• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Jurnal Energi Dan Manufaktur - Unud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2025

Membagikan "PDF Jurnal Energi Dan Manufaktur - Unud"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL ENERGI DAN MANUFAKTUR

DEWAN REDAKSI

Ketua Penyunting : Prof. Dr. Tjokorda Gde Tirta Nindhia, ST, MT.

Penyunting Ahli : Prof. Dr. Ir. I GB Wijaya K. (Unud) Prof. Dr. Ir. I NG Antara, MEng. (Unud) Prof. Dr. Tjokorda Gde Tirta Nindhia, ST, MT. (Unud) Prof. I N Suprapta Winaya, ST, MASc, PhD. (Unud)

Dr.Eng. Made Sucipta,ST.,MT (Unud)

I Made Widiyarta,ST.,MEng.Sc.PhD (Unud) Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana,MT.,PhD (Unud) Dr. Ir. I Wayan Surata, M Erg (Unud) Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, MEng. (ITS) Prof. Ir. I N Sutantra, MSc, PhD. (ITS) Prof. Dr. Ir. I NG.Wardana, MEng. (UB)

Dr. Ir. Suhanan, DEA. (UGM)

Dr. Ir. Yanuar, MEng, MSc. (UI)

Prof. Dr. Ir. Johny Wahyudi S, DEA. (UI) Ir. I GN Wiratmaja Puja, MSME, PhD. (ITB) Dr. Ir. Dipl.Ing. Berkah Fajar TK. (Undip)

Prof. Dr. Ing. Ir. Harwin Saptoadi, MSE. (UGM)

Penyunting Pelaksana :

I Ketut Adi Atmika, ST., MT.

I Made Astika, ST., MErg, MT.

DNK. Putra Negara, ST, MSc.

IGK. Sukadana, ST., MT.

AAIA. Sri Komala Dewi, ST., MT.

Dr. Wayan Nata Septiadi, ST., MT.

I Gede Teddy Prananda Surya, ST.,MT

Alamat Redaksi

: Jurusan Teknik Mesin, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Badung – Bali. 80362 Telp./ Fax. : 0361 703321

e-mail :[email protected] [email protected]

(2)

Jurnal Energi dan Manufaktur Volume 7, Nomor 2, Oktober 2014

Kata Pengantar

Puji syukur tercurahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terbitnya Jurnal Energi dan Manufaktur Volume 7 Nomor 2 pada bulan Oktober 2014 ini, yang merupakan kelanjutan Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CakraM, Fakultas Teknik Universitas Udayana. Penerbitan jurnal ini bertujuan menyediakan media publikasi untuk hasil-hasil penelitian maupun kajian aplikasi dibidang Teknik Mesin, baik untuk penelitian dikalangan internal maupun eksternal kampus Universitas Udayana. Kami harap dapat lebih memperluas perkenalan dan interaksi dengan para peneliti dari institusi pendidikan maupun peneliti dan mengundang partisipasi penulis laporan/makalah penelitian dari luar Universitas Udayana lebih banyak lagi.

Dewan redaksi mengucapkan terima kasih atas dukungan dan motivasi dari rekan-rekan di kampus serta pimpinan jurusan dalam merealisasikan terbitnya jurnal ini. Dewan redaksi juga menyampaikan terima kasih atas partisipasi rekan-rekan peneliti, terlebih untuk partisipan dari luar Universitas Udayana yang telah mengirimkan naskahnya untuk dipublikasikan melalui Jurnal Energi dan Manufaktur Teknik Mesin Universitas Udayana. Dalam Volume 7, Nomor 2, Oktober 2014 ini disajikan tujuh belas artikel.

Akhirnya dewan redaksi berharap semoga artikel-artikel dalam jurnal ini bermanfaat bagi pembaca dan memperkuat semangat untuk ikut dalam mengembangkan ilmu dan teknologi terutama dibidang Teknik Mesin. Kami tunggu naskah-naskah untuk penerbitan berikutnya.

