• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Batu Laterit dan Limbah Spons Eva (Ethylene-Vinyl Acetate) Coating sebagai Agregat Kasar dalam Campuran Beton Ringan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pemanfaatan Batu Laterit dan Limbah Spons Eva (Ethylene-Vinyl Acetate) Coating sebagai Agregat Kasar dalam Campuran Beton Ringan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI (MANUSCRIPT)

PEMANFAATAN BATU LATERIT DAN LIMBAH SPONS EVA (ETHYLENE-VINYL ACETATE) COATING

SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM CAMPURAN BETON RINGAN UTILIZATION OF LATERITE STONE AND EVA SPONGE WASTE COATING (ETHYLENE-VINYL ACETATE) AS COARSE AGGREGATE IN

LIGHTWEIGHT CONCRETE MIXTURE

Aris Budi Prsetyo¹, Adde Currie Siregar²

DISUSUN OLEH :

ARIS BUDI PRASETYO 1811102443014

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR 2023

(2)

Naskah Publikasi (Manuscript)

Pemanfaatan Batu Laterit dan Limbah Spons Eva (Ethylene-Vinyl Acetate) Coating sebagai Agregat Kasar dalam Campuran Beton Ringan

Utilization of Laterite Stone and Eva Sponge Waste Coating (Ethylene-Vinyl Acetate) as Coarse Aggregate in Lightweight Concrete Mixture

Aris Budi Prsetyo¹, Adde Currie Siregar²

Disusun Oleh :

Aris Budi Prasetyo 1811102443014

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR 2023

(3)
(4)
(5)

Pemanfaatan Batu Laterit Dan Limbah Spons EVA (ETHYLENE- VINYL ACETATE) Coating Sebagai Agregat kasar Dalam

Campuran Beton Ringan

Aris Budi Prasetyo1, Adde Currie Siregar2, Muhammad Noor Asnan3, Rusandi Noor4 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah

Kalimantan Timur Jl. Ir. H. Juanda No.15 Email ; acs150@umkt.ac.id

INTISARI

Kebutuhan beton ringan dalam berbagai konstruksi modern meningkat sangat cepat. Berat jenisnya yang lebih kecil sehingga dapat mengurangi berat sendiri elemen struktur yang mengakibatkan kebutuhan dimensi tampang melintang menjadi lebih kecil. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh persentase perbandinagn nilai Spons EVA Coating terhadap Slump Spons EVA Coating terhadap kuat tekan, Spons EVA Coating terhadap berat jenis dan mengetahui nilai Spons EVA Coating yang dapat memenuhi kriteria beton ringan. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen. Dengan perbedaan Spons EVA 40%, 50%, 60%. Benda uji beton dalam 1 meter kubik dengan faktor air semen 40% dibutuhkan material sebanyak batu laterite 7,306 (kg) pasir 13,540 (kg) semen 6,111 (kg) air 3,910 (liter) dan spons EVA 0,979 (kg). Dengan faktor air semen 50% dibutuhkan material sebanyak batu laterit 6,088 (kg) pasir 13,540 (kg) semen 6,111 (kg) air 3,910 (liter) dan spons EVA 1,224 (kg). Dengan faktor air semen 60% dibutuhkan material sebanyak batu laterit 4,871 (kg/) pasir 13,540 (kg) semen 6,111 (kg) air 3,910 (liter) dan spons EVA 1,469 (kg). Analisis data dari hasil penelitian ini adalah dengan metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif adalah cara analisis dengan mendeskripsikan atau menggambarkan hasil data yang telah terkumpul pada penelitian tersebut. Dalam penelitian ini setiap data membuat benda 3 uji, masing-masing benda uji berukuran 15 cm x 30 cm.

