• Tidak ada hasil yang ditemukan

pedoman board manual

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pedoman board manual"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

Proses penerapan tata kerja hubungan dewan pengawas dan direksi (board manual) di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang saat ini sedang dilaksanakan. Pedoman tata kerja hubungan Dewan Pengawas dan Direksi (Board Manual) PT Pelabuhan Indonesia (Persero);

Pendahuluan

Direksi

Dewan Komisaris

Pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris Dan Direksi

Penutup

BAB I

PENDAHULUAN

  • LATAR BELAKANG
  • MAKSUD DAN TUJUAN
  • RUANG LINGKUP
  • DAFTAR ISTILAH
    • Anak Perusahan/Afiliasi adalah Perseroan Terbatas yang sebagian besar sahamnya 50 % ke atas dimiliki oleh Perusahaan dan dikendalikan oleh Perusahaan
    • Anggota Dewan Komisaris adalah anggota dari Dewan Komisaris yang merujuk kepada individu
    • Anggota Direksi adalah anggota dari Direksi yang merujuk kepada individu
    • Auditor Eksternal adalah Auditor dari luar Perusahaan yang memberikan jasa audit atas Laporan Keuangan, Laporan Kinerja, Laporan Kepatuhan serta laporan
    • Audit Internal adalah adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat independen dan obyektif, dengan tujuan untuk
    • Dewan Komisaris adalah Organ Perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan
    • Direksi adalah organ Perusahaan yang bertanggungjawab atas pengurusan Perusahaan untuk kepentingan dan tujuan Perusahaan, serta mewakili Perusahaan
    • Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi untuk meningkatkan
    • Insan Pelindo adalah Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh Pekerja PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan instansi serta perusahaan afiliasi/anak perusahaan/cucu
    • Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan
    • Organ Perusahaan adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi
    • Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas adalah terdiri dari Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi atau nomenklatur lain dengan
    • Pekerja adalah orang yang bekerja pada Perusahaan yang menduduki jabatan di dalam Perusahaan berdasarkan Kelas Jabatan tertentu yang diangkat dan
    • Perusahaan dengan huruf P kapital adalah PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau disebut “Pelindo”, sedangkan perusahaan dengan huruf p kecil menunjuk
    • Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ Persero yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas
    • Regional adalah Wilayah Operasional Perusahaan di lingkungan Perusahaan
    • RUPS Subholding dan/atau Anak Perusahaan adalah organ Subholding dan/
    • Satuan Pengawasan Intern (SPI) adalah Unit di lingkungan Perusahaan yang bertugas untuk melakukan audit serta memastikan sistem pengawasan intern, risiko
    • Sekretaris Dewan Komisaris adalah pimpinan satuan fungsi di bawah Dewan Komisaris yang bertugas untuk memberikan dukungan kepada Dewan Komisaris
    • Sekretaris Perusahaan adalah satuan fungsi struktural dalam organisasi Perusahaan yang bertugas untuk memberikan dukungan kepada Direksi dalam
    • Stakeholders adalah pihak-pihak yang berkepentingan dengan Perusahaan
    • Strategis adalah suatu hal, kondisi atau keadaan yang dapat mempengaruhi nilai Perusahaan dan/atau mempengaruhi investor untuk melakukan investasi pada
    • Subholding Perusahaan adalah bagian dari perusahaan utama yang menjadi pemimpin dari suatu grup perusahaan;
  • FUNGSI DIREKSI
  • KEANGGOTAAN DIREKSI
    • PERSYARATAN ANGGOTA DIREKSI a. Persyaratan Umum
    • KOMPOSISI DIREKSI

Board manual ini mendukung terciptanya pola hubungan kerja yang baku dan saling menghormati, yang kemudian dituangkan dalam kebijakan dewan pengawas dan direksi. Komisaris dan Direksi dalam memahami tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas dan Direksi, serta hubungan antara badan-badan tersebut.

BAB II

DIREKSI

MASA JABATAN ANGGOTA DIREKSI

Masa jabatan anggota direksi berlangsung selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. Ia tidak lagi memenuhi persyaratan menjadi anggota direksi sesuai ketentuan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan perusahaan.

