(PERSERO) SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi
Oleh:
Gugun Triyantoro
0513010125/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
rahmat, hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan
menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula
memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH
SISTEM INFORMASI, PENGANGGARAN, PELAPORAN DAN ANALISIS
TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
PADA PT. GARAM (PERSERO) SURABAYA.
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam
penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang
dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan
dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun
sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin N, MM Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
3.
Bapak. Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi Selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya
4.
Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si, Ketua program studi Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
iii
6.
Segenap tenaga pengajar, karyawan dan seluruh rekan-rekan mahasiswa
terutama Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur Surabaya.
7.
Bapak dan Ibu tercinta terima kasih atas doa, kasih sayang, dukungan dan
bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam
penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan
saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi
ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, Maret 2010
KATA PENGANTAR
... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL
... ix
DAFTAR GAMBAR
... xi
DAFTAR LAMPIRAN
...
xii
ABSTRAKSI ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.
Latar Belakang ... 1
1.2.
Perumusan Masalah ... 8
1.3.
Tujuan Penelitian ... 8
1.4.
Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
2.1.
Hasil Penelitian Terdahulu ... 10
2.2.
Landasan Teori ... 18
2.2.1.
Pengertian Pengendalian Manajemen ... 18
2.2.1.1.
Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen 18
2.2.1.2.
Struktur dan Proses Dalam Sistem
Pengendalian Manajemen ... 20
2.2.1.3.
Efektivitas Dalam Sistem Pengendalian
Manajemen ... 20
2.2.2.1.
Pengertian dan Tinjauan Sistem Informasi .... 22
2.2.2.2.
Karakteristik Sistem Informasi ... 24
2.2.2.3.
Penggolongan Informasi ... 25
2.2.3.
Penganggaran ... 27
2.2.3.1.
Pengertian Anggaran ... 27
2.2.3.2.
Pengertian Penganggaran ... 28
2.2.3.3.
Karakteristik Anggaran ... 29
2.2.3.4.
Kegunaan Pokok Anggaran ... 29
2.2.3.5.
Hubungan Anggaran Dengan Akuntansi ... 30
2.2.3.6.
Tahap Implementasi Anggaran ... 32
2.2.4.
Pelaporan dan Analisis ... 32
2.2.4.1.
Pengertian Pelaporan ... 32
2.2.4.2.
Manfaat Pelaporan ... 34
2.2.4.3.
Laporan Yang Efektif ... 35
2.2.4.4.
Pengertian Analisis ... 36
2.2.5.
Teori Yang Melandasi Pengaruh Sistem Informasi
Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen 39
2.2.6.
Teori Yang Melandasi Pengaruh Penganggaran
Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen 40
Penganggaran, Serta Pelaporan dan Analisis Terhadap
Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen ... 43
2.3.
Kerangka Pikir ... 45
2.4.
Hipotesis ... 48
BAB III METODE PENELITIAN
... 49
3.1.
Definisi Penelitian dan Pengukuran Variabel ... 49
3.1.1.
Definisi Operasional ... 49
3.1.2.
Pengukuran variabel ... 50
3.2.
Teknik Penentuan Sampel ... 52
3.3.
Teknik Pengumpulan Data ... 54
3.3.1.
Jenis Data ... 54
3.3.2.
Sumber Data ... 55
3.3.3.
Teknik Pengumpulan Data ... 55
3.4.
Uji Validitas, Uji Realibilitas, dan Uji Normalitas ... 56
3.4.1.
Uji Validitas ... 56
3.4.2.
Uji Reliabilitas ... 57
3.4.3.
Uji Normalitas ... 57
3.5.
Teknik Analisis ... 58
3.5.1.
Uji Asumsi Klasik ... 58
3.5.2.
Analisis Regresi Linier Berganda ... 60
4.1.2.
Lokasi Perusahaan ... 65
4.1.3.
Bentuk dan Struktur Organisasi ... 66
4.2.
Deskripsi Hasil Penelitian ... 75
4.2.1.
Deskripsi Variabel Sistem Informasi (X
1) ... 75
4.2.2.
Deskripsi Variabel Penganggaran (X
2) ... 76
4.2.3.
Deskripsi Variabel Pelaporan Dan Analisis (X
3) ... 77
4.2.4.
Deskripsi Variabel Efektifitas Sistem Pengendalian
Manajemen (Y) ... 78
4.3.
Deskripsi Hasil Pengujian ... 79
4.3.1.
Hasil Pengujian Validitas, Reliabilitas Dan Normalitas 79
4.3.1.1.
Pengujian Validitas ... 79
4.3.1.2.
Pengujian Reliabilitas ... 81
4.3.1.3.
Hasil Pengujian Normalitas ... 82
4.3.2.
Pengujian Asumsi Klasik ... 83
4.3.2.1.
Uji Multikolinieritas ... 83
4.3.2.2.
Uji Heteroskedastisitas ... 83
4.3.2.3.
Uji Autokorelasi ... 84
4.3.3.
Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ... 86
4.3.4.
Pengujian Hipotesis ... 88
4.3.4.1.
Uji Kecocokan Model ... 88
4.5.
Perbedaan Penelitian Yang Dilakukan Sekarang Dengan
Penelitian Terdahulu ... 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
... 97
5.1.
Kesimpulan ... 97
5.2.
Saran ... 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tabel 1.2
Jumlah Penurunan Karyawan PT.GARAM (Persero) ... 6
Tabel 2.1
Gambar Diagram Kerangka Pikir ... 47
Tabel 3.1
Ketentuan Uji Durbin Watson ... 59
Tabel 4.1
Hasil Jawaban Responden untuk Pernyataan Variabel Sistem
Informasi (X
1) ... 75
Tabel 4.2
Hasil Jawaban Responden untuk Pernyataan Variabel Penganggaran
(X
2) ... 76
Tabel
4.3
Hasil Jawaban Responden untuk Pernyataan Variabel
Pelaporan Dan Analisis (X
3) ... 77
Tabel
4.4
Hasil Jawaban Responden untuk Pernyataan Variabel
Efektifitas Sistem Pengendalian Manajemen (Y) ... 78
Tabel 4.5.
Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Sistem Informasi
(X
1)... 80
Tabel 4.6.
Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Penganggaran (X
2) .
Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Pelaporan Dan Analisis
80
Tabel 4.7.
80
Tabel 4.8.
(X
3) ...
Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Efektifitas Sistem
Pengendalian Manajemen (Y) ... 81
Tabel 4.9.
Hasil Uji Reliabilitas ... 82
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas ... 82
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolinieritas ... 83
Tabel 4.15.
Perbandingan Penelitan Sekarang Dan Penelitan Terdahulu . 95
xi
Oleh:
Gugun Triyantoro
Abstraksi
Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang dan pada era
globalisasi seperti saat ini peningkatan persaingan sangat pesat. Persaingan ini
akan membawa dampak bagi pihak manajemen perusahaan dimana pihak
manajemen perusahaan dituntut untuk bekerja secara efektif dan efisien agar
perusahaan dapat memperoleh profit dan memenangkan persaingan. Agar berhasil
mengimplementasikan strategi dengan baik, manajer perlu system pengendalian
manajemen. Peranan pengendalian manajemen pada suatu perusahaan bermanfaat
bagi pengendalian tugas untuk memastikan kerja yang efektif dan efisien ditugas.
Pada PT.GARAM (Persero) kinerja para manajer tidak efektif dalam sistem
pengendalian manajemen, sehingga menyebabkan kurang tepatnya pemrosesan
sistem informasi yang disusun oleh pihak manajemen. Tujuan dalam penelitian ini
adlah untuk menguji sistem informasi, penganggaran, pelaporan dan analisis
berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para manajer yang
berjumlah 44 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam peneltian
ini adalah
Simple Random Sampling
dengan menggunakan rumus slovin
untuk
menentukan jumlah sampelnya yang berjumlah 40 orang. Teknik analisis yang
digunakan adalah teknik regresi linier berganda dengan menggunakan uji
hipotesis uji F dan Uji t.
