LAPORAN PENELITIAN
IDENTIFIKASI BAKTERI
PADA TOILET UMUM WANITA DI TEMPAT WISATA
PENELITI
DGD. Dharma Santhi, SSi, Apt,M.Kes
DEPARTEMEN PATOLOGI KLINIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
JULI 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesakan Laporan penelitian yang berjudul: “IDENTIFIKASI BAKTERI PADA TOILET UMUM WANITA DI TEMPAT WISATA”. Laporan penelitian ini merupakan studi pendahuluan untuk menjadi acuan dalam tahap penelitian Indentidikasi dan Isolasi bakteri dan jamur dalam mata uang rupiah dalam sirkulasi.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada rekan – rekan yang telah memberi kesempatan melakukan penelitian di Sub Lab Kesehatan Lingkungan RSUP. Sanglah serta ketua Departemen Patologi Klinik atas ijin penelitian yang diberikan. Laporan penelitian Studi Pendahuluan Jumlah Angka Kuman Pada Mata Uang Rupiah dapat diterima dan bermanfaat.
Denpasar, 23 Juli 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul Kata Pengantar Daftar isi Ringkasan
Bab I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
Bab. 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Toilet umum ... 4
2.2. Potensi Bahaya Toilet Umum ... 5
2.3. Penelitian Sejenis …………...………... 7
2.4. Bagan Alir Penelitian ……….………... 10
Bab. 3. Metode Penelitian 3.1. Rancangan Penelitian ... 11
3.2. Tempat dan Waktu ... 11
3.3. Populasi dan Subjek Penelitian... 11
3.4. Bahan Uji ……….. ... 12
3.5. Alat Penelitian ... 12
3.6. Prosedur penelitian ... 12
3.7. Analisis data ... 15
Bab. 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Jumlah Angka Kuman ... 17
4.2 Identifikasi Bakteri Patogen ...19
Bab. 5. Kesimpulan dan Saran ... 23
5.1 Kesimpulan ... 23
5.2 Saran ... 23
Daftar Pustaka ... 24
IDENTIFIKASI BAKTERI
PADA TOILET UMUM WANITA DI TEMPAT WISATA
Desak Gde Diah Dharma Santhi1)
1Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Jalan Diponegoro, Denpasar, Bali, Indonesia
[email protected] ABSTRAK
Pendahuluan: Toilet umum adalah sebuah ruangan yang dirancang khusus lengkap dengan kloset, persedian air bersih dan perlengkapan lain yang bersih, aman, dan higienis, dimana masyarakat dapat membuang hajat serta memenuhi kebutuhan fisik, sosial, dan psikologis lainnya. Umumnya toilet umum terdapat di setiap bangunan umum seperti hotel, rumah sakit, sekolah, kantor, terminal, mall, tempat ibadah, tempat wisata, dll. Sarana toilet umum diperuntukan untuk masyarakat umum yang berkunjung ke suatu tempat, sehingga pengguna toilet umum akan sangat beragam dan senantiasa berganti. Oleh sebab itu toilet dapat menjadi tempat/sarana penyebaran penyakit.
Tujuan: Untuk mengetahui profil bakteri dari toilet umum wanita di tempat wisata di Denpasar dilihat dari jumlah angka kumannya dan hasil identifikasi mikrorganisme patogen.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif dengan desain cross-sectional.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Accidental Sampling sebanyak 22 sampel. Bahan uji adalah adalah swab dari komponen toilet umum wanita di tempat wisata. Komponen dari toilet umum yang akan dijadikan sampel penelitian adalah handle pintu toilet, sink, flush/ jet spray, serta wastafel dari toilet umum tersebut. Sampel peralatan makan diambil dengan metode swab (mengusap permukaan peralatan makan), kemudian dibawa ke Laboratorium untuk diperiksa.
Hasil dan Pembahasan: Jumlah angka kuman terbanyak pada kelompok uji wastafel sebesar 0.04 x 104 – 48 x 104, sedangkan jumlah angka kuman yang paling sedikit yaitu pada handle toilet yaitu sebesar 0.030 x 104 – 1.2 x 104. Pada pemeriksaan identifikasi bakteri patogen, tidak ditemukan pertumbuhan bakteri patogen.
Kata Kunci: Toilet umum wanita, Jumlah Angka Kuman, Identifikasi Bakteri Patogen
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Toilet umum adalah sebuah ruangan yang dirancang khusus lengkap dengan kloset, persedian air bersih dan perlengkapan lain yang bersih, aman, dan higienis, dimana masyarakat dapat membuang hajat serta memenuhi kebutuhan fisik, sosial, dan psikologis lainnya. Umumnya toilet umum terdapat di setiap bangunan umum seperti hotel, rumah sakit, sekolah, kantor, terminal, mall, tempat ibadah, tempat wisata, dll (Adiwoso, N. 2019). Sarana toilet umum diperuntukan untuk masyarakat umum yang berkunjung ke suatu tempat, sehingga pengguna toilet umum akan sangat beragam dan senantiasa berganti. Oleh sebab itu toilet dapat menjadi tempat/sarana penyebaran penyakit (Dwipayanti, U. 2008).
