• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI AKAD MUDHARABAH MUTHLAQAH PADA PRODUK TABUNGAN BERENCAN DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP CIRENDEU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMPLEMENTASI AKAD MUDHARABAH MUTHLAQAH PADA PRODUK TABUNGAN BERENCAN DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP CIRENDEU"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

PRODUK TABUNGAN BERENCAN DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP CIRENDEU

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi Strata Satu (S1) Program Studi Manajemen Perbankan Syariah

Disusun Oleh :

Nama : DIAN KURNIA ANGGITA NIM : 2015570037

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

1440 H/2019 M

(2)

i

NPM : 2015570037

Program Studi : Manajemen Perbankan Syariah

Fakultas : Agama Islam

Judul Skripsi : Implementasi Akad Mudharabah Muthlaqah Pada Produk Tabungan Berencana di Bank Syariah Mandiri KCP Cirendeu

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi berjudul di atas secara keseluruhan adalah hasil penelitian saya sendiri kecuali pada bagian-bagian yang menjadi sumber rujukan. Apabila ternyata di kemudian hari terbukti skripsi saya merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sanksi berdasarkan ketentuan undang-undang dan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Jakarta ini.

Demikian pertanyaan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan tidak ada paksaan.

Jakarta, 14 Rajab 1440 H 21 Maret 2019 M Yang Menyatakan,

Dian Kurnia Anggita

(3)

ii

Produk Tabungan Berencana di Bank Syariah Mandiri KCP Cirendeu” yang disusun oleh Dian Kurnia Anggita, Nomor Pokok Mahasiswa: 2015570037 Program Studi Manajemen Perbankan Syariah telah disetujui untuk diajukan pada Sidang Skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Jakarta, 21 Maret 2019 Pembimbing

Hamli Syaifullah, SE.Sy.,M.si.

(4)

iii

pada Produk Tabungan Berencana di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cirendeu” yang disusun oleh Dian Kurnia Anggita, Nomor Pokok Mahasiswa: 2015570037. Telah diujikan pada hari/tanggal: Kamis, 28 Februari 2019. Telah diterima dan disahkan dalam sidang skripsi (Munaqasyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Manajemen Perbankan Syariah.

FAKULTAS AGAMA ISLAM Dekan,

(5)

iv 2015570037

Implementasi Akad Mudharabah Muthlaqah pada Produk Tabungan Berencana di Bank Syariah Mandiri KCP Cirendeu

XIII + 76 Halaman + 9 Lampiran

ABSTRAK

Tujuan Penlitian ini untuk mendeskripsikan implementasi akad mudharabah muthlaqah pada produk tabungan berencana di Bank Syariah Mandiri KCP Cirendeu di Jl. Cirendeu Raya No.29F, RT.14/RW.3, Cirendeu, Ciputat Timur., Kota Tangerang Selatan , Banten 15419.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan teori studi kasus yang menggambarkan implementasi akad mudharabah muthlaqah pada produk tabungan berencana berdasarkan fatwa DSN-MUI di Bank Syariah Mandiri KCP Cirendeu dan untuk mengetahui apakah implementasi akad mudharabah muthlaqah pada tabungan berencana sesuai dengan fatwa DSN-MUI. Teknik pengumpulan data menggunakan menggunakan teknik wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab dengan karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Cirendeu, observasi dan dokumentasi. Analisis data dengan metode triangulasi dan ditarik kesimpulannya.

Hasil penelitian diketahui hasil wawancara dengan karyawan bahwa Implementasi fatwa DSN-MUI tentang tabungan mudharabah terhadap praktik akad mudharabah muthlaqah pada tabungan berencana yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cirendeu sudah sesuai dan di implementasikan terutama dalam tabungan berencana.

Kata Kunci: Akad Mudharabah Muthlaqah, Tabungan Berencana, Fatwa DSN- MUI.

(6)

v dengan waktu yang ditentukan.

Skripsi ini ditulis dalam upaya memenuhi salah satu tugas akhir dalam memperoleh gelar Strata Satu (S.1) pada Program Studi Manajemen Perbankan Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta, tahun 2019.

Tidak sedikit kendala yang dihadapi penulis di dalam proses penyelesaiannya, namun karena bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materi, sehingga kendala itu menjadi tidak terlalu berarti. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih dan oenghargaan kepada pihak-pihak berikut:

1. Prof. Dr. Syaiful Bachri, S.H., M.H., Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta.

2. Rini Fatma Kartika, S.Ag., M.H., Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta.

3. Nurhidayat, S.Ag.M.M., Ketua Program Studi Manajemen Perbankan Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta.

4. Hamli Syaifullah, SE.Sy.,M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya dalam proses bimbingan.

(7)

vi

6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang telah memberikan pelayanan akademik dan pelayanan administrasi terbaik .

7. Orangtua yang selaku mendukung baik moril maupun materil serta doanya, Kakak dan Adikku yang selalu mendoakan serta mendukung selama kegiatan perkuliahan sampai akhir ini.

8. Bripda Yoga Ari Nugraha S.H yang telah mendukung saya dan memberi saya semangat dalam menyusun skripsi ini dan Sahabat-sahabatku Wanita Sholehah Dheasy Julianti Mulyadi, Devi Auliawati, Silvi Oktavia, Arafah Saa’dah, Mia Ratih Dwi Pratiwi, Atika Amalia, Suci Indah Asih, dan Riris Eka Damayanti.

9. Teman seperjuangan MPS dan MPS B angkatan 2015 yang selalu membantu dan bekerja sama selama kegiatan kuliah berlangsung hingga akhir masa kuliah ini.

Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi serta masih jauh dari kata sempurna. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk perbaikan skripsi ini.

(8)

vii

Jakarta, 14 Rajab 1440 H 21 Maret 2019 M

Penulis

(9)

viii

ء , ط TH

ب B ظ ZH

ت T ع ,

ث TS غ GH

ج J ف F

ح H ق Q

خ KH ك K

د D ل L

ذ DZ م M

ر R ن N

ز Z و W

س S ه H

ش SY ي Y

ص SH ة H

ض DL

2. Vokal Pendek 3. Vokal Panjang

َ ب a ا ب A

َ ب i يب I

َ ب i و ب U

4. Diftong 5. Pembauran

---

و = au لَا al- …

---

ي = ai شلا al-sy …

لَاَو wa al- …

(10)

ix

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ... viii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus dan Subfokus Penelitian ... 5

C. Perumusan Masalah ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus Penelitian ... 8

1. Tinjauan tentang Mudharabah ... 8

a. Pengertian Mudharabah ... 8

b. Landasan Hukum Mudharabah ... 11

c. Rukun dan Syarat Mudharabah ... 16

d. Jenis-jenis Mudharabah ... 18

e. Penerapan Akad Mudharabah di Perbankan Syariah ... 19

2. Tinjaun tentang Tabungan ... 21

a. Tabungan ... 13

b. Tabungan Mudharabah ... 16

(11)

x BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian ... 31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

