PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sejak Pasal 113 KHI5 dan dalam undang-undang nomor 16 tahun 2019 mengubah undang-undang nomor 1 pasal 38 tahun 1974 tentang perkawinan6 yaitu putusnya perkawinan dapat terjadi karena kematian, perceraian dan oleh putusan pengadilan. UU No 16 Tahun 2019, mengubah UU No 1 Tahun 1974, Pasal 39 tentang Perkawinan, berbunyi: 7 Ayat 1: Perceraian hanya dapat dilakukan sebelum sidang pengadilan sesudahnya. Pengadilan Agama sebagai salah satu pengadilan di Indonesia memiliki kewenangan untuk menyelesaikan suatu perkara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Pasal 49 Tahun 1989.
Pertanyaan Penelitian
Sekiranya pemohon atau responden dihalang daripada hadir, mereka boleh menggunakan kuasa mereka dengan memberi kebenaran khas kepada orang lain untuk mewakili diri mereka (pemohon) untuk menghadiri perbicaraan dan mengangkat sumpah cerai di mana isteri dan kuasanya untuk mengemukakan Bagi isteri dan kuasanya yang tidak hadir pada sumpah lafaz cerai semasa pemohon hadir, sumpah lafaz cerai di hadapan hakim tetap dilaksanakan, walaupun tanpa kehadiran isteri dan isteri. surat kuasa dia.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut penelitian ini dengan judul “Penerapan Pasal 122 KHI Tentang Perceraian Bid'i di Pengadilan Agama Metro”. Hasil penelitian ini dapat membantu memberikan alternatif, informasi dan bahan referensi untuk mengembangkan pemahaman dan menambah pengetahuan khususnya berkaitan dengan kajian perceraian yang terjadi di masyarakat melalui Pengadilan Agama Kota Metro. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rekomendasi materi yang akan diberikan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
Penelitian Relevan
Fakultas Universitas Islam Syari'ah Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara, 2015 dalam disertasinya berjudul “Hukum Perceraian Terhadap Istri Dalam Kondisi Menstruasi Menurut Imam Empat Madzhab”. Empat. 14 Skripsi Mustarihatun, “Hukum Perceraian Terhadap Wanita Menstruasi Menurut Imam Empat Madzhab”, (Jepara: UNISNU, 2015). Penelitian yang akan dilakukan memiliki kesamaan tema besar yaitu hukum cerai terhadap istri saat haid.
Sedangkan dalam karya ilmiah, peneliti ingin mengkaji dengan menggunakan jenis penelitian lapangan, namun peneliti melakukan penelitian di masyarakat, khususnya yang terjadi di Pengadilan Agama Metro Kelas 1A, sehingga objek penelitian tidak terfokus pada satu faktor saja, tapi yang umum. David Wildan, Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dalam disertasinya yang berjudul “Penentuan Bid'i Di Talak. Fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah bagaimana Maqasid Syari'ah Tahir Bin 'Ashur meninjau pertimbangan hakim terkait bid' dalam proses perceraian di Pengadilan Agama Jombang.
Karya ilmiah David Wildan dan peneliti memiliki kesamaan yaitu topik besar mengenai penerapan talak bid'i di Pengadilan Agama, namun dalam tesisnya David Wildan menitikberatkan pada bagaimana Syariat Mekasid Tahir Bin Ashur mengkaji pertimbangan hakim. terkait kasus ikrar talak bid'i di Pengadilan Agama Jombang. Sementara itu, dalam karya tulis ilmiah yang ingin peneliti bahas, fokusnya adalah pada faktor-faktor penerapan dan hambatan perceraian bid'i oleh hakim di Pengadilan Agama Metro. Berdasarkan penelitian sebelumnya, sudah banyak pembahasan tentang talak bid'i, dan persoalan yang terkait dengannya, namun setelah peneliti telusuri, para ulama yang ada tidak mengkaji secara spesifik Penerapan Pasal 122 KHI terkait talak bid'i. .di kereta bawah tanah. Pengadilan Agama.
15 Tesis David Wildan, “Menentukan Bid’i Talaq di Pengadilan Agama Jombang Dalam Perspektif Maqasid Syariah Tahir Bin ‘Ashur”, (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2016).
LANDASAN TEORI
Talak Bid‟i Menurut Fiqh dan KHI
- Talak Bid‟i Menurut Fiqh
- Talak Bid‟i menurut KHI
Kebutuhan akan kumpulan syariat Islam untuk pengadilan agama telah lama menjadi catatan sejarah Kementerian Agama. Dalam sejarah hukum Islam, telah terjadi gerakan penyeragaman hukum Islam dalam bentuk hukum tertulis di bawah otoritas peradilan agama. Pada masa VOC kedudukan hukum Islam dalam bidang kekerabatan diakui bahkan disusun dalam suatu peraturan yang dikenal dengan Freijer Compendium.
