• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Hang Tuah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Hang Tuah"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

ALTERNATIF DESAIN KAPAL IKAN

DI WILAYAH PERAIRAN PUGER - KABUPATEN JEMBER

Ali Azhar, Gurit Wigung Prastyawan

Jurusan Teknik Perkapalan – UHT Surabaya, PT Terafulk Megantara Design Surabaya

ABSTRAK

Potensi perikanan laut di perairan Indonesia merupakan aset potensial dalam memberikan kontribusi yang signifikan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Salah satu daerah yang memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan dalam bidang perikanan adalah Pantai Puger yang berada di Kabupaten Jember. Berdasarkan Laporan Tahunan 2011 Dinas Perikanan Dan Kelautan Kabupaten Jember, pemanfaatan perikanan Kabupaten Jember baru sekitar 20 % dari potensi lestari ikan. Melihat potensi yang ada, kuantitas dan kualitas kapal ikan merupakan hal sangat penting dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan laut.

Saat ini banyak kapal ikan (kayu) yang telah diproduksi dan digunakan oleh para nelayan, tetapi pada kanyataannya masih banyak kapal ikan yang diproduksi tanpa memperhatikan kaidah ilmu perkapalan, khususnya kapal yang diproduksi oleh galangan kapal tradisional. Melihat kondisi tersebut, maka direncanakan alternatif desain guna membantu para nelayan Puger dalam pembuatan kapal ikan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Perairan Puger, direncanakan ukuran utama kapal ikan sebagai berikut; L = 18 m, B = 3.8 m, H = 1.9 m, T =1.2 m, Vs = 9 Knot, GT = 20, Payload = 3 ton. Menurut perhitungan, kapal yang direncanakan sudah memenuhi kriteria stabilitas (IMO) dengan ukuran konstruksi yang sesuai dengan persyaratan BKI Kapal Kayu.

Kata kunci :potensi ikan lestari, ilmu perkapalan, kapal ikan (kayu)

ABSTRACT

Potential of marine fisheries in Indonesian waters is a potential asset in providing the significant contribution to achieve national development goal. One of regions having quiet large potential to develop in the fishery matter is Puger Coast in Jember Regency. Based on the 2011 Annual Report of the Department of Fisheries and Marine, the exploitation of Jember Regency fisheries just about 20 % of potential of sustainable fish. Viewing the existing potential, quantities and qualities of fishing boat are very important in the exploitation of marine fisheries resources.

Nowadays have been many (wooden) fishing boats have been produced and used by fishermen, but in fact, there are still many boats produced without consider Naval Architect, particularly boats produced by traditional shipyard. Viewing the conditions, then it planned an alternative design for helping Puger fishermen in constructing fishing boats.

Based on the research conducted at Puger Waters, it was planned the fishing boat main dimension as follow; L = 18 m, B = 3.8 m, H = 1.9 m, T = 1.2 m, Vs = 9 Knots, GT = 20, Payload = 3 tons. By calculation, the boat planned has complied with the stability criteria (IMO) with the construction dimension in accordance with the BKI of Wooden Boat.

Key words: potential of sustainable fish, naval architect, (wooden) fishing boat

(5)

PENDAHULUAN

Potensi perikanan laut di perairan Indonesia merupakan aset potensial dalam memberikan kontribusi yang signifikan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Meskipun kenaikan produksi perikanan selama ini pemanfaatan sumberdaya ikan masih belum merata, sebagian wilayah telah mencapai kondisi tangkap lebih (over fishing) dan sebagian lagi masih belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu daerah yang memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan dalam bidang perikanan adalah wilayah perairan di Kabupaten Jember.

Menurut data dari Pemerintah Kabupaten Jember, secara geografis Kabupaten Jember mempunyai wilayah laut yang cukup luas dan membentang di sepanjang Pantai Selatan Jawa atau Samudra Indonesia dengan panjang pantai kurang lebih 170 km. Sedang luas perairan Jember yang termasuk ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif) kurang lebih 8.338,5 km2, dengan potensi lestari sebesar 40.000 ton per tahun. Namun potensi yang sangat besar tersebut, sejauh ini belum dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal atau sekitar 20% (Dinas Perikanan dan Kelautan, 2011).

Potensi yang cukup besar harus didukung oleh kuantitas dan kualitas kapal ikan dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan laut.

