PEMBELAJARAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI KLASIFIKASI
MAKHLUK HIDUP DI MTS AL-MADANIYAH
Oleh:
Nur Rahmah NIM. 160104081
JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2021
PEMBELAJARAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI KLASIFIKASI
MAKHLUK HIDUP DI MTS AL-MADANIYAH Skripsi
diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nur Rahmah NIM. 160104081
JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2021
MOTTO
ُﺔَﺑِﻗ َﻥﻳِﺑِّﺫَﻛُﻣْﻟٱ ُﺔَﺑِﻘ َٰﻋ َﻥﺎَﻛ َﻑْﻳَﻛ ۟ﺍﻭ ُﺭُﻅﻧٱ ﱠﻡُﺛ ِﺽ ْﺭَ ْﻷٱ ﻰِﻓ ۟ﺍﻭ ُﺭﻳِﺳ ْﻝُﻗ
Katakanlah (Muhammad), "Jelajahilah bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana k esudahan orang-orang yang mendustakan itu" (Q.S. Al-An`Am [6]: 11)1
1 Mohammad Noor, dkk, Al-Quran dan terjemahannya, Depag RI (Semarang PT Toha Putra, 1996), hlm. 103
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………..i
HALAMAN JUDUL………..ii
NOTA DINASPEMBIMBING……….iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………...iv
HALAMAN PENGESAHAN……….v
HALAMAN MOTTO………..vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ………....vii
KATA PENGANTA ………..viii
DAFTAR ISI………...ix
DAFTAR TABEL………...x
DAFTAR GAMBAR………..xi
BAB I PENDAHULUAN Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D. Definisi Operasional ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 A. Kajian Pustaka ... 9
B. Kerangka Berpikir ... 30
C. Hipotesis ... 31
BAB III METODE PENEITAN 32 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 32
B. Populasi dan sampel ... 32
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 32
D Variabel Penelitian ... 33
E. Desain Penelitian ... 33
F. Teknik Pengumpulan Data ... 34 G. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian ... 36
H. Teknik Analisis Data ... 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45
A. Hasil Penelitian ... 45 1. Data hasil Uji Instrumen Tes ... 45 BAB V PENUTUP 57
A. Kesimpulan ... 57 B. Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN RIWAT HIDUP
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Pelari... 20
Gambar 2. 2 Manusia Makan dan Minum ... 21
Gambar 2. 3 Manusia Bernpas ... 22
Gambar 2. 4 Manusia & Hewan memiliki ciri tumbuh dan berkembang ... 22
Gambar 2. 5 Ibu dan Bayi ... 23
Gambar 2. 6 Purimalu mengatup saat disentuh ... 24
Gambar 2. 7 Bunglon merubah warnanya seperti daun ... 25
Gambar 2. 8 Manusia mengeluarkan keringat ... 35
Gambar 4. 1 diagram batang hasil berpikir kritis ... 47
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Desain Penelitian 33
Tabel 4. 1 Deskripsi pre-test dan post-test kelas kontrol 45 Tabel 4. 2 Deskripsi pre-test dan post-test kelas eksperimen 46 Tabel 4. 14 Persentase siswa kelas kontrol 47
Tabel 4. 15 Persentase siswa kelas eksperimen 48 Tabel 4. 16 Hasil Analisis Uji Validitas Tes 49 Tabel 4. 17 Hasil Uji Reliabilitas Tes 50 Tabel 4. 18 Hasil Analisis Uji Normalitas, 51 Tabel 4. 19 Hasil Analisis Uji Homogenitas, 52
Tabel 4. 20 Analisis Uji Independent Sampel T-Test Berpikir Kritis, 53
PERSEMBAHAN
“Ku persembahkan skripsi ini untuk kedua orang tua saya Bapakku tercinta H. Lukman dan Ibuku tersayang Hj. Ramlah yang telah memperjuangkan hidupku Sehingga saya menikmati udara segar seperti saat ini, dan saya selalu sabar dan tabah menafkahi dan menyekolahkanku.
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Setelah lika liku yang perlu dilewati untuk menyelesaikanya. Tak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, penerimah wahyu Allah yang menjadi tauladan bagi umat islam seluruh dunia.
skripsi yang berjudul “Pengaruh Jelajah Alama Sekitar (JAS) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Materi Klasifikasi Mahluk Hidup VII Mts AL- Madaniyah ”, tidak akan bisa diselesaikan tanpa adanya kuasa dan izin dari Yang Maha Esa dengan segala limpahan karunia dan nikmatnya.
Skripsi ini dapat diselesaikan tentu saja bukan hanya karena usaha peneliti sendiri namun begitu banyak pihak-pihak yang telah berperan besar dan sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini, dengan memberikan semangat, motivasi, saran, bimbingan kepada peneliti. Ucpan terimah kasih peneliti haturkan kepada yang terhormat
1. Ibu Nurdiana, SP.MP. selaku pembimbing I dan bapak Dr. M. Harja Efendi, M.Pd
Selaku pembimbing II yang dengan sabar dan penuh keikhlasan meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan, motivasi, dan mengoreksi secara detail dalam dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ir. Edi M. Jayadi. MP. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Biologi;
3. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Mataram;
4. Bapak Dr. H. Mutawalli, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai;
1. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Mataram yang telah banyak memberikan selama penulis melaksanakan studi di UIN Mataram.
2. Keluarga dan teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan ilmu kritik dan saran, do’a serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini lebih baik lagi. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Mataram,……….2020
Penulis
NUR RAHMAH
ABSTRAK
PEMBELAJARAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) BERBASIS RISET UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BERPIKIR KRITIS
PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP DI MTS AL- MADANIYAH
Oleh:
Nur Rahmah 160104081 ABSTRAK
.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil berpikir kritis siswa pada materi klasifikasi makhluk hidup dengan pembelajaran jelajah alam sekitar(JAS). Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021 pada siswa SMP di MTs Al-Madaniyah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yakni penelitian dengan cara memperoleh data yang berbentuk angka. Instrument yang digunakan pada masing-masing siklus yaitu, angket sebanyak 30 butir pernyataan dan tes berpikir kritis siswa dalam bentuk uraian sebanyak 5 soal.
Berdasarkan hasil uji hipotesis bahwa uji hipotesis pada hasil berpikir kritis mendapatkan nilai signifikansi menggunakan nilai sig. (2-tailed) dengan a = 0,05.dapat dilihat pada kolom qual variances Assumed nilai sig (2-tailed) 0.012> 0,05 dengan 2,788> 2,101. maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh (signifikan) kemampuan berpikir kritisterhadap pembelajaran jelajah alam sekitar (JAS) pada materi klasifikasi makhluk hidup di MTs Al-Madaniyah.
Kata kunci: Jelajah Alam Sekitar, Berpikir Kritis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan.bagi kehidupan manusia merupakan faktor utama dalam memperbaiki.sumber daya manusia (SDM). Pendidikan yang baik harus dilakukan secara terencana sehinggadapat mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif dan siswa mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki.kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk pribadi dan masyarakat.2
Pendidikan.merupakan sarana bagi manusia untuk mengembangkan kemampuan.diri. Untuk mendapatkan pengembangan kemampuan yang maksimal pelaksanaan pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu mencetak tenaga profesional yang berkualitas serta memiliki kepekaan terhadap lingkungan, mampu berfikir nalar, logis dan sistematis.
