PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA 2019
Udayana University Press 2019 ISBN 978-602-294-357-0
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 3 (SeNaTS 3) Tahun 2019 Sanur-Bali, 4 Juli 2019
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana
v DAFTAR ISI
KOMITE ILMIAH ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
SAMBUTAN KETUA PANITIA ... xi
SAMBUTAN KOORDINATOR PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL ... xiii
KEYNOTE SPEAKERS ... xv
BIDANG KEAHLIAN ... xvii
JADWAL ACARA ... xvii
KEYNOTE SPEAKER
INFRASTRUKTUR HIJAU BERBASIS MITIGASI BENCANA ... KS-1
PERAN FORENSIC ENGINEERING DALAM MITIGASI BENCANA DAN
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TEKNIK SIPIL BERKELANJUTAN ... KS-9
BIDANG UPAYA PENCEGAHAN, MITIGASI DAN KESIAPSIAGAAN BENCANA
DESAIN ARSITEKTUR NAUNGAN BAGI PENGUNGSI GUNUNG AGUNG DI BALI ... MB-1
BIDANG STRUKTUR DAN MATERIAL
ANALISIS KERUSAKAN BANGUNAN SEKOLAH PASCA GEMPA DI KECAMATAN
TAWAELI KOTA PALU ... SM-1
DESAIN CAMPURAN DAN KUAT TEKAN BETON RINGAN UNTUK APLIKASI
BALOK BERTULANG KOMPOSIT SANDWICH ... SM-8
DESAIN COUPLING BEAM BERTIPE SLENDER PADA SHEAR WALL MENURUT
SNI 2847: 2013 ... SM-18
KOMPOSIT SERAT ABAKA PADA CAMPURAN BETON ... SM-27
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 3 (SeNaTS 3) Tahun 2019 Sanur-Bali, 4 Juli 2019
vi
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas UdayanaPEMANFAATAN SERBUK BATU BATA SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BATU
BATA TANPA PEMBAKARAN ... SM-37
PERENCANAAN DESAIN PERKUATAN STRUKTUR BANGUNAN EKSISTING AKIBAT PENAMBAHAN LANTAI (STUDI KASUS: HOTEL SEA SENTOSA
CANGGU) ... SM-44
PERILAKU LENTUR PASANGAN DINDING DENGAN PERKUATAN KAWAT
LOKET ... SM-55
PENGARUH VARIASI MUTU JAKET BETON DAN KEBERADAAN SENGKANG
TERHADAP KAPASITAS AKSIAL KOLOM ... SM-62
BIDANG GEOTEKNIK
ANALISIS KARAKTERISTIK TANAH DAN PENYEBAB LONGSOR DI DESA
BHUANA GIRI, BEBANDEM, KAB. KARANGASEM PROPINSI BALI ... GT-1
ANALISIS CBR LABORATORIUM PADA TANAH LATERIT YANG DISABILITASI
DENGAN KAPUR DAN SEMEN... GT-8
KARAKTERISTIK SENYAWA KIMIA STABILITASI TANAH SEMEN DENGAN
BAHAN ADITIF DIFA ... GT-16
KAPASITAS DUKUNG FONDASI DIATAS TANAH TIMBUNAN SAMPAH SEBAGAI
USAHA MITIGASI BENCANA ... GT-25
PERILAKU KARAKTERISTIK TANAH PASIR BERLANAU AKIBAT PENGARUH
AIR LIMBAH RUMAH TANAH YANG DIPERAM SELAMA 2 MINGGU ... GT-35
BIDANG MANAJEMEN PROYEK DAN REKAYASA KONSTRUKSI
ANALISIS BIAYA OVERHEAD PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI PT X ... MK-1
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI ... MK-11
ANALISIS INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN AKSARI HIDDEN RESORT
UBUD ... MK-21
ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (SMK3) ... MK-31 ANALISIS STRATEGI PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS
PERUMAHAN DI KABUPATEN BADUNG ... MK-39
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 3 (SeNaTS 3) Tahun 2019 Sanur-Bali, 4 Juli 2019
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana
vii ANALISIS WAKTU PELAKSANAAN METODE KONSTRUKSI TOP-DOWN PADA
PEKERJAAN STASIUN BAWAH TANAH MRT JAKARTA CP 106 ... MK-49
EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DANA DESA SECARA
SWAKELOLA DI KECAMATAN SAWAN KABUPATEN BULELENG ... MK-58
EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 OHSAS 18001:2007 PADA
PROYEK JUMEIRAH PECATU BEACH RESORT BALI ... MK-68
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS KOMUNIKASI ANTARA KONSULTAN DAN KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI HOTEL DI
PROVINSI BALI ... MK-80
HUBUNGAN FAKTOR PENGARUH DALAM STRATEGI HYBRID PRICING PROYEK
KONSTRUKSI DI KOTA DENPASAR ... MK-89
OPTIMASI PENJADWALAN PROYEK SIX SENSE ULUWATU VILLA RESORTS
BALI DENGAN METODE RSM (REPETITIVE SCHEDULING METHOD) ... MK-96
PENERAPAN FAST DIAGRAM UNTUK PENGIMPLEMENTASIAN KONSEP GREEN CONSTRUCTION PADA GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS
WARMADEWA ... MK-105
PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PEMBANGUNAN GEDUNG PARKIR DAN
LAP. BASKET INDOOR/ AULA SANTO YOSEPH DENPASAR) ... MK-111
RANCANGAN DAN EVALUASI PENERAPAN TOOL MAIL MERGE UNTUK ADMINISTRASI PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA DENGAN METODE
PENGADAAN LANGSUNG ... MK-119
STRATEGI DALAM PENGENDALIAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG
SEKOLAH DI KABUPATEN BADUNG ... MK-125
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN PABRIK PEMECAH BATU (STONE CRUSHER) PT. DWI ARTHA YADNYA UTAMA DI DESA MUNTIG,
KECAMATAN KUBU, KAB. KARANGASEM ... MK-135
PERAN SISTEM JAMINAN MUTU ISO 9001:2015 TERHADAP KINERJA RANTAI
PASOK PROYEK KONSTRUKSI HOTEL ... MK-144
ANALISIS PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GRAHA MANGU MANDALA,
PUSPEM, KABUPATEN BADUNG ... MK-152
Seminar Nasional Teknik Sipil 3 Juli 2019, Hal. MK-68 - MK-79
https://ucs.unud.ac.id/conf/senats-3
MK- 68 SeNaTS 3, Juli 2019
EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 OHSAS 18001:2007 PADA PROYEK JUMEIRAH PECATU BEACH RESORT BALI
Dewa Ketut Sudarsana
1, Made Dodiek Wirya Ardana
2dan I Ketut Andika Permana
31,2 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar
3 Alumni Program Sudi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar Email: [email protected] 1
ABSTRAK
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan faktor yang paling penting dalam pencapaian sasaran tujuan proyek. Hasil yang maksimal dalam kinerja biaya, mutu dan waktu tiada artinya bila tingkat keselamatan dan kesehatan kerja terabaikan. Perusahaan kontraktor pada saat ini sudah menjadi suatu kewajiban memiliki sertifikasi OHSAS 18001:2007 sebagai jaminan penerapan sistem manajemen K3. PT. Tunas Jaya Sanur telah mendapatkan sertifikat OHSAS 18001:2007 dan menerapkannya pada seluruh proyek yang sedang dikerjakan termasuk proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali.
Penerapan sistem manjemen K3 OHSAS 18001:2007 diukur dengan penelitian tentang tingkat dan kendala dalam penerapan sistem manajemen K3 OHSAS 18001:2007. Penelitian dilakukan dengan menggunakan checklist sesuai dengan dokumen OHSAS 18001:2007 pada pelaksanaan proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali oleh PT Tunas Jaya Sanur. Penilaian tingkat penerapan sistem manajemen K3 OHSAS 18001:2007 ini dilakukan dengan metode analisis deskriftif kualitatif yang menggunakan skor audit dengan skala rating.
Hasil analisis penerapan sistem manajemen K3 OHSAS 18001:2007 PT Tunas Jaya Sanur pada proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali didapatkan tingkat penerapannya sebesar 98,61% (baik sekali). Faktor yang menyebabkan tidak tercapainya tingkat penerapan 100% antara lain kedisiplininan dan kesadaran tenaga kerja belum maksimal, metode dan prosedur masih belum terlaksana maksimal.
Kata kunci: sistem manajemen K3, OHSAS 18001:2007, skala rating
IMPLEMENTATION EVALUATION OF OHS MANAGEMENT SYSTEM OHSAS 18001:2007 PT. TUNAS JAYA SANUR AT JUMEIRAH PECATU BEACH RESORT
BALI PROJECT
ABSTRACT
Occupational Safety and Health (OSH) is the most important factor to achieving project target. Maximum results in cost performance, quality and time management are meaningless if the level of occupational safety and health is neglected. The contractor company at this time has become an obligation to have OHSAS 18001: 2007 certification as a guarantee of the application of the OSH management system. PT. Tunas Jaya Sanur has obtained the OHSAS 18001: 2007 certificate and applied it to all projects under construction including the Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali project.
The implementation of the OHSAS 18001: 2007 OSH management system was measured by research on the level and constraints in the implementation of the OHSAS 18001: 2007 OSH management system. The research was conducted using a checklist in accordance with the OHSAS 18001: 2007 document on the implementation of the Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali project by PT. Tunas Jaya Sanur. This assessment of the level of application of the OHSAS 18001: 2007 OSH management system was carried out with qualitative descriptive analysis methods that used an audit score with a rating scale.
The results of the analysis of the implementation of the OHSAS OSH 18001: 2007 OSH management system PT. Tunas Jaya Sanur at the Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali project obtained an application level of 98.61% (very good). Factors that cause the achievement of 100% level of implementation are among others discipline and labor awareness is not maximal, methods and procedures are still not maximized.
