• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Pembelajaran Pancasila Statistika 2024-2025 On/Offline

N/A
N/A
suci claudia syahfitri

Academic year: 2024

Membagikan "Pedoman Pembelajaran Pancasila Statistika 2024-2025 On/Offline"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pancasila Statistika 2024-2025 On/Offline 10 Pedoman pembelajaran :

Topik bahasan : Mengapa Pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmu?

Buku sumber : Buku teks Pendidikan Pancasila Bab VII (Bab Akhir) Halaman 195-219).

Tanggal penugasan : 16 Oktober 2024.

Tanggal pembahasan dan diskusi kelas : 21 Oktober 2024.

1. Produk pembelajaran : Makalah Pendidikan Pancasila.

2. Apa itu makalah ?

Makalah ialah karya ilmiah membahas sebuah permasalahan dan pembahasannya berdasarkan analisis secara objektif yang ditulis oleh seseorang atau kelompok.

Makalah biasanya dipersentasikan dalam perkuliahan, seminar, ataupun simposium (Quipper.com).

Makalah latihan ini sebagai pembelajaran awal bagi mahasiswa untuk mengenal dan memahami fostur/kerangka tubuh komponen suatu karya tulis, sedangkan ketentuan lainnya, seperti menggali fenomena masalah dapat dipelajari dari sumber lain dalam pembelajaran metodologi research (Drs.Saharisir, M.Pd, 2024).

3. Tugas pembelajaran Pancasila On/Offline 10 terdiri dari 8 halaman, yaitu halaman 1 s.d 8. Di dalamnya terdapat satu contoh penulisan makalah terdiri dari 7 halaman, yaitu halaman 2 s.d 8.

4. Makalah ditulis ke dalam tiga Bab, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Pembahasan, Bab III Penutup.

5. Contoh Judul sebagai latihan mahasiswa : NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI FAKTOR INTERNAL PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Cara penulisannya : Baca buku Pendidikan Pancasila (Ristek Dikti, 2016 : 197- 198). ...Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu pada beberapa jenis pemahaman, mulai dari point pertama s.d keempat, (baca halaman 197-198). Judul tersebut pada point kedua. Sedangkan pengertiannya mengandung konsekwensi yang berbeda-beda ,seperti pada point pertama s.d keempat, baca halaman 198.

6. Cara membuat fostur suatu makalah ilmiah dalam suatu latihan Offline (tatap muka).

Bab I s.d Bab III kutip semua tulisan dari makalah yang sudah dicontohkan ini, kecuali pada bagian judul dan kata-kata dicetak miring yang diblok/tebal. Diganti dengan judul pilihan mahasiswa yang dicetak miring/tebal. Demikian juga yang dicetak miring sampai pada Bab III diganti dengan kata-kata yang singkron/seimbang/setara dengan bagian lainnya.

(2)

7. Bab I bagian A menyatakan suatu yang menjadi perhatian penulis/mahasiswa, yaitu fenomena hasil pengamatan penulis dari suatu realita tentang judul yang dipilih. (Baca halaman 195 – 198). Bab II dan III juga singkron dengan bagian yang lain.

8. Ada 3 (tiga) pilihan dari 4 (empat) judul di bawah ini bagi mahasiswa untuk menulis makalah, yaitu, pilihan pertama, ketiga, dan keempat.

Pilihan pertama : PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN SEJALAN DENGAN NILAI- NILAI PANCASILA

Pilihan kedua : NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI FAKTOR INTERNAL PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (sudah dibuat contoh latihan).

Pilihan ketiga : NILAI-NILAI PANCASILA BERPERAN SEBAGAI RAMBU NORMATIF BAGI PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI.

Pilihan keempat : PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI BERAKAR DARI BUDAYA DAN IDEOLOGI BANGSA INDONESIA.

9. Judul pilihan partama : Mahasiswa NDH. 01, 04, 07, 10, 13, 16, 19, 22, 25, 28, 31, 34, 37, 40 dan 43.

Judul pilihan kedua : sudah dibuat contoh penuliasan makalah.

Judul pilihan ketiga : Mahasiswa NDH. 02, 05, 08, 11, 14, 17, 20, 23, 26, 29, 32, 35, 38, 41 dan 44.