C. Latar Penelitian ... 31

D. Metode Penelitian dan Prosedur Penelitian ... 32

E. Data dan Sumber Data ... 34

F. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ... 35

G. Tehnik Analisis Data ... 37

H. Validitas Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 43

1. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri ... 43

2. Visi, Misi Bank Syariah Mandiri ... 44

3. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri ... 46

4. Produk-produk Bank Syariah Mandiri ... 48

B. Temuan Penelitian ... 56

1. Konsep Tabungan Berencana Bank Syariah Mandiri KCP Cirendeu ... 57

2. Implementasi Akad Mudharabah Muthlaqah pada Produk Tabungan Berencana ... 58

C. Pembahasan Temuan Penelitian ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 75

B. Saran-saran ... 76

(12)

xi

(13)

xii

Tabel.4.1Nisbah Bagi Hasil Tabungan Berencana ... 68

(14)

xiii

Lampiran 2 : Catatan Lapangan Wawancara Lampiran 3 : Surat Bimbingan Skripsi Mahasiswa Lampiran 4 : Kartu Bimbingan Mahasiswa

Lampiran 5 : Surat Permohonan Riset / Penelitian

Lampiran 6 : Surat Keterangan Telah Melakukan Riset / Penelitian Lampiran 7 : Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri

Lampiran 8 : Formulir Pembukaan Rekening Tabungan Berencana Lampiran 9 : Dokumentasi

Lampiran 10 : Riwayat Hidup

(15)

1 A. Latar Belakang Masalah

Semakin beragamnya produk di zaman sekarang ini perbankan dituntut untuk memiliki strategi dalam memasarkan produk mereka sehingga dapat bersaing dikalangan bisnis perbankan. Fungsi dari perbankan terdiri dari menghimpun dana, menyalurkan dana dan masyarakat dapat melakukan aktifitas tersebut di bank syariah. Masyarakat mulai mengenal bank syariah, yang diawali dengan berdirinya Bank Muamalat di Indonesia pada tahun 1991. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia sendiri semakin banyak menggunakan produk dan jasa bank syariah, serta memudahkan nasabah menggunakan transaksi dalam jasa perbankan.

Pada dasarnya aktivitas bank syariah memiliki ketentuan dalam setiap transaksi dan akad yang mereka lakukan seperti membantu kepentingan orang yang membutuhkan dana dengan yang memiliki kelebihan dana. Selain itu, bank syariah juga mempunyai fungsi amanah sehingga berkewajiban menjaga dan bertanggung jawab atas keamanan dana yang disimpan dan bank syariah dapat mengembalikan dana tersebut dan ditarik kembali oleh nasabah sesuai dengan perjanjian.1

1 Kamaen Perwataatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, Cet, Ke-1, (Depok:

Usaha Kami, 1996), h. 40.

(16)

Saat ini bank syariah menjadi salah satu kegiatan usaha yang memegang peran penting dalam perekonomian di negara kita.2 Sehingga banyak bank konvensional tertarik untuk membuka islamic windows atau unit usaha syariah (UUS). Adapun salah satu bank konvensional yang beralih menjadi unit usaha syariah (UUS) yaitu Bank Syariah Mandiri.

Bank Syariah Mandiri adalah pelaku jasa keuangan terdaftar dan diawasi oleh otoritas jasa keuangan. Bank Syariah Mandiri dilahirkan pada tahun 1999, dimana masa itu sedang terjadinya krisis moneter pada tahun 1997-1998. Bank Syariah Mandiri tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan keduanya, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmonisasi idealisme usaha dan nilai-nilai spritual inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan indonesia. Per desember 2017 Bank Syariah Mandiri memiliki 737 kantor layanan di seluruh Indonesia, dengan akses lebih dari 196.000 jaringan ATM dalam kode Bank 451.3 Oleh karena itu, Bank Syariah Mandiri mengalami perkembangan yang sangat baik, bahkan Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu bank syariah terbesar di Indonesia. Dengan mengalami perkembangan yang baik, bisa dilihat dari seluruh akad dan produk Bank Syariah Mandiri mengacu kepada sumber hukum yang berlaku seperti Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Peraturan Bank Indonesia.

Dengan adanya sumber hukum yang jelas terkait dengan semua akad dan produk di Bank Syariah Mandiri semua hubungan antara bank dengan nasabah

2 Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hal. 33.

3 Sejarah Bank Syariah Mandiri, dapat diakses di www.syariahmandiri.co,id diakses pada tanggal 29, Pukul 11.31 WIB.

(17)

harus mendapatkan hak dan kewajiban masing-masing setiap pihak, agar kedua belah pihak tidak mengalami suatu kerugian di kemudian hari.4 Oleh karena itu, berdasarkan pertanyaan di atas Bank Syariah Mandiri memiliki produk yang dapat memenuhi segala kebutuhan masyarakat seperti Deposito, Tabungan, dan Giro. Sedangkan, produk Bank Syariah Mandiri yang paling diminati oleh nasabah atau calon nasabah adalah produk tabungan. Menabung adalah suatu hal yang penting dalam kehidupan untuk dimasa yang akan datang dan sangat dianjurkan oleh islam, dan nasabah dapat menabung di bank yang mereka inginkan. Setelah itu, kedua belah pihak dapat melakukan kesepakatan atas akad yang digunakan dan bank dapat mengelola dana tersebut.

Prinsip tabungan berdasarkan syariah diatur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No.02/DSN-MUI/IV/2000 yang menjelaskan bahwa dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana, dalam menjalankannya pihak bank (mudharib) melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan modal yang diberikan oleh pihak shahibul maal dinyatakan jumlahnya dalam bentuk tunai bukan piutang. Dari hasil usaha tersebut nisbah yang didapatkan diberikan sesuai dengan akad pembukaan rekening.5

Dalam operasional di bank syariah, akad yang digunakan dalam produk tabungan yaitu akad wadi‟ah yadh dhamanah dan mudhrabah muthlaqah. Akad

4 http://www.googlescholar.com , Ismail, “Analisis Minat Menabung Nasabah Terhadap Produk Tabungan dengan Akad Wa‟diah pada PT. Bank Bni Syariah Cabang Matarama”, (Matarama: Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, 2017), diakses pada tanggal 10 Januari 2019, Pukul 21.00 WIB.

5 Abdul Ghofur Anshori, Aspek Hukum Reksa Dana Syariah di Indonesia, (Bandung: PT Refika Aditama, 2008), h. 36.

(18)

wadi‟ah yadh dhamanah adalah titipan, dimana pihak nasabah hanya menitipkan uangnya dan dapat dikelola oleh pihak bank, dan bonus yang diberikan tidak ditentukan ketika akad dalam pembukaan rekening. Sedangkan, mudharabah muthlaqah adalah kerjasama antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul mal) menyediakan modal dan memberikan kewenangan kepada pihak bank (mudarib) dalam menetukan jenis dan investasi, sedangkan keuntungan di bagi sesuai dengan akad yang disepakati (nisbah bagi hasil).6

Jenis simpanan atau tabungan yang ada dalam produk tabungan Bank Syariah Mandiri sangat beragam yaitu Tabungan BSM, Tabungan Mabrur, Tabungan Investasi Cindekia, Tabungan Simpatik, Tabunganku dan Tabungan Berencana. Tabungan berencana merupakan salah satu produk yang ada di Bank Syariah Mandiri yaitu dimana tabungan ini menggunakan prinsip syariah dengan akad mudharabah muthlaqah.

