Dinamika perubahan hukum keluarga Islam ke arah yang lebih bermanfaat dan melindungi nilai-nilai kemanusiaan merupakan sifat hukum itu sendiri yang progresif, tidak kaku dan baku sebagaimana sifat konservatif. Buku ini mengkaji permasalahan hukum keluarga Islam kontemporer dengan pendekatan dan teori yang relevan dengan tuntutan masyarakat modern sehingga mampu menghadirkan produk hukum yang memberikan manfaat.
Pengertian Hukum Progresif
Namun dalam kenyataannya, paradigma hukum yang menempatkan hakim sebagai tahanan hukum tidak memberikan peluang bagi pengadilan untuk menjadi lembaga yang memajukan pembangunan masyarakat. Hukum progresif tidak ingin menjadikan hukum sebagai teknologi yang tanpa hati nurani, melainkan sebagai institusi yang bermoral manusia 13.
Sejarah Hukum Progresif
Menurut Ehrlich, hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup dalam masyarakat (living law). Kedua, tatanan hukum yang otonom, di mana hukum memiliki kedudukan yang setara (berkoordinasi) dengan tatanan politik, tatanan ekonomi, dan tatanan sosial budaya.
Karakteristik Hukum Progresif
Kedua, penemuan hukum berdasarkan nilai-nilai hukum kebenaran dan keadilan, serta etika dan moralitas. Reformasi hukum keluarga di Turki juga berkembang cukup pesat dibandingkan dengan fikih konvensional, dimana tujuannya adalah untuk memperbaharui hukum yang terus berkembang.
Tujuan Pembaharuan Hukum Perkawinan Islam Progresif
Agar tidak ketinggalan dengan perubahan zaman yang terus menerus terjadi, maka diperlukan pembaharuan hukum keluarga Islam sebagai kompensasinya. Tujuan ketiga ini dapat dikatakan sebagai tujuan reformasi hukum keluarga di sebagian besar negara muslim, meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa di beberapa negara tujuan tersebut mencakup beberapa tujuan secara bersamaan.
Pengertian Perkawinan
Calon mempelai wanita yang pertama adalah hadirnya calon mempelai pria, sedangkan calon mempelai pria harus memenuhi syarat untuk dapat melakukan akad sendiri yaitu : muslim, baligh, dilakukan tanpa paksaan, bukan mahram mempelai wanita, rukun selanjutnya adalah calon mempelai wanita, sedangkan calon mempelai wanita harus memenuhi syarat yaitu: beragama Islam, berakal sehat, dan tidak menjadi mahram bagi mempelai pria. Wali dalam suatu perkawinan merupakan salah satu rukun perkawinan, sedangkan wali yang dimaksud adalah wali calon mempelai, yaitu orang tua dari suami istri yang didahulukan jika ada dan kerabatnya yang masih dianggap mahram. karena merekalah orang-orang yang paling tahu dan mengerti putri yang terbaik.
Hukum Perkawinan di Indonesia
Yang pertama adalah hukum yang berlaku di negara-negara Muslim, khususnya di bidang hukum keluarga. Upaya mengakomodir atau mendamaikan hukum keluarga Islam agar sesuai dengan perkembangan zaman untuk menertibkan.
Perceraian dan Akibatnya
Ini merupakan pendekatan hukum Islam normatif yang menyimpang sangat jauh dari nilai-nilai kemanusiaan,80 dan nilai-nilai keadilan. Sudah menjadi hukum alam jika suami istri berpisah karena thalak (perceraian atau kematian), maka suami istri memiliki masa tunggu untuk langkah pernikahan selanjutnya.
Batasan Usia Minimal Menikah
Batas usia minimum untuk menikah menurut hukum adat di Indonesia, bagaimanapun, masih memerlukan penelitian empiris. Misalnya dalam penelitian Hilman Hadikusuma yang menyebutkan bahwa batas usia perkawinan seseorang tidak ditentukan dalam hukum adat.
Fase-Fase Dewasa
Imam Malik yang tinggal di Madinah bagaimanapun mendapati akil baligh berlaku pada usia 18 tahun baik lelaki mahupun perempuan. Adapun tertib perkahwinan pula dikhususkan kepada mereka yang mempunyai kemampuan tertentu (al-qudrah) yang dinamakan al-ba'ah. Kembali kepada maksud al-ba'ah sebagai salah satu kebolehan atau kelayakan dalam berumah tangga menurut Islam.
Pandagan Para Ulama tentang Batasan Usia Nikah
Perkawinan anak sah selama syarat dan rukun perkawinan terpenuhi, tetapi haram hukumnya jika membawa kerugian. Secara umum, dalam hukum Islam tentang perkawinan anak, pendapat para fuqaha dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu: 116. 116 Heru Susetyo, Tantangan Perkawinan Anak terhadap Perundang-undangan dan Harmonisasi Hukum Islam (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009) h .