Dalam beberapa tahun belakangan, penelitian menunjukkan transmisi penyakit oleh bakteri pathogen yang disebabkan oleh sanitasi dan hiegenitas yang tidak baik (Nuetey, 2014). Toilet umum dapat menjadi sumber utama penularan mikroba dan penyakit saat tidak dipelihara dan dibersihkan secara rutin (Ogba dan Ohio, 2019; Barker, J. dan Boone, S. A. 2013; Greed 2006). Beberapa sumber infeksi dari toilet umum berada pada tempat dudukan toilet karena merupakan suatu fomit, yaitu benda mati yang bisa menampung dan menularkan penyebab infeksi (Amala, S.E. dan Ade, A.J. 2015). Beberapa penelitian menunjukkan berbagai bakteri berbahaya yang teridentifikasi ditemukan di toilet umum, termasuk dari genus Escherichia, Salmonella, rotavirus, virus flu dan Staphylococcus termasuk Meticillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dan Streptococcus (Hooper 2001; Peleg dan Hooper 2010; Hooper dkk., 2010;
Flores dkk., 2011; Adewoyin dkk., 2013). Bakteri tersebut masuk ke toilet melalui kotoran manusia seperti urin dan feses (Viraraghavan dkk., 2007). Bahaya yang terkait dengan penggunaan toilet umum disebabkan oleh praktik sanitasi yang tidak baik dari pengguna toilet (Cheesbrough. M, 2006). Pengguna toilet yang terkontaminasi dapat menularkan bakteri dari tangan mereka ke pegangan pembilasan, gagang pintu dan faucet toilet serta pegangan dan peralatan pintu rumah tangga. Kursi dan tutup toilet, lantai di sekitarnya, dan permukaan di dekatnya dapat terkontaminasi oleh aerosol flush toilet yang diproduksi dalam
jumlah besar selama pembilasan (Barker dan Jones, 2005). Kemampuan patogen yang disimpan untuk bertahan hidup pada permukaan yang berbeda di toilet menimbulkan risiko besar infeksi pada pengguna toilet (Boone dan Gerba, 2007).
Waktu bertahan hidup tergantung pada jenis pathogen, seperti spesies Shigella, spesies Escherichia, spesies Clostridium, sindroma pernafasan akut (SARS) coronavirus, dan norovirus dapat bertahan hidup di permukaan selama berminggu- minggu atau bahkan berbulan-bulan (Kramer dkk., 2006).
Bakteri dari toilet umum sangat penting bagi kesehatan masyarakat ketika mereka memasuki tubuh melalui kontak tangan ke mulut atau kontak langsung dengan makanan yang mengarah ke penyakit (Sabra, 2013). Penyakit yang dapat ditularkan melalui penggunaan toilet umum meliputi: bisul dan food borne disease (Staphylococcus aureus dan Escherichia coli), Infeksi saluran kemih (ISK) dan diarhoea (Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa) dan sakit tenggorokan (Streptococcus pyogenes) (Peleg dan Hooper, 2010; Schmidt dan Brubaker, 2004). Untuk mengurangi risiko infeksi bakteri dari toilet, mencuci tangan secara teratur, mencuci sehari-hari secara menyeluruh, dan membersihkan toilet umum dengan desinfektan (setidaknya dua kali sehari) sangat direkomendasikan untuk program pengendalian infeksi (Boyce, 2007).
Kelayakan dan kebersihan toilet umum di setiap destinasi tempat wisata merupakan salah satu unsur penting. Kebersihan toilet umum dinilai dapat memengaruhi tingkat kunjungan wisata. Salah satu fasilitas yang ada pada tempat wisata yang paling banyak dipergunakan serta menimbulkan permasalahan adalah toilet umum. Fasilitas ini terlihat sepele namun terdapat anggapan bahwa kebersihan dari sebuah tempat wisata adalah terlihat dari toiletnya. Banyak tempat wisata yang masih mempunyai kondisi toilet umum yang sangat memprihatinkan, tidak hanya kebersihannya juga kondisi air pada sarana toilet tersebut harus lancar dan bersih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil bakteri dari toilet umum wanita di tempat wisata di Denpasar.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah profil bakteri dari toilet umum wanita di tempat wisata di Denpasar dilihat dari jumlah angka kuman serta identifikasi bakteri?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui profil bakteri dari toilet umum wanita di tempat wisata di Denpasar dilihat dari jumlah angka kuman serta identifikasi bakteri.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Toilet Umum
Toilet umum adalah sebuah ruangan yang dirancang khusus lengkap dengan kloset, persedian air bersih dan perlengkapan lain yang bersih, aman, dan higienis - dimana masyarakat di tempat-tempat domestik, komersial maupun publik dapat membuang hajat serta memenuhi kebutuhan fisik, sosial, dan psikologis lainnya.
Fasilitas ini ada disetiap bangunan, rumah, hotel, rumah sakit, sekolah , kantor, terminal, mall, tempat ibadah, tempat wisata, dll (Adiwoso, N. 2019).
Penggunaan toilet umum secara bergantian berpengaruh terhadap kesehatan dari para pengguna toilet umum yang dipengaruhi oleh sistem utilitas, perlengkapan dan peralatan dari toilet maupun dari perilaku dari para pengguna toilet umum tersebut.
Menurut WTO (World Toilet Organization) banyak penyakit menular yang penyebarannya ditengarai melalui toilet umum. Banyak toilet umum telah menerapkan sistem utilitas yang baik, peng-hawaan yang baik dan penerapan komponen lain yang sesuai dengan standarisasi. Namun pada kenyataannya banyak komponen toilet umum yang tidak diketahui oleh para pengguna yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka. Komponen toilet umum tersebut bergantian digunakan oleh para pengguna secara terus menerus dan bergantian.
Pada penggunaannya para pengguna dengan berbagai latar belakang kesehatan menyentuhnya, sebagai contoh seorang menyentuh handle pintu toilet setelah melakukan proses ekskresi tanpa mencuci terlebih dahulu tangannyanya dengan benar, dapat disimpulkan bahwa handle pintu tersebut telah mengandung bakteri yang dapat berpindah ke pengguna lain melalui proses sentuhan. Berdasarkan hasil survey dari WTO bahwa hampir 50% pria tidak mencuci tangannya setelah keluar dari toilet, sedangkan hampir 25% wanita tidak mencuci tangannya setelah keluar dari toilet .Banyak komponen pada toilet umum yang terlihat kering dan bersih dimana pada kenyataannya elemen tersebut tidaklah bersih dan mengandung banyak bakteri dan kotoran. Beberapa komponen tersebut antara lain:
1. Keran Air
Setelah keluar dari toilet orang akan mencuci tangan mereka di wastafel.