Judul pilihan keempat : Mahasiswa NDH.03, 06, 09, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39 dan 42.

10. Makalah diketik dengan huruf Arial 12 spasi 1,15

11. Penulisan berakhir melalui koreksi hingga final, maka dibuat lembar Cover, kata pengantar, dan daftar isi melalui bimbingan dosen, contoh terlampir

12. Buat makalah dalam bentuk print out untuk dikumpulan dan penilaian.

JUDUL (sebagai pedoman latihan mahasiswa),

NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI FAKTOR INTERNAL PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI.

Mulailah ketik/menulis dari kutipan di bawah ini:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu pada beberapa jenis pemahaman. Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahaun dan teknologi (iptek) yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Kedua, bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor

(3)

sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia , artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia. Keempat,bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu atau mempribumian ilmu. (Riset Dikti, 2016:197-198).

Dari empat pilihan terebut, penulis tertaik menulis makalah dari pilihan kedua, yaitu dengan judul: Nilai-nilai Pancasia sebagai faktor internal pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

B. Rumusan Masalah

1. Nilai-nilai apa dari masyarakat nusantara sebelum kemerdekaan Republik Indonesia yang memberi kontribusi terhadap nilai-nilai Pancasila?

2. Apa saja kedudukan Pancasila menjadi pegangan mahasiswa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?

3. Apa dasar dan alasan mahasiswa bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi?

4. Bagaimana memberikan solusi mencegah pencederaan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi?

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan nilai-nilai masyarakat nusantara yang mememberi kontribusi terhadap nilai-nilai Pancasila.

2. Menguraikan kedudukan Pancasila menjadi pegangan mahasiswa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. Mengidentifikasi dasar dan alasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

4. Memberi solusi nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal dalam pengembaangan ilmu dan teknologi.

D. Manfaat Penulisan

1. Memahami dan mempedomani nilai-nilai masyarakat nusantara sebagai sumber nilai Pancasila.

2. Memahami kedudukan Pancasila menjadi pegangan mahasiswa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. Menerapkan dasar dan alasan mengembangkan iptek berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

4. Merumuskan solusi nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB II PEMBAHASAN A. Nilai-nilai Pancasila

(4)

Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sudah terwujud dalam kehidupan bermasyarakat sejak sebelum Pancasila sebagai dasar negara dirumuskan dalam satu sistem nilai. Sejak zaman dahulu, wilayah-wilayah di nusantara ini mempunyai beberapa nilai yang dipegang teguh oleh masyarakatnya, sebagai contoh:

1. Percaya kepada Tuhan dan toleransi, 2. Gotong royong,

3. Musyawarah,

4. Solidaritas atau kesetiakawanan sosial, dan sebagainya.

Nilai-nilai tersebut masih ditemukan dalam kehidupan masyarakat.

Manifestasi prinsip gotong royong dan solidaritas secara konkret dapat dibuktikan dalam bentuk pembayaran pajak yang dilakukan warga negara atau wajib pajak. Alasannya jelas bahwa gotong royong didasarkan atas semangat kebersamaan yang terwujud dalam semboyan filosofis hidup bangsa Indonesia

“berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”.(Ristek Dikti, 2016 : 13)

B. Kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai pedoman mahasiswa berkarakter Pancasilais dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

1. Pancasila menjadi dasar negara Republik Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara yang autntik termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. Inti esensi nilai-nilai Pancasila tersebut, yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan keadilan sosial.

Pengakuan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara, dalam kaitannya dengan penguasaan kompetensi dasar yang dimiliki mahasiswa melalui pembelajaran Pendidikan Pancasila, ialah:

a. Berkomitmen menjalankan ajaran agama dalam konteks Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

b. Sadar dan berkomitmen melaksanakan Pancasila, UUD 1945, dan ketentuan hukum di bawahnya sebagai wujud kecintaan pada tanah air.

c. Mengembangkan karakter yang Pancasilas yang teraktualisasi dalam sikap jujur, disipilin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, cinta damai, responsif dan proaktif, bertanggung jawab atas keputusan yang diambil berdasarkan pada prinsip musyawarah dan mufakat, berkontribusi aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, berperan serta dalam pergaulan dunia dengan menjunjung tinggi penegakan moral dan hukum (Ristek Dikti, 2016 : 72).