Hukum Islam masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya Islam, kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Indonesia. Mulai berlakunya UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 tentang wakaf harta benda merupakan pergeseran sebagian dari hukum Islam ke hukum tertulis. 21 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia., 34. diundangkan “sebagai hukum materil lingkungan peradilan agama di Indonesia. 23.
Kompilasi hukum Islam ini terdiri dari 3 buku yaitu, Buku I tentang Perkawinan, Buku II tentang Warisan dan Buku III tentang Wakaf. Secara keseluruhan, kompilasi hukum Islam ini terdiri dari 229 pasal dengan jumlah pasal yang berbeda-beda untuk setiap kitabnya. Kita ambil contoh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang ketentuan pelaksanaannya ditambah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, yang didalamnya juga memuat beberapa ketentuan Hukum Acara yang berkaitan dengan perceraian dan di dalamnya memuat tentang penyusunan hukum Islam semua aspek ini.
Perceraian Bid’i dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) menjelaskan bahwa Pasal 122 adalah talak yang diharamkan, yaitu cerai yang dijatuhkan pada saat wanita tersebut sedang haid atau wanita tersebut dalam keadaan suci tetapi telah melakukan persetubuhan atau pada saat suci tersebut. waktu telah terganggu.30 Jika dirinci ada beberapa jenis: 31.
Prosedur Pemeriksaan Perkara Cerai Talak di Pengadilan
- Perceraian Hanya Dapat Dilakukan di Muka Sidang
- Surat Permohonan Cerai Talak
- Biaya Perkara
- Sidang Penyaksian Ikrar Talak
Seorang laki-laki beragama Islam (melakukan perkawinan menurut hukum Islam) yang akan menceraikan istrinya mengajukan permohonan kepada Pengadilan Agama untuk mengadakan sidang pembuktian janji cerai. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi penelitian di wilayah hukum Pengadilan Agama Kelas 1 A Kota Metro. Fenomenologi adalah fenomena yang terjadi atau realita yang ada di lapangan penelitian, yang berkaitan dengan pelaksanaan dan hambatan perceraian bid'i di wilayah hukum Pengadilan Agama Kelas 1 A Kota Metro.
Peneliti menggunakan metode ini untuk mendeskripsikan penerapan Pasal 122 KHI tentang perceraian Bid'i pada Pengadilan Agama Kelas 1A Kota Metro. Analisis Penerapan Pasal 122 KHI Terhadap Permohonan Cerai di Pengadilan Agama Metro Pengadilan Agama Metro. Hasil wawancara yang dilakukan penyidik di Pengadilan Agama Metro Kelas 1A tentang penerapan Pasal 122 Kompilasi Hukum Islam tentang larangan memisahkan wanita saat haid atau shalat talak dengan hakim Pengadilan Agama Metro kelas 1A , yaitu Bapak Waljon Siahaan, S.H., M.H , Bapak Drs.
Untuk menghindari terjadinya perceraian bid'i, maka Pengadilan Agama atau Mahkamah Syari'iyah harus menunda sidang ikrar talak jika istri sedang haid, kecuali jika istri ingin bercerai. Penerapan Pasal 122 KHI tentang larangan menceraikan istri saat haid di Pengadilan Agama Kelas 1A Metro tidak selalu berjalan mulus dan tanpa hambatan. Pengadilan Agama harus berupaya menjangkau seluruh lapisan masyarakat agar masyarakat mengetahui bahwa perceraian bid'i tidak diperbolehkan.
Justeru, dalam kes larangan talak bid'i, hakim dalam mahkamah agama metro memohon Perkara 122 Kanun Jenayah dalam kes perceraian dan talak. Apabila penuntut berdomisili di luar negara, tuntutan tersebut diajukan ke Pengadilan Agama/Pengadilan Syariah yang bidang kuasanya meliputi tempat tinggal tergugat (Pasal 73(2) Undang-Undang No. 7 Tahun 1989). Penetapan Bid'i Talaq di Pengadilan Agama Jombang Dalam Perspektif Maqasid Syariah Tahir Bin "Ashur".
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sifat Penelitian
Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisa Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Profil Pengadilan Agama Metro Kelas 1A
- Sejarah Pengadilan Agama Metro Kelas 1A
- Visi dan Misi Pengadilan Agama Metro Kelas I A
- Struktur Organisasi Pengadilan Agama Metro Kelas IA
Pengadilan Agama Metro pada awalnya merupakan bagian dari wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama/Tinggi Syari'ah Palembang dan selanjutnya pada tanggal 31 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 1992 tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi. Pengadilan Agama Yogyakarta, Pengadilan Tinggi Agama Jambi, dan Pengadilan Tinggi Agama Di Bandar Lampung dibentuk Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung. Peresmian operasional Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung dilakukan pada tanggal 8 Februari 1993 oleh Ketua Mahkamah Agung R.I. Ketika tugas, wewenang dan tanggung jawab Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung dialihkan dari Ketua Pengadilan Tinggi Agama Palembang, Drs.
