• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis SWOT Internal Tahun 2007-2012

Dalam dokumen PDF Laporan Hasil Penelitian (Halaman 186-200)

BAB IV PEMBAHASAN

4.7 Pembangunan Subsektor Perikanan Tangkap Tuna dan Arahan Strategi

4.7.7 Analisis SWOT Internal Tahun 2007-2012

185 Sumber: Data primer olahan 2012, pelabuhan PPI Kecamatan Pagimana

186 bahan-bahan berbahaya dibuang dilaut dengan skor AXB = 0.13, rendahnya kualitas SDM nelayan dengan skor AXB = 0.12, kurangnya modal internal bagi pengembang usaha dengan skor AXB = 0.09, merupakan unsur kelemahan dalam rangka meningkatkan produktivitas usaha penangkapan.

Strategi 1.Kekuatan

Ketersediaan stok / konsistensi pasokan ikan yang menjadi satu kekuatan dengan skor AXB = 0.36, disusul dengan jaringan distribusi pemasaran dengan skor AXB = 0.39.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 77. Matrik Faktor Strategi Internal Pengembangan Armada Kapal Ikan yang bertanggung Jawab

Tahun 2007 – 2012

Kode Unsur SWOT Bobot Rating Skor

Internal A B AXB

Kekuatan K1

K2

Ketersediaan stok/konsistensi pasokan ikan Jaringan distribusi pemasaran

0.12 0.13

3 3

0.36 0.39

Kelemahan L1

L2 L3 L4 L5 L6 L7

Ikan mengandung zat berbahaya Fasilitas pergudangan

Peralatan tangkap ikan Infrastruktur pelabuhan

Modal internal bagi pengembangan usaha Manajemen pengelola kelompok

SDM nelayan

0.13 0.10 0.11 0.09 0.11 0.09 0.12

1 2 2 2 1 1 1

0.13 0.20 0.22 0.18 0.11 0.09 0.12

Total 1.00 1.80

Sumber: Data primer olahan 2012, pelabuhan PPI Kecamatan Pagimana Faktor Eksternal

187 Faktor strategis di dalam item pertanyaan terdiri dari 9 (sembilan) pertanyaan yaitu :1). Peluang pengembangan usaha ke depan, 2). Dukungan pemerintah daerahm 3). Iklim, 4). Ancaman bencana alam, 5). Daya dukung lingkungan, 6). Nelayan dari luar daerah/luar negeri, 8). Kondisi perekonomian daerah, 9).Lembaga keuangan penyedia modal. Adapun kekuatan/kelemahan dari tahun 2007- 2012. Penjelasan ini dapat dilihat di dalam matrix pada tabel faktor external pengembangan aramada ikan pelagis tuna di Pelabuhan Bajo Kabupaten Donggala. Dapat dilihat penjelasan pada matrix dibawah ini :Unsur External pada peluang yaitu 1) skor nilai tertinggi pada peluang pengembangan usaha kedepan dengan nilai AXB = skor 39, menduduki rangking 1 pada grafik ini akan memperlihatkan ada peluang untuk usaha kedepan, artinya sarana-sarana perlu diperbaiki , sarana pabrik es, sarana armada ikan, 2). Iklim dengan nilai skor AXB = 0,30 artinya iklim didalam penangkapan ikan pelagis tuna musiman tergantung masa panen dan masa paceklik.

Musim panen nelayan dapat diketahui yaitu bulan Juni, Juli, Oktober, Nov dan Desember, dan musim paceklik, Januari, Februari, Maret, April dan Agustus.Iklim sangat tergantung para nelayan melaut, dan iklim sangat berpengaruh pada produksi ikan pelagis, jika iklim baik, maka produksi ikan banyak, dan jika iklim buruk maka hasil produksi ikan yang ditempuh selama 2-3 malam kurang berhasil, karena banyak ancaman dan tantangan.strategi perlu adanya penyuluhan kepada para nelayan agar menjalankan kegiatan pengelolaan sumber daya ikan pelagis dapat berjalan secara optimal, dan menguntungkan para nelayan.