Batasan Minimal Usia Perkawinan di Beberapa Negara Islam
Undang-undang Perkawinan di Indonesia menerapkan bahwa batas minimal usia menikah di Indonesia sebenarnya adalah 19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun untuk perempuan. Negara yang menerapkan usia 21 tahun bagi laki-laki adalah Aljazair dan Bangladesh, serta 18 tahun bagi perempuan. Dalam tinjauan maqasid al-Syari'ah, terkait dengan perubahan peraturan perundang-undangan mengenai batasan usia 19 tahun bagi laki-laki dan perempuan dapat menimbulkan beberapa dampak positif seperti.
Hak dan Kewajiban Suami Istri dalam Islam
Dari sudut moral, Islam memberikan hak yang sama kepada wanita dalam semua bidang kehidupan, sebagaimana lelaki mempunyai. Artinya: “Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh kerana Allah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan kerana mereka (laki-laki) menafkahkan sebahagian dari harta mereka”. Dari segi akhlak, kelebihan lelaki ialah ketegasan, ketabahan, kecekalan dan tidak mudah berputus asa.
Hak dan Kewajiban daam Kajian Gender
Pengertian Nikah Sirri
Perkawinan semacam ini disebut perkawinan formal, sedangkan dalam konteks perkawinan yang tidak dicatatkan oleh petugas perkawinan, perkawinan itu dianggap tidak resmi dan lemah hukum, karena fungsi pencatatan perkawinan adalah untuk memperoleh jaminan hukum. Nikah sirri, disebut juga dengan jenis nikah di bawah tangan, adalah nikah yang belum tercatat secara resmi. Dari beberapa pernyataan di atas, kecenderungan nikah sirri dalam pengertian pertama, yaitu nikah yang tidak termasuk dalam
Pandangan Hukum Terhadap Nikah Sirri
Demikian juga dalam Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1975 tentang pelaksanaan UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, terkait dengan pencatatan perkawinan dalam pasal 2 ayatnya mengatur sebagai berikut: (1) Pencatatan perkawinan bagi yang menikah. Perkawinan menurut agama Islam dilakukan oleh sekretaris pegawai sebagaimana dimaksud dalam UU No. 32 Tahun 1954 tentang pendaftaran perkawinan, perceraian dan gugatan. Pembahasan mengenai pandangan hukum Islam terhadap pencatatan perkawinan, sudah jelas bahwa pencatatan perkawinan itu harus diperoleh dan/atau didaftarkan melalui Biro Pencatat Nikah, Perceraian dan Rujukan, sedangkan pencatatan perkawinan menurut tata cara dan tata caranya berbeda dengan itu. Muslim, dilakukan melalui Kantor Status Sipil. Salah satu kegunaan atau manfaat pencatatan perkawinan adalah pengawasan secara konkrit terhadap pencatatan perkawinan, perceraian dan rujuk (NTR).
Pengertian Mut’ah
Dalam perkawinan muaqqat, ada sighat untuk melakukan akad nikah, sedangkan dalam muta'ah, tidak ada sighat seperti itu. Nikah mut'ah harus menggunakan akad tamattu' dan tidak ada yang lain, sedangkan nikah muaqqat tetap menggunakan lafadz zawaj, nikah dan lafal yang menggunakan keduanya. Waktu bukanlah syarat nikah mut'ah, tetapi syarat nikah muaqqat.
Sejarah Nikah Mut’ah
Hadits ini menjelaskan bahwa Rasulullah saw pada tahun Authas, membolehkan nikah mut'ah dan melarangnya kembali setelah akhir tahun tersebut. Tampak dari beberapa uraian hadits tersebut bahwa penghapusan nikah mut'ah sangat jelas dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, di berbagai tempat dan waktu. Terjadinya perbedaan informasi tentang batas waktu larangan nikah mut'ah pada waktu yang berbeda, kemungkinan besar karena adanya keraguan dari sebagian sahabat.
Hukum Nikah Mut’ah
Apa yang dapat kita tangkap dari nikah mut'ah ini tidak lain hanyalah pemenuhan nafsu. Selain itu, mut'ah juga memudaratkan wanita dengan membuangnya tanpa perlindungan dan tanpa jaminan. Begitu juga dalam perkahwinan syar'i, hukum silsilah diwujudkan, tetapi dalam nikah mut'ah, silsilah tidak ditetapkan.
Pengertian Keluarga Sakinah
Jadi secara harfiah istilah keluarga sakinah berarti keluarga yang tenang, damai dan sedikit konflik serta cakap. Keluarga sakinah juga berarti keluarga yang bahagia atau keluarga yang penuh cinta (mawadah) dan kasih sayang (rahmah). Jadi keluarga yang ideal adalah keluarga yang mampu menjaga ketentraman dan memiliki cinta dan kasih sayang.
Pengertian Mubadalah
Hubungan yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah hubungan suami istri dalam membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rohmah. Hubungan ini bukan hanya tentang pembagian ruang domestik, tetapi hubungan antara suami dan istri di ruang publik. Sehingga antara suami istri merasa saling melengkapi, saling melengkapi, saling berpartisipasi dalam segala aspek.