Dewan Redaksi

(3)

Daftar Isi

Pengaruh Besar Butiran Biji Jarak dan Arang Sekam Padi pada Briket dengan Perekat Kanji dan Tanah Liat terhadap Kadar Air, Nilai Kalor dan Laju Pembakarannya

(Panca Sunu Pamungkas, I W ayan Joniarta, Made W ijana)

119

Proses Bubut pada berbagai Jenis Kayu untuk Furnitur

(Rusnaldy, Achmad W idodo, Norman Iskandar, Berkah Fajar T.K)

125

Pengaruh Perubahan Bentuk Bead Panel Kendaraan terhadap Frekuensi Alamiah pada Kondisi Batas Bebas-bebas

(Sukanto, I Made Miasa, R. Soekrisno)

131

Studi Perencanaan Atap Panel Surya di Hotel The Royale Krakatau Cilegon (Zawahar Islamy, Agung Sudrajad)

137

Koefisien Perpindahan Panas dan Kerugian Jatuh Tekanan Aliran di dalam Pipa (Rr. Sri Poernomo Sari, T. Aswinsyah Hassan, D. Saputra, R. Malau)

141

Analisis perubahan Laju Korosi dan Kekerasan pada Pipa Baja ASTM A53 akibat Tegangan dalam dengan Metode C Ring

(Johannes Leonard)

145

Kajian Eksperimental Kekerasan Permukaan Polymer Ertalone 6SA pada Proses Milling (Sobron Lubis, Rosehan, Kevin Nataniel)

149

Analisa W aktu Baku Elemen Kerja pada pekerjaan penempelan Cutting Stiker di CV Cahaya Thesani

(I W ayan Sukania, Teddy Gunawan)

155

Analisa Gaya dan Daya Mesin Pencacah Rumput Gajah berkapasitas 1350 kg/jam (Liza Rusdiyana, Suhariyanto, Eddy W idiyono, Mahirul Mursid)

163

Analisa Beban Kerja Mahasiswa Praktek di Bengkel Teknologi Mekanik Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali

(M. Yusuf, Anom Santiana)

173

Redesain Tempat Kerja untuk Meningkatkan Kenyamanan dalam Proses Peleburan Paduan Perunggu Perajin Gamelan Bali di Desa Tihingan

(IGN. Priambadi, IKG. Sugita)

179

Auto Tuning PID Controller untuk mengendalikan Kecepatan DC Servomotor Robot Gripper 5 Jari

(I W ayan W idhiada, W ayan Reza Yuda Ade Putra, Cok. G. Indra Partha)

187

Perbaikan Performa Traksi dengan Modifikasi Rasio Gigi Transmisi

(I Gusti Agung Kade Suriadi, I Ketut Adi Atmika, I Made Dwi Budiana Penindra)

193

Permodelan Desain Sol Sepatu dengan Inovasi Penambahan Wave Spring (Redyarsa Dharma Bintara, Puspita Fajar Kharismaningtyas)

199

Pengaruh dan Pertimbangan Faktor Lingkungan untuk Peningkatan Kualitas pada Lini Produksi

(H. Harisupriyanto)

203

Pengaruh Jumlah Tingkat Destilasi Kontinyu Terhadap Kualitas dan Kapasitas Produksi Arak Bali sebagai Bahan Bakar Alternatif

(Sukadana. Tenaya)

211

Pengukuran Fluks Kalor Prosessor dengan Metode Simulasi Fluks Kalor Plat Datar (W ayan Nata Septiadi)

217

(4)
(5)

Redesain Tempat… (IGN. Priambadi,et al.) 179 179 179

Redesain Tempat Kerja Untuk Meningkatkan Kenyamanan Dalam Proses Peleburan Paduan Perunggu Perajin Gamelan Bali Di Desa

Tihingan

IGN. Priambadi1)*, IKG.Sugita1)

1)Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana Email: [email protected]