Unsur External pada ancaman yaitu 1) perlunya dukungan pemerintah daerah dan daya dukung lingkungan terhadap nelayan menjadi ancaman nomor satu dikecamatan pagimana sehingga lambat laun nelayan di daerah tersebut akan merasa senang dibuktikan masing-masing skor AXB = 0.20, kurangnya lembaga keuangan penyedia modal bagi para nelayan dengan skor AXB = 0.26, ancaman bencana alam dengan skor AXB = 0.12 dimana provinsi Sulawesi Tengah merupakan supermarket bencana semua jenis bencana ada, factor selanjutnya yang menjadi ancaman yaitu nelayan dari luar daerah / luar negeri dengan skor AXB = 0.11 dan kebijakan impor ikan keluar negeri dengan skor AXB = 0.10.

dengan hasil tersebut maka diharapkan kepada pemerintah kecamatan pagimana kiranya bisa bekerja sama dengan pihak pemerintah daerah agar lebih memperhatikan nasib para nelayan.

Tabel 78. Matrik Faktor Strategi Eksternal Pengembangan Armada Kapal Ikan yang bertanggung Jawab

Tahun 2007 – 2012

188

Kode Unsur SWOT Bobot Rating Skor

Eksternal A B AXB

Peluang P1

P2

Peluang pengembangan usaha kedepan Iklim

0.13 0.10

3 3

0.39 0.30

Ancaman A1

A2 A3 A4 A5 A6 A7

Dukungan pemerintah daerah Ancaman bencana alam Daya dukung lingkungan

Nelayan dari luar daerah/luar negeri Kebijakan import ikan dari luar negeri Kondisi perekonomian daerah

Lembaga keuangan penyedia modal

0.10 0.12 0.10 0.11 0.10 0.11 0.13

2 1 2 1 1 2 2

0.20 0.12 0.20 0.11 0.10 0.22 0.26

Total 1.00 1.90

Sumber: Data primer olahan 2012, pelabuhan PPI Kecamatan Pagimana

Tabel 79. Model Matrik Analisis SWOT

Factor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan

Ketersediaan stok/konsistensi pasokan ikan

Jaringan distribusi pemasaran

Kelemahan

- Ikan mengandung zat berbahaya

- Fasilitas pergudangan - Peralatan tangkap ikan - Infrastruktur pelabuhan - Modal internal bagi

pengembangan usaha - Manajemen pengelola

kelompok - SDM nelayan

Peluang

Peluang pengembangan usaha kedepan

Strategi KP Strategi LP

189 Iklim

Ancaman

- Dukungan pemerintah daerah - Ancaman bencana alam - Daya dukung lingkungan

- Nelayan dari luar daerah/luar negeri

- Kebijakan import ikan dari luar negeri

- Kondisi perekonomian daerah - Lembaga keuangan penyedia

modal

Strategi KP Strategi LP

Sumber: Data primer olahan 2012, pelabuhan PPI Kecamatan Pagimana 4.7.1 QSPM Pagimana Tahun 2007-2012

Quality Strategi Plane Management (QSPM), yaitu ada tiga strategi Rencana A,B,C,dan D nilai QSPM yang tertinggi terdapat pada strategi Rencana D dimana bobot tertinggi total 11,88 dan usaha pengembangan ke depan (0,78) dan iklim mempunyai rangking satu dengan nilai (1,2) . Iklim sangat berpengaruh pada produksi ikan, semakin baik iklim semakin meningkat hail produksi ikan tuna .dan kelemahan pada jaringan distribusi pemasaran (1,17), dan ketersediaan stock pasokan ikan.dan weaknesses (kelemahan) mempunyai nilai tertinggi (0,88), peralatan tangkap ikan belum memadai, sehingga perlu bantuan dari pihak pemerintah memberikan bantuan alat penangkapan ikan, semkain bnayak armada penangkapan dan peralatan penangkpan ikan semakin besar produksi ikan yang dihasilkan. Dan threats, (ancaman).

Tabel 80 QSPM Kabupaten Pagimana Tahun 2007-2012

190 Diperlukan strategi pengelolaan pengembangan ikan tuna yang optimal yang baik agar simberdaya dapat dimanfaatkan oleh manusia , saat ini tanpa harus meninggalkan beban, baik dari dari sisi ekologis, ekonomi maupun sosial bagi kehidupan yang akan datang.

