• Tidak ada hasil yang ditemukan

kendala dan Pengalokasian Dana JKN di FKTP

N/A
N/A
muhammad amin azhari

Academic year: 2024

Membagikan "kendala dan Pengalokasian Dana JKN di FKTP"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat Halaman 1 PEMANFAATAN, FORMULASI PERHITUNGAN DAN SISA DANA KAPITASI

PADA DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) BAGI PENYELENGGARA JASA PELAYANAN KESEHATAN PADA FASILITAS

KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP)

http://www.jkn.kemkes.go.id/detailberita.php?id=62

1. Pendahuluan

Sejak Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mulai diberlakukan pertanggal 1 Januari 2014, banyak sekali pro dan kontra bermunculan di media baik dari keluhan pasien, dokter klinik dan RS, dalam pelaksanaannya masih banyak terdapat kendala mulai dari pelayanan, mutu dan pembiayaan1. Saat ini BPJS Kesehatan menyediakan dana pelayanan kesehatan untuk peserta sejumlah 182 juta jiwa sekitar Rp80 triliun. Dan sekitar Rp13 triliun diantaranya berupa dana kapitasi untuk FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama), dan sekitar 75% dari total dana kapitasi tersebut diperuntukkan bagi Puskesmas (sekitar Rp.

9,75 triliun). Jumlah Puskesmas saat ini 9.500 unit, dan mencakup lebih dari 50% dari total FKTP 18.000 unit yang ikut kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Dari angka diatas, Puskesmas mendapatkan porsi terbesar dari dana kapitasi, karena cakupan pesertanya paling banyak (semua PBI 92,4 juta jiwa masuk Puskesmas), dan tentu juga peserta lainnya diluar PBI.2

1 https://www.kompasiana.com/hidayatullahnahimunkar/571ef6c50ab0bd3707abafe3/ketidakjelasan-pembagian- dana-kapitasi-jasa-pelayanan;

2http://www.jurnalsocialsecurity.com/news/efektifitas-dana-kapitasi-di-puskesmas.html

(2)

BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat Halaman 2 Pada awal diluncurkannya Program Jaminan Kesehatan Nasional, belum diatur tentang bagaimana memanfaatkan dana kapitasi tersebut. Maka sempat terjadi kebingungan untuk menggunakan dana kapitasi, khususnya di Puskesmas yang merupakan sarana milik Pemerintah. Baru kemudian di tanggal 21 April 2014, Pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi pada FKTP milik Pemda. Diperinci kemudian dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 19 Tahun 2014 yang terbit tanggal 24 April 2014 dan diundangkan pada 2 Mei 2014. Terakhir, Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 19 Tahun 2014 tersebut telah dicabut dan dinyatakan tidak belaku lagi dengan diganti oleh Permenkes Nomor 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah3.

Inti dari Perpres Nomor 32 Tahun 2014 adalah memberikan kemudahan agar BPJS Kesehatan menyalurkan dana kapitasi langsung ke Puskesmas melalui rekening Bendahara Kapitasi untuk dapat langsung melakukan pembayaran pelayanan JKN di Puskesmas.

Sedangkan Poin penting permenkes tersebut terkait besaran jasa pelayanan yang dialokasikan sekurang-kurangnya 60% dari dana kapitasi. Selisih dana kapitasi dengan pelayanan JKN digunakan untuk operasional, antara lain untuk laboratorium sederhana, belanja obat dan bahan medis habis pakai, dan alkes yang dibutuhkan.

Dalam Permenkes Nomor 21 Tahun 2016 mengatur tentang penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional pada FKTP milik pemerintah daerah ditujukan bagi FKTP milik pemerintah daerah yang belum menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)4.

2. Permasalahan

Berdasarkan kondisi tersebut diatas, permasalahan yang akan diangkat dalam tulisan hukum ini adalah:

3http://www.jurnalsocialsecurity.com/news/efektifitas-dana-kapitasi-di-puskesmas.html

4Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, Pasal 2;

(3)

BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat Halaman 3 1. Bagaimanakah pemanfaatan Dana Kapitasi JKN bagi Penyelenggara Jasa Pelayanan Kesehatan pada FKTP serta Formulasi Perhitungan Pembagian Dana Kapitasi Bagi Jasa Pelayanan Kesehatan pada FKTP?

