LAPORAN PRAKTIKUM
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
MODUL 4
(PEMBAKUAN SISTEM KERJA)
Oleh:
Kelompok 15
Anggota:
Puan Sandra Ramadhanie (2110932028) Bratama Ibramgara (2110932040) Anisah Yulizar (2110933010)
Asisten Pembimbing:
Hania Mukhrima Rahmat Zaki Aulia
Laboratorium Sistem Produksi, Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi, dan Laboratorium Bisnis dan
Manajemen
Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Andalas 2023
ACC
10/10/2023 07.30 WIB
Resume Modul 4 Pembakuan Sistem Kerja
A.
Ringkasan Kegiatan Praktikum
Praktikum Perancangan Teknik Industri (PTI) modul 4 ini berjudul
“Pembakuan Sistem Kerja”. Kegiatan praktikum modul 4 dilaksanakan selama 2 minggu dengan jadwal pengerjaan mulai dari tanggal 26 September 2023 hingga 3 Oktober 2023. Jadwal praktikum PTI untuk kelas A dilaksanakan pada shift Selasa pukul 13.30 WIB hingga 17.30 WIB di Laboratorium Sistem Produksi (LSP) dan Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi (LPSKE).
Kegiatan praktikum modul 4 pada minggu pertama, diawali dengan pengambilan absen praktikan dan dilanjutkan dengan penyampaian prosedur kerja oleh asisten. Setelah itu, praktikan melakukan proses perakitan produk dengan beberapa kali pengulangan dengan ketentuan minimal 10 kali pengulangan dengan sub assembly dan assembly keseluruhan sesuai dengan stasiun kerja. Tahap selanjutnya praktikan merancang precedence diagram untuk masing-masing produk. Praktikan melakukan pengukuran menggunakan stopwatch dan mencatat waktu pengamatan setiap elemen untuk menyelesaikan 1 siklus pekerjaan per stasiun kerja. Praktikan melakukan pencatatan waktu siklus setiap elemen kerja dan membuat kurva belajar selama proses percobaan perakitan produk. Aplikasi yang digunakan pada praktikum ini, yaitu Microsoft Word, Microsoft Excel, dan Draw .io. Terakhir, melanjutkan pengerjaan output praktikum modul 4 dan mengumpulkan file yang telah dibuat masing-masing kelompok. Pengumpulan laporan dan hasil praktikum modul 4 ini ditetapkan pada hari Selasa, 3 Oktober 2023 pukul 09.30 WIB.
B. Prosedur Kerja Praktikum
Tahapan kerja pada praktikum modul 4 ini dimulai dengan melakukan proses perakitan kepala, crane, chasis, serta penggabungan keseluruhan secara berulang sebanyak 10 kali. Proses perakitan secara berulang memperhatikan waktu proses perakitan, diukur dengan stopwatch dan dicatat. Selanjutnya, pembuatan precedence diagram berdasarkan elemen kerja dengan menggunakan Microsoft Excel. Precedence diagram berisi tabel aktivitas atau elemen kerja dan kode aktivitas, pembuatan diagram menggunakan Draw.io. Pencatatan waktu digunakan dalam pembuatan kurva belajar dengan menggunakan Microsoft Excel, kurva belajar berisi tabel data waktu proses perakitan sub assembly kepala, dan assembly produk yang sudah dicatat. Kurva belajar berbentuk line chart dengan prinsip semakin banyak percobaan maka semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan tersebut.
C. Penjelasan dan Analisis Kendali Mutu
Sub bab ini berisikan penjelasan dan analisis terhadap precedence diagram, kurva belajar operator serta waktu pengamatan pada elemen kegiatan perakitan produk HCT A dengan bumper belakang dan HCT B tanpa bumper belakang.
C.1 Precedence diagram
Precedence diagram merupakan bentuk grafis berupa diagram yang menunjukkan urutan dan keterkaitan elemen kerja proses perakitan sebuah produk yang termasuk pada klasifikasi aktivitas. Aktivitas yang disebut dengan node yang menandakan informasi dari diagram tersebut. Precedence diagram juga dapat dikatakan sebagai gambaran grafis dari urutan pengerjaan yang memperlihatkan keseluruhan dan keterkaitan antar masing-masing elemen kerja, dimana elemen kerja tertentu tidak dapat dikerjakan jika elemen kerja sebelumnya belum dilakukan (Arif, 2017). Precedence diagram dibuat berdasarkan Operation Process Chart
(OPC). Precedence diagram tidak dapat dibuat sebelum pembuatan OPC. Simbol yang digunakan pada precedence diagram sama dengan simbol pada OPC.