Penggunaan keran konvesional pada wastafel membutuhkan orang menyentuh keran tersebut untuk menyalakan dan mematikan air dari keran.
Sentuhan tersebut menyebabkan pertukaran bakteri dari satu tangan ke tangan lain.
2. Handle Pintu
Pada area masuk toilet orang akan membuka pintu dimana pada handle pintu tersebut orang akan menyentuh dan menyebabkan pertukaran bakteri 3. Hand Dryer
Untuk mengurangi penggunaan kertas saat sekarang ini banyak digunakan hand dryer sebagai alat pengering setelah mencuci tangan. Namun faktanya bahwa hand dryer memiliki bakteri yang banyak disebabkan udara hangat yang disukai bakteri untuk berkembang biak. Kemudian pada penggunaannya bakteri tersebut dihembuskan ke tangan, sehingga menyebabkan tangan lebih kotor dari sebelum mencuci tangan.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa elemen–elemen pada toilet umum terlihat bersih namun pada keyataannya mengandung banyak bakteri dan kuman (Widhianto. MA, 2015)
Kelayakan dan kebersihan toilet umum di setiap destinasi tempat wisata merupakan salah satu unsur penting. Kebersihan toilet umum dinilai dapat memengaruhi tingkat kunjungan wisata. Salah satu fasilitas yang ada pada tempat wisata yang paling banyak dipergunakan serta menimbulkan permasalahan adalah toilet umum. Fasilitas ini terlihat sepele namun terdapat anggapan bahwa kebersihan dari sebuah tempat wisata adalah terlihat dari toiletnya. Banyak tempat wisata yang masih mempunyai kondisi toilet umum yang sangat memprihatinkan, tidak hanya kebersihannya juga kondisi air pada sarana toilet tersebut harus lancar dan bersih.
2.2 Potensi Bahaya Toilet Umum
Toilet umum dapat menjadi sumber utama penularan mikroba dan penyakit saat tidak dibersihkan secara rutin (Barker, J. dan Boone, S. A. 2013). Beberapa
sumber infeksi dari toilet umum berada pada tempat dudukan toilet karena merupakan suatu fomit, yaitu benda mati yang bisa menampung dan menularkan penyebab infeksi (Amala, S.E. dan Ade, A.J. 2015). Beberapa penelitian menunjukkan berbagai bakteri berbahaya yang teridentifikasi ditemukan di toilet umum, termasuk dari genus Escherichia, Salmonella, rotavirus, virus flu dan Staphylococcus termasuk Meticillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dan Streptococcus (Hooper 2001; Peleg dan Hooper 2010; Hooper dkk., 2010;
Flores dkk., 2011; Adewoyin dkk., 2013). Bakteri tersebut masuk ke toilet melalui kotoran manusia seperti urin dan feses (Viraraghavan dkk., 2007). Bahaya yang terkait dengan penggunaan toilet umum disebabkan oleh praktik sanitasi yang tidak baik dari pengguna toilet (Cheesbrough. M, 2006). Pengguna toilet yang terkontaminasi dapat menularkan bakteri dari tangan mereka ke pegangan pembilasan, gagang pintu dan faucet toilet serta pegangan dan peralatan pintu rumah tangga. Kursi dan tutup toilet, lantai di sekitarnya, dan permukaan di dekatnya dapat terkontaminasi oleh aerosol flush toilet yang diproduksi dalam jumlah besar selama pembilasan (Barker dan Jones, 2005). Kemampuan patogen yang disimpan untuk bertahan hidup pada permukaan yang berbeda di toilet menimbulkan risiko besar infeksi pada pengguna toilet (Boone dan Gerba, 2007).
Waktu bertahan hidup tergantung pada jenis pathogen, seperti spesies Shigella, spesies Escherichia, spesies Clostridium, sindroma pernafasan akut (SARS) coronavirus, dan norovirus dapat bertahan hidup di permukaan selama berminggu- minggu atau bahkan berbulan-bulan (Kramer dkk., 2006).
Bakteri dari toilet umum sangat penting bagi kesehatan masyarakat ketika mereka memasuki tubuh melalui kontak tangan ke mulut atau kontak langsung dengan makanan yang mengarah ke penyakit (Sabra, 2013). Penyakit yang dapat ditularkan melalui penggunaan toilet umum meliputi: bisul dan food borne disease (Staphylococcus aureus dan Escherichia coli), Infeksi saluran kemih (ISK) dan diarhoea (Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa) dan sakit tenggorokan (Streptococcus pyogenes) (Peleg dan Hooper, 2010; Schmidt dan Brubaker, 2004). Untuk mengurangi risiko infeksi bakteri dari toilet, mencuci tangan secara teratur, mencuci sehari-hari secara menyeluruh, dan membersihkan toilet umum
dengan desinfektan (setidaknya dua kali sehari) sangat direkomendasikan untuk program pengendalian infeksi (Boyce, 2007).
2.3 Penelitian Sejenis
1. Sherifa Mostafa M. Sabra. 2013. Bacterial Public Health Hazard in the Public Female Restrooms at Taif, KSA. Middle-East J. Sci. Res., 14 (1): 63- 68
Penelitian yang dilakukan oleh Sabra tahun 2013 pada toilet umum wanita di Saudi Arabia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak kontaminasi bakteri dari toilet umum wanita yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Sampel penelitian adalah 20 sampel ruang toilet umum wanita, masing – masing diambil sampel dari pintu toilet, pegangan pintu toilet, dudukan edngan total specimen pemriksaan sebanyak 260 spesimen. Dari total 260 spesimen tersebut, 187 spesimen positif bakteri (71,9%) terutama diperoleh dari gagang pintu toilet. Dari hasil identifikasi doperoleh bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Bacillus spp.
dan Klebsiella pneumoniae, Enterococcus faecalis, Citrobacter spp., Pseudomonas aeruginosa dan Proteus mirablilis.
