• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Batu Laterit dan Limbah Spons Eva (Ethylene-Vinyl Acetate) Coating sebagai Agregat Kasar dalam Campuran Beton Ringan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pemanfaatan Batu Laterit dan Limbah Spons Eva (Ethylene-Vinyl Acetate) Coating sebagai Agregat Kasar dalam Campuran Beton Ringan"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan

Batasan Masalah

Manfaaat Penelitian

Luaran

Keaslian Penelitian

Tinjauan pustaka

  • Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Siahaan (2020) dengan judul “Pemanfaatan Styrofoam Sebagai Pengganti Sebagian Agregat Kasar Terhadap Nilai Kuat Tekan dan Kuat Tarik Beton Ringan” Styrofoam termasuk dalam kategori polimer sintetik dengan berat molekul tinggi. Batuan laterit banyak dijumpai salah satunya di Kecamatan Palaran Kota Samarinda sehingga belum dimanfaatkan secara optimal sehingga akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengubahnya menjadi agregat kasar pada campuran beton ringan. Material Lokal Laterit Simpang Pasir Kecamatan Palaran Kota Samarinda sebagai agregat kasar pada campuran beton konvensional.

Bedanya dengan peneliti ini adalah bahan styrofoam tidak dilapisi, tujuannya untuk meningkatkan kuat tekan beton ringan. Penggunaan styrofoam sebagai pengganti sebagian agregat kasar pada kuat tekan dan nilai kuat tarik sama dengan beton ringan.

Tabel 2.1 Perbandingan  Judul Jurnal Dan
Tabel 2.1 Perbandingan Judul Jurnal Dan

Dasar Teori

  • Beton Ringan
  • Sifat-sifat Beton
  • Kelebihan dan kekuirangan

Batu Laterit Kalimantan merupakan tanah yang mengeras hingga menyerupai batuan akibat pengendapan zat-zat seperti nikel dan besi. Berdasarkan hasil tersebut maka batu laterit dapat dimanfaatkan untuk keperluan sebagai berikut : Pembuatan beton “paving block” lapisan beton ringan, batu bata ringan, batu laterit banyak digunakan oleh masyarakat kalimantan khususnya di kalimantan timur sebagai lapisan permukaan jalan, yang mana murah dan juga cukup kuat untuk menyalip kendaraan besar sekalipun. . Daya tahan adalah kemampuan beton untuk menahan kondisi lingkungan seperti cuaca, serangan kimia dan abrasi tanpa kerusakan berarti selama masa pakainya.

Fleksibilitas merupakan komposisi semen yang menunjukkan sifat material yang ulet, tidak seperti sifat getas pada beton konvensional. Workability adalah derajat kemampuan kerja beton dalam pencampuran, pengadukan, penuangan dan pemadatan tanpa mengurangi homogenitas beton dan tanpa mengalami pendarahan (pemisahan) yang berlebihan untuk mencapai kekuatan beton yang diinginkan.

Komposisi Beton

  • Semen Portland
  • Agregat
  • Batu laterit
  • Spons Eva
  • Pasir
  • Air

Ada dua proses dalam pembuatannya yaitu “kering dan basah”, dimana batu kapur merupakan bahan baku utama semen portland (Irwan, Bina Marga, 2013-hlm. 11-12). Semen Portland yang banyak beredar di pasaran adalah semen Portland komposit (PC) dan semen Portland pozzolan (PCC). Agregat kasar yang sering disebut kerikil adalah agregat yang lolos saringan lebih dari 4,75 mm.

Air tidak boleh mengandung garam yang dapat merusak beton (asam, zat organik, dll) lebih dari 15 gram/liter. Penggunaan air pada campuran beton dapat mempengaruhi kemampuan kerja beton pada saat pencampuran, kelangsungan reaksi dengan semen portland sehingga tetap mempertahankan kekuatan dari waktu ke waktu, besarnya penyusutan pada beton dan kehati-hatian campuran beton untuk menjamin pengerasan yang baik.