Keywords: OSH management system, OHSAS 18001: 2007, rating scale
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen K3 Ohsas 18001:2007 Pada Proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali
SeNaTS 3, Juli 2019 MK- 69 1 PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang banyak memiliki pembangunan yang sedang dil- aksanakan. Pembangunan yang cukup signifikan terjadi pada pembangunan di bidang konstruksi. Dalam pengerjaan proyek selain memperhatikan ketepatan biaya, mutu, dan waktu, perusahaan konstruksi perlu juga memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja di lokasi proyek. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan faktor yang paling penting dalam pencapaian sasaran tujuan proyek. Hasil yang maksimal dalam kinerja biaya, mutu dan waktu tiada artinya bila tingkat keselamatan dan kesehatan kerja terabaikan. Sistem ma- najemen K3 adalah suatu struktur komposisi yang kompleks dengan personel, sumber daya, program beserta kebijakan dan prosedurnya terintegrasi dalam wadah organisasi perusahaan/ badan atau lembaga (Husen, 2011).
Pada saat ini OHSAS (Occupational Health and Safety Assessment Series) 18001:2007 menjadi pilihan utama bagi kontraktor yang ingin menerapkan sistem manajemen K3 secara konsisten dan sistematis. OHSAS 18001:2007 merupakan suatu standar sertifikasi internasional yang memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Sertifikasi OHSAS 18001:2007 ini menunjukkan kontraktor mempunyai bukti nyata yang diakui secara nasional maupun internasional bahwa perusahaan tersebut telah menerapkan sistem manajemen K3 dalam proses produksinya. Spesifikasi OHSAS 18001:2007 memberikan persyaratan bagi sistem manajemen K3 yang memungkinkan suatu organisasi untuk mengendalikan resiko K3 dan meningkatkan pelaksanaannya.
Sebagai perusahaan konstruksi bertaraf nasional, PT. Tunas Jaya Sanur telah mendapatkan sertifikat OHSAS 18001:2007 dan menerapkannya dalam pelaksanaan proyek-proyek jasa kontruksi. Salah satu penerapan OHSAS 18001:2007 adalah pada proyek pembangunan Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali yang berlokasi di Pecatu Indah Resort, Badung. Namun, penerapan K3 pada PT. Tunas Jaya Sanur saat ini belum diketahui. Ber- dasarkan latar belakang diatas, maka topik ini diangkat untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem mana- jemen K3 OHSAS 18001:2007 PT. Tunas Jaya Sanur pada proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali.
2 METODE PENELITIAN
2.1 Objek Studi
Objek studinya adalah Proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali yang berlokasi di kawasan Pecatu Indah Resort.
2.2 Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan audit dan Semi Structured Interview. Data hasil audit dan Semi Structured Interview termasuk data primer. Selain data primer, data yang didapat juga berupa data sekunder yaitu Record dan Prosedur Operasi Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001:2007 pada proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali. Record dan Prosedur Operasi Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001:2007 pada proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali dibutuhkan untuk dijadikan bukti dari pelaksanaan OHSAS 18001:2007 dalam proyek tersebut. Data yang didapat digunakan untuk mengetahui bagaimana tingkat penerapan Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001:2007 dan kendala apa yang dihadapi dalam penerapannya.
1. Audit
Pada checklist utama, metode audit dilakukan dengan pengisian skor pada checklist yang berisi pernyataan dan aspek-aspek mengenai elemen 4.1 sampai elemen 4.6 sistem manajemen K3 OHSAS 18001:2007. Dalam pengisian skor pada daftar, penulis melakukan pendampingan terhadap masing- masing petugas di proyek dan menggali informasi sesuai dengan daftar yang telah dibuat pada masing-masing petugas proyek dan Pada checklist pendukung, metode audit dilakukan dengan pengisian jawaban pada pernyataan mengenai aspek-aspek K3 umum. Dalam pengisian jawaban pada daftar, penulis melakukan pendampingan terhadap tenaga kerja di proyek dan menggali informasi sesuai dengan daftar yang telah dibuat.
2. Semi Structured Interview
Pelaksanaan Semi Structured Interview dilakukan kepada para personil yang menangani tentang K3 secara proporsional dan untuk mengontrol penilaian penulis pada audit sebelumnya terhadap masing- masing petugas proyek. Penulis mengajukan pertanyaan yang sudah terstruktur seperti daftar pernyataan dan aspek-aspek mengenai elemen 4.1 sampai elemen 4.6 sistem manajemen K3 OHSAS 18001:2007, kemudian menjelaskan maksud dari pertanyaan tersebut secara mendalam untuk mempermudah responden dalam memahaminya dan mempersilahkan responden untuk memberi skor penerapannya. Adapun responden terdiri dari 2 orang, yaitu Safety Coordinator, Safety Officer.
3. Petugas proyek yang berperan.
Dalam penentuan responden dilakukan dengan cara purvosive yaitu peneliti memilih responden menurut kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Kriteria ini sesuai dengan topik penelitian. Mereka
Dewa Ketut Sudarsana, Made Dodiek Wirya Ardana dan I Ketut Andika Permana
MK- 70 SeNaTS 3, Juli 2019
yang dipilih berdasarkan garis hirarki struktur organisasi dan dianggap kredibel untuk menjawab masalah penelitian. Maka dipilih yaitu :
a. Elemen 4.1 sampai Elemen 4.3 (Safety Coordinator) b. Elemen 4.4 sampai Elemen 4.6 (Safety Officer)
2.3 Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan secara umum (Sugiyono, 2009). Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan obeservasi dan hasil audit serta wawancara.