PEMBERHENTIAN ANGGOTA DIREKSI

Apabila masa jabatan seorang anggota direksi berakhir dan GSD tidak dapat menunjuk penggantinya, ia akan menjalankan tugas anggota direksi yang dikosongkan itu sesuai dengan ketentuan jabatan anggota direksi yang lowong itu. dari dewan direksi. Keputusan penolakan pada butir b dan 5) dan butir c di atas diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri.

PENGUNDURAN DIRI ANGGOTA DIREKSI

PENGISIAN JABATAN LOWONG ANGGOTA DIREKSI

Dalam hal jabatan yang lowong karena berakhirnya masa jabatan dan AMS belum mengisi jabatan anggota Direksi yang lowong sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas, maka anggota Direksi tersebut . yang masa jabatannya telah berakhir dapat ditunjuk oleh AVM, untuk menjalankan sementara pekerjaan anggota Direksi yang lowong itu dengan wewenang dan wewenang yang sama serta keputusan ABS harus disetujui oleh Pemegang Saham Seri A Dwiwarna; Bagi mereka yang menjalankan tugas anggota Direksi yang lowong sebagaimana dimaksud pada huruf b dan huruf c, kecuali anggota Direksi yang masih menjabat, menerima gaji dan tunjangan/fasilitas yang sama dengan anggota Direksi yang lowong tersebut. Direksi, tidak termasuk kompensasi purna jabatan.

KEADAAN SELURUH ANGGOTA DIREKSI LOWONG

RANGKAP JABATAN

jabatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, pimpinan partai politik dan/atau calon/anggota DPR dan/atau calon kepala daerah/wakil kepala daerah; dan apakah.

INDEPENDENSI (KEMANDIRIAN) DIREKSI

ETIKA JABATAN ANGGOTA DIREKSI

  • ETIKA BERKAITAN DENGAN KETELADANAN
  • ETIKA KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Setiap anggota Direksi wajib mematuhi peraturan perundang-undangan yang
  • ETIKA BERKAITAN DENGAN KETERBUKAAN DAN KERAHASIAAN INFORMASI Setiap anggota Direksi harus mengungkapkan informasi sesuai dengan ketentuan
  • ETIKA BERKAITAN DENGAN PELUANG PERUSAHAAN
  • ETIKA BERKAITAN DENGAN KEUNTUNGAN PRIBADI
  • ETIKA BERKAITAN DENGAN BENTURAN KEPENTINGAN
  • ETIKA BERUSAHA DAN ANTI KORUPSI
  • ETIKA SETELAH BERAKHIRNYA MASA JABATAN

Penggunaan kekayaan Perusahaan, informasi Perusahaan atau kedudukannya sebagai anggota Direksi untuk kepentingan pribadi di luar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan Perusahaan; Pihak lain yang ditunjuk oleh ALV dalam hal seluruh anggota Direksi atau Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan.

TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI

  • TUGAS DIREKSI
  • WEWENANG DIREKSI
  • TUGAS DAN KEWENANGAN DIREKSI
  • KEWENANGAN DIREKSI SECARA KHUSUS

Perubahan RJPP harus ditandatangani oleh pengurus dan pengurus kemudian disampaikan kepada RUPS untuk mendapat persetujuan. Direksi wajib menyampaikan laporan berkala dengan cara dan sesuai ketentuan yang berlaku serta laporan lainnya apabila diminta oleh direksi dan/atau pemegang saham. Direksi wajib menyampaikan laporan tahunan kepada pemegang saham yang ditandatangani oleh seluruh anggota dewan dan anggota dewan, paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun buku berakhir.

Draf Laporan Tahunan, termasuk laporan keuangan yang telah diaudit oleh Auditor Eksternal, ditandatangani oleh seluruh Anggota Direksi, disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk ditelaah dan ditandatangani sebelum disampaikan kepada Pemegang Saham; Laporan Tahunan yang ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris disampaikan oleh Dewan kepada Pemegang Saham; Anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang bersangkutan harus menyebutkan alasannya secara tertulis; atau alasannya dinyatakan oleh Direksi atau Dewan Komisaris dalam surat tersendiri yang dilampirkan pada Laporan Tahunan.

