IMPLEMENTASI PROFIT SHARING DALAM AKAD MUDHARABAH PADA BANK BSI KCP
SELUMA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun OLEH:
Rori okta pratama Nim: 1811140102
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI
SUKARNO (UINFAS) BENGKULU 2021/2022
i
ii
iii
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
v
vi
vii
MOTTO
“sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri”
(Q.S Al-Ankabut:2)
“Allah tidak membebani seorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”
(Q.S Al Baqarah:286)
“Kekalahan bukanlah kegagalan terburuk. Tidak mencoba adalah kegagalan yang sebenarnya”
(George Edward Woodberry)
vii
iv
PERSEMBAHAN
Kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan saya dalam mengadapi halangan dan rintangan saat menyelesaikan kuliah. Kupetik pelajaran dan pengalaman dari kerja keras selama 4 tahun untuk menyelesaikan kuliah ini dan berkat doa dan dorongan kedua orang tua saya bisa berada dititik ini. Sekarang kebahagiaan ini akan aku persembahkan untuk:
Kedua orang tua ku yang telah membesarkan ku, dan tak henti-hentinya membimbing, memberi semangat dan memberi dorongan demi cita-cita dan keberhasilanku, Ayahanda (Sumantri) dan Ibunda (Retoini), Terima kasih atas cinta dan kasih sayang kalian yang tiada henti.
Adek ku Rozi Notela Renza yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada saya.
Kakak-kakak ku Juntardi Rahmansyah, Handika Nulin, Sari Purwanti, Atik Novita, yang selalu memberikan arahan dan motivasi kepada saya.
Terima kasih telah menjadi panutanku.
viii
v
Sahabat seperjuangan ku, Heri Kurniawan Hadi, Herli Hendeki, Donnda Anelpi, Anisa Menti Ulandari.
Ayu Risma Oktavia yang selalu memberi semangat selama penyusunan skripsi ini
Keluarga besarku yang selalu memberi dukungan dan semangat dalam menyelesaikan pendidikan ini.
Agama dan Almamaterku UINFAS Bengkulu.
ix
vi
ABSTRAK
Implementasi Profit Sharing Dalam Akad Mudharabah Pada Bank BSI KCP Seluma
Oleh Rori Okta Pratama, NIM 1811140102.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi sistem bagi hasil profit sharing dalam pembiayaan mudharabah pada BSI KCP Seluma. Untuk mengungkap persoalan tersebut secara mendalam dan menyeluruh, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bermanfaat untuk memberikan informasi, fakta dan data implementasi profit sharing dalam akad mudharabah pada BSI KCP Seluma. Kemudian data tersebut diuraikan, dianalisa dan dibahas untuk menjawab permasalahan tersebut. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa sistem bagi hasil yang diterapkan oleh BSI KCP Seluma yaitu bagi hasil profit sharing dimana bagi hasil yang diberikan adalah keuntungan bersih setelah dikurangi dengan biaya-biaya operasional. Dana bagi hasil didapatkan dari tabungan nasabah dan kemudian disalurkan kepada pihak yang memerlukan dana kemudian dana tersebut dikelola dan hasil yang didapatkan nantinya dibagi hasilkan sesuai dengan nisbah yang telah disepakati pada saat akad.
Kata kunci: implementasi, profit sharing, pembiayaan mudharabah
x
vii
ABSTRAK
Implementation Of Profit Sharing In The Mudharabah Contract At Bank BSI KCP Seluma
By Rori Okta Pratama, NIM 1811140102.
The purpose of this study is find out how to implement a profit sharing system in mudharabah financing at BSI KCP Seluma. Then the data is described, analyzed and discussed to answer these problem. From the results of this study, it is known that the profit sharing system implemented at BSI KCP Seluma is profit sharing where the profit sharing given is net profit after deducting operational cost. Profit sharing fund are obtained from custumer savings and then distributed to parties who need funds, then the funds are managed and the results obtained will be divided according to the ratio agreed upon at the time of the contract.
Keywoard: Implementation, profit sharing, mudharabah financing
xi
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunianya sehingga penulis dapa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Profit Sharing Dalam Akad Mudharabah Pada Bank BSI KCP Seluma”. Shalawat dan salam untuk Nabi besar Muhammad SAW, yang telah berjuang untuk menyampaikan ajaran Islam sehingga umat Islam mendapatkan petunjuk ke jalan yang lurus baik di dunia maupun di akhirat.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada program studi Perbankan Syariah Jurusan Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno (UINFAS) Bengkulu. Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Dengan demikian penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. KH. Zulkarnain Dali, M.pd selaku Rektor Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno (UINFAS) Bengkulu.
2. Dr. Drs. H. Supardi, M.Ag selaku dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UINFAS Bengkulu.
3. Yenti Sumarni, MM selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UINFAS Bengkulu.
4. Dr. Fatimah Yunus, M.A selaku pembimbing I dan Kustin Hartini, MM selaku pembimbing II, yang telah
xii
ix
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, motivasi, semangat dan arahan dengan penuh kesabaran.
5. Kedua orang tuaku Sumantri dan Retoini yang selalu memberikan doa dan semangat yang tak henti-hentinya kepada penulis skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UINFAS Bengkulu yang telah mengajar dan membimbing memberikan berbagai ilmunya dengan penuh keihklasan.
7. Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UINFAS Bengkuluyang telah memberikan pelayanan dengan baik dalam hal administrasi.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga menjadi amal yang baik (saleh) dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari akan banyak kelemahan dan kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini kedepannya.
Bengkulu, Mei 2022 Penulis
Rori Okta Pratama NIM 1811140102
xiii
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... v
PERNYATAAN KEASLIAN... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
ABSTRAK ... x
ABSTRAK ... xi
KATA PENGANTAR ... xii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Kegunaan Penelitian ... 7
E. Penelitian Terdahulu ... 8
F. Metode Penelitian ... 14
G. Sistematika Penulisan ... 19
BAB II KAJIAN TEORI A. Sistem Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah ... 22
1. Teori bagi hasil ... 22
2. Konsep bagi hasil ... 24
xiv
xi
3. Pengertian nisbah bagi hasil ... 24
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil ... 28
5. Pengertian profit sharing ... 29
6. Kekurangan dan kelebihan profit sharing ... 31
B. Spesifikasi Akad Mudharabah ... 32
1. Pengertian akad mudharabah ... 32
2. Macam-macam Mudharabah... 35
3. Pokok-pokok akad mudharabah ... 36
4. Rukun mudharabah ... 39
C. Bank Syariah Indonesia ... 39
1. Pengertian bank syariah ... 39
2. Bank Syariah Indonesia (BSI) hasil merger 3 bank syariah ... 43
3. Peranan Bank Syariah indonesia ... 48
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah BSI KCP Seluma ... 52
B. Visi Dan Misi BSI KCP Seluma... 54
C. Produk Dan Jasa BSI KCP Seluma ... 55
1. Tabungan ... 55
2. Transaksi ... 60
3. Bisnis ... 60
4. Emas ... 63
5. Haji Dan Umroh ... 63
6. Investasi... 64
7. Pembiayaan ... 65
xv
xii
8. Prioritas ... 68 D. Struktur Organisasi BSI KCP Seluma ... 70 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Responden ... 72 B. Implementasi Profit Sharing Pembiayaan Mudharabah Pada BSI KCP Seluma ... 73 C. Analisis Terhadap Implementasi Sistem Bagi Hasil Profit Sharing Dalam Pembiayaan Mudharabah Pada BSI KCP Seluma ... 84 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 88 B. Saran ... 89 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kinerja Bank Syariah dan Hasil Merger BSI... 45 Tabel 4.1 Responden Nasabah ... 72 Tabel 4.2 Responden Karyawan ... 73 Tabel 4.3 deskripsi Data Pembiayaan Mudharabah BSI KCP Seluma ... 86
xvii
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BSI KCP Seluma ... 70 Gambar 4.1 Prosedur Pembiayaan Mudharabah BSI KCP Seluma ... 76
xviii
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
Islam merupakan suatu sistem yang mengelola semua prespektif didalam kehidupan manusia tergolong juga masalah pembangunan ekonomi dan industri perbankan sebagai salah satu penggerak roda perekonomian suatu negara. Manusia yaitu khalifah yang berada dimuka bumi ini, di dalam Islam bumi dengan segala isinya adalah amanah yang ditipkan Allah kepada sang khalifah untuk dimanfaatkan supaya bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan seluruh umat manusia. Allah SWT memberikan petunjuknya melalui perantara para Rasul-Nya. Petunjuk demikian melibatkan seluruh sesuatu yang dibutuhkan oleh setiap manusia, baik akhlak, akidah, maupun syariah.1
Implementasi merupakan suatu aktivitas atau penerapan dari suatu rencana yang sebelumnya sudah disusun secara komprensif dan mendalam. Implementasi umumnya dilaksanakan sesudah persiapan sudah dianggap lengkap.
