• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Laporan Hasil Penelitian

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Laporan Hasil Penelitian"

Copied!
225
0
0

Teks penuh

Angka 5 artinya estimasi hasil maksimum (MSY) bernilai negatif, artinya produksi ikan dipengaruhi oleh musim penangkapan ikan, dan tuna dalam artian migrasi yang tidak menentu di perairan Selat Makassar. 45 Tabel 13 Produksi Ikan PPI Paranggai Kabupaten Parigi Moutong Tabel 14 Produksi Ikan Tuna PPI Pagimana Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2012.

Latar Belakang

Selain itu, kebijakan dan program pembangunan harus mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi (rata-rata 7%/tahun), berkualitas dan inklusif (menyerap banyak tenaga kerja dan tersebar secara proporsional ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia) serta ramah lingkungan dan berkelanjutan. sesuai dengan tujuan Guru. Rencana Perencanaan Pertumbuhan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Sedangkan program pembangunan harus mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi (rata-rata 7%/tahun) sesuai tujuan MP3EI.

Gambar 1.  Letak  Indonesia  pada  Lintasan  Pelayanan  Dunia,  Pola  Pergerakan  Kontainer Ekspor-Impor Indonesia 2007
Gambar 1. Letak Indonesia pada Lintasan Pelayanan Dunia, Pola Pergerakan Kontainer Ekspor-Impor Indonesia 2007

Batas-Batas Wilayah Pengelola Perikanan Laut

Sasaran pembangunan perikanan tangkap meliputi: (1) peningkatan produksi perikanan tangkap; (2) volume ekspor dan nilai hasil tangkapan; (3) pengembangan armada penangkapan ikan; (4) penyediaan ikan untuk konsumsi dalam negeri; (5) menciptakan lapangan kerja atau menyerap tenaga kerja/nelayan; dan (6) peningkatan PNBP. Peningkatan jumlah nelayan ini cukup menggembirakan karena menunjukkan bahwa sektor penangkapan ikan terus menciptakan lapangan kerja.

Tabel 4. Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap Tahun 1999-2004  Wilayah
Tabel 4. Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap Tahun 1999-2004 Wilayah

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

39 yang dapat diekspor antar daerah dan pasar internasional untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di provinsi Sulawesi Tengah. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi pelaku usaha dan ahli pelestarian lingkungan di bidang Kelautan dan Perikanan di Provinsi Sulawesi Tengah.

STUDI PUSTAKA

  • Sumberdaya Perikanan Pelagis
  • Konsep Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berkelanjutan
  • Model Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
  • Strategi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berkelanjutan

Tujuan pengelolaan sumber daya perikanan sebagaimana dikemukakan Dahuri (2002) dalam Koswara (2009) adalah (1) meningkatkan efisiensi dan produktivitas (economicefisiensi objektif), (2) pemerataan hasil dan kesejahteraan secara proporsional (equity objektif sosial) dan (3 ) mencapai keberlanjutan sumber daya (tujuan keberlanjutan ekologis). Analytic Hierarchy Process (AHP) yang dikemukakan Saaty (1983) dapat digunakan untuk menentukan prioritas kebijakan pengelolaan sumber daya perikanan.

METODE PENELITIAN

  • Waktu dan Lokasi Penelitian
  • Objek Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
  • Teknik Pengambilan Sampel
  • Teknik Analisis Data
  • Tahapan Analisis Data -Ekonomi-Sosial
    • Penyusunan Data Produksi dan Effort
    • Menghitung Catch per unit Effort (CPUE)
    • Standarisasi Effort
    • Standarisasi Biaya
    • Estimasi Maximum Sustainable Yield (MSY)
    • Estimasi Maximum Economic Yield
    • Estimasi Maximum Social Yield
  • Analisis Strategi Pengembangan
    • Analisis SWOT
    • Analisis QSPM
  • Bagan Tahapan Penelitian

Ketersediaan stok/konsistensi pasokan ikan merupakan kekuatan dengan skor AXB = 0,33, disusul jaringan distribusi pemasaran dengan skor AXB = 0,33. Ketersediaan stok/konsistensi pasokan ikan merupakan kekuatan dengan skor AXB = 0,33, disusul jaringan distribusi pemasaran dengan skor AXB = 0,39.

