• Tidak ada hasil yang ditemukan

skripsi - IAIN Repository - IAIN Metro Lampung

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "skripsi - IAIN Repository - IAIN Metro Lampung"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

Penelitian ini merupakan studi lapangan yang bertujuan untuk mengetahui persepsi hakim dalam penerapan asas Ultra Petitum Partium dan hak ex officio hakim dalam perkara di peradilan agama. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan hukum yang dikaji menyangkut pandangan hakim terhadap penerapan asas ultra petitum partium dan hak ex officio hakim dalam perkara perceraian. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Persepsi Hakim Terhadap Penerapan Asas Ultra Petitum Partium Dan Hak Ex Officio Hakim Dalam Perkara Di Peradilan Agama (Studi Pada Pengadilan Agama Gunung Sugih Lampung Tengah) .

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas adalah “Bagaimana persepsi hakim terhadap penerapan asas Ultra Petitum Partium dan hak Ex Officio hakim dalam perkara di Pengadilan Agama Gunung Sugih Lampung Tengah?”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui persepsi hakim terhadap penerapan asas Ultra Petitum Partium dan hak Ex Officio hakim dalam perkara di Pengadilan Agama Gunung Sugih Lampung Tengah. Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran kepada masyarakat luas tentang Persepsi Hakim terhadap penerapan Asas Ultra Petitum Partium dan Hak Ex Officio Hakim dalam Perkara di Pengadilan Agama Gunung Sugih Lampung Tengah.

Penelitian Hartini berjudul Pengecualian Penerapan Asas Ultra Petitum Partium dalam Persidangan di Peradilan Agama. 35 Hartini, Pengecualian Penerapan Asas Ultra Petitum Partium Dalam Persidangan di Peradilan Agama, (Pillow of Law, Vol. 21, No. Dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah informan yang mengetahui persepsi hakim terhadap penerapan asas Ultra Petitum The Partium Principle dan Ex Right Judge's Office.

Peneliti telah menyiapkan pertanyaan mengenai persepsi hakim terhadap penerapan Asas Ultra Petitum Partium dan Hak Hakim Ex Officio. Data diperoleh melalui wawancara dan observasi yaitu persepsi hakim terhadap penerapan asas Ultra Petitum Partium dan hak kehakiman Ex Officio. 71 Hartini, Pengecualian Terhadap Penerapan Asas Ultra Petitum Partium Dalam Acara Peradilan Agama, (Platform Law, Vol. 21, No. p.

Analisis Penerapan Hak Ultra Petitum Partium dan Ex Officio Hakim Pengadilan Agama dalam Memutuskan Perkara Perceraian dari Perspektif Hakim. 80 Hartini, Pengecualian Terhadap Penerapan Asas Ultra Petitum Partium Dalam Acara Peradilan Agama, (Platform Law, Vol. 21, No. p.

PENDAHULUAN

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

Peranan hakim dalam menjalankan fungsi dan kekuasaan kehakiman harus lebih dititikberatkan pada tujuan dan tafsir filosofis untuk menegakkan kebenaran dan keadilan sesuai dengan nilai-nilai yang hidup, bukan hanya menegakkan peraturan perundang-undangan dalam arti sempit. 6 Hartini, Pengecualian Penerapan Asas Ultra Petitum Partium Dalam Acara Peradilan Agama, (Jurnal Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Mimbar Hukum, Volume 21, Nomor 2, Juni 2009. Tentang Pendataan, peneliti menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi, yang mana peneliti selanjutnya menggunakan analisis data kualitatif dengan pendekatan induktif, yang selanjutnya peneliti kelompokkan ke dalam fiqh jinayah terkait Pandangan Hakim terhadap Penerapan Asas Ultra Petitum Partium dan Hak Ex Officio Hakim dalam Perkara di Pengadilan pengadilan agama, dari mana para peneliti menyimpulkan.