Pendapat Nurdin Usman, implementasi yaitu berakhir pada suatu kegiatan, pekerjaan, kesibukan atau adanya metode suatu sistem, implementasi tidak sekedar kegiatan, tetapi suatu
1 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2004),1.
1
2
pekerjaan yang sudah direncanakan serta bertujuan untuk mencapai tujuan2.
Implementasi umumnya dikerjakan sesudah persiapan yang telah dianggap benar-benar matang. Implementasi juga dapat diartikan sebagai pelaksanaan yang bersumber dari bahasa Inggris Implement yang mempunyai arti melaksanakan3. Bisa disisimpulkan bahwa implementasi merupakan suatu pekerjaan yang direncanakan. Bukan sekedar suatu kesibukan tetapi dilakukan secara benar-benar yang berdasarkan sumber norma-norma yang telah ditentukan dan bertujuan untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh sebab itu, implementasi tidak independen tetapi dipengaruhi dari objek selanjutnya yaitu kurikulum. Implementasi kurikulum adalah suatu proses kegiatan ide, program, atau kesibukan baru dan harapan orang lain dapat menerima serta melakukan suatu perubahan terhadap pembelajaran dan mendapatkan hasil yang diinginkan.
Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai suatu fungsi penting pada sistem perekenomian didalam suatu negara. Dalam perkembangan dan kemajuan sebuah negara tidak terlepas dari peranan bank sebagai lembaga keuangan yang mengatur perekomnomiannya,
2 Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, Grasindo, Jakarta, 2002, Hal. 70.
3 E. Mulyasa, Imlementasi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 2013, Hal. 56
3
sehingga sektor perbankan bisa dikatakan sebagai suatu indikator yang utama bagi kemajuan ekonomi suatu negara.
fungsi bank di Indonesia dapat dilihat secara nyata pada setiap sektor pembangunan dan berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh setiap bank tersebut agar dapat sesuai dengan fungsinya sebagai lembaga keuangan disuatu negara.
Bank Syariah Indonesia merupakan salah satu lembaga perantara keuangan yang berfungsi menyalurkan dana kepada pihak yang memerlukan modal. Salah satu cabang Bank syariah Indonesia yang cukup berkembang tepatnya di daerah Seluma yaitu BSI KCP Seluma, sebelum menjadi BSI bank tersebut merupakan bank BRI syariah setelah ada penggabungan/merger antara bank BNI syariah, bank syariah Mandiri, dan BRI syariah maka bank tersebut resmi bergani nama Menjadi bank BSI. Memiliki tujuan untuk memajukan perekonomian masyarakat dengan cara memberikan pelayanan yang baik kepada setiap nasabah, mengatur stabilitas mata uang dan dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat. Dengan menabung di bank BSI KCP Seluma, pihak nasabah akan mendapatkan keuntungan atau bagi hasil yang dihasilkan dari bisnis yang halal sehingga pihak bank dan nasabah akan terhindar dari keuntungan yang bersifat ribawi. Tetapi, pihak bank BSI KCP Seluma mencampurkan seluruh dana yang masuk pada bank sehingga tidak dapat diketahui nasabah yang dananya telah disalurkan
3
4
dan nasabah yang dananya masih beku di bank BSI KCP Seluma. Walaupun demikian pada setiap akhir bulan berjalan seluruh nasabah yang menabung di bank BSI KCP Seluma akan mendapatkan bagian dari hasil atau keuntungan sesuai nisbah yang telah disepakati. Misalnnya pada bulan Februari tidak terjadi akad pembiayaan antara pihak nasabah dan pihak bank, tetapi tetapi nasabah yang menabung pada bulan Februari tersebut akan mendapatkan bagi hasil walaupun dana dari tabungannya belum dikelola oleh pihak bank BSI KCP Seluma 4.
Dana yang didapatkan perbankan selanjutnya akan dialokasikan keseluruh sektor industri dan masyarakat yang membutuhkan. Sehingga setiap sektor industri yang bergerak dibidang perbankan mempunyai fungsi memenuhi kebutuhan pada saat melakukan kegiatan individu maupun kegiatan organisasi. Sistem bagi hasil yang digunakan ialah dengan sistem Profit sharing atau bagi hasil laba bersih. Salah satu pokok mendasar pada ekonomi Islam ialah pantangan untuk melakukan Riba pada macam-macam bentuknya serta menggunakan metode antara lain yakni prinsip bagi hasil.
Dengan menggunakan prinsip tersebut maka pihak bank
4 Taufik Hermansyah (relationship manager BSI KCP Seluma) wawancara, 10 Februari 2022
5
syariah dapat menciptakan posisi yang imbang antara Bank dan nasbahnya5.
Akad Pembiayaan Mudharabah iyalah suatu perjanjian atas jenis sindikasi, yaitu pada pihak yang pertama (shahibul maal) mengadakan dana kemudian oleh pihak kedua (mudharib) wajib bertanggung jawab untuk pengelolaan dana usaha. Kemudian keuntungan yang dihasilkan oleh usaha mereka harus dibagi sesuai dengan nisbah bagi hasil yang telah mereka sepakati diawal maka kalau mengalami suatu kerugian pihak pertama (shahibul maal) akan kehilangan separuh upah dari hasil kerja keras dan managerial skill pada saat proyek dilaksanakan. Mudharabah juga disebut qiradh yang artinya “memutuskan”. Dalam hal ini, pemilik modal memutuskan untuk menetapkan jumlah tertentu. Dalam fiqh pembagian hasil dilakukan dengan cara musyawarah antara keduanya tetapi dalam prakteknya tidak demikian. Kinerja perbankan syariah yang relatif baik akan ditandai dengan pertumbuhan yang relatif signifikan pada beberapa indeks utama bank syariah6.
Istilah bagi keuntungan/bagi hasil merupakan suatu ciri utama bagi lembaga keuangan tanpa bunga atau bank syariah. Lembaga keuangan bagi hasil adalah suatu lembaga
5 Gatot Supramono, Perbankan Dan Masalah Kredit; Suatu Tinjauan Di Bidang Yuridis, 132-133.
6 Novi Fadhila, Analisis Pembiayaan Mudharabah Dan Murabahah Terhadap Laba bank Syariah Mandiri, Jurnal Riset Akuntasi Dan Bisnis, Vol.
15, 2015, hal 66-67.
5
6
keuangan yang sesungguhnya didalam lembaga ini memperoleh keuntungan dari apa yang dihasilkan dari upayanya mengelola dana pihak ketiga dan hasil dari pengelolaan dana tersebut akan dibagi sesuai kesepakatan/akad sebelum melakukan upaya pengelolaan dana .
