• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Laterit dan Karet Ban dalam sebagai Agregat Halus pada Campuran Beton Ringan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pemanfaatan Laterit dan Karet Ban dalam sebagai Agregat Halus pada Campuran Beton Ringan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

20

BAB 3

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian 3.1

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.

Gambar 3. 1 Peta Wilayah Kota Samarinda Lokasi universitas Muhammadiyah

KalimantanTimur

(2)

Jenis Penelitian 3.2

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dimana motode ini digunakan pada pengujian. Jenis batu laterit dan karet ban sebagai agregat halus dengan 4 variabel : 0%, 5%, 10%, 15% . Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan dimulai dari persiapan material, pemeriksaan dan pengujian bahan uji, perhitungan rencana benda uji, pembuatan benda uji, dan terakhir pengujian benda uji

Bahan dan Alat 3.3

3.3.1 Bahan yang digunakan

Pada penelitian ini terdapat beberapa bahan penunjang yang digunakan yaitu:

1. Semen Portland

2. Agregat Halus menggunakan pasir palu dan ban dalam bekas 3. Agregat kasar batu laterit

4. Air

3.3.2 Alat yang digunakan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini mulai dari awal pennyusunan beton hingga tahap akhir pengujian kuat tekan pada benda uji adalah sebagai berikut:

1. Timbangan digital

Gambar 3. 2 Timbangan Digital

(3)

2. Satu set saringan

Gambar 3. 3 Satu Set Saringan 3. Alat getar

Gambar 3. 4 Alat Getar 4. Piknometer

Gambar 3. 5 Piknometer

(4)

5. Loyang

Gambar 3. 6 Loyang 6. Sekop

Gambar 3. 7 Sekop 7. Oven

Gambar 3. 8 Oven

(5)

8. Timbangan

Gambar 3. 9 Timbangan 9. Mesin molen

Gambar 3. 10 Mesin Molen 10. Gerobak dorong

Gambar 3. 11 Gerobak Dorong

(6)

11. Alat slump test

Gambar 3. 12 Alat Slump Test 12. Cetakan silinder

Gambar 3. 13 Cetakan Silinder 13. Mesin uji tekan hancur

Gambar 3. 14 Mesin Uji Tekan

(7)

Persiapan Penelitian 3.4

Tahap persiapan dimulai dari menyiapkan seluruh material yang digunakan dengan cara dipisahkan sesuai dengan jenisnya, ditimbang sesuai dengan mix design agar mempermudah dalam tahap – tahap pembuatan campuran beton serta agar material tidak tercampur dengan bahan – bahan yang lain sehingga tidak mempengaruhi kualitas material.

Pelaksanaan Penelitian 3.5

3.5.1 Pembuatan Agregat Halus

Alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan agregat dari karet ban dalam bekas sebagai campuran agregat halus pada pembuatan beton ringan, yaitu:

1. Alat

Gunting digunakan untuk memotong karet ban dalam karena ban dalam memiliki ketebalan yang tipis sehingga penggunaan gunting mempermudah untuk melakukan pemotongan.

2. Bahan

Karet ban dalam meruapakan bahan yang digunakan pada penelitian ini sebagai agregat halus campuran beton ringan.

Prosedur pembuatan agregat halus dari karet ban dalam bekas sebagai berikut:

1. Persiapkan alat dan bahan

Gambar 3. 15 Karet Ban Dalam

(8)

2. Ambil karet ban yang masih utuh kemudian belah menjadi dua bagian.

Gambar 3. 16 Karet Ban Dalam Yang Telah Dibelah

3. Karet ban yang telah dibelah kemudian kemudian dipotong memanjang.

Gambar 3. 17 Memotong Karet Ban Dalam

(9)

4. Setelah karet ban dalam dipotong memanjang kemudian dilanjutkan dengan motong berbentuk kotak kecil sekiranya lolos saringan 4,75.

Gambar 3. 18 Agregat Halus Karet Ban Dalam 3.5.2 Pembuatan Agregat Kasar Batu Laterit

Alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan agregat dari batu laterit sebagai campuran agregat kasar pada pembuatan beton ringan, yaitu:

1. Alat

a. Palu digunakan untuk memecahkan batu laterit yang berukuran besar.

b. Ember digunakan sebagai alat untuk menampung batu laterit yang telah dipecahkan.

c. Sekop digunakan untuk mengambil batu laterit.

d. Gerobak dorong digunakan untuk mengangkut laterit.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini menggunakan batu laterit sebagai agregat kasar.