Tabel 2. 2 Susunan Unsur Semen Portland
Tabel 2. 2 Susunan Unsur Semen Portland

Perencanaan campuran (mix desain)

  • Perhitungan proporsi campuran

Air yang baik untuk pembuatan beton sekurang-kurangnya memenuhi syarat untuk dijadikan air minum, yaitu manis, tidak berbau, dan keruh. Xi = kuat tekan beton ringan yang diperoleh dari setiap benda uji X = rata-rata kuat tekan beton sesuai rumus. N = banyaknya nilai hasil yang diambil minimal 30, setiap nilai diambil rata-rata dari 2 benda uji yang dibuat dari sampel beton umur 28 hari yang sama.

Agregat ringan dipilih berdasarkan kuat tekan atau berat curah beton ringan yang dibutuhkan, sehingga hasil perhitungan jumlah fraksi agregat kasar memberikan nilai : 0,35, nf, 0,5. Jika data mengenai kekuatan hancur agregat kasar ringan tidak tersedia sebagai perkiraan, data dari uji laboratorium dapat digunakan.

Tabel 2. 3 Jenis Agregat Ringan
Tabel 2. 3 Jenis Agregat Ringan

Pengujian material

Perencanaan Campuran Beton (Mix Desain)

Pengujian Slump

Perawatan (curing) beton

3 Perkiraan berat isi beton yang dipadatkan basah. senyawa pengawet), Anda juga dapat menutupi beton dengan kantong basah, yang merupakan salah satu perawatan lingkungan sekitar. Berdasarkan SNI, berat beton diuji dengan menggunakan cetakan yang telah ditentukan mengacu pada benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm.

Pengujian Kuat Tekan Beton

Tipe Pola Keruntuhan Pada Benda Uji

  • Lokasi Penelitian
  • Jenis Penelitian
  • Prosedur Penelitian Laboratorium
  • Bahan dan Peralatan
    • Bahan Penelitian
    • Pembuatan agregat kasar spon EVA di coating
  • Pengujian Berat Jenis Material
  • Perencanaan Campuran Beton (Mix Desaign)
  • Pengujian slump
    • Langkah pembuatan Benda Uji
  • Perawatan (Curing) Beton
  • Pengujian Berat Beton Ringan
  • Pengujian Kuat tekan Beton
  • Analisa Data
  • Bagan Alur Penelitian

Agregat kasar yang digunakan adalah limbah spons EVA dan sebelum dibuat spons dipotong kecil-kecil seperti terlihat pada Gambar 3.3. Setelah dilakukan pengujian perendaman dan berat titik-titik beton, maka dilakukan proses pengujian kuat tekan beton pada benda uji dengan umur yang telah ditentukan. Pelaksanaan penelitian dimulai dari pencarian bahan, pembuatan pelapis, pengujian kemerosotan, perawatan benda uji hingga pengujian kuat tekan benda uji.

“Proses pengujian kuat tekan beton ringan sebanyak 60 buah mengacu pada metode SNI pengujian kuat tekan beton dengan benda uji berbentuk silinder.” Hasil dari melakukan pengujian di laboratorium terdapat 4 jenis benda uji yang masing-masing mempunyai persentase yang berbeda-beda pada setiap benda uji, yaitu: 1. Setelah pekerjaan terakhir selesai, untuk setiap lokasi pengujian, masing-masing benda uji direndam sesuai dengan kadar airnya. kehidupan yang direncanakan.

Hasil uji kuat tekan benda uji yang dilakukan pada saat penelitian laboratorium adalah uji kuat tekan beton silinder ukuran 15 cm x 30 cm dengan menggunakan mesin kuat tekan laboratorium Teknik Sipil. Dan dari keempat benda uji, kuat tekan rata-rata (0% tanpa spon penutup eva, spon penutup eva 40%, spon penutup eva 50%, dan spon penutup eva 60%) pada gambar di atas menunjukkan grafik pertumbuhan terus menerus, dan diperoleh di atas Rata-rata persentase kuat tekan beton meningkat karena pelapis spons Eva merupakan bahan tambahan untuk produksi beton ringan. Dari gambar di atas terlihat jelas bahwa material agregat kasar spons pelapis EVA terpisah dari semen yang dilapisi.

Kuat tekan beton menggunakan laterit sebagai agregat kasar dan pasir mahakam sebagai agregat halus. Persentase Umur Berat Soal Tes (kg) Berat Isi (kg/m3) Rata-rata Persentase Usia Berat Soal Tes (kg) Berat Isi (kg/m3) Rata-rata Persentase Usia Berat Soal Tes (kg) Berat Isi (kg/m3) Rata-rata.