Pada sistem bagi hasil didalam suatu bisnis syariah setiap orang yang terlibat dalam bisnis tersebut dituntut untuk berlaku adil serta tidak berbuat zalim terhadap satu sama lain.
Untuk memenuhi perjanjian yang telah disepakati atau ditetapkan sebelumnya tanpa mengurangi dan melebih- lebihkannya maka Pemilik modal tidak boleh berbuat semaunya atau sewenang-wenang dengan membuat keputusan sendiri yang hanya menguntungkan dirinya sendiri.
Pada bank syariah indonesia Salah satu produk pembiayaan bagi hasil adalah akad mudharabah yaitu suatu perjanjian (akad) antara penanam modal (bank) dan pengelolaan modal untuk melakukan suatu kegiatan usaha yang telah dipilih, bersama berbagi keuntungan diantara kedua belah pihak berlandaskan nisbah yang sudah mereka setujui sebelum melakukan kerjasama. Dengan uraian latar belakang tersebut diatas maka peneliti akan menggarap judul tentang
“Implementasi Profit Sharing Dalam Akad Mudharabah Pada Bank BSI KCP Seluma”
7
B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat dirumuskan pokok permasalahan yaitu bagaimana penerapan profit sharing pembiayaan mudharabah pada BSI KCP Seluma?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui penerapan profit sharing pembiayaan mudharabah pada BSI KCP Seluma!
D. KEGUNAAN PENELITIAN
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak diantaranya :
1. Bagi penulis, melalui implementasi penerapan profit sharing dalam akad mudharabah pada bank BSI KCP Seluma penulis dapat menambah wawasan dalam teori yang telah diperoleh selama perkuliahan.
2. Bagi akademik, Sebagai tambahan referensi bahan ajar atau kepustakaan tentang implementasi profit sharing dalam akad mudharabah pada bank BSI KCP Seluma dan menjadi tambahan sumber teori terutama dalam mata kuliah.
7
8
3. Bagi bank, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbang saran bagi manajemen bank dalam melakukan implementasi profit sharing dalam akad mudharabah pada bank BSI KCP Seluma sehingga dapat meningkatkan profitabilitas.
E. PENELITIAN TERDAHULU
1. Dari Skripsi Izyan zayanah (2021), mahasiswa S1 IAIN Ponorogo, dengan judul “Analisis Profit And Loss Sharing Terhadap Sistem Bagi Hasil Pertanian (Studi Kasus Petani Padi Desa Klorogan Kec. Geger Kab.
Madiun)”
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem pelaksanaan bagi hasil pertanian yang berada di Desa Klorogan. Adapun kasus-kasus pada pelaksanaan bagi hasil pertanian tersebut adalah bagaimana dampak kasus suatu pelaksanaan bagi hasil pada perkembangan kerja sama didalam pertanian yang berada di Desa Klorogan, KEC. Geger, KAB. Madiun.
Penelitian ini adalah suatu penelitian lapangan.
Pengumpulan datanya berdasarkan data primer melalui observasi terlebih dahulu kemudian dilanjutkan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu mereduksi data, menyajikan data serta menarik kesimpulan.
9
Dari riset tersebut sehingga bisa ditarik sebagian kesimpulan sebagai berikut:
a) Dalam Pelaksanaan bagi hasil pertanian yang berada di Desa Klorogan ini tidak imbang dan memberatkan salah satu pihak saja, dengan demikian hal tersebut tidak adanya keadilan didalam prinsip berbagi untung dan rugi sesuai dengan akad bagi hasil di dalam prinsip syariah.
b) Adapun kasus yang terjadi pada kerjasama sistem bagi hasil iyalah batas waktu panen yang sudah melewati batas, hasil panen tersebut harus dijual pada pihak pemodal dengan konsekuensinya pembayaran ditunda, penggenapan angka pada penimbangan, serta kerugian yang ditanggung oleh pihak pengelola dana.
c) Akibat permasalahan penerapan sistem bagi hasil terhadap suatu pertumbuhan pola kerja sama pada pertanian mempunyai akibat positif serta akibat negatif. Adapun dampak positif yang dirasakan adalah terbantunya permodalan para petani untuk mengolah lahan pertanian serta dampak negatif yang dirasakan oleh para petani adalah merasa terpaksa dan malas pada saat melangsungkan kerja sama lantaran
9
10
menyebabkan ketergantungan kepada pihak pemodal dan pemutusan janji dengan pihak pemodal.
Sementara itu Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan persamaannya yaitu sama-sama membahas tentang sistem bagi hasil bank syariah.
2. Dari Skripsi Rifa Atul Jamila (2016), mahasiswa S1 IAIN Bengkulu, dengan judul yaitu “Penerapan Sistem Bagi Hasil Profit Sharing Pada Tabungan Mudharabah Di Koperasi Bmt Al-Amal Bengkulu”.
Adapun persoalan yang menjadi permasalah pada skripsi ini yaitu bagaimana sistem penerapan bagi hasil profit sharing didalam tabungan mudharabah pada Koperasi BMT Al-Amal Bengkulu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seperti apa sistem pelaksanaan prinsip bagi hasil pada tabungan mudharabah dalam koperasi yang berada di BMT Al- Amal Bengkulu. Adapun cara yang digunakan untuk mengungkapkan persoalan tersebut secara terperinci dan menyeluruh maka peneliti menggunakan metode yaitu metode deskriftif kualitatif. Berikutnya informasi tersebut dijabarkan serta dianalisa dan dibahas dengan tujuan menaggapi kasus tersebut. Hasil dari penelitian ini ditemui kalau sistem bagi hasil yang digunakan koperasi tersebut ialah menggunakan profit sharing
11
dimana sistem bagi hasil yang diberikan merupakan keuntungan bersih yang sudah dikurangi biaya lain-lain.
Bagi hasil sesudah itu disalurkan pada setiap akhir bulan berjalan ataupun setiap awal bulan berikutnya cocok dengan rata-rata jumlah bulanan penabung berserta memasukan langsung ke rekening nasabah.
Pada penelitian ini penulis lebih menekankan bagaimana sistem penerapan bagi hasil profit sharing pada BMT Al-amal Bengkulu serta jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Dan untuk persamaannya yaitu sama-sama membahas tentang bagi hasil profit sharing.
3. Dari skripsi Riska (2017), mahasiswa S1 Universitas Muhammadiyah Makassar, dengan judul “Analisis Profit Sharing Dalam Akuntasi Syariah Pada Pt. Bank Syariah Mandiri KCP Gowa Di Kabupaten. Gowa”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan sistem akuntasi pendapatan bagi hasil pada bank syariah dan juga menilai kesesuaian diantara perlakuan akuntasi bagi hasil sesuai ketentuan bagi PSAK Nomor. 105 ialah tentang bagi hasil. Tempat melakukan penelitian ialah di bank syariah mandiri Gowa. Adapun hasil dari penelitian menunjukan bahwa:
a) Penerapan akuntasi pada pembiayaan di perbankan syariah dengan akad mudharabah
11
12
terkait dengan keuntungan yang diperoleh atas usaha yang telah dikelolanya, maka pihak PT Bank Syariah Mandiri KCP Gowa mengakui bahwa sistem bagi hasil terjadi pada saat hak bagi hasil dalam proporsi yang telah disepakati oleh keduabelah pihak diawal perjanjian.
b) Penerapan sistem akuntasi pendapatan di dalam PT. Bank Syariah Mandiri mudharabah sudah bisa mewujudkan syarat PSAK Nomor. 105 yaitu tentang bagi hasil.
Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan peneliti lebih menekankan untuk menganalisis sistem profit sharing yang diterapkan pada Bank Syariah Mandiri KCP Gowa. Adapun persamaannya yaitu sama-sama membahas tentang sistem bagi hasil profit sharing.