Saat ini permintaan pembuatan kapal ikan masih cukup tinggi, khususnya jenis kapal kayu. Hal ini disebabkan karena harga kapal kayu yang relatif lebih murah dan pembuatan yang lebih sederhana dibandingkan dengan jenis kapal lainnya.

Oleh sebab itu kapal kayu merupakan jenis kapal utama yang banyak digunakan oleh para nelayan. Meskipun sekarang ini telah banyak kapal kayu yang telah diproduksi dan digunakan oleh para nelayan, akan tetapi pada kanyataannya masih banyak kapal-kapal yang diproduksi tanpa memperhatikan kaidah ilmu perkapalan,

khususnya kapal yang dihasilkan oleh galangan kapal tradisional. Hal ini tentunya bisa mengakibatkan tidak tercapainya sasaran optimasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada.

Berkaitan dengan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif desain kapal kayu yang bisa digunakan dalam pembuatan kapal kayu oleh para nelayan Puger.

Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan informasi dan rujukan kepada masyarakat dalam mendesain dan tahap- tahap perencanaan kapal ikan sesuai dengan kaidah ilmu perkapalan, mulai dari basic design hingga tahap gambar konstruksi khususnya di wilayah Perairan Puger - Kabupaten Jember.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan melalui survey lapangan dan studi literatur.

Survey lapangan diperlukan untuk memperoleh ukuran utama beberapa kapal pembanding dan kondisi daerah perairan di wilayah Puger. Penelitian dilakukan untuk wilayah Perairan Puger - Kabupaten Jember. Studi literatur diperlukan untuk memperoleh data sekunder dari instansi terkait dan hasil penelitian terdahulu yang relevan.

Setelah melakukan proses pengumpulan data melalui survey lapangan dan studi literatur, selanjutnya dilakukan proses desain dengan tahapan sebagai berikut: (1) menentukan ukuran utama kapal dengan menggunakan metode regresi liner, (2) merencanakan rencana garis (lines plan) dengan program Maxsurf, (3) menentukan tahanan kapal dengan program Hullspeed, (4) menentukan rencana umum (general arrangement), (5) menghitung stabilitas dengan program Hydromax, dan (6) menghitung konstruksi kapal berdasarkan ketentuan BKI Kapal Kayu 1996.

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Ukuran Utama Kapal

Dalam menentukan ukuran utama kapal digunakan metode regresi linier yang didasarkan dari beberapa ukuran utama kapal pembanding. Pada penelitian ini data kapal pembanding diperoleh melalui survey yang dilakukan di Daerah Pantai Puger. Salah satu jenis kapal yang cukup dominan di Daerah Puger adalah jenis kapal hand lines atau biasa disebut

sekocen” dengan ukuran sekitar 20 GT.

Berikut ini adalah data beberapa kapal pembanding :

Tabel 1. Data ukuran kapal pembanding

Dengan menggunakan metode regresi linier sederhana, yaitu :

Didapatkan ukuran utama adalah sebagai berikut : L = 18 m, B = 3.8 m, T = 1.2 m, H = 1.9 m

Lines Plan

Bentuk suatu badan kapal merupakan salah satu hal terpenting yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu kapal. Dimana bentuk badan kapal akan mempengaruhi kapasitas muatan, kecepatan, stabilitas, maupun kekuatan.

Pada umumnya perencanaan kapal merupakan spiral design dan terkadang membutuhkan trial error berulang-ulang

untuk mencapai hal yang diinginkan. Oleh karena itu keberadaan alat bantu berupa software menjadi hal yang sangat penting.

Dengan adanya software tersebut, maka proses optimasi perencanaan akan lebih mudah dan lebih cepat. Pada penelitian ini untuk membuat rencana garis (lines plans) digunakan software maxurf Pro 11.12.

Gambar 1. Lines plan

Kurva Hidrostatik

Kurva hidostatik merupakan kumpulan kurva yang menggambarkan karakteristik badan kapal yang tercelup dalam air. Dengan memasukkan model linesplan dari maxurf ke program hydromax serta menentukan kondisi sarat kapal, maka akan didapatkan hasil perhitungan hidrostatik seperti hasil yang ditunjukkan dibawah ini.

