• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Perbandingan Bulk Fill Resin Based Composit Dengan - Unud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PDF Perbandingan Bulk Fill Resin Based Composit Dengan - Unud"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

1 PERBANDINGAN BULK – FILL RESIN BASED COMPOSIT DENGAN

CONVENTIONAL RESIN BASED COMPOSIT

Oleh :

drg. I GA Sri Pradnyani, M.Biomed.

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

2017/2018

(2)

i KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan dengan baik. Karya tulis ini membahas tentang perbedaan jenis resin komposit.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini. Harapan saya semoga karya tulis ini dapat memberikan banyak manfaat baik kepada pembaca maupun kepada penulis.

Penulis menyadari masih memiliki keterbatasan dalam pengetahuan dan pengalaman dalam penyusunan karya tulis ini, maka dari itu saya yakin masih banyak kekurangan dalam karya tulis ini, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca untuk kesempurnaan karya tulis saya.

Denpasar, 26 Januari 2017

Penulis

(3)

ii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

ABSTRAK ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Manfaat ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Resin Based Composite (RBC) ... 4

2.1.1 Sifat Mekanis Resin Based Composite ... 4

2.1.2 Sifat Fisik Resin Based Composite ... 5

2.1.3 Mekanisme Perlekatan Resin Komposit pada Struktur Gigi... 5

2.1.4 Mekanisme Pengerasan pada Resin Based Composite ... 6

2.1.5 Kelebihan dan Kekurangan dari Resin Based Composite ... 6

2.2 Bulk-fill Resin Based Composite (RBC) ... 8

2.2.1 Definisi Bulk-fill Resin Based Composite ... 8

2.2.2 Perkembangan Bulk-fill Resin Based Composite ... 9

2.2.3 Klasifikasi Bulk-fill Resin Based Composite ... 10

2.2.4 Sifat-Sifat Bulk-fill Resin Based Composite ... 12

2.2.5 Aplikasi Klinis Bulk-fill Resin Based Composite ... 12

2.2.6 Kelebihan dan Kekurangan Bulk-fill Resin Based Composite ... 14

BAB III PEMBAHASAN ... 15

(4)

iii 3.1 Perbandingan Bulk-Fill Resin Based Composite dengan Resin Based

Composite ... 15

BAB IV SIMPULAN ... 20

4.1 Kesimpulan ... 20

4.2 Saran ... 21

DAFTAR PUSTAKA ... v

(5)

iv ABSTRAK

Bahan restoratif kedokteran gigi digunakan untuk mengembalikan kembali struktur gigi yang hilang diakibatkan oleh trauma atau kondisi seperti karies.

Bahan restoratif yang sekarang digunakan adalah resin based composite (RBC).

Resin komposit merupakan gabungan dari dua atau lebih bahan yang berbeda dengan sifat yang unggul sehingga dapat menghasilkan sifat yang lebih baik.

Akan tetapi RBC juga memiliki kekurangan, seperti polymerization shrinkage, dimana ada kemungkinan RBC untuk berkontraksi setelah proses curing. Material restoratif yang hemat waktu menjadi salah satu permintaan untuk proses restorasi untuk meningkatkan kenyamanan pasien. Bulk-fill Resin Based Composite diperkenalkan untuk mencapai permintaan tersebut, Bulk-fill Resin Based Composite adalah teknologi canggih yang memungkinkan komposit untuk langsung ditempatkan pada restorasi. Bulk-fill Resin Based Composite dapat diaplikasikan secara incremental dengan kedalaman melebihi RBCs konvensional.

Bulk-fill Resin Based Composite diklaim dapat menghasilkan kebocoran mikro yang lebih kecil dibandingkan resin komposit konvensional. Bulk-fill Resin Based Composite dapat dikategorikan menjadi high-viscosity atau low viscosity, light atau dual cured. Perbandingan Bulk-fill Resin Based Composite dengan Resin Based Composite dapat dibedakan berdasarkan Kedalaman curing, polymerization shrinkage, pembentukan marginal gap, sifat fisik dan astetik, performa klinis, degree of conversion.

Kata kunci: Bahan Restoratif, Bulk-fill Resin Based Composite, Resin Based Composite.

(6)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan restoratif kedokteran gigi digunakan untuk mengembalikan kembali struktur gigi yang hilang diakibatkan oleh trauma atau kondisi seperti karies. Bahan restoratif kedokteran gigi terdiri dari komponen sintetik yang dapat digunakan untuk mengembalikan kembali struktur gigi yang hilang atau rusak seperti bonding agents, liners, base, cement, amalgam, resin-based composites, hybrid ionomers, cast metals, metal- ceramics, ceramics, dan gigi tiruan polimer. (Craig and Powers 2002)

Bahan restoratif yang sekarang digunakan adalah resin based composite (RBC). RBC digunakan untuk menggantikan amalgam dimana RBC memiliki banyak kelebihan seperti dari segi astetik dimana warna dari RBC sangat menyerupai warna enamel dan bahkan dapat dimodifikasi melalui pigmen RBC untuk menyesuaikan dengan gigi pasien, RBC juga memiliki filler yang terdiri dari macrofill (menambah kekuatan dan ketahanan dari RBC) dan microfill (membuat proses pemolesan RBC lebih mudah), selain itu juga RBC lebih mudah untuk merekat dengan struktur gigi dibandingkan enamel, serta harga RBC yang lebih terjangkau. (Craig and Powers 2002;

Anusavice 2003)