4. Dari Jurnal Muhammad Isnan Fachrul (2018), dengan judul “Analisis Nisbah Bagi Hasil Berdasarkan Profit Sharing Dan Revenue Sharing (Studi Kasus Pada Pt.
Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar)”
Penelitian berjuan untuk mengetahui sistem perhitungan nisbah bagi hasil yang telah diterapkan pada bank Sulselbar syariah dengan cara menggunakan metode profit sharing serta Revenue sharing.
13
Metode yang digunakan pada penelitian ini yatitu metode deskriptif kuantitatif yang menggunakan angka- angka dan metode kualitatif yang berupa kata-kata tertulis ataupun lisan untuk memecahkan suatu masalah.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sistem bagi hasil yang telah dilakukan pada PT. bank Sulselbar Syariah telah sesuai dengan psak No. 105 yaitu tentang akuntasi perbankan. Pada penelitian ini penulis mengutamakan untuk menganalisa nisbah bagi hasil Profit Sharing Dan Revenue Sharing dan untuk persamaannya yaitu sama-sama membahas tentang bagi hasil profit sharing.
5. Dari Jurnal Wika Ramdhani Hafid (2018), dengan judul
“Analisis penerapan profit sharing dan revenue sharingn program tabungan mudharabah dan deposito mudharabah (studi pada PT bank muamalat Indonesia KC Makassar)”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan sistem bagi hasil pada program tabungan mudharabah dan deposito mudharabah yang ada pada PT bank Muamalat KC Makassar terkait dengan akuntabilitas dan kemaslahatannya baik itu untuk shahibul maal maupun mudharib.
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah salah satu Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yaitu bank
13
14
Muamalat KC makassar, metode pengambilan data yaitu penelitian lapangan, wawancara langsung dengan informan, studi pustaka dan internet searching.
Wawancara dilakukan dengan pihak internal dan pihak eksternal PT bank Muamalat KC Makassar.
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa pendistribusian bagi hasil pada PT bank Muamalat KC makassar mengguanakan prinsip profit sharing karena pendistribusian bagi hasil program tabungan mudharabah dan deposito mudharabah dilakukan dengan membagi pendapatan bersih bank setelah dikurangi biaya yang dikeluarkan pengelolah dana.
Sedangkan terkait dengan kemaslahatan antara kedua prinsip pendistribusian bagi hasil, profit sharing dianggap paling maslahat antara kedua belah pihak.
F. METODE PENELITIAN
Metode adalah cara atau tata kerja supaya bisa memahami suatu objek yang menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan.yang bertujuan untuk memperoleh kajian yang bertanggung jawab secara ilmiah dan teori, maka pada saat pengumpulan data serta interpretasi topik yang akan dibahas dalam penelitian ini, peneliti memakai metode sebagai berikut:
15
1. Jenis dan pendekatan penelitian
Jenis yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian lapangan (field research) atau penelitian yang dilakukan dengan cara langsung ke lapangan supaya dapat memperoleh suatu data yang lengkap dan valid mengenai implementasi profit sharing dalam akad mudharabah pada bank BSI KCP Seluma. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif yang bertujuan untuk menguraikan secara terperinci pokok permasalahan yang diteliti tentang implementasi profit sharing dalam akad mudharabah pada BSI KCP Seluma.
2. Waktu dan lokasi penelitian
Penelitian mulai dilakukan pada 22 november 2021 dengan melakukan observasi pada bank BSI KCP Seluma sampai dengan Mei 2022. Lokasi penelitian dilakukan di Bank BSI KCP Seluma. Alasan penulis adalah ingin mengetahui bagaimana penerepan bagi hasil laba bersih/profit sharing dalam akad mudharabah pada BSI KCP Seluma.
3. Informan penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan teknik untuk mengambil sumber data penelitian dengan berbagai pertimbangan. Pertimbangan tersebut misalnya orang tersebut yang dianggap paling mengetahui tentang apa saja yang ingin diketahui atau mungkin sebagai orang yang
15
16
paling menguasai sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi yang diteliti, dampaknya adalah data yang dihasilkan sangat berkualitas7. Adapun kriteria-kriteria yang dijadikan informan penelitian yaitu:
a. Nasabah BSI KCP Seluma minimal 1 tahun
b. Nasabah BSI KCP Seluma yang menggunakan pembiayaan Mudharabah
c. Serta mau diwawancarai sesuai dengan pedoman wawancara
pada penelitian ini peneliti mewawancarai beberapa orang pihak bank diantaranya:
a. branch manager karena dia merupakan pimpinan cabang pada bank BSI KCP Seluma.
b. custumer relationship manager karena tugasnya membantu bank dalam mendapatkan informasi secara menyeluruh tentang nasabah sehingga bisa membantu peneliti untuk mendapatkan data nasabah pada bank BSI KCP Seluma.
c. costumer service yang bertugas menghadapi dan melayani nasabah termasuk juga memberikan solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh nasabah.
dan juga pada 5 orang nasabah yang menggunakan pembiayaan mudharabah pada bank BSI KCP Seluma yaitu:
7 Sugiyono, Memahami penelitian kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2014), h.53-54
17
a) Ibu Siti Aminah, seorang pemilik warung makan dan sudah menjalankan tabungan pembiayaan mudharabah dari tahun 2019.
b) Bapak Ridwan, pemilik Bengkel mobil dan sudah menjalankan tabungan pembiayaan dari tahun 2020.
c) Bapak Rudi, pemilik Usaha Foto Copy dan sudah menjalakan tabungan pembiayaan dari tahun 2020.
d) Ibu Yuhima, pemilik warung manisan dan sudah menjalankan tabungan pembiayaan mudharabah dari tahun 2019.
e) Bapak Rahman, pemilik bengkel motor dan menjalankan tabungan pembiayaan pada tahun 2019.
4. Sumber data
Dalam melakukan Penelitian ini peneliti memakai sumber skunder dan data primer. Data primer merupakan sumber data yang didapat langsung dari objek penelitian yaitu data yang berhubungan dengan masalah implementasi profit sharing dalam akad mudharabah bank BSI KCP Seluma.
Sementara itu data sekunder adalah sumber data yang secara tidak memberi petunjuk langsung kepada peneliti atau data yang diperoleh peneliti sebagai sumber- sumber referensi yang dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan dengan melakukan studi pustaka melalui
17
18
berbagai macam sumber yang mempunyai hubungan dengan pokok permasalahan yang ingin diteliti.
5. Teknik pengumpulan data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis pada saat melakukan penelitian yaitu sebagai berikut:
a) Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan atau pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang ingin diteliti yaitu BSI KCP Seluma. pekerjaan observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dipakai peneliti dengan tujuan memperoleh data primer dan juga untuk memperoleh data awal atau survei lokasi dan masalah tentang imlementasi profit sharing dalam akad mudharabah pada BSI KCP Seluma.
b) Wawancara
salah satu teknik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data yaitu dengan menggunakan teknik wawancara langsung dengan pihak yang berkepentingan dalam Bank BSI KCP Seluma dan mengetahui tentang Implementasi profit sharing akad mudharabah pada BSI KCP Seluma.
19
c) Dokumentasi
Yaitu bisa berupa foto atau memanfaatakan data-data sekunder yang berkaitan dengan implementasi profit sharing dalam akad mudharabah pada BSI KCP Seluma.
6. Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu analisis data kualitatif yaitu dengan cara menganalisis data yang telah terkumpul lalu diuraikan kemudian menyimpulkan dengan metode berpikir induktif atau menarik kesimpulan dari data tersebut untuk membuat kesimpulan umum. Dalam hal ini yang dimaksud dengan fakta yang umum yaitu menarik kesimpulan dari fakta-fakta tentang imlementasi profit sharing dalam akad mudharabah pada bank BSI KCP Seluma. Kemudian untuk melakukan penelitiannya, peneliti memakai penalaran, yaitu menarik kesimpulan dari fakta-fakta umum dan kemudian menarik kesimpulan khusus.