(6)

ABSTRACT

The need for lightweight concrete in various modern constructions is increasing very rapidly. The specific gravity is smaller so that it can reduce the self-weight of the structural elements which results in the need for a smaller cross- sectional dimension. The purpose of this study was to determine the effect of the percentage comparison of EVA Coating Sponge values on EVA Coating Sponge Slump on compressive strength, EVA Coating Sponges on specific gravity and determine the value of EVA Coating Sponges that can meet the criteria of lightweight concrete. This research was conducted by experimental method. With a difference of 40%, 50%, 60% EVA Sponge. Concrete test specimens in 1 cubic meter with a water-cement factor of 40% required material as much as laterite stone 7.306 (kg) sand 13.540 (kg) cement 6.111 (kg) water 3.910 (liters) and EVA sponge 0.979 (kg). With a water cement factor of 50%, it takes as much material as laterite stone 6.088 (kg) sand 13.540 (kg) cement 6.111 (kg) water 3.910 (liters) and EVA sponge 1.224 (kg). With a water-cement factor of 60%, it takes as much material as laterite stone 4.871 (kg/) sand 13.540 (kg) cement 6.111 (kg) water 3.910 (liters) and EVA sponge 1.469 (kg). Data analysis from the results of this study is a quantitative descriptive method. Quantitative descriptive method is a way of analysis by describing or describing the results of the data that has been collected in the research. In this study each data made 3 test objects, each test object measuring 15 cm x 30 cm.

(7)

PENDAHULUAN

Salah satu bahan bangunan yaitu beton menjadi pilihan favorit masyarakat selama ini. Selain itu material beton juga memiliki kelemahan yang biasa digunakan di masyarakat yaitu berat per meter kubik sehingga sangat mempengaruhi bangunan itu sendiri. Hasil dari berat bangunan dipengaruhi oleh berat jenis beton. Penggunaan beton ringan merupakan salah satu cara untuk mengurangi berat bangunan. Massa berat beton dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu beton ringan, beton biasa, dan beton mutu tinggi. Jika digunakan untuk membuat beton ringan, bahannya harus ringan. Menurut Basri (2021), beton ringan adalah beton yang mengandung agregat ringan yang berat volumenya tidak melebihi dari 1900 kg/m³. Salah satu bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah batu laterit dan limbah spons eva, batu laterit tersebut berasal dari Jalan Simpang Pasir Kecamatan Palaran Kota Samarinda. Selain itu, batuan laterit sendiri sangat banyak ditemukan di berbagai tempat di Kalimantan Timur dan juga ditemukan di tempat-tempat yang tanahnya sejenis. Selain itu, harga batu laterit ini juga sangat murah dan jarang digunakan, sehingga harganya pun tidak terlalu mahal.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas dengan penggunaan batu laterit dan limbah ban bekas sebagai agregat halus dalam capuran beton ringan adalah

1. Bagaimana pengaruh berat total beton dengan penggunaan laterit dan limbah ban bekas sebagai agregat halus dalam pembuatan beton ringan?

2. Bagaimana pengaruh kuat tekan beton dengan penggunaan laterit dan limbah ban bekas sebagai agregat halus dalam pembuatan beton ringan?

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan, dirumuskanlah permasalahan penelitian yaitu :

1. Untuk mendapatkan hasil dari pengaruh penggunaan laterit dan limbah spons eva sebagai agregat kasar terhadap berat pada beton ringan.

(8)

2. Untuk mendapatkan hasil dari pengaruh penggunaan laterit dan limbah spons eva sebagai agregat kasar terhadap kuat tekan pada beton ringan.

MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yaitu:

1. Mendapatkan hasil bagaimana gambaran karakteristik beton terhadap pengaruh laterit dan limbah spons bekas sebagai agregat kasar dalam campuran beton.

2. Dapat mengetahui pengaruh besar laterit dan limbah spons bekas terhadap beton ringan sehingga bisa di pakai untuk kebutuhan dilapangan.