Akan tetapi RBC juga memiliki kekurangan, seperti polymerization shrinkage, dimana ada kemungkinan RBC untuk berkontraksi setelah proses curing. (Hsiao 2010) Polymerization shrinkage pada RBC dapat menyebabkan kegagalan restorasi dan menghasilkan marginal gap antara bahan restorasi dan struktur gigi yang dapat menyebabkan permasalahan seperti karies sekunder, marginal staining, fraktur gigi, dan sensitifitas pos operatif. (Chesterman et al. 2017) Selain itu pula, material restoratif yang hemat waktu menjadi salah satu permintaan untuk proses restorasi untuk meningkatkan kenyamanan pasien. (Bucuta and Ilie 2014)

Bulk-fill Resin Based Composite diperkenalkan untuk mencapai permintaan tersebut. Bulk-fill resin-based composite dibuat untuk

(7)

2 mempercepat proses restorasi dimana Bulk-fill resin based composite dapat diaplikasikan secara incremental dengan kedalaman melebihi RBCs konvensional, dimana kedalaman incremental Bulk-fill RBCs dapat mencapai 4 sampai 5 mm bahkan lebih, sedangkan RBCs konvensional hanya 2 mm maksimal, sehingga bulk-fill RBC dapat digunakan lebih efisien bila dibandingkan dengan RBC konvensional dalam merestorasi kavitas yang besar. (Bucuta and Ilie 2014) Bulk-Fill RBCs dapat dikategorikan menjadi high-viscosity atau low viscosity, light atau dual cured. (Chesterman et al. 2017) Komponen matriks pada Bulk-fill Resin Based Composite memiliki ikatan molekul yang lebih panjang dan jarak antar monomer yang lebih pendek sehingga volume resin komposit yang berkurang pada saat polimerisasi lebih kecil. Bulk-fill resin based composite diklaim dapat menghasilkan kebocoran mikro yang lebih kecil dibandingkan resin komposit konvensional. Usaha untuk mengurangi kebocoran mikro resin komposit konvensional yaitu dengan mengurangi nilai c-factor melalui modifikasi teknik penumpatan. Faktor utama yang digunakan dalam perkembangan bahan restorasi adalah faktor estetik dan sifat biomaterial yaitu besarnya pengerutan polimerisasi dan kemampuan adhesi terhadap jaringan keras gigi termasuk syarat utama untuk mencapai keberhasilan klinis. Keberhasilan klinis bahan restorasi telah ditingkatkan melalui pengembangan resin komposit yang menghasilkan sifat mekanis yang lebih baik, perubahan dimensi yang lebih rendah saat setting, dan wear resistance.

Melalui student project ini, kami ingin mencari perbandingan antara Bulk-fill resin based composite dengan Resin Based Composite konvensional.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari student project ini adalah bagaimana perbandingan antara Bulk-fill Resin Based Composite dengan Conventional Resin Based Resin Composite.

(8)

3 1.3 Tujuan

Tujuan disusunnya student project ini adalah untuk mengetahui perbandingan antara Bulk-fill Resin Based Composite dengan Conventional Resin Based Resin Composite.

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diberikan dari student project ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi mengenai sifat dan karakteristik Bulk – fill Resin Based Composite.

2. Memberikan perbandingan antara Bulk-fill Resin Based Composite dengan Conventional Resin Based Resin Composite sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan material kedokteran gigi dalam prosedur restorasi gigi.

3. Sebagai sumbangan pengetahuan dalam ilmu pengetahuan kedokteran gigi.

(9)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resin Based Composite (RBC)

Resin based composite merupakan gabungan dari dua atau lebih bahan yang berbeda dengan sifat yang unggul sehingga dapat menghasilkan sifat yang lebih baik. Resin based composite digunakan dalam merestorasi struktur gigi yang hilang atau rusak akibat kondisi seperti karies. Resin based composite juga merupakan bahan tumpatan yang memiliki warna yang menyerupai warna asli gigi sehingga resin komposit banyak digunakan dalam kedokteran gigi karena memiliki nilai estetika yang lebih baik dibandingkan dengan bahan tumpatan yang lain.

2.1.1 Sifat Mekanis Resin Based Composite

Sifat mekanis resin based composite yaitu : a. Adhesi

Adhesi merupakan gaya tarik menarik antara partikel zat yang berbeda jenis. Tedapat dua cara perlekatan resin komposit yaitu reensi mekanis yang didapat dari porositas permukaan gigi yang telah di etsa asam dan perlekatan yang didapat dari lapisan pengikat antara permukaan gigi dengan resin komposit (bonding agent). Kekuatan ikatan Resin based composite dengan struktur enamel dan dentin yang telah di etsa adalah 20 sampai 30 MPa (Bond Strength).

b. Kekuatan dan keausan

Resin komposit memiliki kekuatan tensil dan kompresif lebh lesar daripada resin akrilik. Kekuatan dan ketahanan terhadap fraktur yang dimiliki oleh resin komposit ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk tumpatan pada sudut insisal. Tapi keausan resin komposit cukup tinggi.

(10)

5 2.1.2 Sifat Fisik Resin Based Composite

Sifat fisik resin based composite yaitu :

a. Resin komposit memiliki ketahanan warna yang baik terutama terhadap oksidasi, namun sensitif terhadap noda. Translusensi dan opasitas bisa disesuaikan dengan warna dentin dan enamel b. Setting

Setting resin komposit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dapat dilakukan dengan cara penyinaran dan kimiawi. Setting dengan cara penyinaran membutuhkan waktu 20 – 60 detik.

Sedangan setting dengan cara kimiawi membutuhkan waktu sekitar 30 detik.

c. Strength

Tensile dan compressive strength yang dimiliki resin komposit lebih rendah dari amalgam hal ini memungkinkan resin komposit dapat dignakan untuk penambalan gigi insisal. Nilai kekuatan dari masing - masing jenis bahan resin komposit berbeda.