Dalam Bank Syariah Mandiri KCP Cirendeu menarik untuk di bahas tentang produknya yaitu dana Pihak ketiga (funding). Dalam hal ini yaitu, tabungan berencana yang menggunakan akad mudharabah mutlaqah. Oleh karena itu, segala mekanismenya dan implementasinya apakah sesuai dengan sumber hukum yang berlaku atau tidak. karena, baiasanya dalam penerapan antara teori dan praktik berbanding terbalik dalam pelaksanaannya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk membahas tentang penggunaan akad mudharabah muthlaqah pada produk Tabungan Berencana di

6 Wawancara dengan Vinny Tri Pangestuti Customer Service Bank Syariah Mandiri KCP Cirendeu, Jum’at, 17 Januari 2019

(19)

Bank Syariah Mandiri. Dengan demikian maka penulis mengambil judul:

“IMPLEMENTASI AKAD MUDHARABAH MUTHLAQAH PADA PRODUK TABUNGAN BERENCANA DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP CIRENDEU”

B. Fokus dan Subfokus Penelitian

Fokus masalah dalam penelitian ini membahas terkait dengan Implementasi Akad Mudharabah Muthlaqah pada Produk Tabungan Berencana.

Subfokus dalam penelitian ini dalam implementasinya harus berdasarkan fatwa No. 02/DSN-MU/IV/2000 dan penerapannya di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cirendeu.

C. Perumusan Masalah

1. Bagaimana Konsep Tabungan Berencana di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cirendeu?

2. Bagaimana Implementasi Akad Mudharabah Muthlaqah pada Produk Tabungan Berencana di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cirendeu?

D. Kegunaan Penelitian

Dengan penelitian ini, diharapkan dapat berguna dalam menjawab permasalahaan yang sedang diteliti, dan dapat diharapkan mempunyai manfaat penelitian sekurang-kurangnya untuk:

(20)

a. Bagi penulis, untuk meningkatkan pemahaman tentang tabungan mudharabah muthlaqah pada tabungan berencana dan pengetahan di bidang manajemen perbankan syariah.

b. Bagi Akademis

1. Mendapatkan pengetahuan berupa penerapan akad mudharabah muthlaqah pada tabungan berencana.

2. Dapat menjadi wawasan pengetahuan dalam menambah ilmu perbankan syariah dalam produk tabungan.

c. Bagi Masyarakat .

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi serta wawasan, pengetahuan dan pemahaman serta yang diterapkan oleh bank tersebut di masyarakat terkait dengan tabungan berencana akad mudharabah muthlaqah.

E. Sistematika Penulisan

Untuk lebih terarah dalam pembahasan ini, memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh dalam memahami skripsi ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari menguraikan latar belakang masalah, fokus dan subfokus penelitian, perumusan masalah, kegunaan penelitian dan sistematika penelitian.

(21)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menerangkan tentang deskripsi konseptual fokus dan subfokus penelitian dan hasil penelitian yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan yang berisi tujuan penelitian, tempat dan waktu penelitian, latar penelitian, metode dan prosuder penelitian, data dan sumber data, teknik dan prosuder pengumpulan data, teknik analisis data dan validasi data.

BAB IV HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

Bab ini mendeskripsikan gambaran umum tentang latar penelitian, tempat penelitian dan pembahasan temuan penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian sekaligus menjawab pertanyaan dari masalah yang telah dirumuskan. Selain itu juga berisi saran-saran yang sekiranya dapat dijadikan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

(22)

8

A. Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus Penelitian 1. Tinjaun Tentang Mudharabah

a. Pengertian mudharabah

Secara bahasa mudharabah diambil dari kata al-dharb fi al-ardh, yang berarti perjalanan untuk berniaga. Mudharabah merupakan istilah yang biasa digunakan oleh penduduk irak, sedangkan qirad merupakan istilah yang biasa di gunakan oleh penduduk hijaz. Penduduk Hijaz menamai mudharabah dengan qiradh yang diambil dari kata qardh yang berarti qath‟u (memotong), karena rab al-mal memotong sebagian hartanya dan menyerahkannya kepada „amil, atau memotong sebagian keuntungan yang timbul dari usaha „amil. Qiradh yang diambil dari kata mudharabah yang berarti musawah (bersama-sama).7 Mudharabah disebut juga qiradh yang berarti “memutuskan”. Dalam hal ini, si pemilik uang itu telah memutuskan untuk menyerahkan sebilangan uangnya untuk diperdagangkannya berupa barang-barang dan memutuskan sekalian sebagian dari keuntungannya bagi pihak kedua orang yang berakad qiradh ini.8

7 Yadi Janwari, Lembaga Keuangan Syariah, Cet, Ke-5,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), h. 58.

8 Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005), h. 33.

(23)

Sedangkan dalam fatwa al-Mu‟ashirah disebutkan bahwa mudharabah dalam fiqh islam merupakan salah satu jenis dari syirkah yang di dalamnya ada pokok modal (ras‟s al-mal) dari satu pihak dan pekerjaan („amal) dari pihak lain. Mekanismenya, seseorang menyerahkan harta kepada pihak lain untuk diniagakan dengan keuntungan yang diperoleh dibagi di antara keduanya sesuai nisbah yang disepakati dalam akad. Menurut Sayyid Sabiq, mudharabah adalah akad di antara dua belah pihak di mana salah satu pihak menyerahkan modal kepada yang lain untuk berniaga pada modal tersebut dengan keuntungan dibagi di antara keduanya dengan porsi sesuai hasil kesepakatan.9

Secara istilah, mudharabah adalah akad kerja sama antara shahib al-mal (pemilik modal) dengan mudharib (yang mempunyai keahlian atau keterampilan) untuk mengelolah suatu usaha yang produktif dan halal. Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi bersama berdasarkan nisbah yang disepakati, jika terjadi kerugian ditanggung oleh shahib al-mal. Dalam akad mudharabah ini, terjadi percampuran/penggambungan (partnership) dua pihak yaitu pihak pemodal (shahib al-mal) dan pihak pekerja (mudharib). 10 Istilah

“mudharabah” merupakan istilah yang paling banyak digunakan oleh

9Yadi Janwari, op.cit., h. 59.

10 Muhammad Sadi , Konsep Hukum Perbankan Syariah Pola Relasi Sebagai Institusi Intermediasi dan Agen Investasi, (Malang: Setara Press, 2015), h. 98.

(24)

bank-bank Islam. Prinsip ini juga dikenala sebagai “qiradh” atau

“muqaradah”.11

Keuntungan dari usaha yang telah dilakukan oleh pihak bank secara akad mudharabah akan dibagi hasilnya menurut kesepakatan yang telah disepakati antara keduanya pada perjanjian di awal, dan apabila dalam usaha yang telah dijalankan mengalami kerugian maka kerugian tersebut akan ditanggung oleh pihak shahibul maal dan jika dalam kerugian tersebut disebabkan oleh pihak bank karena kecurangana atau kelalainnya maka pihak bank (mudharib) yang harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Istilah “mudharabah” merupakan istilah yang paling banyak digunakan oleh bank-bank Islam.

