DEPARTEMEN TEKNIK BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2022
NAMA : PUTRI NOVA ADHELIA
NIM : 225100900111031
KELAS : M
KELOMPOK : M3
ASISTEN : FADILLA MAHARANI ARIDHYA PUTRI
Pas foto 3 x 4
BAB 2
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN
1. PRELAB
1. Jelaskan pengertian larutan dan prinsip kerja dalam pembuatan larutan!
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat dalam komposisi yang berbeda. Misalnya, sejumlah gula dilarutkan dalam air dan di aduk rata, maka pada dasarnya campuran tersebut sama di semua bagian. Prinsip kerja saat melakukan pembuatan larutan adalah menghitung massa dari zat terlarut lalu dilarutkan dengan aquades yang nanti akhirnya dapat menjadi larutan (Putri, dkk. 2017).
2. Larutan memiliki komponen penyusun. Sebutkan dan jelaskan komponen penyusun larutan dan sifatnya!
Larutan memiliki komponen penyusun yaitu zat terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent).
Sesuai dengan namanya zat terlarut adalah zat yang dilarutkan dalam pelarut yang biasanya memiliki komposisi lebih sedikit di dalam sebuah larutan. Zat terlarut dapat mempengaruhi sifat koligatif suatu larutan, sifat koligatif merupakan sifat zat yang ditentukan hanya dengan jumlah partikel zat terlarut. Zat pelarut (solvent) merupakan media yang digunakan untuk melarutkan zat lain yang biasanya mempunyai kadar yang lebih banyak disbanding zat-zat lain yang ada dalam larutan. (Putri, dkk. 2017).
3. Jelaskan prinsip dari pengenceran pada larutan beserta rumusnya!
Pengenceran adalah kegiatan mencampurkan larutan dengan konsentrasi tinggi dengan cara menambahkan zat pelarut agar didapatkan konsentrasi akhir yang lebih encer atau volume akhir yang lebih besar dari volume awal. Prinsip pengenceran pada dasarnya hanya menambahkan pelarut saja agar diakhir didapatkan jumlah mol zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran bernilai sama. dengan kata lain, jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut setelah pengenceran atau dapat dirumuskan sebagai berikut (Sugianto, dkk. 2016).
M1V1=M2V2 Keterangan : M = Konsentrasi larutan (M)
V = Volume larutan (L)
4. Jelaskan pengertian konsentrasi!
Konsentrasi larutan merupakan komponen yang dengan jelas menunjukkan perbandingan antara jumlah zat terlarut dengan jumlah zat pelarut. Jika terdapat banyak zat terlarut maka larutan yang dihasilkan memiliki konsentrasi yang tinggi atau pekat. Sebaliknya, jika jumlah zat terlarutntya lebih sedikit, maka larutan yang dihasilkan memiliki konsentrasi yang rendah atau encer. Konsentrasi memiliki beberapa satuan yaitu molaritas, molalitas, fraksi mol, persen massa, persen volume, dan persen massa per volume (Sunardi dan Krismawati, 2021).
5. Jelaskan perbedaan dari molaritas, molalitas, normalitas, dan fraksi mol serta tuliskan rumusnya!
Molaritas (M) adalah satuan yang menyatakan jumlah mol dari zat terlarut di dalam satu liter larutan. Berikut adalah rumus dalam molaritas (Widayani, 2018) :
M = Mol zat terlarut Liter larutan
Molalitas (m) adalah salah satu satuan konsentrasi yang menyatakan jumlah mol zat terlarut per 1000 gram pelarut. Rumus dari molalitas dapat dinyatakan sebagai berikut (Widayani, 2018) :
m = mol terlarut x 1000 gram pelarut
Normalitas (N) adalah satuan yang menyatakan jumlah mol-ekivalen dari zat terlarut yang terdapat dalam satu liter larutan. Normalitas memiliki hubungan dengan molaritas dan dapat dirumuskan sebagai berikut (Widayani, 2018) :
N = M x Valensi
Fraksi Mol (X) adalah satuan dari konsentrasi yang menyatakan perbandingan antara jumlah mol suatu zat dengan jumlah keseluruhan dari kompenen yang ada dalam satu larutan.
Fraksi mol dibagi menjadi dua, yaitu fraksi mol zat terlarut (Xt) dan fraksi mol zat pelarut (Xp). Berikut adalah rumus yang menyatakan fraksi mol (Widayani, 2018) :
Xt= n nt
t+ np Xp= np
nt+ np
Keterangan : nt = mol zat terlarut (mol) np = mol zat pelarut (mol)
6. Jelaskan pembuatan larutan dari padatan murni!
Pembuatan larutan yang berasal dari padatan murni dimulai dengan menimbang gram bahan yang dibutuhkan untuk membuat larutan dengan konsentrasi yang telah ditentukan.
Setelah itu siapkan alat alat yang dibutuhkan selama proses pembuatan, disini contohnya yaitu spatula, labu ukur, gelas beaker dan lainnya. Setelah itu mulai lakukan pembuatan larutan dengan melarutkan zat terlarut yang tadi telah ditimbang menggunakan aquades secukupnya (Amelia dan Fitriyana, 2021).
7. Jelaskan pengenceran dari larutan pekat H2SO4!
Pengenceran merupakan proses pencampuran larutan dengan konsentrasi tinggi (pekat) dengan cara ditamhkan pelarut agar mendapat volume akhir yang lebih besar. Saat melakukan pengenceran, terkadang sejumlah panas akan dilepaskan. Hal ini juga terjadi saat proses pengenceran H2SO4. Untuk menghindari hal ini maka pengenceran dilakukan dengan cara menuangkan H2SO4 secara sedikit demi sedikit ke dalam pelarut. Karna jika tidak maka kalor yang dilepaskan dapat menyebabkan air mendidih dan H2SO4 memercik dan jika bersentuhan langsung dengan kulit maka dapat menyebabkan kerusakan pada kulit (Haryanto, 2018).
8. Sebutkan dan jelaskan bukti pengaplikasian larutan dalam teknologi pertanian (minimal 2) Aplikasi yang pertama yaitu untuk menurunkan kadar sianida dalam ubi kayu menggunakan larutan NaHCO3. Pada peneltian ini digunakan metode RAK dengan dua factor.
Faktor I yaitu metode penggantian terdiri dari 2 level (air diganti dan air tidak diganti). Faktor II yaitu konsentrasi NaHCO3 yang terdiri dari 3 level (0%, 2%, 4%). Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil bahwa metode air diganti menurnkan kadar sianida lebih besar karna sifat sianida yaitu larut dalam air. Kemudian semakin tinggi konsentrasi natrium bikarbonat maka semakin besar pula penurunan sianida di ubi kayu (Hutami dan Harijono, 2014).
Aplikasi yang kedua yaitu untuk meningkatkan mutu sensori produk vacuum frying buah nanas dengan larutan kalsium hidroksida. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak lengkap yang variable pertamanya adalah konsentrasi larutan perendaman (0,5%, 1%, dan 1,5%) serta variabel kedua yaitu waktu perendaman (30, 60, dan 90 menit). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa produk dengan tingkat kerenyahan tertinggi didapat dengan konsentrasi larutan kalsium hidroksida sebesar 0,5% selama 30 menit (Asiah dan Handayani, 2018).
2. TINJAUAN PUSTAKA 1. NaCl
NaCl (garam) atau bisa disebut natrium klorida yang secara alami memiliki bentuk kubik kristal. Jika dalam keadaaan murni NaCl tidak memiliki warna dan terdiri dari 60,663% berat Cl, berat atom 35,4527(8), dan 39,337% berat Na, berat atom 22,989768(9). Natrium klorida yang diproduksi secara komersial biasanya berbentuk kristal diskrit dengan berbagai rentang ukuran, butiran bubuk halus, dan blok terkompresi. Jika diamati dengan mikroskop, semua natrium klorida memilik bentuk kristal. Garam dapat berwarna putih, abu-abu, kemerahan, hingga kecoklatan, tergantung pada gradasi dan bentuk komersialnya. Warna ini dapat menjadi indikasi adanya kotoran baik yang tersumbat atau terdapat pada permukaan kristal (Lestari, 2020).
2. H2SO4
H2SO4 atau asam sulfat merupakan asam anorganik (mineral) yang kuat. Asam sulfat dapat larut dalam air di semua perbandingan. Zat ini mempunyai banyak kegunaan, yaitu pelarut, pereaksi, suasana asam, pengawetan, dan masih banyak lagi. Karakteristik dari asam sulfat yaitu, berwujud cair, tidak berwarna, dan tidak berbau. Asam sulfat bersifat korosif dan dapat menyebabkan iritasi jika bersentuhan langsung dengan kulit (Listyorini, dkk. 2018).
3. Etanol 96%
Etanol 96% berarti terdapat 96% etanol murni dan 4% pelarut murni sehingga dapat diartikan bahwa etanol 96% adalah larutan yang pekat. Etanol atau bisa juga disebut etil alcohol mempunyai rumus kimia C2H5OH. Etanol memiliki titik didih 78,4℃ dan memiliki sifat bening, volatile, serta dapat bercampur dengan air. Ethanol dengan grade 90-96,5% biasanya digunakan pada bidang industri, sedangkan untuk etanol dengan grade 96-99,5% bisa digunakan sebagai campuran miras dan bahan dasar dari industry farmasi, dan untuk grade 99,5-100% biasanya dimanfaatkaan untuk campuran bahan bakar kendaraan (Ana Fauziah, 2012).
4. HCl 37%
HCl 37% memiliki arti bahwa terdapat 37% HCl murni dan 63% pelarut murni. HCl atau biasa disebut asam klorida merupakan sebuah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida. HCl termasuk asam kuat dan merupakan komponen penting dalam asam lambung. Zat ini juga digunakan dalam industri. Asam klorida harus ditanganin oleh wewenang Kesehatan yang tepat karna zat ini bersifat korosif sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan hidup (Kalbuadi, 2018).
5. Aquades
Aquades merupakan air dari hasil penyulingan sehingga bebas dari zat-zat pengotor atau bersifat murni. Aquades memiliki sifat yaitu tidak berwarna, tidak berbau, dan juga tidak berasa.
Penggunaan aquades di laboratorium yaitu untuk membersihkan alat alat laboratorium dari zat pengotor. Aquades adalah pelarut paling baik dibandingkan hampir seluruh cairan yang sering dijumpai sehingga biasa disebut dengan pelarut universal. Aquades berada di kesetimbangan dinamis antara fase cair dan fase padat di bawah tekanan 100 kPa (1 bar) dan suhu 0℃
(Setiawan, 2019).
3. DIAGRAM ALIR
1. Pembuatan 25 mL larutan NaCl 0,1 M
2. Pembuatan 10 mL larutan NaCl 500 ppm
Hitung massa NaCl yang dibutuhkan
NaCl ditimbang dengan timbangan analitik sesuai yang dibutuhkan Diletakkan dalam beaker glass
Dilarutkan
Dipindahkan ke dalam labu ukur ukuran 25 ml Ditambahkan hingga tanda batas
Dihomogenkan
Hasil
Aquades secukupnya
Hitung massa NaCl yang dibutuhkan
NaCl ditimbang dengan timbangan analitik sesuai yang dibutuhkan Diletakkan dalam beaker glass
Dilarutkan
Dipindahkan ke dalam labu ukur ukuran 10 ml Ditambahkan hingga tanda batas
Dihomogenkan
Hasil
Aquades secukupnya
3. Pembuatan 50 mL larutan gula 5% (b/v)
4. Pengenceran 10 mL larutan etanol 10% dari etanol 96% (v/v)
Siapkan gula pasir dan hitung massa gula yang dibutuhkan
Gula ditimbang dengan timbangan analitik sesuai yang dibutuhkan Diletakkan dalam beaker glass
Dilarutkan
Dipindahkan ke dalam labu ukur ukuran 50 ml Ditambahkan hingga tanda batas
Dihomogenkan
Hasil
Aquades secukupnya
Aquades
Siapkan larutan etanol 96%