2.1.3 Mekanisme Perlekatan Resin Komposit pada Struktur Gigi Material restorasi memerlukan retensi agar dapat melekat dengan baik. Retensi ini didapatkan bila dua substansi yang berbeda bergabung menjadi satu dan berkontak dengan adanya gaya tarik menarik antara keduanya. Fenomena ini disebut dengan bonding atau adhesi. Bonding dapat terjadi dengan adanya mechanical interlocking atau bila cairan masuk kedalam porus pada permukaan material dan akan membentuk ikatan yang kuat. Perlekatan resin komposit pada struktur gigi dapat dilakukan dalam dua teknik yaitu teknik etsa asam dan teknik bahan bonding. (Rizvi, Paul, and Mantri 2015; Gupta, Biswal, and Kaushik, n.d.)

a. Teknik Etsa Asam

Pada teknik ini, email pada permukaan struktur gigi akan diaplikasikan dengan bahan etsa. Asam ini akan menyebabkan hidroksiapatit larut dan mempengaruhi hilangnya prisma email dan menghasilkan pori pori kecil pada permukaan email. Bahan

(11)

6 etsa akan membentuk lembah dan puncak pada email, yang memungkinkan resin terkunci secara mekanis pada permukaan yang tidak teratur tersebut. Hal ini memungkinkan resin untuk membasahi permukaan dengan lebih baik. (Gupta, Biswal, and Kaushik, n.d.)

b. Bahan Bonding

Bahan bonding adalah suatu substansi yang membantu perlekatan material restorasi pada permukaan email dan dentin.

Bahan bonding ini terdiri dari 3 komposisi utama yaitu etsa asam, primer dan adhesive. Adhesive dentin idealnya harus bersifat hidrofilik yang melekat pada cairan dentin dan hidrofobik yang melekat pada bahan resin karena matriks resin bersifat hidrofobik.(Rizvi, Paul, and Mantri 2015; Gupta, Biswal, and Kaushik, n.d.)

2.1.4 Mekanisme Pengerasan pada Resin Based Composite

Pengerasan resin komposit didaptakn dengan melalui proses polimerisasi. Monomer komposit resin akan berikatan dengan radikal bebas. Radikal bebas ini didapatkan dari Aktivasi energy eksternal oleh panas, sinar atau bahan kimia. Ikatan polimer akan berlangsung terus menerus dari banyak arah hingga monomer berkurang dan ketika viscositas semakin tinggi maka proses polimerisasi akan berhenti

2.1.5 Kelebihan dan Kekurangan dari Resin Based Composite a. Kelebihan

Kelebihan yang didapatkan dari penggunaan resin based composite adalah sebagai berikut : (Hsiao 2010)

1. Resin based composite memiliki keunggulan dalam segi astetik, dimana resin based composite tersedia dalam berbagai pigmen warna yang dapat disesuaikan dengan warna gigi pasien.

(12)

7 2. Resin based composite memiliki dua jenis partikel filler yang dapat menentukan ketahanan resin based composite terhadap tekanan dan keausan. Partikel filler tersebut terdiri dari macrofil yang memberikan resin based composite ketahanan lebih terhadap tekanan dan keausan, dan microfilm yang memberikan finish astetik yang lebih baik. Meningkatkan proporsi macrofil dapat membuat resin based composite meningkatkan compressive strength yang bahkan melebihi bahan restoratif lainnya sehingga resin based composite lebih tahan terhadap gaya kompresif pada mulut sehingga sering digunakan sebagai restorasi gigi posterior, sedangkan meningkatkan proporsi microfilm membuat resin based composite mudah dipoles sehingga sering digunakan pada gigi anterior.

3. Penggunaan light cured resin based composite memberikan dokter gigi waktu kerja yang lebih lama, karena resin based composite hanya dapat setting bila di curing dengan cahaya biru.

4. Resin based composite memiliki ikatan yang baik terhadap enamel akibat adanya micromechanical retention.

5. Resin based composite adalah material restorasi yang aman dan tidak menimbulkan toksisitas pada rongga mulut.

b. Kekurangan

Walaupun nilai estetiknya tinggi karena menyerupai warna asli dari gigi namun warna dari komposit resin ini bisa berubah.

Selain itu, salah satu kelemahan resin based composite adalah penyusutan pada proses polimerisasi, disebut sebagai polymerization shrinkage. (Hsiao 2010) Penyusutan ini menyebabkan terjadinya perubahan volume pada tumpatan resin based composite dan memberikan tekanan pada ikatan restorasi dan gigi, yang disebut shrinkage stress. (Milosevic 2016) Shrinkage stress terjadi pada tumpatan dan ditransfer pada ikatan

(13)

8 adesif dan permukaan gigi yang dapat menyebabkan kerusakan pada cusp dan microcracks pada enamel dan dentin, dan menyebabkan postoperative sensitivity pada pasien. (Milosevic 2016) Shrinkage stress dapat merusak integritas marginal antara gigi dan restorasi sehingga dapat menyebabkan bakteri mudah masuk ke celah antara tumpatan dan gigi yang menyebabkan marginal discoloration, karies sekunder, dan pulpitis.

(Chesterman et al. 2017; Milosevic 2016)

Gambar 1. Shrinkage Stress yang disebabkan oleh polymerization shrinkage saat proses curing Resin based

Composite 2.2 Bulk-fill Resin Based Composite (RBC)

2.2.1 Definisi Bulk-fill Resin Based Composite

Bulk fill komposit adalah teknologi canggih yang memungkinkan komposit untuk langsung ditempatkan pada restorasi.