Abstrak

Gamelan Bali merupakan suatu alat akustik yang keberadaannya dimanfaatkan sebagai salah satu sarana pendukung dalam melakukan upacara ritual bagi umat Hindu di Bali. Desa Tihingan adalah merupakan ikon dari gamelan Bali, karena desa ini terkenal dengan produksi gamelannya dan terkenal sampai ke Mancanegara. Proses pembuatan gamelan dimulai dari peleburan paduan perunggu, forging, serta pelarasan yang bertujuan untuk mendapatkan nada dasar dari bilah gamelan. Proses peleburan adalah merupakan peleburan paduan perunggu yang terdiri dari unsur 80 % Cu dan 20 % Sn, dimana komposisi tersebut secara konvensional dipakai oleh perajin untuk menjaga kualitas gamelan yang dihasilkan. Pada proses peleburan paduan perunggu temperatur yang diperlukan ± 1083 o C, pencapaian temperatur ini tentunya menyebabkan temperatur lingkungan tempat kerja menjadi tinggi. Berdasarkan studi yang dilakukan temperatur tempat kerja perajin diukur dengan metode MRT rata-rata mencapai 42,69

± 0,73 o C, temperatur ini menunjukkan kondisi tempat kerja kurang nyaman. Berdasarkan kondisi tersebut, maka dilakukan studi terhadap tempat kerja perajin agar paparan panas yang terjadi dapat dikurangi sehingga tempat kerja perajin dapat ditingkatkan kenyamanannya. Studi yang dilakukan adalah mendesain ulang tempat kerja dengan memperhatikan konsep penugasan, lingkungan dan organisasi kerja. Penerapan ketiga konsep ini dalam proses pendesainan ulang (redesain) pada tempat kerja perajin dimulai dari paparan panas yang terjadi, selanjutnya dilakukan perhitungan dimensi dari tempat kerja yang didasarkan atas konsep termodinamika. Studi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa redesain yang dilakukan memberikan dampak yang positif terhadap kondisi lingkungan tempat kerja. Kondisi lingkungan tempat kerja perajin secara thermodinamika menunjukkan bahwa faktor kenyamanan mengalami peningkatan. Adapun perubahan dimensi bangunan sebelum redesain (S1) dan sesudah redesai (S2 ) tersebut mulai dari ketinggian total bangunan meningkat 35,33 %, perubahan terhadap volume ruang tempat kerja meningkat 26,19 %, luas ventilasi bertambah sebesar 6,08

%. .

Kata kunci: Redesain, kenyamanan, peleburan, paduan perunggu

Abstract

The Balinese gamelan is an acoustic instrument which existence was used as one means of support in performing ritual for Hindus in Bali. The village is famous for the production of gamelan and well-known internationally. Gamelan-making process starts from a bronze alloy casting, forging, and tunings which aims to get the basic tone of the blades gamelan. Casting process is an amalgamation of bronze alloy consisting of elements of 80% Cu and 20% Sn, wherein the composition is conventionally used to maintain the quality of the resulting gamelan. In the bronze alloy casting process required temperature ± 1083 ° C is certainly causing temperatures workplace environment becomes high. Based on studies conducted, workplace temperature measured by the method MRT average reached 42.69 ± 0.73 ° C, the temperature shows less comfortable working conditions. Under these conditions, then study was made of workplace artisans so that heat exposure occurs can be reduced so that the workplace can be improved.

Studies conducted is redesigning the workplace by taking into account the concept of the assignment, environmental and labor organizations. The third application of this concept in the process of redesign the craftsmen work starts from heat exposure occurs, then performed the calculation of the dimensions of the workplace that is based on the concept of thermodynamics. it can be concluded that the redesign made a positive impact on condition of the workplace environment. Environmental conditions in the workplace indicates that the comfort factor has increased. The change in the dimensions of the building before the redesign (S1) and after redesai (S2) of the total height of the building ranging from increased 35.33%, changes to the volume of work space increased 26.19%, ventilation increases by 6.08%.

