• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PONED 24 jam

N/A
N/A
RUSIANA

Academic year: 2024

Membagikan "PEDOMAN PONED 24 jam"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN Peningkatan Kesehatan Ibu dan Bayi Dalam Pelayanan PONED 24 Jam

Rumah Sakit Pratama Tumbang Samba

Jl. Tumbang Samba – Pundu Km 2,5 Phone 0813 9999 9390

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karuniaNya kepada kami, sehingga kami dapat Menyusun Panduan Pelayanan PONED 24 Jam di Rumah Sakit dan dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Panduan ini menjelaskan tentang Latar belakang, Tujuan,Sasaran, Ruang Lingkup pelayanan,Batasan Operasional, Kriteria RS PONED 24 jam,Standar ketenagaan, Standar Fasilitas, Tata Laksana Pelayanan, Lingkup kegiatan dan Metode PONED 24 Jam di Rumah Sakit. Dengan tersusunnya panduan ini diharapkan dapat mempermudah dalam Penyelenggaraan PONED 24 Jam di Rumah Sakit Umum Daerah Tumbang Samba. Kami sampaikan terimakasih terhadap semua pihak yang telah berkonstribusi dalam penyusunan panduan ini.Kami menyadari sepenuhnya bahwa panduan ini tentunya masih jauh dari sempurna, baik secara konteks maupun secara konten sehingga memerlukan penyempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca, kami harapkan untuk menyempurnakan panduan pedoman pelayanan PONED 24 jam.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... ii

BAB I PENDAHULUAN... iii

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Pedoman ... 2

C. Sasaran Pedoman ... 2

D. Ruang Lingkup Pedoman ... 2

E. Batasan Operasional... 2

BAB II STANDAR KETENAGAAN ... 3

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ... 3

B. Distribusi Ketenagaan ... 3

C. Jadwal Kegiatan... 3

BAB III STANDAR FASILITAS ... 4

A. Denah Ruang ... 4

B. Standar Fasilitas ... 4

BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN... 5

A. Lingkup kegiatan ... 5

B. Metode ... 5

BAB V PENUTUP... 6

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Masih tingginya AKI dan AKB termasuk neonatal dipengaruhi dan didorong berbagai faktor yang mendasari timbulnya resiko maternal dan neonatal, yaitu faktor- faktor penyakit, masalah gizi dari WUS/ matenal serta faktor 4T ( telalu muda dan terlalu tua untuk hamil dan melahirkan, telalu dekat jarak kehamilan/ persalinan terlalu banyak atau melahirkan). Kondisi tersebut diatas lebih diperparah lagi oleh adanya keterlambatan penanganan kasus emergensi/ komplikasi maternal dan neonatal secara adekuat akibat oleh kondisi 3T ( terlambat : mengambil keputusan merujuk, terlambat mengakses fasyankes yang tepat, terlambat memperoleh pelayanan dari tenaga kesehatan yang tepat/ kompeten).

Melihat permasalahan yang kita hadapi dalam upaya mempercepat penurunan AKI dan AKB termasuk AKN yang begitu kompleks maka diperlukan upaya yang lebih keras dan dukungan komitmen dari seluruh stakeholder baik pusat maupun daerah,seperti dukungan dari organisasi profesi seminat,masyarakat dan swasta serta LSM baik nasional maupun internasional. Salah satu upaya telah dilaksanakan untuk mempercepat menurunan AKI dan AKN melalui penanganan obstetri dan neonatal emergensi/ komplikasi ditingkat pelayanan dasar adalah melalui upaya melaksanankan Rumah Sakit PONED Kelas D.

PONED merupakan kepanjangan dari pelayanan obstetri neonatus essensial dasar. PONED dilakukan dirumah sakit kelas D dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang boleh memberikan PONED yaitu dokter, bidan, perawat, analis, farmasi dan tim PONED Rumah Sakit beserta penanggung jawab terlatih.

PONED dapat dilayani oleh Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas atau kemampuan untuk penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar.