PEMBAHASAN

Keadaan Umum Daerah Penelitian

  • Iklim
  • Data Produksi ikan di pelabuhan perikanan tangkap
  • Metode Pengumpulan data
  • Pengumpulan Data untuk ikan yang didaratkan

Pendataan produksi ikan tuna di pelabuhan perikanan diperoleh dari log harian kapal/kapal motor yang mendarat di tempat pendaratan ikan, yang kemudian direkapitulasi setiap bulan menggunakan daftar produksi perusahaan perikanan laut/catatan produksi tempat pendaratan ikan. Pelabuhan Perikanan mengirimkan data sekunder ke Direktorat Jenderal Perikanan (Ditjen Sumber Daya Ikan) dengan tembusan ke Kanwil Kelautan dan Perikanan, Kanwil Kelautan dan Perikanan mengirimkan data dari UPTD ke Ditjen Perikanan (Direktorat Sumber Daya Ikan).

Dukungan Sarana dan Prasarana Dalam Program Revitalisasi Perikanan

  • Pelabuhan Perikanan / Pangkalan Pendaratan ikan (PPI)
  • Profil Pangkalan Pendaratan ikan (PPI) di Sulawesi Tengah
  • Kegiatan Operasional Pendaratan ikan

Hasil produksi ikan yang dihasilkan pelabuhan PPI Pagimana dapat dilihat pada tabel data produksi ikan di bawah ini. Produksi ikan hasil tangkapan 4 (empat) PPI di Provinsi Sulawesi Tengah tertinggi terdapat di PPI Labuan Bajo yaitu sebesar 57,24% dari total produksi 1.200 kg yang meliputi ikan kapur sirih, cakalang, cod, tongkol dan cakalang. Sayang. Pada triwulan I, ikan yang paling sedikit tertangkap yaitu layang-layang hanya sebesar 4,09% dari total produksi ikan yang ditangkap dan hanya tercatat di PPI Paranggi Kabupaten Parigi Moutong.

Data Nilai Produksi Ikan di Pelabuhan PPI Kabupaten Parigi Moutong, PPI Pagimana Kabupaten Banggai, PPI Labuan Bajo, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Dari data produksi perikanan tangkap dapat diperoleh data nilai produksi ikan tuna dan data masing-masing PPI di Provinsi Sulawesi Tengah yang dapat dilihat di bawah ini.

Tabel  12. Produksi Ikan Tuna PPI Labuan Bajo Kabupaten Donggala   Tahun 2012
Tabel 12. Produksi Ikan Tuna PPI Labuan Bajo Kabupaten Donggala Tahun 2012

Data Mutu Produksi Ikan Di PPI Propinsi Sulawesi Tengah

  • Perkembangan Ekspor Perikanan Tangkap ke luar negeri

Tabel diatas menunjukkan kualitas III terbanyak ditangkap di PPI Labuan Bajo yaitu sebesar 69,51% dari total produksi tangkapan yaitu 111.923 kg. Sedangkan kualitas saya paling tinggi di PPI Paranggi Kabupaten Parigi Moutong yaitu 16,80% dari total produksi 26.101 kg. Produksi ikan tangkapan di PPI Provinsi Sulawesi Tengah secara umum didominasi oleh kualitas III. Hal ini terlihat dari grafik di atas, dimana produksi ikan mutu III mencapai 72,04% dari total produksi ikan tangkapan yaitu 155.362 kg.

Perkembangan perikanan tangkap Sulawesi Tengah tahun 2011 dengan negara tujuan ekspor yaitu Uni Eropa, Belgia, Italia, Perancis, Portugal dengan jumlah ekspor 7.586.877 kg atau 7,6 ton dengan nama perusahaan pengekspor PT. Grup Banggai Sentral dan CV. Perikanan Indotropis. Sumber Daya Perikanan Indotropis: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah, Model Pengelolaan Sumber Daya Perikanan 2012.