Keywords: Redesigning, comfort, casting, bronze alloy

*Penulis korespondensi, HP: 081337610065, Email: [email protected]

(6)

Jurnal Energi dan Manufaktur Vol.7, No.2, Oktober 2014: 119-224 180 180 180 1. PENDAHULUAN

Proses peleburan merupakan langkah awal dalam pembuatan gamelan, dimana material yang dilebur adalah tembaga (Cu) dan timah putih (Sn) adapun komposisi dari masing-masing material tersebut 80 % Cu dan 20 % Sn. Komposisi ini menggambarkan kualitas terbaik yang sudah biasa dilakukan oleh perajin yang ada di desa Tihingan, dari hasil penelitian yang telah dilakukan komposisi tersebut nilai kekerasannya rata-rata 29,33 VHN [1]. Berdasarkan diagram fase Proses peleburan paduan perunggu terjadi pada temperatur 1083oC [2], dapat dilihat dari Gambar 1.

Gambar 1 Diagram fase paduan tembaga-timah [2]

Sampai mencapai temperatur tersebut tentu menyebabkan paparan panas dari tungku dalam proses pembakaran bahan bakar (arang) menyebabkan temperatur udara di tempat kerja menjadi kurang nyaman. Berdasarkan studi yang telah dilakukan temperatur udara di tempat kerja di ukur dengan metode MRT (mean radiant temperature)menunjukkan temperatur rata-rata sebesar 42,69

± 0,732oC, kecepatan angin 0,03 m/det2serta kelembaban relatif 70 %. Comfort zoneuntuk negara dengan dua musim memberikan toleransi temperatur panas lingkungan kerja 35 ÷ 40oC atau tingkat radiasi 510,163 ÷ 544,106 W/m2[3]. Tingkat kelembaban relatif di dalam ruangan kerja sebaiknya 30 s/d 60 % [4], kecepatan angin yang memberikan rasa nyaman di dalam ruangan saat kondisi lingkungan yang panas minimal 0,18 m/det [5].

Gambaran kondisi diatas terjadi karena tempat kerja perajin belum memperhatikan faktor kenyamanan kerja, disini perajin rata-rata lebih mementingkan produksi yang diharapkan. Tempat kerja perajin rata-rata mempunyai luas 30 m2, dengan ventilasi seadanya serta tinggi atap yang rendah, sehingga udara panas hasil pembakaran lambat keluar karena tarikan secara gravitasi rendah.

Hal ini mengakibatkan temperatur udara di tempat kerja menjadi tinggi.

2. METODE

Untuk menjawab permasalahan yang ada, maka dalam studi dilakukan beberapa langkah- langkah pendekatan seperti :

- Tempat kerja yang di redesain hanya satu dan mempunyai luasan 30 m2, dalam penentuannya dilakukan secara acak dari 25 tempat kerja . Dalam pengambilan sampel dilakukan pengundian dengan cara pemberian abjad untuk masing-masing tempat kerja.

- Pengambilan data dilakukan sebelum dan sesudah di redesain, meliputi temperatur yang didasarkan dengan metode MRT (mean radiant temperature) dengan pengulangan sebanyak 3 kali.. Berdasarkan ASHRAE Standard 55P [6] menghitung MRT digunakan persamaan di bawah ini :

MRT  T

1

. 

1

 T

2

. 

2

 T

3

. 

3

 ...  T

n

. 

n

360

( 1 )

T = temperatur permukaan sesuai sudut pengukuran (oC)

Θ = sudut paparan (o), ditetapkan berdasarkan mobilitas perajin saat melakukan aktivitasnya Total sudut pengukuran θ adalah 360o

- Perhitungan ventilasi, yang berfungsi untuk memberikan sirkulasi udara di tempat kerja, luas ventilasi dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

[7]

(7)

Redesain Tempat… (IGN. Priambadi,et al.) 181 181 181 Δp = perbedaan tekanan dari sumber panas ke udara atmosfir

= p1– p2

(atm) p1 = tekanan di tempat kerja

p2

V

= tekanan udara luar = 1 atm

= volume ruang (m3) R = konstanta

= 0, 286 kJ/kg K

ρ = massa jenis udara (kg/m3) g = percepatan gravitasi (m/det2)

i o

L

j

 Q

(m2) ( 2 )

v

1

2

3

4

Tungku

Gambar 2 Penempatan probe dari thermokopel Kapasitas aliran udara panas (Q) dihitung dengan persamaan :

Q  H

. Cp . p (t

60

i

 t

o

) m

3

/ det

( 3 )

dimana :