Untuk memperoleh data kualitatif pada pengisian checklist, dibuat skala pengukuran variable dengan memberi skor pada masing-masing item checklist. Dalam mengevaluasi penerapan OHSAS pada penelitian ini, digunakan sistem skor audit yang dikembangkan dengan rating scale (skala rating). Skala ini digunakan untuk menghasilkan data statistik pada lembar observasi untuk mempermudah peneliti memperoleh data. Data kuantitatif yang diperoleh selanjutkan ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Responden tidak akan menjawab salah satu jawaban kualitatif (buruk sekali, buruk, sedang, baik, baik sekali), tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif (berupa angka) yang telah disediakan (Sugiyono, 2009). Kelebihan skala rating, yakni mudah dibuat dan mudah dalam proses penilaian karena data berupa data kuantitatif. Rater hanya tinggal memberikan tanda silang (X) atau melinkari (O) pada kolom yang sesuai terhadap masing-masing faktor atau karakteristik yang dinilai. Dengan skala rating, instrument penelitian yang dibuat dapat dalam bentuk checklist.
2.4 Penilaian/Scoring
Dalam penelitian ini, sistem skor yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1. Sistem Skor Pengisian Checklist Audit K3
X = tidak ada √ = ada
Sumber: Sugiyono (2009), Penjelasan
1. Skor 1 (Buruk Sekali/BRS)
a. Sistem manajemen K3 tidak ada.
b. Dokumentasi tidak ada.
c. Implementasi tidak ada.
2. Skor 2 (Buruk/BR)
a. Sistem manajemen K3 ada.
b. Dokumentasi tidak ada.
c. Implementasi tidak terlaksana di lapangan.
3. Skor 3 (Sedang/S)
a. Sistem manajemen K3 ada.
b. Dokumentasi ada tetapi tidak terorganisir dengan baik.
c. Implementasi tidak dilakukan secara penuh di lapangan (diterapkan ≤ 60%).
4. Skor 4 (Baik/B)
a. Sistem manajemen K3 ada.
b. Dokumentasi ada dan terorganisir dengan baik.
c. Implementasi tidak dilakukan secara penuh di lapangan (diterapkan 60%≤ -
≤ 80%).
5. Skor 5 (Baik Sekali/BS)
a. Sistem manajemen K3 dan dokumentasi sudah sesuai dengan OHSAS 18001:2007 dan implementasinya sudah sepenuhnya dilaksanakan (diterapkan > 80%).
Katagori penilaian dalam skala rating adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2009).
Skor Kriteria
1 BRS
2 BR
3 S
4 B
5 BS Sistem
Manajemen Mutu X √ √ √ √
Dokumentasi X X √ √ √
Implementasi X X √
≤60% √
60% - 80%
√
>80%
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen K3 Ohsas 18001:2007 Pada Proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali
SeNaTS 3, Juli 2019 MK- 71 1. Baik Sekali : (80%< sampai dengan 100%)
2. Baik : (60%< sampai dengan ≤80%) 3. Sedang : (40%< sampai dengan ≤60%) 4. Buruk : (20%< sampai dengan ≤40%) 5. Buruk Sekali : (≤20%)
2.5 Tabulasi
Hasil lembar checklist yang telah diisi, kemudian ditabulasikan untuk mempermudah menganalisis data.
Tabulasi ini berisikan nilai dari pertanyaan pada masing-masing elemen yang diperoleh dari wawancara responden.
2.6 Analisis Data dan Hasil
Hasil penelitian terhadap checklist responden yang telah ditabulasikan, selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumusan (1).
(1)
Keterangan:
Total Skor (A) = Total Nilai Skor (1-5)
Nilai Total (B) = Total nilai skor maksimum tiap elemen
Dari hasil nilai skor yang diperoleh, kemudian dikelompokan pada gambar 3.2 1. Baik Sekali : (80%< sampai dengan 100%)
2. Baik : (60%< sampai dengan ≤80%) 3. Sedang : (40%< sampai dengan ≤60%) 4. Buruk : (20%< sampai dengan ≤40%) 5. Buruk Sekali : (0% sampai dengan ≤ 20%)
Gambar 1. Rentang interval berdasarkan skala rating Sumber: Sugiyono (2009)
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode audit dilakukan dengan pengisian skor pada setiap pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam checklist utama. Dalam pengisiian skor penulis melakukan wawancara terhadap responden untuk mencari infor- masi tentang sistem manajemen K3 OHSAS 18001:2007. Berikut hasil penilaian dengan metode audit dari ele- men 4.1 sampai elemen 4.6.
1. Elemen 4.1 (Persyaratan Umum)
Dari hasil penilaian dengan menggunakan metode audit pada checklist elemen 4.1 didapatkan tabel 2.