2. Ria Maryanti, Netti Suharti, Arni Amir. 2019. Gambaran Bakteri pada Kran Air dan Tombol Flush Kloset Duduk di Toilet Umum Lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran bakteri pada kran air dan tombol flush kloset di toilet umum Fakultas Kedokteran Universitas Andalas tahun 2018. Populasi penelitian adalah toilet umum di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Analisis pada 48 sampel, didapatkan bakteri pada kran air adalah Bacillus sp. 18 isolat, Escherichia coli 2 isolat, Klebsiella sp. 2 isolat, dan Staphylococcus aureus 2 isolat. Bakteri pada tombol flush kloset adalah Bacillus sp. 14 isolat, Escherichia coli 4 isolat, Klebsiella sp. 2 isolat, Staphylococcus aureus 3 isolat, dan Pseudomonas aeruginosa 1 isolat. Pada penelitian ini disimpulkan bakteri yang ditemukan adalah Bacillus sp. sebanyak 32 (66,67%), Escherichia coli 6 (12,50%),
Staphylococcus aureus 5 (10,42%), Klebsiella sp.4 (8,33%), dan Pseudomonas aeruginosa 1 (2,08%).
3. Augustino Chengula, Asha Lushino, Joel Mbise, Alexanda Mzula, Eliakunda Mafie, Elisa Mwega, Isaac Makundi and Emma Peter. 2014.
Determination of bacterial load and antibiotic susceptibility testing of bacteria isolated from students’ toilets at Sokoine University of Agriculture, Morogoro, Tanzania. Journal of Health, Medicine and Nursing, Vol 5.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengidentifikasi bakteri yang terkait dengan toilet umum di asrama mahasiswa di Sokoine University of Agriculture di Morogoro, Tanzania. Total sampel sebanyak 60 sampel, diambil dari permukaan toilet (dudukan toilet dan mangkuk toilet), permukaan yang secara rutin disentuh dengan tangan (gagang pintu masuk dan keluar dari toilet, gagang keran dan gagang toilet siram) dan (iii) lantai toilet. Hasil isolate bakteri terdiri dari Staphylococcus aureus (25,0%), Escherichia coli (36,7%), Pseudomonas aeruginosa (13,3%), Streptococcus pyogenes (6,7%), Proteus mirabilis (6,7%) dan Klebsiella pneumonia (11,6%). Hasil dari jumlah total bakteri menunjukkan bahwa permukaan yang secara rutin disentuh dengan tangan memiliki jumlah bakteri tertinggi dibandingkan dengan lantai kamar mandi dan kursi toilet. Namun, perbedaan rata-rata di antara permukaan tidak signifikan secara statistik (P = 0,6762). Pengujian sensitivitas isolat terhadap antibiotik menunjukkan bahwa semua isolat bakteri yang diuji resisten dan resisten antara terhadap setidaknya satu antibiotik.
4. Maria Lincy, Vidhya, Arunadevi, Pakeer Shaik Syed Ali, Jasmine John.
2016. Determination of bacterial and fungal loads and antibiotic susceptibility testing of bacteria isolated from public toilet door handles in Vellore district, Tamilnadu, India. International Journal of Research in Biosciences, Vol. 5 Issue 4, pp. (69-78).
Maria Lincy, dkk, 2106 melakukan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan prevalensi mikroorganisme patogen dan non-patogen pada fomites seperti pegangan pintu toilet umum di distrik Vellore, India yang dapat menimbulkan risiko bagi masyarakat melalui penularan infeksi. Dari
hasil penelitian, diketahui mayoritas isolat bakteri adalah coliform dan bakteri Gram negatif. Spesies bakteri yang berhasil diisolasi adalah Staphylococcus aureus, Klebsiella sp, Escherichia coli, Salmonella sp, Shigella sp, Micrococcus sp, Bacillus sp, Pseudomonas sp dan Proteus sp, sedangkan jamur yang berhasil diisolasi adalah Rhodotorula sp, Candida sp dan Rhizopus sp. Di antara bakteri Gram positif, Micrococcus sp (58%) menunjukkan resistensi tertinggi terhadap antibiotik diikuti oleh Staphylococcus sp (50%) dan Bacillus sp (42%). Di antara bakteri Gram negatif, Pseudomonas sp (83%) menunjukkan resistensi tertinggi dan Proteus sp (58%) menunjukkan resistensi paling sedikit terhadap antibiotik.
5. Shawk Fakhoury and Tarek Nawas. 2018. Contamination of the Internal Handles/Knobs of Public Restroom Doors with Potentially Pathogenic Bacteria. Int.J.Curr.Microbiol.App.Sci (2018) 7(3): 3434-3440.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan bakteri pada permukaan pegangan bagian dalam/ kenop pintu toilet umum. Sampel dikumpulkan dari pintu 16 toilet umum (8 untuk pria dan 8 untuk wanita) telah diuji keberadaannya bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua gagang/ kenop pintu (93,8%) adalah terkontaminasi dengan bakteri yang berpotensi patogen. Organisme berikut diisolasi:
Staphylococcus aureus (68,8%), Citrobacter freundii (25%), Enterobacter cloacae (18,8%), Rahnella aquatilis (3,3%), Shigella sonnei (3,3%) dan Pantoea sp. (3,3%). Peneliti menyimpulkan bahwa kontaminasi, kemungkinan besar, disebabkan oleh tangan toilet pengguna. Tercatat bahwa sampel dari toilet pria lebih terkontaminasi daripada yang berasal dari toilet wanita dan gagang pintu itu membawa lebih banyak organisme daripada pintu kenop.
2.4 Alur Bagan Penelitian
Toilet umum tempat wisata, dengan komponen sbb:
Handle toilet
Sink
Flush/ Jet spray
Wastafel
Usap/ Swab Angka Kuman
Hitung Jumlah Angka Kuman
Penanaman Pada Media Selektif
Identifikasi Bakteri
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif dengan desain cross- sectional untuk mengetahui jumlah angka kuman dan identifikasi bakteri patogen dalam hasil usap/ swab toilet umum wanita di tempat wisata di kota Denpasar.
Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah:
1. Pengumpulan bahan uji 2. Penyiapan Media Uji
3. Pemeriksaan Jumlah Angka Kuman 4. Identifikasi Bakteri Patogen
3.2 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan, dan akan dikerjakan di sub lab Kesehatan Lingkungan Instalasi Laboratorium Patologi Klinik RSUP. Sanglah Denpasar.
3.3 Populasi dan Subjek Penelitian
Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah toilet umum wanita yang berada di tempat wisata di Kota Denpasar. Sedangkan untuk menentukan jumlah sampelnya digunakan rumus untuk menentukan sampel uji eksperimental Frederer (1967) yaitu:
t(n-1) ≥ 15
keterangan: t: jumlah kelompok percobaan
n: jumlah pengulangan atau jumlah sampel tiap kelompok 5(n-1) ≥ 15
5n – 5 ≥ 15 n ≥ 4
Berdasarkan rumus di atas, sampel yang digunakan tiap kelompok percobaan sebanyak 4 sampel.
3.4 Bahan Uji
Bahan uji adalah adalah swab dari komponen toilet umum wanita di tempat wisata. Komponen dari toilet umum yang akan dijadikan sampel penelitian adalah handle pintu toilet, sink, flush/ jet spray, serta wastafel dari toilet umum tersebut.
3.5 Alat Penelitian
Alat digunakan : lidi disposible, tabung ulir, cawan petri steril (petri dish dissposible), erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur 50 ml, objek glass, lampu spiritus, ose bulat, spuit 10 cc dan 20 cc, sprayer + Alkohol, tabung reaksi, rak tabung, penjepit
Bahan penelitian, antara lain: sampel mata uang rupiah, media PCA, media Mac Conkey, media BGLB, media TCBS, aquadest steril.
3.6 Prosedur Penelitian :
Persiapan Bahan Uji
Bahan uji yang dikumpulkan dimasukkan ke dalam kantung steril sebelum dilakukan pemeriksaan.
Penyiapan Media Uji 1. Media PCA
Larutkan 17.5 gram bubuk kering ( Dehydrated ) dengan 1 liter Aquadest dalam erlenmeyer
Tentukan pH hingga 7,0 0.1
Sterilisasi dalam Autoclave pada Suhu 121 C selama 15 menit
Untuk pemakaian panaskan media didalam waterbath hingga 45 – 50 C
2. Media TCBS
Larutkan 22 gram bubuk kering ( Dehydrated ) TCBS dengan 250 ml liter Aquadest dalam erlenmeyer
Tentukan pH hingga 7,0 0.1
Panaskan Hingga mendidih
Tuangkan ke masih masih cawan petri
Simpan di kulkas
3. Media Mac Conkey
Larutkan 7.725 gram bubuk kering ( Dehydrated ) Mac Conkey dengan 500 ml Aquadest dalam erlenmeyer
Tentukan pH hingga 7,0 0.1
Sterilisasi dalam Autoclave pada Suhu 121 C selama 15 menit
Untuk pemakaian panaskan media didalam waterbath hingga 45 – 50 C
4. Media BGLB
Melarutkan 40 gram media BGLB kedalam 1 L Aquadest, aduk hingga larut sempurna
Bagikan kedalam tabung reaksi masing – masing 10 mL yang sebelumnya telah diisi tabung durham dengan posisi terbalik
Sterilisasi dalam Autoclave pada Suhu 121 C selama 15 menit
Pemeriksaan Jumlah Angka Kuman
1. Siapkan 6 tabung reaksi steril susun pada rak tabung masing-masing tabung secara berurutan diberi tanda 10-1 ,10-2,10-3,10-4,10-5,10-6 sebagai kode pengenceran
2. Siapkan pula 7 petri dish steril. Pada 6 petri dish diberi tanda pada bagian belakangnya sesuai dengan kode pengenceran. Satu petridish lainnya diberi tanda “Kontrol”
3. Pada tabung pertama sampai keenam, diisi dengan 9 ml garam buffer phosphat pH 7.2 (air pengencer)
4. Kocok bahan pemeriksaan hinga homogen,ambil 1 ml masukkan pada tabung ke satu
5. Pindahkan 1 ml bahan dari tabung kesatu kedalam tabung ke dua dengan pipet, cairan dibuat sampai homogen
6. Demikian seterusnya dilakukan sampai tabung ke enam.
Pengenceran yang diperoleh pada keenam tabung adalah: 10-1 ,10-
2,10-3,10-4,10-5,10-6 sesuai dengan kode pengenceran yang telah tercantum sebelumnnya
7. Dari masing –masing tabung diatas dimulai dari tabung keenam dengan menggunakan pipet steril, diambil 1 ml dimasukkkan
kedalam masing – masing petridish steril, sesuai dengan kode pengenceran yang sama
8. Kemudian kedalam masing – masing petridish dituang PCA cair yang telah dipanaskan dalam waterbath 450C sebanyak 15 – 20 ml 9. Masing masing petridish digoyang perlahan lahan hingga tercampur
merata dan biarkan hingga dingin dan membeku
10. Inkubasi pada suhu 370C selama 2 x 24 jam dalam posisi terbalik.
11. Kontrol dibuat dari cairan garam buffer phosphat, dimasukkan kedalam petridish Kontrol dan dituangi PCA sebanyak 15 - 20 ml.
12. Pembacaan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada tiap petridish, menggunakan coloni counter.
Pembacaan hasil :
Hitung koloni yang tumbuh pada petridish
Koloni koloni yang bergabung menjadi satu atau membentuk satu deretan / koloni yang terlihat sebagai garis tebal atau jumlah koloni meragukan dihitung sebagai satu koloni.