L = luas ventilasi (m2)

Q = kapasitas udara panas di ruang kerja (m3/det) v = kecepatan angin diukur pada kondisi alamiah (m/det) Cp = panas jenis udara pada tekanan konstan = 1025 J/kgoC H = panas yang dipindahkan (W att = Joule/detik)

t = temperatur udara di dalam ruangan (oC) t = temperatur udara di luar ruangan (oC)

- Menghitung laluan gas asap dengan tarikan alamiah digunakan dengan persamaan [8]:

p1.V=n.R.T ( 4 )

 p   . g . h (atm)

( 5 )

dimana :

(8)

Jurnal Energi dan Manufaktur Vol.7, No.2, Oktober 2014: 119-224 182 182 182

Temperaturtempatkerja

Langkah-langkah studi yang dilakukan

Penentuan sampel

Data sebelum redesain, pengukuran :

- MRT1

- Kecepatan angin - Kelembaban - Intensitas cahaya Menghitung untuk redesain

- Luas ventilasi (L) - Ketinggian atap (h)

Melakukan redesain sesuai dengan data hasil perhitungan

Data sesesudah redesain, Pengukuran :

- MRT2

- Kecepatan angin - Kelembaban - Intensitas cahaya

Hasil dan Kesimpulan

Gambar 3 Langkah-langkah studi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil dari studi yang dilakukan terhadap redesain tempat kerja perajin gamelan adalah sebagai berikut : Kondisi lingkungan sebelum redesain (S1) dan setelah redesain (S2) seperti temperatur, kecepatan angin, intensitas cahaya, kelembaban relatif pengukurannya dilakukan dengan pengulangan tiga kali pada hari yang berbeda, hasilnya seperti berikut :

318

316

314 S1

S2 312

310

MRT1 MRT2 MRT3

Gambar 1 Temperatur di tempat Kerja

Gambar 1 menggambarkan temperatur rata-rata di tempat kerja yang diukur berdasarkan metode MRT (mean radiant temperature) tren mengalami penurunan yang signifikan, dimana sebelum

(9)

Redesain Tempat… (IGN. Priambadi,et al.) 183 183 183

IntensitasCahaya(Lux)KecepatanAngin(m/det)

redesain (S1) temperatur rata-rata di tempat kerja 316,41K dan setelah redesain temperatur rata-rata di tempat kerja 312,89 K kondisi ini terukur pada rentang waktu pukul 7.00 ÷ 11.00 W ita.

0.2

0.15

0.1 S1

0.05 S2

0

7.00 8.00 9.00 10.00 11.00

Waktu

Gambar 2 Kecepatan angin di tempat kerja

Pada Gambar 2, menggambarkan perubahan kecepatan angin yang terjadi di tempat kerja setelah dilakukan redesain. Perubahan yang terjadi cukup signifikan dimana rerata kecepatan angin sebelum redesain (S1) 0,03 m/det, setelah redesain (S2) 0,17 m/det.

60 50 40

30 S1

20 S2

10 0

7.00 8.00 9.00 10.00 11.00

Waktu Pengambilan Data

Gambar 3 Intensitas cahaya di tempat kerja

Gambar 3 menggambarkan intensitas cahaya yang terjadi di tempat kerja mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dimana kondisi intensitas cahaya sebelum redesain rerata 45,93 Lux sedangkan setelah redesain 55,47 Lux. Intensitas cahaya setelah redesain ini cukup memudahkan perajin melihat matangnya hasil peleburan paduan prunggu

(10)

Jurnal Energi dan Manufaktur Vol.7, No.2, Oktober 2014: 119-224 184 184 184

KelembabanRelatif

72 70 68 66 64

62 S1

60 S2

58 56 54

7.00 8.00 9.00 10.00 11.00

Waktu Pengambilan Data

Gambar 4 Kelembaban relatif di tempat kerja

Gambar 4 menggambarkan redesain yang dilakukan pada tempat kerja peleburan paduan perunggu mengalami penurunan kelembaban relatif yang signifikan, dimana sebelum redesain (S1) 70 % dan setelah redesain 60 %. Kondisi ini cukup memberikan kenyamanan bagi perajin dalam melakukan aktivitasnya.

