• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA KREATIF DENGAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BANDA ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA KREATIF DENGAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BANDA ACEH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

E-ISSN 2828- 8904 E-ISSN 2828- 3546

Jurnal Edukasi El-Ibtida`i Sophia Volume 02, Nomor 02, Oktober 2023

Jurnal Edukasi El-Ibtida`i Sophia Vol. 04, No. 01, April 2022 |71

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA KREATIF DENGAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BANDA ACEH

Rika Fadhilah1, M.Isa2, Fadhillah3

1,2&3Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Serambi Mekkah

Email Korespondensi [email protected]

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pembentukan karakter siswa kreatif dengan pemanfaatan lingkungan di Sekolah Dasar Negeri 3 Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif. Sampel dalam penelitian merupakan guru dan siswa kelas VA,VB, dan VC Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan siswa berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di SD Negeri 3 Banda Aceh menunjukkan bahwa dalam karakter kreativitas siswa sudah sering dilakukan oleh siswa yang peneliti temukan dari hasil observasi dengan skor sebanyak 93,75%. Strategi pembentukan karakter siswa kreatif guru sudah memberikan pembelajaran terkait dengan pemanfaatan lingkungan di SD Negeri 3 Banda Aceh sudah memanfaatkan dengan baik

Kata Kunci : Karakter Siswa, Kreatif, Pemanfaatan Lingkungan

I. PENDAHULUAN

Karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Nama dari jumlah seluruh ciri pribadi yang meliputi hal-hal seperti perilaku, kebiasaan, kesukaan, ketidaksukaan, kemampuan, potensi, nilai-nilai, dan pola-pola pemikiran. Karakter yang terjadi pada setiap siswa juga berbeda-beda

1 Email : [email protected]

2 Email : [email protected]

3 Email : [email protected]

(2)

Jurnal Edukasi El-Ibtida`i Sophia Vol.02, No.02, Oktober 2023 |72 salah satu dari karakter siswa adalah karakter kreatif. Kreatif dipandang sebagai proses membawa sesuatu yang baru menjadi ada. Menurut Csikszentmihalyi, creativity is some sort of mental activity, an insight that occurs inside the heads of some special people. Artinya, kreatif adalah semacam aktivitas mental yang terjadi di dalam kepala beberapa orang khusus. Definisi ini menunjukkan bahwa kreativitas itu bersarang pada ranah mental dan ide yang dimiliki oleh orang-orang tertentu yang memiliki kekhususan (Silman, 2017). Kreatif dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan yang melibatkan pola pikir untuk menciptakan sesuatu hal yang baru dan dapat bermanfaat. Hal ini menunjukkan tidak semua orang dapat menjadi kreatif, memiliki ide pandangan baru, berjiwa inovatif, akan tetapi hanya orang-orang tertentu yang terlahir dari lingkungan dan keadaan yang membuatnya harus kreatif dan inovatif ( Csikszentmihalyi dan Ratnasari, 2018).

Karakter hanya akan menjadi sebuah wacana jika tidak tepat penyampaian serta penanamannya dalam diri siswa. Sehingga diperlukan media yang tepat dalam penyampaiannya agar karakter dapat benar-benar terbentuk seperti yang diharapkan. Salah satu media yang dapat diterapkan adalah lingkungan. Dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media, siswa akan turut aktif dalam berbagai kegiatan secara langsung yang diharapkan menjadi suatu kebiasaan baik untuk bekal hidupnya di masa datang. Tanpa disadari siswa, mereka melakukan kegiatan- kegiatan yang sebenarnya ditujukan untuk menanamkan karakter pada dirinya. Sehingga karakter yang diharapkan akan lebih mudah tersampaikan (Rohmah Julianti & Mawardi, 2018). Ada beberapa cara dalam membentuk karakter kreatif siswa yakni dengan memberikan pendidikan maupun pemanfaatan lingkungan, yang mana di lingkungan sekitar dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk membentuk kreativitas siswa.

