• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

N/A
N/A
Dam Syahcc

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

NAMA : Yulia Rahmah Ihsan

NIM : 205100900111010

KELAS : M

KELOMPOK : M-1

ASISTEN : Husna Atikah

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2020

Pas foto 3 x 4

(2)

MATERI 2

PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

TUJUAN

 Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu

 Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu

1. PRE-LAB (minimal 1 paragraf terdiri dari 3 kalimat, sitasi) (Max 2 halaman) 1. Jelaskan prinsip pembuatan larutan!

Pembuatan suatu larutan berasal dari bahan padat atau cair dengan nilai konsentrasi tertentu. Larutan adalah campuran homogen (sama) yang terbagi menjadi dua yaitu zat terlarut (solut) dan zat pelarut (solven). Dalam proses pembuatan larutan, zat terlarut dan zat pelarut yang saling bercampur membentuk suatu larutan, maka akan timbul berbagai reaksi. Reaksi yang muncul tidak hanya ada di laboratorium melainkan terjadi juga dalam diri kita (Hikmayanti dkk., 2019).

2. Jelaskan prinsip pengenceran dan tuliskan rumus pengenceran pada larutan!

Saat akan membuat sebuah larutan dilakukan sebuah pencampuran antara larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan larutan pelarut agar mendapatkan volume akhir yang lebih besar disebut proses pengenceran. Saat sedang pengenceran suatu larutan yang terkonsentrasi, sejumlah panas biasanya dilepaskan. Ini berlaku untuk proses pembuatan zat larutan yang sifatnya asam. Contohnya saat air ditambahkan ke dalam larutan asam sulfat pekat, air akan mendidih tiba-tiba karena panas yang timbul sangat hebat dan cairan asam sulfat bisa terciprat. Rumus Pengenceran 𝑀1× 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2

(Putri dkk., 2017).

3. Jelaskan perbedaan antara molaritas, molalitas dan normalitas, serta tuliskan rumusnya!

 Molaritas (M) adalah jumlah banyaknya mol zat yang larut (zat terlarut) dalam satu liter larutan. Konsentrasi larutan dinyatakan dengan molaritas. Satuan molaritas yaitu 𝑚𝑜𝑙𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 . Rumus molaritas yaitu 𝑀 = 𝑀𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟) = 𝑔𝑟

𝑀𝑟× 1000

𝑉 (𝑚𝑙)

 Molalitas (m) adalah jumlah banyaknya mol zat yang larut (zat terlarut) dalam 1000 gram zat pelarut. Satuan molalitas yaitu 𝑚𝑜𝑙𝑘𝑔 . Molalitas digunakan saat suatu padatan hanya bisa diukur massanya sehingga tidak bisa memakai molaritas. Rumus molalitas yaitu 𝑚 = 𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 × 1000

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑔𝑟𝑎𝑚)= 𝑔𝑟

𝑀𝑟× 1000

𝑀𝑝 (𝑔𝑟)

 Normalitas (N) adalah jumlah banyaknya mol ekivalen zat terlarut dalam setiap liter larutan. Mol ekivalen terbagi menjadi dua macam yaitu asam/basa dan redoks. Satuan dari normalitas yaitu 𝑚𝑜𝑙 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛

𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟

. Rumus normalitas yaitu 𝑁 = 𝑀 × 𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖.

(Widayani, 2018).

NIM 205100900111010

KELAS M

KELOMPOK M-1

(3)

4. Jelaskan pengenceran pada larutan HCl dari larutan pekatnya!

Misalkan kita memakai sebuah larutan HCl 0,1 N sebanyak 10 mL. Larutan tersebut dimasukkan ke dalam labu takar ukuran 10 mL lalu ditambahkan cairan akuades sampai garis batas. Larutan asam pekat terkadang bersifat mudah menguap (berasap) dan sangat korosif. Oleh karena itu, saat melakukan praktikum menggunakan larutan pekat harus dilakukan harus dilakukan dalam lemari asam dan harus dengan hati-hati sesuai aturan keselamatan yang ada (Saleh dkk., 2016).

5. Jelaskan pengenceran pada larutan H2SO4 dari larutan pekatnya!

Sebelum mengencerkan 𝐻2𝑆𝑂4 kita harus mengetahui konsentrasi larutan tersebut.

Misalkan kita memakai 𝐻2𝑆𝑂4 dengan konsentrasi 0,4 M. Setelah itu ambil 5 ml 𝐻2𝑆𝑂4 dengan pipet lalu masukkan ke labu takar 50 ml. Lalu isi dengan air hingga batas tera lalu dikocok agar homogen. 𝐻2𝑆𝑂4 diencerkan duluan agar bahaya yang timbul ketika larutan digunakan semakin kecil. Hal ini karena asam sulfat memiliki sifat korosif dan akan diperburuk oleh adanya reaksi eksotermik dengan air. Reaksi tersebut akan timbul percikan yang bisa membuat luka bakar jika terkena kulit.

