PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Abad 79 Badruzaman, Islam Kiri Hassan Hanafi Menantang Kemampuan Agama dan Politik, Wacana Tiara Yogya Maret, 2005, hal.109. Badruzaman Abad 80, Hassan Hanafi Islam Kiri Menantang Kemampuan Agama dan Politik, Wacana Tiara Yogya Maret, 2005, hal.109. Abad Badruzaman 89, Hassan Hanafi Islam Kiri Tantang Agama dan Politik, Wacana Tiara Yogya Maret, 2005, hal.155.
Abad Badruzaman 92, Sayap Kiri Islam Hassan Hanafi Tantang Agama dan Politik, Tiara Wacana Yogya Maret, 2005, hal.170.
Tinjauan Pustaka
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan, yaitu penelitian berdasarkan penelusuran literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Sumber data primer adalah sumber data atau informasi yang berkaitan dengan topik penelitian ini. Dalam hal ini penulis akan mencoba memahami pemikiran-pemikiran Hassan Hanafi yang dituangkan dalam karyanya mengenai teologi atau ketuhanan dalam Islam.
Dalam penelitian ini penulis akan mencoba menganalisis pemikiran Hassan Hanefi mengenai teologi Islam.
Sistematika penulisan
Metode analisis, suatu metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dengan menggunakan rincian objek yang diteliti.
LANDASAN TEORI
Pertumbuhan dan Perkembangan Teologi Dalam Islam
Sejarah Terjadinya pertempuran Siffin antara pasukan Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan pasukan Muawiya bin Abi Sufyan menjadi penyebab awal perpecahan umat Islam yang berkepanjangan, yang merupakan gambaran krisis politik di kalangan umat Islam dan umat Islam. kaitannya dengan perdebatan teologis. . Kedua kelompok ini awalnya hanya sebagai reaksi prospektif dari perang Shiffin, namun dalam perkembangan selanjutnya justru menentukan tumbuhnya revolusi pemikiran yang campur aduk, antara Islam dan isu “pandangan hidup klasik” sebagai pemimpin politik. Munculnya permasalahan dalam teologi disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu faktor eksternal dan internal yang berasal dari umat Islam sendiri.
Spekulatif dalam teologi menjamin wacana teologis tetap terjaga koherensinya sehingga berbuah, hal ini terjadi karena bahasa agama memperkaya sistem predikat yang terkandung dalam pengalaman iman itu sendiri. Jean Lendriere menempatkan teologi dan seperangkat teori yang membentuk wacana representasi sebagai perpanjangan tangan iman, yang merupakan batasan dan komitmen.
Masalah- masalah Dalam Teologi
Teologi Islam (ilmu kalam) merupakan suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan tidak ada pada zaman Nabi maupun pada zaman para sahabatnya. Mu'tazilah merupakan salah satu warisan teologi Islam klasik yang menjadi pemikiran Islam revolusioner yang progresif. Abad Badruzaman, Islam Kiri Hassan Hanafi menantang kapasitas keagamaan dan politik, Tiara Wacana Yogya Maret, 2005, hal.107-108.
Abad 81Badruzaman, Islam Kiri Hassan Hanafi Tantang Kekuatan Agama dan Politik, Wacana Tiara Yogya Maret, 2005, hlm.109-114. Abad 83Badruzaman, Islam Kiri Hassan Hanafi Tantang Kekuatan Agama dan Politik, Wacana Tiara Yogya Maret, 2005, hlm.130-131. Abad 86 Badruzaman, Islam Kiri Hassan Hanafi Menantang Kekuatan Agama dan Politik, Wacana Tiara Yogya Maret, 2005, hlm.130-131.
88 Abad Badruzaman, Islam Kiri Hassan Hanafi Tantang Kemampuan Agama dan Politik, Tiara Wacana Yogya Maret, 2005, hal.150-154. Abad Badruzaman 90, Kiri Islam Hassan Hanafi Tantang Kemampuan Agama dan Politik, Wacana Tiara Yogya Maret, 2005, hlm.157-166. Teologi Islam merupakan teologi yang membumi dalam arti harus mampu menjawab tantangan dan permasalahan seluruh kehidupan umat manusia.
Badruzaman Abad 91, Islam Kiri Hassan Hanafi Menantang Kemampuan Agama dan Politik, Wacana Tiara Yogya Maret 2005, hal.169-170. Dari rangkaian teologi Islam Hasan Hanefi ini penulis memahami bahwa penyusunan penelitian ini masih jauh dari sempurna.