Direkayasa dengan konsistensi halus dan lembut, bulk fill komposit misalnya, Tetric Evoceram bulk fill, Ivoclar Vivadent, dapat mencapai adaptasi marginal yang tinggi ke dasar dan dinding kavitas yang telah disiapkan. Meningkatkan integritas marginal dan mengurangi penyusutan polimerisasi karena penyusutan stress rendah 1,13MPa dan penyusutan volume rendah 1,9% (Vasquez, 2012). Bulk fill composites memiliki beberapa karakteristik penting.

Pertama, mempunyai shrinkage polimerisasi yang rendah untuk mengurangi microleakage (kebocoranmikro), mengurangi stress dengan adanya elastisitas. Kedua, bulk fill composites harus dapat

(14)

9 menunjukkan peningkatan ke dalaman setidaknya 4mm translusen dan sangat kondusif untuk transmisi cahaya. Ketiga, komposit ini harus lebih flowable untuk memungkinkan adaptasi terhadap kavitas, termasuk servikal margin danharusmudah diaplikasikan dengan handling yang minimal. Keempat, membutuhkan karakteristik fisik yang sangatbaik, seperti kekuatan tekan yang besar (Ruiz, 2010).

2.2.2 Perkembangan Bulk-fill Resin Based Composite

Bulk-fill Resin Based Composite diperkenalkan pertama kali pada tahun 2010. Terdapat dua sediaan yaitu padat (sculptable) dan cair (flowable). Komponen matriks pada Bulk-fill Resin Based Composite memiliki ikatan molekul yang lebih panjang dan jarak antar monomer yang lebih pendek sehingga volume resin komposit yang berkurang pada saat polimerisasi lebih kecil. Bulk-fill Resin Based Composite dapat ditumpat dan disinar sampai kedalaman 4 mm sehingga mempercepat waktu restorasi. Tipe bulk fill misalnya Tetric N Cerem mengandung ivocerin yang membantu mempercepat polimerisasi hingga ke dasar kavitas. Translusensi yang tinggi pada tipe bulk fill, membantu photon berpenetrasi lebih dalam dan mengaktifkan photo initiator pada lapisan dalam, sehingga tipe bulk fill dapat ditumpat dengan kedalaman 4 mm. (Permana et al. 2016;

Nurhapsari 2016)

Bulk-fill Resin Based Composite menghasilkan kebocoran mikro yang lebih kecil dibandingkan resin komposit konvensional.

Tingkat kebocoran mikro akan berkurang dengan menurunnya nilai dari c-factor dikarenakan stress yang terbentuk kecil. Hasil penelitian mengatakan Bulk-fill Resin Based Composite dengan teknik oblique incremental (teknik penumpatan resin komposit secara bertahap) menghasilkan kebocoran mikro yang lebih kecil dibandingkan dengan teknik bulk (teknik penumpatan). Pada ketebalan bahan yang tipis reaksi polimerisasi pada dasar tumpatan lebih teratur dan efisien, sehingga polymerization shrinkage stress akan terdistribusi dengan baik, yang dapat mengurangi tingkat stress pada daerah tepi

(15)

10 tumpatan. Semakin kecil polymerization shrinkage stress yang terbentuk semakin kecil kebocoran mikro yang terjadi. (Permana et al. 2016)

Bulk-fill Resin Based Composite memiliki satu warna (A1,A2,A3) sesuai warna gigi dan opaque. Bulk fill resin komposit dibandingkan dengan resin komposit jenis lain memiliki viskositas yang tinggi sehingga dapat beradaptasi cepat dengan dentin selain itu memiliki kekuatan mekanis yang tinggi dibanding resin komposit jenis lainnya sehingga cocok digunakan untuk tumpatan gigi posterior

2.2.3 Klasifikasi Bulk-fill Resin Based Composite

Resin komposit bulk-fill dapat dikategorikan menjadi high- viscosity atau low viscosity, light atau dual cured. Klasifikasi dari resin komposit bulk-fill dapat dilihat pada tabel berikut : (Chesterman et al. 2017)

Resin komposit Bulk-fill

Bulk-fill base resin komposit

Sonic- activated resin komposit Bulk-fill

Dual cure resin komposit Bulk-fill

Viskositas Tinggi Rendah 2-fase Medium

Metode Curing Light Light Light Dual

Kedalaman maksimal perlapisan 4 mm 4 mm 5 mm Kedalaman apapun Butuh tidaknya lapisan resin

komposit konvensional

Tidak Ya Tidak Tidak

Resin komposit bulk-fill dibuat untuk dapat diaplikasikan secara incremental dengan kedalaman melebihi RBCs konvensional, dimana kedalaman incremental resin komposit bulk-fill bisa melebihi 3 mm, sedangkan RBCs konvensional hanya 2 mm maksimal, sehingga resin komposit bulk-fill dapat digunakan lebih efisien bila dibandingkan dengan RBC konvensional dalam merestorasi kavitas yang besar. (Chesterman et al. 2017)

(16)

11 Resin komposit bulk-fill dengan viskositas rendah, light-cure dan flowable dinamakan bulk-fill base resin komposit karena selalu memerlukan lapisan RBC konvensional untuk menutupi restorasi demi meningkatkan wear resistance dan kekerasan. Bulk-fill base resin komposit biasa digunakan bersamaan dengan RBC konvensional untuk merestorasi kavitas besar lebih efisien.