Apabila anggota Direksi atau Anggota Dewan Pengawas tidak menandatangani Laporan Tahunan dan tidak memberikan penjelasan tertulis, maka yang bersangkutan dianggap menyetujui isi Laporan Tahunan.

KEWAJIBAN DIREKSI

Pemungutan biaya usaha yang bersifat tetap dan rutin untuk kegiatan pada yayasan, organisasi, dan/atau perkumpulan, baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan usaha; menyampaikan laporan perubahan susunan pemegang saham, direksi, dan komisaris kepada menteri yang bertanggung jawab di bidang hukum dan hak asasi manusia; Memelihara daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS, risalah rapat dewan dan risalah rapat dewan, laporan tahunan dan dokumen keuangan perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dan 5 di atas, serta dokumen perseroan lainnya;

Menyimpan di kantor terdaftar perusahaan: Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan Pengawas dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan Dokumen Keuangan Perusahaan, serta Dokumen Perusahaan lainnya sebagaimana dijelaskan pada Poin 11 di atas; Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya apabila diminta oleh Dewan Pengawas dan/atau Pemegang Saham; Memberikan penjelasan mengenai segala hal yang diminta atau diminta oleh anggota Dewan Pengawas dan Pemegang Saham;

Pemenuhan permintaan dan akses terhadap data dan dokumen Perseroan yang disampaikan oleh Pemegang Saham Seri A Dwiwarna.

TANGGUNG JAWAB DIREKSI

  • PRINSIP-PRINSIP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DIREKSI
  • PROGRAM PENGENALAN DAN PENINGKATAN KAPABILITAS
    • PROGRAM PENGENALAN
    • PROGRAM PENINGKATAN KAPABILITAS
  • ORGAN PENDUKUNG DIREKSI
    • SEKRETARIS PERUSAHAAN
    • SATUAN PENGAWASAN INTERN (SPI)
  • PENILAIAN KINERJA DIREKSI
  • KRITERIA EVALUASI KINERJA DIREKSI
  • HUBUNGAN PERUSAHAAN DENGAN SUBHOLDING DAN/ATAU ANAK PERUSAHAAN
    • MEKANISME PENGAWASAN
    • TRANSAKSI DENGAN SUBHOLDING DAN/ATAU ANAK PERUSAHAAN
    • KETERWAKILAN DALAM RUPS SUBHOLDING DAN/ATAU ANAK PERUSAHAAN Direksi Perusahaan sebagai Pemegang Saham Subholding dan/atau Anak
  • FUNGSI DEWAN KOMISARIS
  • KEANGGOTAAN DEWAN KOMISARIS
    • PERSYARATAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS a. Persyaratan Umum

Subholding dan/atau Anak Perusahaan merupakan badan hukum tersendiri yang tunduk pada ketentuan anggaran dasar Subholding dan/atau Anak Perusahaan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam hukum korporasi. Hubungan antara Perseroan dengan Subholding dan Anak Perusahaan dilaksanakan melalui mekanisme tata kelola perusahaan yang baik dimana kepentingan Perseroan pada prinsipnya diwakili melalui Rapat Umum Pemegang Saham Subholding dan/atau Anak Perusahaan. Terdapat pejabat yang mengarahkan dan mengawasi tata kelola perusahaan terkait pengendalian hubungan Perusahaan dengan Subholding dan/atau Anak Perusahaan.

Mengevaluasi rancangan Kebijakan Tata Kelola yang akan menjadi acuan tata kelola bagi Direksi Subholding dan/atau Anak Perusahaan dan juga menjadi acuan pengendalian bagi Direksi Subholding dan/atau Anak Perusahaan. PERWAKILAN DALAM RUPS SUBHOLDING DAN/ATAU PERUSAHAAN ANAK Direksi perseroan sebagai pemegang saham perusahaan subholding dan/atau anak perusahaan direktur sebagai pemegang saham subholding dan/atau anak perusahaan. Direksi perseroan dapat melimpahkan wewenang kepada seorang atau lebih anggota direksi untuk mewakili perseroan sebagai kuasa pemegang saham dalam rapat umum subholding dan/atau anak perusahaan.