3. Dapat menjadi referensi bagi peneliti setelahnya yang berkaitan dengan penggunaan laterit ataupun limbah spons bekas sebagai agregat kasar pada beton.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dimana motode ini digunakan pada pengujian. Jenis batu laterit dan karet ban sebagai agregat halus dengan 4 variabel : 0%, 5%, 10%, 15% . Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan dimulai dari persiapan material, pemeriksaan dan pengujian bahan uji, perhitungan rencana benda uji, pembuatan benda uji, dan terakhir pengujian benda uji

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Proses pembuatan agregat kasar dari spons EVA, proses pemotongan menggunakan cutter, pemotongan dilakukan deangan cara manual. Spons EVA yang telah dipotong kemudian diayak menggunakan saringan lolos ayakan 4,75 mm dan tertahan pada ayakan 2,35 mm sehingga termasuk agregat kasar.

1. Hasil Pengujian Agregat Kasar

Hasil Perhitungan dan analisa terhadap agregat kasar batu Laterit, anatar lain:

a. Pengujian kadar air agregat kasar batu laterit

b. Pengujian penyerapan kadar air agregat kasar batu laterit c. Pengujian berat jenis agregat kasar batu laterit

2. Hasil Pengujian Agregat Halus

Agregat halus yang digunakan pada penelitian ini yaitu pasir Palu, yang diketahui secara umum bahwa pasir Palu sudah memenuhi syarat untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan.

(9)

3. Perencanaan Campuran Beton

Dalam hal ini peneliti akan menganalisis data – data yang telah diperoleh saat penelitian berlangsung sehingga didapatkan campuran beton yang diinginkan sesuai persentase limbah ban yang direncanakan yaitu 0%, 5%, 10%, 15%.

4. Pengujian Benda Uji

Pada penelitian ini pembuatan beton dilakukan di laboratorium rekayasa Tekniik Sipil, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur dengan menggunakan cetakan berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm yang berjumlah 60 buah. Pembuatan beton menggunakan karet ban sebagai agregat halus pada campuran beton ringan.

Adapun tahapan pembuatan beton menggunakan karet ban sebagai agregat halus sebagai berikut:

a. Pengadukan beton b. Slump Test

c. Mencetak beton d. Pemelihraan Beton 5. Pengujian Berat Beton

Setelah beton sudah kering dari kadar air perendaman, kemudian dilakukan pengujian berat beton, didapat hasil pengujian berat beton pada tabel sebagai berikut:

Grafik. 1 Berat Volume Beton Umur 28 Hari

(10)

Grafik. 2 Berat Isi Beton Rata-Rata

Kesimpulannya dapat dilihat hasil pengujian berat isi 0%, 40%, 50%, dan 60% mengalami peningkatan yang stabil, dan semakin tinggi presentase semakin naik peningkatannya dapat dilihat gambar diatas. Dan hasil tertinggi berat isi beton ringan dipresentase 0% dikarenakan dipresentase 0% tidak memakai tambahan campuran agregat kasar (spons eva coating), oleh sebab itu sifat material agregat kasar (batu laterit) lebih besar dari pada agregat kasar (spons eva coating).

6. Pengujian Kuat Tekan Beton

Grafik. 3 Grafik Keseluruhan Kuat Tekan

Hasil dari perbandingan Grafik 3 dapat disimpulkan bahwa pada spons 0%

dan 60% hampir mendapatkan nilai yang sama dikarenakan spons EVA 60%

memakai spons EVA coating yang membuat tambahan semen dan air maka dari

(11)

itu terjadi pendapatan hasil yang sama. Dan dari keempat benda uji kuat tekan rata-rata (0% tanpa spons eva coating, spons eva coating 40%, spons eva coating 50%, dan spons eva coating 60%) pada gambar diatas menunjukkan grafik peningkatan yang konsisten, dan semakin kita tinggi presentase semakin kuat tekan beton rata-rata dikarenakan spons eva coating menjadi tambahan matrial pembuatan beton ringan. Nilai tersebut mengalami kenaikan sebesar 1.53 Mpa seiring pertambahan hari.