Grafik  7. Produksi Mutu Ikan di PPI Propinsi Sulawesi Tengah
Grafik 7. Produksi Mutu Ikan di PPI Propinsi Sulawesi Tengah

Estimasi Maximum Sustainable Yield (MSY) di Kabupaten Donggala

  • Estimasi MSY di Kabupaten Donggala
  • Estimasi Maximum Suistainable Yield (MSY) di Kabupaten
  • Estimasi Maximum Suistainable Yield (MSY) Kecamatan

CMSY Manfaat ekonomi dari nilai tersebut membuat pengelolaan ikan tuna di Kabupaten Donggala terus meningkat secara optimal dengan nilai ekonomi yang produktif, karena didukung oleh sarana dan prasarana seperti pelabuhan, gudang dan pabrik es, serta alat penangkapan ikan yang cukup memadai. besar, sehingga modelnya Tetap kami katakan bahwa pengelolaan perikanan tuna di Kabupaten Donggala sudah optimal dari hasil perhitungan estimasi Maximum Sustainable Yield (MSY) dengan menggunakan model surplus produksi Scahefer. Rata-rata tingkat pendidikan yang rendah, sumber daya manusia yang dimiliki nelayan sedikit dan pengetahuan mengenai lingkungan hidup sangat rendah, misalnya pencemaran lingkungan akibat pembuangan minyak, limbah di perairan dan hal ini akan menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan sekitar. Asumsikan rata-rata harga ikan yang diperoleh 2 malam di laut, hasil rata-rata 75kg-200kg, dan harga pasaran Rp.

4.400.000, dan tren harga ikan yang rendah, serta sistem perdagangan pemasaran ikan tuna bersifat oligopolistik, dan aktivitas biaya sosial sangat tinggi (biaya keluarga, pendidikan, kesehatan dan biaya operasional penangkapan ikan relatif tinggi, rata-rata untuk melaut adalah Rp 2.400.000,-, penghasilan dikurangi nakhoda, dan dikurangi awak kapal dengan gaji rata-rata 2 malam di laut, per

Analisis SWOT Pembangunan Subsektor Perikanan Tangkap Tuna dan

  • Analisis SWOT Kabupaten Donggala
  • Analisis SWOT Faktor Strategi Internal Pengembangan Armada

Berdasarkan matriks korelasi faktor internal dan eksternal serta hasil analisis SWOT, maka dapat ditentukan strategi pengembangan perikanan tangkap khususnya tuna di Kabupaten Donggala sebagai berikut:; dapat dijelaskan pada tabel matriks dibawah ini: Faktor internal pada analisis SWOT tahun 2008, faktor strategis internal yang mempengaruhi permintaan produk perikanan ikan pelagis yaitu infrastruktur pelabuhan yang tidak mendukung pengelolaan perikanan terdapat pada hasil SWOT, AXB= . Penjelasannya dapat dilihat pada tabel berikut Matriks faktor internal strategi pengembangan perikanan tuna tahun 2009. Berdasarkan matriks keterhubungan faktor internal, eksternal dan hasil analisis SWOT maka dapat ditentukan strategi pengembangan perikanan. penangkapan khususnya yang kami lakukan di Kabupaten Donggala adalah sebagai berikut :; dapat dijelaskan pada tabel matriks dibawah ini: Faktor strategis internal yang mempunyai kekuatan dalam analisis SWOT tahun 2010 antara lain; A). ketersediaan stok/b). konsistensi pasokan ikan, c). fasilitas penyimpanan, d). peralatan penangkapan ikan, prasarana penangkapan ikan, jaringan distribusi pemasaran nilai rata-rata poin AXB = 0,36.