Rumah Sakit PONED merupakan RS yang siap 24 jam, sebagai rujukan antara kasus- kasus rujukan dari polindes dan puskesmas. Polindes dan Puskesmas non perawatan disiapkan untuk melakukan pertolongan pertama gawatdarurat obstetri dan neonatal ( PPGDON). PONED dilaksanakan ditingkat Rumah Sakit Kecamatan atau fasilitas kesehatan tingkat desa atau masyarakat merujuk ke Rumah Sakit.

(5)

B. TUJUAN PEDOMAN

1. Sebagai acuan dalam upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan obstetri dan neonatal emergensi/ komplikasi tingkat dasar.

2. Sebagai acuan dalam menangani kasus rujukan untuk kasus obstetri dan neonatal emergensi/ komplikasi ditingkat kabupaten atau kota.

3. Sebagai acuan dalam membentuk satu sistem rujukan obstetri dan neonatal emergensi dasar yang seutuhnya dengan dukungan peran RS PONEK sebagai pusat rujukan dan pembinaan spesialistik diwilayah kabupaten, yang berfungsi secara efektif dan efesien.

C. SASARAN PEDOMAN

1. Direktur Rumah Sakit PONED 2. Dokter penanggung jawab 3. Bidan yang kompeten 4. Perawat yang kompeten

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN

Ruang lingkup pedoman penyelenggaraan Rumah Sakit PONED difokuskan pada : 1. Aspek manajemen Rumah Sakit PONED

2. Aspek pelayanan Rumah Sakit PONED

3. Sistem rujukan obstetrik dan neonatal emergensi/ komplikasi

E. BATASAN OPERSIONAL

Pelayanan PONED di Rumah Sakit bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan PONED secara efektif dan efisien. Pemantapan pelayanan PONED ini diutamakan pada kegiatan pokok sebagai berikut :

1. Peningkatan pelayanan kegawatdaruratan persalinan sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di semua fasiltas kesehatan.

2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten diarahkan kefasilitas kesehatan.

3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar disemua fasilitas kesehatan.

4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar disemua fasilitas kesehatan.

5. Peningkatan deteksi dini faktor resiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh tenaga kesehatn maupun masyarakat.

6. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat dan pengamatan secaea terus menerus oleh tenaga kesehatan.

7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar di semua fasilitas kesehatan.

(6)

BAB II

STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan PONED paling sedikit harus memiliki 8 orang tenaga paramedis ( 2 dokter, 6 bidan ) dengan kualifikasi profesi minimal dokter umum, bidan ahli madya yang memiliki kemampuan dalam melaksanakan tindakan asuhan kebidanan/ asuhan keperawatan serta mampu berkomunikasi dengan masyarakat dan profesi lain dan memiliki kompetensi dalam upaya promotif dan preventif.

B. Distribusi Ketenagaan

Keberhasilan program pelayanan kesehatan tergantung berbagai faktor baik sosial,lingkungan,maupun penyediaan kelengkapan pelayanan/perawatan Kesehatan Ibu dan Anak memiliki peran yang penting dalam program pelayanan kesehatan baik di tingkat dasar maupun rujukan.

Keberhasilan program kesehatan pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Rumah Sakit meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan,mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori,mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memeperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai,yang pada gilirannyaakan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya.

C. Jadwal Kegiatan

PONED buka 24 jam (hari libur/libur nasional tetap buka). Pengaturan jadwal dinas bidan jaga PONED dibuat dan dipertanggung jawabkan oleh kepala ruangan PONED/bidan koordinator.

1. Jadwal dibuat untuk jangka satu bulan dan direalisasikan ke seluruh petugas PONED.

2. Untuk tenaga bidan yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,maka bidan tersebut dapat bertukar dinas atau ijin kepada kepala ruangan asalkan tidak mengganggu pelayanan.

