• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDGK4505Pembaharuan dalam PembelAJARAN

N/A
N/A
MARGARETA KENNY

Academic year: 2024

Membagikan "PDGK4505Pembaharuan dalam PembelAJARAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Mika Titin Suryani

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 858070824

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4505/Pembaharuan dalam Pembel. di SD

Kode/Nama UT Daerah : 47/Pontianak

Masa Ujian : 2023/2024 Genap (2024.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TERBUKA

(2)

Jawaban 1. RPP

Mata Pelajaran : Kebudayaan Indonesia Tema : Indahnya Kebersamaan

Sub Tema : Keberagaman Budaya Bangsaku Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar Kompetensi :

1. Memahami dan menghargai keberagaman budaya Indonesia.

2. Menunjukkan perilaku toleransi dan menghargai keberagaman budaya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar :

1. Mendeskripsikan keberagaman budaya suku Minang.

2. Mempraktikkan perilaku toleransi dan menghargai keberagaman budaya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator Pencapaian :

1. Siswa mampu mendeskripsikan keberagaman budaya suku Minang.

2. Siswa dapat mempraktikkan perilaku toleransi dan menghargai keberagaman budaya dalam situasi kehidupan sehari-hari.

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat memahami keberagaman budaya suku Minang.

2. Siswa dapat menghargai dan menunjukkan perilaku toleransi terhadap keberagaman budaya dalam kehidupan sehari-hari.

Metode Pembelajaran : 1. Ceramah

2. Diskusi 3. Simulasi

(3)

4. Permainan peran Langkah Pembelajaran : Pertemuan 1 (45 menit) :

1. Guru memperkenalkan tema dan sub tema yang akan dibahas.

2. Guru memulai ceramah tentang keberagaman budaya suku Minang, menyertakan contoh- contoh tradisi, bahasa, makanan, dan pakaian khas suku Minang.

3. Siswa berdiskusi dalam kelompok kecil untuk mendiskusikan apa yang mereka ketahui tentang kebudayaan Minang dan bagaimana kebudayaan tersebut dapat memperkaya keberagaman budaya Indonesia.

4. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat mini maket atau diorama yang menggambarkan kehidupan sehari-hari suku Minang.

Pertemuan 2 (45 menit) :

1. Siswa mempresentasikan mini maket atau diorama yang mereka buat.

2. Guru memfasilitasi permainan peran atau simulasi yang menggambarkan situasi kehidupan sehari-hari yang beragam budayanya, termasuk budaya suku Minang.

3. Siswa diminta untuk memerankan berbagai karakter dan menunjukkan perilaku toleransi serta menghargai keberagaman budaya.

4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan refleksi bersama tentang pentingnya toleransi dan menghargai keberagaman budaya sebagai fondasi kehidupan bersama.

Penilaian :

1. Kerapihan dan keindahan mini maket/diorama (30%) 2. Keterlibatan dalam diskusi dan permainan peran (40%) 3. Kesopanan dan keaktifan dalam refleksi bersama (30%) Catatan Akhir :

Diharapkan dengan pembelajaran ini, siswa dapat memahami keberagaman budaya suku Minang dan budaya lainnya dalam Indonesia, serta mampu menunjukkan perilaku toleransi dan menghargai keberagaman dalam kehidupan sehari-hari.

(4)

2. Penerapan demokrasi dan HAM di sekolah merupakan suatu hal yang sangat penting untuk membentuk generasi yang demokratis, bertanggung jawab, dan menghargai hak asasi manusia.

Berikut adalah beberapa contoh penerapan demokrasi dan HAM di sekolah:

a. Pembentukan Struktur Demokratis: Sekolah dapat membentuk struktur organisasi yang demokratis, seperti majelis siswa atau dewan siswa, di mana siswa memiliki peran dalam pengambilan keputusan terkait kegiatan sekolah. Proses pemilihan anggota dewan siswa dapat dilakukan secara demokratis melalui pemungutan suara atau pemilihan umum.

b. Pembelajaran tentang HAM: Materi mengenai hak asasi manusia harus diajarkan secara teratur di dalam kurikulum sekolah. Siswa harus memahami hak-hak dasar yang dimiliki setiap individu dan pentingnya menghormati hak-hak tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pelaksanaan Diskusi dan Debat: Sekolah dapat menyelenggarakan diskusi dan debat tentang isu-isu sosial dan politik yang relevan, di mana siswa dapat berpendapat dan mendiskusikan berbagai perspektif dengan bebas dan terbuka.

d. Penghargaan atas Keanekaragaman: Sekolah harus mendorong penghargaan atas keanekaragaman dan mengajarkan tentang pentingnya menghormati perbedaan antara individu, termasuk perbedaan agama, budaya, dan latar belakang.

e. Pelatihan Keterampilan Sosial dan Kritis: Siswa perlu dilatih dalam keterampilan sosial, seperti berkomunikasi dengan baik, bekerja sama, dan menghargai pendapat orang lain.

Mereka juga perlu dilatih untuk berpikir secara kritis dan analitis terhadap informasi yang diterima, sehingga dapat membuat keputusan yang rasional dan bertanggung jawab.

f. Penegakan Aturan yang Adil: Sekolah harus menerapkan aturan yang adil dan konsisten, serta menghormati hak-hak siswa. Proses penegakan aturan harus transparan dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengemukakan pendapat atau melakukan banding jika merasa hak-hak mereka dilanggar.