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Audit Elemen 4.1
Nomor Elemen Kriteria
NO Skor
OHSAS 18001:2007
4.1 Persyaratan Umum
1 5
2 5
3 5
4 5
5 5
6 5
7 5
Total Skor 35
Dewa Ketut Sudarsana, Made Dodiek Wirya Ardana dan I Ketut Andika Permana
MK- 72 SeNaTS 3, Juli 2019
Hasil persentase penerepan elemen 4.1 pada proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali didapat sebagai berikut.
1. Total nilai skor hasil audit 7 pernyataan elemen 4.1 adalah 35 Nilai skor Maksimum pada elemen 4.1 = 5 x 7= 35
2. Hasil analisis penerapan elemen 4.1 adalah : Skor
Skor Skor
Gambar 2. Rentang interval elemen 4.1 berdasarkan skala rating
Hasil penilaian penerapan elemen 4.1 pada proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali termasuk dalam katagori Baik Sekali 80%<Skor≤100%
2. Elemen 4.2 (Kebijakan K3)
Dari hasil penilaian dengan menggunakan metode audit pada checklist elemen 4.2 didapatkan tabel 3 Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Audit Elemen 4.2
Nomor Elemen
KRITERIA
NO Skor OHSAS 18001:2007
4.2 Kebijakan K3
1 5
2 5
3 5
TOTAL SKOR 15
Hasil persentase penerepan elemen 4.2 pada proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali didapat sebagai berikut.
1. Total nilai skor hasil audit 3 pernyataan elemen 4.2 adalah 15 Nilai skor Maksimum pada elemen 4.2 = 5 x 3 = 15 2. Hasil analisis penerapan elemen 4.2 adalah :
Skor Skor Skor
Gambar 3. Rentang interval elemen 4.2 berdasarkan skala rating
Hasil penilaian penerapan elemen 4.2 pada proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali termasuk dalam katagori Baik Sekali 80%<Skor≤100%
3. Elemen 4.3 (Perencanaan)
Dari hasil penilaian dengan menggunakan metode audit pada checklist elemen 4.3 didapatkan table 4 Tabel . Rekapitulasi Hasil Audit Elemen 4.3
Nomor Elemen Kriteria
No Skor
OHSAS 18001:2007
4.3.1 Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan pengendalian
1 5
2 5
3 5
4.3.2 Peraturan perundangan dan Persyaratan lainnya
4 5
5 4
6 4
4.3.3 Tujuan dan Program 7 5
8 5
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen K3 Ohsas 18001:2007 Pada Proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali
SeNaTS 3, Juli 2019 MK- 73
9 5
10 5
11 5
12 5
Total Skor 58
Hasil persentase penerepan elemen 4.3 pada proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali didapat sebagai berikut:
1. Total nilai skor hasil audit 12 pernyataan elemen 4.3 adalah 58 Nilai skor Maksimum pada elemen 4.3 = 5 x 12 = 60 2. Hasil analisis penerapan elemen 4.3 adalah :
Skor Skor Skor
Gambar 4. Rentang interval elemen 4.3 berdasarkan skala rating
Hasil penilaian penerapan elemen 4.3 pada proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali termasuk dalam katagori Baik Sekali 80%<Skor≤100%
4. Elemen 4.4 (Penerapan dan Operasi)
Dari hasil penilaian dengan menggunakan metode audit pada checklist elemen 4.4 didapatkan tabel 5
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Audit Elemen 4.4
Nomor Elemen Kriteria
NO Skor
OHSAS 18001:2007
4.4.1 Sumberdaya, peran, tanggung jawab, akuntabilitas dan wewenang
1 4
2 4
3 5
4.4.2 Kompetensi, pelatihan, dan kepedulian
4 5
5 5
6 5
7 5
8 5
9 5
4.4.3 Komunikasi, Partisipasi, dan Konsultasi
10 5
11 5
12 5
13 5
14 5
15 5
16 5
17 5
4.4.4 Dokumentasi
18 5
19 5
20 5
21 4
22 5
23 5
24 5
25 5
Dewa Ketut Sudarsana, Made Dodiek Wirya Ardana dan I Ketut Andika Permana
MK- 74 SeNaTS 3, Juli 2019
4.4.5 Pengendalian Dokumen
26 5
27 5
28 5
4.4.6 Pengendalian Operasional
29 5
30 5
31 4
4.4.7 Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat
32 5
33 4
34 5
35 5
36 4
37 3
38 5
39 5
Total Skor 187
Hasil persentase penerepan elemen 4.4 pada proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali didapat sebagai berikut.