Ketika 𝐻2𝑆𝑂4 encer dilarutkan dalam air, reaksi yang timbul hanya reaksi asam biasa.

Tetapi jika 𝐻2𝑆𝑂4 pekat dilarutkan dalam air maka akan terjadi reaksi redoks (Gumilar dkk., 2010).

(4)

2. Tinjauan Pustaka (minimal 1 paragraf terdiri dari 3 kalimat, sitasi) (Max 3 halaman) 1. Pengertian dan Sifat Larutan

Larutan merupakan campuran homogen (sama) yang tersusun oleh dua atau lebih zat di dalam komposisi yang bervariasi. Sifat dari suatu larutan dipengaruhi oleh susunan komposisinya. Komposisi larutan dinyatakan dengan istilah konsentrasi larutan yaitu tentang perbandingan jumlah zat terlarut dengan zat pelarutnya. Jika jumlah terlarut berbeda di setiap larutan, maka panas yang dibutuhkan juga berbeda dan akan mempengaruhi titik didih larutan (Putri dkk., 2017).

2. Komponen dalam Larutan

Dalam larutan terdapat dua komponen zat yaitu zat terlarut (Solute) dan zat pelarut (Solvent). Zat terlarut adalah zat yang jumlahnya sedikit di sebuah larutan. Sedangkan zat pelarut memiliki jumlah paling banyak di sebuah larutan (Putri dkk., 2017).

3. Pengertian Konsentrasi dan Perhitungan dalam Konsep Larutan

Konsentrasi adalah jumlah zat yang larut (zat terlarut) dalam sebuah larutan. Konsentrasi digunakan untuk menyatakan larutan. Konsentrasi dinyatakan dengan satuan fisik dan satuan kimia. Perhitungan dalam konsep larutan ada 6, yaitu :

1. Persen massa % 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 =𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 × 100 2. Persen volum %𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚 =𝑚𝐿 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

𝑚𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 × 100 3. Persen massa/volum %𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚 =𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

𝑚𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 × 100 4. Molaritas 𝑀 =𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

𝑉 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟)

5. Molalitas 𝑚 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑔 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

6. Fraksi mol 𝑥𝑝𝑒𝑙 = 𝑚𝑜𝑙𝑝𝑒𝑙

𝑚𝑜𝑙𝑝𝑒𝑙+𝑚𝑜𝑙𝑡𝑒𝑟 𝑥𝑡𝑒𝑟 = 𝑚𝑜𝑙𝑡𝑒𝑟

𝑚𝑜𝑙𝑡𝑒𝑟+𝑚𝑜𝑙𝑝𝑒𝑙

(Putri dkk., 2017).

4. Aplikasi Larutan dalam Teknologi Pertanian

Penggunaan larutan pestisida untuk melindungi tanaman dari gangguan serangga dan hama. Tanaman pertanian biasanya habis dimakan oleh serangga. Untuk membunuh serangga dan hama, petani menggunakan larutan pestisida (cides artinya membunuh).

Cara menggunakan larutan pestisida ini yaitu tinggal disemprotkan ke tanaman. Pestisida yang banyak dikenal yaitu baygon, finit, DDT, BHC yang digunakan untuk membunuh nyamuk, semut, kecoa, dll (Pandya, 2018).

NIM 205100900111010

KELAS M

KELOMPOK M-1

(5)

5. HCl 32%

HCl atau asam klorida sering digunakan dalam analisis kimia karena merupakan senyawa asam kuat yang stabil dan mudah larut atau dapat berdisosiasi penuh di air. Asam klorida jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan tidak berwarna. Asam klorida memiliki sifat korosif sehingga harus ada penanganan khusus agar tidak berbahaya.

Meskipun asam klorida ini sifatnya asam, senyawa ini terdapat ion klorida yang tidak bereaktif dan tidak beracun. Asam klorida adalah senyawa yang susah mengalami reaksi redoks daripada asam jenis lainnya (Supiati dkk., 2013).

6. H2SO4

𝐻2𝑆𝑂4 atau yang dikenal Asam Sulfat adalah asam mineral (anorganik) yang sifatnya kuat. Dalam semua perbandingan, zat ini akan larut di dalam air. Asam sulfat berguna sebagai produk utama sebuah industri kimia. Produk dunia asam sulfat mencapai 165 juta ton pada tahun 2001. Kegunaan asam sulfat yaitu pemrosesan bijih mineral, pengilangan minyak dan digunakan untuk memproses air limbah. Asam sulfat tidak bisa ditemukan alami di bumi karena bersifat higroskopis (Arifin, 2014).