(Chesterman et al. 2017)

Sonic-activated resin komposit bulk-fill adalah resin komposit bulk-fill yang memiliki viskositas tinggi dan dapat berubah menjadi viskositas rendah jika diaplikasikan dengan sonic vibration sehingga material ini dapat mengalir dengan mudah ke kavitas gigi. Sonic- activated resin komposit bulk-fill diklaim oleh pabrik mengandung komposit resin dengan filler yang tinggi dikombinasikan dengan modifier yang diaktifkan oleh sonic energy yang diproduksi oleh handpiece khusus untuk menurunkan viskositas material saat diaplikasikan. Sonic-activated resin komposit bulk-fill dapat diaplikasikan pada kavitas sebagai flowable resin based composite sebelum kembali ke fase yang viskositasnya tinggi yang dapat dibentuk. Penggunaan sonic vibration ini memungkinkan material dapat menyebar dengan lebih baik ke dinding kavitas. (Chesterman et al. 2017)

Dual cure resin komposit bulk-fill dibuat dengan tujuan untuk mengkombinasikan teknologi chemical dan light-cure untuk memungkinkan permukaan restorasi dapat di light-cure untuk polishing, dan bagian dalam dari restorasi dapat di cure secara kimiawi selama berjalannya waktu. Permukaan restorasi dapat di light-cure dan dipoles, kemudian bagian dalam restorasi dapat di cured secara kimiawi dalam waktu tiga menit dan cocok untuk merestorasi kavitas dengan kedalaman melebihi 10 mm dalam satu incremental.(Chesterman et al. 2017)

(17)

12 2.2.4 Sifat-Sifat Bulk-fill Resin Based Composite

1. Sifat Fisik

Resin komposit bulk fill memiliki sifat yang memungkinkan untuk langsung ditempatkan restorasi posterior. Direkayasa dengan konsistensi halus dan lembut, resin komposit bulk fill dapat mencapai adaptasi marginal yang tinggi ke dasar dan dinding dari preparasi, menghilangkan kebutuhan untuk flowable liner. Dengan teknologi shinkrage stress reliever yang telah dipatenkan dapat meningkatkan integritas marginal dan mengurangi penyusutan polimerisasi berdasarkan pada penyusutan stres yang rendah 1,13 MPa dan penyusutan volume rendah 1,9%. Baik integritas marginal dan penyusutan polimerisasi rendah dapat menghasilkan probabilitas penurunan deformasi gigi, sensitivitas pasca operasi, kebocoran mikro, dan karies.

2. Sifat Estetis

Dengan tiga warna universal yang dapat terlihat seperti email translucent, bermacam-macam warna memastikan pencampuran lebih bagus dengan gigi, dan komposisi filler yang seimbang memungkinkan dokter untuk mencapai hasil restorasi yang cepat, mudah, warna yang high-gloss untuk restorasi estetis bagus.

2.2.5 Aplikasi Klinis Bulk-fill Resin Based Composite

Penempatan resin komposit posterior pada awalnya membutuhkan waktu yang lama. Proses ini meliputi preparasi kavitas, memilih dan menempatkan matriks, pemberian liner, pemberian resin flowable atau SIK, penempatan tumpatan resin komposit dan yang terakhir finishing dan polishing. Semakin pesatnya kemajuan teknologi, dokter gigi membutuhkan bahan tumpatan resin komposit yang lebih cepat dan mudah dalam pengaplikasiannya khususnya digunakan untuk tumpatan posterior.

Salah satu jenis resin komposit dalam pengaplikasiannya mudah

(18)

13 adalah resin komposit bulk fill. Resin komposit bulk fill memiliki satu warna(A1,A2,A3) sesuai warna gigi dan opaque. Bulk fill resin komposit dibandingkan dengan resin komposit jenis lain memiliki viskositas yang tinggi sehingga dapat beradaptasi cepat dengan dentin selain itu memiliki kekuatan mekanis yang tinggi dibanding resin komposit jenis lainnya sehingga cocok pengaplikasian untuk tumpatan posterior dan memiliki estetik yang lebih dibanding amalgam (EL-Safty, 2012).

Menurut Ronald (2012), aplikasi resin komposit bulk fill dalam klinis adalah sebagai berikut:

1. Preparasi

Kavitas dipreparasi,semua jaringan karies dibuang dengan menggunakan bur diamond.Diamond stone yang rata atau tungsten karbit bertujuan untuk menyelesaikan tepi email.

Setelah kavitas dipreparasi kemudian tepi email di bevel.

2. Pengetsaan

Kavitas diisolasi, semua permukaan kavitas dan gigi dibersihkan dan dikeringkan. Dilakukan aplikasi bahan etsa asam fosfat 30- 40% menggunakan small artist’s brush, dimulai dari daerah email dilanjutkan ke dentin. Waktu yang dibutuhkan untuk mengetsa email 20 detik, dentin 15 detik. Kavitas yang telah dietsa kemudian dicuci dengan semprotan air bersih selama 10-20 detik, kemudian dialiri udara pelan-pelan sehingga kavitas tidak mengalami over dry dan tetap terjaga kelembabannya.

3. Pengisian Material (filling)

Bulk fill resin komposit diisikan kedalam preparasi menggunakan hand piece dalam waktu kurang dari 4 detik ,handpiece ditarik secara perlahan), kemudian menggunakan kondensor round-end atau intrumen silikon untuk menekan bulk fill resin komposit yang ada di dalam kavitas sehingga mehilangkan kelebihan resin komposit dari margin, setelah itu

(19)

14 restorasi di sinari lengan light curing unit selama 20 detik dari bagian bukal dan lingual untuk proses polimerisasi.

4. Finishing dan Polishing

Finishing dilakukan dengan membuang massa resin komposit yang berlebih. Finishing dapat menggunakan tungsten carbide atau diamond sedangkan polishing dapat menggunakan rubber silikon cups untuk memperoleh permukaan yang halus.