1. Total nilai skor hasil audit 62 pernyataan elemen 4.4 adalah 187 Nilai skor Maksimum pada elemen 4.4 = 5 x 39 = 195 2. Hasil analisis penerapan elemen 4.4 adalah :
Skor Skor Skor
Gambar 5. Rentang interval elemen 4.4 berdasarkan skala rating
Hasil penilaian penerapan elemen 4.4 pada proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali termasuk dalam katagori Baik Sekali 80%<Skor≤100%
5. Elemen 4.5 (Pemeriksaan)
Dari hasil penilaian dengan menggunakan metode audit pada checklist elemen 4.5 didapatkan tabel 6 Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Audit Elemen 4.5
Nomor Elemen Kriteria
NO Skor
OHSAS 18001:2007
4.5.1 Pemantauan dan Pengukuran Kinerja 1 5
2 5
4.5.2 Evaluasi Kesesuaian 3 5
4.5.3 Investigasi insiden, ketidaksesuaian, tindakan koreksi dan tindakan pencegahan
4 5
5 5
6 4
7 5
8 5
9 5
10 5
11 5
12 5
13 5
14 5
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen K3 Ohsas 18001:2007 Pada Proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali
SeNaTS 3, Juli 2019 MK- 75
15 5
4.5.4 Audit Internal
16 5
17 5
18 5
19 5
20 5
21 5
22 5
Total Skor 109
Hasil persentase penerepan elemen 4.5 pada proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali didapat sebagai berikut.
1. Total nilai skor hasil audit 22 pernyataan elemen 4.5 adalah 109 Nilai skor Maksimum pada elemen 4.5 = 5 x 22 = 110 2. Hasil analisis penerapan elemen 4.5 adalah :
Skor Skor = 99,10%
Gambar 6 Rentang interval elemen 4.5 berdasarkan skala rating
Hasil penilaian penerapan elemen 4.5 pada proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali termasuk dalam katagori Baik Sekali 80%<Skor≤100%
6. Elemen 4.6 (Tinjauan Manajemen)
Dari hasil penilaian dengan menggunakan metode audit pada checklist elemen 4.6 didapatkan tabel 7 Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Audit Elemen 4.6
Nomor Elemen Kriteria
NO Skor
OHSAS 18001:2007
4.6 Tinjauan Manajemen
1 5
2 5
2 5
Total Skor 15
Hasil persentase penerepan elemen 4.4 pada proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali didapat sebagai berikut.
1. Total nilai skor hasil audit 3 pernyataan elemen 4.6 adalah 15 Nilai skor Maksimum pada elemen 4.6 = 5 x 3 = 15
2. Hasil analisis penerapan elemen 4.6 adalah : Skor
Skor Skor = 100%
Gambar 7. Rentang interval elemen 4.6 berdasarkan skala rating
Hasil penilaian penerapan elemen 4.6 pada proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali termasuk dalam katagori Baik Sekali 80%<Skor≤100%
Dewa Ketut Sudarsana, Made Dodiek Wirya Ardana dan I Ketut Andika Permana
MK- 76 SeNaTS 3, Juli 2019
3.1 Tingkat Penerapan OHSAS 18001:2007 pada Proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali
Untuk mengetahui tingkat penerapan Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001:2007 pada Proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort diambil rata-rata dari hasil penilaian dengan metode audit dari setiap elemen. Berikut tingkat penerapan dari elemen 4.1 sampai dengan elemen 4.6 Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001:2007 pada proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali.Tabel 8. Tingkat penerapan OHSAS 18001:2007 pada Proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali.
No Elemen Persentase Kategori
1 Elemen 4.1 100% BS
2 Elemen 4.2 100% BS
3 Elemen 4.3 96,66% BS
4 Elemen 4.4 95,89% BS
5 Elemen 4.5 99,10% BS
6 Elemen 4.6 100% BS
Rata-Rata 98,61% BS
Dari tabel 8 dapat diketahui bahwa tingkat penerapan Sistem Manejemen K3 OHSAS 18001:2007 dari elemen 4.1 sampai elemen 4.6 dapat dikatagorikan baik sekali. Hal ini menandakan bahwa seluruh penerapan Sistem Manajemen OHSAS 18001:2007 dari elemen 4.1 sampai elemen 4.6 sudah dilaksanakan dengan baik sekali dengan persentase penerapan sebesar 98,61%.
Gambar 8. Rentang interval berdasarkan skala rating
Berikut tingkat penerapan setiap elemen disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 9
Gambar 9. Grafik tingkat penerapan setiap elemen
Dari grafik di atas dapat diketahui tingkat penerapan terendah terjadi pada elemen 4.4 yaitu sebesar 95,89
%. Ini mengartikan bahwa dalam pelaksanaan proyek, penerapan dan operasi SMK3 masih dapat dimaksimalkan lagi, dalam kedepannya manajemen proyek dapat melakukan proses menetepkan, menerapakan dan mendokumentasikan serta melakukan perbaikan secara terus menerus. Untuk tingkat penerapan yang tertinggi terjadi pada elemen 4.1, 4.2, dan 4.6 yaitu sebesar 100%. Hal ini mengartikan bahwa dalam hal sistem manajemen K3 pada proyek ini sudah berlangsung sangat baik.
3.2 Pembahasan hasil analisis tingkat penerapan OHSAS 18001:2007 pada Proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali
Pembahasan hasil analisis penerapan Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001:2007 pada Proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali akan dijabarkan sebagai berikut.
100% 100% 96,66% 95,89% 99,10% 100%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen K3 Ohsas 18001:2007 Pada Proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali
SeNaTS 3, Juli 2019 MK- 77
1. Elemen 4.1 (Persyaratan Umum)
Pada elemen Persyaratan Umum pada Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001:2007 penerapannya sebesar 100%. Artinya menurut kriteria yang telah ditentukan berarti penerapan OHSAS 18001:2007 sangat baik.