Precedence diagram berisi tahapan-tahapan, jenis komponen, dan waktu yang dibutuhkan saat proses perakitan. Fungsi dari precedence diagram adalah mempermudah proses pengawasan karena lebih terstruktur (Kalangi, 2015).
Pembuatan precedence diagram produk HCT A dengan bumper belakang dan produk HCT B tanpa bumper belakang pada Draw. io. Precedence diagram produk HCT A dengan bumper belakang memuat 18 aktivitas yang dapat dilihat pada Gambar A.1. Precedence diagram produk HCT A memuat 17 aktivitas yang memiliki kode A sampai R. Precedence diagram dibuat berdasarkan urutan stasiun kerja dan berdasarkan OPC yang sudah dibuat pada modul sebelumnya.
Berdasarkan diagram tersebut, dapat terlihat prodecessor dan successor dimana prodecessor merupakan tugas yang harus dimulai/diakhiri sebelum tugas yang lain dimulai/diakhiri atau suatu tugas yang mendahului tugas tertentu dan successor merupakan suatu tugas yang tidak dapat dimulai/diakhiri sebelum suatu tugas tertentu dimulai/diakhiri. Berdasarkan tabel dan diagram dapat disimpulkan jika proses perakitan tripleks trapesium lubang 3 dapat dilakukan jika proses perakitan tripleks lurus bawah dengan tripleks lurus atas selesai, perakitan hook dan tali hook hanya dapat dilakukan jika rakitan tripleks trapesium lubang 3 dengan tripleks lurus bawah dan tripleks lurus atas selesai. Precedence diagram produk HCT B memuat 15 aktivitas yang memiliki kode A sampai O. Berdasarkan tabel dan diagram dapat disimpulkan bahwa proses merakit rakitan panjang dapat dilakukan kapan saja dan jika proses merakit rakitan panjang selesai maka dapat melakukan proses merakit roda.
C.2 Kurva Belajar
Kurva belajar merupakan kurva yang menunjukkan hubungan antara waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proses atau aktivitas. Berdasarkan kurva belajar didapatkan estimasi waktu untuk menyelesaikan pekerjaan yang akan berdampak pada perbaikan hasil ketika orang mengulang suatu proses dan
memperoleh keterampilan atau efisiensi dari pengalaman mereka (Amri, 2019).
Kurva belajar menjadi catatan orang yang sedang belajar, dihubungkan dengan jangka waktu belajar serta banyaknya frekuensi latihan.
Kurva belajar sub assembly crane produk HCT A dapat dilihat pada Gambar B.1 dan Tabel B.1. Perakitan dilakukan sebanyak 10 kali secara berulang.
Waktu perakitan crane paling sedikit berada pada percobaan ke tujuh sebesar 81,12 detik. Waktu perakitan crane paling lama berada pada percobaan pertama sebesar 351,07 detik. Berdasarkan waktu yang didapatkan maka dapat dilihat bawah kurva belajar perakitan crane pada produk HCT A mengalami fluktuatif. Hal ini disebabkan karena percobaan pertama, operator tidak terbiasa dengan kegiatan atau aktivitas baru.
Kurva belajar sub assembly chasis produk HCT A dapat dilihat pada Gambar B.2 dan Tabel B.2. Perakitan dilakukan sebanyak 10 kali secara berulang.
Waktu perakitan chasis paling sedikit berada pada percobaan kesepuluh sebesar 778,8 detik. Waktu perakitan chasis paling lama berada pada percobaan pertama sebesar 1527,92 detik. Berdasarkan waktu yang didapatkan maka dapat dilihat bawah kurva belajar perakitan chasis pada produk HCT A mengalami penurunan, sesuai dengan prinsip kurva normal bahwa semakin banyak percobaan maka semakin sedikit waktu yang digunakan dalam penyelesaiannya. Hal ini disebabkan karena percobaan pertama, operator tidak terbiasa dengan kegiatan atau aktivitas baru.
Kurva belajar sub assembly kepala produk HCT A dapat dilihat pada Gambar B.3 dan Tabel B.3. Perakitan dilakukan sebanyak 10 kali secara berulang.