3. Jadwal dinas di PONED terdiri jaga pagi,siang dan jaga malam.

4. Apabila ada petugas yang tiba-tiba tidak bisa masuk pada hari itu maka akan mencari pengganti bidan lain yang libur.

(7)

BAB III

STANDAR FASILITAS A. Denah Ruang

B. Standar Fasilitas

Setiap penyelenggaraan pelayanan bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan (PONED) harus didukung peralatan yang memenuhi 2 (dua) jenis peralatan yaitu peralatan pemeriksaan uji/pengukuran, dan jenis peralatan intervensi dalam jumlah yang cukup.

Peralatan intervensi elektro terapeutis dan peralatan lain yang perlu diuji dan kalibrasi harus dilakukan uji fungsi secara berkala oleh pihak terkait/yang berwenang,serta dibuatkan prosedur penghapusan (recall) sehingga tidak mengganggu pelayanan.

Peralatan yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan pelayanan PONED di Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas :

a.Stetoskop b.Tensimeter c.Meteran gulung d.Dopler

e.Timbangan bayi f.Alat pengukur waktu g.Timbangan Badan h.Partus set

i.Tempat tidur Gykenology j.Termometer

k.Meja Resusitasi

l.Alat Hisap Lendir (Section) m.Lampu sorot

PINTU MASUK

RUANG TUNGGU

KAMAR PETUGAS RUANG BERSALIN

RUANG NIFAS WC PASIEN

WC PETUGAS

(8)

n.Obat-obatan

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN A. Lingkup Kegiatan

Pelayanan Obstetri Neonatal Essensial Dasar dapat dilayani oleh Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas atau kemampuan untuk penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar. Rumah Sakit PONED merupakan RS yang siap 24 jam,sebagai rujukan antara kasus-kasus rujukandari polindes dan puskesmas.

Kegiatan PONED meliputi :

a. Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya, Puskesmas pembantu dan Pondok bersalin Desa.

b. Melakukan pelayanan kegawatdaruratan obstetrik neonatal sebatas wewenang.

c. Melakukan rujukan kasus secara aman ke Rumah Sakit PONEK yang lebih lengkap.

B. METODE

Pelayanan PONED berfokus pada pasien melalui alur yang dapat diakses secara langsung ataupun melalui rujukan tenaga kesehatan lain. Selain itu perlu adanya alur rujukan tenaga kesehatan lain. Selain itu perlu adanya alur rujukan PONED ke fasilitas pelayanan kesehatan/rumah sakit lain apabila pasien/klien menolak pelayanan dan fasilirtas pelayanan kesehatan tersebhut tidak memiliki kemampuan pelayanan yang diinginkan/dibutuhkan. Rujukan tersebut harus disertai dengan surat keterangan/catatan klinis bidan yang ditandatangani oleh bidan atau dokter yang bersangkutan.

Setelah pelayana PONED selesai diberikan,bidan merujuk kembali pasien/klien kepada tenaga kesehatan lain atau bidan perujuk sebelumnya.

Alur pelayana PONED tertuang dalam standar prosedur operasional (SPO) yang ditetapkan oleh pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan diimplementasikan dalam diagram alur yang mudah dilihat/diakses oleh pengguna atau masyarakat.

(9)

BAB V LOGISTIK

Logistik PONEK 24 jam adalah pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal yang di sediakan oleh rumah sakit secara konprehensif dan terintegriras selama 24 jam. Pelayanan ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).

Beberapa hal yang termasuk dalam pelayanan PONEK 24 jam adalah 1. Stabilisasi di UGD

2. Persiapan obat definitif

3. Penanganan kasus gawat darurat 4. Penanganan operatif

5. Perawatan intensif ibu dan bayi

6. Pelayanan asuhan antenatal resiko tinggi

BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien di rumah sakit adalah sistem yang diterapkan untuk membuat pelayanan pasien lebih aman. Sistem ini bertujuan untuk mencegah terjadinya cidera pada pasien akibat kesalahan dalam tindakan yang seharusnya di ambil.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit antara lain :

1. Mengidentifikasi pasien dengan benar.

2. Meningkatkan komunikasi yang efektif.

3. Meningkatkan keamanan obar-obatan yang perlu di waspadai.

4. Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan keaehatan

Bidan berperan penting dalam peningkatan keselamatan pasien, karena bidan adalah profesi yang secara terus menerus selama 24 jam mendampingi dan berada di dekat pasien. Bidan dapat melaksanakan perannya dalam peningkatan keselamtan pasien.