Strategi pengembangan matriks keterkaitan faktor internal dan eksternal serta hasil analisis SWOT dapat ditentukan strategi pengembangan perikanan tangkap khususnya tuna di Kabupaten Donggala sebagai berikut; dapat dijelaskan pada tabel matriks dibawah ini: Faktor strategis internal yang mempunyai kekuatan pada analisis SWOT tahun 2012 antara lain; satu). ketersediaan stok, konsistensi penyediaan ikan, mempunyai skor 0,44 b). Strategi pengembangan ikan tuna berdasarkan matriks keterkaitan faktor internal dan eksternal serta hasil analisis SWOT, maka strategi pengembangan perikanan tangkap khususnya ikan tuna di Kabupaten Donggala dapat ditentukan sebagai berikut; dapat dijelaskan pada tabel matriks di bawah ini: Faktor strategis internal yang mempunyai kekuatan dalam analisis SWOT tahun ini antara lain; satu). ketersediaan stok, konsistensi penyediaan ikan, mempunyai skor 0,36, bobot A = 0,12, Peringkat B skor 3 dan skor AXB = 0,36 b).

Tabel 21  Matrik Faktor Strategi Internal Pengembangan Ikan  Tuna di Kabupaten  Donggala Tahun 2007
Tabel 21 Matrik Faktor Strategi Internal Pengembangan Ikan Tuna di Kabupaten Donggala Tahun 2007

Pembangunan Sub Sektor Perikanan Tangkap Tuna dan Arahan Strategi

  • Analisis SWOT Faktor Strategi Internal Pengembangan Armada
  • Faktor Strategi Eksternal Pengembangan Sumber daya ikan
  • Analisis SWOT Internal tahun 2009
  • Analisis SWOT Eksternal tahun 2009
  • Analisis SWOT Internal tahun 2010
  • Analisis SWOT Internal tahun 2011
  • Analisis SWOT Internal tahun 2012

Unsur SWOT pada faktor strategis internal pengembangan armada perikanan tuna pelagis di Kabupaten Parigi Moutong, berdasarkan matriks hubungan faktor internal dan eksternal serta hasil analisis SWOT, strategi dan pengembangan perikanan tangkap. khususnya tuna pelagis di Kabupaten Parigi Moutong, dapat ditentukan sebagai berikut. Hasil analisis SWOT faktor strategi eksternal stok tuna pelagis di PPI Kabupaten Parigi Moutong, faktor ancaman dengan nilai skor tertinggi dan terendah adalah 1). Berdasarkan matriks keterkaitan faktor internal dan eksternal serta hasil analisis SWOT maka dapat ditentukan strategi pengembangan perikanan tangkap khususnya ikan tuna di Kabupaten Parigi Mouting seperti pada tabel matriks di atas faktor-faktor tersebut.

Berdasarkan matriks hubungan faktor internal dan eksternal serta hasil analisis SWOT maka dapat ditentukan strategi pengembangan perikanan tangkap khususnya ikan tuna di kabupaten Parigi Moutong, sebagai berikut: dijelaskan pada tabel matriks dibawah ini: Faktor strategis internal yang menjadi kekuatan analisis SWOT 2010, meliputi ; A). Analisis faktor strategi pengembangan pada matriks keterkaitan internal dan eksternal serta hasil analisis SWOT dapat diketahui bahwa strategi pengembangan perikanan tangkap khususnya tuna di wilayah Parigi Moutong adalah sebagai berikut; dapat dijelaskan pada tabel matriks dibawah ini: Faktor strategis internal yang mempunyai keunggulan dalam analisis SWOT 2012 antara lain; A). ketersediaan stok konsistensi pasokan ikan mempunyai skor 0,30 b).

