• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF SKRIPSI - Unismuh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF SKRIPSI - Unismuh"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

Kebutuhan air PDAM Balutan di DAS Paremang rata-rata 0,0263 lt/detik/ha, sedangkan ketersediaan air di intake PDAM Balutan rata-rata 0,1379 lt/detik/ha. Kebutuhan air Padangsappa di DAS Paremang rata-rata 3,7514 lt/detik/ha, sedangkan ketersediaan air di DAS Padangsappa rata-rata 9,9078 lt/detik/ha.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

DAS Paremangg merupakan salah satu DAS terluas di Wilayah Sungai Walanae-Cenranae dengan luas 845,44 km2, namun pemanfaatan air di DAS Paremang hanya untuk Daerah Irigasi Padang Sappa dengan luas 4.881 ha (fungsional), 9.687 ha (potensial) dan PDAM Balutan dengan 77.309 pengguna, sehingga perlu adanya kajian mengenai ketersediaan air di DAS Paremangg, apakah ketersediaan air di DAS Paremangg memungkinkan menambah bangunan air. mampu mengelola penggunaan sumber daya air dengan baik dan lebih terarah.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sebagai bahan bacaan dan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai ketersediaan air atau potensi air di DAS Paremangg.

Batasan Masalah

Sistematika Penulisan

  • Pengertian Neraca Air
  • Manfaat Neraca Air
  • Model Neraca Air
  • Rumus Menghitung Neraca Air

Hal ini terjadi bila hasil analisis neraca air menunjukkan adanya bulan-bulan yang mengalami kekurangan air. Hal ini terjadi jika hasil analisis neraca air menunjukkan terdapat bulan-bulan yang mengalami surplus air.

Tinjauan Tentang Kebutuhan Air

  • Kebutuhan Air Irigasi
  • Kebutuhan Air Domestik
  • Kebutuhan Air Industri
  • Kebutuhan Air Rumah Tangga Dan Perkotaan
  • Kebutuhan Air Peternakan
  • Kebutuhan Air Perikanan
  • Daerah aliran Sungai (DAS) Berdasarkan Fungsi

Pembangunan daerah ditandai dengan semakin berkembangnya sektor-sektor kehidupan yang berkaitan dengan ketersediaan air, misalnya: irigasi (kebutuhan air untuk sawah dan tambak), domestik (kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga), industri (kebutuhan air untuk industri), kotamadya (kebutuhan air untuk keperluan industri), kotamadya (kebutuhan air untuk keperluan industri). kebutuhan perkotaan), kebutuhan air untuk peternakan, kebutuhan air untuk perikanan. Kebutuhan air penduduk dihitung berdasarkan jumlah penduduk di wilayah tersebut. Faktor terpenting dalam menentukan kebutuhan air penduduk adalah mengetahui jumlah dan pertumbuhan penduduk. Untuk wilayah yang tidak diperoleh data penggunaan lahan industri, kebutuhan air industri dihitung menggunakan persamaan linier.

Kebutuhan ini sangat penting untuk selalu dipenuhi, karena kegagalan dalam memenuhi kebutuhan air di rumah tangga dan kota dapat menyebabkan wabah penyakit dan keresahan masyarakat. Kebutuhan air ternak dihitung berdasarkan jumlah dan jenis ternak pada suatu daerah serta tingkat kebutuhan air pada masing-masing jenis ternak. Kebutuhan air pemancingan dihitung berdasarkan luas tambak/kolam pada areal dengan standar kebutuhan air pemancingan.

Kebutuhan air irigasi pada sawah merupakan jumlah air yang dibutuhkan tanaman yang harus dipastikan agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Banyaknya kebutuhan air pada sawah biasanya dihitung dengan menggunakan kebutuhan air per satuan luas. Kebutuhan air meliputi permasalahan penyediaan air, baik air permukaan maupun air tanah, serta permasalahan pengelolaan dan keekonomian proyek irigasi.

