Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perencanaan anggaran terhadap akuntabilitas kinerja dan pengaruh sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kabupaten Majene. Sistem pelaporan yang baik diperlukan untuk memantau dan mengendalikan kinerja manajemen dalam pelaksanaan anggaran yang telah ditetapkan.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi penulis untuk menambah wawasan dan pengetahuan terhadap permasalahan yang diteliti khususnya mengenai kinerja otoritas publik.
Anggaran
Pengertian anggaran publik menurut Indra Bastian (2013:69) adalah “Anggaran publik adalah suatu rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk rencana pembangkitan pendapatan dan pengeluaran dalam satuan moneter”. Sementara itu, Mardiasmo menjelaskan pengertian anggaran sektor publik yaitu “Anggaran sektor publik merupakan instrumen pertanggungjawaban pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program serta dibiayai dengan dana publik”.
Perencanaan Anggaran
Anggaran Kinerja merupakan suatu sistem penganggaran yang dilakukan dengan memperhatikan hubungan antara anggaran (input) dan keluaran (output) serta hasil yang diharapkan (outcome) dari kegiatan dan program, termasuk efisiensi dalam mencapai keluaran dan hasil tersebut. Dalam sistem penganggaran, seluruh kegiatan bermula dari rencana pembangunan jangka menengah yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Prioritas kegiatan kemudian dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang menjadi masukan dalam penyusunan RAPBD.
Apalagi RAPBD tersebut dikemas kembali dalam ABPD dan dijabarkan dalam kegiatan dan program pembangunan yang telah disusun dalam RKPD, tentunya semua kegiatan dan program tersebut harus didukung dengan dana untuk mewujudkan realisasi kegiatan dan program tersebut. Sebagai bagian dari proses sistem administrasi yang baik, penjelasan APBD hendaknya didokumentasikan dalam daftar pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD PDSH) (Fadila, 2009). Perencanaan anggaran merupakan subsistem perencanaan strategis yang secara teknis dilaksanakan dengan sistem anggaran kinerja yang didahului dengan perencanaan kinerja.
Dalam pelaksanaannya, proses perencanaan kinerja dilakukan ketika Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah. RKPD) yang merupakan rencana kerja tahunan pemerintah daerah (Latif dkk, 2014).
Sistem Pelaporan
Ghozali, Imam da Arifin Sabeni (2001) mengatakan bahwa laporan keuangan disusun sedemikian rupa sehingga dapat memberikan informasi yang memadai mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh entitas pelapor selama periode pelaporan. Kepatuhan dan Pengelolaan (Compliance and Stewardship) Laporan keuangan digunakan untuk meyakinkan pengguna laporan keuangan dan otoritas administratif bahwa pengelolaan sumber daya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan lain yang telah ditetapkan. Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik.
Laporan keuangan digunakan untuk memantau kinerja dan mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk mengamati tren dari waktu ke waktu, mencapai tujuan yang ditetapkan, dan membandingkan dengan kinerja organisasi serupa lainnya, jika ada. Informasi Perencanaan dan Otorisasi (Planning and Authorization Information) Laporan keuangan berfungsi sebagai dasar perencanaan kebijakan dan kegiatan di masa depan. Hubungan Masyarakat (Hubungan Masyarakat) Fungsi laporan keuangan adalah untuk memungkinkan organisasi menyajikan laporan pencapaiannya kepada pengguna, karyawan, dan masyarakat yang terkena dampak.
Sumber Fakta dan Angka Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada berbagai kelompok kepentingan yang ingin mengetahui lebih jauh tentang organisasi.
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
Berdasarkan instruksi presiden no. 7 Tahun 1999, “akuntabilitas juga dapat diartikan sebagai wujud tanggung jawab seseorang atau satuan organisasi dalam pengelolaan sumber daya yang diberikan dan dikendalikan guna mencapai tujuan, melalui media laporan akuntabilitas kinerja secara berkala.” Keputusan Kepala LAN No. 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Instansi Pemerintah menjelaskan bahwa akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan misi organisasi dalam mencapai tujuan. tujuan yang dijanjikan.ditentukan oleh sistem tanggung jawab berkala. Selain prinsip-prinsip tersebut di atas, penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang lebih efektif memerlukan komitmen yang kuat dari organisasi yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab di bidang pemantauan dan evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. .
Siklus akuntabilitas kinerja instansi pemerintah seperti terlihat pada gambar di atas diawali dengan penyusunan perencanaan strategis (Renstra) yang meliputi penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran serta penetapan strategi yang akan digunakan. untuk mencapainya. tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Pada akhir suatu periode, capaian kinerja tersebut dilaporkan kepada pihak yang berkepentingan atau pemohon dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (GAPR). Pada tahap akhir, informasi yang terdapat dalam LAKIP digunakan untuk terus meningkatkan kinerja lembaga.
Begitu pula dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang akuntabilitas kerja lembaga pemerintah mencerminkan kemauan politik pemerintah untuk segera memperbaiki infrastruktur guna mewujudkan pemerintahan yang baik.
Penelitian Terdahulu
Sektor publik baik pusat maupun daerah harus mampu menjadi subjek informasi guna memenuhi hak-hak masyarakat yaitu hak untuk mengetahui, hak untuk mengetahui, dan hak untuk didengar keinginannya. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode survei dengan menggunakan instrumen kuesioner dengan analisis regresi berganda dengan sasaran pejabat struktural dan staf. dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Sasaran anggaran yang semakin jelas akan meningkatkan kejelasan dan kejelasan sasaran anggaran dan pengendaliannya. akuntansi dan sistem pelaporan yang berpengaruh. pada saat yang sama juga penting bagi akuntabilitas kinerja lembaga tersebut.