Tabel 2. Tabel Hidrostatik

(7)

Gambar 2. Kurva hidrotatik

Kurva Bonjean

Kurva Bonjean merupakan kurva yang menggambarkan luas penampang pada tiap-tiap station pada berbagai sarat.

Luasan penampang tersebut bisa dihitung dengan memodifikasi letak sarat pada program maxurf sehingga dihasilkan beberapa CSA pada sarat yang ditentukan.

Berikut ini adalah tabel luasan penampang pada frame yang didapat dengan membaca CSA pada beberapa kondisi sarat.

Tabel 3. Tabel luasan penampang

Gambar 3. Kurva bonjean Penentuan Daya Mesin

Kapal yang bergerak dengan kecepatan tertentu, akan mengalami gaya hambat (resistance) yang berlawanan arah gerak kapal tersebut. Besarnya tahanan kapal sangat dipengaruhi oleh kecepatan kapal (Vs), berat air yang dipindahkan oleh badan kapal yang tercelup dalam air (displacement) dan bentuk badan kapal (hull form). Untuk melakukan perhitungan tahanan dan kecepatan digunakan program Hullspeed 11.12. Dengan menentukan kecepatan operasi maksimum, efisiensi, serta metode perhitungan tahanan didapatkan grafik sebagai berikut :

Grafik 4. Grafik kebutuhan power Dari grafik diatas pada kecepatan 9 knot nilai power yang dibutuhkan adalah 67,1 Hp. Dengan mengacu pada kebutuhan daya, maka direncanakan menggunakan tipe mesin sebagai berikut :

- Type : Yanmar 4ESDE

- Power : 74 Hp NCR / 84 Hp MCR

(8)

Rencana Umum

Rencana Umum dapat didefinisikan sebagai penentuan dari ruangan–ruangan untuk segala kegiatan, atau fungsi dari peralatan yang dibutuhkan yang diatur sesuai dengan kebutuhan dan tersedianya ruangan yang ada, serta jalan untuk menuju ke tempat tersebut.

Ukuran Utama

Tipe kapal : Hand lines Daerah pelayaran : Pantai Puger

LoA : 18 m

Lpp : 15 m

B : 3.8 m

H : 1.9 m

T : 1.2 m

V : 9 knot

GT : 20

Crew : 5 orang

Endurance : 5 hari

Kebutuhan Deadweight (DWT)

Dari data yang diperoleh melalui survey, direncanakan kebutuhan DWT sebagai berikut :

- Berat muatan ikan + es (Wm) = 6 ton (direncanakan 50% lebih besar dari kapasitas pada umumnya)

- Bahan bakar (Wdfo) = 2 ton - Berat Crew (Wcr) = 0,325 ton

- Berat barang bawaan (Wbb) = 0,175 ton - Berat provision (Wpr) = 0,125 ton - Berat Air Tawar (Wfw) = 1,25 ton - Total Dwt = 9.89 ton

Perencanaan Ruangan

Perencanaan ruangan pada kapal didasarkan pada kebutuhan DWT yang telah direncanakan serta memperhatikan kemudahan operasianal, kenyamanan, maupun keselamatan. Pada penelitian ini dilakukan perubahan bentuk bangunan atas karena tingkat kenyamanan para ABK yang dinilai kurang ketika dilakukan survey. Berikut ini adalah gambar rencana umum serta bentuk visualisasinya.

Gambar 5. Rencana Umum

Gambar 6. Kapal sekocen 20 GT

Gambar 7. Kapal alternatif 20 GT

Pemilihan Sistem Pendingin

Direncanakan menggunakan media pendinginan dengan crushed ice (bongkah es) dengan pengaturan penempatan ikan menggunakan sistem shelfing. Dimana pada metode ini palka pada bagian bawah dan samping diberi lapisan es, lalu ikan diatur diatasnya dalam satu lapisan

(9)

kemudian diatasnya diberi es lagi. Untuk menjaga suhu dalam ruang muat, direncanakan adanya isulation dengan bahan polyurethan foam dengan pelapis marine plywood yang dilapisi fiberglass.

Adapun beberapa pertimbangan menggunakan media crushed ice sebagai pendingin adalah sebagai berikut :

o Ketersediaan bahan baku yang mudah didapat.

o Operasional yang cukup mudah.

o Jarak tempuh pelayaran selama 5 hari masih memungkinkan menggunakan balok es karena storage life ikan jenis tuna menggunakan crushed ice adalah 20 hari.