Perkembangan Teologi Masa Kontemporer di Dunia Islam
BIOGRAFI HASSAN HANAFI
- Karya- karya Hassan Hanafi
 - Pemikiran Hassan Hanafi
 - Pendapat Para Tokoh Terhadap Hassan Hanafi
 - Perkembangan Teologi Islam Hassan Hanafi di Mesir
 
Hal ini mengakibatkan rasa tidak puas hati Hassan Hanafi terhadap cara berfikir di kalangan anak muda Islam yang penuh kekecewaan sehinggakan beliau mengambil keputusan untuk mengalihkan konsentrasinya untuk mendalami pemikiran agama, revolusi dan perubahan sosial yang menyebabkan beliau lebih tertarik dengan pemikiran Sayyid Qutb. , seperti prinsip keadilan sosial dalam Islam. Mewariskan pembaharuan falsafah kepada karya-karya beliau dapat dikesan kembali kepada jejak Hassan Hanafi. Pengertian Kiri Islam Apabila anda mendengar perkataan kiri, awan akan muncul dari perkataan yang betul.
Dalam keilmuan Ushuluddin yang berhaluan kiri, Islam sebagai paradigma pemikiran keagamaan yang mandiri menganggap Mu'tazilah sebagai cerminan gerakan rasionalisme, naturalisme, dan kebebasan manusia63. Pemikiran Hassan Hanafi menghadirkan hubungan dialektis antara subjek diri (al-Ana Self) dan orang lain (al-Akhar, Other) dalam proses sejarah penafsiran ulang tradisi-tradisi yang relevan dengan tuntutan masa kini. Ajakan Hassan Hanafi untuk mempelajari dan mengembangkan ilmu oksidentalisme merupakan ajakan untuk menyikapi Barat sebagai objek kajian, mengubah sikap dan posisi dari objek pasif menjadi subjek aktif untuk mengungkap kaitan kepengecutan spiritual, ajakan tersebut merupakan ajakan untuk pembebasan dari superioritas Barat.
Kaum kiri Islam di sini mengungkap unsur-unsur revolusioner dalam agama, dan menjelaskan aturan-aturan dasar antara agama dan revolusi. Akal ini pula yang membentuk peradaban dan tingkat kemajuannya diukur dari tingkat rasionalnya.82 Dalam pembahasannya tentang akal dan naqli, Hassan Hanafi lebih mengutamakan akal dibandingkan naqli. Dan sebaliknya, Hassan Hanafi mengkritisi pendapat Asy'ariyah yang menolak mengaitkan seluruh perbuatan Tuhan dengan maksud dan alasan tertentu karena menurut mereka hal tersebut bertentangan dengan kesempurnaan Tuhan. adalah Tuhan sendiri.
Dalam seruan Hanafi kepada Islam sayap kiri untuk membebaskan budaya umat Islam dan negara-negara Islam dari kolonialisme budaya asing (Barat). Hassan Hanafi juga telah memaparkan beberapa konsep dan gagasan penting antara lain penggunaan metode, dialektika, fenomenologi dan interpretasi semantik, akhirnya dengan metode tersebut lahirlah gagasan untuk memperbaharui khazanah Islam klasik dan mengkaji tradisi Barat, melalui konsep teologi pembebasan.
PEMIKIRAN TEOLOGI HASSAN HANAFI
Proyek-proyek Pemikiran Hassan Hanafi
Hanafi merupakan seorang pembaharu pemikiran Islam yang mencoba mengakumulasi pemikiran fenomenologis dengan metodologi dialektis yang berbasis pada kesadaran. Oleh karena itu, ia berupaya melakukan rekonstruksi tradisi yaitu fakta sejarah yang menjadikan corak berpikir Hanafi bersifat dinamis dan progresif, yang dibingkai dalam proyek at-Turats wa at-tajdid (tradisi dan pembaharuan). Karya ini menandakan pembaharuan tradisi yang berupaya memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi umat Islam yang sebagian besar masih menganut tradisi tersebut.
Sebab dalam artikel ini membahas berbagai persoalan terkait tradisi umat Islam yang umumnya sulit untuk ditinggalkan. Dalam proyek Hanafi kali ini kami menjelaskan ilmu Ushul Fiqh yaitu hukum-hukum syariat dari argumentasi persuasif. Sedangkan dalam arti etimologis adalah ilmu hukum syar’iyyah yang diteliti dari dalil-dalil yang terperinci dengan cara deduksi analogis.
Kegunaan ilmu fiqih ini adalah untuk mengetahui ketetapan Allah secara definitif atau spekulatif. Pertama, Ilmu Kalam (Dialektika Teologi Islam) untuk menjadikan dalil-dalil syar'iyyah relevan dengan beberapa permasalahan teologis, seperti amalan, baik dan buruk. Ketiga, penetapan hukum dari segi konseptual, karena orientasinya adalah penetapan atau penetapan penetapan hukum yaitu ilmu hukum Islam.