Tabel 41 Matrik Faktor Kebijakan Internal Pengembangan  Armada Kapal Ikan Tuna di Kabupaten Parigi Moutong
Tabel 41 Matrik Faktor Kebijakan Internal Pengembangan Armada Kapal Ikan Tuna di Kabupaten Parigi Moutong

Pembangunan Subsektor Perikanan Tangkap Tuna dan Arahan Strategi

  • Analisis SWOT Internal Tahun 2007
  • Analisis SWOT Internal Tahun 2008
  • Analisis SWOT Internal Tahun 2009
  • Analisis SWOT Internal Tahun 2010
  • Analisis SWOT Internal Tahun 2011
  • Analisis SWOT Internal Tahun 2012
  • Analisis SWOT Internal Tahun 2007-2012
  • a QSPM Pagimana Tahun 2007-2012
  • b QSPM Kabupaten Donggala 2007-2012
  • c QSPM Kabupaten Parimo Tahun 2007-2012

Kurangnya sarana penyimpanan menjadi faktor utama dengan hasil analisis SWOT mempunyai skor tertinggi yaitu AXB = 0,26 disusul peralatan penangkapan ikan. Ketersediaan stok/konsistensi pasokan ikan merupakan titik kuat dengan skor AXB = 0,39, disusul jaringan distribusi pemasaran dengan skor AXB = 0,27. Sarana penyimpanan yang kurang menjadi faktor terpenting dengan hasil analisis SWOT mempunyai skor AXB = 0,20, disusul peralatan penangkapan ikan dengan skor AXB = 0,26, prasarana pelabuhan dengan skor AXB = 0,24, pengelolaan kelompok masih rendah dengan skor AXB = 0,12, disusul distribusi pemasaran jaringan dengan skor AXB = 0,18.

0,10, masih banyak ikan yang mengandung bahan berbahaya dan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat, strategi ini harus dilaksanakan karena sebagian solar, oli dan bahan berbahaya dibuang ke laut dengan skor AXB = 0,11, kekurangan internal permodalan bagi pengembang usaha masih dengan skor AXB = 0,13, merupakan unsur kelemahan dalam rangka peningkatan produktivitas usaha penangkapan ikan. Keterbatasan alat tangkap menjadi faktor terpenting dimana hasil analisis SWOT memiliki skor tertinggi, AXB = 0,22, diikuti fasilitas penyimpanan dengan skor AXB = 0,20, infrastruktur pelabuhan dengan skor AXB = 0,18, pengelolaan kelompok masih selalu rendah dengan AXB skor = 0,12, ikan mengandung zat berbahaya. Diikuti dengan banyaknya ikan yang mengandung zat berbahaya dan berdampak negatif bagi kesehatan masyarakat. Strategi ini harus dilaksanakan karena sebagian solar, oli dan 186 bahan berbahaya dibuang ke laut dengan skor AXB = 0,13, rendahnya kualitas SDM nelayan dengan skor AXB = 0,12, kurangnya modal internal bagi pengembang usaha dengan skor AXB = 0,09 , unsur kelemahan untuk meningkatkan kegiatan penangkapan ikan adalah produktivitas.

Ketersediaan/konsistensi stok ikan merupakan kekuatan dengan skor AXB = 0,36, disusul jaringan distribusi pemasaran dengan skor AXB = 0,39.

Tabel 59 Matrik Faktor Strategi Internal Pengembangan  Penangkpan Tuna di Kec Pagimana Kab Banggai
Tabel 59 Matrik Faktor Strategi Internal Pengembangan Penangkpan Tuna di Kec Pagimana Kab Banggai

PENUTUP

Kesimpulan

Penggunaan Dana

Gambar

Gambar 1.  Letak  Indonesia  pada  Lintasan  Pelayanan  Dunia,  Pola  Pergerakan  Kontainer Ekspor-Impor Indonesia 2007
Grafik 2  :   Produksi Ikan Tuna di PPI Labuan Bajo Kab Donggala Tahun 2012
Gambar 4.  PPI  Paranggi Kabupaten Parigi Moutong  Pangkalan Pendaratan Ikan Pagimana Kabupaten Luwuk Banggai
Gambar 7. Perahu Tradisional Nelayan di PPI Labuan Bajo Kabupaten Donggala
+7

Referensi

Dokumen terkait

''Analisis SWOT faktor Internal dan Eksternal Pada Pengembangan Usaha Gula Merah Tebu Studi Kasus di UKM Bumi Asih, Kabupaten Bondowoso''.. Metode Penelitian