2. Bagaimanakah pemanfaatan sisa dana kapitasi?

3. Pembahasan

Dana Kapitasi adalah besaran pembayaran per bulan yang dibayar dimuka kepada FKTP berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.5

Pengaturan penggunaan Dana Kapitasi JKN untuk jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional pada FKTP milik pemerintah daerah ditujukan bagi FKTP milik pemerintah daerah yang belum menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah.6

a. Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN

Dana Kapitasi yang diterima oleh FKTP dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dimanfaatkan seluruhnya untuk:

a) Pembayaran jasa pelayanan kesehatan:7

1. Alokasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan untuk tiap FKTP ditetapkan sekurang-kurangnya 60% (enam puluh persen) dari penerimaan Dana Kapitasi.8 2. Besaran alokasi ditetapkan setiap tahun dengan Keputusan Kepala Daerah atas

usulan Kepala SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan tunjangan yang telah diterima dari Pemerintah Daerah, kegiatan operasional pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai target kinerja

5Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, Pasal 1 angka 3;

6 Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah., Pasal 2;

7 Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, Pasal 3 ayat 1;

8 Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, Pasal 3 ayat 2;

(4)

BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat Halaman 4 di bidang pelayanan kesehatan dan kebutuhan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.9

3. Alokasi Dana Kapitasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan dimanfaatkan untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan bagi tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang melakukan pelayanan pada FKTP.10

4. Tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan meliputi Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, dan pegawai tidak tetap, yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.11 Pembagian jasa pelayanan kesehatan kepada tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan ditetapkan dengan mempertimbangkan variabel: 12

a. jenis ketenagaan dan/atau jabatan; dan

Variabel jenis ketenagaan dan/atau jabatan, dinilai sebagai berikut: 13 1) tenaga medis, diberi nilai 150 (seratus lima puluh);

2) tenaga apoteker atau tenaga profesi keperawatan (Ners), diberi nilai 100 (seratus);

3) tenaga kesehatan paling rendah S1/D4, diberi nilai 80 (delapan puluh);

4) tenaga kesehatan D3, diberi nilai 60 (enam puluh);

5) Tenaga non kesehatan paling rendah D3, atau asisten tenaga kesehatan, diberi nilai 50 (lima puluh); dan

6) tenaga non kesehatan di bawah D3, diberi nilai 25 (dua puluh lima).

9 Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, Pasal 3 ayat 4 ;

10Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah,Pasal 4 ayat (1);

11Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, Pasal.4 ayat (2);

12Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, Pasal.4 ayat (3);

13Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, Pasal.4 ayat (4);

(5)

BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat Halaman 5 Untuk tenaga-tenaga tersebut yang merangkap tugas administratif, diberi nilai sebagai berikut: 14

1) tambahan nilai 100 (seratus), untuk tenaga yang merangkap tugas sebagai kepala FKTP;

2) tambahan nilai 50 (lima puluh), untuk tenaga yang merangkap tugas sebagai bendahara Dana Kapitasi JKN; dan

3) tambahan nilai 30 (tiga puluh), untuk tenaga yang merangkap tugas sebagai Kepala Tata Usaha atau penanggung jawab penatausahaan keuangan.

Sedangkan tenaga-tenaga yang merangkap tugas sebagai penanggung jawab program atau yang setara, diberi tambahan nilai 10 (sepuluh) untuk setiap program atau yang setara. 15

Untuk masa kerja, juga diperhitungkan dalam variabel jenis ketenagaan yaitu:16

1) 5 (lima) tahun sampai dengan 10 (sepuluh) tahun, diberi tambahan nilai 5 (lima);

2) 11 (sebelas) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun, diberi tambahan nilai 10 (sepuluh);

3) 16 (enam belas) tahun sampai dengan 20 (dua puluh) tahun, diberi tambahan nilai 15 (lima belas);

4) 21 (dua puluh satu) tahun sampai dengan 25 (dua puluh lima) tahun, diberi tambahan nilai 20 (dua puluh); dan

5) lebih dari 25 (dua puluh lima) tahun, diberi tambahan nilai 25 (dua puluh lima).

b. kehadiran.

14Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, Pasal.4 ayat (5);

15Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah,Pasal 4 ayat (6);

16Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, Pasal.4 ayat (7);

(6)

BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat Halaman 6 Variabel kehadiran sebagaimana dinilai sebagai berikut:17

1) hadir setiap hari kerja, diberi nilai 1 (satu) poin per hari; dan

2) terlambat hadir atau pulang sebelum waktunya yang diakumulasi sampai dengan 7 (tujuh) jam, dikurangi 1 (satu) poin.

3) Ketidakhadiran karena sakit dan/atau penugasan kedinasan oleh pejabat yang berwenang paling banyak 3 (tiga) hari kerja tetap diberikan nilai sebagaimana dimaksud angka 1.

b) biaya operasional pelayanan kesehatan.

1. alokasi untuk pembayaran dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan ditetapkan sebesar selisih dari besar Dana Kapitasi dikurangi dengan besar alokasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan.18

2. alokasi Dana Kapitasi untuk pembayaran dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan dimanfaatkan untuk:

1. biaya obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai: 19

Pengadaan obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai, dan pengadaan barang/jasa yang terkait dengan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya dapat dilakukan oleh SKPD dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pengadaan tersebut harus mempertimbangkan ketersediaan yang dialokasikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah dan harus berpedoman pada formularium nasional. Dalam hal obat dan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan tidak tercantum dalam formularium nasional, dapat menggunakan obat lain termasuk obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka secara terbatas, dengan persetujuan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

2. biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya.20

17Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah., Pasal.4 ayat (8) dan (9);

18Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah,Pasal 3 ayat (3);

19Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah., Pasal.5 ayat (1) huruf a, ayat (3) s.d (6);

20Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah., Pasal.5 ayat (2);

(7)

BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat Halaman 7 biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya, meliputi:

1) belanja barang operasional, terdiri atas:

a. pelayanan kesehatan dalam gedung;

b. pelayanan kesehatan luar gedung;

c. operasional dan pemeliharaan kendaraan puskesmas keliling d. bahan cetak atau alat tulis kantor;

e. administrasi, koordinasi program, dan sistem informasi;

f. peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan; dan/atau g. pemeliharaan sarana dan prasarana.