Dalam rapat umum Subholding dan/atau Anak Perusahaan, direksi Perseroan berwenang meminta laporan mengenai pengurusan dan pengawasan Subholding dan/atau.

BAB III

DEWAN KOMISARIS

  • KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS
  • MASA JABATAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS
  • PEMBERHENTIAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS
  • PENGUNDURAN DIRI ANGGOTA DEWAN KOMISARIS
  • PENGISIAN JABATAN LOWONG ANGGOTA DEWAN KOMISARIS Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka
  • KEADAAN SELURUH ANGGOTA DEWAN KOMISARIS LOWONG
  • ETIKA JABATAN DEWAN KOMISARIS
    • ETIKA BERKAITAN DENGAN KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
    • ETIKA BERKAITAN DENGAN KETERBUKAAN DAN KERAHASIAAN INFORMASI Dewan Komisaris harus mengungkapkan informasi sesuai dengan ketentuan
    • ETIKA BERKAITAN DENGAN PELUANG PERSEROAN DAN KEUNTUNGAN PRIBADI
    • ETIKA BERKAITAN DENGAN BENTURAN KEPENTINGAN
    • ETIKA BERUSAHA DAN ANTI KORUPSI
    • ETIKA SETELAH BERAKHIRNYA MASA JABATAN
  • TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS
    • TUGAS DEWAN KOMISARIS
    • WEWENANG DEWAN KOMISARIS
  • KEWAJIBAN DEWAN KOMISARIS
  • TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
  • HAK DEWAN KOMISARIS
  • PRINSIP-PRINSIP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS
    • PROGRAM PENGENALAN DAN PENINGKATAN KAPABILITAS
  • ORGAN PENDUKUNG DEWAN KOMISARIS
    • KOMITE-KOMITE DEWAN KOMISARIS
  • PENILAIAN KINERJA DEWAN KOMISARIS
  • KRITERIA EVALUASI KINERJA DEWAN KOMISARIS
  • PRINSIP DASAR DAN ASAS HUBUNGAN KERJA

Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPST dan keputusan RUPST harus disetujui oleh pemegang saham Seri A Dwiwarna; Komposisi Dewan Komisaris paling kurang 20% ​​(dua puluh persen) merupakan anggota Dewan Komisaris Independen sebagaimana ditentukan dalam keputusan pengangkatan; Masa jabatan anggota Dewan Komisaris ditetapkan selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota direksi berdasarkan anggaran dasar dan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya. Melakukan perbuatan yang melanggar etika dan/atau kepatutan yang patut dihormati oleh anggota Dewan Komisaris BUMN; Selama rencana pemberhentian tersebut masih berlangsung, anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan wajib tetap menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya.

Program presentasi Perseroan dilaksanakan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah RUPS memutuskan pengangkatan anggota Dewan Komisaris baru.

BAB IV

Hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi harus harmonis, seimbang dan saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing sesuai fungsi dan tugasnya. Hubungan kerja organ-organ dalam Perseroan harus berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan juga Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Selain didasarkan pada Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang menjelaskan tentang pelaksanaan Undang-undang ini, juga didasarkan pada prinsip-prinsip dasar hubungan GCG, prinsip-prinsipnya adalah sebagai berikut:.