Perlengkapan Keselamatan

Berdasarkan Konvesi Internasional untuk keselamatan kapal ikan (The International Convention for Safety of Fhising Vessel, 1977) direncanakan peralatan keselamatan adalah sebagai berikut:

o Life raft

Direncanakan menggunakan 1 buah life raft dengan kapasitas 2 kali jumlah awak kapal.

o Jaket penyelamat

Disediakan bagi seluruh awak kapal o Pelampung (lifebuoys)

Direncanakan ada 4 buah pelampung o Lampu tanda

Disediakan sekurang-kurangnya 12 rocket signal.

o Radio komunikasi portable

Menggunakan radio komunikasi transmitter – reciver yang mudah dibawa.

Perencanaan Lampu Navigasi dan Penangkapan

Dalam regulasi internasional tentang pencegahan tabrakan dilaut (The International Regulation for Preventing Collisions at Sea, 1974) diatur tentang lampu navigasi dan penangkapan ikan untuk kapal ikan.

o Lampu penangkapan (fishing light)

Lampu ini digunakan pada saat penangkapan di malam hari. Terdapat dua lampu pada garis vertical, yang lebih tinggi berwarna merah sedang yang lebih rendah berwarna putih.

Sudut penyinaran lampu adalah 3600. Jangkauan sinar lampu harus dapat terlihat jelas pada jarak 2 mill

o Lampu samping (side light)

Diletakkan pada bagian sudut dari top deck dengan sudut penyinaran 112,50. Terdiri dari lampu warna hijau pada bagian kanan (starboard) dan warna merah pada bagian kiri (portside).

o Lampu buritan kapal (Stern light) Diletakkan pada bagian buritan kapal menggunakan lampu berwarna putih, dengan sudut penyinaran 1350.

o Lampu jangkar (anchor light)

Diletakkan pada bagian haluan kapal, digunakan pada saat pasang jangkar dan berwarna putih dengan sudut penyinaran 3600.

Stabilitas

Stabilitas secara umum dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu kapal untuk kembali tegak setelah setelah mengalami kemiringan. Dalam melakukan perhitungan stabilitas digunakan sub program maxurf yaitu Hydromax.

Macam – macam kondisi loadcase yang direncanakan :

1. Saat kapal meninggalkan pelabuhan (depature from port)

Kondisi : bahan bakar = 100 %, muatan (ice 100 %) = 50 %, fresh water = 100%, provision = 100%.

2. Saat kapal meninggalkan lokasi fishing ground (depature from fishing ground) Kondisi : bahan bakar = 50 %, muatan (fish 100 % + ice 50 %) = 75 %, fresh water = 50%, provision = 50%.

3. Saat kapal tiba di pelabuhan (Arrival at home base)

Kondisi : bahan bakar = 10 %, muatan (fish 100 % + ice 30 %) = 65 %, fresh water = 10%, provision = 10%.

4. Kondisi kapal kosong (light weight condition)

(10)

Berikut ini adalah tabel anilisa stabilitas menurut IMO pada beberapa kondisi load case.

Tabel.4. Depature from Port

Tabel 5. Depature from fishing ground

Tabel 6. Arrival at home base

Tabel 7. Light weight condition

Konstruksi Kapal Kayu

Pada Peraturan Biro Klasifikasi Indonesia Kapal Kayu 1996, daerah pelayaran dari kapal dan ukuran utama kapal kayu merupakan komponen penting untuk menentukan modulus yang pada akhirnya digunakan untuk mendapatkan dimensi dari suatu konstruksi. Berikut ini adalah beberapa parameter yang digunakan

pada Biro Klasifikasi Indonesia Kapal Kayu :

- L : digunakan untuk menetukan jumlah sambungan lunas

- L/H: digunakan sebagai faktor penambahan luas penampang

- B/3 + H : digunakan untuk menetukan gading, wrang

- L(B/3+H) : digunakan untuk menetukan lunas, linggi, galar balok, galar kim, jarak gading, kulit luar, geladak, tutup sisi geladak, lutut balok, sekat, dan pondasi mesin.