2) belanja modal untuk sarana dan prasarana yang pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Besaran alokasi ditetapkan setiap tahun dengan Keputusan Kepala Daerah atas usulan Kepala SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan tunjangan yang telah diterima dari Pemerintah Daerah, kegiatan operasional pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai target kinerja di bidang pelayanan kesehatan dan kebutuhan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.21

b. Pemanfaatan Sisa Dana Kapitasi

a) Pendapatan Dana Kapitasi yang tidak digunakan seluruhnya pada tahun anggaran berkenaan, sisa Dana Kapitasi dimanfaatkan untuk tahun anggaran berikutnya.22 b) Dalam hal sisa Dana Kapitasi berasal dari dana dukungan biaya operasional

pelayanan kesehatan maka pemanfatannya hanya dapat digunakan untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan.23

c) Dalam hal sisa Dana Kapitasi sebagaimana berasal dari dana jasa pelayanan kesehatan maka pemanfatannya hanya dapat digunakan untuk jasa pelayanan.24

21Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, Pasal 3 ayat (4);

22Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah., Pasal 7 ayat (1);

23Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, Pasal 7 ayat (2);

24Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah., Pasal 7 ayat (3);

(8)

BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat Halaman 8 d) Pemanfaatan sisa Dana Kapitasi harus dimasukkan dalam rencana pendapatan dan belanja Dana Kapitasi JKN yang dianggarkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.25

4. Penutup

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dana Kapitasi adalah besaran pembayaran per bulan yang dibayar dimuka kepada FKTP berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan;

2. Dana Kapitasi yang diterima oleh FKTP dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dimanfaatkan seluruhnya untuk Pembayaran jasa pelayanan kesehatan dan biaya operasional pelayanan kesehatan.

3. Pendapatan Dana Kapitasi yang tidak digunakan seluruhnya pada tahun anggaran berkenaan, sisa Dana Kapitasi dimanfaatkan untuk tahun anggaran berikutnya. Dalam hal sisa Dana Kapitasi berasal dari dana dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan maka pemanfatannya hanya dapat digunakan untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan sedangkan dalam hal sisa Dana Kapitasi sebagaimana berasal dari dana jasa pelayanan kesehatan maka pemanfatannya hanya dapat digunakan untuk jasa pelayanan.

BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat

25Permenkes No. 21 Tahun 2016 Tengtang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, Pasal 8;

(9)

BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat Halaman 9 DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi pada FKTP milik Pemda;

2. Permenkes Nomor 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah;

3. https://www.kompasiana.com/hidayatullahnahimunkar/571ef6c50ab0bd370 7abafe3/ketidakjelasan-pembagian-dana-kapitasi-jasa-pelayanan;

4. http://www.jurnalsocialsecurity.com/news/efektifitas-dana-kapitasi-di- puskesmas.html.

Penulis:

Tim UJDIH BPK Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019

Disclaimer:

Seluruh informasi yang disediakan dalam Tulisan Hukum adalah bersifat umum dan disediakan untuk tujuan pemberian informasi hukum semata dan bukan merupakan pendapat instansi

Referensi

Dokumen terkait

Mengevaluasi kelayakan Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berdasarkan aspek

tarif kapitasi dalam program JKN dengan kepuasan kerja dokter praktik BPJS.. Kesehatan di Kota Semarang ( p value

Dalam skripsi ini penulis membahas mengenai perlindungan hukum pasien peserta JKN BPJS Kesehatan dengan mengangkat beberapa permasalahan yaitu bagaimana prosedur pelaksanaan

Dalam skripsi ini penulis membahas mengenai perlindungan hukum pasien peserta JKN BPJS Kesehatan dengan mengangkat beberapa permasalahan yaitu bagaimana prosedur pelaksanaan

pengelolaannya belum ada petunjuk Teknis yang diterbitkan oleh pemerintah Daerah Kabupaten Parigi Moutong untuk pengelolaan dana kapitasi JKN pada FKTP

Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Milik

Dana kapitasi yang didistribusikan oleh BPJS kepada jasa pelayanan kesehatan adalah pemberi pelayanan kesehatan di FKTP menerima penghasilan tetap per peserta,

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 tentang Penggunaan Dana Kapitasi JKN untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional pada FKTP Milik Pemerintah