KESEIMBANGAN HUBUNGAN

KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

TARIF TRUSTED

  • Asas Keterbukaan, artinya hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi tidak didasarkan kepentingan pribadi dan tidak ada sesuatu yang disembunyikan (no
  • Asas Formal, yaitu hubungan Dewan Komisaris dengan Direksi didasarkan tugas/
  • Asas Kelembagaan, yaitu dalam setiap pelaksanaan tugas dan fungsinya Dewan Komisaris dan Direksi mewakili kelembagaannya sebagai collegial;
  • Asas Harmonis, yaitu sedapat mungkin mengeliminir perpecahan yang dapat merugikan Perusahaan;
  • Asas Saling Menghormati, yaitu dalam setiap tindakan yang diambil sesuai dengan tugas, kewajiban, kewenangan masing-masing, tidak mencampuri yang
  • Asas Kemitraan, yaitu hubungan antara Dewan Komisaris dengan Direksi merupakan partner kerja sama yang memiliki komitmen yang sama untuk kepentingan Perusahaan
  • HUBUNGAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
  • PERMINTAAN DAN PENYAMPAIAN INFORMASI
  • ATURAN PERALIHAN
  • RAPAT DEWAN KOMISARIS
    • JADWAL RAPAT
    • TEMPAT PELAKSANAAN RAPAT
    • PENYELENGGARAN RAPAT MELALUI SARANA ELEKTRONIK
    • PANGGILAN RAPAT

Prinsip keterbukaan, artinya hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi tidak didasarkan pada kepentingan pribadi dan tidak ada yang disembunyikan (tidak berdasarkan kepentingan pribadi dan tidak ada yang disembunyikan (no vested interest) Prinsip tersebut kemitraan, yaitu hubungan antara Dewan Komisaris dan Direksi sebagai suatu kerja sama mitra yang mempunyai komitmen yang sama untuk kepentingan Perseroan. Surat menyurat antara Dewan Komisaris dan Direksi menggunakan format surat yang memuat penjelasan maksud dan tujuan makalah;

Setiap hubungan kerja antara Dewan Komisaris dan Direksi merupakan hubungan formal, artinya harus selalu didasarkan pada mekanisme atau standar korespondensi yang dapat diperhitungkan; Dewan Komisaris dan Direksi berpegang teguh pada prinsip-prinsip GCG dan peraturan yang berlaku dalam setiap keputusan yang diambilnya; Klarifikasi informasi dan dokumen terkait permintaan Direksi yang memerlukan persetujuan atau tanggapan tertulis dari Dewan Komisaris;

Dewan Pengawas menghormati fungsi dan peranan Direksi dalam mengurus Perusahaan, sebagaimana diatur dalam anggaran dasar Perusahaan.

BAB V

Keputusan juga dapat diambil di luar rapat Dewan Komisaris, apabila semua anggota Dewan Komisaris sepakat mengenai cara dan bahan yang akan diambil. Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan di kantor pusat atau tempat usaha perseroan atau di tempat lain dalam wilayah Republik Indonesia. Rapat direksi dapat dilaksanakan melalui telekonferensi, video konferensi atau sarana elektronik lainnya yang memungkinkan seluruh peserta rapat direksi saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat.

Panggilan rapat dewan komisaris dibuat secara tertulis oleh presiden komisaris (atau anggota dewan komisaris yang ditunjuk oleh presiden komisaris) dan disampaikan paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum rapat. atau dalam waktu yang lebih singkat dalam keadaan mendesak; .

PELAKSANAAN RAPAT

DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

  • AGENDA RAPAT
  • PIMPINAN RAPAT
  • ETIKA RAPAT
  • KUORUM RAPAT
  • PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RAPAT
  • PERBEDAAN PENDAPAT (DISSENTING OPINION) Perbedaan Pendapat diatur sebagai berikut
  • RISALAH RAPAT
  • EVALUASI TINDAK LANJUT RAPAT SEBELUMNYA
  • KEHADIRAN DIREKSI DALAM RAPAT DEWAN KOMISARIS
  • RAPAT DIREKSI
    • HAL-HAL YANG MEMERLUKAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELALUI RAPAT DIREKSI
    • JADWAL RAPAT
    • TEMPAT PELAKSANAAN RAPAT
    • PENYELENGGARAN RAPAT MELALUI SARANA ELEKTRONIK
    • PANGGILAN RAPAT
    • AGENDA RAPAT
    • PIMPINAN RAPAT
    • KEHADIRAN DALAM RAPAT DIREKSI YANG DILAKUKAN MELALUI SARANA ELEKTRONIK
    • ETIKA RAPAT
    • PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RAPAT
    • PERBEDAAN PENDAPAT (DISSENTING OPINION) Perbedaan pendapat diatur sebagai berikut
    • RISALAH RAPAT
    • EVALUASI TINDAK LANJUT RAPAT SEBELUMNYA
    • KEHADIRAN DEWAN KOMISARIS DALAM RAPAT DIREKSI
    • PENGAMBILAN KEPUTUSAN SECARA SIRKULER

