PENDAHULUAN
TUJUAN
RUANG LINGKUP PELAYANAN
BATASAN OPERASIONAL
LANDASAN HUKUM
STANDAR KETENAGAAN
DISTRIBUSI KETENAGAAN
Untuk dapat memberikan pelayanan medis dan non medis yang maksimal kepada pasien, rumah sakit harus menyediakan sumber daya manusia yang terampil dan kompeten di bidangnya masing-masing serta memiliki keterampilan yang sejalan dengan perkembangan teknologi. Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu adanya proses rekrutmen yang tepat dan jumlah personel yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing departemen.
PENGATURAN JAGA
STANDAR FASILITAS
RAWAT INAP DEWASA
Terdapat 2 tipe kamar pada sistem rumah sakit dewasa di lantai 1 yaitu kamar standar dan kamar kelas I. Pelayanan tersedia di kamar standar. Hanya terdapat 1 tipe kamar pada layout rumah sakit dewasa di lantai V, yaitu tipe kamar VIP.
PEDIATRIK
PERINATOLOGI DAN NIFAS
RAWAT INAP DEWASA VIP
STANDAR FASILITAS
- RAWAT INAP PEDIATRIK LANTAI 2
- RAWAT INAP PERINATOLOGI DAN NIFAS LANTAI IV
- RAWAT INAP DEWASA VIP LANTAI 5
Ruang loket perawat merupakan ruang terbuka tempat seluruh staf perawat Fasilitas Rumah Sakit Dewasa berada di lantai satu. Pada Fasilitas Rumah Sakit Nifas terdapat 3 (tiga) jenis kelas kamar yaitu kamar Kelas Standar, Kelas I dan Kelas VIP.
Ruang Perawat merupakan suatu ruangan terbuka dimana seluruh tenaga perawat ditempatkan pada Rumah Sakit Dewasa di lantai V. Staf Rumah Sakit mengisi formulir pemindahan pasien sebelum pasien dipindahkan ke unit tertentu. Penggunaan gelang identifikasi oleh pasien sebagai dasar identifikasi bagi petugas kesehatan di RS Kharitas Bhakti Pontianak.
TATALAKSANA PELAYANAN
PELAKSANAAN ORIENTASI PASIEN
Penjelasan tata cara pemberian kritik atau saran (lisan maupun tertulis) dan tata cara pengajuan pengaduan melalui nomor pengaduan RS.
PELAKSANAAN PENERIMAAN PASIEN DIRUANG ISOLASI
PELAKSANAAN PEMBERIAN ASUHAN PASIEN
PELAKSANAAN PERAWATAN PASIEN
PELAYANAN PEMBERIAN OBAT
- SAAT PENGGUNAAN OBAT
- SAAT PASIEN PULANG
Perawat memeriksa kembali sisa obat dan cairan infus pasien untuk melihat apakah sesuai dengan jumlah sisa yang tercantum pada kartu persediaan obat pasien. Perawat menyerahkan semua obat lain dan cairan infus kepada pasien dan/atau keluarga pasien. Perawat meminta pasien dan/atau keluarga pasien untuk menandatangani dengan jelas dan menuliskan nama pada kolom tanda tangan penerima pada kartu persediaan obat di rekam medis pasien, sebagai bukti penyerahan sisa obat dan cairan infus Pasien.
Apabila pasien ingin mengembalikan obat dan cairan infus pasien yang telah diresepkan oleh dokter DPJP selama menjalani perawatan, perawat penanggung jawab pasien menerbitkan lembar pengantar pengembalian obat kepada pasien dan/atau keluarga pasien. .
PELAYANAN TRANFUSI
Pada lembar pengenalan pengembalian obat, perawat menuliskan tanggal, ruangan tempat pasien dirawat, nama pasien, nomor rekam medis pasien, jenis dan jumlah obat yang akan dikembalikan. Perawat meminta pasien dan/atau keluarga pasien untuk menyertakan resi resep (jika masih tersedia) pada saat mengembalikan obat ke Unit Farmasi RS Kharitas Bhakti. Jelaskan kepada keluarga pasien bahwa mereka harus segera membawa darah yang diterimanya dari PMI ke rumah sakit.
Petugas kurir/keluarga pasien memesan darah yang membawa ongkos kirim ke PMI. Konfirmasi kepada petugas/keluarga pasien akan hal tersebut.
PELAYANAN GIZI
- PELAYANAN LABORATORIUM…
Setelah pengambilan sampel darah selesai, petugas laboratorium mendokumentasikannya dalam catatan terpadu dan meminta stempel ruangan sebagai bukti pengambilan sampel darah pasien. Setelah hasil pemeriksaan darah selesai, pasien diantar oleh petugas laboratorium/POS ke ruangan yang telah ditentukan dan pegawai yang mengantarkan meminta stempel dari ruangan sebagai bukti bahwa hasilnya telah diserahkan dan diterima oleh perawat ruangan. Dalam hal hasil kritis, petugas laboratorium segera melaporkan hasilnya melalui telepon kepada dokter departemen, setelah itu dokter departemen meneruskan hasilnya kepada DPJP.
PELAYANAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Jika selama masa pengobatan pasien diidentifikasi membutuhkan layanan spiritual oleh perawat, perawat memberikan instruksi layanan spiritual kepada pasien dan keluarganya dan menjelaskan administrasi yang diperlukan. Rohanian datang ke rumah sakit dan melapor ke perawat bangsal dan mengisi buku layanan spiritual. Perawat meninggalkan pasien dan keluarganya bersama pendeta dan memastikan prosesi tersebut tidak mengganggu atau menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien di sekitarnya.
Terdapat lembar doa selama sakit berbagai agama yang dibagikan kepada pasien dan/atau keluarga.
KEGAWAT DARURATAN (CODE BLUE)…
TRANSFER ANTAR RUANGAN
- TRANSFER RAWAT INAP KE ICU…
- TRANSFER DARI ICU KE RAWAT INAP
- TRANSFER DARI SESAMA RAWAT INAP
- TRANSFER DARI RAWAT INAP KE KAMAR OPERASI
- TRANSFER DARI KAMAR OPERASI KE UNIT RAWAT INAP
- TRANSFER DARI KEBIDANAN KE RAWAT INAP
Selama proses pemindahan pasien di ICU, petugas ICU memastikan bahwa apa yang ditambahkan oleh petugas rumah sakit dicatat pada formulir pemindahan pasien, kemudian staf yang memindahkan dan menerima pasien menandatangani formulir pemindahan tersebut. Selama proses pemindahan pasien dari ICU, dokter rumah sakit memastikan bahwa apa yang ditambahkan oleh ICU dicatat pada formulir pemindahan pasien. Pegawai yang menyerahkan dan menerima kemudian menandatangani formulir mutasi. Selama proses transfer, petugas penerima akan memastikan bahwa segala sesuatu yang ditambahkan oleh petugas pengantar dicatat pada formulir transfer. Kemudian petugas pemindah dan penerima menandatangani formulir pemindahtanganan.
Selama proses pemindahan pasien ke bidan, petugas yang merawat memastikan bahwa segala hal yang ditambahkan oleh bidan dicatat pada formulir pemindahan. Kemudian petugas yang memindahkan pasien menandatangani dan menerima formulir pemindahan.
PELAYANAN PASIEN OPERASI ELEKTIF
Pastikan semua formulir pencatatan telah diisi lengkap saat penyerahan tanggung jawab terhadap pasien.
PELAYANAN PASIEN MENINGGAL
PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI (APS)
RUJUK PASIEN
PELAYANAN PASIEN PULANG
LAPOR KERUSAKAN SARANA DAN PRASARANA
PELAYANAN LINEN
Jenis HAIs yang paling sering terjadi di rumah sakit dan harus dilaporkan oleh sistem jaringan IPC di ruangan rumah sakit. Perjanjian K3RS bertujuan untuk menjamin kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit secara optimal, efektif, efisien dan berkelanjutan. Pengelolaan prasarana rumah sakit dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja a) Kepala ruangan secara rutin memeriksa sarana dan prasarana di ruangannya apakah berfungsi dengan baik atau tidak.
Bagi pekerja yang tidak bekerja pada waktu yang sama (mogok kerja), pihak rumah sakit berhak melakukan pemutusan hubungan kerja secara sepihak.
LOGISTIK
SYARAT MANAJEMEN LOGISTIK
Terdapat sistem stok minimum yang memungkinkan stok obat dan bahan habis pakai tersedia dalam jangka waktu tertentu. Terdapat sistem pencatatan yang diperbarui sehingga dapat dilakukan pengecekan fisik bila diperlukan.
KEGIATAN LOGISTIK DI INSTALASI RAWAT INAP
Penyakit infeksi yang didapat di rumah sakit beberapa waktu yang lalu disebut infeksi nosokomial (infeksi rumah sakit). Manajemen risiko K3RS bertujuan untuk meminimalkan risiko keselamatan dan kesehatan di rumah sakit agar tidak memberikan dampak negatif terhadap keselamatan dan kesehatan staf rumah sakit, pasien, petugas pasien, dan pengunjung. Selama anda masih bekerja di Rumah Sakit Kharitas Bhakti, anda dilarang memasuki atau memasuki diskotik atau sekitarnya (menggunakan seragam atau perlengkapan yang berhubungan dengan rumah sakit), dan apabila tertangkap akan dikenakan sanksi berupa surat peringatan ( SP) untuk memutuskan hubungan kerja secara sepihak.
Dilarang membawa teman atau anggota keluarga yang tidak berhubungan dengan pekerjaan ke dalam lingkungan rumah sakit.