Mudharabah adalah suatu perkongsian antara dua pihak, dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan dana dan pihak kedua (mudharib) bertanggung jawa atas pengelolaan usaha.12 Dalam akad mudharabah pengelola tidak memberikan modal atas usaha yang telah dijalankan antara pihak shahibul maal dan mudharib. Pihak pengelola hanya memberikan tenaga dan keahlinnya dalam usaha tersebut dan pengelola tidak meminta upah atau gaji dalam usaha yang dijalankannya.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan, mudharabah adalah akad kerjasama anatar dua belah pihak yaitu shahibul maal dan mudharib,

11 Wiroso, op.cit., h. 33.

12 Jeni Susyanti, Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah, ( Malang: Empat Dua, 2016) , h. 16.

(25)

dimana pihak shahibul mal sebagai pemberi dana/modal dan mudharib sebagai pengelola. Pembagian keuntungan berdasarkan nisbah bagi hasil yang disepakati oleh kedua belah pihak pada saat melakukan akad mudharabah.

b. Landasan Hukum Mudharabah

Al-mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.13

1) Landasan Syariah a) Al-Qur’an

Dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah: 198 dan Al- Jumu’ah: 10

13 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani dan Tazkia Cendekia, 2001), h. 95.

(26)

Artinya:

Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu.Maka apabila kamu telah bertolak dari

„Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy‟arilharam dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.14

Artinya:

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak- banyak supaya kamu beruntung.15

14 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahan.

15Departemen Agama Republik Indonesia, Ibid.

(27)

b) Al-Hadits

ِ هاللَّ ُلىُس َر َلاَق َلاَق ِهيِبَأ ْنَع ٍبْيَه ُص ِنْب ِحِلاَص ْنَع ىَلِإ ُعْيَبْلا ُةَك َرَبْلا هنِهيِف ٌث َلََّث َمهلَس َو ِهْيَلَع ُ هللَّ هلَّ َص َلَ ِتْيَبْلِل ِري ِعهشلاِب ِّرُبْلا ُط َلَّ ْخَأ َو ُة َض َراَقُمْلا َو ل َجَأ ِعْيَبْلِل

Artinya:

Dari Shalih Bin Shuhaib r.a bahwa Rasulullah saw. bersabda

“tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah) dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual .” (HR Ibnu Majah no.2280, Kitab at-Tijarah).16

2) Landasan Hukum

a) Fatwa Dewan Syariah Nasional

Ketentuan fatwa DSN-MUI No. 02/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Tabungan adalah sebagai berikut.

Pertama: Tabungan dibagi dua jenis :

(1) Tabungan yang tidak dibenarkan secara syari’ah, yaitu tabungan yang berdasarkan perhitungan laba.

(2) Tabungan yang dibenarkan, yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi‟ah.

16Muhammad Syafi’i Antonio, op.cit., h. 96.

(28)

Kedua: ketentuan umum tabungan berdasarkan Mudharabah.

(1) Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.

(2) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan mengembangkannya, termasuk didalamnya mudharabah dengan pihak lain.

(3) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.

(4) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam pembukaan rekening.

(5) Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.Bank tidak diperkenakan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.17

b) Hukum Positif

Undang-undang Republik Indonesia N0.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Pasal 1 Ayat 21 , Kegiatan Usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah meliputi:

17 Fatwa DSN MUI, www.dsnmui.or.id diakses pada tanggal 2 Januari 2019 .

(29)

(1) Simpanan berupa Tabungan atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi‟ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

(2) Menepatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan akad wadi‟ah atau investasi berdasarkan akad mudharabah dan/atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.18

Tabungan sebagai salah satu produk penghimpunan dana juga terdapat dasar hukum dalam PBI N0. 9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah yang mana didalamnya terdapat Pasal 3 yang berbunyi dalam kegiatan penghimpunan dana dengan mempergunakan antara lain akad wadi‟ah dan mudharabah.19

PBI No.6/24/PI/2004 tentang Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah, Bab V Pasal 36 Kegiatan Usaha, yang berisi bank wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dalam melakukan kegiatan usahanya yang meliputi:

18 Undang-undang No.21 Tahun 2008 Pasal 1 Ayat 21 tentang Kegiatan Usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

19 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, www.ojk.go.id, diakses pada tanggal 5 Februari 2019.

(30)

(1) Giro berdasarkan prinsip wadi‟ah.

(2) Tabungan berdasarkan prinsip wadi‟ah atau mudharabah.

(3) Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah.20 c. Rukun dan Syarat Mudharabah

Rukun mudharabah adalah:

1) Shahibul mal (pemilik dana), yaitu harus ada pihak yang bertindak sebagai pemilik dana yang hendak ditaruh di bank, dalam hal ini nasabah sebagai shahibul mal.

2) Mudharib (pengelola), yaitu harus ada pihak yang bertindak sebagai pengelola atas dana yang ditaruh di bank untuk dimanfaatkan, dalam hal ini bank bertindak sebagai mudharib.

3) Usaha/pekerjaan yang akan dibagi hasilkan harus ada.

4) Nisbah bagi hasil harus jelas dan sudah ditetapkan di awal sebagai patokan dasar nasabah dalam menabung.

5) Ijab kabul antara pihak shahibul mal dan mudharib.21 Syarat-syarat sah Mudharabah adalah, sebagai berikut:

1) Modal atau barang yang diserahkan itu berbentuk uang tunai.

2) Bagi orang yang melakuka akad disyaratkan mampu melakukan tasharuf.

20 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, Ibid., diakses pada tanggal 5 Februari 2019 Pukul 10.45 WIB.

21 Juhaya S. Pradja, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis,( Bandung:

CV Pustaka Setia, 2012), h. 141.

(31)

3) Modal harus diketahui dengan jelas agar dapat dibedakan antara modal yang diperdagangkan dengan laba atau keuntungan dari perdagangan tersebut yang akan dibagikan kepada dua belah pihak sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.22

4) Keuntungan yang akan menjadi milik pengelolah dan pemilik modal harus jelas persentasenya, umpamanya setengah, sepertiga, atau seperempat.

5) Melafaskan ijab dari pemilik modal misalnya aku serahkan uang ini kepadamu untuk dagang jika ada keuntungan akan dibagi dua dan kabul dari pengelolah.

6) Mudharabah bersifat muthlak, pemilik modal tidak mengikat pengelola harta untuk berdagang dinegara tertentu, memperdagangkan barang-barang tertentu, pada waktu-waktu tertentu, sementara diwaktu lain tidak ada persyaratan yang mengikat sering menyimpang dari tujuan akad mudharabah yaitu kuangan. Bila dalam akad mudharabah ada persyaratan-persyaratan, maka mudharabah tersebut rusak (fasid) menurut pendapat al-Syafi’i dan malik. Sedangkan menurut Abu Hanifah dan Ahmad Ibn Hanbal, mudharabah tersebut sah.23

22 Agustina Dewi Rosita, Penerapan Akad Muhdrabah pada Produk Takaful Dana Pendidikan (Fulnadi) Asuransi Takaful Keluarga Cabang Palembang, Skripsi, Palembang, 2016, UIN Raden Fatah Palembang. www.googlescholar.co.idh. 65-66. Diakses pada tanggal 9 Januari 2019.