Untuk itu, anggota Dewan Komisaris yang tidak hadir wajib dihubungi untuk mendapatkan persetujuan atau penolakan mata acara sebagai berikut; Setiap anggota Dewan Komisaris berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan menambah 1 (satu) suara untuk anggota Dewan Komisaris yang diwakilinya; Risalah rapat harus ditandatangani oleh ketua rapat dan seluruh anggota Dewan Komisaris yang hadir dalam rapat;

Perbedaan pendapat tidak berarti memberikan hak kepada anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan untuk tidak melaksanakan keputusan rapat. Walaupun terdapat perbedaan pendapat, namun seluruh anggota Dewan Komisaris tetap wajib mengikuti dan melaksanakan hasil keputusan rapat (sesuai konsep fiduciary duty); Risalah rapat ditandatangani oleh ketua rapat dan seluruh anggota komite yang hadir dalam rapat.

Risalah rapat harus disertai dengan surat kuasa yang khusus diberikan oleh anggota Dewan Komisaris yang tidak hadir untuk anggota Dewan Komisaris lainnya (jika ada).

BAB VI

Oleh karena itu, pedoman ini disusun untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dan Direksi PT Pelabuhan Indonesia (Persero). Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan berkomitmen untuk melaksanakan pelaksanaan pengawasan dan pengurusan Perseroan berdasarkan Pedoman Tata Kerja Hubungan Dewan Komisaris dan Direksi (Board Manual) PT Pelabuhan Indonesia (Persero). Pedoman tata kerja hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi (Board Manual) PT Pelabuhan Indonesia (Persero) ini berlaku untuk pelaksanaan tata kerja hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) ) ) yang mengacu pada ketentuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar dan/atau ketentuan yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pedoman Pengurusan ini akan diperbaharui setiap 3 (tiga) tahun sekali dan/atau apabila terjadi perubahan anggaran dasar dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang mempengaruhi isi atau penerapan Pedoman Pengurusan ini akan dilakukan penyesuaian.

PENUTUP

BOARD MANUAL

PT PELABUHAN INDONESIA (PERSERO)

Referensi

Dokumen terkait

Dasar hukum utama yang melandasi pelaksanaan Bangun Guna Serah (Build Operate Transfer/ BOT) Department Store Ramayana Kota Tebing Tinggi adalah Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun

Hak atas tanah yang diper- oleh perusahaan swasta yang berbentuk Perseroan Terbatas, yang berasal dari Perjanjian Bangun Guna Serah atau Build, Operate, and Transfer (BOT) de-

Hak atas tanah yang diper- oleh perusahaan swasta yang berbentuk Perseroan Terbatas, yang berasal dari Perjanjian Bangun Guna Serah atau Build, Operate, and Transfer (BOT) de-

Dasar hukum utama yang melandasi pelaksanaan Bangun Guna Serah ( Build Operate Transfer/ BOT) Department Store Ramayana Kota Tebing Tinggi adalah Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun

❖ Bangun Guna Serah (“Built Operate and Transfer”) adalah bentuk perjanjian kerjasama yang dilakukan antara pemegang hak atas tanah dengan investor, yang menyatakan bahwa pemegang

Bangun guna serah atau build operate and transfer adalah bentuk perjanjian kerja sama yang dilakukan antara pemegang hak atas tanah dengan investor, yang menyatakan

Minister of Finance Decree stipulates that Build-operate-transfer (Bangun Guna Serah/BGS) is a form of cooperation agreement carried out between holders of land

Dalam kemitraan PDPS dengan PT AIW menggunakan kontrak perjanjian kerjasama Build Operate Transfer (BOT). Revitalisasi Pasar Tradisional Wonokromo dan pembangunan