Disampaikan pada Kuliah Umum Penyuluhan Kehutanan, Departemen Manajemen Hutan IPB
Tanggal 27 November 2023
ADI RIYANTO SUPRAYITNO
KONDISI SOSEK
1. Luas Hutan di Indonesia: 125.795.306 Ha
2. Total jml desa di sekitar/dalam kawasan hutan 25.863 desa
3. Interaksi masyarakat desa sekitar dan dalam hutan dengan hutan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sangat tinggi
4. 9,2 juta rumah tangga bergantung pada eksistensi
hutan
Perilaku Perilaku
Kesenjangan kesejahteraan
Pengelolaan hutan yang lebih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi ( Trickle down effect ) telah
menyebabkan termarginalisasinya masyarakat yang hidup di dalam dan sekitar hutan.
KETIDAKADILAN EKONOMI
DAMPAK
1. Kondisi kehidupan sosial masyarakat kurang kondusif utk pelestarian SDL/H
2. Terjadi kerusakan hutan tinggi (1,08 jt ha/ta) 3. Terjadinya konflik tenurial yg rumit
4. Ekonomi desa kurang berkembang,
kesejahteraan rendah
HUTAN LESTARI
MASYARAKAT SEJAHTERA
PERUBAHAN PARADIGMA PEMBANGUNAN KEHUTANAN
Timber Based Management
Community Based Forest Management
Sustainable landscape
management
SOLUSI
Pemberdayaan masy. Di sekitar kawasan hutan
PEMBERDAYAAN EMPOWERMENT
1.To give power, authority
(memberikan, mengalihkan sebagian kekuasan, kewenangan)
2. To give ability, enable to
(Memampukan, membuat menjadi mampu, menjadi berdaya)
• Pembangunan manusia
• Berpusat pada rakyat mendorong Prakarsa masyarakat, berakar dari bawah
• Menumbuhkan nilai tambah ekonomi, sosial dan budaya
• Participatory, shared learning, capacity building dan sustainable
Paradigma Pemberdayaan
Tujuan Akhir
1. Meningkatnya kesadaran terhadap pelestarian SDH
2. Pemberdayaan ekonomi desa
3. Kesejahteraan masy./desa meningkat 4. Terbinanya desa mandiri didukung
SDH lestari
Hutan Lestari Masyarakat Sejahtera
1. Memberi akses SDH ke masy/desa hutan
2. Peningkatan kapasitas SDM, utk mengelola, mengurus & memperoleh manfaat SDH
Bentuk
Memberi akses SDH ke masy/desa hutan
Sistem pengelolaan Hutan lestari yang dilaksanakan dalam Kawasan Hutan Negara atau Hutan Hak/Hutan Adat yang dilaksanakan oleh Masyarakat setempat atau Masyarakat Hukum Adat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraannya, keseimbangan
lingkungan dan dinamika sosial budaya dalam bentuk Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, Hutan
Tanaman Rakyat, Hutan Adat, dan Kemitraan Kehutanan.
PP. 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan Ps. 1
Perhutanan Sosial
PEMBERDAYAAN
INTERVENSI?
BERDAYA
Peningkatan kapasitas SDM, Membuat Berdaya
Penyuluh Kehutanan (Diantaranya)
KEMANDIRIAN
➢
Penyuluhan merupakan upaya perubahan perilaku sasaran penyuluhan yang dilakukan melalui
pendekatan edukatif/Pendidikan
➢
Pendidikan,secara umum, dapat diartikan sebagai usaha sadar, terencana dan sistematis untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran untuk peserta didik agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya
➢
Penyuluhan merupakan usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan secara sitematis dengan
tujuan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia
Penyuluhan dilandasi pada upaya membantu
masyarakat agar dapat membantu dirinya sendiri (help people to help them selves)
➢ Penyuluh harus bekerja bersama dengan masyarakat (work with) dalam rangka membantu masyarakat mengembangkan
potensi sumberdaya yang dimilikinya sehingga dapat mencapai kehidupan yang lebih baik dan sejahtera
➢ Bukan menjadi pekerja atau bekerja untuk masyarakat (work for) yang dapat
mengakibatkan masyarakat menjadi bergantung atau tidak mandiri
1. Bina Manusia
Empat area
pembinaan yang menjadi pokok perhatian dalam pemberdayaan masyarakat
2. Bina Kelembagaan 3. Bina Lingkungan
4. Bina Usaha
Mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar masyarakat secara
aktif mengembangkan potensi dirinya
Tidak Mudah Tantangan
Butuh Proses, Butuh Waktu Banyak Aspek yang
harus dipertimbangkan
PENYADARAN PENINGKATAN
KAPASITAS PEMBERIAN
KESEMPATAN
Analisis Kualitas Masyarakat
Analisis Potensi SDA/H Analisis Harapan dan
Kebutuhan Masyarakat
Rencana Pemberdayaan
Intervensi Pemberdayaan
Pihak-Pihak Lain Terkait
Hasil
Pemberdayaan
S I N E R G I
Pelatihan
Penyuluhan/
Pendampingan BPLHK
Evaluasi dan Umpan Balik
Analisis Kualitas Masyarakat
Analisis Potensi
SDA/H
Analisis Harapan
dan Kebutuhan Masyarakat
1. Kurangnya pengalaman, keterampilan dan pengetahuan serta konsep diri dan motivasi dari pendamping, serta intensitas pendampingan yang masih rendah.
2. Masyarakat tidak paham kebijakan dan regulasi terkait dengan pengelolaan hutan.
3. Kesadaran masyarakat masih rendah. Masyarakat masih bersikap acuh tak acuh terkait dengan program pemberdayaan yang dilaksanakan.
4. Karakteristik masyarakat yang selalu bergantung, berharap pada bantuan (karitatif) pihak lain
5. Program pemberdayaan belum bersifat kontinyu, pengalaman dari program intervensi sebelumnya
6. Belum tahu tentang pengelolaan potensi SDA di sekitarnya untuk dikonversi sehingga bernilai ekonomi
7. Lokasi desa yang sulit dijangkau sarana transportasi tidak mendukung