Hitung jumlah koloni yang tumbuh pada petridish berisi kontrol.bila jumlah koloni pada petridish control > 10,pemeriksaan harus diulang karena sterilitas dianggap kurang baik.Pemeriksaan diulang harus menggunakan PCA dari pembuatan yang lain.
Perhitungan :
Perhitungan hanya dilaksanakan pada petridish yang menghasilkan jumlah koloni 30-300 serta bila jumlah koloni pada petridish kontrol lebih kecil dari 10.Jumlah koloni pada masing masing petridish ini harus terlebih dahulu dikurangi dengan jumlah koloni pada petridish kontrol.
Contoh Perhitungan :
Jumlah Koloni yang tumbuh pada petridish .
Kontrol : 1 koloni
Pengenceran 10-1 : 370 koloni
Pengenceran 10-2 : 200 koloni
Pengenceran 10-3 : 151 koloni
Pengenceran 10-4 : 15 koloni
Pengenceran 10-5 : 3 koloni
Pengenceran 10-6 : 0 koloni
Angka kuman = (200-1) x 100 + (151 – 1 ) x 1000 2
= 19.900 + 150.000 2
= 84.950 koloni / ( 5 x 256 ) cm 2 = 66,367 koloni / cm
3.7 Analisis Data
Hasil penelitian disajikan dalam betuk tabel kemudian dibuat pembahasan sesuai dasar teori dan penelitian sejenis.
BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Manusia menghasilkan 1,25L urin dan 200g feses per hari. Secara global, sehingga diperkirakan total lebih dari satu juta ton kotoran manusia dihasilkan per hari (Adubofour, 2010). Bakteri patogen dapat ditularkan melalui kontak langsung ke kotoran manusia, melalui air dan makanan yang terkontaminasi, melalui kontak dengan orang yang terinfeksi, kontak dengan hewan yang bertindak sebagai inang parasit dan bakteri patogen dan dalam kasus beberapa infeksi cacing cacing, dapat langsung melalui kulit, atau tertelan.
Toilet umum adalah sebuah ruangan yang dirancang khusus lengkap dengan kloset, persedian air bersih dan perlengkapan lain yang bersih, aman, dan higienis - dimana masyarakat di tempat-tempat domestik, komersial maupun publik dapat membuang hajat serta memenuhi kebutuhan fisik, sosial, dan psikologis lainnya (Adiwoso, N. 2019). Toilet umum dapat menjadi sumber utama penularan mikroba dan penyakit saat tidak dibersihkan secara rutin (Barker, J. dan Boone, S.
A. 2013). Berdasarkan hasil survey dari WTO bahwa hampir 50% pria tidak mencuci tangannya setelah keluar dari toilet, sedangkan hampir 25% wanita tidak mencuci tangannya setelah keluar dari toilet. Banyak komponen pada toilet umum yang terlihat kering dan bersih dimana pada kenyataannya elemen tersebut tidaklah bersih dan mengandung banyak bakteri dan kotoran. Kelayakan dan kebersihan toilet umum di setiap destinasi tempat wisata merupakan salah satu unsur penting. Kebersihan toilet umum dinilai dapat memengaruhi tingkat kunjungan wisata. Banyak tempat wisata yang masih mempunyai kondisi toilet umum yang sangat memprihatinkan, tidak hanya kebersihannya juga kondisi air pada sarana toilet tersebut harus lancar dan bersih.
Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif dengan desain cross- sectional untuk mengetahui jumlah angka kuman dan identifikasi bakteri patogen dalam hasil usap/ swab toilet umum wanita di tempat wisata di kota Denpasar.
Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah: pengumpulan sampel penelitian, penyiapan media uji, pemeriksaan jumlah angka kuman, serta identifikasi bakteri patogen.
4.1 Jumlah Angka Kuman
Bahan uji adalah adalah swab dari komponen toilet umum wanita di tempat wisata. Komponen dari toilet umum yang akan dijadikan sampel penelitian adalah handle pintu toilet, sink, flush/ jet spray, serta wastafel dari toilet umum tersebut.
Lidi kapas steril dicelupkan ke dalam NaCl kemudian diusapkan pada komponen toilet umum yang akan di swab, di Cotton swab kemudian sebanyak 3 kali.
Kemudian lidi kapas tersebut dimasukkan ke tabung sekrup yang telah berisi NaCl, disterilkan dengan pembakar bunsen lalu ditutup dengan menggunakan kapas dan diberi label. Sampel kemudian dimasukkan ke dalam kotak berisi ice box sebelum dikirim ke laboratorium. Setelah sampai di laboratorium selanjutnya dipindahkan ke dalam tabung sekrup yang berisi Brain Heart Infusion Broth (BHIB) lalu diinkubasi selama 1 × 24 jam. Jumlah total sampel adalah 22 sampel.
Gambar 4.1 Persiapan Media Swab Toilet Umum
Gambar 4.2 Sampel Swab Toilet Umum
Metode yang digunakan untuk pemeriksaan selanjutnya adalah metode Total Plate Count (TPC) dengan menggunakan media Nutrient agar dan MacConkey agar.
Gambar 4.3 Pemeriksaan metode Total Plate Count (TPC)
Gambar 4.4 Perhitungan hasil swab toilet umum
Pada pemeriksaan jumlah angka kuman, diperoleh hasil sebagai berikut:
No. Kelompok Uji Angka Kuman/ m2
1 Kelompok I (handle toilet) 0.030 x 104 – 1.2 x 104 2 Kelompok II (sink) 0.035 x 104 – 5.9 x 104 3 Kelompok III (flush/ jet spray) 0.71 x 104 – 5.7 x 104 4 Kelompok IV (wastafel) 0.04 x 104 – 48 x 104
Tabel 4.1 Jumlah Angka Kuman Swab Toilet Umum
Jumlah angka kuman yang terbanyak ditemukan di wastafel, yaitu 0.04 x 104 – 48 x 104, pada permukaan sink toilet yaitu sebesar 0.035 x 104 – 5.9 x 104, kemudian pada permukaan flush/ jet spray dengan jumlah angka kuman 0.71 x 104 – 5.7 x 104, dan yang paling sedikit ditemukan jumlah angka kumannya yaitu pada handle toilet yaitu sebesar 0.030 x 104 – 1.2 x 104. Hasil dari jumlah total bakteri menunjukkan bahwa permukaan yang secara rutin disentuh dengan tangan memiliki jumlah bakteri tertinggi dibandingkan dengan permukaan toilet umum lainnya.
