• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DAN GORONTALO

N/A
N/A
Sonny Tilaar

Academic year: 2024

Membagikan "PELAKSANAAN BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DAN GORONTALO "

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Manado, 27 – 28 Mei 2021

PELAKSANAAN BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DAN GORONTALO

Oleh:

Dr. Eko Budi Kurniawan, ST., M.Sc.

Direktur Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah II

Direktorat Jenderal Tata Ruang

(2)

Struktur Organisasi

Direktorat Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah II

Direktorat Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan bantuan teknis di bidang pembinaan perencanaan tata ruang daerah dan kawasan tematik, serta fasilitasi pemberian persetujuan substansi perencanaan tata ruang daerah dan kawasan tematik di Wilayah Pulau Nusa Tenggara, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Pulau Maluku, dan Pulau Papua.

TUGAS POKOK

1. Penyiapan perumusan kebijakan dan strategi operasional, rencana dan program di bidang pembinaan perencanaan tata ruang daerah dan kawasan tematik di Wilayah Pulau Nusa Tenggara, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Pulau Maluku, dan Pulau Papua;

2. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis dan program di bidang pembinaan perencanaan tata ruang daerah dan kawasan tematik di Wilayah Pulau Nusa Tenggara, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Pulau Maluku, dan Pulau Papua;

3. Pelaksanaan bimbingan teknis dan bantuan teknis perencanaan tata ruang kepada pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dan pemerintah kota, termasuk pemenuhan standar pelayanan minimum bidang penataan ruang;

4. Fasilitasi pemberian persetujuan substansi perencanaan tata ruang daerah dan kawasan tematik; dan

FUNGSI

KRITERIA KAWASAN EKONOMI

1. Kawasan perkotaan dengan tujuan utama ekonomi 2. Berada di sekitar kawasan

Industri

3. Kawasan Ekonomi Khusus (diluar bidang pariwisata) 4. Kawasan strategis kab/kota

yang memiliki nilai strategis ekonomi (kecuali bidang pariwisata)

KRITERIA KAWASAN SOSIAL BUDAYA

1. Kota pusaka

2. Kawasan pariwisata

3. Lokasi dengan perlindungan nilai adat istiadat dan tradisi budaya bangsa

4. Kawasan heritage/warisan budaya/nilai-nilai bersejarah 5. Kawasan yang memiliki

keutaman pada nilai sosial budaya masyarakat

6. Kawasan strategis kab/kota yang memiliki nilai strategis sosial

KRITERIA KAWASAN DDL 1. Berada pada atau dekat kawasan

lindung

2. Berada pada kawasan rawan bencana tingkat tinggi

3. Berada pada kawasan Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG

4. Berada atau di sekitar kawasan hulu DAS, Kawasan Karst, kawasan Mangrove, taman nasional, kawasan konservasi (cagar alam, suaka alam, 5. Berada di sekitar kawasan tambangdll)

skala besar

6. Kawasan strategis Prov/kab/kota

(3)

25 lokasi

P. Kalimantan

6 lokasi

Kep. Maluku

6 lokasi P. Papua

6 lokasi

Kep. Nusa Tenggara

4 lokasi

7 lokasi

Bimtek Fasub

7 lokasi

4 lokasi

SEBARAN TARGET LOKASI KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2021 DI DIREKTORAT BINA PERENCANAAN DAERAH WILAYAH II

Keterangan:

Eko: 9, DDL: 8, Sosbud: 8 Eko: 1, DDL: 2, Sosbud: 1

28 lokasi P. Sulawesi

6 lokasi

Eko: 9, DDL: 9, Sosbud: 10

Eko: 2, DDL: 2, Sosbud: 2 Eko: 2, DDL: 2, Sosbud: 2 Eko: 3, DDL: 2, Sosbud: 2

Eko: 2, DDL: 2, Sosbud: 2 Eko: 2, DDL: 3, Sosbud: 2

Eko: 2, DDL: 2, Sosbud: 2

(4)