Gambar 3. 2 Bahan Semen Porland Tonasa 2.   Agregat halus (pasir) palu
Gambar 3. 2 Bahan Semen Porland Tonasa 2. Agregat halus (pasir) palu

Proses Penelitian

Pada tahap awal atau pertama proses penelitian, terlebih dahulu dikumpulkan bahan penelitian utama yaitu spons EVA yang diperoleh di (Jl. Setelah menemukan lokasi dimana bahan penelitian berada, lanjutkan membersihkan spons EVA dengan air hingga bersih. Lalu setelah bersih, potong spon EVA menjadi kecil - kecil jika lolos ayakan ukuran 19, maka spon EVA siap untuk dilapisi hanya dengan semen dan air serta dijemur.

Setelah bahan diolah, dilakukan pemeriksaan terhadap peralatan dan perlengkapan produksi dan pengujian benda uji yang akan dilaksanakan. Proses penelitian tahap kedua adalah produksi spons EVA dalam pelapisan yang dilakukan di depan laboratorium. Pembuatan spon EVA lapis dengan semen secukupnya, air secukupnya untuk membuat spon EVA lapis.

Setelah semen dan air tercampur rata, spons EVA dimasukkan ke dalam adonan semen dan segera diaduk hingga spons EVA tercampur dengan semen. Proses perlakuan atau curing dilakukan selama 3 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari perendaman, dengan menggunakan spons EVA pada setiap perendaman pada suhu ruangan antara 20 hingga 30°C, total dilakukan 60 kali pengujian beton. spesimen, 15 untuk persentase 0% tanpa spons dan 45 untuk penggunaan spons EVA.

Pemeriksaan Bahan Beton

Pengujian air pada penelitian ini dilakukan sesuai standar laboratorium yang berlaku melalui observasi visual. Air yang digunakan memenuhi persyaratan saat ini dan jernih serta tidak berbau, sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini. Pengujian kondisi semen dilakukan untuk memastikan kondisi semen itu sendiri dengan cara pengamatan visual yaitu pengamatan langsung terhadap kondisi kemasan semen.

Keadaan kemasan masih utuh dan tidak sobek atau terbuka, keadaan kemasan kering dan tidak basah, serta keadaan kemasan semen masih longgar dan tidak tertekan, hal ini dapat dilakukan dengan cara memijat kemasan semen. Kondisi semen sangat penting pada saat pengujian atau pembuatan benda uji, sehingga kondisi material semen harus dalam keadaan baik dan tidak mengeras. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semen yang digunakan masih dalam kondisi baik, tidak mengeras dan tidak mengeras.

Dalam kondisi ini semen dikategorikan dalam kondisi baik dan dapat digunakan untuk bahan uji penelitian. Waktu pengikatan semen pada campuran uji bahan semen terdapat dua kali, yaitu waktu pengikatan semen awal, waktu pengikatan akhir, dan pengujian konsistensi semen.

Hasil Pengujian Agregat Kasar Spons EVA coating

Hasil Pengujian Agregat Kasar Batu Laterit

Hasil Pengujian Agregat Halus

  • Berat Jenis Pasir
  • Kadar lumpur

Graviti tentu pukal 3.3163 Graviti permukaan tepu 2.5510.

Tabel hasil pengamatan uji berat jenis pasir
Tabel hasil pengamatan uji berat jenis pasir

Hasil pengujian air

Hasil Perencanaan Campuran Beton (Mix Desaign)

Pembuatan Benda Uji

Pengujian (Slump Test)

Perawatan Benda Uji

Pengujian Kuat Tekan

Data Hasil Berat Isi Beton

Berdasarkan tabel diatas terlihat hasil pengujian berat jenis beton ringan dengan campuran agregat kasar (EVA paving sponge) sebesar 40% dan rata-rata berat jenis tertinggi diperoleh pada hari ke 28 yaitu 1981,913 kg/cm². Berdasarkan hasil diatas maka pengujian berat satuan beton ringan mengalami peningkatan terus menerus dari 3 hari menjadi 28 hari dan mencapai rata-rata berat satuan tertinggi pada hari ke 28 yaitu 1983,172. Dapat dilihat pada tabel di atas, rata-rata berat curah merupakan persentase spons EVA 60% yang memberikan kestabilan dari 3 hari hingga 28 hari, serta memperoleh rendemen rata-rata tertinggi sebesar 2048,910 kg/cm².