2.2.6 Kelebihan dan Kekurangan Bulk-fill Resin Based Composite Menurut Christensen (2012), Kelebihan pontesial dari bulk filling adalah :

1. Sedikit sisa mungkin terjadi dalam massa material, ketika semua resin komposit ditempatkan dalam satu waktu.

2. Teknik ini akan lebih cepat dibandingkan menempatkan bahan secara bertahap atau sering disebut teknik inkremental apabila digunakan pada waktu curing yang sama

3. Lebih mudah daripada menempatkan sejumlah besar resin secara bertahap

Sedangkan, kekurangannya meliputi hal-lal berikut :

1. Terdapat lebih banyak sisa massa bahan resin komposit, ketika resin komposit sulit untuk dikontrol penempatannya

2. Membuat area kontak yang adekuat merupakan hambatan kecuali menggunakan matriks

3. Efek karena tekanan pengkerutan lebih sering terjadi dengan teknik bulk-fill dibandingkan dengan penempatan secara bertahap ketika seluruh massa terpolimerisasi pada satu waktu.

4. Polimerisasi resin pada lokasi preparasi yang dalam tidak mencukupi

(20)

15 BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perbandingan Bulk-Fill Resin Based Composite dengan Resin Based Composite

1. Kedalaman Curing

Pada RBC konvensional, restorasi harus diaplikasikan dan dicured dengan 2 mm incremental untuk mencapai polimerisasi yang baik.

Kebanyakan bulk-fill material yang tersedia dipasaran murni curing dengan light-cure, namun ada juga yang dual-cure, pabrik dapat meningkatkan kedalaman curing dengan mengurangi filler pada komposit, menambah ukuran partikel filler, atau menggunakan photo- initiator. Dengan mengurangi filler dan menambah ukuran partikel filler dapat meningkatkan cahaya yang diserap yang dapat mengaktifkan photo-initiator, pabrik juga mengklaim bahwa menambahkan photo- initiator dapat meningkatkan polimerisasi lapisan yang lebih tebal.

Meskipun begitu, light-cured bulk-fill material tetap digunakan dengan incremental 4-5 mm, namun ketebalan ini bervariasi. (Chesterman et al.

2017)

Sebuah studi yang membandingkan lima bulk-fill resin composites : dua high-viscosity (Tetric EvoCeram Bulk Fill dan SonicFill), dan tiga low-viscosity (x-tra base, Venus Bulk Fill, dan SDR), dengan resin based composite konvensional mendapatkan hasil dimana terdapat peningkatan dalam kedalaman curing pada bulk-fill RBC saat dibandingkan dengan RBC konvensional. (Benetti et al.

2015) SonicFill menunjukan kedalaman curing yang sama dengan RBC konvensional secara statistic, dan bulk-fill RBC dengan viskositas rendah (x-tra base dan Venus Bulk Fill) menunjukan kedalaman curing yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan SDR atau bulk-fill RBC dengan viskositas tinggi. (Benetti et al. 2015)

Sebuah studi yang dilakukan oleh Bucutta dan Ilie menunjukan bahwa bulk-fill RBC memiliki translusensi dan kedalaman curing yang

(21)

16 lebih baik dibandingkan RBC pada setiap kedalaman incremental yang diuji. (Bucuta and Ilie 2014)

2. Polymerization Shrinkage dan Polymerization Shrinkage Stress

Teknik incremental dalam pengaplikasian RBC konvensional direkomendasikan untuk mengurangi efek polymerization shrinkage yang terjadi saat curing. Shrinkage stress yang diakibatkan oleh polymerization shrinkage dapat menyebabkan kegagalan restorasi dan menghasilkan gap antara bahan restorasi dan gigi yang dapat menyebabkan permasalahan seperti karies sekunder, marginal staining, fraktur gigi, dan sensitifitas pos operatif. (Chesterman et al. 2017)

Bulk-fill material sendiri diklaim memiliki polymerization shrinkage stress yang lebih rendah dibandingkan RBC konvensional jika diaplikasikan dengan lapisan tebal. Studi invitro menunjukan bahwa bulk-fill material mengalami shrinkage stress lebih rendah daripada RBC konvensional. (Chesterman et al. 2017)

Akan tetapi sebuah studi yang membandingkan lima bulk-fill resin composites : dua high-viscosity (Tetric EvoCeram Bulk Fill dan SonicFill), dan tiga low-viscosity (x-tra base, Venus Bulk Fill, dan SDR), dengan resin based composite konvensional mendapatkan hasil bahwa adanya perbedaan kontraksi polimerisasi antara ke enam material yang diteliti setelah dilakukan light curing dan didiamkan selama 60 detik, dimana resin based composite (RBC) konvensional memiliki polymerization contraction yang paling kecil dibandingkan kelima Bulk-fill RBC. Tetric EvoCeram RBC menunjukan polymerization shrinkage stress terkecil, tidak berbeda signifikan terhadap SonicFill, tetapi menunjukan perbedaan signifikan terhadap Tetric EvoCeram Bulk-Fill. Bulk-fill RBC dengan viskositas rendah menunjukan kontraksi polimerisasi tertinggi yaitu Venus Bulk Fill.