2. Pancasila menjadi ideologi negara.

(5)

Sebagai warga negara memahami kedudukan Pancasila sebagai ideologi negara karena ideologi Pancasila merupakan sistem, arah, dan tujuan bangsa Indonesia yang masih menghadapi tantangan dari berbagai ideologi dunia dalam kebudayaan global, juga menghadapi tantangan dari sikap dan perilaku kehidupan yang menyimpang dari norma-norma masyarakat umum. Tantangan itu meliputi, antara lain terorisme dan narkoba.

Sebagaimana yang telah diinformasikan oleh berbagai media masa bahwa terorisme dan narkoba merupakan ancaman terhadap keberlangsungan hidup bangsa Indonesia dan ideologi (Ristek Dikti, 2016 : 125-126)

3. Pancasila merupakan sistem filsafat.

Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan hasil perenungan yang mendalam dari para tokoh kenegaraan Indonesia. Hasil perenungan itu semula dimaksudkan untuk merumuskan dasar negara yang akan merdeka.

Selain itu, hasil perenungan tersebut merupakan suatu sistem filsafat karena telah memenuhi ciri-ciri berpikir kefilsafatan, meliputi bersifat koheren, menyeluruh, mendasar, dan spekulatif (Noor Bakry dalam Ristek Dikti, 2016: 144)

4. Pancasila menjadi sistem etika.

Pancasila sebagai sistem etika di samping merupakan way of life bangsa Indonesia, juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau panduan kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku. Pancasila sebagai sistem etika, dimaksudkan untuk meengembangkan dimensi moralitas dalam diri setiap individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan sikap spiritualitas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Mahasiswa sebagai peserta didik termasuk anggota masyarakat ilmiah-akademik yang memerlukan sitem etika yang orisinil dan komprehensif agar dapat mewarnai setiap keputusan yang diambilnya dalam profesi ilmiah. Sebab keputusan ilmiah yang diambil tanpa pertimbangan moralitas, dapat menjadi bumerang bagi dunia ilmiah itu sendiri sehingga menjadikan dunia ilmiah itu hampa nilai (value free). Mahasiswa berkedudukan sebagai makhluk individu dan sosial sehingga setiap keputusan yang diambil tidak hanya terkait dengan diri sendiri, tetapi juga berimplikasi dalam kehidupan sosial dan lingkungan. Pancasila sebagai sistem etika merupakan moral guidance yang dapat diaktualisasikan ke dalam tindakan konkrit yang melibatkan berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, sila-sila Pancasila perlu diaktualisasikan lebih lanjut ke dalam putusan tindakan sehingga mampu mencerminkan pribadi yang saleh, utuh, dan berwawasan moral- akademis. Dengan demikian, mahasiswa dapat mengembangkan karakter

(6)

yang Pancasilais melalui berbagai sikap yang positif, seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, mandiri, dan lainnya (Ristek Dikti, 2016 : 173-174)

C. Dasar dan alasan mengembangkan iptek berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Mengembangkan iptek di kalangan mahasiswa sudah menjadi suatu kewajiban, baik dalam bentuk karya ilmiah maupun dalam kegiatan nyata di masyarakat untuk suatu ketika ke depan lebih matang di dalam kehidupan.

Kewajiban tersebut tentu tidak terlepas dari nilai-nilai Pancasila yang melekat dalam kehuidupan berbangsa dan bernegara.

Adapun yang menjadi dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diermati dari empat jenis pemahaman, yaitu:

Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Kedua, bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri.

Ketiga, bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia.

Keempat, bahwa setiap pengembangan iptek harus barakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumikan Ilmu).

Sedangkan yang menjadi alasan diperlukan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, ialah:

Pertama, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan iptek, baik dengan dalih percepatan pembangunan daerah tertinggal maupun upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu mendapat perhatian yang serius.

