• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis SWOT Internal Tahun 2007

Dalam dokumen PDF Laporan Hasil Penelitian (Halaman 158-162)

BAB IV PEMBAHASAN

4.7 Pembangunan Subsektor Perikanan Tangkap Tuna dan Arahan Strategi

4.7.1 Analisis SWOT Internal Tahun 2007

Analisis ini merupakan kondisi internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap pembentukan kelompok usaha bersama yang telah berlalu (history Internal Tuna), sampai dengan tahun 2012. Penjelasan Faktor Internal pada kolom matrix faktor strategis tersebut berikut ini dengan rentang jawaban skor antara 4,3,2,dan 1. Skor dijawab 3 atau 4 menunjukkan faktor strategis tersebut merupakan kekuatan yang makin besar, sedangkan jawaban responden skor 2 atau 1 menunjukkan faktor strategis itu merupakan kelemahan pengembangan armada kapal penangkapan ikan . Hasil SWOT Internal Faktor Strategis terdiri dari 9 (sembilan) pertanyaan) yaitu: 1). Ketersediaan stok/konsistensi pasokan ikan, 2). Ikan mengandung zat berbahaya, 3). Fasilitas pergudangan, 4). Peralatan tangkap ikan, 5). Infrastruktur pelabuhan, 6). Jaringan distribusi pemasaran, 7). Modal internal bagi pengembangan usaha, 8). Manajemen pengelola kelompok, 9) Sumber Daya Manusia nelayan. Dan penjelasan faktor Eksternal di dalam faktor Strategis terdapat 9 (sembilan) pertanyaan dan kekuatan/kelemahan di nilai dari tahun 2007-2012. Faktor Strategis meliputi 1). Peluang pengembangan usaha ke depan, 2). Dukungan pemerintah daerah, 3).

Iklim, 4). Ancaman bencana alam, 5). Daya dukung lingkungan, 6). Nelayan dari luar daerah/luar negeri, 8).Kondisi perekonomian daerah, 9).Lembaga Keuangan Penyedia Modal. Untuk melihat hasil SWOT Faktor Strategis Internal Pengembangan Armada kapal ikan di perairan Selat Makasar, dapat dilihat pada tabel Matrix dibawah ini.

Unsur SWOT pada faktor strategi internal pengembangan armada ikan pelagis tuna di Kecamatan Pagimana, bertolak pada matrik keterkaitan faktor internal, eksternal dan hasil analisis SWOT, maka dapat ditentukan Strategi dan pengembangan perikanan tangkap khususnya ikan pelagis tuna di Kecamatan Pagimana sebagai berikut :

Strategi 1. Kelemahan

Kurangnya fasilitas pergudangan menjadi factor terpenting dimana hasil analisis SWOT mempunyai skor tertinggi yakni AXB = 0.26 , disusul peralatan tangkap ikan

158 dengan skor AXB = 0.22, Infrastruktur pelabuhan dengan skor AXB = 0.20, manajemen pengelola kelompok yang masih rendah dengan skor AXB = 0.12, rendahnya kualitas SDM nelayan dengan skor AXB = 0.11, ikan mengandung zat berbahaya Berikut ini Masih banyaknya ikan mengandung zat berbahaya dan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat, strategi ini perlu diterapkan karena sebahagian solar, minyak dan bahan-bahan berbahaya dibuang dilaut dengan skor AXB = 0.11, kurangnya penyedia modal internal bagi pengembang usaha masih dengan skor AXB = 0.10, merupakan unsur kelemahan dalam rangka meningkatkan produktivitas usaha penangkapan.

Strategi 1. Kekuatan

Ketersediaan stok / konsistensi pasokan ikan yang menjadi satu kekuatan dengan skor AXB = 0.33, disusul dengan jaringan distribusi pemasaran dengan skor AXB = 0.33.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 59 Matrik Faktor Strategi Internal Pengembangan Penangkpan Tuna di Kec Pagimana Kab Banggai

Tahun 2007

Kode Unsur SWOT Bobot Rating Skor

Interrnal A B AXB

Kekuatan K1

K1

Ketersediaan stok/konsistensi pasokan ikan Jaringan distribusi pemasaran

0.11 0.11

3 3

0.33 0.33

Kelemahan L1

L2 L3 L4 L5 L6 L7

Ikan mengandung zat berbahaya Fasilitas pergudangan

Peralatan tangkap ikan Infrastruktur pelabuhan

Modal internal bagi pengembang usaha Manjemen pengelola kelompok

SDM nelayan

0.11 0.13 0.11 0.10 0.10 0.12 0.11

1 2 2 2 1 1 1

0.11 0.26 0.22 0.20 0.10 0.12 0.11

Total 1.00 1.78

Sumber: Data primer olahan 2012, pelabuhan PPI Kecamatan Pagimana

Faktor Eksternal

Faktor strategis di dalam item pertanyaan terdiri dari 9 (sembilan) pertanyaan yaitu :1). Peluang pengembangan usaha ke depan, 2). Dukungan pemerintah daerahm 3). Iklim, 4). Ancaman bencana alam, 5). Daya dukung lingkungan, 6). Nelayan dari luar daerah/luar negeri, 8). Kondisi perekonomian daerah, 9).Lembaga keuangan penyedia modal. Adapun