7. NaCl

Garam NaCl adalah unsur yang sangat penting untuk kehidupan manusia. NaCl atau yang dikenal dengan garam dapur mempunyai banyak manfaat dalam bidang apapun seperti industri, pertanian, pengolahan makanan, produksi obat dan bahan kimia lainnya. Garam NaCl menjadi bahan baku yang sangat diperlukan di industri klor alkali untuk menghasilkan klor (𝐶𝑙2) dan larutan kaustik (natrium hidroksida (NaOH) dan kalium hidroksida (KOH)), yang didapatkan dari proses elektrolisis dan dekomposisi larutan garam (Gemati dkk., 2013).

8. Etanol 96%

Etanol 96% adalah larutan murni yang mengandung sedikit air sehingga dapat mengekstrak senyawa murni dengan sempurna. Etanol biasanya menjadi pelarut karena tidak gampang ditumbuhi jamur. Etanol memiliki sifat mudah terbakar, mudah menguap dan tidak memiliki warna (Onyekwelu, 2019).

(6)

NaCl 10 mg

NaCl 0,585 gram

Aquades secukupnya

Aquades DIAGRAM ALIR

1. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M

Dihitung konsentrasi larutan yang akan dibuat

NaCl ditimbang dengan timbangan analitik

Diletakkan dalam beaker glass

Dilarutkan

Dipindahkan ke dalam labu ukur ukuran

100mL Ditambah hingga tanda batas

Dihomogenkan

2. Pembuatan 100 mL larutan NaCl 100 ppm

NaCl ditimbang dengan timbangan analitik

Diletakkan dalam beaker glass

Dilarutkan

Dipindahkan ke dalam labu ukur ukuran

100mL

Ditambahkan hingga tanda batas

Dihomogenisasi Hasil

Hasil

Aquades secukupnya

Aquades

NIM 205100900111010

KELAS M

KELOMPOK M-1

(7)

3. Pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v)

Ditimbang sebanyak 5 gram

Diletakkan dalam beaker glass

Diaduk hingga larut

Dipindahkan ke dalam labu ukur ukuran 100mL

Ditambahkan hingga tanda batas

Dihomogenkan

4. Pengenceran 100 mL larutan etanol 10% dari etanol 96% (v/v)

Dihitung volume etanol dengan rumus pengenceran

Dipindahkan ke dalam labu ukur ukuran 100 mL

Ditambahkan hingga tanda batas

Dihomogenkan

Aquades secukupnya

Aquades

Aquades Gula pasir

Etanol 96%

Hasil Hasil

(8)

5. Pengenceran 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%

Perhitungan konsentrasi HCl 32% dan volume yang dibutuhkan

Dihitung volume HCl yang akan diambil dengan rumus pengenceran

Diletakkan dalam labu ukur yang berukuran 100 ml

Ditambahkan hingga tanda batas

Dikocok hingga homogen Konsentrasi HCl 32% dalam (M)

Larutan HCl 32%

Aquades

Hasil

NIM 205100900111010

KELAS M

KELOMPOK M-1

(9)

3. DATA HASIL PRAKTIKUM (DHP)

Larutan Konsentrasi Solute (zat terlarut) / satuan (g/ml)

Solven (pelarut) / satuan (g/ml)

NaCl 0.1 M 0,585 gram 100 ml

100 ppm 0,01 gram 100 ml

Gula 5% 5 gram 100 ml

Etanol 10% 10,4 ml 89,6 ml

HCl 0.1 M 0,96 ml 99,4 ml

4. ANALISIS PROSEDUR (tidak boleh melebihi kotak yang disediakan)

1. Jelaskan bagaimana cara membuat larutan dari bahan serbuk/padatan, yaitu 100 ml larutan NaCl 0.1 M!

Pertama siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, lalu tentukan massa NaCl dengan rumus molaritas lalu didapatkan 0,585 gram NaCl yang diperlukan. Siapkan gelas arloji dan letakkan diatas timbangan analitik yang sudah dinolkan lalu tuangkan serbuk/padatan NaCl hingga timbangan menunjukkan angka 0,585 gram untuk molaritas. Tuang NaCl yang sudah ditimbang tadi ke dalam gelas beaker dengan bantuan aquades agar tidak ada NaCl yang tersisa di gelas arloji lalu aduk dengan pengaduk kaca. Setelah itu pindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 100 ml dengan bantuan corong kaca. Tambahkan cairan aquades ke dalam labu ukur hingga mencapai garis batas. Karena larutan ini berwarna bening maka yang dilihat meniskus cekung bawahnya. Setelah itu tutup labu ukur dengan penutup lalu homogenkan larutan dengan cara mengguncangkan labu ukur dengan pelan selama 10 kali agar larutan tersebut tercampur rata.