Tabel 1 Karakteristik Kondisi Udara di Tempat Kerja

Karakteristik Besaran Satuan

Beda tekanan udara di tempat tekanan udara atmosfir (Δp)

kerja dengan

1,31 N/m2

Konstanta udara (R) 0,286 Nm/kg.K

Massa jenis udara di tempat kerja 0,002 Kg/m3

Tabel 1 karakteristik kondisi udara di tempat kerja menggambarkan beda tekanan yang terjadi saat proses peleburan yang terjadi di tempat kerja perajin, beda tekanan ini berfungsi untuk menghitung ketinggian atap sebagai laluan gas panas yang dihasilkan pada saat peleburan.

Ketinggian atap ini diharapkan memberikan manfaat pada kemampuan mengeluarkan gas panas tersebut ke lingkungan secara alamiah.

Tabel 2 Karakteristik Kondisi kerja Berdasarkan Temperatur

Karakteristik Besaran Satuan

Temperatur udara lingkungan 298,97 K

Temperatur di tempat kerja berdasarkan

rerata MRT 316,414 K

Temperatur operasi 307,692 K

Kapasitas aliran udara panas di tempat

kerja (Q) 0,114 m3/det

Panas yang dipindahkan (H) 0,001 J/det

Panas jenis udara pada tekanan konstan (Cp)

Kecepatan angin di tempat kerja (v)

1025 0,03

J/kg.K m/det

Karakteristik tempat kerja menggambarkan bentuk serta dimensi tempat kerja perajin dalam melakukan aktivitasnya. Dimensi ini didapat dari perhitungan dengan menerapkan konsep termodinamika, selanjutnya berdasarkan dimensi tersebut baru melakukan redesain tempat kerja.

(11)

Redesain Tempat… (IGN. Priambadi,et al.) 185 185 185 Karakteristik tempat kerja sesuai dengan Tabel 5.

Tabel 5 Karakteristik Tempat Kerja

Ukuran (m) Luas (m2) Volume (m3) Karakteristik

S1 S2 S1 S2 S1 S2

Tempat kerja 5 x 6 5 x 6 30 30 70,5 100,5

Tinggi atap

Tinggi atap laluan asap

gas

1,5 1,5

1

3,75 3,75 1,5

22,5 22,5 3 Tinggi dinding

Ventilasi (celah

2,35 3,5

udara sebelah selatan)

12 titik 0,2 x 0,1 0,2 x 0,1 0,24 0,24

Ventilasi (celah udara

sebelah timur 4 titik) 0,36 x 0,16 0,23

Ukuran pintu selatan ( kebun) sebagai

ventilasi di saat kerja 0,8 x 1,8 0,18 x 1,8 1,44 1,44 Ukuran pintu utara

(menghadap pekarangan rumah)

sebagai ventilasi 0,8 x 2,35 0,8 x 2,35 1,88 1,88

1,5 m 1 m

1,5 m

2,3 m 3,35 m

6 m 6 m

5 m

a. Sketsa sebelum redesain

5 m

b. Sketsa sesudah redesain

Gambar 4 Sketsa tempat kerja sebelum dan sesudah redesain

Hasil dari studi yang dilakukan ternyata perbaikan kondisi kerja yang didasarkan konsep thermodinamika memberikan perubahan dimensi ruang tempat kerja. Perubahan dimensi ruang pada tempat kerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap faktor mikroklimat di tempat kerja perajin. Perubahan terhadap faktor mikroklimat ini ternyata memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kelembaban relatif dan kecepatan aliran udara serta intensitas cahaya [9], [10] ,[11]. Hasil wawancara (subjektif) rata-rata perajin di tempat penelitian mengatakan kondisi setelah dilakukan redesain memberikan rasa lebih nyaman dari sebelumnya. Paparan panas yang berlebihan mengakibatkan reaksi fisiologi mulai dari yang sangat sederhana sampai terjadinya penyakit yang sangat serius [12].