Keluarga Sakinah Melalui Qira’ah Mubadalah
Nilai mu'asyaroh bil ma'ruf adalah seorang laki-laki harus selalu berfikir, berusaha dan melakukan segala yang terbaik untuk istrinya. Yaitu hubungan yang tumbuh agar saling mencintai (tahaabub), saling membantu (ta'aawun) dan saling melayani (mu'asyarah bil ma'ruf). Sedangkan rukun keluarga yang dimaksud adalah perspektif zawaj, mitsaqan ghalidhzan, mu'asyarah bi al-ma'ruf, tafakur dan taradhin.
Pengertian Hadhanah
Dalam erti kata yang lebih lengkap, inilah penjagaan anak-anak yang masih kecil selepas putus perkahwinan.252. Manakala menurut definisi lain konsep hahana ialah penjagaan dan usaha untuk membesarkan anak yang belum mampu menjaga dirinya dan melindunginya daripada segala yang boleh membinasakan atau memudaratkannya. Hadhanah ialah kuasa menyembuhkan dan mendidik orang yang belum mumyyiz, atau orang yang telah dewasa tetapi hilang akal (kecerdasan akal).
Syarat-Syarat Hadhanah
Ulama fiqh mendefinisikan hadhanah iaitu memelihara anak-anak yang masih kecil, baik lelaki mahupun perempuan, atau yang telah dewasa tetapi belum matang, memberikan sesuatu yang baik untuk mereka, memelihara mereka daripada sesuatu yang menyakiti dan merosakkannya. , didiklah mereka dari segi fizikal, mental dan minda agar mampu berdikari menghadapi kehidupan dan memikul tanggungjawab. Amanah dan berakhlak mulia Orang yang menipu tidak selamat untuk anak-anak kecil dan tidak boleh dipercayai untuk menunaikan kewajipannya dengan baik, orang yang rosak akhlak tidak boleh menunjukkan contoh yang baik kepada anak-anak yang dipelihara, justeru mereka tidak layak untuk melaksanakannya. tugasan ini. Walau bagaimanapun, fuqaha tidak meninggalkan hak hadhanah kepada ibu jika dia berkahwin dengan saudara terdekat anak yang menunjukkan kasih sayang dan tanggungjawab.
Konsep Hadhanah Dalam Islam
Menurut ulama Hanafi, “Tempoh hadhanah ialah tujuh tahun bagi lelaki dan sembilan tahun bagi perempuan”. Menurut ulama Malikiyyah, “Tempoh hadhanah ialah sejak lahir hingga baligh dan bagi anak perempuan sehingga mereka berkahwin”. Menurut ulama Hanabil, “Tempoh hadhanah adalah tujuh tahun bagi seorang lelaki dan perempuan, dan selepas itu anak disuruh memilih antara dua orang tuanya.
Hadhanah Dalam Peraturan Hukum Positif Di Indonesia
Pasal 289 Bab XIV tentang Kewibawaan Orang Tua, Bagian I. Konsekuensi Kewibawaan Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak KUH Perdata menyatakan bahwa setiap anak, apapun keadaannya, pada umumnya wajib menghormati dan menghargai kedua orang tuanya. Hal ini tertuang dalam Pasal 300 Bab XIV Tentang Hak Asuh Orang Tua, Bagian 3 Akibat Kekuasaan Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak Dalam KUH Perdata. Peraturan tersebut memuat beberapa ketentuan tentang kewajiban orang tua (khususnya ayah) terhadap anak.
Perbandingan Hadhanah Dalam Hukum Normatif Dan Hukum
Pasal 41(a) UU Perkawinan menyatakan bahwa baik ibu maupun ayah tetap wajib memelihara dan mendidik anak-anaknya semata-mata atas dasar kepentingan yang terbaik bagi anak apabila terjadi perselisihan tentang penguasaan anak, pengadilan memutuskan. Baik ayah maupun ibu tetap berkewajiban untuk mengasuh dan mendidik anaknya semata-mata berdasarkan kepentingan yang terbaik bagi anak. Pengadilan juga dapat memutuskan siapa di antara keduanya yang mengawasi (mengasuh dan mendidik) anak jika terjadi perselisihan di antara keduanya.
Problematika Nikah Hamil
Misalnya, anak hasil perkawinan yang hamil karena zina dianggap anak sah atau dititipkan kepada laki-laki yang menghamili ibunya karena memperhatikan kesejahteraan anak. Cara lain adalah dengan membiarkan wanita hamil menikah dengan pria lain sehingga anak yang dilahirkan adalah anak yang sah (di Jawa disebut pernikahan tambelan). Jadi tidak ada hubungan antara anak yang dilahirkan dengan laki-laki yang mengawini ibunya.
Sejarah Poligami di Belahan Dunia
Poligami dalam Pandangan Fikih Klasik
Pandangan Gender Tentang Poligami
Konsep Kewarisan Dalam Islam
Konsep Wasiat Wajibah
Yurisprudensi Tentang Waris Bagi Non Muslim