KESELAMATAN PASIEN
TATALAKSANA KESELAMATAN PASIEN DI RAWAT INAP
- SASARAN KESELAMATAN PASIEN
- KEPASTIAN IDENTIFIKASI PASIEN
- PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
- PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI
- KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR, TEPAT OPERASI
- PENGURANGAN RESIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
- PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH
Adanya pengawasan dari ketua tim masing-masing instalasi rawat inap dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh tenaga perawat atau bidan di setiap instalasi rawat inap. Komunikasi verbal antara perawat dan dokter/DPJP serta tenaga terkait lainnya yang mampu mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien selama masa pengobatan dengan memberikan informasi yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan dapat dipahami oleh penerima pesan. a) Mendokumentasikan pesan/instruksi yang diterima melalui telepon atau lisan oleh DPJP dalam catatan terpadu oleh penerima pesan/instruksi. Obat-obatan dengan tingkat kedaruratan tinggi adalah obat-obatan yang menimbulkan risiko bahaya yang signifikan bagi pasien jika disalahgunakan atau diberikan secara tidak tepat. a) Labeli zat peringatan tinggi dan LASA (kedengarannya mirip).
Pasien jatuh adalah ketika pasien terjatuh dari tempat tidur ke lantai atau tempat lain yang lebih rendah pada saat istirahat atau bangun tidur, yang disebabkan oleh berbagai keadaan seperti stroke, epilepsi, kejang, penyakit kronis lainnya atau karena terlalu banyak beraktivitas atau karena jatuh tempo. hingga kelalaian keperawatan, pemberian diuretik, obat pencahar, obat penenang, obat psikotropika dan antidepresan. a) Lakukan penilaian risiko jatuh saat pasien memasuki bangsal.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
- RANTAI INFEKSI
- JENIS HAIS
- FAKTOR RESIKO HAIS
- PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RUMAH SAKIT
- PENGGUNAAN SPIL KIT DI RAWAT INAP
Linen yang terkontaminasi darah atau cairan tubuh lainnya harus dibungkus, dimasukkan ke dalam kantong kuning dan diangkut dengan hati-hati untuk menghindari kebocoran. Jangan memberikan obat dosis tunggal kepada lebih dari satu pasien atau mencampur sisa obat dari vial/ampul untuk pemberian berikutnya. Spill Kit adalah seperangkat alat yang digunakan untuk mengatasi tumpahan darah/cairan tubuh yang menular sehingga tidak membahayakan petugas kesehatan, pengunjung dan orang lain di lingkungan pelayanan kesehatan dan lingkungan sekitar.
Jika personel terkena darah/cairan tubuh, ikuti prosedur standar (SOP tindakan setelah tusukan benda tajam dan paparan benda tubuh) atau hubungi IPCN/Kepala Kamar.
PROGRAM MUTU RAWAT INAP
Pengelolaan prasarana rumah sakit dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dengan menjamin keandalan sistem utilitas dan meminimalkan risiko yang mungkin terjadi. Pengelolaan peralatan medis dari sudut pandang keselamatan rumah sakit dan kesehatan kerja bertujuan untuk melindungi staf rumah sakit, pasien, petugas pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit dari potensi bahaya peralatan medis, baik pada saat digunakan maupun pada saat tidak digunakan. Karyawan tidak diperkenankan memposting foto atau video di media sosial terkait lingkungan rumah sakit dan atribut rumah sakit, kecuali dalam rangka kegiatan yang dilakukan rumah sakit. Jika diketahui pekerja yang bersangkutan melakukan hal tersebut, maka manajemen berhak memberikan sanksi berupa surat peringatan (SP) dengan tindakan pemutusan hubungan kerja secara sepihak.
Karyawan dilarang memposting status di media sosial terkait pasien, layanan rumah sakit, atau situasi internal di rumah sakit. Jika diketahui karyawan yang bersangkutan melakukan hal tersebut, maka manajemen berhak memberikan sanksi berupa teguran. surat (SP) ) sampai dengan pemutusan hubungan kerja secara sepihak.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PELAKSANAAN PENCANA K3RS
BAHAYA DAN RISIKO DI RUMAH SAKIT
SUPERVISI PELAKSANAAN K3RS
Pegawai yang berhalangan hadir wajib meminta izin kepada atasannya dengan alasan yang jelas dan benar, jika tidak ada pemberitahuan/informasi atau memberikan alasan yang tidak beralasan maka atasan berhak untuk tidak memberikan izin. Pihak rumah sakit tidak akan memberikan toleransi kepada pegawai yang sering tidak datang tepat waktu dan apabila tidak mengindahkan peringatan dari pengelola ruangan atau supervisor di unit terkait maka pihak manajemen akan memberikan sanksi berupa surat peringatan (OP). kepada orang yang bersangkutan. Jika ada pegawai yang melindungi temannya yang bersalah, maka pihak manajemen akan memberikan sanksi berupa surat peringatan (SP).
Apabila pegawai melakukan kelalaian yang mengakibatkan cedera atau kehilangan pasien, maka manajemen akan mendapat sanksi berupa surat peringatan (OP) hingga pemutusan hubungan kerja secara sepihak.
PENUTUP