4.2 Identifikasi Bakteri Patogen
Pada pemeriksaan identifikasi bakteri patogen, dengan media Mac Conkey, TCBS serta media BGLB, tidak ditemukan pertumbuhan bakteri. Perlu dialkuakn studi lanjutan untuk mencari media yang tepat sebagai media untuk identifiasi bakteri patogen pada hasil swab mata uang rupiah ini
Gambar 4.5 Identifikasi Bakteri Patogen Toilet Umum
Ria Maryanti, dkk, 2019 dalam penelitiannya yang berjudul “Gambaran Bakteri pada Kran Air dan Tombol Flush Kloset Duduk di Toilet Umum Lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Tahun 2018”, melaporkan hasil isolast bakteri yang ditemukannya, antara lain adalah: Bacillus sp. sebanyak 32 (66,67%), Escherichia coli 6 (12,50%), Staphylococcus aureus 5 (10,42%),
Klebsiella sp.4 (8,33%), dan Pseudomonas aeruginosa 1 (2,08%). Penelitian di Tanzania oleh Augustino Chengula, dkk, tahun 2014, menemukan isolate bakteri dari toilet umum asrama mahasiswa di Sokoine University of Agriculture terdiri dari Staphylococcus aureus (25,0%), Escherichia coli (36,7%), Pseudomonas aeruginosa (13,3%), Streptococcus pyogenes (6,7%), Proteus mirabilis (6,7%) dan Klebsiella pneumonia (11,6%). Pengujian sensitivitas isolat terhadap antibiotik menunjukkan bahwa semua isolat bakteri yang diuji resisten dan resisten antara terhadap setidaknya satu antibiotik. Penelitian di India oleh Maria Lincy, dkk. tahun 2016 yang bertujuan untuk menggambarkan prevalensi mikroorganisme patogen dan non-patogen pada fomites seperti pegangan pintu toilet umum di distrik Vellore, India yang dapat menimbulkan risiko bagi masyarakat melalui penularan infeksi. Dari hasil penelitian, diketahui mayoritas isolat bakteri adalah coliform dan bakteri Gram negatif. Spesies bakteri yang berhasil diisolasi adalah Staphylococcus aureus, Klebsiella sp, Escherichia coli, Salmonella sp, Shigella sp, Micrococcus sp, Bacillus sp, Pseudomonas sp dan Proteus sp, sedangkan jamur yang berhasil diisolasi adalah Rhodotorula sp, Candida sp dan Rhizopus sp. Di antara bakteri Gram positif, Micrococcus sp (58%) menunjukkan resistensi tertinggi terhadap antibiotik diikuti oleh Staphylococcus sp (50%) dan Bacillus sp (42%). Di antara bakteri Gram negatif, Pseudomonas sp (83%) menunjukkan resistensi tertinggi dan Proteus sp (58%) menunjukkan resistensi paling sedikit terhadap antibiotik. Penelitian oleh Shawk Fakhoury dan Tarek Nawas tahun 2018 bertujuan untuk mendeteksi keberadaan bakteri pada permukaan pegangan bagian dalam/ kenop pintu toilet umum, menemukan bahwa bahwa hampir semua gagang/ kenop pintu (93,8%) adalah terkontaminasi dengan bakteri yang berpotensi patogen. Organisme berikut diisolasi: Staphylococcus aureus (68,8%), Citrobacter freundii (25%), Enterobacter cloacae (18,8%), Rahnella aquatilis (3,3%), Shigella sonnei (3,3%) dan Pantoea sp. (3,3%). Peneliti menyimpulkan bahwa kontaminasi, kemungkinan besar, disebabkan oleh tangan toilet pengguna. Tercatat bahwa sampel dari toilet pria lebih terkontaminasi daripada yang berasal dari toilet wanita dan gagang pintu itu membawa lebih banyak organisme daripada pintu kenop.
Bakteri dari toilet umum sangat penting bagi kesehatan masyarakat ketika mereka memasuki tubuh melalui kontak tangan ke mulut atau kontak langsung dengan makanan yang mengarah ke penyakit (Sabra, 2013). Bakteri patogen dari feses dapat menyebabkan penyakit diare, kolera, infeksi cacingan dan demam tifoid terutama pada anak-anak. Penyakit yang dapat ditularkan melalui penggunaan toilet umum meliputi: bisul dan food borne disease (Staphylococcus aureus dan Escherichia coli), Infeksi saluran kemih (ISK) dan diarhoea (Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa) dan sakit tenggorokan (Streptococcus pyogenes) (Peleg dan Hooper, 2010; Schmidt dan Brubaker, 2004). Akibatnya, penting untuk menjaga pendidikan sanitasi dan kebersihan yang memadai untuk mengurangi jumlah infeksi (Huuhtanen dan Laukkanen, 2006). Cara paling efektif untuk memutus siklus penyakit adalah dengan meningkatkan cakupan sanitasi dan praktik kebersihan. Pada kasus pencegahan/ pengurangan risiko infeksi bakteri dari toilet, mencuci tangan secara teratur, mencuci sehari-hari secara menyeluruh, dan membersihkan toilet umum dengan desinfektan (setidaknya dua kali sehari) sangat direkomendasikan untuk program pengendalian infeksi (Boyce, 2007).