NO. KABUPATEN/KOTA NAMA RDTR TEMA TARGET A. PROVINSI SULAWESI SELATAN (4 RDTR)

1 Kab. Luwu Utara RDTR Sukamaju Sosial Budaya BIMTEK

2 Kab. Luwu Utara RDTR Malangke Sosial Budaya BIMTEK

3 Kab. Toraja Utara RDTR Kawasan Pariwisata Negeri di Atas Awan Lolai dan Sekitarnya Sosial Budaya FASSUB

4 Kab. Toraja Utara RDTR Kawasan Rantepao Sosial Budaya BIMTEK

B. PROVINSI SULAWESI TENGAH (3 RDTR)

1 Kab. Banggai Kepulauan RDTR Kota Salakan Sosial Budaya BIMTEK

2 Kab. Donggala RDTR Tanantovea dan Labuan Sosial Budaya BIMTEK

3 Kab. Donggala RDTR Kecamatan Sirenja Sosial Budaya BIMTEK

C. PROVINSI SULAWESI TENGGARA (1 RDTR)

1 Kab. Kolaka Timur RDTR Tirawuta Sosial Budaya BIMTEK

D. PROVINSI SULAWESI UTARA (3 RDTR)

1 Kab. Bolaang Mongondow Timur RDTR Kawasan Modayag dan Modayag Barat Sosial Budaya FASSUB

2 Kab. Bolaang Mongondow Timur RDTR Tutuyan dan Kota Bunan Sosial Budaya BIMTEK

3 Kota Manado RDTR Mapanget Bunaken Sosial Budaya BIMTEK

E. PROVINSI GORONTALO (1 RDTR)

1 Kab. Pohuwato RDTR Lemito Sosial Budaya BIMTEK

SEBARAN TARGET LOKASI KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2021

BIMTEK DAN FASSUB KAWASAN SOSIAL BUDAYA DI PULAU SULAWESI

(5)

Kebijakan Penataan Ruang

PP NO. 21 TAHUN 2021

(6)

Penyelenggaraan Penataan Ruang sebagai amanat UU No. 11 Th. 2020 tentang Cipta Kerja

Pasal 13: Penyederhanaan persyaratan dasar perizinan berusaha meliputi

1) Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR);

2) Persetujuan Lingkungan; dan

3) Persetujuan Bangunan Gedung dan Sertifikat Laik Fungsi

Pasal 14: KKPR diberikan sebagai kesesuaian rencana lokasi kegiatan dan/atau usaha dengan RDTR, dengan ketentuan:

Asas UU CK No. 11/2020

Dengan tujuan antara lain untuk peningkatan ekosistem investasi dan

kegiatan berusaha

Pemerintah Daerah yang belum menyusun dan menyediakan RDTR, maka KKPR

diberikan melalui persetujuan dengan asas berjenjang dan komplementer berdasarkan:

Pemerintah Daerah yang sudah menyusun dan menyediakan RDTR

maka KKPR

diberikan melalui konfirmasi

• RTRW Nasional

• RTRW Provinsi

• RTRW

Kabupaten/Kota

• RTR KSN

• RZ KSNT

• RZ KAW

• RTR

Pulau/Kepulauan Pasal 2: UU CK diselenggarakan berdasarkan asas:

1) Pemerataan hak;

2) Kepastian hukum;

3) Kemudahan berusaha;

4) Kebersamaan, dan 5) Kemandirian.

Pasal 6: Peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha meliputi:

a. Penerapan perizinan berusaha berbasis risiko;

b. Penyederhanaan persyaratan dasar Perizinan Berusaha;

c. Penyederhanaan Perizinan Berusaha sektor; dan

d. Penyederhanaan persyaratan investasi.

