TOPIK 1
RUANG KOLABORASI
Nama : Zuhdiana Ulil Albab
NIM : 23101960155
Kelas : IPA B
Tugas 1.1 Memberikan Tanggapan terhadap Kasus di Ruang Kelas
Bacalah kasus-kasus berikut ini. Lalu, jawablah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan berdiskusi bersama kelompok. Gunakan bekal pengetahuan anda mengenai konsep yang telah dipelajari untuk memberikan jawaban yang informatif dan solutif.
1. Kasus I
Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda hendak menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat mencari nilai rata-rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah yang telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu mengerjakannya dengan benar.
•
Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
•
Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas dapat diterapkan?
Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Jawab:
Menurut saya peserta didik mampu mengerjakan soal pada percobaan kedua adalah karena langkah-langkah yang diajarkan oleh guru sangat jelas sehingga peserta didik dapat menangkap pembelajaran dengan baik dan paham tentang cara pengerjaan soal yang diberikan, selain itu hal tersebut dapat terjadi karena peserta didik sudah terbiasa berlatih seperti itu Bersama gurunya dan sudah memiliki gambaran tentang langkah-lagkah pengerjaan soal tersebut. Sehingga, mereka sudah ter-mindset dalam diri. Metode yang dapat diterapkan pada pembelajaran tersebut adalah metode latihan soal dan penugasan.
2. Kasus II
Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa berhitung dengan lancar.
Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap peserta didik menyelesaikan tantang belajarnya.
•
Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai dengan tahapan perkembangan usia?
•
Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Jawab:
Menurut saya, yang bisa Rina lakukan untuk membantu peserta didik dalam menyelesaikan tantangannya yaitu
konsep berhitung adalah dengan mencoba mengenal terlebih dahulu karakter setiap siswa dan juga menggali
lebih jauh lagi menyangkut gaya belajar anak. Tentunya hal pertama yang dapat Rina lakukan adalah berbaur
sesering mungkin, berkomunikasi secara intens setiap harinya di sekolah. Hal tersebut bertujuan untuk
▸ Baca selengkapnya: ruang kolaborasi topik 1 pembelajaran berdiferensiasi
(2)memudahkan Rina menentukan metode pembelajaran yang tepat. Setiap anak pasti memiliki pola belajar sendiri- sendiri ada yang dominan dengan cara audio-visual, ada yang cukup dengan penjelasan dan lain sebagainya.
Sehingga untuk membantu siswanya Rina harus menjelaskan dengan mencoba cara pertama jika tidak berhasil bisa dicoba dengan cara selanjutnya yang pastinya berkaitan dengan observasi karakteristik anak di awal tadi.
Saya menyarankan hal tersebut karena masa perkembangan anak SD masih dalam kategori bermain. Sehingga pendekatan dengan mengenal karakter sangat dibutuhkan. Anak masih suka gaya belajar yang dramatic dengan kata lain bermain peran. Belajar sambil bermain masih menonjol di tahap ini. Jadi, guru dituntut untuk pintar dan peka di berbagai situasi dan kondisi sehingga anak tidak muda bosan. Metode pengajaran ini terdiferensiasi dengan teori behavioristic yang berarti
teori belajar yang berfokus pada perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil dari proses pembelajaran. Perubahan perilaku peserta didik disebabkan oleh adanya interaksi antara stimulus dan respon.Selain itu juga melibatkan teori kognitif dan humanistic. Teori kognitif yang berarti teori yang mementingkan proses belajar daripada hasilnya. Teori ini menyatakan bahwa pada proses belajar, seseorang tidak hanya cenderung pada hubungan antara stimulus dan respon, melainkan juga bagaimana perilaku seseorang dalam mencapai tujuan belajarnya.
Pada hal ini guru mementingkan proses pengenalan karakteristik siswa untuk menyelesaikan tantangan siswa dimana nantinya berkaitan juga dengan teori humanistic. Teori humanistic ini bersifat lebih membebaskan siswa dimana guru tidak memaksa anak, tidak membebani anak dengan tujuan yang ambis, guru menjadi pengarah anak terhadap potensinya dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat.
Menggunakan Pendekatan Konkret dan Visual:
Alasan: Anak-anak di usia kelas 1 SD umumnya masih dalam tahap perkembangan operasi konkret. Mereka membutuhkan pemahaman yang konkret dan visual untuk memahami konsep-konsep matematika.
Teori yang Terkait: Teori perkembangan kognitif Piaget menyatakan bahwa anak-anak di usia ini lebih cenderung memahami konsep-konsep melalui pengalaman konkret.
Bermain Peran dan Aktivitas Bermain:
Alasan: Anak-anak di usia ini belajar dengan bermain dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Menerapkan permainan dan aktivitas yang relevan dengan matematika dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan bermakna.
Teori yang Terkait: Teori belajar melalui bermain (play-based learning) mendukung pendekatan ini. Anak-anak belajar dengan mencoba peran dan berinteraksi dengan lingkungan mereka.
Berfokus pada Pembelajaran Bersama:
Alasan: Kolaborasi dan pembelajaran bersama dapat membantu anak-anak saling mendukung dan memecahkan masalah bersama. Ini menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran sosial dan kognitif.
Teori yang Terkait: Teori konstruktivisme sosial Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran.
Zona perkembangan proksimal mengacu pada apa yang dapat dipelajari anak dengan bantuan orang dewasa atau teman sebaya.
Memberikan Dukungan Individual:
Alasan: Setiap anak memiliki tingkat perkembangan yang berbeda. Rina dapat memberikan dukungan individual kepada peserta didik yang memerlukannya, sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.
Teori yang Terkait: Teori diferensiasi instruksional menekankan pentingnya menyesuaikan metode dan materi pembelajaran dengan kebutuhan individu siswa.
Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran yang Sesuai:
Alasan: Teknologi, permainan matematika, atau alat bantu visual dapat digunakan untuk membuat materi lebih menarik dan mudah dimengerti oleh anak-anak.
▸ Baca selengkapnya: ruang kolaborasi topik 2 filosofi pendidikan indonesia
(3)Teori yang Terkait: Integrasi teknologi dalam pendidikan, bersama dengan teori belajar berbasis teknologi, dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman anak-anak.
Dengan menerapkan pendekatan-pendekatan ini, Rina dapat membantu peserta didiknya mengatasi tantangan belajar matematika mereka sambil memperhatikan tahapan perkembangan usia dan teori-teori yang relevan. Pendekatan yang sesuai akan membantu menciptakan pengalaman pembelajaran yang positif dan efektif bagi siswa-siswa kelas 1 SD tersebut.
3. Kasus III
Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks deskripsi pada peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit yang ada di Ibu Kota. Dengan memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba untuk memberikan contoh berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas di Bali.
•
Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai? Mengapa demikian?
Menurut saya pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai karena sebagai guru yang paling utama adalah mengetahui konsep dan capaian pembelajaran yang akan diajarkan sehingga tahu mana konteks materi yang sedang diajarkan. Dengan Made menggunakan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas asli Bali artinya Made menggunakan dua konteks. Yang pertama ingin memberikan contoh yang lebih dekat dengan kebudayaan setempat atau melokal sehingga anak lebih enak menangkap konsep materinya. Selain dengan mengenalkan kebudayaan dan pariwisata lokal di daerahnya sendiri Made tetap mempertahankan konteksnya pelajarannya (tidak menghilangkan tujuan pembelajaran dan konsep materi yang diajarkan).
•