19
20
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Agar penulisan skripsi dapat ssterarah dengan tujuan maka diperlukan sistematika penulisan yang terdiri dari 5 (Lima) bab, dimana antara 1 (satu) bab dengan bab lainnya saling mendasari dan berkaitan. Hal ini guna mempermudah perkerjaan dalam penulisan juga memudahkan pembaca dalam memahami dan menangkap hasil dari penelitian.
Adapun sistematika penulisan ini terdiri dari bagian pembahasan yang diatur dari lima bab, adalah sebagai berikut:
BAB I :Pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah,.tujuan penelitian,.kegunaan penelitian,.penelitian terdahulu,.metode peneli tian,.dan sistematika penulisan.
BAB II : Berisi landasan teori yang akan diangkat dalam penelitian ini, mengenai sistem bagi hasil pada bank syariah seperti teori bagi hasil, konsep bagi hasil, pengertian nisbah bagi hasil, faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil, pengertian profit sharing kekurangan dan kelebihan profit sharing serta spesifikasi akad mudharabah seperti pengertian mudharabah, macam-macam mudharabah, pokok-pokok mudharabah, rukun mudharabah.
21
BAB III : gambaran umum objek penelelitian yang didalamnya berisikan tentang hal-hal yang mengenai bank BSI KCP Seluma. Yang meliputi: sejarah berdirinya, visi dan misinya, produk-produk dan juga struktur organisasinya.
BAB IV : pada bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan, yang meliputi: deskripsi responden, Penerapan sistem bagi hasil profit sharing pembiayaan mudharabah pada BSI KCP Seluma dan Kendala Yang Dihadapi Pihak Bank BSI KCP Seluma Dalam Memberikan Pembiayaan Mudharabah.
BAB V : Bab ini berisi tentang kesimpulan serta pembahasan yang diteliti dan juga saran-saran yang direkomendasikan oleh penulis kepada instasi yang terkait.
21
BAB II KAJIAN TEORI
A. SISTEM BAGI HASIL PERBANKAN SYARIAH 1. Teori bagi hasil
Haramnya bunga pada prinsip syariah menanggung konsekuensi akan diadakannya penghapusan sistem bunga secara total. Aturan PLS (profit and loss sharing) dibuat selaku prasarana baru diluar pengaturan sistem bunga yang mencerminkan adanya ketidakadilan karena menimbulkan diskriminasi dalam pembagian resiko atau keuntungan kepada pelaku ekonomi1. Profit loss sharing mempunyai arti keuntungan ataupun kerugian yang mungkin dapat tampak daripada kegiatan ekonomi atau bisnis yang akan ditanggung bersama. Didalam ciri nisbah bagi hasil tidak ada ditemukan suatu pengembalian tetap dan pasti sebagaimana bunga, namun, pembagian untung dan rugi dibuat berdasarkan hasil aktual.2
Padahal, dalam perekonomian modern, pembiayaan dengan sistem PLS sering terjadi pada berbagai jenis kegiatan pembiayaan ekuitas suatu perusahaan. Memiliki saham diperusahaan adalah contoh umum dari penyertaan modal yang akan diuntungkan oleh pemegang saham yang
1Sadeq, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 1992)
2 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),1.
22
3
berbentuk deviden serta bertanggung jawab atas resiko apabila perusahaan mengalami suatu kerugian.3
Pada ketentuan sistem profit loss sharing harga modal ditetapkan secara bersama-sama pada peran yang berasal kewirausahaan. Price of capital serta enterpreneurship adalah kesamaan intergratif yang secara bersama-sama wajib diperhitungkan pada saat menentukasn harga faktor produksi. Didalam pendapat syariah uang bisa dikembangkan cuma menggunakan suatu produktifitas nyata. Tidak memiliki tambahan berdasarkan pokok uang yang tidak menyebabkan produktifitas.
Pada kesepakatan bagi hasil yang telah disepakati ialah keseimbangan pembagian hasil atau disebut nisbah bagi hasil didalam besarnya presentase atas kemungkinan hasil produktifitas yang nyata. Perhitungan terhadap nominal bagi hasil yang sudah benar-benar diterima, baru kemudian dapat ditemukan sesudah hasil pemanfaatan dana tersebut telah benar sudah ada (fenomena sebelum dan sesudah). Ketentuan bagi hasil ditentukan daripada hasil kesepakatan oleh pihak-pihak yang telah berkerja sama..4
3 Hendri Anto,konsep bagi hasil dalam perbankan syariah, (Jakarta:Rajawali Pers,2006)
4 Muchlis, Teori bagi hasil (profit and loss sharing) Dan Perbankan Syariah Dalam Ekonomi Syariah 67
23
4
2. Konsep bagi hasil
Pada ekonomi syariah, pembagian konsep bagi hasil di bagi menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut:
a) Pihak Pemilik dana memberikan modalnya kepada intitusi keuangan yang berperan selaku pengelola modal.
b) Pihak Pengelola mejalankan dana tersebut dengan sistem penghimpunan dana, kemudian pihak yang mengelola akan menginvestasikan dana yang diberikan oleh pihak pemilik dana tersebut kepada proyek ataupun usaha-usaha yang memadai, menguntungkan, dan tentunya dapat memenuhi segala aspek syariah.
c) Kedua belah pihak melaksanakan perjanjian (akad) yang berisi tentang ruang lingkungan kerjasama, keseluruhan nominal dana, proporsi atau nisbah, dan lamanya waktu berlakunya perjanjian tersebut5.
3. Pengertian nisbah bagi hasil
Nisbah merupakan rasio atau perbandingan pembagian keuntungan bagi hasil antara pemilik dana (shahibul al-mal) dengan pihak pengelola dana (mudharib), atau angka yang menunjukan perbedaan antara
5 Ach. Bakhrul Muchtasib, konsep bagi hasil dalam perbankan syariah, (Jakarta:Rajawali Pers,2006)
24
5
satu nilai dengan nilai lainnya sebagai suatu rasio, bukan perbandingan antara dua pos dalam laporan keuangan dan dapat juga digunakan untuk menilai perusahaan.
Nisbah bagi hasil ialah proporsi laba yang akan didapatkan pemilik dana (shahibul mal) dan juga pengelola dana (mudharib) yang telah ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Apabila usaha tersebut mengalami kerugian yang diakibatkan resiko bisnis dan bukan diakibatkan oleh kelalaian pengelola (mudharib), maka pembagian kerugiannya berdasarkan porsi modal yang telah disetor oleh masing-masing pihak. dikarenakan semua modal yang ditanam pada usaha pengelola (mudharib) dan pemilik dana (shahibul mal). Dengan demikian, nisbah bagi hasil disebut juga sebagai nisbah keuntungan.6 Adapun hal-hal yang berkaitan pada nisbah bagi hasil sebagai berikut:7
a. Proporsi. nisbah keuntungan harus dinyatakan sebagai persentase/rasio antara kedua belah pihak, bukan dinyatakan dalam bentuk pecahan rupiah tertentu. Contoh pembagian Nisbah keuntungan itu misalnya 50 : 50, 60:40,ataupun 70:30
6 Muhamad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Pricing di Bank
Syariah..., h. 99
7 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 206-210
25
6
b. Bagi kerugian dan bagi keuntungan. keputusan tersebut adalah dampak yang masuk akal dari keistimewaan pada akad mudharabah itu sendiri, yang termasuk ke dalam kontrak investasi. apabila keuntungan bisnisnya besar maka kedua belah pihak akan memperoleh bagian yang besar juga.
Begitu juga sebaliknya apabila keuntungan bisnisnya kecil maka kedua belah pihak akan mendapatkan bagian yang kecil juga. Bilamana usaha pada akad mudharabah ini mendatangkan kerugian maka pembagian kerugian itu tidak didasarkan atas nisbah akan tetapi berdasarkan porsi modal yang dimilki oleh kedua belah pihak.