Tinjauan mengenai Persyaratan Umum dilakukan untuk mengetahui apakah pada proyek tersebut sudah menetapkan dan memelihara sebuah sistem manajemen K3 OHSAS 18001:2007 tersebut.
Perusahaan juga telah melakukan langkah-langkah antisipasi apabila terjadi ketidaksesuaian dalam penerapan sistem manajemen K3 dengan pihak proyek antara lain adalah sebagai berikut:
a. Kick-Off Meeting Safety, yang merupakan rapat mengenai K3 yang dilaksanakan pada awal proyek dan tiap ada sub-kontraktor baru yang masuk. Rapat ini melibatkan pihak owner, staf proyek, sub-kontraktor dan Safety team
b. Safety Meeting, merupakan rapat K3 yang dilaksanakan tiap bulan yang dipimpin oleh ketua P2K3. Materi yang dibahas pada rapat bulanan antara lain:
2. Elemen 4.2 (Kebijakan K3)
Pada elemen Kebijakan K3 pada Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001:2007 penerapannya sebesar 100%. Artinya menurut kriteria yang telah ditentukan berarti penerapan OHSAS 18001:2007 sangat baik.
Untuk menerapkan SMK3 yang berkualitas organisasi harus memiliki sebuah kebijakan K3 yang disahkan oleh pimpinan puncak organisasi, dimana kebijakan tersebut merupakan perwujudan dari komitmen pucuk pimpinan yang memuat visi dan tujuan organisasi, komitmen, dan tekad untuk melaksanakan K3, serta kerangka dan program kerja. Namun demikian sebuah kebijakan hendaknya tidak hanya merupakan tulisan indah belaka, tapi juga harus ada implementasi dan tindak lanjutnya.
PT. Tunas Jaya Sanur telah menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan, memelihara, dan mengkomunikasikan Kebijakan K3 dengan baik, dapat dilihat dengan penyediaan Alat pelindung Diri (APD) bagi pekerja, personil proyek, staf sub-kontraktor dan pengunjung.
3. Elemen 4.3 (Perencanaan)
Pada elemen Perencanaan pada SMK3 OHSAS 18001:2007 penerapannya sebesar 96,66%, yang artinya penerapannya menurut kriteria yang ditentukan sangat baik.
Perencanaan SMK3 ini merupakan tindak lanjut dan penjabaran kebijakan K3 yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak dengan mempertimbangkan hasil audit yang pernah dilakukan dan masukan dari berbagai pihak termasuk hasil pengukuran kinerja K3. Perencanaan SMK3 mencakup beberapa hal, yaitu:
1. Identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan penentuan pengendaliannya 2. Persyaratan hukum dan persyaratan lainnya
3. Tujuan dan program
Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh pihak perusahaan dan Panitia Pembina K3 (P2K3) antara lain adalah dengan melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta menetapkan, memelihara, dan menerapkan prosedur serta metode dalam pengendalian risiko; prosedur atau instruksi kerja juga ditempel atau diletakkan di dekat komponen atau alat pekerjaan, meskipun di lapangan sebagian kecil instruksi tersebut yang tulisan kurang jelas dan atau terlepas dari tempat seharusnya.
4. Elemen 4.4 (Implementasi dan Operasi)
Pada elemen Implementasi dan Operasi pada SMK3 OHSAS 18001:2007 penerapannya sebesar 95,89%.
Artinya menurut kriteria yang telah ditentukan penerapannya sangat baik.
Dalam pelaksanaannya di lapangan sudah disiapkan perangkat pelaksana sesuai dengan struktur organisasi K3 yang telah dibentuk dan disahkan oleh pimpinan PT. Tunas Jaya Sanur. Komunikasi sudah dilakukan dengan baik dan merata pada lapisan-lapisan pekerja mengenai isu-isu K3, namun dalam pelaksannannya tetap ada insiden yang menimpa para pekerja baik itu ringan maupun berat. Dalam meminimalisir hal tersebut, pengarahan-pengarahan telah dilakukan dengan mengadakan briefing morning dengan melibatkan seluruh komponen pekerja di proyek.
5. Elemen 4.5 (Pemeriksaan)
Pada elemen Pemeriksaan pada SMK3 OHSAS 18001:2007 penerapannya sebesar 99,10%. Artinya menurut kriteria yang telah ditentukan penerapannya sangat baik.
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah memelihara prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja K3 secara teratur. Pengukuran dalam hal ini adalah memantau kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, insiden, dan bukti-bukti lainnya yang terjadi di lapangan dan terkait dengan K3. Beberapa teknik pengukuran yang telah dilakukan di proyek, antara lain:
Dewa Ketut Sudarsana, Made Dodiek Wirya Ardana dan I Ketut Andika Permana
MK- 78 SeNaTS 3, Juli 2019 1. Pemantauan terhadap perilaku pekerja
2. Melakukan evaluasi pada peralatan, material, dan bahan-bahan kimia di lapangan 3. Pemantauan terhadap pemenuhan peraturan dan prosedur
Petugas K3 di lapangan menetapkan dan memelihara prosedur mengenai tanggung jawab dan wewenang untuk menangani dan menyelidiki kecelakaan kerja, insiden, dan ketidaksesuaian.