LANDASAN TEORI

  • Pengertian Hakim
  • Etika Profesi Hakim
  • Tugas dan Wewenang Hakim
  • Macam-macam Hakim
  • Asas Ultra Petitum Partium
    • Pengertian Ultra Petitum Partium
    • Larangan Prinsip Ultra Petitum Partium dalam Hukum Acara
  • Hak Ex Officio Hakim
    • Pengertian Hak Ex Officio Hakim
    • Dasar Hukum Hak Ex Officio Hakim
    • Penerapan Hak Ex Officio dalam Hukum Acara Perdata

Tugas utama lembaga peradilan adalah menerima, menyelidiki dan memutus setiap perkara yang diajukan. Ultra petitum dalam hukum formal menyangkut pengenaan suatu putusan dalam suatu perkara yang tidak disyaratkan atau memberikan lebih dari yang diminta. Ultra Petitum Partium Artinya hakim tidak boleh memutuskan sesuatu yang tidak disyaratkan atau tidak diminta dalam petitum atau memberikan lebih dari yang disyaratkan penggugat.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka asas ultra petitum partium dipahami sebagai putusan hakim bila tidak ada dalam perkara yang diajukan. Ultra petitum partium juga dapat diartikan sebagai putusan hakim yang melampaui perkara yang disyaratkan. Asas ultra petitum partium tidak boleh diterapkan oleh hakim karena asas ini melebihi kewenangan yang dimiliki hakim.

Salah satu asas yang penting untuk diingat adalah bahwa seorang hakim wajib mempertimbangkan seluruh bagian gugatan dan dilarang memutus perkara yang tidak dituntut atau mengabulkan lebih dari yang dipersyaratkan. Akan tetapi, hakim dilarang mengeluarkan atau memutus suatu perkara yang tidak sedang diadili secara berperkara. Hak ex officio adalah hak hakim yang karena kedudukannya dapat memutus suatu perkara yang tidak tercantum dalam permohonan.

Dasar hukum hak ex officio hakim tercantum dalam Pasal 178 HIR ayat 3 dan Pasal 189 RBg ayat 3 yaitu hakim dilarang memutus perkara yang tidak dituntut atau memberikan putusan lebih dari yang diwajibkan.42 Larangan ini merupakan disebut ultra petite partium.

METODE PENELITIAN

Sumber Data

Sumber data primer adalah sumber data berupa kata-kata lisan atau lisan, gerak tubuh atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini subjek penelitian (informan) dalam kaitannya dengan variabel yang diteliti.49 Data primer bersumber dari asli atau. sumber pertama. Sumber data primer berarti informan yang memberikan informasi dan data, sedangkan data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti langsung dari lapangan. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen grafis (tabel, catatan, risalah rapat, SMS, dll), foto, film, rekaman video, objek dan lain-lain yang dapat memperkaya data primer.50 Sedangkan data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, seperti melalui orang lain atau melalui dokumen.” 51 Sumber data sekunder terdiri dari berbagai jenis, mulai dari surat kabar, surat pribadi, catatan harian, risalah rapat asosiasi hingga dokumen resmi berbagai instansi pemerintah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sumber data sekunder adalah sumber data dokumen yang mendukung sumber data primer. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber yang ada. Yaitu data yang diperoleh dari literatur perpustakaan, Al-Quran dan hadits, kitab-kitab fikih dan kitab-kitab.

Metode Pengumpulan Data

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang sejarah berdirinya Pengadilan Agama Gunung Sugih, struktur organisasi, lokasi penelitian dan lain-lain.

Teknik Analisis Data

59 Hasil wawancara dengan Bpk. Aziz Idris selaku hakim Pengadilan Agama Gunung Sugih pada 5 Juli 2018. Mengenai asas hak ultra petitum dan ex officio, dia mengungkapkan, asas tersebut sudah diterapkan di Pengadilan Agama Gunung Sugih. 60 Hasil wawancara dengan Bpk. Aziz Idris sebagai hakim di Pengadilan Agama Gunung Sugih pada 5 Juli 2018.

Hal ini berlaku untuk semua perkara di Pengadilan Agama Gunung Sugih dan harus menjadi pertimbangan hakim. Gamal Komandoko, Ensiklopedia Istilah Islam, Yogyakarta: Cakrawala, 2009 Hartini, Pengecualian Penerapan Asas Ultra Petitum Partium pada. Larangan Asas Ultra Petitum Partium dalam Hukum Acara 3. Penerapan Asas Ultra Petitum Partium dalam Penyelesaian Perceraian.

Analisis Penerapan Hak Ultra Petitum Partium dan Ex Officio Hakim Pengadilan Agama dalam Memutuskan Perkara Perceraian dari Perspektif Hakim. PERSPEKTIF HAKIM TENTANG PENERAPAN ASAS ULTRA PETITUM PARTIUM DAN HAK EX OFFICIO HAKIM DALAM PERKASANGAN DI PENGADILAN AGAMA. Ketika ada kasus perceraian, misalnya perceraian, Anda menggunakan prinsip hak ultra petitum dan ex officio.