(Benetti et al. 2015)

3. Pembentukan Marginal Gap

Terdapat perbedaan hasil studi mengenai pembentukan marginal gap, ada yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

(22)

17 secara statistic pada bulk-fill material dibandingkan dengan RBC konvensional, namun ada juga yang menyatakan bahwa adanya peningkatan dari marginal seal dengan penggunaan bulk-fill material dibandingkan dengan RBC konvensional. (Chesterman et al. 2017)

Sebuah studi yang membandingkan lima bulk-fill resin composites : dua high-viscosity (Tetric EvoCeram Bulk Fill dan SonicFill), dan tiga low-viscosity (x-tra base, Venus Bulk Fill, dan SDR), dengan resin based composite konvensional mendapatkan hasil dimana X-tra base dan venus bulk fill menunjukan pembentukan gap yang lebih besar secara signifikan bila dibandingkan dengan RBC konvensional (tetric evoceram). (Benetti et al. 2015) Tidak adanya perbedaan signifikan dalam pembentukan gap antara RBC dengan SDR, tetric evoceram bulk fill, atau sonicfill. (Benetti et al. 2015)

4. Sifat Fisik dan Astetik

Dalam mengembangkan RBC konvensional, pabrik meningkatan isi filler dari produknya untuk meningkatkan sifat mekanis dari RBC konvensional, namun pada bulk-fill material, filler pada komposit dikurangi untuk meningkatkan kedalaman curing. Akibat dari menurunkan jumlah filler ini menyebabkan bulk-fill memiliki stabilitas jangka panjang yang lebih buruk, bulk-fill base RBC ditemukan memiliki ketahanan terhadap fraktur dan resistensi terhadap abrasi lebih rendah dibandingkan dengan RBC konvensional. (Chesterman et al.

2017)

5. Performa Klinis

Beberapa kasus menunjukan bahwa bulk-fill base RBC dapat menjadi alternative lain untuk menggantikan amalgam dan RBC konvensional. Secara astetik, bulk-fill material tidak sebagus RBC konvensional karena keterbatasan pada shade dan translusensi dari material tersebut. (Chesterman et al. 2017)

6. Degree of Conversion

Degree of Conversion (DC) mengukur jumlah monomer yang tidak terpolimerisasi pada komposit resin (RBC), dimana monomer ini

(23)

18 dapat menyebabkan reaksi biologi yang parah dan melemahkan sifat mekanis dari tumpatan. Kekuatan, modulus, kekerasan, dan kelarutan diketahui memiliki hubungan positif dengan derajan konversi monomer.

Hasil akhir derajat konversi bergantung dengan faktor intrinsik seperti struktur kimia dari monomer dimetakrilat dan konsentrasi photo- initiator dan factor ekstrinsik seperti kondisi polimerisasi. (Alshali, Silikas, and Satterthwaite 2013)

Sebuah studi yang dilakukan oleh Alshalia, dkk pada tahun 2013 bertujuan untuk membandingkan degree of conversion (degree of polymerization) pada bulk-fill resin based composite dengan resin based composite konvensional, dimana studi ini dilakukan dengan 4 bulk-fill resin based composite (SureFil SDR (SDR), Venus bulk-fill (VBF), x-tra base (XB), and Filtek Bulk Fill (FBF)) dan 4 resin based composite konvensional (Venus Diamond flow (VDF), Grandioso flow (GRF), Venus Diamond (VD), and Grandioso (GR)) menunjukan bahwa degree of conversion dari resin based composite GRF memiliki nilai degree of conversion yang lebih tinggi secara signifikan (77.1%) dibandingkan material lainnya (p<0.001) saat diukur setelah post-cure, tidak ada perbedaan signifikan saat nilai degree of conversion dibandingkan pada masing-masing kelompok bulk-fill resin based composite. (Alshali, Silikas, and Satterthwaite 2013) Setelah 24 jam, XB dan FBF (bulk-fill resin based composite) menunjukan nilai DC yang lebih rendah secara signifikan (62.1 dan 50.9% berurutan), sedangkan GRF sebaliknya (93.1%). (Alshali, Silikas, and Satterthwaite 2013)

(24)

19 Gambar 2. Rerata DC setiap material saat post cure dan 24 jam setelah

post cure

Kedua bulk-fill resin based composite, SDR dan VBF menunjukan hasil yang komparatif terhadap material lainnya. Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa DC dari XB yang merupakan bulk-fill RBC secara signifikan lebih rendah daripada RBC konvensional walaupun masih dapat diterima secara klinis (>55%).

(Alshali, Silikas, and Satterthwaite 2013) Bulk-fill RBC dengan viskositas yang tinggi didemonstrasikan dan didapatkan nilai kontraksi polimerisasi dan gap formation yang mirip dengan RCB konvensional, walaupun kedalaman kuringnya secara marginal dibawah nilai yang diklaim oleh produsen. Pada bulk fill seperti SDR dan VBF, nilai DC dapat mendekati RBC konvensonal. (Alshali, Silikas, and Satterthwaite 2013)

(25)

20 BAB IV

SIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Resin komposit merupakan gabungan dari dua atau lebih bahan yang berbeda dengan sifat yang unggul sehingga dapat menghasilkan sifat yang lebih baik. Resin komposit banyak digunakan dalam kedokteran gigi karena memiliki nilai estetika yang lebih baik dibandingkan dengan bahan tumpatan yang lain. Perlekatan resin komposit menggunakan teknik etsa asam dan teknik bahan bonding.

Bulk-fill komposit adalah teknologi canggih yang memungkinkan komposit untuk langsung ditempatkan pada restorasi. Direkayasa dengan konsistensi halus dan lembut, Bulk-fill komposit misalnya, Resin komposit Bulk-fill, Bulk-fill base resin komposit, Sonic-activated resin komposit Bulk-fill dan Dual cure resin komposit Bulk-fill. Resin komposit Bulk-fill dapat dikasifikasikan berdasarkan viskositas, metode curing, kedalaman maksimal pelapisan dan butuh tidaknya resin komposit konvensional.

Aplikasi resin komposit Bulk-fill dalam klinis adalah untuk preparasi kavitas, memilih dan menempatkan matriks, pemberian liner, pemberian resin flowable atau SIK, penempatan tumpatan resin komposit dan yang terakhir finishing dan polishing.