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linear berganda
untuk menganalisis pengaruh antara sistem informasi, penganggaran, pelaporan
dan analisis berpengaruh terhadap efektifitas sistem pengendalian manajemen
pada PT. GARAM (Persero), maka dilihat dari nilai signifikansi, hipotesis yang
menyatakan bahwa : “Diduga variabel sistem informasi, penganggaran, pelaporan
dan analisis berpengaruh terhadap efektifitas sistem pengendalian manajemen,
dapat terbukti kebenarannya”.
Kata
Kunci
:
Sistem Informasi, Pengangaran, Pelaporan dan Analisis,
Efektivitas Pengendalian Intern
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang dan pada era globalisasi seperti saat ini peningkatan persaingan sangat pesat. Semakin meningkatnya persaingan, maka saat ini hampir tidak ada suatu negara atau industri yang tidak peduli terhadap masalah persaingan. Perubahan intensitas persaingan bahkan terjadi secara dinamis sehingga batasan arena persaingan menjadi semakin kabur, dan pesaing semakin sulit untuk diidentifikasi dan diantisipasi. Gelombang globalisasi bisnis semakin meningkatkan dinamika dan intensitas persaingan sehingga meningkatkan peran strategi dalam menunjang kemampuan organisasi untuk tetap bertahan (survive) menghadapi persaingan.
Pencapaian tujuan perusahaan bukanlah hal yang sangat mudah untuk dilakukan, karena itu diperlukan rumusan strategi yang nantinya rumusan strategi ini dijalankan melalui kegiatan perusahaan yang pada hakekatnya merupakan upaya bersama antara pengusaha dan pekerja yang diarahkan, baik untuk pertumbuhan perusahaan maupun untuk kesejahteraan masyarakat termasuk kesejahteraan pekerja. Oleh karena itu perusahaan perlu memberi imbalan yang layak sesuai dengan sumbangan jasa yang diberikan serta pertimbangan kemanusiaaan. Selain itu, perusahaan wajib mempertahankan peningkatan kesejahteraan pekerja sesuai dengan peningkatan kemampuan dan kemajuan perusahaan. (Dodyk, 2003: 3)
Agar berhasil mengimplementasikan strategi dengan baik, manajer perlu system pengendalian manajemen (management control system) yang oleh Anthony (1998: 6) dinyatakan sebagai suatu proses di mana manajer organisasi mempengaruhi anggota-anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi yang telah ditentukan.
Peranan pengendalian manajemen pada suatu perusahaan bermanfaat bagi pengendalian tugas untuk memastikan kerja yang efektif dan efisien ditugas. Efektivitas diartikan sebagai kemampuan suatu unit untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan, efisien menggambarkan beberapa banyak masukan yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit keluaran tertentu (Dodyk, 2003: 10).
Menurut Anthony, dkk. (1993: 11), pengendalian manajemen terutama adalah proses untuk memotivasi dan memberi semangat orang-orang yang melaksanakan kegiatan-kegiatan demi mencapai tujuan organisasinya. Ini juga digunakan sebagai proses untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan-kesalahan yang tidak di sengaja dan ketidakberesan yang disengaja, seperti pencurian atau penyalahgunaan sumber daya.
Penerapan sistem pengendalian manajemen menurut Supriyono, (2000: 36) terdapat unsur-unsur yang terbagi dalam kelompok struktur dan proses.
Yang termasuk dalam kelompok struktur adalah : a. Struktur Organisasi
b. Aliran Informasi
c. Pendelegasian Wewenang
Adapun yang termasuk dalam kelompok proses adalah : a. Penyusunan Anggaran
Melaksanakan operasionalnya suatu perusahaan tentu tidak terlepas dari pengaruh struktur dan proses dari penerapan sistem pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen (SPM) merupakan satu disiplin ilmu akuntansi manajemen yang berusaha untuk mengatur dan mempengaruhi perilaku orang-orang didalam organisasi agar bertindak sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak manajemen untuk mencapai tujuan organisasinya. Jika dicermati sistem pengendalian mungkin merupakan satu-satunya disiplin ilmu akuntansi yang cukup luas dan sulit untuk dipelajari mengingat bahwa objek dari sistem pengendalian manajemen adalah manusia yang bersifat unik satu sama lain dan memiliki motivasi dan keinginan pribadi yang berbeda pula (Bonnie, 2004: 120). Menurut Dodyk (2003 : 8) bahwa struktur organisasi, sistem
pihak eksternal yang akan berdampak terhadap pencapaian strategi dan nilai badan usaha.
PT.GARAM (Persero) merupakan salah satu BUMN yang bergerak dalam usaha memproduksi dan memasarkan garam bahan baku untuk industri dan garam olahan untuk konsumsi . PT.GARAM (Persero) tentunya tidak tidak terlepas dari kondisi persaingan yang semakin tajam sehingga harus segera diarahkan untuk dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing. Karena PT.GARAM (Persero) terus berkembang memungkinkan adanya permasalahan. Hal ini dapat dilihat dari proyeksi laba/rugi pada awal tahun perusahaan membuat RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan), kemudian pada akhir tahun dapat dikeahui selisih perbandingan proyeksi laba/rugi antara rencana dengan realisasi setiap tahunnya. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat data laba bersih PT.GARAM (Persero) Surabaya dalam lima tahun adalah sebagai berikut:
Tabel 1. 1. : Laba Kotor PT.GARAM (Persero) Surabaya
Tahun Rencana Realisasi Selisih
2002 2003 2004 2005 2006
Rp 16.100.860 Rp 21.480.400 Rp 7.232.760 Rp 8.687.778 Rp 7.616.466
Rp 9.395.574 Rp 14.317.827 Rp 6.854.865 Rp 6.486.729 Rp 9.014.255
Berdasarkan data yang diperoleh mulai tahun 2002 hingga tahun 2006, dapat dilihat selisih antara realisasi dan rencana laba kotor tahun 2002 sebesar Rp (6.705.286), tahun 2003 turun menjadi Rp (7.162.573), tahun 2005 kembali menurun menjadi Rp (377.895). Untuk tahun 2005, realisasi laba kotor mengalami penurunan menjadi Rp (2.201.049), dan tahun 2007 realisasi laba kotor ini mengalami kenaikan menjadi Rp 1.397.789. Hal mengenai penurunan ini dimungkinkan permasalahan dari sistem pengendalian manajemen yang belum berjalan dengan efektif. Adapun permasalahan yang terjadi dalam sistem pengendalian manajemen yaitu pada manajemen sumber daya manausia (SDM) dan sistem informasi. Permasalahan pada sumber daya manajemen adalah penurunan jumlah total keseluruhan karyawan dari tahun ke tahun disebabkan PT.GARAM (Persero) melakukan pensiun dini kepada para pegawai yang sudah tidak produktif. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat data penurunan total/jumlah karyawan pada PT.GARAM (Persero) dalam tiga tahun adalah sebagai berikut:
Tabel 1. 2. : Jumlah Penurunan Karyawan PT.GARAM (Persero)
Pendidikan Tahun
2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Pasca Sarjana 3 2 5
Sarjana 108 105 118
Sarjana Muda 17 15 15
SLTA 304 260 185
SLTP 51 38 27
SD 90 70 20
Total/ Jumlah 573 490 370
Hal ini menyebabkan kinerja para manajer tidak efektif dalam sistem pengendalian manajemen, sehingga menyebabkan kurang tepatnya pemrosesan sistem informasi yang disusun oleh pihak manajemen.
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan maka hal tersebut menarik peneliti untuk mengadakan penelitian yang berjudul : “Pengaruh Sistem Informasi, Penganggaran, Pelaporan Dan Analisis Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen Pada PT.GARAM (Persero) di Surabaya”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut :
”Apakah sistem informasi, penganggaran, pelaporan dan analisis berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen?”
1.3. Tujuan Penelitian
”Untuk menguji sistem informasi, penganggaran, pelaporan dan analisis berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen.”
