekolah 63.8%, indikator Teman Pergaulan 63.83%, indikator Media Massa 78.13% dan indikator Fasilitas Sekolah 76.2%, dengan rata-rata seluruh indikator 71.53%.

Pembahasan

Segala perbuatan manusia timbul karena dorongan dari dalam dan rangsangan dari luar, tetapi tidak akan terjadi sesuatu jika tidak berminat. Minat merupakan seperangkat mental yang terdiri dari suatu campuran perasaan, harapan, pendirian, atau kecenderungan- kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu termasuk didalamnya kecen-derungan untuk masuk SMK.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar minat siswa SMP Negeri 09 Muko-Muko pada mata pelajaran IPS dengan tingkat pencapaian pada masing- masing siswa yaitu perhatian dengan tingkat capaian 82.85% termasuk kategori tinggi, kesenangan dengan tingkat capaian 84.26% termasuk kategori tinggi, aspek kemauan dengan tingkat capaian 82.86% termasuk kategori tinggi, aspek ketertarikan dengan tingkat capaian 75.24% termasuk kategori tinggi.

Berdasarkan indikator Dalam diri (intrinsik) yang terdapat pada sub indikator “perhatian” yaitu kreativitas jiwa yang tinggi yang semata-mata

tertuju pada suatu objek tergolong tinggi 82.85%. Pada sub indikator

“kesenangan” sesuatu yang membuat siswa senang terhadap SMK tergolong sangat tinggi 84.26%. Pada sub indikator

“kemauan” sesuatu yang mendorong dari dalam tergolong tinggi 82.86%. Pada sub indikator “ketertarikan” yang mendorong siswa suka terhadap SMK tergolong tinggi 75.24%. Pada sub indikator “Cita- cita” yang membuat siswa berkeinginan terhadap SMK tergolong tinggi 75.71%.

Berdasarkan indikator dari luar (ektrinsik) yang terdapat pada sub indikator “lingkungan keluarga” yang mendorong siswa untuk berminat pada mata pelajaran IPS tergolong tinggi 70.73%. Pada sub indikator “lingkungan sekolah” yang mendorong siswa dalam minat pada mata pelajaran IPS termsauk tinggi 63.8%. Pada sub indikator “teman pergaulan” yang mempengaruhi minat siswa tergolong tinggi 63.83%. pada sub indikator “media massa” yang menjadi informasi bagi siswa tergolong tinggi 78.13%. pada sub indikator “fasilitas sekolah” yang menjadi gambaran bagi siswa tergolong tinggi 76.2%.

Maka rata-rata indikator dalam diri (intrinsik) sebesar 80.18% tergolong tinggi, sedangkan rata-rata indikator dari luar (ektrinsik) sebesar 71.53% tergolong tinggi. Dari keseluruhan indikator dapat di rata-rata sebesar 75.85% maka indikator minat tergolong tinggi karena berada pada rentang (68%-84%).

(7)

6

Frekuensi jawaban didapat skor rata-rata sebesar 3,83 dengan persentase sebesar 76.57% (pada rentang 68%-84%) dengan kategori Tinggi. dari 35 responden ternyata yang menjawab Selalu (SL) frekuensinya 3 dengan persentase sebesar 8.6%, Sering (SR) frekuensinya 24 dengan persentase 68.6%, Jarang (JR) frekuensinya 2 dengan persentase 5.7%, Tidak pernah (TP) frekuensinya 1 dengan persentase 2.9%. Hasil penelitian di atas terdapat baberapa item yang termasuk kategori rendah, namun hal ini tidak terlalu banyak sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap minat siswa dalam pembelajaran sejarah.

Frekuensi jawaban didapat skor rata-rata sebesar 3.83 dengan persentase sebesar 76.57% (pada rentang 68%-84%) dengan kategori Tinggi. dari 35 responden ternyata yang menjawab selalu (SL) frekuensinya 3 dengan persentase sebesar 8.6%, Sering (SR) frekuensinya 25 dengan persentase 71.4%, kdang-kadang (KK) frekuensinya 6 dengan persentase 17,1%, Jarang (JR) frekuensinya 1 dengan persentase 2.9%

dan tidak pernah (TP) frekuensinya 0 dengan persentase 0,00%.

Berdasarkan hasil pene-litian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa: 1) Sebagian besar minat siswa terhadap pembelajaran IPS dilihat dari dalam diri siswa terlihat bahwa siswa memiliki minat yang tinggi, hal ini terlihat dari tingginya rata-rata

skor persentase minat pada indikator dari dalam diri (intrinsik) yaitu sebesar 80.18% pada indikator perhatian, kesenangan, kemauan, keter-tarikan dan cita-cita. 2) Sebagian besar minat siswa terhadap pembelajaran IPS sejarah dilihat dari luar diri siswa terlihat tinggi, hal ini terlihat dari hasil persentase yang menunjukkan angka tinggi yaitu 71.53%

pada indikator lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, teman pergaulan, media massa dan fasilitas sekolah.

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1) Bagi siswa yang hendak lebih meningkatkan minat pada mata pelajaran IPS. 2) Bagi orang tua hendaknya memberikan motivasi dan dorongan kepada anaknya agar menjadi perhatian dalam memilih sekolah guna masa depan anaknya yang sesuai dengan keinginannya. 3) Bagi Pihak sekolah terutama SMP lebih efektif lagi dalam menciptakan media pembelajaran sehingga siswa lebih berminat pada mata pelajaran IPA.

Daftar Rujukan

Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Kesembilan, Rineka Cipta, Jakarta.

Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta.

(8)

Daradjat, Zakiah. 2001. Kesehatan Mental.

Jakarta: Gunung Agung.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2001

Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. remaja Rosdakarya.

Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Belajar.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Pemerintah Republik Indonesia, (2003), Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta.

Pasaribu, IL dan Simanjuntak. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempenga-ruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Shadily, Hassan. 1983. Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta : PT.

Bina Aksara

Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Sumaatmaja, Nursid. 2006. Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi relasional yang terlihat dari hasil pengerjaan siswa yang tidak memahami konsep

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penggunaan model pembelajaran berbasis masah PBL berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar kognitif siswa, hal