4.7.2 QSPM Kabupaten Donggala Tahun 2007-2012

Rencana strategi di kabupaten Donggala mempunyai nilai rata-rata nilai (13,7) lebih tinggi dibandinkan dengan Kabupaten Parimo, Keterangan yang diperoleh dari peluang pengembangan usaha kedepan mempunyai nilai (12), dan untuk ancaman (threats) merupakan ancaman yaitu iklim (0,72), sangat berpengaruh untuk pengembangan pengelolaan tuna dipesesisir pantai selat Makassar.dan strengths (kekuatan) yaitu infrastruktur pelabuhan sangat mendukung untuk pengelolaan ikan tuna yang optimal seperti kekurangan sarana prasarana pabrik es, gudang penyimpanan stok ikan armada perikanan, dan peralatan penangkapan yang masih lemah di dalam pengelolaan belum optimal. Pelabuhan internaasional pasokan expoert ikan tuna keluar negeri, sangat perlu disiapkan untuk peluang pengembangan usaha kedepan .

Tabel 81. QSPM Kabupaten Donggala Tahun 2007-2012

191 Dan untuk kelemahan (weaknesses) modal internal pengembangan usaha nilai bobot (1,78), dan sumber daya manusia nelayan relatif rendah (0,6) manajemen pengelola kelompok Usaha bersama (KUB) masih relatif rendah, perlu rencana kegiatan rencana D dipirkan oleh pemerintah dalam hal pengelolaan sumber daya tuna pelagis dapat meningkat produksinya dan hasilnya dapat optimal.

4.7.3. QSPM Kabupaten Parimo Tahun 2007-2012

Rencana strategi QSPM mempunyai nilai score untuk kesempatan peluang pengembangan usaha kedepan sebesar nilai (1,08), dan daya dukung lingkungan nilai score (1,2).Diperlukan strategi pengelolaan yang baik agar sumberdaya tersebut dapat dimanfaatkan oleh manusia baik dari sisi ekonomi, ekologi dan kesehatan, dan sosial bagi kehidupan yang akan datang.

Tabel 82 QSPM Tahun 2007-2012 Kabupaten Parimo

192 Nilai threats iklim ( 0,78), dan peralatan tangkap ikan (1,17), sangat berpegaruh pada produksi ikan tuna di kabupaten Parimo, dan strengths yaitu peralatan tangkap ikan (1,17) dan sumber daya manusia nelayan (1,17) relatif rendah sehingga pengelolaan sumber daya ikan tuna belum optimal. Dan Weaknesses mempunyai nilai (0,38) fasilitas pergudangan masih belum memadai untuk penyimpanan ikan tuna.

Hasil Perhitungan Pelabuhan PPI Kabupaten Donggala

Fungsi Ut = a – bEt

_cons .1899639 1.95492 0.10 0.926 -4.593554 4.973482 et .0034031 .0013015 2.61 0.040 .0002184 .0065878 ut Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

Total .868186787 7 .124026684 Root MSE = .26006 Adj R-squared = 0.4547 Residual .40579725 6 .067632875 R-squared = 0.5326 Model .462389537 1 .462389537 Prob > F = 0.0399 F( 1, 6) = 6.84 Source SS df MS Number of obs = 8

Regresi y = a + bx a = 0.1899639 b = 0.0034031

193 y = 0.1899639 + 0.0034031

Ut = a - bEt

Ut = 0.1899 - 0.00340 Et a = 0.1899639

b = 0.0034031

CMSY = a² / 4b

CMSY = 0.1899² / (4 x 0.00340 ) CMSY = 2.650986

CMSY = a / 2b

CMSY = 0.1899 / (2 x 0.00340 )

CMSY = 27.91041 Manfaat Ekonomi nilai tersebut berarti pengelolaan ikan tuna di Kabupaten Donggala masih dikatakan sudah membaik secara ptimal dengan nilai ekonomi produktif, karena didukung oleh sarana dan prasarana, seperti halnya pelabuhan, gudang, dan pabrik es, serta alat penangkapan ikan yang cukup besar, sehingga model pengelolaan perikanan tuna di Kabupaten Donggala masih kami katakan optimal dari hasil perhitungan estimasi Maximum Suistainable Yield (MSY) dengan menggunakan model produksi surplus dari Scahefer.