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Bagi perusahaan
b. Bagi universitas
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi universitas sebagai tambahan referensi dan dapat memberikan ide-ide untuk pengembangan lebih lanjut bagi rekan-rekan yang mengadakan penelitian dimasa mendatang.
c. Bagi peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Berikut ini dikemukakan penelitian-penelitian yang sebelumnya yang
pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan
masukan serta bahan pengkajian berkaitan dengan penelitian ini antara lain
sebagai berikut :
1. Dodyk Ardyansah Rachman (2003)
Penelitian dengan judul “ Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen PT. Sentraboga
Inti Selera Di Pasuruan”. Perumusan masalah yang dibahas adalah :
a. Apakah ada pengaruh struktur organisasi, sistem informasi, pusat
pertanggungjawaban, pendelegasian wewenang dan penganggaran
serta pelaporan dan analisis terhadap efektivitas sistem
pengendalian manajemen.
b. Diantara struktur organisasi, sistem informasi, pusat
pertanggungjawaban, pendelegasian wewenang dan penganggaran,
serta pelaporan dan analisis, apakah struktur organisasi yang
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap efektivitas sistem
pengendalian manajemen.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tersebut
organisasi, sistem informasi, pusat pertanggungjawaban, pendelegasian
wewenang dan penganggaran serta pelaporan dan analisis secara
simultan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap efektivitas sistem
pengendalian manajemen telah teruji kebenarannya. Hipotesis kedua
yang menyatakan bahwa struktur organisasi, sistem informasi, pusat
pertanggungjawaban, pendelegasian wewenang dan penganggaran
serta pelaporan dan analisis pengaruh secara nyata terhadap efektivitas
sitem pengendalian manajemen. Hipotesis ketiga menyatakan bahwa
terdapat faktor-faktor yang paling dominan antara struktur organisasi,
sistem informasi, pusat pertanggungjawaban, pendelegasian
wewenang, penganggaran serta pelaporan dan analisis terhadap
efektivitas sistem pengendalian manajemen, dimana struktur organisasi
mempunyai faktor paling dominan. Jadi dengan ketiga hipotesis yang
ada menyatakan bahwa dengan pengaruh struktur organisasi, sistem
informasi, pusat pertanggungjawaban dan pendelegasian wewenang,
penganggaran serta pelaporan dan analisis telah teruji dan terbukti
nyata maka sistem pengendalian manajemen yang diterapkan dapat
berjalan efektif.
Berdasarkan kesimpulan diatas adapun saran yang dapat
dikemukakan sebagai berikut:
a. PT. Sentraboga Inti Selera dituntut untuk lebih memahami perilaku
meningkatkan minat, motivasi, kegairahan dan pemahaman kerja
mereka daripada sebelumnya.
b. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan menghindari
terjadinya penyimpangan maka dalam menyusun pedoman kerja,
diharapkan pihak PT. Sentraboga Inti Selera Pasuruan hendaknya
melibatkan semua bagian yang terkait (manajemen bawah sampai
manajemen atas).
c. Dalam masalah pengendalian manajemen maka perusahaan
hendaknya melakukan pembagian secara tegas dan tanggung jawab
yang jelas diantara para personil serta menyusun standar atau tolak
ukur tertentu yang harus dicapai sesuai dengan struktur organisasi
yang ada untuk mencapai dasar pedoman kerja yang disusun
nantinya.
d. Jika terjadi penyimpangan baik sengaja maupun tidak sengaja,
perusahaan hendaknya mampu menganalisis penyebabnya dan
menentukan kebijaksanaan lebih lanjut terhadap penyimpangan
tersebut. Jika merupkan penyimpangan yang tidak sengaja maka
dicarika pemecahannya, agar tidak terulang di waktu mendatang
dan jika penyimpangan itu kesengajaan maka perusahaan harus
menindak dengan tegas personil yang melakukan penyimpangan
2. Ni Made Ida Pratiwi (2001)
Penelitian dengan judul “Analisis Beberapa Faktor Yang
Mempengaruhi Keberhasilan Sistem Pengendalian Manajemen Pada
Bank Umum Nasional Di Surabaya”. Perumusan masalah yang
dibahas adalah:
a. Sejauhmana faktor struktur organisasi, aliran informasi, pusat
pertanggungjawaban dan pelimpahan wewenang, tolok ukur
prestasi dan motivasi, analisis lingkungan, perencanaan strategik,
penyusunan program, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan
pengukuran, pelaporan dan analisis berpengaruh terhadap
keberhasilan pengendalian manajemen pada Bank Umum Di
Surabaya?
b. Kesepuluh faktor tersebut, faktor manamakah yang paling dominan
mempengaruhi keberhasilan sistem pengendalian manajeman pada
Bank Umum Di Surabaya?
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitan tersebut adalah
hipotesis yang pertama menyatakan bahwa secara serentak (simultan)
faktor struktur organisasi, aliran informasi, pusat pertanggungjwaban
dan pelimpahan wewenang, tolok ukur prestasi dan motivasi, analisis
lingkungan, perencanaan strategi, penyusunan anggaran, pelaksanaan
dan pengukuran, pelaporan dan analisis mempunyai pengaruh yang
bermakna terhadap keberhasilan sistem pengendalian manajemen
Hipotesis yang kedua menyatakan bahwa secara partial telah
diketahui bahwa di antara kesepuluh faktor-faktor yang dianalisis
ternyata penyusunan program mempunyai pengaruh yang paling
dominan terhadap keberhasilan sistem pengendalian manajemen,
dengan kontribusi yang diberikan sebesar 54,27%.
Kelemahan penelitian ini adalah adanya perbedaan yaitu mengenai
variabel-variabel yang secara partial mempengaruhi sistem
pengendalian manajemen pada bank umum di Surabaya. Hal ini terjadi
karena penelitian ini mengambil objek (jenis perusahaan) yang
berbeda, dengan demikian maka lingkungan yang mempengaruhi juga
berbeda, di samping itu kondisi perekonomian saat ini mendorong
industri perbankan untuk bersikap hati-hati dan peka terhadap
perubahan lingkung, baik lingkungan internal maupun lingkungan
eksternal. Dengan demikian maka seringkali kebijakan dan strategi
yang ditetapkan berubah dan memerlukan tindakan yang serba cepat
dalam mengantisipasi perubahan lingkungan tersebut. Namun
demikian, faktor-faktor pengendalian manajemen tetap menjadi
perhatian mereka karena bagaimanapun juga faktor-faktor tersebut
mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap keberhasilan
perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarakan kesimpulan dan kelemahan penelitian ini, maka
a. Setelah mengetahui bahwa faktor struktur organisasi, aliran
informasi, pusat pertanggung-jawaban dan pelimpahan wewenang,
tolok ukur prestasi dan motivasi, analisis lingkungan, perencanaan
strategik, penyusunan program, penyusunan anggaran, pelaksanaan
dan pengukuran, pelaporan dasn analisis berpengaruh terhadap
keberhasilan sistem pengendalian manajemen maka bank umum
yang ada di Surabaya diharapkan memberikan perhatian terhadap
kesepuluh faktor tersebut secara utuh, karena faktor-faktor tersebut
merupakan suatu sistem dari sistem pengendalian manajemen
sehingga saling berkaitan dan tidak dapat diabaikan satu sama
lainnya.
b. Karena penyusunan program mempunyai pengaruh yang sangat
dominan, maka diharapkan bank-bank umum yang ada di Surabaya
lebih meningkatkan kualitas penyusunan programnya sehingga
lebih memudahkan perusahaan dalam pencapaian tujuan.
c. Penyusunan program dan penyusunan anggaran dalam perbankan
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan jenis perusahaan
yang lain, dan ini sangat menarik untuk dikaji lebih dalam untuk
penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu, disarankan untuk penelitian
lebih lanjut, untuk meneliti faktor penyusunan program dan
3. Bonnie Soeherman (2004)
Penelitian dengan judul “ Memahami Motivasi Sebagai Dasar
Efektifitas dan efisiensi perancangan Sistem Pengendalian Manajemen
Di Dalam Pencapaian Strategi Badan Usaha. Perumusan masalah yang
dibahas adalah:
a. Apakah motivasi merupakan faktor pengaruh utama di dalam
mendisain sistem pengendalian manajemen?
Kesimpulan yang dapat diambil adalah motivasi merupakan
komponen dasar yang membawa dampak baik di dalam ekuitas
internal badan usaha maupun di dalam persaingan dengan pihak
eksternal yang akan berdampak terhadap pencapaian strategi dan nilai
badan usaha.