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Jumlah angka kuman terbanyak pada kelompok uji wastafel sebesar 0.04 x 104 – 48 x 104, sedangkan jumlah angka kuman yang paling sedikit yaitu pada handle toilet yaitu sebesar 0.030 x 104 – 1.2 x 104.
2. Pada pemeriksaan identifikasi bakteri patogen, tidak ditemukan pertumbuhan bakteri patogen
5.2 Saran
1. Perlu penelitian lebih lanjut untuk menemukan media yang tepat untuk identifikasi bakteri patogen
2. Penelitian dikembangkan tidak hanya sampai menemukan bakteri patogen, tapi juga untuk mengidentifikasikan bakteri resisten antibiotik serta mengidentifikasikan jamur
DAFTAR PUSTAKA
Adewoyin AG, Majolagbe ON, Ogunmoyewa T, Abejide MA. 2013. Antibiotic resistance profile of microbial isolates of toilet-bowl of some students’
hostels in Ogbomoso, Nigeria. European Journal of Applied Sciences 5 (3):
76-79
Amala, S.E. dan Ade, A.J. 2015. Bacteria associated with toilets and offices lock.
International Journal of Epidemiology and Infection: 3(1): 12-15
Augustino Chengula, Asha Lushino, Joel Mbise, dkk. 2014. Determination of bacterial load and antibiotic susceptibility testing of bacteria isolated from students’ toilets at Sokoine University of Agriculture, Morogoro, Tanzania.
Journal of Health, Medicine and Nursing, Vol 5
Barker J, Jones M V .2005. The potential spread of infection caused by aerosol contamination of surfaces after flushing a domestic toilet. Journal of Appllied Microbiology 99:339–47
Barker, J. dan Boone, S. A. 2013. The prevalence of human para-influenza virus on indoor office formites. Journal of Food and Environmental Virology 2(1):
41-46
Boone SA, Gerba CP .2007. Significance of fomites in the spread of respiratory and enteric viral disease. Applied and Environmental Microbiology 73:1687–96
Boyce JM .2007. Environmental contamination makes an important contribution to hospital infection. Journal of Hospital Infection 65 Suppl 2:50–4
Dwipayanti, U. 2008. Ketersediaan dan Pengelolaan Toilet di tempat Wisata Pulau Bali. Universitas Udayana. Denpasar
Flores GE, Bates ST, Knights D, Lauber CL, Stombaugh J, Knight R, dkk.
Microbial biogeography of public restroom surfaces. Plos One. 2011;
6(11):e28132
Greed, C. (2006). The role of public toilet: pathogen transmitter or health facilitator? Building service Engineering, 27(2): 127-139
Hooper DG, Shane J, Straus DC, Kilburn KH, Bolton V, Sutton JS, Guilford FT.
2010. Isolation of sulfur reducing and oxidizing bacteria found in contaminated drywall. International Journal of Molecular Sciences 11:647–
55
Hooper L V. 2001. Commensal Host-Bacterial Relationships in the Gut. Science (80- ) 292:1115–1118
Kramer A, Schwebke I, Kampf G .2006. How long do nosocomial pathogens persist on inanimate surfaces? A systematic review. BMC Infectious Diseases 6:130. doi: 10.1186/1471-2334-6-130
Maria Lincy, Vidhya, Arunadevi, Pakeer Shaik Syed Ali, Jasmine John. 2016.
Determination of bacterial and fungal loads and antibiotic susceptibility testing of bacteria isolated from public toilet door handles in Vellore district, Tamilnadu, India. International Journal of Research in Biosciences, Vol. 5 Issue 4, pp. (69-78)
Naning Adiwoso 2019. Definisi toilet umum. Available at: http://asosiasitoilet- indonesia.org/index.php/download/category/3-toilet-
inspector?download=4:03-naning-adiwoso-pengenalan-toilet-umum.
Diakses 2 Juni 2019
Nuetey, Solomon Noi-Adzeman. 2014. Assessing The Microbial Risks of Public Toilet Facilities And Their Impacts On The Environment-Case Study of Ayigya Zongo
Ogba, Ofonime M. dan Obio M. Obio. 2019. Microbial Spectrum on Public Toilet Seats. Annals of Microbiology and Infectious Diseases Volume 1, Issue 1, PP 58-62
Peleg AY dan Hooper DC. 2010. Hospital-acquired infections due to gram- negative bacteria. The New England Journal of Medicine 362:1804–13. doi:
10.1056/NEJMra0904124
Ria Maryanti, Netti Suharti, Arni Amir. 2019. Gambaran Bakteri pada Kran Air dan Tombol Flush Kloset Duduk di Toilet Umum Lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Andalas.
2019; 8
Sabra SMM. Bacterial public health hazard in the public female restrooms at Taif, KSA. Middle-East Journal of Scientific Research. 2013; 14(1):63-68
Schmidt J dan Brubaker R. 2004. The Code and Practice of Toilets in the United States of America. http://www.americanrestroom.org/wto/wts04_paper.pdf.
Diakses 2 Juni 2019
Shawk Fakhoury dan Tarek Nawas. 2018. Contamination of the Internal Handles/Knobs of Public Restroom Doors with Potentially Pathogenic Bacteria. Int.J.Curr.Microbiol.App.Sci (2018) 7(3): 3434-3440
Sherifa Mostafa M. Sabra. 2013. Bacterial Public Health Hazard in the Public Female Restrooms at Taif, KSA. Middle-East J. Sci. Res., 14 (1): 63-68
Viraraghavan T, Krishnamurthy S, Vigneswaran S .2007. Encycl Life Support Syst II: http://www.eolss.net/sample-chapters/c07/e2-14-04-04.pdf. Diakses 3 Juni 2019
Widhianto. MA. 2015. Kesehatan pada Toilet Umum Berdasarkan Sentuhan Tangan. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
World Toilet Organization. 2013. What we do. Why toilets? WTO; 2013. Tersedia dari: http://worldtoilet.org/what-we-do/why-toilets/ . Diakses Diakses 2 Juni 2019