Pasal 15:

UU CK dan PP No. 21 Tahun 2021 merupakan langkah strategis pemerintah dalam mengatasi permasalahan investasi dan

penciptaan lapangan kerja, yang salah satunya diakibatkan oleh

tumpang tindih pengaturan penataan ruang.

Asas PP No. 21/2021

Pasal 180 ayat (2):

(7)

Ditjen Tata Ruang sedang Menyusun 6 Rancangan Peraturan Menteri sebagai Turunan dari UU No. 11/2020 dan PP No. 21/2021

1 2 3 4 5 6

Rapermen tentang Tata Cara Penyusunan,

Peninjauan Kembali, Revisi dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang

Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan

Rencana Detail Tata Ruang

Rapermen tentang Pedoman

Penyusunan dan Revisi Rencana Tata

Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan,

RTR Kawasan Strategis Nasional

(KSN), dan RDTR Kawasan Perbatasan Negara

(KPN)

Rapermen tentang Pedoman Penyusunan Basis Data dan Penyajian

Peta RTRW Provinsi, Kabupaten, dan Kota, serta Peta

RDTR Kabupaten/Kota

Rapermen tentang Pelaksanaan

Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) dan

Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang (SPPR)

Rapermen tentang Koordinasi Penyelenggaraan

Penataan Ruang

Rapermen tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Penataan

Ruang

(8)

Terobosan Kebijakan terkait

Perencanaan Tata Ruang

(9)

UU CK dan PP No. 21/2021 memandatkan

penyederhanaan(streamlining) hierarki

penataan ruang.

Penghapusan RTR KS Provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk menghindari tumpang tindih antar produk RTR.

Substansi KS tersebut akan diintegrasikan ke dalam RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Penghapusan Ketentuan Penetapan Kawasan Strategis (KS)

Pasal 15 PP No. 21/2021:

(1) Rencana tata ruang wilayah provinsi paling sedikit memuat:

f. kebijakan pengembangan kawasan strategis provinsi Pasal 18 PP No. 21/2021:

(1) Rencana tata ruang wilayah kabupaten paling sedikit memuat:

f. kebijakan pengembangan kawasan strategis kabupaten Pasal 21 PP No. 21/2021:

(1) Rencana tata ruang wilayah kota paling sedikit memuat:

f. kebijakan pengembangan kawasan strategis kota

Terobosan Kebijakan terkait Perencanaan Tata Ruang

Penyederhanaan Produk RTR

(10)

Penataan ruang meliputi

ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang dalam bumi sebagai satu kesatuan

(satu dokumen penataan ruang). Pengelolaan sumber daya ruang laut dan ruang udara diatur dengan UU tersendiri.

PP No. 21 Tahun 2021 telah mengatur pengintegrasian muatan teknis ruang laut menjadi satu produk rencana tata ruang.

Ruang Udara

Ruang Darat

Ruang Dalam Bumi Ruang Laut

Terobosan Kebijakan terkait Perencanaan Tata Ruang

Integrasi Tata Ruang Darat dan Laut

‘One Spatial Planning Policy’

Satu Produk Rencana Tata Ruang

(11)

Terobosan Kebijakan terkait Perencanaan Tata Ruang

Penggunaan Peta Dasar Lainnya Dengan Rekomendasi BIG

Peta Dasar Lainnya

yang telah mendapat Rekomendasi dari BIG Peta Rupabumi Indonesia Dalam rangka

percepatan penyusunan RDTR, daerah yang belum memiliki Peta Rupabumi

Indonesia dapat menggunakan Peta Dasar Lainnya sesuai ketentuan

tingkat ketelitian RTR yang disertai oleh rekomendasi dari Badan Informasi

Geospasial (BIG). • Dengan berlakunya PP No. 21/2021, PP No. 8/2013 tentang Ketelitan Peta Rencana Tata Ruang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

• Contoh peta dasar lainnya: peta dasar pertanahan (yang sesuai dengan ketelitian RTR dan mendapat

(12)