Kelemahan dari penelitian ini adalah di dalam penerapannya,
sebagai konsekuensi dari ketaatan dan ketidaktaatan karyawan
terhadap sistem pengendalian manajemen, sering kali pihak
manajemen menawarkan bentuk kompensasi baik yang bersifat positif
maupun negatif (punishment) dengan berbagai variasi. Namun tidak
jarang bahwa hal ini tidak dapat berjalan efektif seperti yang
diharapkan. Perlu diketahui bahwa tidak banyak tawaran sistem
kompensasi yang terapkan oleh pihak manajemen mampu memberikan
dampak yang bersifat positif atau justru sebaliknya. Disamping hal itu,
atau secara intrinsik. Hal inilah yang cukup sulit diprediksi dan
dikendalikan dan membutuhkan perhatian khusus dari manajemen.
Berdasarkan kesimpulan dan kelemahan penelitian ini, maka dapat
dikemukakan saran-saran penelitian, sebagai berikut:
a. Pengetahuan mengenai teori motivasi harus ditindaklanjuti dengan
pemahaman lebih lanjut mengenai motivasi pada area kerja badan
usaha. Untuk menumbuhkan motivasi intrinsik yang positif bagi
badan usaha, seorang manajer harus dapat memahami bawahannya.
Penelitian ini juga terdapat persamaan dengan penelitian terdahulu,
persamaannya adalah terdapat variabel yang sama dimungkinkan variabel
tersebut merupakan bagian dari proses dari sistem pengendalian
manajemen.
Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah penelitian
ini mengambil objek (jenis perusaaan) yang berbeda, dengan demikian
maka lingkungan yang mempengaruhi juga berbeda. Penelitian ini
menggunakan kombinasi antara tiga variabel independen yakni Sistem
Informasi, penganggaran, pelaporan dan analisis yang diduga berpengaruh
positif terhadap efektifitas sistem pengendalian manajemen sehingga
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Pengendalian Manajemen
Pengendalian adalah proses untuk mengarahkan seperangkat
variabel (misalnya mesin-mesin, manusia, equipment) menuju arah atau
mencapai tujuan. Dalam organisasi, pengendalian adalah proses
mengarahkan kegiatan yang menggunakan berbagai sumber ekonomis
agar sesuai dengan rencana sehingga tujuan organisasi dapat dicapai.
(Supriyono, 2000: 19).
Pengendalian Manajemen adalah meliputi metode, prosedur dan
cara yang digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi para anggota
organisasi agar melaksanakan strategi dan kebijakan secara efektif dan
efisien dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. (Supriyono, 2000:27).
Menurut Anthony, dkk (1993: 11) Pengendalian Manajemen
terutama adalah proses yang digunakan manajemen untuk memastikan
bahwa organisasi melaksanakan strategi-strateginya.
2.2.1.1.Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen
Sistem Pengendalian Manajemen adalah sistem yang digunakan
oleh manajemen untuk mempengaruhi para anggota organisasinya agar
melaksanakan strategi dan kebijakan organisasi secara efisien dan efektif
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Sistem pengendalian terdiri
Karakteristik Sistem Pengendalian Manajemen, sebagai berikut
(Anthony, dkk., 1993: 13-14) :
1. Sistem pengendalian manajemen dipusatkan pada program-program
dan pusat pertanggungjawaban.
2. Informasi yang diproses dalam sistem pengendalian manajemen
terbagi dalam dua jenis : (a) data terencana dalam bentuk program,
anggaran dan standar; (b) data actual, yaitu yang benar-benar terjadi
baik di dalam maupun dilingkungan organisasi.
3. Sistem pengendalian manajemen adalah sistem organisasi total yang
merangkum semua aspek dalam operasi organisasi.
4. Sistem pengendalian manajemen biasanya berhubungan erat dengan
struktur keuangan (financial structure), dimana kegiatan-kegiatan dan
sumber daya organisasi dinyatakan dalam satuan uang (misalnya;
rupiah atau dolar).
5. Aspek-aspek perencanaan dari sistem pengendalian manajemen
cenderung mengikuti pola dan jadwal tertentu.
6. Sistem pengendalian manajemen merupakan sistem yang terkoordinasi
dan terpadu, dimana data yang terkumpul digabungkan untuk saling
2.2.1.2. Struktur dan Proses Dalam Sistem Pengendalian Manajemen
a. Struktur Pengendalian Manajemen
Struktur pengendalian manajemen terdapat struktur organisasi,
aliran informasi, pusat pertanggungjawaban dan pendelegasian
wewenang (Anthony, dkk., 1993: 11).
b. Proses Pengendalian Manajemen
Banyak dari proses pengendalian manajemen melibatkan
komunikasi informal dan interaksi antara manajer dengan karyawan.
Komunikasi informal terjadi lewat memo, pertemuan, percakapan
bahkan lewat isyarat-isyarat. Walaupun kegiatan informal ini sangat
penting dalam pengendalian manajemen, tetapi tidak diterima sebagai
deskripsi yang sistematis untuk melengkapi pengendalian informal.
Kebanyakan perusahaan juga mempunyai pengendalian formal
meliputi penyusunan anggaran, pelaporan dan analisis (Anthony, dkk.,
1993: 27).
2.2.1.3. Efektivitas Dalam Sistem Pengendalian Manajemen
Menurut Anthony dkk (1993: 12) pengendalian manajemen
menggunakan pengendalian tugas untuk memastikan pelaksanaan tugas
yang efektif dan efisien. Efektivitas diartikan sebagai kemampuan suatu
unit untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sedangkan efisiensi
menggambarkan berapa masukan (input) yang diperlukan untuk
efisien adalah unit yang dapat memproduksi sejumlah keluaran dan
penggunaan masukan yang minimal atau menghasilkan keluaran
terbanyak dari masukan yang tersedia.
Manajer senior menggunakan sistem pengendalian manajemen
untuk mendeteksi situasi-situasi yang tak terkendali dan untuk
menyakinkan diri sendiri bahwa organisasi telah melaksanakan strategi
dengan efektif dan efisien. Proses memastikan ini penting bagi para
manajer terutama karena waktu mereka berperan sebagai manajer, mereka
tidak melakukan pekerjaan itu sendiri. Fungsi manajer adalah memastikan
bahwa pekerjaan telah dilakukan oleh orang lain; dan bila mereka dapat
mengamati pekerjaaan yang sedang dilaksanakan, mereka membutuhkan
kepastian yang konstan lewat sistem pengendalian manajemen bahwa
pekerjaan tersebut memang sedng dilaksanakan. (Anthony, dkk., 1993:
13).
2.2.1.4. Hubungan Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) dengan Bidang
Lainnya.
Menurut Supriyono (2000, 1: 31), fungsi manajemen mencakup
pengorganisasian, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. SPM
merupakan bagian proses manajemen yang berhubungan dengan fungsi
perencanaan dan pengedalian organisasi. SPM berhubungan dengan
aspek kebijakan administrasi fungsi perencanaan dan pengendalian
Sistem pengendalian manajemen berhubungan erat dengan
akuntansi manajemen. Menurut Supriyono (2000, 1: 32), Akuntansi
Manajemen adalah proses dalam organisasi yang bertujuan untuk
menghasilkan informasi keuangan dan nonkeuangan yang telah terjadi
atau yang diperkirakan akan terjadi untuk disajikan kepada manajemen
untuk digunakan melaksanakan fungsi-fungsinya dan kepada pihak luar
yang berkepentingan yang berkepentingan pada organisasi.
Informasi akuntansi manajemen meliputi informasi mengenai: (1)
pendapatan, (2) beban, (3) laba, dan (4) investasi. Informasi akuntansi
manajemen digunakan dalam lingkungan sturktur dan proses Sistem
Pengendalian Manajemen (Supriyono, 2000: 33).
2.2.2. Sistem Informasi
2.2.2.1. Pengertian dan Tinjauan Sistem Informasi
Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling
berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan
dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan
dan pengawasan dalam organisasi (Husein, 1993: 8). Menurut Supriyono
(2000: 273) didalam sistem pengendalian manajemen mempunyai dua
aspek informasi yaitu:
1. Aspek teknis yaitu aspek yang berhubungan dengan komputer yang
penting maanfaatnya bagi sistem informasi sistem pengendalian
2. Aspek perilaku yaitu aspek perilaku manusia mempengaruhi sistem
informasi sistem pengendalian manajemen sangat penting.