23 Agustina Dewi Rosita, Ibid.

(32)

d. Jenis-jenis Mudharabah

Secara umum mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu:

1) Mudharabah Muthlaqah

Mudharabah muthlaqah, merupakan akad perjanjian antara dua pihak yaitu shahibul maal dan mudharib, yang mana shahibul maal menyerahkan sepenuhnya atas dana yang diinvestasikan kepada mudharib untuk mengelola usahanya sesuai dengan prinsip syariah. shahibul maal tidak memberikan batasan jenis usaha, waktu yang diperlukan, srategi pemasarannya, serta wilayah bisnis yang dilakukan. Shahibul maal memberikan kewenangan yang sangat besar kepada mudharib untuk menjalankan aktivitas usahanya, asalkan sesuai dengan prinsip syariah islam.24

Mudharabah muthlaqah dapat dikatakan sebagai investasi dari pemilik dana kepada pihak bank syariah. dalam kerugian pihak bank tidak bertanggung jawab apabila kesalahan bukan disebabkan oleh pihak bank atau mudharib. Dalam halnya bank syariah (mudharib) yang menyebabkan terjadinya kerugian atas usaha yang telah dijalankan dalam pengelolaan dana dari pihak shahibul maal, maka pihak bank sayriah wajib mengganti seluruh dana investasi yang telah diberikan pihak shahibul maal. Dalam aplikas di bank syariah yang dapat ditawarkan kepada nasabah yaitu produk tabungan.

24 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011), h. 86.

(33)

2) Mudharabah muqayyadah

Mudharabah muqayyadah (Specified Mudharabah) adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang dimana pihak mudharib dibatasi yaitu dalam memilihi jenis usaha dan pengelolaanya. Dalam hal ini pihak shahibul maal yang berperan penting. Didalam perbankan syariah jarang yang menggunakan akad tersebut. Mudharabah muqayyadah terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

a) Mudharabah Muqayyadah off Balance yaitu dimana bank bertindak sebagai yang mempertemukan antara pemilik modal dengan pelaksanaan usaha. Pemilik dana memberikan syarat- syarat yang harus dipatuhi oleh bank dalam mencari kegiatan usaha yang akan dibiayai oleh pemilik modal.

b) Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet yaitu simpanan khusus dimana pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat kepada bank yang harusi dipatuhinya dan penentuan nisbah bagi hasil atas kesepakatan pihak pemilik dana dan nasabah.25

e. Penerapan Akad mudharabah di Perbankan Syariah

Mudharabah dalam konteks perbankan berarti perjanjian kesepakatan bersama antara pemilik modal (rab al-mal) dan pengusaha (amil atau mudharib) dengan ketentuan pihak pemilik modal menyediakan dana dan pihak pengusaha memutar modal dengan dasar

25 Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoretis dan Praktis,Cet, Ke 1, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010, h. 78.

(34)

bagi hasil keuntungan. Implementasi mudharabah di perbankan syariah dapat dipilah menjadi dua bagian, yaitu pengehimpunan dana dan penyaluran dana..26

Untuk kegiatan penghimpunan dana diaplikasikan dalam bentuk Giro, Tabungan, dan Deposito. Sementara itu untuk penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan mudharabah.27 Pembiayaan mudharabah adalah bank menyediakan pembiayaan modal investasi atau modal kerja secara penuh (trusty financing), sedangkan nasabah menyediakan proyek atau usaha lengkap dengan manajemennya. Hasil keuntungan dan kerugian yang dialami nasabah dibagi atau ditanggung bersama antara bank dan nasabah dengan ketentuan sesuai kesepakatan bersama.28

Dalam pengaplikasin Tabungan yaitu terdiri dari tabungan wadi‟ah dan mudharabah. Oleh karena itu, dalam tabungan wadi‟ah pihak bank akan memberikan bonus kepada nasabah yang menggunakan tabungan tersebut. Besarnya bonus yang diberikan pihak bank kepada nasabah tidak boleh ditentukan di awal saat pembukaan rekening karena bonus diserahkan kebijakannya kepada pihak bank. Dalam tabungan wadi‟ah pihak nasabah tidak menanggung resiko atas kerugiaan dan uang yang dititipkan oleh nasabah dapat diambil sewaktu-waktu setelah dikurangi biaya admnistrasi dalam penarikan. Dalam pengaplikasiannya tabungan

26 Yadi Janwari, op.cit., h. 64.

27 Sutan Remy Jaya, Perbankan Syariah Produk-Produk dan Aspek-aspek Hukumnya, (Jakarta: Anggota IKAPI, 2010), h. 296-297.

28 Yadi Janwari, op.cit., h. 65.

(35)

wadi‟ah yang sering digunakan yaitu pada akad wadi‟ah yad dhamanah, dimana pihak bank selaku meneripa titipan dana tersebut diperbolehkan memproduktifkannya. Sedangkan dalam tabungan mudharabah pihak bank sebagai mudharib mengelola dana yang telah dititipkan oleh shahibul maal untuk membuat suatu kegiatan usaha dimana usaha tersebut tidak bertentangan dengan syariat islam dan hukum di Indonesia.

Dalam pembagian nisbah bagi hasil sesuai dengan saldo rata-rata yang dimiliki nasabah setiap bulannya.

2. Tinjauan Tentang Tabungan a. Tabungan

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.29

Rekening Tabungan memberikan bunga, tapi tidak bisa ditarik seperti dengan menuliskan cek. Rekening-rekening ini memungkinkan nasabah menyisihkan sebagian aset likuid mereka sambil mendapatkan imbalan hasil moneter. Menarik dana-dana yang disimpan dalam rekening tabungan mungkin tidak semudah rekening giro.30

29 Pasal 1 butir 9 UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah menjadi UU Nomor 10 Tahun 1998.

30 Daud Vicary Abdullah dan Keon Chee, Buku Pintar Keuangan Syariah:Cara Mudah Memahami Prinsip, Praktik, Prospek, dan Keunggulan Keuangan Islam di Zaman Kita,Cet, Ke 1, ( Jakarta: Zaman, 2012), h. 158.

(36)

Dalam produk tabungan di bank syariah terdapat dua prinsip perjanjian yang diimplementasikan dalam produk tersebut yaitu wadi‟ah dan mudharabah. Dalam akad wadi‟ah pihak nasabah hanya menitipkan uang tersebut kepada pihak bank. Sedangkan nasabah yang ingin berinvestasi atau mencari keuntungan dengan cara menabung, maka menggunakan akad mudharabah. Dalam penjelasan ini pihak ini nasabah (shahibul maal) menyediakan modal 100% sedangkan pihak bank sebagai mudharib.

Sejumlah rekening tabungan bahkan membatasi penarikan, pembayaran, dan transfer yang dapat anda lakukan setiap harinya.

Rekening tabungan yang benar tidak memberikan kemudahan buku cek, meskipun beberapa lembaga mungkin menyebut rekening giro mereka yang berbunga lebih tinggi “rekening tabungan”.31

Dari definisi diatas dapat disimpulkan, tabungan adalah simpanan uang dari hasil pendapatan seseorang setiap bulan yang di sisihkan untuk menyimpan ditempat yang di percayai orang tersebut, dimana uang yang disimpan tidak digunakan untuk belanja atau tidak digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Tabungan merupakan investasi yang paling mudah dan tidak beresiko, dan memiliki resiko sedikit apabila dalam menabung.

31 Daud Vicary Abdullah dan Keon Chee, Ibid., h. 158.

(37)

b. Tabungan Mudharabah

Tabungan Mudharabah merupakan produk penghimpunan dana oleh bank syariah yang menggunakan akad mudharabah muthlaqah.