Grafik. 4 Rata-Rata Kuat Tekan Beton 28 Hari 0%, 40%, 50%, Dan 60%.

7. Jenis Pola Keruntuhan

Pada pengujian kuat tekan beton terdapat pola kehancuran beton dimana terdapat garis rambut yang merupakan jenis dari kehancuran apakah pola kehancuran tersebut masuk kedalam bentuk kehancuran kerucut atau masuk kedalam bentuk kehancuran sejajar sumbu tegak (kolumnar) dari ke lima jenis pola kehancuran yang terdapat pada SNI 1974:2011 “ Cara uji kuat beton dengan benda uji silinder ” dari pengujian kuat tekan dilaboratorium sampel beton presentase 40%, 50% dan 60%. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.

(12)

A B C

Gambar. 1 Pola Kehancuran Presentase (A:40%), (B:50%), (C:60%).

Keterangan:

Dari gambar 1 tersebut menujukan bahwa pola kehancuran yang sama terdapat pada SNI 1974:2011 menujukan kepada jenis pola kehancuran sebagai berikut:

a. Gambar (A) menunjukan pola kehancuran = Geser b. Gambar (B) menunjukan pola kehancuran = Lurus c. Gambar (C) menunjukan pola kehancuran = Lurus 8. Jenis Pola Kehancuran Belah Dua

Setelah mengetahui pola kehancuran dari kuat tekan, bisa dilihat pola kehancuran belah dua dari beton yang telah di uji. Dapat dilihat di gambar 2.

A B C

Gambar. 2 Pola Kehancuran Belah Dua (A:40%), (B:50%), (C:60%).

Keterangan:

(13)

Dari gambar diatas diketahui bahan agregat kasar spons EVA coating itu terlepas dari semen yang sudah di coating. Dan terlihat spons EVA tidak menyatu lagi dengan semen dikarenakan semen ikut tercampur dengan adonan pembuatan beton.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari semua data pengujian yang telah disimpulkan sebagai berikut:

1. Berat volume beton ringan rata-rata presentase 0%, 40%, 50%, 60% pada umur 28 hari sebesar 2021,192 kg/m³, dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagai beton ringan. Hasil rata-rata dari presentase (0%) 2073,602 kg/m³, (40%) 1944,118 kg/m³, (50%) 1904,763 kg/m³, dan (60%) 1931,273 kg/m³, pada presentase 0% ke 40% mendapatkan penurunan sebesar 6,24%, di 40%

ke 50% mendapatkan penurunan sebesar 2,02% dan di 50% ke 60%

mendapatkan kenaikan sebesar 1,39%. Jadi berat beton tidak memenuhi persyaratan, dikarenakan berat volume beton ringan yaitu 1900 kg/m³.

2. Adapun hasil kuat tekan pada umur 28 hari pada penggunaan spons EVA, (0%) 14,768 MPa, (40%) 12,350 MPa, (50%) 12,731 MPa, dan (60%) 14,525 MPa, mengalami kenaikan yang stabil, sedangkan untuk kuat tekan memenuhi persyaratan beton ringan yaitu 6,89 – 17,24 MPa. Dari hasil kuat tekan semua presentase 0% ke 40% mengalami penurunan sebesar 16,37%, di 40% ke 50% mengalami kenaikan sebesar 3,08%, dan di 50% ke 60%

mengalami kenaikan 14,09%, jadi dari presentase 40% sampai 60%

mengalami kenaikan yang stabil.

Saran

1. Melakukan penelitian untuk tujuan membuat beton ringan disarankan menggunakan presentase dibawah 40% agregat jenis Spons EVA Coating untuk memenuhi beton ringan.