Hitung volume etanol yang dibutuhkan dengan rumus pengenceran Dipindahkan ke dalam labu ukur 10 mL
Ditambahkan hingga tanda batas Dihomogenkan
Hasil
Aquades
5. Pengenceran 100 mL larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37%
Hitung konsentrasi HCl 37%
Hitung volume HCl yang dibutuhkan dengan rumus pengenceran Masukkan larutan HCl ke dalam beaker glass dan ambil dengan pipet ukur
Diletakkan sedikit aquades ke dalam labu ukur yang berukuran 100 mL
Ditambahkan aquades hingga tanda batas
Hasil
Aquades
Dikocok hingga homogen
Adsorpsi. Jurnal Chemurgy. 5(1) : 38-44
Ana Fauziah, A. 2012. Perbedaan Hasil Kadar Bilirubin Total pada Serum Segar dan Serum Simpan Selama Empat Hari pada Suhu 2º-8℃. Skripsi. Surabaya : Universitas Muhammadiyah Surabya
Asiah, N. dan D. Handayani. 2018. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Perendaman dengan Larutan Kalsium Hidroksida Terhadap Mutu Sensori Produk Vacuum Frying Buah Nanas. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 7(2): 78-81
Coronando, C. J. R., J. A. Carvalho Jr, J.C. Andrade, et al. 2012. Flammability Limits : A Review With Emphasis on Ethanol for Aeronautical Apllications and Description of The Experimental Procedure. Journal of Hazardous Material. 241 : 32-54
Gentile, G., S. Tambuzzi, S. Andreola, et al. 2021. Analysis of the Corrosive Effects of Hydrocholoric Acid (HCl) on Human Bone : Preliminary Microscopic Study and Observations for Forensic Purposes. Forensic Science International. 1(1) : 1-10
Haryanto, J. 2018. Pengaruh Konsentrasi Larutan Elektrolit H2SO4 Terhadap Arus dan Tegangan Keluaran Aki Kering Bekas Setelah Ditambahkan Larutan Nanopartikel Perak. Skripsi Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
Hutami, F. D. dan H. Harijono. 2014. Pengaruh Penggantian Larutan dan Konsentrasi NaHCO3
Terhadap Penurunan Kadar Sianida Pada Pengolahan Tepung Ubi Kayu. Jurnal Pangan dan Argoindustri. 2(4): 220-230
Kalbuadi, A. F. 2018. Analisa Perhitungan Luasan Korosi pada Pelat Baja dengan Menggunakan Anoda Aluminium Sebagai Anoda Korban. Skripsi. Surabaya : Universitas 17 Agustus 1945 Lestari, S. 2020. Kajian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Garam Indonesia
Dibandingkan dengan Garam Australia. Skripsi. Bandung : Institut Teknologi Nasional Bandung
Listyorini, R. 2017. Pengaruh Konsentrasi Asam Sulfat dan Lama Perendaman Terhadap Kuat Lentur Kayu Kelapa Implementasi pada Mata Kuliah Ilmu Bahan Bangunan. Skripsi. Surakarta : Universitas Sebelas Maret
Putri, L. M. A., T. Prihandono, dan B. Supriadi. 2017. Pengaruh Konsentrasi Larutan Terhadap Laju Kenaikan Suhu Larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika. 6(2) : 151-157
Setiawan, E. D. 2019. Pengaruh Putaran Kipas Outlet Terhadap Karakteristik Mesin Penghasil Aquades dengan Siklus Kompresi Uap. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma Sugianti, C., N. Apratiwi, D. Suhandy, dkk. 2016. Studi Penggunaan Uv-vis Specreoscopy Untuk
Identifikasi Campuran Kopi Luwak Dengan Kopi Arabika. Jurnal Teknik Pertanian Lampung. 5(3) : 167-176
Mata Pelajaran Kimia pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Sangatta Selatan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Eksakta. 4(4) : 622-634