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja di rumah sakit adalah upaya untuk melindungi dan menjamin keselamatan bagi semua pihak yang berada di rumah sakit, termasuk pasien, pendamping pasien, pengunjung, karyawan dan tenaga kesehatan.

Upaya keselamtan kerja di rumah sakit bertujuan untuk :

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

(10)

2. Melindungi dari resiko gangguan kecelakaan kerja.

3. Melindungi dari penyakit menular.

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu di rumah sakit dilakukan dengan cara melakukan audit layanan dan dokumen seperti berkas medis pasien. Audit juga di lakukan untuk memeriksa kualitas proses pelayanan, misalnya waktu yang di butuhkan untuk menerima janji temu.

Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa di lakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit :

1. Membuat standar kualitas jasa kesehatan

2. Mengatur strategi untuk meningkatkan kinerja anggota dan fasilitas 3. Bekerja sama dengan mitra yang mendukung perubahan sistem kesehatan 4. Meningkatkan komunikasi yang efektif

5. Mengurangi resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

BAB IX PENUTUP

Pedoman pelaksaan PONED di buat untuk diberikan petunjuk dalam pelaksaan PONED Rumah Sakit Pratama. Penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi real yang ada di Rumah Sakit, tentu saja masih memerlukan inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan, perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan kebijakan kesepakatan yang menuju pada hasil optimal.

Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan obstetrik, neonatal, emergensi dasar di Rumah Sakit Pratama agar tidak terjadi penyimpangan atau pengurangan atau dari kebijakan yang telah ditentukan.

PONED akan mendekatkan pelayanan emergensi obstetri dan neonatal kesasaran yaitu ibu hamil, bersalin, BBL dan dapat mengantisipasi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak serta sebagai salah satu upaya percepatan penurunan AKI dan AKB.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Ameh,C.et al, (2012) Status of Emergency Obstetric Care in Six Developing Countries Five Years before the MDG Targets for Maternal and Newborn Health, PLoS ONE, 7(12), pp. 9–

15.

Budijanto D.(2017) Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;

Herdarwan,H.Waris,L.Siswati,T (2017) Implementasi Pelayanan Neonatal Emergensi Komprehensif di Rumah Sakit PONEK di Indonesia. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan. Vol.1(2)

Kemenkes, RI (2012) Pedoman PONEK 24 Jam. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI Ma’rifah, Noor NB, Pasinringi SA (2013) Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar .Makassar: Universitas Hasanuddin;

Yanti, (2016) Penyelenggaraan Rujukan Kegawatdaruratan Obstetri PONED ke RS PONEK di Kota Padang.Tesis.Jurnal Fakultas Kedokteran Pascasarjana Kebidanan Universitas Andalas Padang.

Referensi

Dokumen terkait

Pelayanan Emergensi Maternal dan Neonatal pada Puskesmas Mampu Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Kabupaten Bantul.. Tesis Paskasarjana Universitas Gajah Mada

Puskesmas rawat inap yang mampu menjalankan program pelayanan obstetri dan neonatal harus sesuai dengan pedoman PONED yang berlaku dengan memenuhi indikator Puskemas mampu PONED

Evaluasi Persiapan Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Di Kabupaten Brebes Tahun Tahun 2012. WHO, UNICEF, UNFPA, Trens in

Tujuan dari pembuatan Sistem Informasi Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) ini adalah merancang sebuah sistem informasi pelayanan yang dapat

Tujuan dari pembuatan Sistem Informasi Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) ini adalah merancang sebuah sistem informasi pelayanan yang dapat

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan program pelayanan obstetri dan neonatal emergensi dasar (PONED) di

KETIGA : Pedoman Pengorganisasian Dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Rumah Sakit Airlangga harus dibahas sekurang-kurangnya setiap

Tujuan dari pembuatan Sistem Informasi Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) ini adalah merancang sebuah sistem informasi pelayanan yang dapat