Waktu perakitan kepala paling sedikit berada pada percobaan keempat sebesar 433,15 detik.Waktu perakitan kepala paling lama berada pada percobaan pertama sebesar 1210,33 detik. Berdasarkan waktu yang didapatkan maka dapat dilihat bahwa kurva belajar perakitan kepala pada produk HCT A mengalami fluktuatif.
Hal ini disebabkan karena percobaan pertama, operator tidak terbiasa dengan kegiatan atau aktivitas baru dan adanya komponen perakitan yang kurang sehingga
membutuhkan waktu dalam pengambilan komponen baru.
Kurva belajar assembly produk HCT A dapat dilihat pada Gambar B.4 dan Tabel B.4 Perakitan dilakukan sebanyak 10 kali secara berulang. Waktu perakitan paling sedikit berada pada percobaan ke sepuluh sebesar 84,8 detik.Waktu perakitan paling lama berada pada percobaan pertama sebesar 180 detik. Berdasarkan waktu yang didapatkan maka dapat dilihat bawah kurva belajar perakitan pada produk HCT A mengalami penurunan. Hal ini sesuai dengan prinsip kurva belajar bahwa semakin banyak percobaan maka semakin sedikit waktu yang digunakan dalam penyelesaian kerja tersebut.
Kurva belajar sub assembly crane produk HCT B dapat dilihat pada Gambar B.5 dan Tabel B.5. Perakitan dilakukan sebanyak 10 kali secara berulang.
Waktu perakitan crane paling sedikit berada pada percobaan ke tujuh sebesar 81,12 detik.Waktu perakitan crane paling lama berada pada percobaan pertama sebesar 351,07 detik. Berdasarkan waktu yang didapatkan maka dapat dilihat bawah kurva belajar perakitan crane pada produk HCT B mengalami fluktuatif. Hal ini disebabkan karena percobaan pertama, operator tidak terbiasa dengan kegiatan atau aktivitas baru.
Kurva belajar sub assembly chasis produk HCT B dapat dilihat pada Gambar B.6 dan Tabel B.6. Perakitan dilakukan sebanyak 10 kali secara berulang.
Waktu perakitan chasis paling sedikit berada pada percobaan kesepuluh sebesar 730,8 detik.Waktu perakitan chasis paling lama berada pada percobaan pertama sebesar 1507,92 detik. Berdasarkan waktu yang didapatkan maka dapat dilihat kurva belajar perakitan pada produk HCT B mengalami penurunan. Hal ini sesuai dengan prinsip kurva belajar bahwa semakin banyak percobaan maka semakin sedikit waktu yang digunakan dalam penyelesaian kerja tersebut.
Kurva belajar sub assembly kepala produk HCT B dapat dilihat pada Gambar B.7 dan Tabel B.7. Perakitan dilakukan sebanyak 10 kali secara berulang.
Waktu perakitan kepala paling sedikit berada pada percobaan keempat sebesar
433,15 detik.Waktu perakitan kepala paling lama berada pada percobaan pertama sebesar 1210,33 detik. Berdasarkan wakt yang didapatkan maka dapat dilihat bawah kurva belajar perakitan kepala pada produk HCT B mengalami fluktuatif. Hal ini disebabkan karena percobaan pertama, operator tidak terbiasa dengan kegiatan baru.
Kurva belajar assembly produk HCT B dapat dilihat pada Gambar B.8 dan Tabel B.8. Perakitan dilakukan sebanyak 10 kali secara berulang. Waktu perakitan paling sedikit berada pada percobaan kesepuluh sebesar 84,8 detik.Waktu perakitan paling lama berada pada percobaan pertama sebesar 180 detik . Berdasarkan waktu yang didapatkan maka dapat dilihat bawah kurva belajar perakitan pada produk HCT B mengalami penurunan. Hal ini sesuai dengan prinsip kurva belajar bahwa semakin banyak percobaan maka semakin sedikit waktu yang digunakan dalam penyelesaian kerja tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Muhammad. (2017). Perancangan Tata Letak Pabrik. Yogyakarta:
Deepublish Publisher.
Sofyan, dkk. (2015). Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Dengan Menggunakan Metode Konvensional Berbasis 5s (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu Dan Shitsuke). Jurnal Teknovasi, 27-41.