Bank syariah bertindak sebagai mudharib dan nasabah sebagai shahibul maal. Nasabah menyerahkan pengelolaan dana tabungan mudharabah secara mutlak kepada mudharib (bank syariah), tidak ada batasan baik dilihat dari jenis investasi, jangka waktu, maupun sektor usaha dan tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah islam.32

Oleh karena itu, dari hasil pengelolaan dana akad mudharabah, maka bank syariah akan membagi hasilkan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dalam awal pada saat pembukaan rekening, bank bertanggung jawab sepenuhnya jika ada kerugian yang timbul karena kesalahan pihak bank. Dalam mengelola harta mudharabah, bank menutup biaya oprasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya, sedangkan bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah penabung tanpa persetujuan yang bersangkutan. Perhitungan bagi hasil tabungan mudharabah dilakukan berdasarkan saldo rata-rara harian yang dihitung ditiap akhir bulan di awal buku selanjutnya.

Bagi hasil tabungan mudharabah sangat dipengaruhi oleh antara lain:

1) Pendapatan bank syariah.

32 Ismail, op.cit., h. 69-70.

(38)

2) Total investasi mudharabah muthlaqah.

3) Total investasi produk tabungan mudharabah.

4) Rata-rata saldo tabungan mudharabah.

5) Nisbah tabungan mudharabah yang diterapkan sesuai dengan perjanjian.

6) Metode perhitungan bagi hasil yang diberlakukan.

7) Total pembiayaan bank syariah.33

c. Landasan Syariah Tabungan Mudharabah 1) Al-Qur’an

Dalam firman Allah SWT dalam surat Annisa : 29 dan surat Al- Baqarah:283, sebagai berikut:

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, janagnlah kalian memakan harta-harta kalian di antara kalian dengan cara yang batil, kecuali dengan perdagangan yang kalian saling ridha. Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian, sesungguhnya Allah itu Maha Kasih Sayang kepada kalian.34

33 Ismail, op.cit., h.89.

34 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya.

(39)

Artinya:

Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.35

2) Al-Hadits

ِ هاللَّ ُلىُس َر َلاَق َلاَق ِهيِبَأ ْنَع ٍبْيَه ُص ِنْب ِحِلاَص ْنَع ىَلِإ ُعْيَبْلا ُةَك َرَبْلا هنِهيِف ٌث َلََّث َمهلَس َو ِهْيَلَع ُهللَّ هلَّ َص َلَ ِتْيَبْلِل ِري ِعهشلاِب ِّرُبْلا ُط َلَّ ْخَأ َو ُة َض َراَقُمْلا َو ل َجَأ ِعْيَبْلِل

Artinya:

Dari Shalih Bin Shuhaib r.a bahwa Rasulullah saw. bersabda

“tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah) dan mencampur gandum dengan

35 Departemen Agama Republik Indonesia, Ibid.

(40)

tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual .” (HR Ibnu Majah no.2280, Kitab at-Tijarah).36

3) Ijma

Dijelaskan, sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang, mudharib) harta anak yatim sebagai mudharabah dan tak ada seorang pun mengingkari mereka. Karena hal tersebut dipandang sebagai ijma.

4) Qiyas

Transaksi mudharabah, yakni penyerahan sejumlah harta (dana, modal) dari satu pihak (malik, sahiib al-mal) kepada pihak lain („amil, mudharib) untuk diperniagakan (diproduktifkan) dan keuntungan dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan, diqiyaskan kepada transaksi musaqah.37.

d. Ketentuan-Ketentuan Tabungan Mudharabah

1) Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.

2) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.

36 Muhammad Syafi’i Antonio, Op.Cit., h. 96.

37 Basari Nainggolan, Perbankan Syariah di Indonesia, Cet, Ke 1, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,n 2016), h. 129.

(41)

3) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai bukan piutang.

4) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

5) Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional pengelolaan tabungan dengan menggunakan bagian nisbah keuntungan yang menjadi hak bank.

6) Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan bersangkutan.38

Skema Tabungan Mudharabah Muthlaqah 2.1

Titip Dana

Bagi Hasil

Pemanfaatan Dana

Bagi Hasil

B. Hasil Penelitian Yang relevan

Dengan pengetahuan dan pemahaman yang dilakukan oleh peneliti.

contohnya dalam karya ilmiah (skripsi, tesis atau destersasi), oleh karena itu penulis melakukan review terhadap skripsi sebelumnya yang ada kaitannya dengan skripsi ini.

38 Khotibul Umam, Legislasi Fikih Muamalah dan Penerapannya Dalam Produk

Perbankan Syariah di Indonesia, Cet, Ke-1, (Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada,2011), h. 86.

Penabung/Deposan Shahibul Maal

Bank: Mudharib dan Wakil Shahibul Maal3

Pengusaha

(42)

Hasil penelitian dari skripsi terdahulu dengan masalah yang berkaitan ini, yaitu sebagai berikut:

1. Dewi Rosita Agustina, “Penerapan Akad Mudharabah pada Produk Takaful Dana Pendidikan (Fulnadi) “, (Studi Kasus Asuransi Takaful Keluarga Cabang Palembang).39

Persamaan dari penelitian Dewi dengan penelitian ini adalah menggunaka akad mudharabah. Perbedaanya tereletak pada penerapan akad tersebut di produk takaful dana pendidikan (fulnadi), dan lokasinya pun berbeda yaitu penelitian Dewi di Asuransi Takaful Keluarga Cabang Palembang.

Hasil penelitian dari Dewi adalah bahwa dalam penerapannya sistem akad mudharabah sesuai dengan ketentuan perusahaan yang tergantung dari besarnya dana tabungan yang disetorkan dan jangka waktu penyimpananya.

Pada produk Takaful Dana Pendidikan (Fulnadi) asuransi Takaful Cabang Palembang seperti halnya dalam kasus terjadinya keuntungan, pemegang polis akan mudharabah keuntungan sesuai dengan rasio kesepakatan diawal.

2. Fariq Falahi, “Implementasi akad mudharabah serta dampaknya terhadap produk penghimpunan dana di Bank Syariah Mandiri Kudus”

(Studi Kasus di Bank Syariah Mandiri Kudus).40

39 http://www.googlescholar.com , Dewi Rosita Agustina. “Penerapan Akad Mudharabah Pada Produk Takaful Dana Pendidikan (Fulnadi) Asuransi Takaful Keluarga Cabang Palembang”. (Palembang: UIN Raden Fatah Palembang, 2016), diakses pada tanggal 10 Januari 2019.

(43)

Persamaan dengan penelitian ini adalah menggunakan akad mudharabah yang terdapat pada penghimpunan dana, bank yang diteliti yaitu Bank Syariah Mandiri, tetapi pada penelitian Cabang Kudus dan penelitian Fairq sama dengan penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif deskriptif.