Kebijakan terkait

Penetapan Rencana Detail Tata Ruang

(13)

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KAB/KOTA (I)

Ditetapkan dengan Peraturan Kepala

Daerah Kab/Kota (Bupati/Walikota)

Dituangkan dalam Peta Skala 1:5.000

RDTR Digital wajib diintegrasikan kedalam sistem

OSS

Penyusunan RDTR Kab/Kota

dilaksanakan Pemerintah Kabupaten/

Kota sesuai NSPK yang diatur Permen

Karakteristik

perkotaan Karakteristik perdesaan

Lintas kabupaten

/kota

Mencakup kawasan:

(14)

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 21 TAHUN 2021

TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang

MUATAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN / KOTA

Muatan paling sedikit memuat: Pasal 56 ayat 3

1. Tujuan Penataan Wilayah

Perencanaan 2. Rencana Struktur Ruang 3. Rencana Pola Ruang

4. Ketentuan Pemanfaatan 5. Peraturan Zonasi

(15)

Amanat Muatan Strategis dalam Evaluasi Rencana Tata Ruang

1

KEBIJAKAN STRATEGIS NASIONAL

Informasi mengenai kesesuaian kebijakan yang bersifat strategis nasional yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan (RTRWN, RPJMN, dan Proyek Strategis Nasional). informasi ini dilengkapi dengan jenis, penetapan lokasi, besaran/luasan kebijakan tersebut.

2

RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)

Informasi mengenai luasan keseluruhan RTH, informasi ini dilengkapi dengan besaran/luasan RTH dan penetapan lokasi RTH tersebut.

PERUNTUKAN KAWASAN HUTAN

Informasi SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menetapkan luasan kawasan hutan dan lokasi sebarannya, serta rencana alih fungsi kawasan hutan.

3

LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN (LP2B)

Informasi luasan dan sebaran rencana sawah beririgasi teknis dan non teknis dan luas Sawah beririgasi teknis

4

MITIGASI BENCANA

Informasi data daerah rawan bencana, tipologi bencana, analisis mitigasi bencana antara lain yang meliputi:

1. Pemetaan kawasan lindung dan kawasan budidaya pada kawasan rawan bencana tinggi

2. Peraturan zonasi pada kawasan rawan bencana tinggi

5 6

BATAS DAERAH

Pengintegrasian batas daerah menggunakan batas daerah yang telah ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri

GARIS PANTAI

Pengintegrasian garis pantai menggunakan unsur garis pantai yang termuat dalam peta rupa bumi Indonesia termutakhir dan telah ditetapkan oleh Badan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di Indonesia

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2017 & PERATURAN PEMERINTAH

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2021

7

(16)

Proses Bisnis Penetapan RDTR Kabupaten/Kota

Pemkab/Pemkot bersama Masyarakat, termasuk DPRD

Terobosan Penetapan RDTR dalam UU No.

11/2020 dan PP No.

21/2021

Jangka waktu penyusunan dan

penetapan RDTR dibatasi paling lama 12 bulan, terhitung sejak

pelaksanaan penyusunan RDTR.

Proses evaluasi Kemendagripada penetapan RDTR dihilangkan.

Konsultansi Publik

1

Dari Bupati/Wali Kota kepada Menteri ATR

Pengajuan Persetujuan Substansi

(Surat Permohonan)

2

ATR, Pemprov dan Pemkab/Pemkot, DPRD, dan K/L/D terkait

Pembahasan Lintas Sektor

3

Tahapanpenyusunan dan validasi KLHS, serta rekomendasi BIG dalam penyusunan RDTR tetap ada dan terintegrasi dengan proses penyusunan RDTR.

Menteri ATR (dapat didelegasikan kepada Gubernur)

Penerbitan Persetujuan Substansi

4

Bupati/Walikota

Penetapan Perkada RDTR

5

Mengintegrasikan program/kegiatan sektor, kegiatan yang bersifat

strategis nasional, batas daerah, garis pantai, dan kawasan hutan.