Tinjauan Tentang Hujan

Hujan memerlukan adanya lapisan atmosfer yang tebal agar dapat mencapai suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan bumi. Di darat, hujan merupakan proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi titik-titik air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya sampai ke tanah. Dua proses yang dapat terjadi secara bersamaan dapat menyebabkan udara menjadi lebih jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air pada udara.

Sebab banyaknya kedalaman hujan diubah menjadi aliran di sungai, baik melalui limpasan permukaan maupun aliran dasar. Evaporasi yang berasal dari benda mati seperti tanah, danau, dan sungai disebut evapotranspirasi, sedangkan evaporasi yang berasal dari respirasi benda hidup seperti tumbuhan, hewan, dan manusia disebut transpirasi, dan jika evaporasi tersebut berasal dari benda – benda mati dan tumbuhan maka disebut evapotranspirasi. disebut evapotranspirasi. Air hujan yang jatuh di permukaan terbagi menjadi dua bagian, pertama sebagai aliran darat dan kedua sebagai air infiltrasi.

Semakin besar porsi air hujan yang mengalir sebagai limpasan, maka semakin kecil pula porsi air yang diinfiltrasi, begitu pula sebaliknya. Jika tampungan ini terpenuhi maka air akan menjadi limpasan permukaan yang kemudian dialirkan ke sungai atau laut. Air yang terinfiltrasi, jika kondisi formasi geologinya memungkinkan, sebagian besar dapat mengalir secara lateral ke dalam lapisan tak jenuh (unsaturated zone) sebagai aliran antar (underground flow/interflow), sebagian lagi akan mengalir secara vertikal (perkolasi/perkolasi) yang akan mencapai lapisan air penuh (zona jenuh/akuifer).

Gambar 2.2 Siklus Hidrologi
Gambar 2.2 Siklus Hidrologi

Tinjauan Metode Analisa Debit Andalan (Q.80)

Di daerah pegunungan, pengaruh orografik sangat menonjol, sehingga pola curah hujan badai cenderung menyerupai pola curah hujan tahunan rata-rata. Soemarto (1987) menyatakan debit yang dapat diandalkan adalah jumlah debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan air dengan risiko kegagalan yang diperhitungkan. Dalam perencanaan proyek penyediaan air, pertama-tama harus dicari debit yang dapat diandalkan, yang tujuannya adalah untuk menentukan debit rencana yang diharapkan selalu tersedia di sungai.

Untuk menghitung debit utama, dihitung probabilitas bahwa 80% debit aliran masuk sumber air dalam catatan debit terjadi pada periode tertentu.

Metode Analisis Frekuensi Distribusi Normal

Dalam hal pada bangunan penerima, khususnya pada simpul pertama (gedung penerima pertama), tidak tersedia data debit, maka debit utama pada titik tersebut dihitung dengan menggunakan metode analisis regional (perbandingan luas) untuk titik-titik (simpul) memiliki data debit dan data daerah tangkapan air.

Tingkat Keandalan

  • Kebutuhan Air
  • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besaran Kebutuhan Air Besaran nilai kebutuhan air pada setiap titik pengambilan Besaran nilai kebutuhan air pada setiap titik pengambilan

Seperti yang telah dibahas di atas, salah satu bahan yang harus diperhatikan dalam menyusun neraca air adalah komponennya. Analisis dan perhitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui jumlah kebutuhan air bagi seluruh pengguna air pada suatu titik pengumpulan individu di wilayah sungai selama jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh nilai jumlah air yang dibutuhkan seluruh konsumen pada titik pengambilan di cekungan selama jangka waktu tertentu, yang kemudian digunakan untuk menciptakan neraca air.

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan air Nilai kebutuhan air pada setiap titik pengumpulan Nilai kebutuhan air pada setiap titik pengumpulan Nilai kebutuhan air pada setiap titik pengumpulan dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.