159 kekuatan/kelemahan dari tahun 2007- 2012. Penjelasan ini dapat dilihat di dalam matrix pada tabel faktor external pengembangan aramada ikan pelagis tuna di Pelabuhan Bajo Kabupaten Donggala. Dapat dilihat penjelasan pada matrix dibawah ini :Unsur External pada peluang yaitu 1) skor nilai tertinggi pada peluang pengembangan usaha kedepan dengan nilai AXB = skor 39, menduduki rangking 1 pada grafik ini akan memperlihatkan ada peluang untuk usaha kedepan, artinya sarana-sarana perlu diperbaiki , sarana pabrik es, sarana armada ikan, 2). Iklim dengan nilai skor AXB = 0,30 artinya iklim didalam penangkapan ikan pelagis tuna musiman tergantung masa panen dan masa paceklik.

Musim panen nelayan dapat diketahui yaitu bulan Juni, Juli, Oktober, Nov dan Desember, dan musim paceklik, Januari, Februari, Maret, April dan Agustus.Iklim sangat tergantung para nelayan melaut, dan iklim sangat berpengaruh pada produksi ikan pelagis, jika iklim baik, maka produksi ikan banyak, dan jika iklim buruk maka hasil produksi ikan yang ditempuh selama 2-3 malam kurang berhasil, karena banyak ancaman dan tantangan.strategi perlu adanya penyuluhan kepada para nelayan agar menjalankan kegiatan pengelolaan sumber daya ikan pelagis dapat berjalan secara optimal, dan menguntungkan para nelayan.

Unsur External pada ancaman yaitu 1) kurangnya dukungan pemerintah daerah terhadap nelayan menjadi ancaman nomor satu dikecamatan pagimana sehingga lambat laun nelayan di daerah tersebut akan berkurang dibuktikan dengan skor AXB = 0.22 , factor 2) yaitu daya dukung lingkungan dan kondisi perekonomian daerah yang yang masih rendah dengan skor AXB = 0.20, factor ke 3) kurangnya penyedian modal bagi para nelayan dengan skor AXB = 0.18 merupakan factor ancaman oleh karena itu pemerintah kecamatan pagimana yaitu ancaman bencana alam dengan skor AXB = 0.13 dimana provinsi Sulawesi Tengah merupakan supermarket bencana semua jenis bencana ada, terbatas dalam mengelola hasil tangkapan dengan skor AXB = 0.12, factor selanjutnya yang menjadi ancaman yaitu nelayan dari luar daerah / luar negeri dan kebijakan impor ikan keluar negeri dengan skor AXB = 0.12. dengan hasil tersebut maka diharapkan kepada pemerintah kecamatan pagimana kiranya bisa bekerja sama dengan pihak pemerintah daerah agar lebih memperhatikan nasib para nelayan.

Tabel 60 Matrik Faktor Strategi Eksternal Pengembangan Ikan Tuna

Kode Unsur SWOT Bobot Rating Skor

Eksternal A B AXB

160 Peluang

P1 P2

Peluang pengembangan usaha ke depan Iklim

0.13 0.10

3 3

0.39 0.30

Ancaman A1

A2 A3 A4 A5 A6 A7

Dukungan pemerintah daerah Ancaman bencana alam Daya dukung lingkungan

Nelayan dari luar daerah/luar negeri Kebijakan import ikan dari luar negeri Kondisi perekonomian daerah

Lembaga keuangan penyedia modal

0.11 0.13 0.10 0.12 0.12 0.10 0.09

2 1 2 1 1 2 2

0.22 0.13 0.20 0.12 0.12 0.20 0.18

Total 1.00 2.00

Sumber: Data primer olahan 2012, pelabuhan PPI Kecamatan Pagimana Tabel 61 Model Matrik Analisis SWOT

Factor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan 1. Ketersediaan

stok/konsistensi pasokan ikan

2. Jaringan distribusi pemasaran

Kelemahan

1. Ikan mengandung zat berbahaya

2. Fasilitas pergudangan 3. Peralatan tangkap ikan 4. Infrastruktur pelabuhan 5. Modal internal bagi

pengembang usaha

6. Manjemen pengelola kelompok

7. SDM nelayan Peluang

Peluang pengembangan usaha ke depan

Iklim

Kebijakan KP Kebijakan LP

Ancaman

1. Dukungan pemerintah daerah 2. IAncaman bencana alam 3. Daya dukung lingkungan

Kebijakan KP Kebijakan LP

161 4. Nelayan dari luar daerah/luar

negeri

5. Kebijakan import ikan dari luar negeri

6. Kondisi perekonomian daerah 7. Lembaga keuangan penyedia

modal

Sumber: Data primer olahan 2012, pelabuhan PPI Kecamatan Pagimana

Dalam dokumen PDF Laporan Hasil Penelitian (Halaman 158-162)