Prosedur pembuatan agregat kasar dari batu laterit sebagai berikut:

a. persiapkan alat dan bahan

b. ambil batu laterit yang berukuran besar

c. kemudian dipukul menggunakan palu menjadi ukuran yang kecil

d. setelah pecahan batu yang berukuran kecil terkumpul kemudian batu diayak menggunakan saringan no 19.

e. Setelah lolos ayakan no 19 batu siap digunakan sebagai agregat kasar campuran beton.

(10)

3.5.3 Perencanaan Campuran Beton (Mix Design)

Perencanaan mix design menggunakan SNI 03 2834 2000 di dalam melakukan perancangan mix design hal pertama yang dilakukan adalah menentukan seluruh material yang akan digunakan semen PCC, Air, agregat kasar menggunakan laterit ,agregat halus pasir palu dan campuran Ban dalam bekas.

Menggunakan nilai Fas sebesar 0,640, kuat tekan rencana (MPa) pada umur 28 hari yaitu 20 MPa,dan slump yang digunakan 60-180 mm.

3.5.4 Pengujian Berat Jenis Material

Sebelum membuat campuran beton (mix Design) terlebih dahulu berat jenis suatu material yang ingin digunakan dalam campuran beton harus diketahui berat jenisnya, pada proses pengujian ini mencakup tahapan yaitu mulai dari pencucian agregat, menimbang berat SSD, berat kering , berat jenis semu dan penyerapan air untuk mendapatkan nilai berat jenis menggunakan rumus (SNI-1970:2008) sebagai berikut :

a. Berat jenis curah (kondisi jenuh kering permukaan ) 𝑆

(B + S + D) b. Berat jenis kering

A (B + S + D) c. Berat jenis semu

A (𝐵 + 𝐴 − 𝐵) d. Penyerapan air

[𝑆 − 𝐴

𝐴 ] × 100%

Dimana :

A = adalah berat benda uji kering oven (gram) B = adalah berat piknometer yang berisi air (gram)

C = adalah berat piknometer dengan benda uji dan air sampai batas pembacaan (gram)

D = adalah berat piknometer (gram)

S = adalah berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan (gram )

(11)

3.5.5 Langkah Pembuatan Benda Uji

Pembuatan benda uji menggunakan cetakan silinder sama halnya membuat beton pada umumnya yaitu dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.

Setiap Prosentase hanya didapat 3 benda uji. Adapun langkah-langkah pembuatan benda uji sebagai berikut:

1. Mempersiapkan peralatan yang digunakan pada pembuatan benda uji, yaitu:

a. Sekop digunakan untuk mengambil agregat.

b. Gerobak dorong digunakan untuk membawah agregat.

c. Timbangan digunakan untuk menimbang agregat.

d. Ember alat yang digunakan sebagai wadah untuk menaruh material.

e. Molen digunakan untuk mencampur agregat dan bahan pengikat.

f. Oli berfungsi agar beton mudah dilepaskan dari silinder.

g. Cetakan silinder digunakan sebagai cetakan untuk membuat beton.

h. Kerucut Abrams digunakan pada saat Uji Slump.

i. Besi rojokan alat yang digunakan untuk merojok campuran beton pada silinder, hal ini berfungsi agar tidak ada udara yang terjebak pada benda uji

j. Palu karet digunakan supaya campuran beton dalam silinder dapat merata.

2. Mempersiapkan bahan campuran (semen, agregat halus, agregat kasar laterit, agregat kasar limbah ban) disesuaikan dengan mix design yang telah direncanakan.

3. Cetakan silinder diolesi dengan oli mnggunakan kuas.

4. Nyalakan mesin molen

5. Setelah mesin molen menyala bahan agregat dan semen dimasukkan

6. Setelah agregat dan semen sudah tercampur kemudian air dimasukkan sedikit demi sedikit.

7. tunggu campuran hingga merata atau homogen.

8. Sebelum campuran beton dituang ke dalam cetakan, uji slump dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui Worktability betonnya.

9. Setelah uji Slump dilakukan dan didapat nilai sesuai dengan nilai Slump yang digunakan maka siap campuran beton siap untuk dicetak.