Apabila bisnis mengalami kerugian, maka kerugian itu wajib dibagi berdasarkan porsi masing-masing pihak tidak berdasarkan nisbah.
c. Jaminan. Apabila terjadi kerugian yang terjadi karena karakter buruk, seumpamanya pengelola (mudharib) teledor atau melanggar ketentuan pada kontrak akad mudharabah, maka pemilik dana tidak perlu menanggung kerugian. Menurut para fuqaha, hal ini pada prinsipnya tidak perlu dan tidak memerlukan jaminan, seperti akad syirka lainnya. Jelas bahwa kedudukannya adalah risiko bisnis. sedangkan untuk character risk mudharib
26
7
dia dia benar-benar merupakan wakil dari shahibul maal, jadi harus ada kepercayaan baginya. Apabila pihak pengelola (mudharib) melakukan kelengahan, keteledoran, ataupun kecerobohan pada saat merawat serta menjaga dana, seperti melakukan kesalahan, pelanggaran, dan kelewatan pada perilakunya yang tidak termasuk pada bisnis mudharabah yang telah disepakati ataupun dia keluar kesepakatan yang telah ditentukan,maka pengelola (mudharib) tersebut wajib menanggung semua kerugian atas kelalaiannya sebagai sanksi dan tanggungjawabnya.
d. Cara menentukan besarnya nisbah. Jumlah nisbah ditetapkan berdasarkan perjanjian keduabelah pihak yang melakukan kontrak. Dengan demikian, jumlah besaran nisbah ini muncul dikarenakan dari hasil tawar menawar antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib), oleh karena itu jumlah nisbah ini bervariasi, bisa 50:50, 60:40, 70:30 dan sebagainya. tetapi para ahli fikih berpendapat jika nisbah 100:0 tidak dizinkan pada akad mudharabah.
e. Menyelesaikan kerugian. Apabila terjadi kerugian maka cara menyelesaikannya sebagai berikut:
27
8
1) Pertama ambil keuntungan terlebih dahulu, karena keuntungan merupakan perlindungan modal.
2) Pada saat kerugian melebihi keuntungan, setelah itu baru kemudian diambil dari pokok modal.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil
Berdasarkan pendapat Antonio bahwa faktor yang mempengaruhi prinsip bagi hasil ada dua faktor yaitu faktor langsung dan tidak langsung.8
a) Faktor langsung 1. Investment rate
proporsi sesungguhnya dana yang diinvestasikan dari total keseluruhan dana.
2. Total dana yang tersedia
Total dana yang diberikan dari berbagai sumber untuk diinvestasikan. Modal atau dana tersebut dapat dihitung dengan memakai metode rata-rata saldo minimum bulanan ataupun memakai rata- rata total saldo harian.
8 Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, ( Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 139-140
28
9
3. Nisbah bagi hasil (profit sharing ratio)
diantara karakteristik pada pembiayaan mudharabah ialah nisbah yang wajib ditetapkan dan juga disetujui pada awal perjanjian.
b) Faktor tidak langsung
1. penetapan butir-butir pendapatan dan beban mana yang dibagi oleh bank dan pelanggannya pada pendapatan dan juga biaya.
Bagi hasil pendapatan setelah dikurangi biaya- biaya ini dengan bagi hasil profit sharing.
Sedangkan jika bagi hasil hanya dari pendapatan dan semua biaya ditanggung bank dengan ravenue sharing.
2. Kebijakan akunting
Bagi hasil bukan sekaligus dipengaruhi pada pokok dan metode akunting yang digunakan pada bank. Tetapi, bagi hasil dipengaruhi oleh prosedur pengakuan pendapatan dan biaya.
5. Pengertian profit sharing
Profit sharing berdasarkan etimologi Indonesia yaitu berbagi keuntungan laba bersih atau laba yang sudah dikurangi biaya lain-lain. Didalam kamus ekonomi arti profit sharing adalah pembagian laba.9 Rencana profit
9 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 2002) h. 101
29
10
sharing pada pengoprasiannya ialah suatu bentuk dari kesepakatan kerjasama diantara pihak pemodal (investor) dan pihak pengelola modal (enterpreneur) pada saat melakukan aktivitas usaha ekonomi, dimana keduanya belah pihak akan terikat pada perjanjian bahwa pada usaha tersebut apabila mendapatkan keuntungan maka akan dibagi oleh kedua belah pihak sesuai akad kesepakatan yang dilakukan pada awal perjanjian, dan begitu juga apabila usaha antara pihak pertama dan pihak kedua mengalami kerugian maka akan ditanggung bersama-sama sesuai dengan porsi masing-masing.10
Kerugian bagi pihak pemberi modal yaitu tidak memperoleh kembali modal investasinya secara lengkap ataupun menyeluruh, serta bagi pihak pengelola modal tidak memperoleh imbalan/hasil dari usahanya atas kerja yang dilakukannya pada saat mengelola modal.
Keuntungan dari hasil yang didapatkan oleh usaha tersebut maka akan dilaksanakan pembagian sesudah dilakukannya perhitungan terlebih dahulu mengenai biaya-biaya yang telah dikeluarkan pada saat proses usaha dilakukan.
Keuntungan dalam usaha pada dunia bisnis bisa negatif ataupun usaha bisa rugi dan dan juga bisa positif yang berarti ada keuntungan lebih dari sisa pendapatan yang
10 Murasa sarkaniputra, Direktur pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, Surat Tanggapan atas surat MUI, Jakarta, 29 April 2003. H.
3
30
11
telah dikurangi biaya-biaya, dan juga 0 berarti diantara pendapatan berserta biaya menjadi balance.11 laba yang akan dibagi iyalah laba bersih (net profit) yang berupa lebihan dari selisih atas pemotongan jumlah cost pada jumlah revenue.
6. Kekurangan dan kelebihan profit sharing a. kekurangan Profit Sharing
1. Dengan memakai metode ini, maka perkembangannya dihitung dari netto sesudah dikurangi biaya operasionalnya, dengan demikian kemungkinan yang akan timbul ialah bagi hasil yang diperoleh para pemilik dana (shahibul maal) akan semakin sedikit dan juga pastinya akan mempunyai akibat yang signifikan apabila ternyata secara umum keunggulan suku bunga pasar lebih besar, kondisi ini menyesuaikan keinginan masyarakat untuk menginvestasikan modalnya kepada lembaga syariah yang berdampak berkurangnya nominal modal pihak ketiga secara keseluruhan.
2. pelanggan akan memperoleh akibat yang berdampak tidak mendapatkan atau memperoleh
11 Syamsul Falah, Pola Bagi Hasil pada Perbankan Syari’ah, Makalah disampaikan pada seminar ekonomi Islam, Jakarta,20 Agustus 2003
31
12
bagi hasil misalnya pihak lembaga mengalami kerugian.
3. susahnya penetapan perhitungan biaya yang akan digiunakan pada usaha dan sulitnya pola pembagian dalam prinsip perbankan modern.
b. Kelebihan Profit Sharing
1) Metode bagi hasil laba bersih/profit sharing yaitu keistimewaan umum pada landasan dasar fungsional bank syariah yang didalamnya tertanam salah satunya unsur keadilan karena didalam praktek operasionalnya memberikan tanggung jawab yang sama antara pemilik modal serta pengelola demikian juga sebaliknya jika ada kerugian.
2) Meletakkan nasabah menjadi mitra usahanya pada pengembangan usaha.
3) Nasabah akan terpengaruh untuk memajukan bisnisnya bilamana bisnis yang dijalankan memuncak.
4) Pemilik dana dan pengelola akan memperoleh porsi keuntungan sepatutnya yang di dapat.