Sistem pengendalian manajemen dapat didefinisikan sebagai sutu
rangkaian struktur komunikasi yang saling berhubungan yang
memungkinkan pengolahan informasi untuk tujuan membantu para
manajemen secara berkesinambungan dalam mengkoordinasikan
bagian-bagian organisasi dalam mencapai tujuannya.
Menurut Supriyono (2000: 317), sistem informasi menghasilkan
informasi yang diperlukan oleh sistem pengendalian manajemen. Sistem
informasi mengumpulkan data terinci mengenai:
1. Setiap transaksi
2. Informasi formal lainnya
3. Observasi informal
4. Peristiwa-peristiwa eksternal yang relevan untuk diolah menjadi
informasi.
Informasi yang di hasilkan oleh sistem informasi digunakan
pemakai internal dan disajikan secara terinci digunakan untuk
melaksanakan dan mengendalikan tugas-tugas. Informasi teringkas
digunakan untuk pengendalian manajemen menentukan aturan-aturan dan
2.2.2.2.Karakteristik Sistem Informasi
Karakteristik sistem informasi meliputi (Wilkinson, 1993: 4-5) :
1. Jaringan informasi
Informasi mengalir diantara berbagai manajer dan karyawan secara
intern dan mengalir pula ke pihak-pihak luar yang jumlahnya sekarang
telah jauh lebih banyak.
2. Tahapan dan fungsi konversi data
Sistem informasi (mengkonversikan) masukan-masukan menjadi
keluaran. Ada tiga tahap yang dilakui dalam pengubahan atau
transformasi ini : tahap masukan, tahap pemrosesan atau pengolahan
dan tahap keluaran.
3. Masukan data dan keluaran informasi
Berbagai data dimasukan untuk diproses selama tahap masukan,
sedangkan informasi tersaji selama tahap keluaran.
4. Pengguna informasi
Pengguna informasi, meliputi : pengguna intern terdiri dari para
manajer dan karyawan perusahaan dan pengguna ekstern seperti
kreditor, pemasok, pelanggan, pemegang saham, badan-badan
2.2.2.3.Penggolongan Informasi
Informasi banyak sekali ragamnya dan masing-masing memiliki
sifat serta kegunaan yang berbeda-beda. Agar informasi yang digunakan
dapat sesuai dengan masalah yang dihadapinya, maka perlu diadakan
penggolongan informasi kedalam kelompok yang sangat membantu
manajemen. Penggolongan tersebut membagi informasi menjadi lima
golongan, (Swastha, 1997: 162-163) yaitu :
1. Informasi Internal dan Eksternal
Penggolongan informasi kedalam : Informasi internal (informasi yang
berasal dari dalam) dan eksternal (informasi yang berasal dari luar) ini
didasarkan pada sumber informasi tersebut. Contoh informasi tentang
upah dan gaji karyawan, karakteristik barang yang dijual, kapasitas
produksi dan sebagainya. Sedangkan contoh informasi yang berasal
dari luar antara lain : jumlah pesanan dari langganan, kebijaksanaan
harga serta perencanaan produksi dari pesaing, peraturan-peraturan
perpajakan dan sebagainya.
2. Informasi Yang Diulang dan Yang Tidak Diulang
Disini penggolongan informasi didasarkan pada jarak atau interval
waktunya. Informasi yang mempunyai interval waktu kurang dari satu
tahun dikategorikan sebagai informasi yang diulang, sedangkan
3. Informasi Keharusan dan Operasional
Informasi keharusan merupakan informasi yang dim inta sebagai
prasyarat oleh pemerintah dan atau lembaga-lembaga lain diluar
perusahaan. Karena permintaan bersifat kontinyu, maka informasi
tersbut dapat dibuat secara rutin. Hal ini dapat mendorong manajemen
untuk meningkatkan perhatiannya pada tugas-tugas yang lain.
Berbeda dengan informasi keharusan, informasi operasional ini lebih
banyak dibutuhkan oleh para manajer dalam perusahaan. Mereka
memerlukan informasi tersebut untuk keperluan perencanaan serta
operasi perusahaan.
4. Informasi Aktif dan Pasif
Informasi aktif adalah informasi yang memberitahukan kepada
seseorang bahwa ia (si penerima) harus melakukan sesuatu. Sedangkan
informasi pasif hanya bersifat sebagai pemberitahuan saja, dan tidak
mengikat seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan.
5. Informasi Yang Sudah Terjadi dan Yang Akan Terjadi
Informasi yang sudah terjadi merupakan informasi yang
penggunaannya dilakukan pada waktu lampau, sedangkan informasi
yang akan terjadi merupakan informasi yang baru akan digunakan
untuk waktu mendatang. Kedua macam informasi ini sangat penting
2.2.3. Penganggaran
2.2.3.1. Pengertian Anggaran
Menurut Mulyadi (2001: 488), konsep anggaran dapat difahami
dengan mengikuti uraian tentang definisi, karakteristik, dan fungsi
anggaran yang disajikan berikut ini. Anggaran merupakan suatu rencana
kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan
moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka
waktu satu tahun. Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka
pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang
ditetapkan dalam proses penyusunan program (programming). Tanpa
didasarkan pada rencana kegiatan jangka panjang yang disusun
sebelumnya, anggaran sebenarnya tidak membawa perusahaan ke arah
mana pun.
Menurut Munandar (2001: 1), budget (anggaran) ialah suatu
rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku
untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Anggaran (budget) adalah rencana manajemen, dengan anggapan
bahwa penyusun anggaran akan mengambil langkah-langkah positif
untuk merealisasikan rencana yang telah disusun ((Anthony, dkk., 1993:
2.2.3.2.Pengertian Penganggaran
Menurut Supriyono (2000: 40), dalam penyusunan anggaran,
program-program diterjemahkan sesuai dengan tanggungjawab tiap
manajer pusat pertanggungjawaban dalam melaksanakan program atau
bagian program. Penganggaran adalah proses penentuan peran setiap
dalam melaksanakan program atau bagian program. Dalam proses
penyusunan anggaran manajer pusat pertanggungjawaban berperan serta
dalam menyusun usulan anggaran serta mengadakan negosiasi dengan
manajer di atasnya yang memberikan peran kepadanya.
Penyusunan Anggaran (Penganggaran) adalah proses kegiatan
yang menghasilkan anggaran tersebut sebagai hasil kerja (output), serta
proses kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan anggaran, yaitu
fungsi-fungsi pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat
pengawasan (Munandar, 1986: 18)
Proses penganggaran, penyusunannya dilakukan dengan
mengumpulkan anggaran bagian dan divisi, yang merupakan
tanggungjawab para manajer. Sebagai bagian dari proses ini, setiap
program diterjamahkan kedalam kegiatan yang berhubungan dengan
tanggungjawab manajer setiap pusat pertanggungjawaban dalam satu
periode dan para manajer mempunyai tugas untuk melaksanakan program
2.2.3.3. Karakteristik Anggaran
Suatu anggaran memiliki karakteristik sebagai berikut (Mulyadi,
2001: 490) :
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain
keuangan.
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.
3. Angaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti
bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang
lebih tinggi dari penyusun anggaran.
5. Sekali disetujui, angaran hanya dapat diubah di bawah kondisi tertentu.
6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan
anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
2.2.3.4. Kegunaan Pokok Anggaran
Anggaran mempunyai kegunaan pokok, yaitu (Munandar, 2001: 10) :
1. Sebagai pedoman kerja
Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta
sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh
kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.
Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar
semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling
menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju ke sasaran
yang telah ditetapkan. Dengan deikian kelancaran jalannya perusahaan
akan lebih terjamin.
3. Sebagai alat pengawasan kerja
Anggaran berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding
untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan
membandingkan antara apa yang tertuang didalam anggaran dengan
apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai
apakah perusahaan telah sukses bekerja ataukan kurang sukses bekerja.
Dari perbandingan tersebut dapat pula diketahui sebab-sebab
penyimpangan antara anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat
pula diketahui kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan yang
dimiliki perusahaan. Hal ini akan dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencana-rencana
(anggaran) selanjutnya secara lebih matang dan lebih akurat.
2.2.3.4.Hubungan Anggaran Dengan Akuntansi
Menurut Munandar (2001: 14) secara sederhana, akuntansi
diartikan sebagai suatu cara yang sitematis untuk melakukan pencatatan,
penganalisaan serta melakukan interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa
finansial yang terjadi dan yang dilakukan oleh perusahaan.
Berdasarkan pengertian tersebut nampaklah bahwa akuntansi
menyajikan data-data historis, menyajikan peristiwa-peristiwa finansial
yang tejadi dari hari ke hari secara teratur dan sistematis. Sedangkan
anggaran menyajikan data taksiran-taksiran untuk jangka waktu tertentu
yang akan datang.
Menurut Munandar (2001: 14-15) bilamana dihubungkan maka
antara anggaran dengan akuntansi mempunyai kaitan yang sangat erat,
yaitu:
1. Akuntansi menyajikan data histories yang sangat bermanfaat untuk
mengadakan taksiran-taksiran (forecasting) yang akan dituangkan
dalam anggaran, yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja
diwaktu yang akan datang. Dengan demikian akuntansi sangat
bermanfaat didalam penyusunan anggaran (fungsi pedoman kerja).
2. Akuntansi juga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur
tentang pelaksanaan anggaran itu nantinya, dari hari ke hari. Dengan
demikian akuntansi menyajikan data realisasi pelaksanan anggaran
secara lengkap. Data realisasi pelaksanaan anggaran secasra lengkap.
Data realisasi pelaksanan anggaran inilah yang nantinya dibandingkan
dengan apa yang tercantum dalam taksiran anggaran itu sendiri, untuk
2.2.3.5.Tahap Implementasi Anggaran
Tahap implementasi anggaran dilaksanakan melalui dua kegiatan
penting (Mulyadi, 2001: 509) yaitu :
1. Komunikasi anggaran. Manajer fungsi anggaran bertanggung jawab
untuk mengkomunikasikan anggaran yang telah disahkan kepada para
manajer jenjang menengah dan bawah.
2. Kerja sama dan koordinasi. Implementasi anggaran yang berhasil,
memerlukan kerja sama orang yang memiliki berbagai macam
keterampilan dan bakat.
2.2.4. Pelaporan dan Analisis
2.2.4.1.Pengertian Pelaporan
Pelaporan adalah proses untuk menyusun dan menyajikan laporan
pada pihak-pihak yang berkepentingan (Supriyono, 2000: 44)
Pelaporan juga digunakan sebagai alat pengendalian. Beberapa
diturunkan dari analisis yang mengembangkan rencana dan
membandingkan hasil aktual dengan dengan hasil yang direncanakan,
dengan penjelasan-penjelasan mengenai penyimpangan yang ada
(Anthony, dkk, 1993: 29)
Pelaporan disusun untuk setiap pusat pertanggungjawaban dan
program. Laporan pusat pertanggungjawaban menunjukkan informasi
kinerja keuangan maupun nonkeuangan, serta informasi internal maupun
eksternal.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem
pengolahan informasi biaya, dengan cara menggolongkan, mencatat, dan
meringkas biaya dalam hubungannya dengan jenjang manajemen yang
bertanggung jawab atas terjadinya biaya, dengan tujuan untuk
menghasilkan informasi akuntansi pertanggungjawaban guna
pengendalian biaya (Mulyadi, 2001: 201).
Sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat dikelompokkan
menjadi dua (Mulyadi, 2001: 190), yaitu :
1. Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional (focus : biaya).
Sistem ini memiliki empat karakteristik :
a. Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban.
b. Standar ditetapkan sebagai tolok ukur kinerja manajer yang
bertanggungjawab tertentu.
c. Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan
anggaran.
d. Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman
berdasarkan kebijakan manajemen yang lebih tinggi.
Jenis laporan pertanggungjawaban biaya digolongkan menjadi tiga
kelompok sesuai dengan jenjang organisasi (Mulyadi,2001: 195),
1. Laporan pertanggungjawaban biaya-manajer bagian. Laporan ini
disajikan untuk para manajer bagian.
2. Laporan pertanggungjawaban biaya-manajer departemen. Laporan
ini disajikan untuk para manajer departemen.
3. Laporan pertanggungjawaban biaya-redaksi. Laporan ini disajikan
kepada direktur utama, direktur produksi, dan direktur pemasaran.
2. Activity-based responsibility accounting system (focus: pengendalian
terhadap aktivitas).
Untuk memungkinkan manajemen melakukan pengelolaan aktivitas,
sistem ini harus memisahkan biaya-penambah dan biaya pengurang.
Pemisahan biaya ini diperlukan agar manajemen (Mulyadi, 2001: 213).
a. Dapat memusatkan perhatian mereka terhadap pengurangan dan
akhirnya penghilangan biaya-bukan-penambahan nilai.
b. Menyadari besarnya pemborosan yang sekarang sedang terjadi.
c. Memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas dengan
menyajikan biaya-bukan-penambah nilai kepada manajemen dalam
bentuk perbandingan antar periode.
2.2.4.2.Manfaat Pelaporan
Menurut Swastha Basu, Ibnu Sukotjo (1997: 328), laporan
keuangan sengaja disusun untuk disajikan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan. Pihak-pihak itu digolongkan dua kelompok besar yaitu
Pihak intern dalam hal ini manajemen ingin melihat efisien kerja
yang dilakukan pada satu periode tertentu dan kemajuan yang diharapkan
dapat dicapai dibandingkan dengan tahun-tahun yang lalu. Sedangkan
pihak ekstern, misalnya pemerintah, berkepentingan untuk menentukan
besarnya pajak yang harus dibayar. Pihak kreditur dan calon kreditur ingin
melihat perusahaan mempunyai kemampuan membayar kembali utang
yang diberikan.
2.2.4.3.Laporan Yang Efektif
Laporan yang efektif para manajer harus memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (Wilkinson, 1993: 416) :
1. Relevansi. Laporan harus membantu seorang atau lebih manajer
dalam memenuhi tanggung jawab utamanya dalam hal pengarahan,
perencanaan, atau pengendalian operasi serta penggunaan sumber
daya yang berkaitan dengan hal itu.
2. Kepadatan. Laporan harus menghilangkan semua rincian yang
tidak perlu dan tidak relevan.
3. Diskiriminasi yang memadai. Meskipun laporan harus pada, dia
tidak boleh menyembunyikan rincian yang tidak diperlukan.
4. Lingkup yang tepat. Laporan harus mencakup lingkup yang
berkaitan dengan tanggungjawab yang akan menerima laporan itu.
membutuhkan laporan dari lingkup yang lebih luas ketimbang para
manajer dengan bidang tanggung jawab yang lebih sempit.
5. Dapat dipahami. Suatu laporan harus menyajikan informasi dalam
format yang jelas dan siap dipakai.
6. Ketepatan waktu. Suatu laporan harus diterbitkan secara tepat
waktu, untuk memungkinkan manajer melakukan tindakan yang
efektif.
7. Keterandalan. Suatu laporan harus memenuhi standar kecermatan
(ketepatan) yang tinggi.
8. Konsistensi dengan laporan-laporan lain. Jika suatu laporan
ingin dicocokkan dengan sistem laporan, informasinya harus
konsisten dengan informasi yang disajikan dalam seluruh laporan
yang berkaitan dengannya.
2.2.4.4.Pengertian Analisis
Menurut Supriyono (2000: 44) Analisis adalah proses untuk
mengetahui penyebab mengetahui penyebab perbedaan antara informasi
sesunguhnya dengan anggarannya atau yang diharapkan dalam rangka
menilai kinerja manajerial.
Analisis yang digunakan analisis selisih antara anggaran dan
realisasinya, sebab anggaran merupakan komitmen manajer pusat
pertanggungjawaban mengenai kinerja yang harusnya dicapai. Dalam
selisih yang mengakibatkan realisasi laba bersih lebih kecil dibandingkan
dengan anggarannya, sedangkan selisih rugi adalah selisih mengakibatkan
realisasi laba bersih lebih kecil dibandingkan dengan anggaranya
(Supriyono, 2000: 124)
Menurut Joe (2000: 44), analisis adalah mengevaluasi kondisi
akuntansi yang berkaitan dengan pos dan alasan yang mungkin tidak
sesuai. Terdapat dua metode laporan keuangan yaitu (Swastha, 1997:
328-330) :
1. Metode Vertikal adalah analisis elemen-elemen laporan keuangan
pada suatu periode tertentu. Analisis dengan metode ini menggunakan
rasio atau perbandingan antara pos-pos yang terdapat didalam neraca
dan laporan laba-rugi. Dua analisis yang banyak digunakan didalam
perbandingan antara pos-pos di neraca adalah :
a. Analisis likuiditas, menggunakan dua macam ratio, yaitu :
1. Current ratio, menggunakan pengukuran kemampuan
perusahaan untuk memnuhi kewajibannya setiap saat
ditagih. Likuiditas yang diukur dengan current ratio disebut
likuiditas badan usaha dengan membandingkan aktiva
lancar, Current rationya sebagai berikut :
Aktiva lancar
Current ratio =
2. Acid test ratio (quick ratio) adalah suatu ratio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang
lancarnya dalam jangka pendek. Ratio ini tidak
memasukkan persediaan maupun persekot, tetapi hanya
aktiva likuid. Rumus acid test ratio :
Aktiva cepat
Acid test ratio =
Utang lancar
Analisis pada laporan rugi-laba dengan menggunakan
persentase. Analisis prosentase pada laporan rugi-laba
dapat dibuat dengan menghitung ratio dari semua pos
terhadap penjualan (dalam persen). Analisis tersebut
digunakan sebab dapat secara tepat menunjukkan
bagaimana setiap rupiah penjualan digunakan.
b. Solvabilitas merupakan ukuran kemampuan perusahaan
memenuhi semua kewajiban pada saat dibubarkan.
Solvabilitas diukur dengan membandingkan total aktiva
dengan total utang (utang jangka pendek dan utang jangka
panjang).
Total aktiva Solvabilitas =
2. Metode Horizontal
Analisis ini bertujuan untuk melihat perubahan-perubahan
kekayaan perusahaan, modal kerja netto dan kas perusahaan.
Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan neraca dari
dua periode atau lebih atau membandingkan neraca dan rugi laba
dua periode atau lebih atau membandingkan neraca dari dua
periode yang berbeda yang dikombinasikan dengan data dari
laporan laba rugi.
2.2.5. Teori Yang Melandasi Pengaruh Sistem Informasi Terhadap
Efektivitas Sistem Pengen dalian Manajemen
Menurut McGregor, yang dikutip oleh Supriyono (2000: 2: 241),
sikap manajer terhadap para karyawan akan mempengaruhi motivasi para
karywannya, sehingga akhirnya akan mempengaruhi pula produktivitas
karyawan, sehingga akhirnya mempengaruhi pula produktivitas karyawan.
Atas dasar teori ini, untuk menilai sikap dasar karyawan dapat digunakan
dua perangkat asumsi yang diberi nama teori X dan Y. Teori X
beranggapan bahwa pada umumnya manusia lebih senang diawasi
daripada diberi kebebasan. Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya
manusia suka bekerja, manusia dapat belajar mencari tanggung-jawab,
pengendalian diri adalah penting di dalam mencapai tujuan individu
maupun perusahaan. Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia
pengendalian diri adalah penting di dalam mencapai tujuan individu
maupun perusahaan, manusia mempunyai pembawaan kreatif dan
imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan masalah-masalah
perusahaan. Sistem informasi merupakan alat pengendalian untuk
menunjang efektivitas sistem pengendalian manajemen.
Menurut Supriyono (2000: 7) Perancang sistem harus mempelajari
dan mengobservasi dengan seksama informasi apa yang diperlukan oleh
organisasi tersebut dan mendesain sistem pengendalian manajemen untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Sistem informasi menghasilkan informasi
yang diperlukan oleh Sistem Pengendalian Manajemen, sistem informasi
mengumpulkan data terinci mengenai setiap data transaksi yang terjadi
dalam organisasi. Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi
digunakan oleh pemakai eksternal dan pemakai internal.
Menurut Menurut Dodyk (2003) Sistem informasi mempunyai
pengaruh yang bermakna terhadap keberhasilan efektivitas sistem
pengendalian manajemen.
2.2.6. Teori Yang Melandasi Pengaruh Penganggaran Terhadap Efektivitas
Sistem Pengendalian Manajemen
Menurut Herzberg yang dikutip oleh Supriyono (2000: 2: 247),
kepuasan diperoleh karena karyawan melakukan pekerjaan. Kepuasan
tersebut merupakan motivasi yang semuanya berhubungan dengan apa
motivasi, dimana faktor motivasi terdiri dari pertanggungjawaban,
perkembangan. Hal ini didukung dengan adanya prinsip-prinsip
meningkatkan pertanggungjawaban individu atas pekerjaannya sendiri,
pembuatan periodik yang langsung tersedia bagi karyawan. Teori
Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka bekerja, manusia
dapat belajar mencari tanggung-jawab, pengendalian diri adalah penting di
dalam mencapai tujuan individu maupun perusahaan, manusia mempunyai
pembawaan kreatif dan imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan
masalah-masalah perusahaan.
Menurut Supriyono (200: 2: 40) penganggaran adalah proses
penentuan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian
program, karena anggaran merupakan komitmen manajer pusat
pertanggungjawaban maka anggaran tersebut akan digunakan sebagai alat
pengendalian kegiatan sehingga disebut pengendalian melalui
penganggaran.
Menurut Dodyk (2003) penganggaran mempunyai pengaruh yang
bermakna terhadap keberhasilan efektivitas sistem pengendalian
manajemen.
2.2.7. Teori Yang Melandasi Pengaruh Pelaporan dan Analisis terhadap
Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen
Menurut Herzberg yang dikutip oleh Supriyono (2000: 2: 247),
tersebut merupakan motivasi yang semuanya berhubungan dengan apa
yang harus dikerjakan, sehingga faktor kepuasan disebut juga faktor
motivasi, dimana faktor motivasi terdiri dari pertanggungjawaban,
perkembangan. Hal ini didukung dengan adanya prinsip-prinsip
meningkatkan pertanggungjawaban individu atas pekerjaannya sendiri,
pembuatan periodik yang langsung tersedia bagi karyawan. Teori Y
beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka bekerja, manusia dapat
belajar mencari tanggung-jawab, pengendalian diri adalah penting di
dalam mencapai tujuan individu maupun perusahaan, manusia mempunyai
pembawaan kreatif dan imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan
masalah-masalah perusahaan.
Menurut Supriyono (2000: 2: 140) Laporan pengendalian
menyajikan perbandingan antara kinerja sesungguhnya dengan kinerja
yang diharapkan, laporan ini dapat digunakan untuk memotivasi manajer
tersebut agar melakukan tindakan koreksi atas kinerjanya di masa yang
akan datang. Menurut Anthony, dkk (1993: 29) Pelaporan juga digunakan
sebagai alat pengendalian. Beberapa diturunkan dari analisis yang
mengembangkan rencana dan membandingkan hasil aktual dengan hasil
yang direncanakan, dengan penjelasan mengenai penyimpangan yang ada,
manajer memutuskan apa yang harus dilakukan.
Menurut Dodyk (2003) pelaporan dan analisis mempunyai
pengaruh yang bermakna terhadap keberhasilan efektivitas sistem
2.2.8. Teori Yang Melandasi Pengaruh Sistem Informasi, Penganggaran,
Serta Pelaporan dan Analisis Terhadap Efektivitas Sistem
Pengendalian Manajemen.
Pengendalian manajemen mencakup sistem pengendalian
manajemen yang terdiri dari struktur-struktur organisasi, wewenang,
tanggungjawab, dan konsepsi organisasi untuk memudahkan pelaksanaan
pengendalian dan suatu proses atau seperangkat tindakan yang dilakukan
untuk memastikan bahwa organisasi bekerja untuk mencapai tujuannya
(Anthony, dkk., 1993: 11).
Struktur pengendalian dipusatkan pada berbagai macam pusat
pertanggungjawaban. Setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai
masukan dan keluaran. Sedangkan kelompok proses sistem pengendalian
manajemen yang terdiri atas penganggaran, operasi dan pengukuran serta
pelaporan dan analisis saling terkait dalam pelaksanaannya yang disertai
dengan adanya keefektifan system pengendalian manajemen guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Anthony, dkk., 1993: 26-29).
Sistem pengendalian manajemen menyediakan struktur yang
memungkinkan proses perencanaan dan implementasi rencana dapat
dijalankan. Sistem pengendalian manajemen juga menyediakan berbagai
sistem untuk melaksanakan proses perencanaan dan implementasi rencana.
Melalui sistem pengendalian manajemen, keseluruhan kegiatan utama
untuk menjadikan perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan dapat
sehingga menjanjikan tercapainya tujuan perusahaan , bertambahnya
kekayaan dalam jumlah yang memadai (Mulyadi, 2001: 5).
Menurut Supriyono (2000: 2: 241) teori X dan Y pertama kali
dikemukakan oleh Gregor (1960 dan 1967). Gregor mengemukakan
bahwa sikap manajer terhadap para karyawan akan mempengaruhi
motivasi para karyawannya, sehingga akhirnya mempengaruhi pula
produktiitas karyawan. Atas dasar teori ini, untuk menilai sikap dasar
karyawan dapat digunakan dua perangkat asumsi yang diberi nama teori X
dan teori Y. Pengendalian manajemen adalah proses untuk memotivasi
dan memberi semangat kepada para anggota organisasi untuk
melaksanakan kegiatan organisasi dan selanjutnya mencapai tujuan
organisasi. Ini merupakan proses mendeteksi dan memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja dan ketidakberesan yang disengaja, seperti
pencurian atau penyalahgunaan sumber daya.
Di dalam mengelola perusahaan, manajer tidak dapat semata-mata
menggunakan perangkat anggapan di dalam teori X dan teori Y untuk
menentukan strategi manajerial. Pengelolaan perusahaan jangan
menggunakan pendekatan yang terlalu keras, misalnya dengan paksaaan
atau hukuman, tetapi juga jangan terlalu lunak, misalnya selalu
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan teori yang telah
dikemukakan diatas, maka dapat dibuat suatu premis-premis, yaitu:
Premis 1 : Bahwa struktur organisasi, sistem informasi, pusat
pertanggungjawaban dan pendelegasian wewenang,
penganggaran, serta pelaporan dan analisis mempunyai
pengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen
(dodyk, 2003).
Premis 2 : Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan
negosiasi antara manajer pusat pertanggungjawaban dengan
atasannya untuk menetapkan apa yang harus dilakukan manajer
dan bagaimana caranya. Hasil akhir negosiasi ini adalah
pernyataan tentang pendapat dan biaya yang direncanakan dan
disahkan untuk setiap pusat pertanggungjawaban dan untuk
seluruh organisasi selama tahun anggaran (Anthony, 1993: 28).
Premis 3 : Pelaporan adalah proses untuk menyusun dan menyajikan
laporan pada pihak-pihak yang berkepentingan (Supriyono,
2000: 44). Analisis adalah mengevaluasi kondisi akuntansi
yang berkaitan dengan pos dan alasan yang mungkin tidak
sesuai . (Menurut Joel, 2000: 44).
Premis 4: Efektivitas sistem pengendalian manajemen adalah kemampuan
mengimplementasikan strategi secara efisien dan efektif dalam
rangka mencapai tujuan organisasi. (Supriyono, 200: 325).
Premis 5: Bahwa motivasi merupakan komponen dasar yang membawa
dampak baik di dalam ekuitas internal badan usaha maupun di
dalam persaingan dengan pihak eksternal yang akan berdampak
terhadap pencapaian strategi dan nilai badan usaha (Bonnie
Soeherman, 2004).
Premis 6: Teori X beranggapan bahwa pada umumnya manusia lebih
senang diawasi daripada diberi kebebasan, manusia tidak
senang menerima tanggung-jawab, manusia bersifat malas dan
selalu ingin aman. (Teori X pertama kali dikemukakan oleh
Gregor (1960) yang dikutip dari Supriyono 2000: 241))
Premis 7: Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka
bekerja, manusia dapat belajar mencari tanggung-jawab,
pengendalian diri adalah penting di dalam mencapai tujuan
individu maupun perusahaan, manusia mempunyai pembawaan
kreatif dan imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan
masalah-masalah perusahaan. (Teori Y pertama kali
dikemukakan oleh Gregor (1967) yang dikutip dari Supriyono
2000: 242)).
Premis 8: Teknik-teknik yang digunakan Sistem Pengendalian
Manajemen harus memusatkan pada pengukuran dan pelaporan
pertanggungjawaban, kemajuan, dan perkembangan. (Teori
Herzberg (1950) yang dikutip dari Supriyono 2000: 248).
Berdasarkan premis-premis tersebut dapat disusun suatu kerangka
[image:59.612.169.537.286.461.2]pikir yang digambarkan dalam bentuk sebagai berikut:
Tabel 2.1. Gambar Diagram Kerangka Pikir :
Uji Analisis Regresi Linier Berganda Penganggaran (X2)
Pelaporan dan Analisis (X3)
Efektivitas Sistem
Pengendalian Manajemen (Y) Pengaruh
2.4. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori yang telah
dikemukakan, maka dapat disusun suatu hipotesis yang merupakan
jawaban sementara terhadap permasalah yang diteliti dan dibuktikan
secara empiris:
“ Diduga bahwa ada Pengaruh antara Sistem Informasi, Penganggaran,
Pelaporan dan Analisis berpengaruh terhadap Efektifitas Sistem
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi ooperasional dan pengukuran variabel berisi tentang
pertanyaan tentang pengoperasian atau pendefinisian konsep-konsep
penelitian menjadi variabel-variabel penelitian termasuk penetapan cara
dan satuan pengukuran variabelnya (Anonim, 2008: IV-10).
3.1.1 Definisi Operasional
Berdasarkan uraian diatas, variabel-variable yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari 4 variabel, yaitu 3 variabel bebas dan 1 variabel
terikat. Yang digunakan sebagai variabel terikat adalah Efektivitas Sistem
Pengendalian Manajemen (Y), sedangkan variabel-variabel bebasnya
adalah sebagai berikut:
1. Sistem Informasi (X1)
2. Penganggaran (X2)
3. Pelaporan dan Analisis (X3)
Definisi operasional dan pengukuran variabel adalah sebagai
berikut:
1. Sistem Informasi (X1)
Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang paling
dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan
keputusan dan pengawasan dalam organisasi.
2. Penganggaran (X2)
Penganggaran adalah proses penentuan peran setiap manajer dalam
melaksanakan program atau bagian program.
3. Pelaporan dan Analisis (X3)
Pelaporan dan analisis adalah proses untuk menyusun dan menyajikan
laporan pada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengevaluasi
kondisi akuntansi yang berkaitan dengan pos dan alasan yang mungkin
tidak sesuai dalam rangka menilai kinerja manajerial.
4. Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen (Y)
Efektivitas sistem pengendalian manajemen adalah kemampuan suatu
sistem yang digunakan oleh para manajer untuk mengimplementasikan
strategi secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
3.1.2. Pengukuran Variabel
Pengukuran yang dipakai dalam variabel-variabel ini
menggunakan skala interval, sedangkan teknik pengukurannya
menggunakan Semantic Differensial. Skala semantik defferensial adalah
skala yang digunakan untuk mengukur obyek yang bersifat psikologikal,
sosial maupun fisik, skala ini tersusun dalam satu garis kontinum dengan
negatifnya terletak disebelah kiri atau sebaliknya dan diukur dengan tujuh
skala yang ditampilkan sebagai berikut (Sumarsono, 2004: 25)
Skala Pengukuran Interval
Sangat Tidak Sangat
Setuju Setuju
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju
dengan pernyataan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tangah antara
sangat tidak setuju dengan sangat setuju terhadap pernyataan yang
diberikan. Jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung sangat setuju
dengan pernyataan yang diberikan.
Variabel-variabel yang diukur adalah sebagai berikut :
1. Sistem Informasi (X1)
Variabel sistem