Kedua, penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teklologi dapat menjadi sarana untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis. Artinya, penggunaan benda- benda teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia dewasa ini telah menggantikan peran nilai luhur yang diyakini dapat menciptakan kepribadian manusia Indonesia yang memiliki sifat sosial, humanis, dan religius. Selain itu, sifat tersebut kini sudah mulai tergerus dan digantikan sifat individualistis, dehumanis, pragmatis, bahkan cenderung sekuler.

Ketiga, nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai daerah mulai digantikan dengan gaya hidup global, seperti budaya gotong royong digantikan dengan individualis yang tidak patuh membayar pajak dan hanya menjadi free rider di negara ini, sikap bersahaja digantikan dengan gaya

(7)

semangat individualistis; musyawarah untuk mufakat digantikan dengan voting, dan seterusnya.

D.Solusi mencegah pencenderaan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internl di dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, meliputi:

1. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang melekat dengan nilai-nilai spiritual, kemanusiaan, kebangsaan, musyawarah, dan keadilan yang merambah ke seluruh sendi kehidupan masyarakat Indonesia.

2. Memberi perhatian yang sungguh-sungguh terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang menghindari kerusakan lingkungan.

3. Menjabarkan sila-sila Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menjadi sarana untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis.

BAB III PENUTUP

Setelah melakukan pembahasan, maka selanjutnya tulisan makalah ini akan diakhiri dengan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan

Merujuk kepada tujuan penulisan makalah, maka dengan menerapkan nilai- nilai Pancasila sebagai faktor internal pengembangan iptek dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Nilai-nilai masyarakat nusantara yang memberi kontribusi terhadap nilai- nilai

Pancasila ialah percaya kepada Tuhan dan toleransi, gotong royong, musyawarah, dan solidaritas atau kesetiakawanaan yang masih ditemukan dalam masyarakat Indonesia masa ini.

2. Kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta menjadi pegangan mahasiswa ialah Pancasila menjadi dasar negara dan ideologi negara, merupakan sistem filsafat, dan menjadi sistem etika.

3. Dasar dan alasan mengembangkan iptek yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal dapat dari:

Dasarnya, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri, Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia, dan harus berakar dari budaya dan ideologi

(8)

bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumikan ilmu).

Sedangkan yang menjadi alasannya ialah, bahwa kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh iptek , baik dengan dalih percepatan pembangunan daerah tertinggal maupun upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu mendapat perhatian khusus, penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar pengembangan iptek dapat menjadi sarana untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis. Alasan selanjutnya ialah nilai-nilai kearifan lokal menjadi simbul kehidupan di berbagai dengan daerah mulai digantikan dengan gaya hidup global, seperti budaya gotong royong digantikan dengan individualis.

4. Faktor internal nilai-nilai Pancasila sebagai solusi di dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu melekatkan dengan nilai spiritual, kemanusiaan, kebangsaan, musyawarah, dan keadilan serta memberi perhatian yang sungguh-sungguh terhadap iptek untuk menghindari kerusakan lingkungan. Selanjutnya menjabarkan sila-sila Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek untuk menjadi sarana mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang berpangaruh pada cara berpikir dan beritndak masyarakat yang cenderung pragmatis.

B. Saran

Agar kesimpulan penulisan makalah ini memiliki langkah-langkah operasional atau pedoman untuk melaksanakannya, maka disarankan sebagai berikut:

1. Saran dari kesimpulan satu: ……….

2. Saran dari kesimpulan dua :……….

3. Saran dari kesimpulan tiga:………..

Referensi

Dokumen terkait

Nilai-nilai Pancasila inilah yang digunakan sebagai dasar Perkembangan IPTEK karena Nilai-nilai pancasila itu sangat mendorong dan mendasari akan perkembangan dari

Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah sepatutnya menjadi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh masyarakat indonesia, nilai-nilai

Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi penyelenggaraan

Bahasan ketiga yaitu pengertian Pancasila yang substansial ontologis dapat menjadi sumber bahan dan nilai untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang..

pancasila memberikan dasar nilai bagi pembangunan Iptekes demi kesejahteran manusia. Dengan kata lain, dalam pengembangan Iptekes, pancasila harus dijadikan sumber

Konsep Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu • Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi iptek yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan

Konsep Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu • Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi iptek yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan

Analisis Capaian Pembelajaran (ACP) Pendidikan Pancasila Fase A Tahun