Pengadilan Agama Metro beralamat di Jalan Raya Stadion 24B, Kelurahan Tejo Agung, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro, Provinsi Lampung, website Pengadilan Agama Metro. Pengadilan Agama Metro merupakan salah satu lembaga peradilan tingkat pertama bagi pencari keadilan muslim dalam perkara perdata tertentu berdasarkan UU No. 7 tahun 1989 juncto UU No. 3 Tahun 2006 yang berada di wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Lampung .79. Pengadilan Agama Metro saat ini dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung Dr. H. Ma'muri, S.H., M.Si dibantu oleh Sekretaris H. Bunyamin, S.Ag.
Analisis Tentang Penerapan Pasal 122 KHI Tentang Talak
Hasil wawancara dengan Bpk. Wallon, Mr. Machfud dan Mr. Edy Kisay, di Pengadilan Agama Metro Kelas 1A telah menjalankan amanat yang tertuang dalam Pasal 122 KHI yaitu larangan cerai. Yaitu dengan menanyakan syarat isteri pada sidang penetapan ikrar talak dalam perkara perceraian, bila isteri atau kuasa hukumnya tidak hadir pada saat ikrar talak diucapkan, maka hakim akan menanyakan kepada suami sebelum ikrar. perceraian, apakah istri suci atau tidak? Menurut Pak Waljon, jika pada sidang cerai pada saat penetapan janji talak, jika tergugat atau kuasanya tidak hadir setelah dipanggil (relas), maka majelis hakim akan melanjutkan proses penetapan cerai. berjanji dan menyatakan bahwa telah terjadi perceraian dan akan diterbitkan akta cerai dan itulah yang akan terjadi. di Pengadilan Agama Metro Kelas 1A Berbeda dengan perkara cerai amburadul, hakim dalam cerai amburadul akan bertanya kepada para pihak “bagaimana cara rujuk kembali atau berlanjut?” jika lolos maka perkara akan dilanjutkan dan putusan akan langsung dibacakan setelah proses persidangan selesai tanpa adanya janji cerai.
Namun, jika pasangan tidak hadir, maka membuat syarat cerai dianggap tidak sah dan kembali normal. Sebaiknya penggugat meminta petunjuk kepada Pengadilan Agama mengenai tata cara pengajuan gugatan (Pasal 118 HIR, 142 R.Bg no. Jika penggugat meninggalkan tempat tinggal yang telah disepakati bersama tanpa izin tergugat, maka gugatan diajukan dengan Pengadilan Agama/Mahkamah Syar'iah yang daerah hukumnya meliputi tempat tinggal tergugat (Pasal 73 ayat (1) UU No.
Jika penggugat dan tergugat bertempat tinggal di luar negeri, gugatan harus diajukan ke pengadilan agama yang daerah hukumnya meliputi tempat perkawinan dilangsungkan atau ke Pengadilan Agama Pusat di Jakarta (Pasal 73(3) UU No. 7 Tahun 1989) . Penggugat dan tergugat atau kuasanya menghadiri persidangan berdasarkan panggilan pengadilan agama/mahkamah syar'iah (Pasal 121, 124 dan 125 HIR, 145 R.Bg). Setelah putusan tersebut berkekuatan hukum tetap, maka pejabat pengadilan agama menerbitkan akta cerai kepada kedua belah pihak sebagai bukti cerai selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah memberitahukan putusan tersebut kepada para pihak.
Dalam praktiknya, ketika prosedur penetapan ikrar talak dilakukan, hakim Pengadilan Agama Metro menanyakan keadaan terdakwa (istri) apakah sedang haid atau tidak. Majelis hakim berpendapat bahwa ketidakhadiran perempuan berarti telah melepaskan haknya dan hakim tetap harus mengambil keputusan walaupun tanpa kehadiran perempuan atau penasihat hukumnya, karena hakim hanya memutuskan menurut apa yang ada. .
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Namun mekanisme pengaturan di lingkungan pengadilan agama berbenturan dan situasi di kedua sisi proses tersebut telah mencapai batas hubungan, ikrar talak bisa dilakukan asalkan pihak perempuan puas. Para pihak harus memahami dan melaksanakan aturan hukum Islam, sebagai dasar keyakinan terhadap syariat yang ditetapkan oleh Allah SWT.