Fungsi Ln(Ut+1) = a ln(qK) + b ln(Ut) + c (E + Et+1)

Et_Et1 float %9.0g Et + Et+1 lnEt float %9.0g

lnUt float %9.0g

variable name type format label variable label

storage display value

194

_cons .5928238 .5807325 1.02 0.365 -1.019548 2.205196 Et_Et1 .0006391 .0002574 2.48 0.068 -.0000756 .0013538 lnUt -.5087477 .451333 -1.13 0.323 -1.761849 .7443536 F.lnUt Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

Total .028129298 6 .004688216 Root MSE = .05054 Adj R-squared = 0.4551 Residual .010218121 4 .00255453 R-squared = 0.6367 Model .017911177 2 .008955589 Prob > F = 0.1320 F( 2, 4) = 3.51 Source SS df MS Number of obs = 7

Formulasi Estimasi Maximum Economic Yield (MEY) dapat diformulasikan sebagai berikut :Fungsi Ln(Ut+1) = a ln(qK) + b ln(Ut) + c (E + Et+1) dengan meregresikan hasil tangkapan per unit effort yang dilambangkan dengan U pada periode t+1 dan dengan U pada periode t serta penjumlahan effort pada periode t dan t=1 akan diperoleh parameter r, q dan K

Ln (Ut=1) = 0.5928238 (qK) + -0.5087477 (Ut) + 0.0006391 (E + Et+1) Fungsi Ln(Ut+1) = a ln(qK) + b ln(Ut) + c (E + Et+1) Ln(Ut+1) = 0.5928(qK)- -0.508(Ut) - 0.00063(Et+Et+1)

a = 0.5928238

b = -0.5087477

c = 0.0006391

r = 2(1-b)/(1 + b)

r = 6.1424 dimana r = pertumbuhan intrinsik penangkapan ikan tuna selama 5 tahun dikatakan

membaik.

q = -c (2+r) dan q = koefisien tangkap

q = -4.827 (Koefisien tangkap)

K = ea(2+r)(2r)/ q

K = -1.17458317272395E+25 artinya K = daya dukung lingkungan masih rendah, banyak terjadi pencemaran lingkungan yaitu pembuangan sampai bahan bakar kapal armada dibuang di laut.

195

E* = r/2q (1 - c/pqK)

E* = -0.636254693215758

Catatan :

p = Harga Ikan = 25000

c = Biaya Operasional = 1.66666667

Dapat dihitung upaya optimal yaitu :

h* = rK/4(1 + c/pqK) (1-c/pqK)

h* = -1.80370622214488E+2 (tingkat panen hasil) optimal sebesar :

Manfaat (rente) sosial optimal diperoleh: Estimasi Maximum Social Yield (MscY) yaitu :

π = ph* - cE*

π = -4.5092655553622E+29 adalah mempunyai nilai negatif artinya apabila dilihat dari manfaat sosial bahwa kegiatan nelayan tidak sepenuhnya dilakukan untuk biaya pendidikan atau kesehatan melainkan untuk kegiatan partisipasi kerabat dan keluarga, dan persentase pendapatan keluarga sekitar 50-80%. Tingkat pendidikan rata-rata rendah, dan para nelayan mempunyai SDM yang rendah serta pengetahuan tentang lingkungan sangat rendah seperti halnya, pencemaran lingkungan akibat pembuangan oli, sampah di perairan dan ini akan menimbulkan pencemaran lingkungan sekitarnya.

b.Estimasi Maximum Sustainable Yield (MSY) d Kabupaten Parimo Estimasi MSSY dilakukan :

Fungsi Ut = a – bEt

196

_cons -.067421 4.689627 -0.01 0.989 -11.54253 11.40768 et .0046784 .0089931 0.52 0.622 -.017327 .0266838 ut Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

Total 1.10244797 7 .157492567 Root MSE = .4193 Adj R-squared = -0.1163 Residual 1.05486825 6 .175811375 R-squared = 0.0432 Model .04757972 1 .04757972 Prob > F = 0.6215 F( 1, 6) = 0.27 Source SS df MS Number of obs = 8