2. Di saat melakuakan pembuatan beton uji, disarankan melakukan rojokan secara merata agar beton tidak menjadi berpori/berrongga.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Basri, D. R., & Mubarak, H. (2021). Beton Ringan Dengan Bahan Plastik Sebagai Agregat Kasar Untuk Konstruksi Di Atas Lahan Gambut.

Do Rego, J. A., & Zulaicha, L. (2022). Pengaruh Penambahan Abu Tempurung Kelapa Teerhdap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Beton. Equilib, 3(1), 115-122.

Effendi, R., Dkk. (2020). Kuat Tekan Beton Dengan Menggunakan Laterit Sebagai Agregat Kasar Dan Pasir Mahakam Sebagai Agregat Halus.

Hasyim, A., & Kartikasari, D. (2020). Pembuatan Beton Campuran Styrofoam Menggunakan Agregat Pasir Bengawan Solo.

Ikhsan, M. N., Prayuda, H., & Saleh, F. (2016). Pengaruh Penambahan Pecahan Kaca Sebagai Bahan Pengganti Agregat Halus Dan Penambahan Fiber Optik Terhadap Kuat Tekan Beton Serat. Semesta Teknika, 19(2), 148-156.

Malau, F. B. (2014). Penelitian Kuat Tekan Dan Berat Jenis Mortar Untuk Dinding Panel Dengan Membandingkan Penggunaan Pasir Bangka Dan Pasir Baturaja Dengan Tambahan Foaming Agent Dan Silica Fume.

Mrazek, R. (2006). Engineers Of Happy Land: Perkembangan Teknologi Dan Nasionalisme Di Sebuah Koloni. Yayasan Obor Indonesia.

Rusyandi, Dkk. (2012). Perancangan Beton Self Compacting Concrete (Beton Memadat Sendiri) Dengan Penambahan Fly Ash Dan Structuro.

Siregar, Dkk, (2022) Pemanfaatan Material Lokal Laterite Simpang Pasir Kecamatan Palaran Kota Samarinda Sebagai Agregat Kasar Dalam Campuran Beton Normal, Journal. Samarinda : Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.

Siahaan, Dkk. (2020). Penggunaan Styrofoam Sebagai Substitusi Parsial Agregat Kasar Terhadap Nilai Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Ringan.

Sni 03-1972-2008 Metode Pengujian Slump Beton, Badan Standar Nasional Sni 03-2834-2000 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal,

Badan Standar Nasional.

Sni 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, Badan Standar Nasional.

Sni 03-3449-2002 Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton Ringan Dengan Agregat Ringan.

(15)

Sni 15-2049-2004, Semen Portland, Badan Standar Nasional.

Suarnita, I. W. (2010). Karakteristik Beton Ringan Dengan Menggunakan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Pengganti Agregat Kasar.

Suharjanto, G. (2011). Bahan Bangunan Dalam Peradaban Manusia: Sebuah Tinjauan Dalam Sejarah Peradaban Manusia. Humaniora, 2(1), 814-825.

Tjokodimuljo, K. 2012. Teknologi Beton. Yogyakarta. Kmts Ft Ugm.

Tumingan, M. T., & Rudianto, D. (2020). Pemanfaatan Coal Ash Dan Laterit Sebagai Pengganti Agregat Halus Terhadap Kekuatan Beton.

Utama, L. A., Candra, A. I., & Ridwan, A. (2020). Pengujian Kuat Tekan Pada Beton Dengan Penambahan Limbah Marmer Dan Serat Batang Pisang. J.

Manaj. Teknol. Tek. Sipil, 3(2), 304.

(16)
(17)

Referensi

Dokumen terkait

Melihat dari hasil Diagram kompoisi pasir dan abu batu dengan kuat tekan terbesar, pemakaian material abu batu sebagai agregat halus dan bata ringan sebagai agregat kasar untuk kuat

SNI-03-2847-2002 , Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI-03-3449-2002, Tata Cara Pembuatan Campuran Beton Ringan Dengan Agregat Ringan SNI 03-6820-2002,