Dengan menerapkan demokrasi dan HAM di sekolah, kita dapat membantu membentuk generasi yang memiliki kesadaran akan pentingnya hak asasi manusia, serta mampu berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat yang demokratis dan beradab.

3. Model PKKBI (Pendidikan Karakter Kebangsaan Berbasis Interkoneksi) yang

menerapkan model portofolio based learning menekankan pada pengembangan karakter dan kepribadian siswa melalui pendekatan pembelajaran yang holistik. Berikut adalah skenario pembelajaran penerapan model portofolio based learning dalam model PKKBI:

Skenario Pembelajaran dalam Model PKKBI dengan Pendekatan Por tofolio Based Learning:

a. Penetapan Tujuan Pembelajaran: Guru bersama siswa menetapkan tujuan pembelajaran yang berfokus pada pengembangan karakter dan kepribadian, seperti kejujuran, kerjasama, dan tanggung jawab.

b. Identifikasi Indikator Kinerja: Bersama -sama, guru dan siswa menentukan

indikator kinerja yang akan dinilai dalam portofolio, yang mencakup bukti -bukti dari penerapan karakter dalam kehidupan sehari -hari.

c. Pembentukan Portofolio: Setiap siswa diminta untuk membuat portofolio pribadi mereka yang berisi bukti-bukti konkrit dari penerapan karakter dalam berbagai konteks, seperti cerita, gambar, foto, atau rekaman video. Portofolio ini dapat berisi refleksi pribadi tentang pengalaman -pengalaman yang relevan.

(5)

d. Pengumpulan Bukti-bukti: Selama periode pembel ajaran, siswa diminta untuk terus mengumpulkan bukti-bukti yang menunjukkan penerapan karakter dalam kehidupan mereka sehari -hari. Guru memberikan bimbingan dan dukungan dalam mengidentifikasi dan merekam bukti -bukti ini.

e. Refleksi dan Evaluasi: Secara berk ala, siswa diminta untuk merefleksikan pengalaman mereka dalam penerapan karakter dan menambahkan refleksi ini ke dalam portofolio mereka. Guru juga melakukan evaluasi berkala terhadap

portofolio siswa untuk melihat perkembangan mereka dalam mengembangkan karakter.

f. Presentasi dan Diskusi: Pada akhir periode pembelajaran, siswa memiliki kesempatan untuk mempresentasikan portofolio mereka kepada teman -teman sekelas atau kepada orang tua dalam sebuah acara atau forum diskusi. Hal ini memungkinkan siswa untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran mereka, serta menerima umpan balik dari orang lain.

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Umumnya:

a. Penetapan Tujuan dan Indikator Kinerja: Guru menetapkan tujuan pembelajaran dan indikator kinerja yang akan dinilai dalam portofolio, yang bisa mencakup berbagai aspek seperti pemahaman konsep, keterampilan, atau sikap.

b. Pengembangan Portofolio: Siswa mengumpulkan dan menyusun bukti -bukti kinerja mereka dalam berbagai bentuk ke dalam portofolio. Portofolio ini bisa berisi contoh-contoh tugas, proyek, atau hasil evaluasi lainnya.

c. Pemantauan dan Evaluasi: Guru memantau perkembangan siswa dalam

mengumpulkan bukti -bukti kinerja dan memberikan umpan balik secara berkala.

Evaluasi portofolio bisa dilakukan secara form atif maupun sumatif.

d. Refleksi dan Pembelajaran: Siswa diminta untuk merefleksikan pembelajaran mereka dan memasukkan refleksi tersebut ke dalam portofolio. Hal ini membantu siswa untuk memahami proses pembelajaran mereka dan merencanakan langkah - langkah perbaikan di masa mendatang.

e. Presentasi dan Umpan Balik: Siswa memiliki kesempatan untuk

mempresentasikan portofolio mereka dan menerima umpan balik dari guru atau rekan-rekan sekelas. Presentasi ini bisa dilakukan dalam bentuk seminar,

pameran, atau diskusi kelompok.

Melalui penerapan model pembelajaran berbasis portofolio, baik dalam model PKKBI maupun secara umum, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang materi pembelajaran dan mengembangkan keterampilan refleksi serta penilaian diri yang penting untuk pengembangan diri yang holistik.

4.

Referensi

Dokumen terkait

Guru melakukan refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan berkaitan

Indonesia, memiliki kekayaan wilayah dan keberagaman budaya, serta etnik suku bangsa. Keberagaman budaya masyarakat Indonesia dihasilkan dari setidaknya pengaruh lintas

memahami keberagaman yang ada disekitarnya dan bagaimana keberagaman dapat mempengaruhi proses konseling Ketepatan dalam menjelaskan saat presentasi, keaktifan dalam

3.4 Mengidentifikasi berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terkait persatuan dan kesatuan. Menjelaskan makna persatuan dan

 Memahami keberagaman dalam realita kehidupan (suku, agama, ras, sosial budaya, gender) di Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika melalui pengamatan 

Keberagaman Budaya Indonesia dikenal memiliki kekayaan dan keberagaman budaya, terdiri atas berbagai suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, cara berpakaian, makanan

 Setelah membaca teks “Mengenal Suku Minang”, siswa mampu mengolah informasi dalam bentuk peta pikiran dengan benar.  Setelah mendengarkan teks “Mengenal Suku Minang”,

Dengan membaca teks tentang suku Minang, siswa mampu menjelaskan keragaman sosial dan budaya provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia secara tertulis dan lisan secara