Metode Analisa Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi

  • Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (LP)
  • Kebutuhan air perkolasi (P)
  • Kebutuhan air untuk penggantian lapisan (WLR)
  • Kebutuhan air konsumtif (Etc)
  • Evapotranspirasi Eto
  • Hujan efektif (Re)
  • Metode Analisa Perhitungan Kebutuhan Air PDAM

Kebutuhan air perkolasi (P) merupakan kebutuhan air untuk menggantikan air yang hilang pada areal tanaman akibat proses perkolasi melalui lubang-lubang pada tanah yang diambil oleh akar tanaman. Pada penelitian ini laju perkolasi dihitung dengan mengacu pada standar perencanaan irigasi KP.01 yaitu 2 mm/hari. Penyediaan air pengganti akuifer pada penelitian ini diambil sesuai Kriteria Baku Perencanaan Irigasi - KP.01 sebagai berikut yaitu.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan curah hujan efektif adalah curah hujan yang jatuh pada daerah irigasi yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman untuk memenuhi kebutuhannya. Metode yang digunakan untuk menghitung nilai efektif curah hujan pada penelitian ini mengacu pada “Standar Perencanaan Irigasi KP-01” dimana curah hujan efektif dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: R(eff) = 0,70 x R80%..(2.5). Setelah diketahui nilai NFR, maka total kebutuhan air irigasi pada tingkat sawah ditentukan oleh luas lahan sawah dan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.

Kebutuhan air irigasi pada tingkat pintu masuk utama merupakan penjumlahan dari kebutuhan air irigasi pada tingkat sawah ditambah kebutuhan air untuk menggantikan kehilangan air pada saluran dan bangunan penahan. Distribusi kebutuhan air irigasi pada setiap periode tertentu sangat bergantung pada pola tanam. Sehingga nilai besaran kebutuhan air khususnya kebutuhan air PDAM lebih akurat dalam artian sesuai atau paling tidak mendekati nilai besaran kebutuhan air yang sebenarnya akan terjadi di lapangan, Nilai kebutuhan air PDAM pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Table 1 : nilai koefisien tanaman “kc”
Table 1 : nilai koefisien tanaman “kc”

Jenis Penelitian dan Sumber Data

Alat Yang Digunakan

Data Yang Digunakan

Pada tahap pengolahan atau analisis data dilakukan dengan cara menghitung data yang ada dengan menggunakan rumus yang akan digunakan dalam penelitian ini. Reff: curah hujan efektif, (mm/hari); . 3) Setelah diketahui nilai NFR, maka total kebutuhan air irigasi pada tingkat sawah ditentukan oleh luas lahan sawah dan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut. NFR: Net Field Requirement (kebutuhan air pada sawah); .. 5) Setelah memperoleh kebutuhan air irigasi, langkah selanjutnya adalah menghitung kebutuhan air PDAM, yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.

Setelah mengetahui ketersediaan air dan kebutuhan air, maka kita dapat mengetahui hasil akhir mengenai analisis neraca air DAS Paremang.

Bagan Alur Penelitian

Pemilihan Data

Pengolahan Data

  • Pembuatan Skematik Sungai
  • Perhitungan Luas Catchment DAS dan Sub DAS
  • Pengisian Data Kosong
  • Data Input dan Metode analisa debit andalan
  • Perhitungan
  • WLR = 0

Untuk melakukan analisis penghitungan debit yang dapat diandalkan pada titik-titik di mana data debit tidak tersedia, diperlukan data yang ekstensif. Hasil pengumpulan dan validasi data menunjukkan ketersediaan data hidrologi di DAS Paremang adalah sebagai berikut. Untuk digunakan sebagai data dasar (data masukan) dalam analisis perhitungan debit yang handal, data debit blanko disajikan seperti pada Tabel 6.

Rata-rata curah hujan didasarkan pada jumlah tahun terlama yang tersedia data debitnya, yaitu 6 tahun. Contoh perhitungan pembangkitan data debit yang hilang dengan metode regresi bulan Januari 2005 Debit (hilang) = data CH (2005) x rata-rata koefisien debit. Setelah mengisi bagian yang kosong, data masukan dan metode yang dipilih untuk analisis perhitungan debit hulu DAS Paremang adalah seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Mencari harga air yang dibutuhkan untuk menggantikan kehilangan air akibat evaporasi dan infiltrasi pada sawah jenuh (M). Kebutuhan air irigasi yang diperoleh pada daerah irigasi Sungai Noling adalah periode harian dan pertengahan bulan. Kebutuhan air baku rumah tangga, kota dan industri yang dihitung dalam penelitian ini hanyalah kebutuhan air baku rumah tangga, kota dan industri yang diterima/dilayani melalui PDAM.