(12)

3.5.6 Pembuatan Benda Uji

Benda uji dibuat menggunakan cetakan berbentuk silinder dengan sisi berukuran 15 cm dan tinggi 30 cm yang berjumlah 60 buah. Proses pembuatan benda uji ditunjukkan dengan gambar pada lampiran.

3.5.7 Pengujian Slump

Sebelum dituang kedalam cetakan adonan beton dilakukan uji Slump terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat konsistensi atau tingkat kualitas campuran beton.

3.5.8 Perawatan Beton (Curing)

Setelah pelepasan benda uji dari cetakan kemudian dilanjutkan dengan proses selanjutnya yaitu perawatan atau perendaman benda uji menggunakan air normal sesuai umur rencana benda uji. Perawatan beton dibuat dan dilakukan perawatan sesuai standar SNI dilakukan saat beton sudah mulai mengeras dengan tujuan menjaga kelembaban/suhu dan agar beton tidak cepat kehilangan air sehingga dapat mencapai mutu beton dengan perendaman 3, 7, 14, 21 dan 28 hari.

3.5.9 Pengujian Berat Jenis Beton Ringan

Sebelum masuk proses pengujian kuat tekan beton terlebih dahulu ditimbang menggunakan alat timbangan guna mengetahui berat beton yang dihasilkan dalam penggunaan material berupa laterit dan Ban dalam bekas. Karena syarat beton ringan harus memiliki berat < 1850 kg/m3

3.5.10 Pengujian Kuat Tekan beton

Setelah perendaman dan pengujian berat beton berakhir, selanjutnya dilakukan proses pengujian kuat tekan beton terhadap benda uji dengan umur yang sudah ditentukan. Pengujian kuat tekan menggunakan ASTM Standar Test Method For Compressive Strenght of Cylindrical Concrete Specimens (ASTM-C39/C39M- 18,2018)

(13)

Tabel 3. 1 Jumlah Variasi Sampel Pengujian Beton No Variasi Campuran

Beton

Jangka Waktu

3 Hari 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28 Hari 1 Beton Normal 3 Buah 3 Buah 3 Buah 3 Buah 3 Buah 2 Beton Persentase

5% 3 Buah 3 Buah 3 Buah 3 Buah 3 Buah 3 Beton Persentase

10% 3 Buah 3 Buah 3 Buah 3 Buah 3 Buah 4 Beton Persentase

15% 3 Buah 3 Buah 3 Buah 3 Buah 3 Buah Pengumpulan Data

3.6

Pengumpulan data didapat dari hasil pengujian pemeriksaan kuat tekan dan pengujian berat beton ringan dengan menggunakan benda uji, serta menggunakan data dari hasil studi dan penelitian sebelumnya serta media maupun informasi yang berkaitan dengan penelitian tersebut

Analisa Data 3.7

Data yang dihasilkan merupakan hasil dari penelitian pengujian di laboratorium yaitu berat jenis material, berat beton ringan, pengujian slump dan pengujian kuat tekan beton. Hasil dari pengolahan akan dilampirkan dalam bentuk diagram dan tabel dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excel dan kemudian disimpulkan secara deskriptif.

(14)

Bagan Alur Penelitian 3.8

Gambar 3. 19 Bagan Alur Penelitian

mulai persiapan dan studi

literatur

pemeriksaan/pengujian bahan (material) pengujian berat jenis materil (laterit, Ban dalam

bekas , dan pasir)

perencanaan campuran beton : menggunakan mix desain SNI 03-2834-2000

Pengujian Slump test dengan spesifikasi 60-180 mm

pembuatan benda uji dengan cetakan silinder ukuran 15 cm x 30 cm

perawatan (curing)/perendaman menggunakan air

pengujian berat beton ringan

pengujian kuat tekan beton ringan menurut (ASTM-C39/C39M-18,2018)

analisa data hasil pengujian

selesai

Referensi

Dokumen terkait

iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMANFAATAN LATERIT DAN KARET BAN DALAM SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN BETON RINGAN Utilization of Laterite and Inner Tire Rubber as Fine Aggregate

Berdasarkan uraian dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang batu laterit sebagai agregat kasar dalam campuran beton normal, maka penulis tertarik untuk meneliti