32
13
B. SPESIFIKASI AKAD MUDHARABAH 1. Pengertian akad mudharabah
Akad ialah kesepakatan atau perjanjian yang diciptakan oleh kedua belah pihak yang sama-sama terikat diantara keduanya dengan tujuan bersepakat berkenaan pada suatu hal yang telah dijanjiakan diawal kesepakatan, ketentuan dan syaratnya wajib diuraikan secara mendasar daripada kedua belah pihak. apabila ada pihak yang melanggaran kontrak maka pihak yang melanggar perjanjian akan diberikan sanksi sesuai dengan apa yang disepakati pada kesepakatan didalam kontrak tersebut.12
Menurut bahasa, akad mudharabah diambil dari kata dharb yang berarti melangsungkan perjalanan yang lazimnya buat berjualan. Mudharabah juga diartikan pada qiradh dan juga muqaradah yang mempunyai arti al at’u atau potongan, oleh karena pemilik dana melakukan pemotongan sebagian hartanya dengan tujuan diperniagakan oleh pengusaha. sebutan mudharabah sudah diangkat oleh ulama Hijaz serta dari kedua sebutan tersebut tidak ada suatu kelainan prinsip13.
Menurut sebutan, Mudharabah merupakan suatu perjanjian kerjasama usaha diantara kedua belah pihak
12 M. Nur Rianto Al Arief, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoretis Praktis, (Bandung: Pustaka Setia,2012),225.
13 Neneng Nurhasanah, Mudharabah Dalam Teori dan Praktik, (Bandung : PT Refika Aditama, 2015), h.66
33
14
yang mana dari pihak pertama (shaibul maal) mempersiapkan semua modal sementara itu pihak kedua merupakan pengelola modal (mudharib) melalui pembagian keuntungan yang sudah disepakati oleh mereka sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati, sementara itu kerugian cuma ditanggung daripada pemilik modal, pihak pengelola tidak bertanggung jawab atas kerugian material lantaran dia sudah menanggung kerugian lain seperti tenaga dan juga kerugian waktu.14
Menurut pendapat Mazhab Hanafi, mudharabah merupakan perjanjian atas suatu syarikat pada kentungan berserta modal harta dari suatu pihak berserta dengan pekerjaan oleh pihak lain. Mazhab maliki, berpendapat bahwa akad Mudharabah ialah suatu pemberian modal atau (taukil) dengan tujuan untuk berdagang menggunakan mata...uang tunai...yang diberikan kepada...pengelola untuk mendapatkan...sebagian dari...keuntungan apabila sudah diketahui jumlah dan...keuntungan. Pendapatan Mazhab syafi’i tentang akad Mudharabah merupakan suatu perjanjian yang menempatkan penyerahan modal pada orang lain dengan tujuan mengusahakannya serta keuntungan dibagi antara mereka berdua sesuai perjanjian.
Adapun pendapat dari Mazhab Hambali yaitu Mudharabah merupakan suatu penyerahan modal tertentu serta jelas
14 Neneng Nurhasanah, Mudharabah dalam Teori dan Praktik, 67
34
15
jumlahnya ataupun semaknanya kepada pihak yang mengusahakan dengan memperoleh bagian tertentu dari keuntungan yang didapatkan.15
2. Macam-macam Mudharabah a) Mudaharabah muthlaqah
Mudaharabah muthlaqah merupakan suatu perjanjian mudharabah yang dimana pihak shahibul maal (pemilik dana) menyerahkan independensi kepada pihak pengelola dana (mudharib) pada saat melakukan pengelolaan investasinya.16 Pada perjanjian Mudharabah Muthalaqah, pengelola dana bebas mengelola modal menggunakan jenis usaha yang menurutnya akan memberikan keuntungan dan ingin ditempat mana saja yang dia inginkan untuk melakukan usaha. pada penerapan mudharabah Muthlaqah tidak diartikan sebagai kebebasan yang tanpa batas, lantaran benar-benar memperhatikan ketentuan yang diperbolehkan didalam Islam, misalkan tidak diperbolehkan untuk membiayai investasi ataupun proyek yang tidak diperbolehkan didalam Islam.17
b) Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah Muqayyadah yaitu suatu perjanjian kerja sama antara kedua belah pihak yang mana pihak
15 Muhamad Al Imron, Implementasi prinsip Akad Mudharabah pada PT asuransi takaful keluarga cabang malang, skripsi fakultas syariah 2017
16 Ismail, Perbankan syariah, (Jakarta:Kencana, 2011), h. 86
17 Neneng Nurhasanah, Mudharabah dalam Teori dan Praktik, 78
35
16
pemilik dana menanamkan dananya bagi pengelola dana, serta memberikan batasan atas penggunaan dana yang diinvestasikannya. Adapun batasnya antara lain yaitu tentang: 18
1) Tempat dan cara berinvestasi 2) Jenis investasi
3) Objek investasi 4) Jangka waktu
Pada perjanjian Mudharabah Muqayyadah, pengelola dana wajib untuk mentaati ketentuan serta batasan-batasan yang telah dibuat oleh pihak pemilik modal.19.
3. Pokok-pokok akad mudharabah
Adapun pokok-pokok akad Mudharabah secara khusus adalah sebagai berikut:20
a) Berbagi keuntungan pada pihak yang melakukan perjanjian mudharabah, pada perjanjian mudharabah, kentungan bersih yang sudah dikurangi biaya lain-lain harus dibagi antara pemilik dana dan juga pengelola dana sesuai perjanjian akad yang telah disepakati
18 Ismail, Perbankan syariah, (Jakarta: Kencana,2011), h.87
19 Neneng Nurhasanah, Mudharabah dalam Teori dan Praktik, 78.
20 Neneng Nurhasanah, Mudharabah dalam Teori dan Praktik, 78-81
36
17
sebelumnya dan selaku eksplisit sudah disebutkan pada akad Mudharabah.
b) Berbagi kerugian kepada pihak yang telah melakukan perjanjian, pada Mudharabah dasar keadilan dan keseimbangan ditempatkan menurut pembagian kerugian diantara kedua pihak yang telah melakukan perjanjian, kerugian keuangan sepenuhnya dibebankan kepada pihak shaibul maal, melainkan ada kesalahan, kecurangan maupun kelalaian yang dilakukan oleh pihak pengelola, karena pihak pengelola telah menanggung kerugian berupa tenaga, jerih payah dan juga kerugian waktu atas apa yang dilakukannya. Dia tidak menerima apapun dari kerjanya.
c) Kejelasan didalam perjanjian Mudharabah, pada jumlah modal yang akan diinvestasikan pemilik modal, besarnya laba yang akan dibagi, ketentuan yang diinginkan oleh kedua belah pihak, serta lama waktu akad wajib disebutkan jelas dan tegas, kejelasan ialah pokok yang ada didalam perjanjian ini, oleh karena itu perjanjian tertulis wajib dilakukan pada akad Mudharabah.
37
18
d) Kepercayaan serta amanah, persoalan kepercayaan, terpenting dari pihak shaibul maal adalah pemasti jadi atau tidaknya perjanjian mudharabah, apabila tidak memiliki kepercayaan dari pada pemilik dana maka perundingan akad mudharabah tidak jadi, oleh karena itu, pemilik modal bisa menyelesaikan akad mudharabah dengan sepihak jika tidak mempunyai kepercayaan kepada pengelola lagi. kepercayaan ini wajib diseimbangkan dengan menggunakan sikap yang amanah dari mudharib.
e) Kehati-hatian, tindakan hati-hati adalah pokok yang serius dan berpedoman pada perjanjian mudharabah, apabila pihak pengelola tidak mempunyai sikap hati-hati pasti usaha yang dilakukannya akan mendapatkan kerugian, selain itu akan kehilangan kentungan keuangan, jerih payah, tenaga, serta waktu yang sudah korbankannya dia juga kehilangan kepercayaan dari pihak pemilik dana.