Pilar pemikiran Hanafi yang kedua adalah sikap terhadap tradisi Barat, salah satunya adalah karyanya yang berjudul Muqaddimah fi’ilm al-Istighrab (Pengantar Oksidentalisme). Salah satu tugas kelompok Kiri Islam adalah membawa Barat kembali ke batas alaminya dan mengakhiri mitos globalnya.69 Dengan mempelajari sifat perkembangan Barat, kita tidak bisa menghindari melihat erosentrisme yang mendominasi dunia. kejahatan. orientalisme dengan menciptakan ilmu sosial baru. 70.
Karakteristik Teologi Islam Kiri
- Teologi Kiri Sebagai Kiri Pembebasan
 
Pembentukan teologi pembebasan Islam dipimpin Asghar; pertama, perlunya mempelajari semangat kenabian dan pembebasan dari kenabian Muhammad di Mekkah, kedua, belajar dari teologi-teologi revolusioner dalam sejarah Islam, ketiga, menafsirkan kembali ayat-ayat Al-Qur'an. 71 Hairus Salim HS, Mengingat Teologi Pembebasan Islam Refleksi Pemikiran Insinyur Asghar Ali, Orientasi Baru, vol, 19, no Ketika Hassan Hanafi membahas tentang ilmu tauhid, beliau mengajak kita untuk merekonstruksi ilmu kalam yang kita terima dari tradisi Ulama Islam yang tujuan utamanya merumuskan kembali konsep-konsep teologis sehingga mampu menjawab tantangan nyata umat manusia universal dan kehidupan masa kini.75 Aqidah juga merupakan kumpulan berbagai persoalan kebenaran konkrit yang dipatuhi akal, pendengaran, dan hati.
Dalam hal ini, agama menjadi landasan revolusi yang menjadi tuntutan zaman, sebagaimana para pendahulu kita, para filosof muslim, mencari keterkaitan antara filsafat (al-hikmah) yang merupakan keniscayaan zaman, dan syariah sebagai landasan revolusi. dasar. Dalam konteks ini, Tauhid mempunyai fungsi praktis dalam menghasilkan ketabahan dalam berperilaku, dan sistem kepercayaan mengandung makna tujuan mentransformasikan kehidupan manusia dan sistem sosialnya.78 Dalam melancarkan upaya merekonstruksi ilmu tauhid menjadi teologi transformatif yang membebaskan, Hassan Hanafi terlebih dahulu melakukan rekonstruksi Arti dari kata kunci tauhid itu sendiri yaitu kalimat “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”. Inilah premis yang mendasari seseorang disebut sebagai pengikut ajaran. dari Tauhid. Kalimat tersebut terdiri dari tiga penggalan pendek, satu penggalan “Saya bersaksi bahwa” (Asyhadu ann), dua penggalan “Tidak ada Tuhan selain Allah” (La Ilaha Illa Allah), dan tiga penggalan: “Dan bahwa Muhammad adalah rasul Allah adalah ‘ '. ' (Wa Anna Muhammadan Rasul Allah).
Bagi Hanafi, teologi bisa menjadi ilmu yang bermanfaat saat ini, yakni dengan melakukan rekonstruksi dan revisi, serta membangun kembali epistemologi baru yang lebih penting. Dalam Islam, teologi pembebasan mempunyai tiga tema utama yang menjadi landasannya, yaitu tauhid, kekufuran, dan doktrin keadilan sosial. Pada tingkat mikro lokal, perhatian teologi pembebasan adalah menciptakan sekelompok orang yang sadar kritis terhadap struktur penindasan.
Teologi modern berbeda dengan teologi klasik yang merupakan bagian dari teologi dan membahas tentang Tuhan dengan sifat-sifatnya serta hubungan antara manusia dengan Tuhan, dimana sebelumnya teologi disebut sama dengan agama, yang kini bercirikan pandangan keagamaan terhadap permasalahan yang ada. timbul. Teologi dalam pengertian modern adalah sebutan untuk konsep agama dalam menghadapi suatu permasalahan tertentu, misalnya ketidakadilan dan penindasan dalam masyarakat, jawaban agama berupa teologi pembebasan. Berkaitan dengan istilah kiri, teologi Islam menggambarkan semangat melawan pencekikan atau perlawanan terhadap kemapanan, yang muncul dalam pemikiran Islam masa kini dan merevolusinya.
Salim, Hairus, Menimbang Refleksi Teologi Pembebasan Islam pada Pemikiran Insinyur Asghar Ali, Orientasi Baru, vol, 19, no.