Arendra, Anis. (2020). Dasar Perancangan dan Desain Engineering. Jakarta:
Media Nusa Crative
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
(Precedence Diagram)
Tabel A.1 Precedence Diagram Produk HCT A
No. Kegiatan Waktu (s) Prodecessor Successors
A Merakit tripleks lurus bawah dengan tripleks lurus atas 184 - B
B Merakit tripleks trapesium lubang 3 dengan perakitan A 52 A C
C Merakit hook dan tali hook pada perakitan B menjadi rakitan crane 62 B P
D Merakit rakitan panjang 572 - E
E Merakit bumper belakang 66 D F
F Merakit rakitan panjang dengan rakitan bumper belakang 12 E G
G Merakit rakitan roda 10 F H
H Merakit perakitan F dengan rakitan roda menjadi rakitan chasis 5 G P
I Merakit rakitan pintu 202 - J
J Merakit rakitan kursi 182 I K
K Merakit rakitan pintu dengan rakitan kursi 11 J L
L Merakit rakitan setir 28 K M
M Merakit perakitan K dengan rakitan setir 4 L N
N Merakit rakitan bumper depan 85 M O
O Merakit perakitan M dengan rakitan bumper depan menjadi rakitan kepala 21 N Q
P Merakit perakitan H dengan perakitan C 68 C,H Q
Q Merakit perakitan P dengan rakitan kepala menjadi rakitan HCT A 44 P,O -
TABEL PRECEDENCE HCT A
Gambar A.1 Precedence Diagram Produk HCT A
Tabel A.2 Precedence Diagram Produk HCT B
No. Kegiatan Waktu (s) Prodecessor Successors
A Merakit tripleks lurus bawah dengan tripleks lurus atas 184 - B
B Merakit tripleks trapesium lubang 3 dengan perakitan A 52 A C
C Merakit hook dan tali hook pada perakitan B menjadi rakitan crane 62 B N
D Merakit rakitan panjang 572 - E
E Merakit rakitan roda 10 D F
F Merakit rakitan panjang dengan rakitan roda menjadi rakitan chasis 5 E N
G Merakit rakitan pintu 202 - H
H Merakit rakitan kursi 182 G I
I Merakit rakitan pintu dengan rakitan kursi 11 H J
J Merakit rakitan setir 28 I K
K Merakit perakitan I dengan rakitan setir 4 J L
L Merakit rakitan bumper depan 85 K M
M Merakit perakitan K dengan rakitan bumper depan menjadi rakitan kepala 21 L O
N Merakit perakitan M dengan perakitan C 68 C,F O
O Merakit perakitan P dengan rakitan kepala menjadi rakitan HCT B 44 M,N - TABEL PRECEDENCE HCT B
Gambar A.2 Precedence Diagram Produk HCT B
LAMPIRAN B
(Kurva Belajar)
Tabel B.1 Kurva Belajar Sub Assembly Crane Produk HCT A dengan Bumper Belakang
Gambar B.1 Kurva Belajar Sub Assembly Crane Produk HCT A dengan Bumper Belakang
Percobaan ke- Waktu (detik)
Waktu Siklus
1 351.07
2 243.08
3 174.44
4 107.17
5 107.16
6 145.12
7 81.12
8 113.9
9 81.89
10 86.06
Perakitan Crane
149.101
0 100 200 300 400
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
W ak tu (s)
Percobaan ke-n
Kurva Belajar
Perakitan Crane
Tabel B.2 Kurva Belajar Sub Assembly Chasis Produk HCT A dengan Bumper Belakang
Gambar B.2 Kurva Belajar Sub Assembly Chasis Produk HCT A dengan Bumper Belakang
Percobaan ke- Waktu (detik)
Waktu Siklus
1 1527.92
2 1072.05
3 1014.41
4 944.39
5 877.14
6 823.56
7 784.7
8 780.5
9 780
10 778.8
938.347 Perakitan Chasis
Tabel B.3 Kurva Belajar Sub Assembly Kepala Produk HCT A dengan Bumper Belakang
Gambar B.3 Kurva Belajar Sub Assembly Kepala Produk HCT A dengan Bumper Belakang
Percobaan ke- Waktu (detik)
Waktu Siklus
1 1210.33
2 710.01
3 588.03
4 433.15
5 562.09
6 555.04
7 648.41
8 626.15
9 550.6
10 539.49