Pemanfaatan pembelajaran berbasis lingkungan merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan alat penyampai materi kepada peserta didik. Dalam hal ini, media tidak hanya dipahami sebagai alat peraga, tetapi juga sebagai pembawa informasi atau pesan pengajaran kepada peserta didik. Media dapat menjadikan kegiatan pembelajaran lebih menarik, interaktif, dan menyenangkan sehingga secara tidak langsung kualitas pembelajaran pun dapat ditingkatkan ke arah yang lebih baik. Pemanfaatan lingkungan dalam pembentukan pembelajaran kreatif siswa sangat ekonomis, di samping itu lingkungan juga terdapat benda-benda atau aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran di sekolah.

(3)

Jurnal Edukasi El-Ibtida`i Sophia Vol.02, No.02, Oktober 2023 |73 Penggunaan lingkungan sebagai media akan membuat peserta didik berinteraksi langsung dengan lingkungan, sehingga peserta didik akan lebih tertarik untuk belajar. Dengan adanya pemanfaatan lingkungan sebagai media pembentukan karakter ini, guru juga berharap siswa akan lebih akrab dengan lingkungan sehingga menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan sekitarnya.

Dengan adanya kegiatan yang dilakukan di lingkungan sekitar, diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dan aktivitas siswa.

II. METODE PENELITIAN

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif yakni sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata spontan ataupun tidak spontan dan perilaku yang bisa diamati dari oknum-oknum yang diteliti dengan menjelaskan secara detail tentang konflik yang berkaitan dengan teori dan data yang ada, sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan (Subagyo, 2014).

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Observasi di SD Negeri 3 Banda Aceh

Hasil observasi ini merupakan pengamatan secara langsung kepada siswa terkait dengan Pembentukan Karakter Siswa Kreatif dengan Pemanfaatan lingkungan di Sekolah Dasar Negeri 3 Banda Aceh, khususnya pada kelas Va,Vb, dan Vc sebagai berikut:

Dari hasil observasi pada kelas V A diketahui bahwa indikator rasa ingin tahu dengan butir pertanyaan siswa membuat berbagai macam kerajinan dari lingkungan dengan nilai sebesar 81,25%, membuat macam karya untuk meningkatkan rasa ingin tahu. Selain itu guru mengajak siswa untuk memanfaatkan lingkungan dalam pembuatan kerajinan siswa dan guru memanfaatkan bahan bekas seperti botol plastik untuk membuat kerajinan dengan skor 81,25%. Kemudian, pada indikator sering mengajukan pertanyaan yang baik siswa sering mengajukan pertanyaan mengenai kreativitas kepada guru diperoleh nilai 81,25% dan siswa memberikan pertanyaan untuk guru dengan rasa ingin tahu yang mendalam sering dengan skor 4 atau 93,75%.

Berdasarkan hasil observasi, maka dapat disimpulkan bahwa siswa sudah memiliki rasa ingin tahu yang sangat baik, kemudian siswa juga dapat membuat berbagai macam karya dengan memanfaatkan bahan bekas seperti botol plastik, serta aktif dalam memberikan

(4)

Jurnal Edukasi El-Ibtida`i Sophia Vol.02, No.02, Oktober 2023 |74 pertanyaan kepada guru di saat siswa tidak memahaminya. Hasil penelitian ini sesuai dengan (Arman, 2021) yang menyatakan bahwa siswa mempunyai rasa ingin tahu yang baik dalam membuat suatu hasil karya, sehingga terciptanya karakter kreatif siswa.