Pendidikan memegang peranan penting bagi kemajuan suatu bangsa. Maju atau mundurnya peradaban suatu bangsa ditentukan oleh keberhasilan pembangunannya di bidang pendidikan. Salah satu lembaga formal
2 Zico Fakhrur Rozi, “Pengaruh Model Cooperative Script Terhadap Aktivitas dan Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri Lubuklinggau”, Jurnal pendidikan Biologi dan sains (BIOEDUSAINS), Vol 1, No 1, 2018, hlm 24
1
pendidikan adalah sekolah, dimana sekolah merupakan tempat yang didalamnya terdapat kegiatan belajar mengajar.3
Belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku yang relatif. menetap yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau tingkah laku.
Belajar bukan hanya berupa kegiatan mempelajari suatu mata pelajaran di rumah atau di sekolah secara formal, tetapi belajar juga merupakan masalahnya setiap orang. Hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran dan sikap manusia terbentuk, dimodifikasi, dan berkembang karena belajar. Kegiatan yang disebut belajar dapat terjadi dimana-mana, baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun di lembaga pendidikan formal. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya. karena itu, tidak setiap perubahan yang terjadi dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.4
Salah satu ciri dari kegiatan belajar mengajar adalah adanya aktifitas dari.siswa.sementara guru berperan sebagai pembimbing. Sehingga istilah
3 Maria Ifa,”Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Smk Negeri 3 Bonyolanggu Pada Standar Kompetensi Menerapkan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)”, Jurnal Pendidkan Teknik Dan Elektro, Vol 2, No 2, 2013, hlm 715
4 Popi Sopiatin, .Psikologi Belajar Dala Perspektif Indonesia, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), hlm 11
mengajar mempunyai makna yang lebih daripada hanya sekedar menyajikan materi kepada siswa. Meskipun disadari bahwa belajar memerlukan keterlibatan secara aktif dari siswa, namun dalam proses pembelajaran masih tampak dominasi peran dari guru yang menyebabkan siswa lebih banyak diam atau pasif. Siswa lebih banyak menunggu materi yang diberikan guru daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan (kognitif). keterampilan (psikomotorik) serta sikap (afektif) yang mereka butuhkan. 5
Siswa masih mengalami kesulitan dalam menguasai materi dengan pola pikir mereka yang menganggap sulit dalam mempelajari dan memahami suatu mata pelajaran sehingga kemampuan berpikir kritis siswa masih tergolong rendah. Rendahnya kemampuan berpikir kritis pada siswa tersebut dilihat berdasarkan sikap siswa yang terpaku pada penjelasan atau ceramah guru. Siswa yang berpikir kritis adalah siswa yang mampu mengidentifikasi, mengevaluasi, mengkonstruksi argument serta menolong dirinya atau orang lain dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian diharapkan dapat mengubah pola dan sikap guru dalam mengajar yang semula berperan sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator yang menghasilkan suatu pembelajaran yang berorientasi pada kerjasama diantara siswa dalam memecahkan masalah yang dapat melatih dan merangsang siswa untuk mengembangkan daya nalar secara kritis.6
5 Maria Ulfa, “Penerapan Metode Picture And Picture Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas VI Mata Pelajaran IPS Di SDN 2 Suangi”(Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Jurusan PGMI. Universitas Islam Negeri (UIN), Mataram, 2014)
6 Stepani Septi Kurniawan. “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Xaverius 3 Bandar Lampung Pada Materi Interaksi Makhluk
Dengan bepikir kritis seorang siswa akan berusaha menmukan masalah dan berusaha menyelasaikan, mengidentifikasi, menafsirkan,dan merencanakan pemecahaan masalah. Berpikir kritis juga diperlukan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa dan juga bisa mengembangkan kreativitasnya dalam proses pembelajaran serta merefleksi diri agar terbiasa dilate untuk berpikir. Proses berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPA dapat dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran khusus agar keterampilan terus berkembang.
Berdasarkan hasil observasi awal yang diperoleh dari guru biologi pada MTs Al-Madaniyah diketahui bahwa proses pembelajaran masih diajarkan dengan cara yang sama yaitu hanya dilaksanakan dalam ruang kelas dengan terfokus pada apa yang terdapat atau tertuang dalam buku saja. Dalam hal ini fungsi dan peranan guru menjadi sangat dominan, sedangkan di sisi lain siswa hanya menyimak dan mendengarkan informasi serta pengetahuan yang di berikan oleh guru. Selain itu, proses pembelajaran biologi pada siswa kelas VII di MTs Al- Madaniyah diketahui bahwa beberapa siswa mengantuk, berbicara dengan temannya, dan sebagian ada yang bermain.7
Banyak. pendapat para ahli pendidikan menjelaskan bahwa model yang di.harapkan agar peserta didik mampu menemukan, meguasai dan memahami konsep dan teori materi pembelajaran serta mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik, diantaranya adalah pembelajaran pendekatan Hidup Dengan Lingkungannya”. ( Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Jurusan Biologi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 2014)
7 Observasi Awal tanggal 22 November 2019
jelajah alam sekitar. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Ana Zufiana (2016) tentang efektifitas penggunaan pendekatan jelajah alam sekitar (JAS) terhadap hasil belajar siswa kelas IV pada materi pokok struktur bagian tumbuhan dan fungsinya di MI Rifa'iyah Limpung Batang tahun ajaran 2015/2016, hasil penelitian ini menunjukan bahwa Penerapan pendekatan jelajah alam sekitar dalam pembelajaran IPA materi pokok struktur bagian tumbuhan dan fungsinya pada siswa kelas IV MI Rifa’iyah Limpung Batang dapat dikatakan efektif hal ini dikarenakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa .8 Pada penelitian Dian Sumitra (2016) tentang pengaruh jelajajah alam sekitar (JAS) terhadap keterampilan proses dan hasl belajar biologi kelas X SMA Negeri 5 Lubukliung menunjukan bahwa kemampuan belajjarn tersebut sangat dipengaruhi oleh keterampilan proses yang dilakukan oleh siswa, karena melibatkan ketermpilan kognitif, manual dan social. Konsep belajara dimana keadaan siswa dikaitkan dengan lingkungan alam sekitar, sehingga dapat mempermudahkan siswa dalam mempelajarimateri dan menjadikan hasil belajarnya menjadi lebih bermanfaat.9
Terdapat perbedaan pada penelitian ini dengan peneltian terdahulu adalah diantaranya, variabel yang digunakan pada penelitian ini adalag untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa yang mana berbedah dengan penelitian sebelumnya sama-sama mengukur pada hasil belajar.
8 Ana Zufiana, “efektifitas penggunaan pendekatan jelajah alam sekitar (JAS) terhadap hasil belajar siswa kelas IV pada materi pokok struktur bagian tumbuhan dan fungsinya di MI Rifa'iyah Limpung Batang tahun ajaran 2015/2016”, (Skripsi, FTIK UIN Walisongo, Semarang, 2016), hlm 4
9 Dian Samitra,” Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Terhadap Keterampilan Proses Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 5lubuklinggau. Jurnal Bioeditika Vol.4 No. 2. 206. Halm 12.
Melalui hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa hanya menyimak dan mendengarkan informasi serta pengetahuan yang di berikan oleh guru, sehingga mengakibatkan kemampuan berpikir kritis rendah. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran biologi antara lain adalah dengan melakukan proses pembelajaran di luar sekolah, seperti memanfaatkan alam yang terdapat di sekitar lingkungan sekolah.
Dengan menggunakan strategi pembelajaran yaitu metode jelajah alam sekitar (JAS).
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka peneliti melakukan penelitian tentang “Pengaruh Jelajah Alam Sekitar (JAS) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Di MTs Al-Madaniyah”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah: ”Apakah pembelajaran Jelajah Alam Sekitar (JAS) berpengaruh terhadap kemapuan berpikir kritis siswa pada materi klasifikasi makhluk hidup di MTs Al -Madaniyah”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh Jelajah Alam Sekitar (JAS) terhadap kemampuan berpikir kritis Siswa Pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup di MTs Al Madaniyah
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis 1) Bagi peneliti
Memberikan sumbangan bagi khasanah pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang dapat meningkatkan motivasi belajar, hasil berpikir kritis dengan merode Jelajah Alam Sekitar (JAS).
2) Bagi peneliti selanjutnya
Untuk dapat mengembangkan penelitian yang lebih luas lagi dari penelitian sebelumnya.
b. Manfaat Praktis 1) Bagi peserta didik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa tentang pentingnya motivasi dan hasil belajar guna mencapai tujuan yang diinginkan.
2) Bagi Guru
Dapat memberikan alternatif dalam memilih model dan metode pembelajaran biologi yang lebih variatif sebagai upaya dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik serta dapat dijadikan rujukan sebagai bahan penelitian lebih lanjut.
3) Bagi sekolah
Bagi.sekolah bisa dijadikan sebagai masukan dalam melaks anakan pembelajaran yang lebih komprehensif guna meningkatkan mutu dan kualitas sekolah.
D. Definisi Operasional 1. Jelajah Alam Sekitar
Jelajah Alam Sekitar (JAS) merupakan pembelajaran yang memberikan kemudahan peserta didik untuk memahami materi pelajaran dengan memanfaatkan lingkungan alam sekitar kehidupan peserta didik baik lingkungan fisik, social, teknologi, dan budaya sebagai objek belajar IPA yang fenomena ala mini dapat dipelajari melalui kerja ilmiah.
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya yang palin efektif dan efisien untuk mengoptimalkan pembelajaran dan meningkatkan hasil pembelajaran.10
2. Berpikir kritis
Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan seseorang dengan cara berpikir mendalam dan logis mengenai sebuah permasalahan berdasarkan informasi yang relevan. Proses tersebut akan mendorong munculnya pemikiran-pemikiran baru. Melalui metode diskusi siswa lebih mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis, karena di dalam diskusi siswa secara dapat mengemukakan ide atau pendapatnya secara bebas dan bersama-sama suatu permasalahan. Kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini akan di ukur dengan menggunakan soal-soal.
10 Nur Anisa, Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) Berbasis Gallery Walk Terhadap Hasil Belajar Kognitif Dan Efektif Terhadap Peserta Didik Kelas IV MI Ismaria Al- Qur’aniayah Rajabasa Bandar Lampung.( Skripsi, FTK, Jurusan PGMI, UIN Raden Intan Lampung, 2017) Hlm 18.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Belajar
Arti kata belajar di dalam buku Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah.berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Perwujudan dari berusaha adalah berupa kegiatan sehingga belajar merupakan suatu kegiatan.
Terdapat berbagai macam pengertian belajar yang ditinjau dari beberapa sumber, diantaranya :
Arthur J. Gates mengartikan belajar adalah perubahan tingkah laku melalui penn galamn dan latihan. Menurut L.D Crow dan A.
crow berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses aktif yang perlu dirangsang dan dibimbing kearah hasil-hasil yang diinginkan (dipertimbangkan). Belajar adalah penguasaan kebiasaan-kebiasaan (habitual), pengetahuan, dan sikap-sikap.
Belajar menurut Gregory A. Kimble adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam potensialitas tingkah laku yang terjadi pada seseorang atau individu sebagai suatu hasil latihan atau praktik yang diperkuat dengan diberi hadiah.11
Jadi belajar dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau usaha yang disadari. untuk meningkatkan kualitas kemampuan atau tingkah laku dengan menguasai sejumlah pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, perubahan kualitas kemampuan tadi bersifat permanen. Belajar secara formal adalah usaha menyelesaikan program pendidi kan di sekolah atau perguruan tinggi dengan bimbingan guru atau dosen. Secara autodidak
11 Purwa Atmaja Prawira. Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru. (Yogyakarta: Ar- Ruzzmedia, 2016, Hlm 224
13
adalah belajar di luar program pendidikan di sekolah atau perguruan tinggi, yakni atas usaha sendiri. Belajar secara autodidak disebut juga selfstudy atau studi mandiri. (Fudyartanto, 2002).12
2. Unsure-unsur belajar
Menurut Ani Chatarina dkk, unsure-unsur balajar adalah sebagai berikut :
a. Pembelajaran
pembelajaran dapat berupa peserta didik, warga dan peserta pelatihan.
b. Rangsangan
Rangsangan adalah peristiwa yang merangsang pengindraan pembelajaran. Dalam kehidupan seseorang terdapat banyak stimulus yang berada dilingkumgannya.
c. Memori
Memori pembelajaran berisi berbagi kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap.
d. Respon
Respon adalah tindakan yang dilakukan dari aktualisasi memori.
Pembelajaran yang sedang mengamati, maka memori yang ada di dalam dirinya kemudian memberikan respon terhadap stimulus tersebut.
12 Ibid, h.227-228
3. Prinsip Belajar
Darsono, mengemukakan prisip belajar sebagai berikut : “kematangan jasmani dan rohan, memiliki kesiapan, memahami tujuan, memiliki
kesungguhan, ulangan dan latihan”
a. kematangan jasmani dan rohani
salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencpai kematangan jasmani dan rohani sesuai tingkat yang dipelajariny. Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas minimal uur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk melakukan kegiatan belajar. Sedangkan kematangan rohaninya yaitu telh memiliki kemampuan psikologis untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
b. memiliki kesiapan
setiap orang yang hendak belajar harus memiliki kesiapan artinya dengan kemampuan yang cukup, baik fisik, mental maupun perlengkapan belajar.
c. memahami tujuan
setiap orang yang mau belajar harus memahami tujuannya, kemana arah tujuan dan apa manfaat bagi dirinya. Prinsip ini sangat penting dimiliki oleh orang yang belajar agar proses yang dilakukan dapat cepat selasai dan berhasil.
d. memiliki kesungguhan
orang yang belajar harus memilki kesungguhan untuk melaksanakannya. Belajar tanpa kesengguhn akan memperoleh hasil yang kurang memuakan.
e. ulangan dan latihan
prinsip yang tidak kalah pentingnya adalah ulangan dan latihan.
Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap diotak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan.13
4. Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya, adalah suatu proses, yaitu proses mengatur,.mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong pesert didik melakukan proses belajar. Pembelajaran juga dikatakan sebagai proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam melakukan proses belajar. Peran dari guru sebagai pembimbing bertolak dari banyaknya peserta didik yang bermasalah. Dalam belajar tentunya banyak perbedaan, seperti adanya peserta didik yang lambah dalam mencerna materi pembelajaran.
Menurut Trianto, pembelajaran adalah aspek kegiatan yang kompleks.dan tidak dapat dijelaskan sepenuhnya. Secara sederhana, pembelajaran dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pada hakikatnya, Trianto
13
mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan peserta didiknya (mengaahkan interaksi peserta didik dengan sumber belajar lain) dengan maksud agar tujuannya dapat tercapai. Dari uraiannya tersebut, maka terlihat jelas bahwa pembelajaran itu adalah interaksi dua arah dari pendidik dan peserta didik, diantara keduanya terjadi komunikasi yang terarah menuju kepada target yang telah ditetapkan.14
Adapun tujuan pembelajaran adalah faktor yang sangat penting dalam. proses pembelajaran. Dengan adanya tujuan, maka guru memiliki pedoman dan sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan mengajar. Jika dilihat dari sisi ruang lingkupnya, tujuan pembelajaran dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Tujuan yang dirumuskan secara spesifik oleh guru yang bertolak dari materi pelajaran yang akan disampaikan.
b. Tujuan pembelajaran umum, yaitu tujuan pembelajaran yang sudah tercantum dalam garis-garis besar pedoman pengajaran yang dituangkan dalam rencana pengajaran yang disiapkan oleh guru.
Tujuan khusus yang dirumuskan oleh seorang guru. Tujuan khusus yang dirumuskan oleh seorang guru harus memenuhi syarat-syarat, yaitu:
1) Secara spesifik menyatakan perilaku yang akan dicapai
14 Aprida Pane. Belajar Dan Pembelajaran.Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman. Vol 3.No 3,2017, hlm 337
2) Membatasi dalam keadaan mana pengetahuan perilaku diharapkan dapat terjadi (kondisi perubahan perilaku)
3) Secara spesifik menyatakan kriteria perubahan perilaku dalam arti menggambarkan standar minimal perilaku yang dapat diterima sebagai hasil yang dicapai. 15
5. Metode jelajah alam sekitar (JAS).
Ridlo (2005) menyatakan bahwa alam sekitar siswa ialah lingkungan di sekolah siswa, dapat berupa lingkungan alam. Sosial, budaya, agama dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran yang dirancang dengan menerapakan pendekatan JAS, kegiatan belajar dilaksanakan dengan mengajak siswa untuk mengenal obyek, mengenal gejala dan permasalahannya, serta menelaah dan menemukan kesimpulan atau konsep tentang hal yang dipelajari.
Menurut Wibowo (2007) kegiatan belajar dengan mengajak siswa untuk melakukan berbagai tindakan yang akan memberikan pengalaman langsung dan konkrit bagi mereka. Kegiatan belajar melalui penejelajahan alam sekitar akan member peluang lebih luas kepada siswa, untuk mempelajari obyek-obyekbiologi yang menjadi pusat perhatianny, atau yang lebih sesuai dengan kebutuhan setiap siswa.
Pembelajaran JAS merupakan strategi dalam pembelajaran yang mengutamakan lahan di sekitar sekolah atau sumber belajar lain di luar sekolah sehingga memungkinkan siswa belajar secara langsung terhadap
15 Ibid, hlm 343
fenomena alam berdasarkan pengamatannya sendiri. Dalam hal ini guru harus jeli dalam memilih topik pelajaran yang cocok jika akan menggunakan strategi ini. Strategi ini mempunyai kelebihan, yaitu siswa belajar dalam kondisi yang menyenangkan. Strategi ini didasarkan pada learning by doing. Siswa dapat berinteraksi langsung dengan keadaan alam nyata sehingga seluruh indera yang dimilikinya akan difungsikan, siswa dapat melihat langsung fenomena alam di sekitar sekolah.
Menurut mulyani (2008) JAS sebagai suatu metode memiliki karakter menyenangkan, terekspresi secara exlusif dalam istilah bioedutainmen (asal kata bio = biologi, edu = education, tainment = intertainment). Yakni merupakan strategi pembelajaran biologi yang menghibur dan menyenagkan melibatkan unsur ilmu sains proses penemuan ilmu (inkuri), keterampilan berkarya, kerjasama, permaina yang mendidik kompetisi, tantangan dan sportifitas.
a. Komponen-komponen pendekatan JAS.
Menurut ridlo (2005), pendekatan JAS terdiri atas beberapa komponen yang seyogyanya dilksanakan secara terpadu, adapu komponen-komponen JAS terdiri dari:
1) Eksplorasi
Dengan melakukan explorasi terhadap lingkungannya seseorang akan berinteraksi dengan fakta yang ada di lingkungannya sehingga menemukan pengalaman dan sesuatu yang menimbulkan pertanyaan dan masalah. Dengan adanya masalah
manusia akan melakukan kegiatan berfikir mencari pemecahan masalah.
2) Kontruktivisme
Dalam pembentukan pengetahuan terdapat dua aspek berfikir, yaitu aspek figurative dan aspek operatif. Berfikir operatif memungkinkan seseorang untuk mengembangkan pengetahuannya dari suatu level tertentu ke level lebih tinggi.
3) Proses Sains
Proses kegiatan ilmiah dimulai ketika sesorang melakukan pengamatan, dari sini menimbulkan pertanyaan atau permasalahan.
Permasalahan ini akan mendapatkan pemecahan dengan melakukan metode ilmiah, atau membandingkan dengan teori yang diperoleh sebelumnya.
4) Masyarakat Belajar
Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar teman, kelompok, antara yang tahu dengan yang belum tahu. Dalam kelas yang menggunakan pendekatan kontekstual, guru disarankan untuk melaksanakan pembelajaran dalam kelompok belajar.
Anggota kelompok sebaiknya yang berterogen, shingga yang pandai dapat mengajari yang kurang pandai, yang cepat menangkap pelajaran dapt Mendorong temannya yang lambat,
yang mempunyai gagasan dapat mengajukan usul. Guru dapat melakukan kolaborasi dengan mendatangkan “ahli” ke kelas sebagai narasumber sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman belajar secara langsung dari ahlinya.
5) Bioedutainment
Bioedutainment dalam pendekatannya melibatkan unsur utama, yaitu ilmu dan penemuan ilmu, keterampilan berkarya, kerjasama, permainan yang mendidik, kompetensi, tantangan dan sportifitas dapat menjadi salah satu solusi dalam menyikapi perkembangan biologi saat ini dan masa yang akan datang. Dengan Bioedutainment semua aspek dapat teramati (Mulyani:2008)
Yang menjadi ciri dalam pemebelajaran JAS, yaitu:
a) Selau dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung maupun tidak langsung yaitu menggunakan media.
b) Selalu ada kegiatan berupa prediksi, pengamatan dan penjelasan.
c) Adanya laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan, gambar, foto atau audiovisual.
d) Kegiatan dirancang dengan menyenangkan sehingga menimbulkan minat untuk belajar lebih lanjut.
b. Langkah-langkah dalam model pembelajaran JAS
Adapun langkah-langkah dalam pemebelajaran JAS adalah sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan materi bahan ajar yang diberikan untuk siswa..
2) Guru membentuk kelompok heterogen, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
3) Guru membimbing siswa dalam melakukan pengamatan dilingkungan sekitar.
4) Setiap kelompok mengajarkan tugas dari guru berupa LKS yang sudah dirancang sebelumnya oleh guru dan guru memberi bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkannya.
5) Setiap kelompok melaporkan hasil pengamatannya dengan mempresentasikan hasil kelompoknya.
6) Guru memberi tes untuk siswa secara individu
7) Menjelang akhir pembelajaran guru memberikan pendalaman materi secara klasikal.
c. Prinsip-prinsip model JAS
Berikut merupakan prinsip-prinsip model JAS:
1) Dengan pembelajaran alam sekitar guru dapat memperagakan secara langsung sesuai dengan sifat-sifat atau dasar pengajaran.
2) Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak- banyaknya agar anak aktif atau giat tidak hanya duduk, dengar, dan catat saja.
3) Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran secara totalitas.
4) Pengajaran alam sekitar member kepada anak bahan apersepsi intelektual yang kukuh tidak verbalitas.
5) Pembelajaran alam sekitar memberikan apersepsi emosional karena alam sekitar mempunyai ikatan emosional dengan anak.
d. Kelebihan model pembelajaran JAS
1) Siswa diajak secara langsung berhubungan dengan lingkungan sehingga mereka memperoleh pengalaman tentang masalah yang dipelajarinya.
2) Pengetahuan bisa diperoleh sendiri melalui hasil pengamatan, diskusi, belajar mandiri dari buku diktat sekolah, atau sumber lain.
3) Evaluasi tidak hanya didapat dari aspek kognitif, tetapi afektif dan juga psikomotorik.
4) Dengan pembelajaran JAS dapat membentuk pada diri siswa rasa saying terhadap alam sehingga menimbulkan minat untuk memelihara dan melestarikannya.
e. Kekurangan model pembelajaran JAS
1) Tidak terkontrolnya proses belajar mengajar karena terlalu banyak siswa yang asik bermain sendiri.
6. Materi Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi makhluk hidup merupakan salah satu cara untuk mengkelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri yang berbeda.
Kalsifikasi makhluk hidp bertujuan untuk mempermudah dalam mengenali, membandingkan dan mempelajari makhluk hidup.16
a. Ciri-ciri Makhluk Hidup
Delapan ciri makhluk hidup diantaranya bergerak, memerlukan makanan, peka terhadap rangsang, bernafas, tumbuh, mengeluarkan zat sisa, berkembang biak dan beradaptasi.
1) Makhluk hidup bergerak
Kamu dapat berjalan, belari, berenag dan menggerakkan tangan itu merupakan cirri bergerak. Tubuhmu dapat melakukan aktivitas karena memiliki sistem gerak terdiri atas tulang sendi, dan otot. Ketiganya bekerja sama membentuk sistem gerak.
Gambar 2.1 Pelari (Sumber : id.pngtree.com) 2) Makhluk hidup memerlukan makan dan air
Makhluk hidup membutuhkan makanan dan minuman untuk mempertahankan hidupnya. Makhluk hidup yang tidak makan berhari– hari akan mati. Hewan peliharaan yang tidak diberi makanan dapat menjadi lemah, bahkan akhirnya akan mati.
Manusia dan tumbuhan juga membutuhkan makanan dan
16 Fransiska Romana. Pengembangan Media Exploding Box Pada Materi Ciri-Ciri Dan Klasifikasi Makhluk Hidup Kelas VII SMP. (Skripsi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Biologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2020)
minuman. Tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri.
Tumbuhan dapat menyerap air dan zat hara dari dalam tanah dengan menggunakan akar. Manusia membutuhkan makanan dan minuman setiap hari. Manusia akan merasa lapar jika tidak makan dan minum. Maka dari itu makhluk hidup membutuhkan makanan dan air untuk mempertahankan hidupnya.
Gambar 2.2
(Sumber: Kolekgambar.blogspot.com) 3) Makhluk hidup bernapas
Setiap saat kamu bernapas, yaitu menghirup udara yang di antaranya mengandung oksigen (O2) dan mengeluarkan udara dengan kandungan karbondioksida (CO 2) lebih besar dari yang dihirup. Kamu dapat merasakan kebutuhan bernapas dengan cara menahan untuk tidak menghirup udara selama beberapa saat.
Tentunya kamu akan merasakan sesak sebagai tanda kekurangan oksigen.
Gambar 2.3 Manusia sedang bernapas (Sumber: Malekbio.blogspot.com)
4) Makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan berkembang
Perhatikan tubuhmu, samakah tinggi dan massa tubuhmu sekarang dengan tinggi dan massa tubuhmu waktu masih kecil?
Tentu saja tidak sama. Tinggi dan massa tubuhmu akan bertambah seiring pertambahan usia. Proses inilah yang disebut dengan tumbuh. Hewan juga mengalami hal yang sama. Kupu- kupu bertelur, telur tersebut kemudian menetas menjadi ulat, lalu menjadi kepompong, kepompong berubah bentuk menjadi kupu- kupu muda, dan akhirnya berkembang menjadi kupu-kupu dewasa.
Gambar 2.4
Mausia dan hewan mempunyai ciri tumbuh dan berkembang (Sumber : Buku IPA Kelas VII)
5) Makhluk hidup berkembang biak
Kemampuan makhluk hidup untuk memperoleh keturunan disebut berkembang biak (reproduksi). Berkembang biak bertujuan untuk melestarikan keturunan agar tidak punah. Sebagai contoh kamu lahir dari ayah dan ibu. Ayah dan ibumu masing-masing
juga mempunyai orangtua yang kamu panggil kakek dan nenek, dan seterusnya.
Gambar 2.5 Ibu dan bayinya (Sumber : Buku IPA kelas VII semester 1) 6) Makhluk hidup peka terhadap rangsang
Peka terhadap rangsang adalah merespon atau merasakan jika terjadinya kontak atas makhluk hidup, seperti halnya tumbuhan putri malu jika tumbuhan tersebut di pegang maka daun – daunya itu akan menguncup. Manusia pun juga jika bersenggolan atau menyentuh teko yang panas maka akan reflek dengan sendirinya.
Gambar 2.6 Putrimalu mengatup saat disentuh (Sumber : Saungsains.blogspot.com) 7) Makhluk hidup melakukan adaptasi
Adaptasi adalah usaha organisme (tumbuhan, hewan, manusia) untuk mengatasi tekananan dari lingkungan atau untuk menyesuaikan diri agar tetap dapat mempertahankan diri. Adaptasi
di kelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu : (1) Adaptasi morfologi, adalah penyesuaian diri terhadap alat-alat tubuhnya.
Contoh : butung elang mempunyai kuku panjang untuk menerkam mangsa. Bunga teratai mempunyai daun yang lebar untuk memperluas bidang penguapan. (2) Adaptasi fisiologi, yaitu penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan fungdi alat-alat tubuh. Contoh : manusia menambah jumlah sel darah merah bila berada di pegunungan. (3) Adaptasi tingkah laku, yaitu penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan tingkah lakunya.
Contoh : bunglon merubah warna tubuhnya. Ikan paus muncul kepermukaan secara periodik.
Gambar 2.7 Bunglon merubah warnanya seperti daun (Sumber : www.sciencemediaedu.com)
8) Makhluk hidup melakukan ekskresi
Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa-sisa metabolisme tubuh. Dalam proses oksidasi makanan selain menghasilkan energy, tubuh juga menghasilkan zat sisa yang harus dikeluarkan dari tubuh. Jika tidak dikeluarkanakan membahsyakan tubuh (Teguh Purwantari & Kartono, 2010). Contoh : manusia
mengeluarkan keringat melalui pori-pori kulit. Ikan mengeluarkan karbondioksida melalui insang.
Gambar 2.8 Manusia mengeluarkan keringat (Sumber : www.sciencemediaedu.com) b. Klsifikasi Dikotomi dan Kunci Determinasi
Kunci determinasi dibuat berupa daftar ciri-ciri yang disusuan secara berurutan untuk menentukan atau menemukan filum/divisi, kelas, ordo, family, genus , atau spesies suatu makhluk hidup. Kunci determinan bersifat dikotomis yaitu berupa urutan nomer yang terdiri dari dua daftar ciri makluk hidup yang berlawanan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan kunci determinasi adalah sebagi berikut :
1) Kunci harus dua hal yang berbeda (dikotomi)
2) Kata pertama dalam tipe pada 1 kuplet harus identik, contoh : a) Tumbuhan bersepora …
b) Tumbuhan tidak bersepora ...
3) Pilihan dari kuplet harus kontrakditif, sehingga satu bagian dapat diterima satu bagian dapat ditolak.
4) Hindari pemakaian kisaran yang tumpang tindih atau hal-hal yang bersifat relatif, contoh : panjang daun 3-6 cm, daun besar atau kecil.
5) Gunakan sifat yang dapat diamati
6) Peryataan dari dua kuplet yang berurutan jangan dimulai dengan kata yang sama.
7) Setiap kuplet diberi nama 8) Buat peryataan yang pendek
Dalam memklasifikasikan makhluk hidup para ahli memperhatikan beberapa kriteria yang menjadi penentu dan selalu di perhatikan. Berikut contoh kriteria klasifikasi tumbuhan yang perlu diperhatikan :
1) Organ perkembangbiakannya, apakah dengan spora atau dengan bunga.
2) Habitusnya, apakah berupa pohon, perdu, atau semak.
3) Bentuk daun dan bunga.
4) Cara berkembang bika, apakah dengan seksual atau dengan vegetatif.
7. Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah proses yang bertujuan memutuskan pengaturan diri yang memacu penyelesaian masalah dan mengambil keputusan. Berpikir kritis merupakan proses berpikir intelektual dimana pemikir dengan sengaja menilai kualitas pemikirannya, pemikir
menggunakan pemikiran yang reflektif, independen, jernih, dan rasional.
Berpikir kritis sebagai berpikir evaluatif yang mencakup baik itu kritik maupun berpikir kreatif dan yang secara khusus berhubungan dengan kualitas pemikiran atau argumen yang disajikan untuk mendukung suatu keyakinan atau rentetan tindakan. Indikator keterampilan berpikir kritis menurut Fisher adalah :
a. Mengidentifikasi
Identifikasi adalah membedakan komponen-komponen yang satu dengan yang lainnya sehingga tidak menimbulkan kebingungan.
Mengindentifikasi merupakan pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau sesuatu. Dengan identifikasi suatu komponen itu dapat dikenal dan diketahui masuk dalam golongan mana.
b. Menilai
Menilai adalah suatu tindakan mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Menilai merupakan suatu kegiatan memeriksa kebenaran suatu informasi dan suatu kegiatan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan.
c. Menginterpretasi
Menginterpratasi merupakan kegiatan menjelaskan dan menafsirkan fakta, data, informasi, atau peristiwa dalam tabel, gambar, diagram, grafik, dan dapat juga menerangkan sesuatu dengan grafik atau tabel.
d. Menganalisis
Menganalisis merupakan kegiatan menguraikan suatu bahan (fenomena atau bahan pelajaran) ke dalam unsur-unsurnya, kemudian menghubungkan bagian dengan bagian dengan cara disusun dan diorganisasikan. Kemampuan ini merupakan tingkat intelektual yang lebih tinggi daripada pemahaman dan penerapan, karena memerlukan pemahaman isi dan bentuk struktural materi yang dipelajari.
e. Mengemukakan pendapat atau berargumen
Pendapat merupakan suatu pemikiran atau perkiraan tentang suatu hal. Selain itu, pendapat bisa didefinisikan sebagai suatu alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendirian, atau gagasan. Berpendapat berarti berdebat dengan saling mempertahankan atau menolak alasan masing- masing.
f. Mengevaluasi
Mengevaluasi merupakan kegiatan mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan, menyatakan pendapat, memberi penilaian berdasarkan kriteria-kriteria tertentu baik kualitatif maupun kuantitatif.
Mengevaluasi merupakan tindak lanjut dari kegiatan menilai.
g. Menyimpulkan atau menginferensi
Menyimpulkan dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk menginterpretasikan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta. Membuat kesimpulan berawal dari pengumpulan
data, kemudian melalui suatu diskusi dibuat kesimpulan sementara berdasarkan informasi yang yang dimiliki sampai batas waktu.
B. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan sebuah kesimpulan untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel-variabel yang ada dalam penelitian17
17Sugiyono, Metode Penelitan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 60.
Siswa
1. Kurangnya minat belajar siswa 2. Kurang kerjasama antar siswa
3. Metode yang digunakan guru cenderung menggunakan metode ceramah
4. Penggunaan model kurang tepat
5. Kurangnya strategi pembelajaran yang disusun guru sehingga siswa merasa bosan dan jenuh dalam belajar
6. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
Adanya treatment dengan menggunakan pembelajaran jelajah alam sekitar (JAS)
1. Meningkatnya minat dan keaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa mampu meningkatkan keaktifan dalam proses belajar mengajar
2. Meningkatnya kemampuan siswa dalam berpikir kritis belajar dengan menggunakan model pembelajaran jelajah alam sekitar (JAS).