Target anggaran, pengendalian akuntansi, dan sistem pelaporan akuntabilitas untuk lembaga pemerintah. teknik regresi berganda digunakan. Dengan menggunakan SPSS beberapa kali, diperoleh hasil sebagai berikut: Kejelasan tujuan anggaran, pengendalian akuntansi dan sistem pelaporan memberikan dampak secara bersamaan. Berdasarkan hasil pengujian data yang dilakukan. dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, Penerapan akuntansi. keuangan daerah, pemantauan kualitas laporan keuangan dan sekaligus kejelasan tujuan anggaran. Penelitian ini. berusaha menjelaskan pengaruh suatu variabel terhadap variabel pendukung lainnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penganggaran berbasis kinerja berpengaruh positif terhadap akuntabilitas kinerja pengelolaan keuangan Pemerintah Daerah Lombok Barat.
Kerangka Pikir
Hipotesis Penelitian
Jenis dan Lokasi Penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian
Sampel penelitian berjumlah 50 orang yang terdiri dari sekretaris daerah, kepala departemen, kepala lembaga, kepala inspektorat, kepala subbagian (keuangan, perencanaan dan pelaporan) dan kepala bagian anggaran. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subjek yang diperoleh melalui observasi langsung dan survei dengan memberikan kuesioner kepada responden. Sumber primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2013).
Data primer diperoleh dari hasil pengiriman kuesioner kepada pegawai Pemerintah Kabupaten Majene yang terlibat dalam perencanaan anggaran.
Metode Pengumpulan Data
Instrumen Penelitian
Analisis Deskriptif
Uji Kualitas Data
Metode Analisis Data
Visi dan Misi Kabupaten Majene
Pemerintah Kabupaten Majene
Pemerintah Daerah Kabupaten Majene terdiri dari 28 SKPD di luar Organisasi Kabupaten yaitu sekretariat daerah, sekretariat DPRD dan beberapa departemen, kantor, lembaga dan lembaga lainnya.
Hasil Penelitian
Karakteristik Responden
Dari tabel 4.8 terlihat bahwa dari 42 responden yang disurvei, persepsi responden terhadap barang persediaan dalam perencanaan anggaran (X1) secara umum berada pada rentang yang sangat tinggi dengan skor sebesar 4,55. Artinya responden memberikan persepsi sangat baik terhadap perencanaan anggaran Pemerintah Kabupaten Wajo. Dari tabel 4.9 terlihat bahwa dari 42 responden yang disurvei, persepsi responden terhadap barang inventaris dalam perencanaan anggaran (X1) secara umum berada pada rentang yang sangat tinggi dengan skor sebesar 4,43.
Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa dari 42 responden yang disurvei, persepsi responden terhadap item pernyataan kinerja organisasi (Y) secara umum sangat tinggi dengan skor sebesar 4,40. Berdasarkan Tabel 4.8, hasil uji validitas menunjukkan bahwa seluruh item pada variabel Perencanaan Anggaran yang diuji dalam penelitian menunjukkan bahwa setiap instrumen penjelas dianggap valid karena nilai korelasi total item terkoreksi > dari r tabel mempunyai signifikansi 0 , 05 (5) memiliki. %). Berdasarkan Tabel 4.9 hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa seluruh item pada Variabel Sistem Pelaporan yang diuji dalam penelitian menunjukkan bahwa setiap instrumen pernyataan dianggap valid karena nilai korelasi total item terkoreksi > dari r tabel dengan signifikansi sebesar 0,05 (5%).
Berdasarkan tabel 4.10 hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa seluruh item pada variabel Akuntabilitas Kinerja yang diuji dalam penelitian menyatakan bahwa setiap instrumen pernyataan dianggap valid karena nilai korelasi Corrected Item-Total > r tabel dengan signifikansi 0,05 ( 5)%).
Reliabilitas
Analisis Data
Uji Asumsi Klasik
Bentuk grafik histogram di bawah ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena bentuk grafiknya normal dan tidak menyimpang ke kanan maupun ke kiri. Plot probabilitas normal berikut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena terlihat dari titik-titik yang tersebar di sekitar garis diagonal dan distribusinya mengikuti arah garis diagonal.
Uji Hipotesis
Berdasarkan tabel 4.13 terlihat bahwa pada pengujian regresi berganda diperoleh nilai F hitung sebesar 32,794 dengan tingkat signifikansi 0,000 kurang dari 0,05, dimana nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel sebesar 3,18 (dfl=3-1 =2 dan df Artinya variabel perencanaan anggaran dan Sistem Pelaporan secara bersama-sama berpengaruh terhadap Akuntabilitas Kinerja.
Pembahasan
Berdasarkan hasil uji simultan (uji F) pada Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa perencanaan anggaran berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja. Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu Mei Anjarwati (2012) yang menyatakan sistem pelaporan secara simultan berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja. Sistem pelaporan berbanding lurus dengan Akuntabilitas Kinerja, semakin tinggi sistem pelaporan yang diterapkan pada organisasi pemerintah daerah Kabupaten Majene dalam hal ini SKPD di Kabupaten Majene maka semakin tinggi pula kinerja organisasi di daerah tersebut.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti masalah yang sama, disarankan untuk meneliti topik lain dengan variabel lain yang mempengaruhi akuntabilitas kinerja otoritas publik dan dapat mengambil sampel yang lebih luas. Pengaruh Kejelasan Tujuan Anggaran, Pengendalian Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah Kota Jambi JPUJ ISSN 0852-8349 Vol.13 No.2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah Pemerintahan Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004. Kejelasan sasaran anggaran, pengendalian akuntansi, sistem pelaporan dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pada Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI.
KUA-PPAS yang disusun merupakan penjabaran dari pelaksanaan Musrenbang yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Majene.
Juni 1997. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang merupakan