Pada indikator berikutnya dengan pertanyaan siswa bebas menyatakan pendapat yang bermanfaat diperoleh persentase sebesar 81,25%, kemudian siswa memberikan pendapat dengan nilai persentase 93,75% sedangkan pada pertanyaan guru memberikan contoh karya hiasan dari bahan alam sebesar 68,75%. Pada indikator mempunyai rasa keindahan yang mendalam dengan butir pertanyaan yakni siswa membuat seni kreatif diperoleh nilai persentase 81,25%, guru mengajarkan siswa membuat diperoleh nilai persentase sebesar 87,5%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa menjawab dengan skor nilai 4 atau kriteria sering. Selain itu pada indikator mampu melihat masalah dengan butir pertanyaan siswa mampu melihat masalah diperoleh nilai persentase sebesar 81,25%, siswa menyikapi masalah dengan baik dengan nilai persentase 93,75%. Pada indikator yang terakhir original dengan jenis butir pertanyaan siswa mempunyai sikap kreatif tersendiri diperoleh nilai persentase sebesar 87,5%. Pertanyaan berikutnya siswa menciptakan karya-karya kreatif dengan daya ingat original diperoleh nilai persentase sebesar 93,75. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada indikator original siswa kelas Va memberikan nilai dengan rata-rata skor 4 atau kriteria sering.

Dari hasil observasi pada kelas VB dapat dilihat dari (Lampiran.2). Tabel.2. diketahui bahwa indikator rasa ingin tahu dengan butir pertanyaan siswa membuat berbagai macam kerajinan dari lingkungan sudah baik dengan nilai sebesar 81,25%. Selain itu guru mengajak siswa untuk memanfaatkan lingkungan dalam pembuatan kerajinan dan Siswa dan guru memanfaatkan bahan bekas seperti botol plastik untuk membuat kerajinan sangat baik dengan skor 62,5%. Kemudian, pada indikator sering mengajukan pertanyaan yang baik siswa sering mengajukan pertanyaan mengenai kreativitas kepada guru diperoleh nilai 81,25% dan siswa memberikan pertanyaan untuk guru dengan rasa ingin tahu yang mendalam sudah baik dengan skor 4 atau 81,25% dengan kriteria sering.

Pada indikator berikutnya dengan pertanyaan siswa bebas menyatakan pendapat yang bermanfaat diperoleh persentase sebesar 87,5%, kemudian siswa memberikan pendapat dengan nilai persentase 100% sedangkan pada pertanyaan guru memberikan contoh karya hiasan dari bahan alam sebesar 81,25% Pada indikator mempunyai rasa keindahan yang mendalam dengan butir pertanyaan yakni siswa membuat seni kreatif diperoleh nilai

(5)

Jurnal Edukasi El-Ibtida`i Sophia Vol.02, No.02, Oktober 2023 |75 persentase 93,75%, guru mengajarkan siswa membuat seni kreatif diperoleh nilai persentase sebesar 87,5%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa menjawab dengan skor nilai 4 atau kriteria sering. Selain itu pada indikator mampu melihat masalah dengan butir pertanyaan siswa mampu melihat masalah diperoleh nilai persentase sebesar 81,25%, siswa menyikapi masalah dengan baik dengan nilai persentase 87,5%. Pada indikator yang terakhir original dengan jenis butir pertanyaan siswa mempunyai sikap kreatif tersendiri diperoleh nilai persentase sebesar 81,25%. Pertanyaan berikutnya siswa menciptakan karya-karya kreatif dengan daya ingat original diperoleh nilai persentase sebesar 75% Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada indikator original siswa kelas vb memberikan nilai dengan rata-rata skor 3 atau kriteria kadang-kadang.

Sedangkan berdasarkan hasil observasi pada kelas VC dapat dilihat dari (Lampiran. 3).

Tabel.3. diketahui bahwa indikator rasa ingin tahu dengan butir pertanyaan siswa membuat berbagai macam kerajinan dari lingkungan sudah baik dengan nilai sebesar 81,25%. Selain itu guru mengajak siswa untuk memanfaatkan lingkungan dalam pembuatan kerajinan dan Siswa dan guru memanfaatkan bahan bekas seperti botol plastik untuk membuat kerajinan sangat baik dengan skor 62,5% dan 75%. Hal ini dapat diketahui bahwa rata-rata kelas Vc memberikan nilai dengan skor 2 dan 3 yakni kriteria kadang-kadang. Kemudian, pada indikator sering mengajukan pertanyaan yang baik siswa sering mengajukan pertanyaan mengenai kreativitas kepada guru diperoleh nilai 81,25% dan siswa memberikan pertanyaan untuk guru dengan rasa ingin tahu yang mendalam sudah baik dengan skor 4 atau 93,75%

dengan kriteria sering.

Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada siswa dikelas 5 dengan butir pertanyaan 6 petunjuk pada (Lampiran 4) untuk menggali lebih mendalam terkait dengan pembentukan karakter siswa Kreatif dengan Pemanfaatan lingkungan di Sekolah Dasar Negeri 3 Banda Aceh. Adapun hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut:

1. Wawancara dengan Siswa

Setelah peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada siswa kelas VA maka hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut:

“Jenis pertanyaan yang sering saya ajukan adalah mengenai jenis karya yang saya ajukan apakah sudah dapat digunakan atau tidak. Saya pun menilai karya saya dengan melihat karya

(6)

Jurnal Edukasi El-Ibtida`i Sophia Vol.02, No.02, Oktober 2023 |76 kreativitas saya sendiri. Kemudian kami pun bebas mengemukakan pendapat dikarenakan kami berhak untuk memberikan pendapat. Jenis karya seni yang saya buat adalah membuat asbak rokok dari tanah liat, membuat kalung dari bahan alam, membuat hiasan dinding dari daun kering dan lainnya.” (Wawancara dengan Putri Kelas V A siswa SD Negeri 3 Banda Aceh).

IV. Kesimpulan dan Saran

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini sesuai dengan rumusan dalam penelitian yakni bagaimana strategi pembentukan karakter siswa kreatif dengan pemanfaatan lingkungan di SD Negeri 3 Banda Aceh, maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan yakni sebagai berikut: 1) Kegiatan siswa berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di SD Negeri 3 Banda Aceh menunjukkan bahwa dalam karakter kreativitas siswa sudah sering dilakukan oleh siswa yang peneliti temukan dari hasil observasi dengan skor sebanyak 93,75%. 2) Strategi pembentukan karakter siswa kreatif dengan pemanfaatan lingkungan di SD Negeri 3 Banda Aceh dapat dilihat berdasarkan hasil wawancara guru yang menunjukkan bahwa guru sudah memberikan pembelajaran terkait dengan pemanfaatan lingkungan untuk membuat seni kreativitas siswa yakni dengan membekali siswa dalam memanfaatkan barang-barang bekas di sekitar lingkungan untuk dijadikan sebagai suatu seni kreativitas siswa. 3) Lingkungan di SD Negeri 3 Banda Aceh sudah memanfaatkan dengan baik untuk membentuk suatu kreativitas siswa hal ini dapat dilihat dari hasil observasi penelitian yang menunjukkan bahwa pertanyaan siswa bebas menyatakan pendapat yang bermanfaat diperoleh persentase sebesar 81,25%, kemudian siswa memberikan pendapat dengan nilai persentase 93,75% sedangkan pada pertanyaan guru memberikan contoh karya hiasan dari bahan alam sebesar 68,75%.

Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Disarankan kepada siswa untuk lebih meningkatkan rasa ingin tahunya terkait dengan karakter kreatifnya. 2) Disarankan kepada guru di SD Negeri 3 Banda Aceh agar lebih mengajak siswa untuk memanfaatkan lingkungan sekitar dengan membentuk karakter kreatif siswa. 3) Disarankan agar di SD Negeri 3 Banda Aceh untuk memanfaatkan lingkungan dengan baik lagi ke depan untuk membentuk seni kreativitas yang bermanfaat 4) Disarankan agar hasil penelitian ini dapat menjadi sarana untuk guru maupun siswa dalam meningkatkan pembentukan seni kreatif siswa dengan pemanfaatan lingkungan sekitar.

.

(7)

Jurnal Edukasi El-Ibtida`i Sophia Vol.02, No.02, Oktober 2023 |77 Daftar Pustaka

Astuti, R. (2018). Karakter Siswa Sekolah Menengah Pertama dalam Belajar Matematika Berbasis Kearifan Lokal. Euclid, 5(2). https://doi.org/10.33603/e.v5i2.1366

Citra Ningrum, C. H., Fajriyah, K., & Budiman, M. A. (2019). Pembentukan Karakter Rasa Ingin Tahu Melalui Kegiatan Literasi. Indonesian Values and Character Education Journal, 2(2). https://doi.org/10.23887/ivcej.v2i2.19436

Kurniawati, A., & Mawardini, A. (2017). Implementasi Pembelajaran berbasis Pemanfaatan Lingkungan Sekitar untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar IPA SD. Indonesian Journal of Primary Education, 1(2). https://doi.org/10.17509/ijpe.v1i2.9314

Marliyah, L. (2015). Program Pendidikan Menengah Universal (PMU) dalam Konsep Inovasi Pendidikan. Prosiding Seminar Nasional.

Ratnasari, L. (2018). KONSEP DASAR NEGERI PENDIDIKAN KARAKTER A.

Pengertian Pendidikan karakter Penguatan pendidikan moral. Pendidikan.

Ristiani, S. M., Triwoelandari, R., & Yono, Y. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Lectora Inspire Versi 12 Pada Mata Pelajaran IPA Berbasis STEM untuk Menumbuhkan Karakter Kreatif Siswa. Jurnal Basicedu, 5(1).

https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i1.613

Rohmah Julianti, I. A., & Mawardi, M. (2018). Penerapan Desain Pembelajaran Tematik Integratif Alternatif Berbasis Sub-subtema untuk Meningkatkan Kebermaknaan dan

Hasil Belajar. Publikasi Pendidikan, 8(3).

https://doi.org/10.3858/publikan.v8i3.6598

Silkyanti, F. (2019). Analisis Peran Budaya Sekolah yang Religius dalam Pembentukan Karakter Siswa. Indonesian Values and Character Education Journal, 2(1).

https://doi.org/10.23887/ivcej.v2i1.17941

Sutopo, A., Ariyatmi, S. Z., Tumiyem, T., Sofiana, I., Prayitno, H. J., Wijayanto, K., & Nisa, C. (2021). Penguatan Sektor Ekonomi dan Pendidikan Karakter Siswa pada Era Pandemi. Buletin KKN Pendidikan, 3(2).

Waluyo, M. R., Rahayu, F., & Mardiyah, A. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Tentang Pengelolaan Sampah dengan Teknik Komposter dan Pemanfaatan Pekarangan Sekolah untuk Tanaman Sayur Sebagai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

International Journal of Community Service Learning, 3(3).

https://doi.org/10.23887/ijcsl.v3i3.20868.

Wedan, M. (2016). Pengertian Pendidikan dan Tujuan Pendidikan Secara Umum. Silabus.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian berdasarkan hasil temuan peneliti, bahwa pembentukan karakter dasar siswa yang melitputi Tidak Egois jujur dan disiplin di SD Islam Al Izzah Purwokerto

Program pendidikan inklusi di Sekolah Dasar SD Negeri 32 Kota Banda Aceh akan berhasil apabila didukung oleh sumber daya manusia yang profesional di dalam

Berdasarkan hasil wawancara, pengamatan dan dokumentasi, faktor pendukung dan factor penghambat Pembentukan Karakter Melalui Manajemen Pembiasaan di SD IT Ihsanul Fikri Kota

Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler Pramuka sangat berperan dalam pembentukan karakter siswa di sekolah khususnya di

Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan sekolah dengan pembentukan karakter siswa mata pelajaran IPS di SD

Dokumen ini berisi riwayat keuangan Sekolah Desa/Kecamatan SD Negeri 42 Banda

Kuesioner tentang pengetahuan siswa sekolah dasar tentang sepak bola di SDN 14 Banda

Peran profil pelajar Pancasila sangat penting bagi pembentukan karakter siswa sekolah