Regresi y = a + bx a = -0.067421 b = 0.0046784

y = -0.067421 + 0.0046784 Ut = a - bEt

Ut = -0.067 - 0.00467 Et a = -0.067421

b = 0.0046784

Estimasi Maximum Social Yield (MscY) CMSY = a² / 4b

CMSY = -0.067² / (4 x 0.00467 ) CMSY = 0.242903

CMSY = a / 2b

CMSY = -0.067 / (2 x 0.00467 )

CMSY = -7.20556 artinya estimasi Maksimum Yield (MSY) adalah negatif artinya produksi ikan dipengaruhi oleh musiman penangkapan, dan ikan tuna dalam arti sifat migrasi tidak menentu di perairan Selat Makasar. Nilai MSY -7,20556 perhitungan membandingkan manfaat kegiatan sosial aktual dan manfaat sosial optimal, ternyata manfaat sosial aktual yang banyak berpengaruh pada hasil tangkapan lestari karena dipengaruhi variabel harga ikan dan biaya sosial. Dengan asumsi harga ikan rata-rata diperoleh melaut 2 malam menghasilkan Rata-rata 75kg-200 kg, dan harga dipasaran Rp. 22.000 per kg, = Rp. 4.400.000, dan kecenderungan harga

197 ikan rendah , dan sistem tata niaga pemasaran tuna bersifat oligopoli dan aktivitas biaya sosial sangat tinggi (kebutuhan biaya keluarga , biaya pendidikan, kesehatan dan biaya operasional penangkapan relatif tinggi rata-rata melaut menghabiskan Rp. 1.531.945. Dan membayar kepada juragan pinjaman rata-rata Rp. 2.000.000, sehinga pendapatan bersih diterima oleh nelayan sebesar Rp. 2.400.000, hasil pendapatan dikurangi juragan , dan dikurangi anak buah kapal rata- rata upah 2 malam melaut, per orang dikenakan upah Rp. 400.000 x 2 orang ABK = Rp. 800.000 sehingga pendapatan bersih diterima oleh nelayan sebesar = Rp. 1.600.000, selama 2 (dua) malam.

Fungsi Ln(Ut+1) = a ln(qK) + b ln(Ut) + c (E + Et+1)

Et_Et1 float %9.0g Et + Et+1 lnEt float %9.0g

lnUt float %9.0g

variable name type format label variable label

storage display value

_cons .4675193 3.038929 0.15 0.885 -7.9699 8.904939 Et_Et1 .0002289 .0029508 0.08 0.942 -.0079638 .0084217 lnUt .2072605 .4682525 0.44 0.681 -1.092817 1.507338 F.lnUt Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

Total .156802962 6 .026133827 Root MSE = .19275 Adj R-squared = -0.4216 Residual .148605303 4 .037151326 R-squared = 0.0523 Model .008197659 2 .004098829 Prob > F = 0.8982 F( 2, 4) = 0.11 Source SS df MS Number of obs = 7

Fungsi Ln(Ut+1) = a ln(qK) + b ln(Ut) + c (E + Et+1)

Ln (Ut=1) = -0.067421 (qK) + 0.0046784 (Ut) + 0.0002289 (E + Et+1)

Persamaan (MEY) atau Maximum Ekonomic Yield

Fungsi Ln(Ut+1) = a ln(qK) + b ln(Ut) + c (E + Et+1) Ln(Ut+1) = 0.4675(qK)- 0.2072(Ut) - 0.00022(Et+Et+1)

a = 0.4675193

b = 0.2072605

198

c = 0.0002289

r = pertumbuhan intrinsik

r = 2(1-b)/(1 + b)

r = 1.3132

q = koefisien tangkap

q = -c (2+r)

q = -1.549

K = daya dukung lingkungan

K = ea(2+r)(2r) / q

K = -37.7506457499657

Upaya Optimal

E* = r/2q (1 - c/pqK)

E* = 0.0109633009101564

Catatan :

p = Harga Ikan = 25000

c = Biaya Operasional = 57988479 h = tingkat panen atau hasil optimal h* = rK/4(1 + c/pqK) (1-c/pqK)

h* = 19488.8110368415 Manfaat ekonomi optimal π = ph* - cE*

π = 486584530.776439

b.Kecamatan Pagimana kabupaten Banggai Fungsi Ut = a – bEt

Dalam dokumen PDF Laporan Hasil Penelitian (Halaman 186-200)