Kesimpulannya terlihat dari hasil uji bobot konten dan 60% mengalami peningkatan yang stabil, semakin tinggi persentasenya maka peningkatannya terlihat pada gambar di atas. Dan hasil yang paling tinggi untuk berat jenis beton ringan adalah persentase 0%, karena persentase 0% tidak menggunakan tambahan campuran agregat kasar (spon pelapis eva), sehingga sifat agregat kasar (batu laterit) lebih besar. daripada agregat kasar (spons pelapis eva).

Tabel 4. 13 Hasil berat isi presentase 40%
Tabel 4. 13 Hasil berat isi presentase 40%

Data Hasil Uji Kuat Tekan Beton

Hasil Tabel 4.17 menunjukkan bahwa hasil pengujian spons 40% setelah umur 28 hari dapat dilihat pada tabel diatas dimana spons agregat kasar 40% mempunyai kuat tekan rata-rata sebesar 12,350 Mpa. Hasil Tabel 4.17 menunjukkan bahwa hasil pengujian spons 40% pada umur 28 hari dapat dilihat pada tabel diatas, dimana agregat kasar spons 40% mempunyai kuat tekan rata-rata sebesar 12,350 Mpa pada umur 28 hari, sedangkan pada umur 3 hari. tahun sampai 28 hari mengalami peningkatan kuat tekan yang stabil, rata-rata dapat dilihat pada Gambar 4.10. Dari hasil Tabel 4.18 terlihat hasil pengujian spons 50% umur 28 hari mencapai kuat tekan rata-rata sebesar 12,731 MPa, sedangkan pada umur 14 hari hingga 21 hari kuat tekannya meningkat menjadi 1,823 MPa.

Tabel 4. 17 Hasil uji kuat tekan beton presentase 0%
Tabel 4. 17 Hasil uji kuat tekan beton presentase 0%

Jenis Pola Keruntuhan

Jenis Pola Kehancuran Belah Dua

Dan terlihat spons EVA sudah tidak tercampur lagi dengan semen karena semen sudah tercampur dengan campuran beton. Apabila melakukan penelitian untuk keperluan pembuatan beton ringan, disarankan untuk menggunakan agregat jenis EVA Coating Sponge dengan persentase dibawah 40% untuk mengisi beton ringan tersebut. Pada saat pembuatan beton uji disarankan untuk mengemasnya secara merata agar beton tidak menjadi keropos/berongga.

Pengaruh penambahan kaca pecah sebagai bahan pengganti agregat halus dan penambahan serat optik terhadap kuat tekan beton fiber. Kajian kuat tekan dan berat jenis mortar untuk dinding panel dengan membandingkan penggunaan pasir Bangka dan pasir Baturaja dengan penambahan bahan pembusa dan silika fume. Siregar, dkk, (2022) Pemanfaatan Material Lokal Laterit Simpang Pasir Kecamatan Palaran Kota Samarinda Sebagai Agregat Kasar pada Campuran Beton Normal, Jurnal.

Penggunaan styrofoam sebagai pengganti sebagian agregat kasar terhadap nilai kuat tekan dan kuat belah beton ringan.

Gambar

Tabel 2. 2 Susunan Unsur Semen Portland
Tabel 2. 3 Jenis Agregat Ringan
Gambar 2. 1 Grafik Hubungan Antara Kuat Tekan Dan Faktor Air Semen  Selanjutnya menghitung kebutuhan semen dengan menggunakan rumus :
Gambar 2. 2 Grafik Persentase Pasir Terhadap Kadar Total Agregat  Dengan  penggunaan  jumlah  air  205  liter/m 3  dan  berat  jenis  agregat  gabungan 2,51 nilai ini di dapat dari(40% x 2,473 (Berat Jenis Agregat Halus)) +  (60%  x  2,53(Berat  Jenis  Agr
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu jenis material yang akan digunakan pada penelitian ini adalah batu laterite dan limbah spons Eva, Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yang di lakukan di