3.3 Kendala - Kendala Penerapan OHSAS 18001:2007 pada Proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali
Kendala-kendala pada penerapan sistem manajemen K3 OHSAS 18001:2007 pada proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali ini berdasarkan hasil penilaian dengan skor 3 (sedang) dan 4 (baik) pada checklist. Adapun kendalanya adalah sebagai berikut,
1. Elemen 4.3 Perencanaan
Pada Elemen 4.3 (Perencanaan), terdapat kendala pada kriteria, yaitu sebagai berikut.
a. Daftar peraturan perundang-undangan terkait dengan lingkup kegiatan K3 sudah edisi terbaru namun status pemenuhan sampai saat ini masih dalam proses.
2. Elemen 4.4 Penerapan dan Operasi
Pada Elemen 4.4 (Penerapan dan Operasi), terdapat kendala pada kriteria, yaitu sebagai berikut.
a. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga kerja sudah sesuai standar yang berlaku, namun implementasi dilapangan masih belum maksimal. Hal ini disebabkan karena kesadaran pekerja terhadap keselamatan diri sendiri di ligkungan kerja belum maksimal.
b. Faktor dokumentasi masih belum maksimal. Beberapa dokumen belum terbaharui secara berkala. Namun pada dasarnya, dokumen-dokumen tersebut sudah cukup lengkap.
c. Simulasi penanggulangan keadaan darurat sudah disosialisasikan dan dilaksanakan namun belum maksimal dan belum secara periodik. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja yang bertanggung jawab pada setiap divisi di proyek terbatas dan masing-masing memiliki fungsi dan tugas yang tidak .
4 SIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai penerapan OHSAS 18001:2007 yang ditinjau dari elemen- elemen pada Sistem Manajemen K3 dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Tingkat penerapan OHSAS 18001:2007 PT. Tunas Jaya Sanur pada Proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali pada masing masing elemen yaitu, elemen 4.1 dikategorikan baik sekali dengan persentase 100%, elemen 4.2 dikategorikan baik sekali dengan persentase 100%, elemen 4.3 dikategorikan baik sekali dengan persentase 96,66%, elemen 4.4 dikategorikan baik sekali dengan persentase 95,89%, elemen 4.5 dikategorikan baik sekali dengan persentase 99,10%, dan elemen 4.6 dikategorikan baik sekali dengan persentase 100%, sehingga rata-rata seluruh elemen dikategorikan baik sekali dengan persentase 98,61%.
2. Penerapan K3 pada tingkat tenaga kerja mendapatkan hasil sebagai berikut, pertanyaan yang mendapatkan nilai dikategori baik sekali sebesar 79,89%, pertanyaan yang mendapatkan nilai dikategori baik sebesar 5,56%, pertanyaan yang mendapatkan nilai dikategori buruk sebesar 1,11%, dan pertanyaan yang mendapatkan nilai dikategori sangat buruk sebesar 14,44%, namun untuk nilai dikategori sangat buruk dapat diabaikan karena tenaga kerja tidak memerlukan peralatan kerja yang tertulis pada pertanyaan tersebut. Ini mengartikan penerapan K3 dilapangan sudah sesuai dengan tingkat manajemen dimana hanya memiliki persentase ketidaksesuaian sebesar 1,11%.
.
5 SARAN
Berdasarkan hasil simpulan di atas ada beberapa hal yang dapat menjadi saran dalam penelitian ini, yaitu:
1. Daftar peraturan perundang-undangan terkait dengan lingkup kegiatan K3 harus sudah terpenuhi sesuai peraturan pemerintah karena ini merupakan bagian yang dipersyaratkan OHSAS 18001:2007.
2. Untuk memaksimalkan kedisiplinan tenaga kerja dalam menggunakan APD dapat diatasi dengan cara melakukan sosialisasi secara langsung untuk mengingatkan kesadaran dari tenaga kerja.
3. Pengendalian dokumen hendaknya dilakukan pembaharuan secara berkala sesuai kapan dokumen tersebut diterbitkan, dengan tujuan untuk memudahkan ketika diperlukan dikemudian hari.
4. Simulasi penanggulangan keadaan darurat (force majeure) hendaknya dilakukan secara periodik minimal 1 tahun sekali sesuai dengan permenkes no 66 tahun 2016.
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen K3 Ohsas 18001:2007 Pada Proyek Jumeirah Pecatu Beach Resort Bali
SeNaTS 3, Juli 2019 MK- 79 DAFTAR PUSTAKA
Husen, A. (2011). Manajemen Proyek, Perencanaan, Penjadwalan, dan Pengendalian Proyek. Andi, Yogyakarta.
Ramli, S. (2010). Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Dian Rakyat, Jakarta.
Sugiyono (2004). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.
Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kuanititatif, Kualitatif dan R&G. Alfabeta, Bandung.