• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya

N/A
N/A
Tiksna Apta Samoda

Academic year: 2024

Membagikan " Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya 01.02.3-T1-4 Ruang Kolaborasi

Nama anggota kelompok 8 :

1. Alisa Andari (23102460672)

2. Marlinda Putri (23102460689) 3. Ria Setyawati Utami Sinaga (23102460640) 1. Kasus I

Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda hendak menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat mencari nilai rata-rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah yang telah Anda siapkan.

Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu mengerjakannya dengan benar.

a. Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?

b. Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.

Jawaban:

a. Menurut saya, peserta didik dapat menyelesaikan soal pada percobaan kedua karena sebelumnya telah diberikan contoh penyelesaian. Dalam percobaan soal kedua ini sama seperti yang sebelumnya hal ini dinamakan pengulangan. Peserta didik sudah mengetahui langkah-langkah penyelesaiannya sehingga pada percobaan kedua peserta didik sudah mengetahui langkahnya. Hal tersebut didukung dengan salah satu teori

(2)

belajar yaitu teori behavioristik yang cirinya adalah terdapat pengulangan dalam pembelajaran.

b. Metode pembelajaran behavioristik ini dapat diterapkan pada peserta didik yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa dan membutuhkan adanya pengulangan serta pembiasaan. Hal ini sesuai dengan teori belajar behavioristik yang menjelaskan bahwa metode tersebut dapat diterapkan pada peserta didik yang masih pada tahap menirudan membutuhkan bentuk-bentuk penghargaan langsung.

2. Kasus II

Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap peserta didik menyelesaikan tantang belajarnya.

a. Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai dengan tahapan perkembangan usia?

b. Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.

Jawaban :

Berikut adalah beberapa hal yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai dengan tahapan perkembangan usia:

1. Menggunakan media dan metode pembelajaran yang sesuai dengan usia dan perkembangan peserta didik.

2. Memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih dan praktik. Memberikan umpan balik yang positif dan membangun.

3. Mengembangkan lingkungan belajar yang menyenangkan dan kondusif.

Alasan:

Peserta didik kelas 1 SD masih dalam tahap perkembangan usia yang sangat awal. Mereka belum memiliki kemampuan berpikir abstrak secara penuh. Oleh karena itu, media dan metode pembelajaran yang digunakan haruslah sesuai dengan usia dan perkembangan peserta didik.

Pemberian banyak kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih dan praktik juga penting untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan berhitung. Umpan balik yang positif dan membangun juga dapat membantu peserta didik untuk termotivasi belajar.

Lingkungan belajar yang menyenangkan dan kondusif juga penting untuk mendukung proses belajar peserta didik.

(3)

Teori yang berkaitan: Teori perkembangan kognitif Piaget Penjelasan:

Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, peserta didik kelas 1 SD berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini, peserta didik mulai mampu berpikir secara logis, tetapi masih terbatas pada hal-hal yang dapat mereka amati dan rasakan secara langsung.

3. Kasus III

Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks deskripsi pada peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit yang ada di Ibu Kota. Dengan memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba untuk memberikan contoh berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas di Bali.

a. Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai?

Mengapa demikian?

b. Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.

Jawaban :

a. Menurut saya pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai. Made mengaitkan materi pembelajaran dengan lingkungan tempat tinggal peserta didik. Dengan menerangkan, mengaitkan materi, serta memberikan contoh nyata dalam kehidupan di wilayah tempat tinggal, dapat membantu peserta didik untuk lebih mudah dalam memahami materi.

b. Prinsip yang Made gunakan dalam kasus tersebut adalah mengaitkan materi dengan lingkungan tempat tinggal peserta didik. Hal ini sejalan dengan teori belajar kontruktivisme yang dikenalkan oleh Vygotsky, dimana dalam teori ini belajar merupakan interaksi sosial antara individu dengan lingkungannya. Mengaitkan materi dan memberikan contoh nyata

(4)

dalam kehidupan di wilayah tempat tinggal, dapat membantu peserta didik untuk lebih mudah dalam memahami materi.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kesalahan pembacaan disebabkan peserta didik yang tidak mengerjakan soal dan tidak membaca soal dengan baik sebanyak 29,81%, kesalahan komprehensi disebabkan

Dengan kesalahan pembacaan disebabkan peserta didik yang tidak mengerjakan soal dan tidak membaca soal dengan baik sebanyak 29,81%, kesalahan komprehensi disebabkan

Indikator merangkum mendapat persentase paling tinggi pada soal pre-test yaitu 85,29%, hal tersebut dikarenakan peserta didik sudah terbiasa membuat ringkasan informasi

Penilaian dilakukan berdasarkan seberapa cepat peserta didik mengerjakan soal dan seberapa banyak soal yang ia kerjakan dengan benar (konfirmasi), 13) Guru

(i) Nilai lapor peserta didik disekolah tiap semester Langkah-langkah penerimaan calon peserta didik yang telah dijelaskan di atas merupukan kegiatan rutin yang dilakukan

Berdasarkan analisis lembar jawaban peserta didik, diketahui pada soal yang juga dikategorikan soal pemecahan masalah peserta didik mengalami kesulitan dalam membuat situasi

Penilaian dilakukan berdasarkan seberapa cepat peserta didik mengerjakan soal dan seberapa banyak soal yang ia kerjakan dengan benar (konfirmasi), 13) Guru

Selain itu, penggunaan metode pembelajaran yang hanya mengandalkan pendekatan satu arah, di mana guru lebih dominan dalam menyampaikan materi, juga menjadi faktor yang mempengaruhi