Maks. 20 hari Maks. 1 bulan

*Catatan: Jika tidak diterbitkan hingga batas waktu, maka dokumen yang diajukan oleh Pemda dianggap telah disetujui.

Maks.10 hari kerja

(17)

Jangka Waktu Penetapan RDTR

Percepatan Penetapan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Persetujuan Substansi Terbit

1

bulan

RDTR ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah oleh Bupati/Wali Kota dengan DPRD Kabupaten/Kota

RDTR ditetapkan dengan Peraturan Menteri yang ditindaklanjuti dengan penetapan Perkada RDTR Kabupaten/Kotaoleh Bupati/Wali Kota

Penetapan Peraturan Kepala Daerah (Perkada) RDTR Kabupaten/Kota dilaksanakan paling lama 1 bulan sejak mendapat Persub.

Jika Perkada RDTR Kabupaten/Kota belum ditetapkan paling lama 2 bulan sejak mendapat Persub, maka Menteri menetapkan Peraturan Menteri yang wajib ditindaklanjuti Bupati/Wali Kota dengan penetapan Perkada RDTR

Kabupaten/Kota.

Perkada RDTR Kabupaten/Kota wajib ditetapkan Bupati/Wali

Kota termasuk pengundangan peraturan dalam bentuk

berita daerah oleh sekretaris daerah Kabupaten/Kota paling

lama 15 hari sejak Peraturan Menteri ditetapkan.

(18)

Ketentuan Percepatan Penetapan RTRW dan RDTR

PERMEN

Permen menetapkan Ranperda/

Ranperkada sesuai dengan Persub.

Ketentuan Penetapan RTRW dan RDTR dalam hal Pemerintah Daerah Belum Menetapkan Perda/

Perkada Hingga Jangka Waktu yang Telah Ditetapkan di PP No. 21/2021

Catatan: Permen tetap berlaku sampai dengan Perda/ Perkada diundangkanoleh Pemerintah daerah, untuk menghindari kekosongan hukum.

15 hari

PP No. 12/2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Pasal 37 ayat (4)

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. teguran tertulis;

b. tidak dibayarkan hak keuangan selama 3 (tiga) bulan;

c. tidak dibayarkan hak keuangan selama 6 (enam) bulan;

d. penundaan evaluasi rancangan peraturan daerah;

e. Pengambilalihan kewenangan perizinan;

f. penundaan atau pemotongan dana alokasi umum dan/ atau dana bagi hasil;

g. mengikuti program pembinaan khusus pendalaman bidang pemerintahan;

h. pemberhentian sementara selama 3 (tiga) bulan; dan/atau i. pemberhentian.

Ditindaklanjuti dengan Peraturan

Menteri

PERDA/PERKADA

Perda/Perkada menetapkan muatan Permen yang berlaku.

Catatan: Tidak boleh ada perbedaan antara muatan Perda/Perkad muatan Permen.

Perda/

Perkada

Jika dalam jangka waktu

15 hari

setelah Permen diterbitkan

Perda/Perkada belum diundangkan,

maka

Bupati dan Sekretaris Daerah diberikan Sanksi Administrasi.

Tindak Lanjut

Kementerian ATR/BPN akan menerbitkan Surat Edaran untuk Percepatan Penetapan RTRW dan RDTR.

Penerbitan Permen ATR untuk penetapan RTRW dilakukan apabila dalam jangka waktu 2 bulan sejak SE diterbitkan RTRW belum ditetapkan melalui Perda.

Surat

Edaran

Penerbitan Permen ATR untuk penetapan RDTR dilakukan apabila dalam jangka

waktu 1 bulan sejak SE diterbitkan RDTR belum ditetapkan melalui Perda.

(19)

Ketentuan PK dan Revisi RTR yang Menjadi Kewenangan Daerah

Dari Pemerintah Daerah kepada Menteri ATR

Permohonan Peninjauan Kembali (PK)

Dari Menteri ATR kepada Pemerintah Daerah

Rekomendasi PK

Rekomendasi berupa:

a. RTR yang ada dapat tetap berlaku sesuai masa berlakunya; atau

b. RTR yang ada perlu direvisi

Maks. 1 bulan

Dari Menko Perekonomian kepada Menteri ATR

Rekomendasi PK dan Revisi RTR Akibat

Ketidaksesuaian

Menko Perekonomian menetapkan rekomendasi sesuai ketentuan peraturan per-UU-an, dalam hal terjadi

ketidaksesuaian antara:

a. RTR dengan batas daerah;

Pemerintah Daerah

Revisi RTR

Sesuai prosedur penyusunan dan penetapan RTR

1a

1b

2 3

PK RTR dilakukan1xdalamsetiap periode 5

tahunan.

PK RTR dapat dilakukanlebih dari 1x dalam periode 5 tahunanapabila terjadi perubahan lingkungan strategis berupa:

a. bencana alam skala besar

b. perubahan batas teritorial negara c. perubahan Batas Daerah, atau

d. perubahan kebijakan nasional yang bersifat strategis.

PK Perkada kabupaten/kota tentang RDTR akibat adanya perubahan kebijakan nasional yang bersifat strategisdapat direkomendasikan oleh Forum Penataan Ruangberdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri.

Revisi RTR dilakukan denganmenghormati hak atas tanahsesuai ketentuan peraturan per-UU- an.

Dalam hal revisi RTR mengubah fungsi ruang, perubahan fungsi ruang tidak serta merta mengakibatkan perubahan pemilikan dan

Catatan:

(20)

Surat Dirjen Tata Ruang Untuk Bupati/Wali Kota Dalam Penyiapan 69 Database

RDTR Kabupaten/Kota

(21)

Upaya yang Telah Dilakukan oleh DJTR dalam Peningkatan Kualitas pada Proses Penyusunan Rencana Tata Ruang

Penyiapan 69 Database RDTR oleh Bupati/Wali Kota Utilisasi Real Time Tata Ruang melalui Forum Penataan Ruang Untuk meningkatkan transparansi dalam penyusunan rencana tata ruang, dilakukan utilisasi aplikasi Real Time Tata Ruang oleh Forum

Penataan Ruang. Real Time Tata Ruang saat ini sedang dalam tahap pengembangan.

Untuk meningkatkan kualitas RDTR, Dirjen Tata Ruang telah

memerintahkan Bupati/Wali Kota untuk penyiapan 69 database RDTR, yang dapat bekerja sama dengan ASPI, IAP, dan Kanwil/Kantah BPN

di daerah.

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka pemenuhan operasional RTRW provinsi, maka pada tahun 2014 ini Pemerintah Provinsi SULUT melaksanakan kegiatan penyusunan Studi Awal Rencana Tata Ruang

61. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2009 tentang Pedoman Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang

Hal – hal tersebut yang menjadi latar belakang peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Perkembangan Perumahan Terhadap Rencana Detail Tata Ruang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pentingnya fungsi dari Ruang Terbuka Hijau dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta yang ditetapkan bahwa

Melihat kebutuhan yang ada dan untuk optimalisasi keterbukaan informasi publik secara cepat dan efisien sehingga diharapkan pembuatan aplikasi Rencana Detail Tata Ruang

Keluaran dari pekerjaan Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Timur Tahun 2015-2035 adalah tersusunnya dokumen yang berisi kompilasi data, pengolahan

Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Ampek Nagari (disebut Kawasan Perencanaan) disusun sebagai penjabaran lebih lanjut atau pendalaman materi

1.2 Landasan Hukum Landasan hukum yang digunakan dalam Kegiatan Peninjauan Kembali 1 Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2019-2039 sebagai