Sementara itu, kebutuhan air baku yang diambil dari sumur setempat tidak dipertimbangkan dalam penelitian ini. Nippon Koei (1993) menggunakan perhitungan dasar pada Tabel 26 untuk memperkirakan kebutuhan air domestik, perkotaan dan industri.

Gambar 4.  Skema Titik Pengambilan Air Sungai Das Paremang
Gambar 4. Skema Titik Pengambilan Air Sungai Das Paremang

Penyusunan Neraca Air

  • Metode Analisa Perhitungan
  • Pembuatan Grafik Neraca Air
    • Neraca Air pada Intake PDAM Balutan

Untuk menjaga kelestarian sungai dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya, maka perlu dilakukan pemeliharaan debit sungai. Debit pemeliharaan sungai ini diartikan sebagai debit minimum yang diperlukan untuk mengalir secara terus menerus di sungai dari hulu sampai ke muara. Dalam penyusunan neraca air, debit pemeliharaan air diambil sebesar 5% dari debit yang tersedia pada sungai yang bersangkutan.

Dalam penelitian ini keadaan neraca air (water balance) pada setiap titik pengambilan air, selain disajikan dalam bentuk tabel, neraca air juga disajikan dalam bentuk grafik. Ketersediaan air dalam bagan neraca ini didasarkan pada debit yang dapat diandalkan sebesar Q80% untuk wilayah Irigas dan debit yang dapat diandalkan sebesar Q90% untuk wilayah Irigas.

Tabel  28.  Rencana Neraca Air Pada Das Paremang
Tabel 28. Rencana Neraca Air Pada Das Paremang

Kesimpulan

Saran

Masukan kepada pemerintah untuk membangun bangunan pemanfaatan air karena dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sumber air di DAS Paremang masih dapat dimanfaatkan dengan membangun bangunan air untuk memenuhi ketersediaan air sehingga dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. cara yang mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Gambar  2.1  : Peta Wilayah sungai Walana-Cenranae
Gambar 2.2 Siklus Hidrologi
Table 1 : nilai koefisien tanaman “kc”
Tabel 2.2 Pola tanam Das Paremangg
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisa kebutuhan air irigasi dilakukan dengan membuat 24 alternatif awal masa tanam dalam satu tahun, agar dapat ditentukan awal masa tanam yang paling optimal.. Berdasarkan

Manfaat penelitian ini antara lain dapat memberikan informasi berupa besaran Iuran Pelayanan Air Irigasi dan Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air yang lebih akurat di

Dalam penelitian evaluasi jaringan irigasi Kaiti Samo dengan luasan ±818,1 Ha ini yang akan di analisa adalah besaran kebutuhan air, debit saluran, (Saluran Primer, Sekunder, dan

Untuk mengatasi kesenjangan keseirnbangan air yaitu antara kebutuhan dan ketersediaan air di Bendung, maka perlu adanya perhitungan tentang kebutuhan air irigasi,

Efisiensi penyebaran irigasi tetes menggambarkan sampai dimana air didistribusikan secara merata.. Perhitungan kebutuhan air tanaman teoriti. Kebutuhan air tanaman adalah jumlah

Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan evapontranspirasi, kehilangan air, kebutuhan airuntuk tanaman dengan memperhatikan jumlah

Dalam proses perhitungan kebutuhan air irigasi diperlukan beberapa variabel antara lain eavapotransporasi, perkolasi, koefisien tanaman sesuai dengan jenis komoditi, masa pengolahan

Sinar sakti Untuk mengetahui perhitungan biaya relevan yang dilakukan oleh perusahaan dalam menerima atau menolak pesanan khusus serta untuk menganalisis biaya relevan dalam kaitannya