Pemilihan Jenis Kayu

Jenis kayu yang digunakan adalah jenis kayu jati, hal ini dikarenakan beberapa sebab diantaranya:

1. Termasuk jenis kayu yang diijinkan oleh BKI kapal kayu untuk digunakan pada semua bagian konstruksi kapal kayu, hal ini disebabkan karena sifat- sifat kayu jati memenuhi kriteria kelas kuat maupun kelas awet kayu.

2. Merupakan jenis kayu yang sering digunakan dalam pembuatan kapal kayu di wilayah Puger.

3. Ketersediaan bahan yang cukup mudah ditemukan pada daerah Jember maupun di daerah Banyuwangi

(11)

Tabel 8. Resume ukuran konstruksi utama

Gambar 8. Main section

Gambar 9. Construction profile

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode regresi linier dari 5 kapal pembanding direncanakan ukuran utama kapal sebagai berikut; L = 18 m, B = 3.8 m, H = 1.9 m, T =1.2 m, Vs = 9 Knot, GT

= 20, tipe handline. Perencanaan kapasitas muatan adalah 3 ton ikan atau sekitar 50 % lebih besar dari kapasitas muatan kapal yang sudah ada di wilayah Puger yang rata-rata memiliki kapasitas 1.5 sampai 2 ton ikan.

(12)

Untuk memenuhi kebutuhan para awak kapal, pada perencanaan ini dilakukan pemenuhan alat-alat keselamatan dan juga adanya perubahan bentuk bangunan atas dari kapal pembanding sehingga kenyamanan para awak kapal bisa ditingkatkan. Perhitungan stabilitas dengan menggunakan hydromax pro, dan kapal yang direncanakan sudah memenuhi kriteria stabilitas (IMO) dengan beberapa kondisi, diantaranya: kapal berangkat menuju fishing ground, pulang dari fishing ground, kondisi perbekalan tinggal 10 %, dan kondisi kapal ketika kosong.

Perencanaan konstruksi telah dihitung berdasarkan peraturan Biro Klasifikasi Indonesia Kapal Kayu sehingga diharapkan kekuatan kapal bisa dipertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

Biro Klasifikasi Indonesia, 1996. Buku Peraturan Klasifikasi dan Konstruksi Kapal Laut – Peraturan Kapal Kayu, Jakarta.

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jember, 2011. Jember dalam Angka 2011. Jember.

FAO of the United, 1955. “Fishing Boats Of The World I,II,III” Published By Fishing Book Limited, Farnham.

Surrey England.

Fyson. Jhon, 1985. Design of Small Fishing Vessels, Fishing News Book Ltd, London.

Sunaryo, H – Raharjo, S, 2000. Teknologi Bangunan Kapal Non Baja Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Keahlian Teknik Perkapalan. Departemen Pendidikan Nasional.

Maxurf Windows Version 11.11 User manual. Formation Design Sistem Pty Ltd 1994-2005.

Referensi

Dokumen terkait

“Desain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Dengan Memanfaatkan Es Kering”, Tugas Akhir S-1, Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS, Surabaya.

ix DESAIN KAPAL PENANGKAP IKAN DENGAN TIPE LAMBUNG KATAMARAN DI PERAIRAN KALIMANTAN TIMUR Nama Mahasiswa : Elyazha Dwi Cahya NIM : 09151014 Program Studi : Teknik Perkapalan

Current Concepts and Technology in Improving Dental and Oral Health Care” Shangri-la Hotel Surabaya, East Java 26-27 August 2016 3rd Dentisphere Proceeding Book || ISBN

Dengan demikian rumusan perancangan adalah bagaimana merancang kapal selam bersayap sebagai system penyelaman untuk observasi bawah air, perancangan dilakukan observasi dan

administrator 1 SI Akdmk Berbasis Web dosen mahasiswa admin_id level username password identitas jurusan program kampus ruang dosen admin karyawan_id level username password

Under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International CC BY-NC-SA 4.0 License Chomariyah 1 Universitas Hang Tuah, Surabaya, Indonesia Copyright © 2020

1.3 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk megetahui jenis-jenis avertebrata air yang diperdagangkan di Kota Surabaya mulai dari pasar tradisional, pasar swalayan, di Rumah

Ahmad Nasrudin, S.T., M.Eng Desain Kapal Wisata Semi-Submarine Untuk Perairan Taman Nasional Perairan laut Sawu Tugas Akhir Mahasiswa Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan