Manado, 27 – 28 Mei 2021
PELAKSANAAN BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DAN GORONTALO
Oleh:
Dr. Eko Budi Kurniawan, ST., M.Sc.
Direktur Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah II
Direktorat Jenderal Tata Ruang
Struktur Organisasi
Direktorat Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah II
Direktorat Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan bantuan teknis di bidang pembinaan perencanaan tata ruang daerah dan kawasan tematik, serta fasilitasi pemberian persetujuan substansi perencanaan tata ruang daerah dan kawasan tematik di Wilayah Pulau Nusa Tenggara, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Pulau Maluku, dan Pulau Papua.
TUGAS POKOK
1. Penyiapan perumusan kebijakan dan strategi operasional, rencana dan program di bidang pembinaan perencanaan tata ruang daerah dan kawasan tematik di Wilayah Pulau Nusa Tenggara, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Pulau Maluku, dan Pulau Papua;
2. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis dan program di bidang pembinaan perencanaan tata ruang daerah dan kawasan tematik di Wilayah Pulau Nusa Tenggara, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Pulau Maluku, dan Pulau Papua;
3. Pelaksanaan bimbingan teknis dan bantuan teknis perencanaan tata ruang kepada pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dan pemerintah kota, termasuk pemenuhan standar pelayanan minimum bidang penataan ruang;
4. Fasilitasi pemberian persetujuan substansi perencanaan tata ruang daerah dan kawasan tematik; dan
FUNGSI
KRITERIA KAWASAN EKONOMI
1. Kawasan perkotaan dengan tujuan utama ekonomi 2. Berada di sekitar kawasan
Industri
3. Kawasan Ekonomi Khusus (diluar bidang pariwisata) 4. Kawasan strategis kab/kota
yang memiliki nilai strategis ekonomi (kecuali bidang pariwisata)
KRITERIA KAWASAN SOSIAL BUDAYA
1. Kota pusaka
2. Kawasan pariwisata
3. Lokasi dengan perlindungan nilai adat istiadat dan tradisi budaya bangsa
4. Kawasan heritage/warisan budaya/nilai-nilai bersejarah 5. Kawasan yang memiliki
keutaman pada nilai sosial budaya masyarakat
6. Kawasan strategis kab/kota yang memiliki nilai strategis sosial
KRITERIA KAWASAN DDL 1. Berada pada atau dekat kawasan
lindung
2. Berada pada kawasan rawan bencana tingkat tinggi
3. Berada pada kawasan Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG
4. Berada atau di sekitar kawasan hulu DAS, Kawasan Karst, kawasan Mangrove, taman nasional, kawasan konservasi (cagar alam, suaka alam, 5. Berada di sekitar kawasan tambangdll)
skala besar
6. Kawasan strategis Prov/kab/kota
25 lokasi
P. Kalimantan
6 lokasi
Kep. Maluku
6 lokasi P. Papua
6 lokasi
Kep. Nusa Tenggara
4 lokasi
7 lokasi
Bimtek Fasub
7 lokasi
4 lokasi
SEBARAN TARGET LOKASI KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2021 DI DIREKTORAT BINA PERENCANAAN DAERAH WILAYAH II
Keterangan:
Eko: 9, DDL: 8, Sosbud: 8 Eko: 1, DDL: 2, Sosbud: 1
28 lokasi P. Sulawesi
6 lokasi
Eko: 9, DDL: 9, Sosbud: 10
Eko: 2, DDL: 2, Sosbud: 2 Eko: 2, DDL: 2, Sosbud: 2 Eko: 3, DDL: 2, Sosbud: 2
Eko: 2, DDL: 2, Sosbud: 2 Eko: 2, DDL: 3, Sosbud: 2
Eko: 2, DDL: 2, Sosbud: 2
NO. KABUPATEN/KOTA NAMA RDTR TEMA TARGET A. PROVINSI SULAWESI SELATAN (4 RDTR)
1 Kab. Luwu Utara RDTR Sukamaju Sosial Budaya BIMTEK
2 Kab. Luwu Utara RDTR Malangke Sosial Budaya BIMTEK
3 Kab. Toraja Utara RDTR Kawasan Pariwisata Negeri di Atas Awan Lolai dan Sekitarnya Sosial Budaya FASSUB
4 Kab. Toraja Utara RDTR Kawasan Rantepao Sosial Budaya BIMTEK
B. PROVINSI SULAWESI TENGAH (3 RDTR)
1 Kab. Banggai Kepulauan RDTR Kota Salakan Sosial Budaya BIMTEK
2 Kab. Donggala RDTR Tanantovea dan Labuan Sosial Budaya BIMTEK
3 Kab. Donggala RDTR Kecamatan Sirenja Sosial Budaya BIMTEK
C. PROVINSI SULAWESI TENGGARA (1 RDTR)
1 Kab. Kolaka Timur RDTR Tirawuta Sosial Budaya BIMTEK
D. PROVINSI SULAWESI UTARA (3 RDTR)
1 Kab. Bolaang Mongondow Timur RDTR Kawasan Modayag dan Modayag Barat Sosial Budaya FASSUB
2 Kab. Bolaang Mongondow Timur RDTR Tutuyan dan Kota Bunan Sosial Budaya BIMTEK
3 Kota Manado RDTR Mapanget Bunaken Sosial Budaya BIMTEK
E. PROVINSI GORONTALO (1 RDTR)
1 Kab. Pohuwato RDTR Lemito Sosial Budaya BIMTEK
SEBARAN TARGET LOKASI KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2021
BIMTEK DAN FASSUB KAWASAN SOSIAL BUDAYA DI PULAU SULAWESI
Kebijakan Penataan Ruang
PP NO. 21 TAHUN 2021
Penyelenggaraan Penataan Ruang sebagai amanat UU No. 11 Th. 2020 tentang Cipta Kerja
Pasal 13: Penyederhanaan persyaratan dasar perizinan berusaha meliputi
1) Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR);
2) Persetujuan Lingkungan; dan
3) Persetujuan Bangunan Gedung dan Sertifikat Laik Fungsi
Pasal 14: KKPR diberikan sebagai kesesuaian rencana lokasi kegiatan dan/atau usaha dengan RDTR, dengan ketentuan:
Asas UU CK No. 11/2020
Dengan tujuan antara lain untuk peningkatan ekosistem investasi dan
kegiatan berusaha
Pemerintah Daerah yang belum menyusun dan menyediakan RDTR, maka KKPR
diberikan melalui persetujuan dengan asas berjenjang dan komplementer berdasarkan:
Pemerintah Daerah yang sudah menyusun dan menyediakan RDTR
maka KKPR
diberikan melalui konfirmasi
• RTRW Nasional
• RTRW Provinsi
• RTRW
Kabupaten/Kota
• RTR KSN
• RZ KSNT
• RZ KAW
• RTR
Pulau/Kepulauan Pasal 2: UU CK diselenggarakan berdasarkan asas:
1) Pemerataan hak;
2) Kepastian hukum;
3) Kemudahan berusaha;
4) Kebersamaan, dan 5) Kemandirian.
Pasal 6: Peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha meliputi:
a. Penerapan perizinan berusaha berbasis risiko;
b. Penyederhanaan persyaratan dasar Perizinan Berusaha;
c. Penyederhanaan Perizinan Berusaha sektor; dan
d. Penyederhanaan persyaratan investasi.
Pasal 15:
UU CK dan PP No. 21 Tahun 2021 merupakan langkah strategis pemerintah dalam mengatasi permasalahan investasi dan
penciptaan lapangan kerja, yang salah satunya diakibatkan oleh
tumpang tindih pengaturan penataan ruang.Asas PP No. 21/2021
Pasal 180 ayat (2):
Ditjen Tata Ruang sedang Menyusun 6 Rancangan Peraturan Menteri sebagai Turunan dari UU No. 11/2020 dan PP No. 21/2021
1 2 3 4 5 6
Rapermen tentang Tata Cara Penyusunan,
Peninjauan Kembali, Revisi dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan
Rencana Detail Tata Ruang
Rapermen tentang Pedoman
Penyusunan dan Revisi Rencana Tata
Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan,
RTR Kawasan Strategis Nasional
(KSN), dan RDTR Kawasan Perbatasan Negara
(KPN)
Rapermen tentang Pedoman Penyusunan Basis Data dan Penyajian
Peta RTRW Provinsi, Kabupaten, dan Kota, serta Peta
RDTR Kabupaten/Kota
Rapermen tentang Pelaksanaan
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) dan
Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang (SPPR)
Rapermen tentang Koordinasi Penyelenggaraan
Penataan Ruang
Rapermen tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Penataan
Ruang
Terobosan Kebijakan terkait
Perencanaan Tata Ruang
UU CK dan PP No. 21/2021 memandatkan
penyederhanaan(streamlining) hierarki
penataan ruang.
Penghapusan RTR KS Provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk menghindari tumpang tindih antar produk RTR.
Substansi KS tersebut akan diintegrasikan ke dalam RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Penghapusan Ketentuan Penetapan Kawasan Strategis (KS)
Pasal 15 PP No. 21/2021:
(1) Rencana tata ruang wilayah provinsi paling sedikit memuat:
f. kebijakan pengembangan kawasan strategis provinsi Pasal 18 PP No. 21/2021:
(1) Rencana tata ruang wilayah kabupaten paling sedikit memuat:
f. kebijakan pengembangan kawasan strategis kabupaten Pasal 21 PP No. 21/2021:
(1) Rencana tata ruang wilayah kota paling sedikit memuat:
f. kebijakan pengembangan kawasan strategis kota
Terobosan Kebijakan terkait Perencanaan Tata Ruang
Penyederhanaan Produk RTR
Penataan ruang meliputi
ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang dalam bumi sebagai satu kesatuan(satu dokumen penataan ruang). Pengelolaan sumber daya ruang laut dan ruang udara diatur dengan UU tersendiri.
PP No. 21 Tahun 2021 telah mengatur pengintegrasian muatan teknis ruang laut menjadi satu produk rencana tata ruang.
Ruang Udara
Ruang Darat
Ruang Dalam Bumi Ruang Laut
Terobosan Kebijakan terkait Perencanaan Tata Ruang
Integrasi Tata Ruang Darat dan Laut
‘One Spatial Planning Policy’
Satu Produk Rencana Tata Ruang
Terobosan Kebijakan terkait Perencanaan Tata Ruang
Penggunaan Peta Dasar Lainnya Dengan Rekomendasi BIG
Peta Dasar Lainnya
yang telah mendapat Rekomendasi dari BIG Peta Rupabumi Indonesia Dalam rangka
percepatan penyusunan RDTR, daerah yang belum memiliki Peta Rupabumi
Indonesia dapat menggunakan Peta Dasar Lainnya sesuai ketentuan
tingkat ketelitian RTR yang disertai oleh rekomendasi dari Badan Informasi
Geospasial (BIG). • Dengan berlakunya PP No. 21/2021, PP No. 8/2013 tentang Ketelitan Peta Rencana Tata Ruang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
• Contoh peta dasar lainnya: peta dasar pertanahan (yang sesuai dengan ketelitian RTR dan mendapat
Kebijakan terkait
Penetapan Rencana Detail Tata Ruang
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KAB/KOTA (I)
Ditetapkan dengan Peraturan Kepala
Daerah Kab/Kota (Bupati/Walikota)
Dituangkan dalam Peta Skala 1:5.000
RDTR Digital wajib diintegrasikan kedalam sistem
OSS
Penyusunan RDTR Kab/Kota
dilaksanakan Pemerintah Kabupaten/
Kota sesuai NSPK yang diatur Permen
Karakteristik
perkotaan Karakteristik perdesaan
Lintas kabupaten
/kota
Mencakup kawasan:
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 21 TAHUN 2021
TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
MUATAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN / KOTA
√
Muatan paling sedikit memuat: Pasal 56 ayat 3
1. Tujuan Penataan Wilayah
Perencanaan 2. Rencana Struktur Ruang 3. Rencana Pola Ruang
4. Ketentuan Pemanfaatan 5. Peraturan Zonasi
Amanat Muatan Strategis dalam Evaluasi Rencana Tata Ruang
1
KEBIJAKAN STRATEGIS NASIONAL
Informasi mengenai kesesuaian kebijakan yang bersifat strategis nasional yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan (RTRWN, RPJMN, dan Proyek Strategis Nasional). informasi ini dilengkapi dengan jenis, penetapan lokasi, besaran/luasan kebijakan tersebut.
2
RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
Informasi mengenai luasan keseluruhan RTH, informasi ini dilengkapi dengan besaran/luasan RTH dan penetapan lokasi RTH tersebut.
PERUNTUKAN KAWASAN HUTAN
Informasi SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menetapkan luasan kawasan hutan dan lokasi sebarannya, serta rencana alih fungsi kawasan hutan.
3
LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN (LP2B)
Informasi luasan dan sebaran rencana sawah beririgasi teknis dan non teknis dan luas Sawah beririgasi teknis
4
MITIGASI BENCANA
Informasi data daerah rawan bencana, tipologi bencana, analisis mitigasi bencana antara lain yang meliputi:
1. Pemetaan kawasan lindung dan kawasan budidaya pada kawasan rawan bencana tinggi
2. Peraturan zonasi pada kawasan rawan bencana tinggi
5 6
BATAS DAERAH
Pengintegrasian batas daerah menggunakan batas daerah yang telah ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri
GARIS PANTAI
Pengintegrasian garis pantai menggunakan unsur garis pantai yang termuat dalam peta rupa bumi Indonesia termutakhir dan telah ditetapkan oleh Badan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di Indonesia
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2017 & PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2021
7
Proses Bisnis Penetapan RDTR Kabupaten/Kota
Pemkab/Pemkot bersama Masyarakat, termasuk DPRD
Terobosan Penetapan RDTR dalam UU No.
11/2020 dan PP No.
21/2021
Jangka waktu penyusunan dan
penetapan RDTR dibatasi paling lama 12 bulan, terhitung sejak
pelaksanaan penyusunan RDTR.
Proses evaluasi Kemendagripada penetapan RDTR dihilangkan.
Konsultansi Publik
1
Dari Bupati/Wali Kota kepada Menteri ATR
Pengajuan Persetujuan Substansi
(Surat Permohonan)
2
ATR, Pemprov dan Pemkab/Pemkot, DPRD, dan K/L/D terkait
Pembahasan Lintas Sektor
3
Tahapanpenyusunan dan validasi KLHS, serta rekomendasi BIG dalam penyusunan RDTR tetap ada dan terintegrasi dengan proses penyusunan RDTR.
Menteri ATR (dapat didelegasikan kepada Gubernur)
Penerbitan Persetujuan Substansi
4
Bupati/Walikota
Penetapan Perkada RDTR
5
Mengintegrasikan program/kegiatan sektor, kegiatan yang bersifat
strategis nasional, batas daerah, garis pantai, dan kawasan hutan.
Maks. 20 hari Maks. 1 bulan
*Catatan: Jika tidak diterbitkan hingga batas waktu, maka dokumen yang diajukan oleh Pemda dianggap telah disetujui.
Maks.10 hari kerja
Jangka Waktu Penetapan RDTR
Percepatan Penetapan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Persetujuan Substansi Terbit
1
bulan
RDTR ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah oleh Bupati/Wali Kota dengan DPRD Kabupaten/Kota
RDTR ditetapkan dengan Peraturan Menteri yang ditindaklanjuti dengan penetapan Perkada RDTR Kabupaten/Kotaoleh Bupati/Wali Kota
Penetapan Peraturan Kepala Daerah (Perkada) RDTR Kabupaten/Kota dilaksanakan paling lama 1 bulan sejak mendapat Persub.
Jika Perkada RDTR Kabupaten/Kota belum ditetapkan paling lama 2 bulan sejak mendapat Persub, maka Menteri menetapkan Peraturan Menteri yang wajib ditindaklanjuti Bupati/Wali Kota dengan penetapan Perkada RDTR
Kabupaten/Kota.
Perkada RDTR Kabupaten/Kota wajib ditetapkan Bupati/Wali
Kota termasuk pengundangan peraturan dalam bentuk
berita daerah oleh sekretaris daerah Kabupaten/Kota paling
lama 15 hari sejak Peraturan Menteri ditetapkan.
Ketentuan Percepatan Penetapan RTRW dan RDTR
PERMEN
Permen menetapkan Ranperda/
Ranperkada sesuai dengan Persub.
Ketentuan Penetapan RTRW dan RDTR dalam hal Pemerintah Daerah Belum Menetapkan Perda/
Perkada Hingga Jangka Waktu yang Telah Ditetapkan di PP No. 21/2021
Catatan: Permen tetap berlaku sampai dengan Perda/ Perkada diundangkanoleh Pemerintah daerah, untuk menghindari kekosongan hukum.
15 hari
PP No. 12/2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Pasal 37 ayat (4)
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. teguran tertulis;
b. tidak dibayarkan hak keuangan selama 3 (tiga) bulan;
c. tidak dibayarkan hak keuangan selama 6 (enam) bulan;
d. penundaan evaluasi rancangan peraturan daerah;
e. Pengambilalihan kewenangan perizinan;
f. penundaan atau pemotongan dana alokasi umum dan/ atau dana bagi hasil;
g. mengikuti program pembinaan khusus pendalaman bidang pemerintahan;
h. pemberhentian sementara selama 3 (tiga) bulan; dan/atau i. pemberhentian.
Ditindaklanjuti dengan Peraturan
Menteri
PERDA/PERKADA
Perda/Perkada menetapkan muatan Permen yang berlaku.
Catatan: Tidak boleh ada perbedaan antara muatan Perda/Perkad muatan Permen.
Perda/
Perkada
Jika dalam jangka waktu
15 hari
setelah Permen diterbitkanPerda/Perkada belum diundangkan,
makaBupati dan Sekretaris Daerah diberikan Sanksi Administrasi.
Tindak Lanjut
Kementerian ATR/BPN akan menerbitkan Surat Edaran untuk Percepatan Penetapan RTRW dan RDTR.
Penerbitan Permen ATR untuk penetapan RTRW dilakukan apabila dalam jangka waktu 2 bulan sejak SE diterbitkan RTRW belum ditetapkan melalui Perda.
Surat
Edaran
Penerbitan Permen ATR untuk penetapan RDTR dilakukan apabila dalam jangka
waktu 1 bulan sejak SE diterbitkan RDTR belum ditetapkan melalui Perda.
Ketentuan PK dan Revisi RTR yang Menjadi Kewenangan Daerah
Dari Pemerintah Daerah kepada Menteri ATR
Permohonan Peninjauan Kembali (PK)
Dari Menteri ATR kepada Pemerintah Daerah
Rekomendasi PK
Rekomendasi berupa:
a. RTR yang ada dapat tetap berlaku sesuai masa berlakunya; atau
b. RTR yang ada perlu direvisi
Maks. 1 bulan
Dari Menko Perekonomian kepada Menteri ATR
Rekomendasi PK dan Revisi RTR Akibat
Ketidaksesuaian
Menko Perekonomian menetapkan rekomendasi sesuai ketentuan peraturan per-UU-an, dalam hal terjadi
ketidaksesuaian antara:
a. RTR dengan batas daerah;
Pemerintah Daerah
Revisi RTR
Sesuai prosedur penyusunan dan penetapan RTR
1a
1b
2 3
PK RTR dilakukan1xdalamsetiap periode 5tahunan.
PK RTR dapat dilakukanlebih dari 1x dalam periode 5 tahunanapabila terjadi perubahan lingkungan strategis berupa:
a. bencana alam skala besar
b. perubahan batas teritorial negara c. perubahan Batas Daerah, atau
d. perubahan kebijakan nasional yang bersifat strategis.
PK Perkada kabupaten/kota tentang RDTR akibat adanya perubahan kebijakan nasional yang bersifat strategisdapat direkomendasikan oleh Forum Penataan Ruangberdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri.
Revisi RTR dilakukan denganmenghormati hak atas tanahsesuai ketentuan peraturan per-UU- an.
Dalam hal revisi RTR mengubah fungsi ruang, perubahan fungsi ruang tidak serta merta mengakibatkan perubahan pemilikan dan
Catatan:
Surat Dirjen Tata Ruang Untuk Bupati/Wali Kota Dalam Penyiapan 69 Database
RDTR Kabupaten/Kota
Upaya yang Telah Dilakukan oleh DJTR dalam Peningkatan Kualitas pada Proses Penyusunan Rencana Tata Ruang
Penyiapan 69 Database RDTR oleh Bupati/Wali Kota Utilisasi Real Time Tata Ruang melalui Forum Penataan Ruang Untuk meningkatkan transparansi dalam penyusunan rencana tata ruang, dilakukan utilisasi aplikasi Real Time Tata Ruang oleh Forum
Penataan Ruang. Real Time Tata Ruang saat ini sedang dalam tahap pengembangan.
Untuk meningkatkan kualitas RDTR, Dirjen Tata Ruang telah
memerintahkan Bupati/Wali Kota untuk penyiapan 69 database RDTR, yang dapat bekerja sama dengan ASPI, IAP, dan Kanwil/Kantah BPN
di daerah.