Bulk-fill resin based composite memiliki beberapa keunggulan apa bila dibandingkan dengan resin based composite yang konvensional, seperti dari polymerization shrinkage yang lebih rendah, translusensi dan kedalaman curing yang baik, dan lebih memungkinkan untuk dilakukan dengan incremental yang lebih dalam dari resin based composite konvensional.

namun terdapat pula kekurangan dari bulk-fill resin based composite seperti sifat mekanis yang lebih rendah dari resin based composite konvensional, nilai degree of conversion yang lebih rendah, dan performa klinis yang masih dibawah resin based composite dalam hal astetik. Meskipun demikian, beberapa kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada bulk-fill resin based composite bila dibandingkan dengan resin based composite

(26)

21 konvensional juga dipengaruhi oleh produsen dari material tersebut serta jenis material yang ada.

4.2 Saran

Saran yang dapat kami diberikan untuk student project mengenai perbandingan dental komposit konvensional dan dental komposit Bulk-fill, yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian ini merupakan literature review, oleh karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai dental komposit dan komposit Bulk-fill.

2. Diperlukan pengukuran kinerja sejauh mana tingkat keberhasilan komposit Bulk-fill dibandingkan dengan RBC konvensional.

3. Dokter gigi dalam menggunakan bahan restorasi sebaiknya juga mempertimbangkan kondisi dari struktur gigi yang akan direstorasi dan menyesuaikan dengan kebutuhan pasien, serta mempertimbangkan pula sifat-sifat dari bahan restorasi yang akan digunakan.

(27)

v DAFTAR PUSTAKA

1. Alshali, Ruwaida Z, Nick Silikas, and Julian D Satterthwaite. 2013. “Degree of Conversion of Bulk-Fill Compared to Conventional Resin-Composites at Two Time Intervals.” Dental Materials 29 (9). The Academy of Dental Materials: e213–17. doi:10.1016/j.dental.2013.05.011.

2. Anusavice, Kenneth J. 2003. Phillips’ Science of Dental Materials. 11thed.

Florida: Elsevier B.V.

3. Benetti, A R, C Havndrup-Pedersen, D Honore, MK Pedersen, and U Pallesen. 2015. “Bulk-Fill Resin Composites : Polymerization Contraction , Depth of Cure , and Gap Formation.” Operative Dentistry, 1–11.

doi:10.2341/13-324-L.

4. Bucuta, Stefan, and Nicoleta Ilie. 2014. “Light Transmittance and Micro- Mechanical Properties of Bulk Fill vs . Conventional Resin Based Composites.” doi:10.1007/s00784-013-1177-y.

5. Chesterman, J, A Jowett, A Gallacher, and P Nixon. 2017. “VERIFIABLE CPD PAPER Bulk-Fill Resin-Based Composite Restorative Materials : A Review.” Nature Publishing Group 222 (5). Nature Publishing Group: 337–

44. doi:10.1038/sj.bdj.2017.214.

6. Craig, Robert G., and John M. Powers. 2002. Restorative Dental Materials.

11thed. Mosby, Inc.

7. Gupta, Swati, Swati Swagatika Biswal, and Shubhra Vikas Kaushik. n.d.

“Review Article Dentin Bonding Agents : An Overview,” 82–84.

8. Hsiao, Jimmy C M. 2010. “Review : Resin Composite Filling,” 1228–43.

doi:10.3390/ma3021228.

9. Milosevic, Milos. 2016. “Polymerization Mechanics of Dental Composites - Advantages and Disadvantages” 149 (June). The Author(s): 313–20.

doi:10.1016/j.proeng.2016.06.672.

10. Nurhapsari, Arlina. 2016. “PERBANDINGAN KEBOCORAN TEPI ANTARA RESTORASI RESIN KOMPOSIT TIPE BULK-FILL DAN TIPE PACKABLE DENGAN PENGGUNAAN SISTEM ADHESIF TOTAL ETCH DAN SELF ETCH” 3: 8–13.

(28)

vi 11. Permana, Dimas Puja, Billy Sujatmiko, Rinda Yulianti, Bagian Konservasi Gigi, Program Studi, Kedokteran Gigi, Universitas Sriwijaya, and Sumatera Selatan. 2016. “Perbandingan tingkat kebocoran mikro resin komposit bulk- fill dengan teknik penumpatan oblique incremental dan bulk” 2 (3): 135–40.

12. Rizvi, Sana, Bonny Paul, and S P Mantri. 2015. “Dentin Bonding Agents – An Overview” 14 (11): 97–100. doi:10.9790/0853-1411797100.

Gambar

Gambar 1. Shrinkage Stress yang disebabkan oleh  polymerization shrinkage saat proses curing Resin based

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbandingan kebocoran tepi resin komposit nanofill dengan polimerisasi sinar light cure dengan teknik ramped dan pulse delay dapat

Kekuatan tekan resin komposit yang menggunakan teknik inkremental lebih baik dibandingkan dengan menggunakan teknik bulk fill. Kata Kunci : resin komposit nanofill,

Effect of Materials Thickness and Leght of Light Exposure on the Surface Hardness Ligth-Cure Composite Resin, Maj.. Simulated Body Fluid and Water Absorption Effects

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perbedaan waktu penyinaran Light Emitting Diode (LED) terhadap kekerasan under-surface resin komposit bulk-fill...

Resin komposit ini digunakan dengan mengaplikasikan resin komposit secara bulk artinya secara sekaligus ke kavitas yang dalam sehingga restorasi dapat dilakukan dengan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh resin komposit bulk-fill pada restorasi klas II MOD gigi premolar maksila terhadap

In Group 3, resin composite was applied to the interproximal wall, followed by a 4mm layer of a bulk fill fiber-reinforced composite (everX Posterior; GC Corp., Tokyo, Japan), and the

Many in vitro research has been conducted recently on the bulk-fill RBCs properties due to the deficiency of literature available on their clinical performance.9 A depth of cure in