3. SIMPULAN

Berdasarkan hasil dari studi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa redesain yang dilakukan memberikan dampak yang positif terhadap kondisi lingkungan tempat kerja. Kondisi lingkungan tempat kerja perajin secara thermodinamika menunjukkan bahwa faktor kenyamanan mengalami peningkatan. Adapun perubahan dimensi bangunan tersebut mulai dari ketinggian total bangunan meningkat 35,33 %, perubahan terhadap volume ruang tempat kerja meningkat 26,19 %, luas

(12)

Jurnal Energi dan Manufaktur Vol.7, No.2, Oktober 2014: 119-224 186 186 186 ventilasi bertambah sebesar 6,08 %. .

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sugita I.K.G., Priambadi, I .G.N dan Kusuma K,C.I 2006. Studi Eksperimental Variasi Komposisi Campuran Perunggu dan Variasi Beban Close Forging Terhadap Sifat Ketangguhan Retak Dan Kekerasan Material Perunggu Gamelan Bali. Research Grant.

Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana. TPSDP- Batch II

[2] Surdia,T dan Chijiwa,K. 1996, Teknik Pengecoran Logam, edisi ketujuh,Pradnya Pramita, Jakarta.

[3] Grandjean, E., Kroemer, 2000. Fitting the Task to The Human. A textbook of Occupational Ergonomic.5thedition. Piladelphie : Taylor & Francis.

[4] Balaras. 2007.HVAC and indoor thermal conditions in hospital operating rooms. Energy and Buildings

[5] Olesen, B. W . 2004. International standars for the indoor environment.Indoor Air.

[6] ASHRAE Standard 55P. 2003.Thermal Environmental Conditons for Human Occupancy.

[7] Satwiko, P. 2004.Fisika Bangunan 1. Edisi 1. Yogjakarta; ANDI.

[8] Yunus, A. C and Michael A. B. 2006. Thermodynamics. An Engineering Approach. Fifth edition in SI units. The Mc Graw-Hill companies. Printed in Singapore.

[9] Cengel, Y.A and Boles, M. 1989. Thermodinamics an Engineering Approach. Mc.Graw-Hill Book Company, Singapore.

[10] Kuehn, T. H., Ramsey, J. W . and Threlkeld, J. L. (1998)Thermal Environmental Engineering.

3rd edition. Upper Saddle River: Prentice-Hall Inc.

[11] Meng, Q., Li, Q., Zhao, L., Chen, Z., Chen, Y. and W ang, S. (2009) A case study of thermal environment in airport terminal building under natural ventilation.Journal of Asian Architecture and Building Engineering, vol. 8, pp. 221-227.

[12] Bernard, T. E. (1996).Occupational Heat Stress. Marcel Dekker Inc. USA.

(13)

Jurnal Energi dan Manufaktur Sekretariat: Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Badung – Bali 80362 Telp./Fax.: 62 361 703321 E-mail: [email protected]

http://ejournal.unud.ac.id

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian ini maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1) Niat Berwirausaha di kalangan mahasiswa FEB UNUD dan FEB UNWAR termasukdalam

Hasil perbandingan intensitas cahaya pada lampu yang digunakan untuk mengetahui seberapa kuat intensitas cahaya yang dihasilkan dari rata-rata lampu bohlam, lampu

Hasil pengujian tarik dengan tensile test machine untuk pengambilan data diameter 29 mm, 33 mm dan 35 mm material AISI 4140 setelah dilakukan perlakuan panas quench tempering

Berdasarkan pada hasil analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1). Kinerja keuangan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi simpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) PHR berpengaruh langsung

Kriteria pemenuhan kebutuhan dan interaksi masyarakat dikelompokkan sebagai berikut: 75% = Sangat baik HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama, Mata pencaharian masyarakat sebelum dan sesudah

Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : - Pantai Natsepa cukup berpotensi sebagai daya tarik wisata bahari yang dapat dilihat dari

BAB V SIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya mengenai partisipasi penganggaran, konsep-konsep keperilakuan yang relevan dalam proses penyusunan anggaran, serta senjangan