3. Strategi pembelajaran yang disusun sistematis menjadikan berpikir kritis meningkat.
C. Hipotesis
Pada umumnya hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubungan dua variabel. Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam penelitian.18
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan, maka dapat dirumuskan dua hipotesa yaitu :
Ho : Tidak terdapat pengaruh pembelajaran jelajah (JAS) alam sekitar terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik pada materi klasifikasi makhluk hidup di MTs Al Madaniyah.
Ha :Terdapat pengaruh pembelajaran jelajah alam sekitar (JAS) terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik pada materi klasifikasi makhluk hidup di MTs Al Madaniyah
Dibawah ini merupakan hipotesis statistiknya : 1. Ha : µ1 ≠ µ2
2. Ho : µ1 = µ2
18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013, hlm. 112)
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yakni penelitian dengan cara memperoleh data yang berbentuk angka. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh hubungan dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar (JAS) Untuk Meningkatkan kemampuan berpikir Kritis Pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup di MTs Al Madaniyah.
B. Populasi dan sampel 1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.
Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII di MTs Al Madaniyah.
2. Sampel
Sampel merupakan suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian. Penelitian mengambil sampel 20 siswa kelas VII di MTs Al Madaniyah.
C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian
Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan November sampai bulan Desember 2020.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di MTs Al Madaniyah.
3. Variabel Penelitian
Variabel berasal dari bahasa inggris variable yang berarti ubahan, waktu tidak tetap, atau gejala yang dapat diubah-ubah.19 Yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Sebagai variabel terikat dalam penelitian ini adalah berpikir kritis peserta didik kelas VII di MTs Al Madaniyah. Sedangkan untuk variabel bebasnya yaitu Penerapan jelajah alam sekitar.
D. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sebuah pola perencanaan yang terkait sistematika pelaksanaan penelitian. Desain penelitian juga merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan yang matang tentang hal-hal yang dilakukan.20 Jadi desain penelitian adalah rangkaian seluruh sistematika dalam rencana mengumpulkan data agar dapat terlaksana sesuai tujuan penelitian yang ingin dicapai. Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest Postest Non Equivalent Control Group Design. Pelaksanaan penelitian ini memerlukan dua kelas yang nantinya dua kelas ini akan diberi nama kelas Eksperimen-1 dan kelas Eksperimen-2.
19Ibid, hlm. 27
20Margono, Metode Penelitian, (Jakarta:Rineka Aditama, 2010), hlm, 100.
Tabel 3.1 Desain penelitian
No Kelas Pretest Perlakuan Postest
1 K. Eksperimen (R) O1 X O2
2 K. Kontrol (R) O3 O4
Keterangan:
R = Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa kelas VII yang di ambil secara simple dan random sampling
O1 dan O3 = Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama- sama diberikan pretest
X = Perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan jelajah alam sekitar (JAS) pada kelompok eksperimen
O2 = Posttest pada kelompok eksperimen setelah diberi pembelajaran dengan menggunakan model jelajah alam sekitar (JAS)
O4 = Posttest pada kelompok kontrol yang diberikan pembelajaran seperti biasanya menggunakan model kooperatif
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Teknik Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan pencatatan secara sistematis.
Observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas peserta didik selama proses belajar mengajar berlangsung melalui observasi, observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran Jelajah Alam Sekitar (JAS) dalam kegiatan belajar mengajar. Observasi ini dilakukan untuk melihat keaktifan peserta didik dalam proses belajar.
2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab.
Wawancara dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu. Teknik ini dapat digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga dilakukan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari dalam diri responden secara lebih mendalam. Hal-hal yang dimaksud dapat berupa masalah atau hal negatif yang dirasakan, maupun berbagai hal positif yang muncul dengan implementasi teknik pembelajaran tersebut.21
21 Lorentya. Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X Akuntansi 3 Smk Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidkan Akuntasi Indonesia, Vol.X, No 1, Tahun 2012. Hal 70
3. Teknik Tes
Data tes diperoleh dari pre test dan post test masing-masing berjumlah 5 soal tentang klasifikasi makhluk hidup kelas VII di MTs Al Madaniyah tahun pelajaran 2019/2020 pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Menurut Sudijono tes merupakan cara yang dipergunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas, baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan, sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi. maka tes dalam penelitian ini hanya menggunakan empat ranah tingkat berpikir yaitu: (C1) Mengingat, (C2) Memahami, (C3) Mengaplikasikan, (C4) Menganalisis.
4. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh daftar nama dan jumlah siswa kelas VII di MTs Al-Madaniyah, rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) siswa mendokumentasikan aktifitas siswa saat pembelajaran berlangsung. Menurut Riduwan dokumentasi ditunjukkan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto- foto, film dokumentasi, dan data yang relevan dengan penelitian.
Foto dokumentasi berfungsi untuk merekam berbagai kegiatan kejadian selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil lembar
pengamatn keterampilan intelektual dan model jelajah alam sekitar (JAS) digunakan sebagai bukti nyata dari proses pengumpulan data. RPP digunakan sebagai bukti nyata dari rancangan proses pembelajaran yang digunakan.
F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian
Instrumen adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.22
1. Observasi
Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk menilai tingkah laku dari peserta didik pada saat proses terjadinya kegiatan pengamatan.
Observasi baik dilakukan secara partisipatif maupun nonpartisipatif.
Dalam penelitian ini lembar observasi digunakan saat proses pembelajaran yang dilakukan oleh observer yaitu dan peneliti Nur Rahmah.
2. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru bidang studi di MTs Al-Madaniyah. Wawancara dilakukan untuk megetahui sejumlah informasi tentang proses pembelajaran yang diterapkan di sekolah khususnya yang dilakukan peneliti selama memberikan tindakan instrument wawancara dapat dilihat pada almpiran 1 halaman 61 .
3. Tes
Dalam penelitian ini,instrumen tes terdiri dari pretes dan posttest.
Pretest diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk
22 Sugiyono, Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Jakarta: Alfabeta, 2016), hlm. 147.
mengukur kemampuan awal masing-masing kelompok dan diberikan sebelum pembelajaran dilakukan. Sedangkan posttest digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah dilakukan pembelajaran menggunakan pembelajaran Jelajah Alam Sekitar (JAS). Tes kemampuan berpikir kritis yang digunakan adalah berbentuk uraian, dengan tujuan agar proses berpikir, ketelitian, dan sistematika penyusunan dapat dilihat melalui langkah-langkah penyelesaian soal tes.
4. Dokumentasi
Dokumen merupakan suatu metode pengumpul data untuk membantu peneliti dalam mencari data yang bersumber dari dokumentasi.
Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari metode ini berupa foto-foto siswa MTs Al-Madaniyah.
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Observasi
Data hasil observasi tentang keterlaksanaan pembelajaran yang menggunakan RPP. Dalam penelitian ini RPP dianalisis menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
% keterlaksanaan RPP = 100 % Keterangan:
X = Jumlah langkah pembelajaran yang terlaksana
Y = Total langkah pembelajaran yang harus dilaksanakan.23 Itensitas presentase keterlaksanaan pembelajaran disamakan dengan kriteria yang terlihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Kategori keterlaksanaan pembelajaran
Interval Kategori
80% - 100% Sangat Baik
60% - 79% Baik
40% - 59% Cukup baik
20% - 39% Kurang baik
< 20% Tidak baik
Sudjana (2008:118) 2. Analisis Data Instrument Tes
Hasil analisis deskriptif berdasarkan skor yang telah diperoleh dari masing-masing variabel penelitian yaitu dilihat dari kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPA Biologi kelas VII.
Analisis hasil tes kemampuan berpikir kritis belajar siswa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Menghitung jumlah skor dengan pedoman penskoran yang telah ditetapkan
2. Menjumlahkan skor dan menghitung presentase tes berpikir kritis
belajar dengan menggunakan rumus: 100 %
23Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT.
Rosdakarya, 2010), hlm. 102
3. Setelah mendapatkan hasil presentase tes kemampuan berpikir kritis kemudian dilakukan pemberian kategori skor tentang kemampuan berpikir kritis siswa.
Menurut Suharsimi Arikonto menyatakan bahwa pembagian kategori kemampuan berpikir kritis setelah dimodifikasi yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.3Tingkat Kemampuan Berpikir Berpikir Kritis Belajar Siswa Rentang nilai hasil
kemampuan berpikir kritis iswa
Kategori
81,25 ≤ P≤100 Sangat Timggi
71,5≤ P≤ 81,25 Tinggi
62,5 ≤ P ≤71,5 Sedang
43,75≤P ≤ 62,5 Rendah
0 ≤ P ≤ 43,75 Sangat Rendah
(Sumber:Setyowati,2011) 3. Analisis Kualitas Instrumen
1) Validitas
Menurutbn Azwar (2000), Validitas berasal dari kata Validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan suatu alat ukur untuk mengukur intrumen yang digunakan. Rumus yang digunakan di dalam menentukan validitas intrumen adalah rumus korelasi Product Moment dengan menggunakan angka kasar. Kriterianya yaitu:
Jika rxy ≥ rtabel, maka dikatakan valid dan jika rxy≤ rtabel maka tidak dikatakan valid.
2) Reliabilitas
Reliabilitas mengarah pada keakuratan dan ketepatan dari suatu alat ukur dalam suatu prosedur pengukuran. Dikatakan reliabilitas apabila intrumen tersebut diukur berapa kali tetap menghasilkan data yang sama.24 Rumus yang digunakan di dalam menentukan reliabilitas instrumen adalah menggunakan rumus alpha, kriterianya yaitu:
jika r11 ≥ 0,70 maka dikatakan reliabel dan jika r11 ≤ 0,70, maka dikatakan tidak reliabel.
3) Uji Prasyarat
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan teknik statistik yaitu dengan menggunakan uji-t. Sebelum uji-t dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Setelah uji persyaratan dilakukan maka langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis yang diajukan dengan menggunakan rumus Uji-t.
1) Uji normalitas
Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak.25
24Widodo Budi Prasetyo, Jurnal Psikologi, Vol. 3, Nomor. 1, Juni 2006, hlm. 2
25 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 119
Pengujian normalitas data dilakukan dengan uji kolmogorov- smirnov yang menggunakan program analisis statistic SPPS 20.0 for windows. Data dapat dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansinya lebih dari 0.05 dengan taraf signifikansi 5%
Uji normalitas bisa dicari dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat :
Dimana f0 menyatakan frekuensi hasil pengamatan dan fe menyatakan frekuensi harapan berdasarkan distribusi frekuensi kurva normal teoritis. Suatu data akan terdistribusi jika χ2hitung ≤ χ2tabel dan tidak terdistriusi normal jika χ2hitung ≥ χ2tabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat keebasan, db = k-1, dimana k menyatakan jumlah kelas interval. 26
2) Uji Homogenitas
Menurut Gunuwan (2013:87), jika sampel berasal dari distribusi sinormal, maka selanjutnya akan diuji kesamaan dua varian atau disebut uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan kedua atau lebih kelompok. Data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi sama atau tidak. Pengujian homogenitas dilakukan setelah diuji kenormalnya yaitu dengan
26 Alfira Mulya Asatuti, Statistika….,hlm.61-61.
= − !
"#
rumus SPSS.20.0 for windows. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji-F yaitu sebagai berikut :
Dengan petunjuk pengujian berikut ini : data homogen jika Fhitung ≤ Ftabel dan tidak homogen jika Fhitung ≥ Ftabel pada taraf signifikan 5%.27
3) Uji Hipotesis
Data terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji-t dua sampel independen (independent-samples t test) menggunakan program SPSS versi 20.00. Bentuk hipotesisnya jika nilai P-value (signifikasi) (2-tailed) ≥ α, dimana α = 0,05; maka Ha diterima dan diinterpretasikan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada keterampilan berbicara antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Kemudian, analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis statistik dengan program Aplikasi SPSS 20.0 for windows, menggunakan rumus independent samples T-Test, dengan rumus sebagai berikut :
27 Alfia Mulya Astuti, Statistika…,hlm. 64.
$ =%&'(&)* +,'-,*&'
%&'(&)* +,'.,/(0
Keterangan
t = nilai t yang dihitung
# = nilai rata-rata kelas eksperimen
= nilai rata-rata kelas kontrol )# = jumlah anggota kelas eksperimen ) = jumlah anggota kelas kontrol 1# = varians kelas eksperimen 1 = varians kelas control Kriteria:
> maka3 ditolak atau 3 diterima
< maka3 diterima atau 3 ditolak
Untuk mengetahui apakah perbedaan perlakuan tersebut signifikan atau tidak, maka nilai thitung tersebut perlu dibandingkan dengan nilai ttabel. Bila nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel, maka perbedaan itu signifikan, sehingga bisa dinyatakan terdapat pengaruh yang signifikan atas penggunaan media pembelajaran audio visual.
Jadi Ha diterima dan Ho ditolak. Begitu sebaliknya apabila nilai thitung
lebih kecil dari nilai ttabel, maka perbedaan itu signifikan. Sehingga bisa dinyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan atas penggunaan media pembelajaran audio visual Jadi, Ha ditolak Ho diterima.
= #−
5 )#− 1!1# + ) − 1!1
)#+ ) − 2 8 1)#+ 1) 9
BAB IV
HASIL PEELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Data Hasil Uji Instrumen Tes
a. Deskripsi Pre- Test dan Post-Test Kelas kontrol
Tabel 4.1 Deskripsi Pre- Test dan Post –Test Kelas Kontrol
No Nama Siswa Pretest Postest
1 IH 55 60
2 MN 60 65
3 RJ 65 75
4 DR 55 60
5 TC 45 60
6 AW 65 75
7 NA 40 45
8 HN 45 70
9 SA 60 75
10 NF 70 80
Jumlah 560 665
Rata-Rata 56,0 66,5
Nilai Terendah 40 45
Nilai Tertinggi 70 80
Pada tabel 4.1, terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas kontrol pada tes awal (Pre -Test). Diperoleh nilai tertinggi adalah 70 dan nilai terendah adalah 40, sedangkan pada (Post –Test). Nilai