Perakitan Kepala
642.33
0 500 1000 1500
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
W ak tu (s)
Percobaan ke-n
Kurva Belajar
Perakitan Kepala
Tabel B.4 Kurva Belajar Assembly Produk HCT A dengan Bumper Belakang
Gambar B.4 Kurva Belajar Assembly Produk HCT A dengan Bumper Belakang Percobaan ke- Waktu
(detik)
Waktu Siklus
1 180
2 175.41
3 152.58
4 124.2
5 123.51
6 118.3
7 118.3
8 93.09
9 88.78
10 84.8
Perakitan HCT A
125.897
0 50 100 150 200
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
W ak tu (s)
Percobaan ke-n
Kurva Belajar
Perakitan HCT A
Tabel B.5 Kurva Belajar Sub Assembly Crane Produk HCT B tanpa Bumper Belakang
Gambar B.5 Kurva Belajar Sub Assembly Crane Produk HCT B tanpa Bumper Belakang
Percobaan ke- Waktu (detik)
Waktu Siklus
1 351.07
2 243.08
3 174.44
4 107.17
5 107.16
6 145.12
7 81.12
8 113.9
9 81.89
10 86.06
Perakitan Crane
149.101
0 100 200 300 400
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
W ak tu (s)
Percobaan ke-n
Kurva Belajar
Perakitan Crane
Tabel B.6 Kurva Belajar Sub Assembly Chasis Produk HCT B tanpa Bumper Belakang
Gambar B.6 Kurva Belajar Sub Assembly Chasis Produk HCT B tanpa Bumper Belakang
Percobaan ke- Waktu (detik)
Waktu Siklus
1 1507.9
2 1048
3 990.41
4 918.39
5 855.14
6 855.14
7 855.14
8 855.14
9 855.14
10 855.14
907.04 Perakitan Chasis
Tabel B. 7 Kurva Belajar Sub Assembly Kepala Produk HCT B tanpa Bumper Belakang
Gambar B.7 Kurva Belajar Sub Assembly Kepala Produk HCT B tanpa Bumper Belakang
Percobaan ke- Waktu (detik)
Waktu Siklus
1 1210.33
2 710.01
3 588.03
4 433.15
5 562.09
6 555.04
7 648.41
8 626.15
9 550.6
10 539.49
Perakitan Kepala
642.33
0 500 1000 1500
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
W ak tu (s)
Percobaan ke-n
Kurva Belajar
Perakitan Kepala
Tabel B.8 Kurva Belajar Assembly Produk HCT B tanpa Bumper Belakang
Gambar B.8 Kurva Belajar Assembly Produk HCT B tanpa Bumper Belakang Percobaan ke- Waktu
(detik)
Waktu Siklus
1 180
2 175.41
3 152.58
4 124.2
5 123.51
6 118.3
7 118.3
8 93.09
9 88.78
10 84.8
Perakitan HCT B
125.897
0 50 100 150 200
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
W ak tu (s)
Percobaan ke-n
Kurva Belajar
Perakitan HCT B
Tabel B.9 Kurva Belajar Total Waktu Perakitan HCT A
Gambar B.9 Kurva Belajar Perakitan Keseluruhan Produk HCT A dengan Bumper Belakang
Crane Chasis Kepala Assembly 1 351.07 1527.92 1210.33 180 2 243.08 1072.05 710.01 175.41 3 174.44 1014.41 588.03 152.58 4 107.17 944.39 433.15 124.2 5 107.16 877.14 562.09 123.51 6 145.12 823.56 555.04 118.3
7 81.12 784.7 648.41 118.3
8 113.9 780.5 626.15 93.09
9 81.89 780 550.6 88.78
10 86.06 778.8 539.49 84.8
Total 1491.01 9383.47 6423.3 1258.97 Perakitan
Ke-
Waktu Pengamatan Produk HCT A
Tabel B.10 Kurva Belajar Total Waktu Perakitan HCT B
Gambar B.10 Kurva Belajar Perakitan Keseluruhan Produk HCT B tanpa Bumper Belakang
Crane Chasis Kepala Assembly 1 351.07 1507.9 1210.33 180
2 243.08 1048 710.01 175.41
3 174.44 990.41 588.03 152.58 4 107.17 918.39 433.15 124.2 5 107.16 855.14 562.09 123.51 6 145.12 793.56 555.04 118.3
7 81.12 748.7 648.41 118.3
8 113.9 747.5 626.15 93.09
9 81.89 730 550.6 88.78
10 86.06 730.8 539.49 84.8
Total 1491.01 9070.4 6423.3 1258.97 Perakitan
Ke-
Waktu Pengamatan Produk HCT B