Bisa dijelaskan penerapan asas hak ultra petitum dan ex officio di Pengadilan Agama Gunung Sugih.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Implementasi Asas Ultra Petitum Partium dan Hak Ex Officio

Berdasarkan Pasal 54 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, hukum acara yang berlaku disamakan dengan hukum acara yang berlaku di lingkungan Mahkamah yaitu Het Herziene Indonesisch Reglement (HIR) dan Reglement tot Regeling van het Rechtwezen in de Guwesten Buiten da Madura yang lebih dikenal dengan singkatan RBg, dan ketentuan acara diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975. Perbedaannya dengan hukum acara pada peradilan biasa adalah penambahan ketentuan acara yang diatur tersendiri dalam Undang-undang No. 7 Tahun 1989 sebagai aturan acara khusus tentang tata cara cerai cerai dan gugat cerai.71. Adanya anggapan dalam KUHAP yang melarang putusan yang mengandung ultra petita selama ini sebenarnya kurang tepat, karena ada larangan dalam yurisprudensi MA bahwa hakim dapat memutus lebih dari yang diminta mengalami pergeseran ke arah diperbolehkan dengan tetap menggunakan pertimbangan yang bertanggung jawab.

Apapun, Hukum Acara Perdata Indonesia membutuhkan penggugat untuk menegaskan hak mereka untuk menuntut. Asas bahwa hakim tidak memihak (tidak memihak) perlu ditelaah lebih lanjut agar nantinya asas hakim aktif menyelesaikan perkara perdata selaras dengan asas/asas hukum acara perdata lainnya. Menurut HIR, hakim dalam hukum acara perdata harus aktif dan mengambil keputusan yang benar serta menyelesaikan perkara dengan sungguh-sungguh.

Menurut Undang-Undang Peradilan Agama Nomor 7 Tahun 1989, perceraian di lingkungan peradilan agama terbagi menjadi dua macam, yaitu talak talak dan talak gugat. Dalam hal ini tentunya ketentuan yang melarang hakim melakukan ultra petitum partium juga harus diterapkan dalam proses mengadili, mengadili dan menyelesaikan perkara perceraian, karena hukum acara yang berlaku di lingkungan peradilan agama adalah hukum acara perdata yang berlaku. di pengadilan biasa. Fahroja, Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata _ Dukun Hukum.html, terbit 9 April 2012, diunduh 21 Maret 2017.

Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan, Jakarta: Sinar Grafis, 2008.

Analisis Penerapan Asas Ultra Petitum Partium dan Hak Ex Officio

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Agar hakim tidak menyalahgunakan kuasa sebagai penggubal undang-undang dan tidak berat sebelah dalam memutuskan kes. Bahawa hakim harus lebih prihatin dan lebih berhati-hati dalam menggunakan prinsip yang digunakan untuk mendengar, menyelesaikan, memutuskan dan mengadili sesuatu kes. Untuk menjadikan pencari keadilan lebih kritis dan kolektif tentang keputusan yang dibuat oleh hakim.

Al Yasa Abubakar, Tentang Perceraian di Indonesia Perkembangan Pemikiran dari UU Perkawinan ke Kompilasi Hukum Islam, Landasan Hukum, Jilid X Nomor 41 Maret-April 1999. Bambang Sugeng Ariadi Subagyono, dkk., Kajian Penerapan Ultra Petita- prinsip Petitum Ex Aequo Et Bono, Jurnal Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Volume 29, No. Acara di Pengadilan Agama, Jurnal Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Mimbar Hukum, Volume 21, Nomor 2, Juni 2009.

Tata Wijayanta, dkk, Penerapan Asas Hakim Pasif dan Aktif serta Relevansinya dengan Konsep Kebenaran Formal, Yogyakarta: Jurnal Fakultas Hukum Fakultas Hukum, Vol. - Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Kekuasaan Kehakiman Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Apakah putusan perkara perceraian sudah sesuai dengan asas yang khusus diterapkan dalam perkara perceraian.

Referensi

Dokumen terkait

Alasan dan Dasar Hukum Persepsi Hakim Pengadilan Agama Sangatta Terhadap Eksekusi Perkara Hak Asuh Anak yang Tidak Dijalankan Dengan Sukarela Sebagai dasar hukum dalam memberikan