Hasil penelitian dari fariq adalah bahwa dalam penelitian tersebut Bank Syariah Mandiri Cabang Kudus sudah menerapkan akad mudharabah pada produk penghimpunan dana terbukti dengan adanya produk tabungan dan deposito dapat menarik minat para nasabah yang telah mulai hijrah menabung di Bank Syariah Mandiri cabang Kudus dibandingkan di bank konvensional.41

3. Rizkaumi Farida, “Implementasi Akad Mudharabah Muthlaqah pada Tabungan BTN Prima IB” (Studi Kasus di PT. Bank Tabungan Negara Persero TBK Kantor Canag Pembantu Syariah Jombang).42

Persamaan dari penelitian Rizkaumi dengan penelitian ini yaitu akadnya dimana menggunakan akad mudharabah muthlaqah dan penerapannya pada produk tabungan, tetapi penelitian Rizkaumi penerapannya di Tabungan IB Bank BTN dan metode yang digunakan

40 http://googlescholar.com, Fariq Falih, “Implementasi Akad Mudharabah Serta

Dampaknya Terhadap Produk Penghimpunan Dana di Bank Syariah Mandiri Kudus,(Semarang:

Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2010), diakses pada tanggal 12 Februari 2019.

41 www.googlescholar.com, Rizkaumi Farida, “Implementasi Akad Mudharabah Muthlaqah pada Tabungan BTN PRIMA IB (Studi kasus di PT. Bak Tabungan Negara (PERSERO) TBK Kantor Cabang Pembantu Syariah Jombang)”, (Tulungagung: Institusi Agama Islam Negeri Tulungagung, 2018), diakses pada tanggal 12 Februari 2019.

42 www.googlescholar.com, Rizkaumi Farida, “Implementasi Akad Mudharabah

Muthlaqah pada Produk Tabungan BTN PRIMA IB (Studi Kasus di PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO) TBK Kantor Cabang Pembantu Syariah Jombang)”, (Tulungagung: Institusi Agama Islam Negeri Tulungagung, 2018), diakses pada tanggal 12 Februari. 2019.

(44)

sama dengan penelitian ini yaitu metode kualitatif deskriptif.

Perbedaannya yaitu lokasi berbeda dimana Rizkaumi di Bank BTN Cabang Pembantu Syariah Jombang.

Dalam penelitian Rizkaumi hasil dari penelitiannya adalah dalam Bank BTN Cabang Pembantu Syariah Jombang menerapkan akad mudharabah muthlaqah secara optimal sesuai dengan fatwa DSN tentang tabungan yang memakai akad mudharabah, yaitu sudah memenuhi syarat dan rukun dari akad tersebut.

(45)

31 A. Tujuan Penelitian

Dengan melakukan penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai sebagai berikut:

Untuk menjelaskan konsep akad mudharabah muthlaqah dan implementasinya pada produk tabungan berencana di Bank Syariah Mandiri KCP Cirendeu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Bank Syariah Mandiri KCP Cirendeu yang beralamat di Jl. Cirendeu Raya No.29F, RT.14/RW.3, Cirendeu, Ciputat Timur., Kota Tangerang Selatan , Banten 15419.

Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada September 2018 – Februari 2019.

C. Latar Penelitian

Latar penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan penelitian.

Dimana tempatnya dilakukan di Bank Syariah Mandiri KCP Cirendeu. Yang menjadi obyek yaitu bagian-bagian yang terkait untuk diwawancari ialah karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Cirendeu tersebut. Alasan peneliti melakukan penelitian di Bank ini karena peneliti pernah melakukan praktek kerja lapangan (PKL) atau magang di bank tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2019.

(46)

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk kebenaran dalam penelitian tersebut. Oleh karena itu, metode penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Manfaatnya yaitu untuk mencari kebenaran dalam penelitian ini.43

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari sumbernya langsung terhadap perilaku yang diamati dan data yang diperoleh melalui wawancara, buku, maupun dari sejumlah dokumen.

Oleh karena itu, penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan fakta-fakta yang berhubungan dengan implementasi akad mudharabah muthlaqah pada tabungan berencana di Bank Syariah Mandiri KCP Cirendeu.

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Dimana dalam penelitian ini peneliti mengidentifikasi dan mengkaji tentang masalah yang sedang diteliti secara mendalam. Oleh karena itu, peneliti terlibat langsung untuk mengembangkan pola-pola dan relasi makna.

Penerapan pedekatan kualitatif pada penelitian ini ialah dengan mempertimbangkan kemungkinan data yang diperoleh dilapangan berupa data dalam bentuk fakta yang perlu adanya analisis secara mendalam.

43 Nana Syaodih Sukmadinata , Metode Penelitian Pendidikan,Cet , Ke-12, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), h.95.

(47)

Maka penedekatan kaulitatif penelitian ini akan mendorong pencapaian data yang bersifat lebih mendalam dimana peneliti terlibat langsung dengan penelitian ini dilapangan. Selanjutnya , dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data yang lebih berhubungan langsung dengan obyek penelitian.

Jadi penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian berdasarkan fakta-fakta atau kejadian yang tidak direkayasa dan penelitian ini menggunakan kata-kata, tulisan-tulisan atau gambaran-gambaran yang sesuai dengan fakta bukan penelitian yang menggunakan angka sebagai penjelasannya.44

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri KCP Cirendeu yang berada di wilayah Tangerang Selatan yang beralamat Jl.

Cirendeu Raya No.29F, RT.14/RW.3, Cirendeu, Ciputat Timur., Kota Tangerang Selatan, Banten 15419. Sedangkan objek penelitian dalam penelitian ini adalah akad Mudharabah Muthlaqah pada Produk Tabungan Berencana.

E. Data dan Sumber Data

Data adalah sekumpulan informasi yang biasanya berbentuk bilangan yang dihasilkan dari pengukuran atau perhitungan. Berdasarkan sifatnya data

44 Lika Syafaatul Wakhidda, Strategi Rekrutmen Karyawan Berbasis Standar Kualifikasi di Bank Syariah Mandiri KCP Cirendeu, (Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2018), h.37, t.d.

(48)

dibagi menjadi dua, yaitu data diskrit dan data kontinu.45 Dalam penelitian ini menggunakan data kuliatatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk bukan bilangan, atau dengan kata lain data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna atau berbentuk kategori.

Sumber data dalam penelitian ini disesuaikan dengan jenis data yang dikumpulkan. Maka berdasarkan hal tersebut, sumber data dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut:

1. Primer

Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber primer dimana diperoleh secara langsung dari sumbernya tanpa melalui media perantara.

Dalam penelitian ini sumber data primernya yakni sumber data yang diperoleh dan dikumpulkan langsung dari informasi yang ada di Bank Syariah Mandiri KCP Cirendeu yaitu data yang didapat dari sumber pertama baik individu maupun lembaga melalui hasil wawancara yang dilakukan oleh penelitian.

2. Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak diluar objek penelitian atau instansi terkait. Merupakan data primer yang diperoleh berupa data berbentuk dokumen, dalam hal ini yaitu hasil wawancara

45 Juliansyah Noor, Analisis Data Penelitian Ekonomi &Manajemen,(Jakarta: PT Grasindo, anggota Ikapi, 2014), h.13.

(49)

mengenai implementasi akad mudharabah muthlaqah du produk tabungan berencana KCP Cirendeu, sedangkan bahan pustaka terdiri dari literarut- literatur kepustakaan yang berkaitan dengan materi judul yang dibahas, baik itu berupa buku, jurnal, brosur, atau sumber-sumber lain yang relevan dengan pokok permasalahan yang diangkat penulis pada penelitian ini.

F. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Merupakan proses yang berlangsung sepanjang penelitian, dengan menggunakan seperangkat instrumen yang telah disiapkan, guna memperoleh informasi data melaluti studi pustaka, wawancara dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah penelitian sendiri dalam proses pengumpulan data ini, peneliti dapat melakukan analisis secara langsung, sesuai dengan informasi data yang diperoleh.