38
19
4. Rukun mudharabah
Rukun mudharabah ialah masalah yang wajib terpenuhi agar dapat dilaksanakannya perjanjian mudharabah. Pendapat jumhur ulama, rukun perjanjian mudharabah yaitu:
a) Adanya kedua belah pihak yang melakukan akad mudharabah yaitu pihak pemilik modal dan pihak pengelola modal.
b) Sesuatu yang diakadkan harus terdiri dari modal, kerja, serta keuntungan.
c) Shighat yaitu serah terima atau ijab kabul.
Sementara itu Mazhab hanafiyah berpendapat bahwa rukun mudharabah hanya pernyataan pemberihan modal (ijab) dan pernyataan menerima modal (kabul)21. C. BANK SYARIAH INDONESIA
1. Pengertian bank syariah
Bank syariah...ialah bank yang..beroperasi tanpa..mengandalkan suku...bunga. Bank syariah atau biasa dikenal dengan istilah bank bebas bunga merupakan lembaga perbankan yang kegiatan dan juga produknya dikembangkan atas dasar kegiatan dan produk yang dikembangkan berdasarkan Al-Quran dan hadist Nabi Muhammad SAW. Dengan kata lain, bank syariah
21 Adrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan dan Babarapa Segi Hukum, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), 75.
39
20
merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menyediakan pembiayaan dan jasa lainnya didalam transaksipembayaran dan peredaran uang yang kegiatannya sesuai dengan prinsip-prinsip hukum Islam.22
Perwaaatmadja berserta Antonio membedakan dalam dua pengertian yaitu bank syariah dan bank yang beroperasi menurut prinsip-prinsip hukum syariah Islam.
bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip hukum syariah Islam. Bank memiliki prosedur operasional yang mengacu pada ketentuan Al- quran dan hadist. Sedangkan bank yang beroperasi menurut prinsip syariah Islam ialah bank yang tunduk pada peraturan syariah Islam. Apalagi dalam ketentuan bermuamalat harus dijauhkan dari praktik yang dikatakan mengandung unsur riba dengan kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pendanaan.
Bank syariah ialah suatu bank yang didalam aktivitasnya menjauhkan kita dengan masalah riba. Oleh karena itu, menghindari bunga yang dipandang sebagai riba merupakan salah satu tantangan yang dihadapi dunia Muslim saat ini. Upaya ini dilakukan dengan tujuan untuk membangun model teoritis ekonomi yang tidak tertarik dan
22 Setia Budi Wilardjo, VALUE ADDED, Vol. 2, No. 1, September 2004 – Maret 2005 http://jurnal.unimus.ac.id . h.2
40
21
mengujinya dalam hal pertumbuhan ekonomi, ditribusi, dan alokasi pendapatan23
Untuk alasan ini mekanisme perbankan tanpa bunga, yang disebut bank syariah diperkenalkan. Bank Islam didirikan atas dasar filosofis dan praktis. Secara filosofis, karena larangan riba dalam transaksi finansial dan non finansial. Padahal, karena sistem perbankan berbasis bunga atau sistem perbankan konvesnional memiliki beberapa kelemahan yaitu:
1) Transaksi dengan sistem bunga melanggar keadilan bisnis. Hasil bisnis apapun selalu tidak pasti.
Peminjam harus membayar tingkat bunga yang disepakati meskipun bisnis mungkin merugi.
Sekalipun bisnis itu menguntungkan, bunga yang dibayarkan lebih dari keuntungannya, hal ini jelas bertentangan dengan strandarkeadilan dalam ekonomi Islam.
2) Tidak elastisnya pengaturan transaksi berdasarkan suku bunga menyebabkan kebangkrutan, lenyapnya potensi produktif seluruh masyarakat serta sebagaian besar orang pengangguran, selain itu beban utang mempersulit upaya pemulihan ekonomi dan menambah penderitaan masyarakat luas.
23Setia Budi Wilardjo,VALUE ADDED, Vol. 2, ... h.21
41
22
3) Kewajiban bank untuk menjaga keamanan uang dan bunga deposan membuat bank khawatir untuk membayar kembali pokok dan bunga. Untuk alasan kemanan, mereka hanya ingin mengamankan dana untuk perusahaan mapan atau bagi mereka yang dapat menjamin keamanan utang mereka. Sisanya disimpan disurat berharga pemerintah. Semakin banyak pinjaman hanya untuk bisnis yang sukses dan maju.
Sementara mereka yang berpotensi dicegah untuk melakukan bisnis, hal ini mengakibatkan ketimpangan kesejahteraan dan pendapatan yang juga bertentangan dengan Islam.
4) Sistem perdagangan berbasis bunga menghambat usaha kecul untuk berinovasi. Perusahaan besar dapat mengambil resiko dengan mencoba teknik produk baru karena mereka memiliki modal untuk sebagai cadangan jika ide baru mereka mengalami kegagalan.
Disisi lain usaha kecil tidak dapat mencoba ide-ide baru karena mereka harus meminjam uang untuk membayar bunga dari bank. Jika mereka gagal, mereka tidak punya pilihan selain melunasi semua hutang dan bunga mereka dan kemudian mengalami kebangkrutan. Hal ini juga berlaku bagi petani dengan demikian, suku bunga menghambat
42
23
pertumbuhan dan juga dan juga memperburuk keseimbangan pendapatan.
5) Pada penerapan sistem bunga, bank tidak mempunyai ketertarikan pada kemitraan bisnis kecuali tingkat pengembalian modal dan kepastian pendapatan bunga dijamin. Semua rencana bisnis yang diajukan ke bank selalu diukur dengan standar ini, oleh karena itu, bank yang berkerja dibawah sistem ini tidak memiliki insentif untuk mendukung bisnis yang melayani pekerja serta masyarakat.24.
2. Bank Syariah Indonesia (BSI) hasil merger 3 bank syariah
Tujuan merger perbankan syariah adalah untuk mendorong bank syariah besar agar dapat memasuki pangsa pasar dunia serta menjadi katalis pertumbuhan ekonomi Islam didalam Indonesia. Selain itu merger bank syariah dinilai lebih efisien untuk menigkatkan modal,operasional, dan belanja. Melalui penggabungan bank syariah tersebut maka diharapkan bank syariah dapat terus tumbuh menjadi bank BUMN yang sebanding dengan bank syariah lainnya.
Tercatat, pada Desember 2020 aset Bsi hingga 239,5 Triliun. Besarnya aset ini menjadikan BSI bank
24 Setia Budi Wilardjo, VALUE ADDED, Vol. 2, h.23
43
24
terbesar ke-7 di Indonesia berdasarkan aset. Aset bank dengan codename BRIS ini lebih rendah dari PT bank CIMB Niaga Tbk Rp 281 Triliun dan diatas PT bank Panian Tbk Rp 216 Triliun pada September, beroperasi di indonesia pada 2 Februari 2021. Aset sebesar ini dapat menciptakan kapasitas yang lebih besar untuk mendukung keuangan ekonomi Islam di Indonesia.
44
25
Tabel 2.1
Kinerja 3 Bank Syariah dan Hasil Merger BSI
BNI Syariah BRI Syariah Mandiri Syariah
Bank Syariah Indonesia
2019 2020 2019 2020 2019 2020 Per
Desember 2020 49,98 T 55,01
M
43,12 T
Total Aset 57,70 T
112,29 T
126,85 T
239,56 T 43,77 T 47,97
T
34,12 T
Pembiayaan 49,34 T
99,81 T
112,58 T
209,98 T 32,58 T 33,05
T
27,38 T
Dana Pihak Ketiga
40,00 T
75,54 T
83,43 T
156,51 T 0,6% 0,5% 0,074
%
Laba 0,25% 1,28% 1,43% 2,19%
45