Dalam proses pengumpulan data, hasil data yang dilakukan peneliti yang berasal dari luar yaitu informasi dari buku, artikel, dokumen resmi dan lainnya selanjutnya akan dihimpun dengan data hasil dari wawancara yang peneliti dapat. Hal ini sebagai langkah awal penelitian untuk melakukan analisis data.

2. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan narasumber atau responden.

(50)

Percakapan yang berlangsung dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwancara (niterviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.46

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan pihak yang menjadi objek penelitian yang terkait adalah Vinny Tri Pangestuti selaku (Customer Service) dan Amelia Chrisdiani selaku (Back Office) dalam

Bank Syariah Mandiri KCP Cirendeu. Dalam penelitian ini digunakan alat pengumpulan data yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara terstruktural dan secara terperinci.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu data-data dan profil Bank Syariah Mandiri Pusat penelitian kepustakaan dan dokumen-dokumen yang diperoleh dari Bank Syariah Mandiri KCP Cirendeu khususnya dokumen yang berkaitan dengan tabungan berencana. Adapun dokumen tersebut antara lain arsip formulir pembukaan rekening tabungan berencana, brosur dan dokumen- dokumen lainnya.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif analisis data dilakukan dengan cara berbeda dan tidak berorientasi pengukuran dan perhitungan. Ada dua tahap analisis data dalam penelitian kualitatif yaitu: pertama pada tahap pengumpulan data dan oleh sebab itu analisis data dilakukan dilapangan: kedua dilakukan ketika mulai

46 Suharsimi Arikunto, Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta 2010), hal. 274.

(51)

dari tahap pengumpulan data sampai tahap penulisan laporan. Oleh sabab itulah, analisis data dalam penelitian kualitatif sering disebut sebagai analisis beerkelanjutan (ongoing analysis).47

Analisis data dilakukan dalam suatu proses. Proses berarti pelaksanaanya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan dilakukan secaa insentif, menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengarahan tenaga fisik dan pikiran dari peneliti dan selain menganalisis data peneliti juga mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasi atau menjustifikasi teori baru yang barangkali ditemukan.48

Setelah data yang di peroleh terkumpul melalui wawancara dan dokumentasi, serta informasi dan keterangan yang ditemukan dalam penelitian ini akan menjadi data yang kemudian dianalisis dengan metode deskriptif.

Agar lebih jelas dan rinci proses analisis data dapat diuraikan sebagai berikut:49

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mengingat data yang diperoleh di lapangan melalui wawancara yang disampaikan sangat kompleks, masih kasar dan belum sistematis, maka peneliti harus melakukan analisis dengan cara melakukan reduksi data.

Reduksi data berarti membuat rangkuman dari hasil wawancara, memilih tema, membuat kategori tertentu sehingga memiliki makna. Reduksi data

47Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, Ed.1, Cet.2, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2015), h.19.

48 Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet, Ke-1, (Jakarta: Gaung Prasada Press, 2009), h, 136.

49 Muhammad Afgari, Penerapan Akad Murabahah pada Pembiayaan KPR Syariah Berdasarkan Fatwa DSN MUI DI BTN Syariah Cabang Harmoni, (Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2018), h. 41. t.d.

(52)

merupakan bentuk analisis untuk mempertajam, memilih, memfokuskan, membuag dan menyusun data kearah pengambilan kesimpulan. Dalam prosesnya, maka data yang relevan disusun dan disistematiskan ke dalam pola dan kategori tertentu, sedangkan data yang tidak penting tidak digunakan.

Dari hasil data yang sudah terhimpul lalu memilih hal-hal yang pokok, memberikan fokus pada hal-hal penting, dengan mencari pola beserta tema dari apa yang peneliti dapatkan dilapangan. Karena jumlah data yang didapatkan peneliti cukup banyak, reduksi data akan membantu untuk lebih merincinya. Hal ini peneliti lakukan guna dapat menghasilkan data-data inti yang akan di tampilkan dalam penyajian data.

2. Display Data(Penyajian Data)

Display data merupakan proses menyajikan data setelah dilakukan reduksi data, penyajian data dalam penelitian kualitatif menyajikannya dapat berupa uraian singkat, bagan, grafik, maupun teks naratif. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang dimiliki peneliti berguna untuk memudahkan peneliti memahami suatu gambaran dan memberikan kemungkinan untuk melakukan penarikan kesimpulan serta pengambilan tindakan.

Setelah data dikumpulkan lalu dilakukan reduksi data, peneliti sudah menampilkan hasil penelitian dengan jelas, peneliti juga sudah dapat menampilkan dan menjelaskan hubungan antara data yang di dapat dari luar atau teori dengan hasil data yang peneliti dapatkan dilapangan.

(53)

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir adalah penarikan pada tahap ini untuk penarikan kesimpulan dan verifikasi. Analisis yang dilakukan selama pengumpulan data dan sesudah pengumpulan data ialah digunakan untuk menarik kesimpulan, sehingga dapat menemukan suatu peristiwa yang terjadi.

Dari hasil data yang peneliti sudah dapatkan dapat ditampilkan dan dijelaskan, disini peneliti sudah dapat memberikan kesimpulan dari hasil penelitian. Kesimpula disini merupakan jawaban dari rumusan masalah yaitu Impelemntasi akad muudharabah muthlaqah pada pada produk tabungan berencana berdasarkan fatwa DSN-MUI.

H. Validasi Data

Untuk mendapatkan keabsahan data maka peneliti menggunakan beberapa teknik pemeriksaan data, yaitu:

1. Uji Kredibilitas

Menurut Sugiyono, penguji kredibilitas dan penelitian kualitatif dapat dilakukan antara lain dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatid, dan member check.50

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan:

50 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alvabelta, 2010), h. 121.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai ciptaan Allah yang sangat berharga, kehidupan manusia berkembang baik secara fisik, mental maupun spiritual. Kejadian 11 :6 “Apapun  juga yang mereka rencanakan,

(1)Program Pemenuhan Hak-Hak Dasar penduduk Miskin terdiri dari 5 (lima) kegiatan, yaitu : 1.Pemberian makanan tambahan balita / anak sekolah bagi penduduk miskin / desa

Beberapa Ketentuan pada dalam Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha (Lembaran Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011

Kondisi partisipasi petani dari kelompok tani berbasis kesukuan rata-rata berada pada tangga kedua, sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada partisipasi yang diberikan petani

gambaran secara umum penduduk Kabupaten Poso Hasil SP 2010, sehingga dapat.. memberikan wacana awal bagi para pengambil keputusan dalam

Mit dieser Methodik können Aussa- gen über Parameter nicht mehr nur als wahr oder falsch („0“ oder „1“) klassifiziert werden, diese können nun auch teilweise wahr bzw..

c. Pengertian-pengertian di atas terdapat suatu gambaran bahwa akhlak merupakan gabungan dari kehendak dan kebiasaan yang menimbulkan kekuatan- kekuatan yang

( Sertifikat/Laporan ) Prosedur Pelayanan Informasi Digabung dengan permohonan pengambilan data Prosedur Pengajuan Pembuatan Benda Pamer Pengadaan Barang dan Jasa.. Prosedur