2. Jelaskan bagaimana cara membuat larutan dari larutan pekatnya, yaitu 100 ml larutan etanol 10% (v/v)!

Pertama siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Lalu hitunglah dahulu volume etanol 96%

yang dibutuhkan dalam pengenceran. Hitung dengan rumus pengenceran yaitu 𝑀1. 𝑉1 = 𝑀2. 𝑉2 dan didapatkan hasil volume yang dibutuhkan sebanyak 10,4 ml etanol 96%. Selanjutnya ambil cairan etanol menggunakan pipet ukur 10 ml yang sudah terpasang dengan bulb. Kempiskan bulb lalu sedot larutan etanol dengan menekan katup S sebanyak 10 ml. Lalu pindahkan ke dalam labu ukur dengan menekan katup E pada bulb. Ambil lagi larutan etanol sebanyak 0,4 ml menggunakan pipet ukur 1 ml. Kemudian tambahkan cairan aquades ke dalam labu ukur dengan bantuan corong kaca hingga tanda batas dengan melihat meniskus cekung bawahnya. Setelah itu tutup labu ukur dengan penutup lalu homogenkan larutan dengan cara mengguncangkan labu ukur dengan pelan dan bolak-balik selama 10 kali agar larutan tersebut tercampur rata.

(10)

3. Jelaskan bagaimana cara pembuatan 100 ml larutan HCl 0.1 M dari larutan HCl 32%!

Pertama siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Lalu hitung molaritas HCL 32%

dengan rumus 𝑀 =%×10×𝜌

𝑀𝑟 dan didapatkan konsentrasi HCL 32% sebanyak 10,43 M.

Setelah itu hitung dengan rumus pengenceran 𝑀1. 𝑉1 = 𝑀2. 𝑉2 dan didapatkan 0,69 ml HCL 32% yang diperlukan. Dalam proses pengenceran HCL harus dilakukan di dalam lemari asam. Selanjutnya masukkan sedikit aquades terlebih dahulu ke dalam labu ukur agar labu ukur tidak pecah karena sifat panas dari HCL. Lalu ambil HCL 32% sebanyak 0,96 ml menggunakan pipet ukur 1 ml yang sudah terpasang bulb. Masukkan larutan tersebut ke dalam labu ukur dan tambahkan aquades hingga garis batas menggunakan bantuan corong kaca. Jika sudah mendekati batas gunakan pipet tetes agar tepat. Setelah itu tutup labu ukur dengan penutup lalu homogenkan larutan dengan cara mengguncangkan bolak-balik labu ukur dengan pelan dan bolak-balik selama 10 kali agar larutan tersebut tercampur rata.

4. Bagaimana cara melakukan kalibrasi timbangan analitik sebelum digunakan untuk menimbang bahan padat?

Pertama bersihkan timbangan menggunakan kuas agar hasil timbangan tidak terkontaminasi dengan bekas serbuk yang tertinggal di timbangan. Setelah itu buka penutup kaca dan letakkan gelas arloji pada timbangan analitik. Setelah itu tekan tombol on untuk mengaktifkan timbangan, setelah itu tekan tombol ‘cal’ untuk mengkalibrasi timbangan hingga di layar menunjukkan angka nol. Setelah itu masukkan bahan yang akan ditimbang ke gelas arloji dan tutup penutup kaca agar udara tidak mengganggu hasil timbangan karena timbangan ini memiliki ketelitian yang sangat tinggi dan sangat sensitif.

5. Bagaimana cara mengukur volume dengan gelas ukur untuk bahan cair?

Cara mengukur volume dengan gelas ukur untuk bahan cair yaitu dilihat dari cekungan cairan pada garis batas alat ukur atau yang disebut meniskus. Meniskus cekung terbagi menjadi 2 yaitu meniskus cekung atas dan meniskus cekung bawah. Meniskus cekung atas digunakan saat mengukur larutan berwarna dan pekat karena tidak terlihat meniskus bawahnya. Sedangkan meniskus cekung bawah digunakan saat mengukur larutan berwarna bening atau masih terlihat jelas meniskus bawahnya.

NIM 205100900111010

KELAS M

KELOMPOK M-1

(11)

5. Pertanyaan (minimal 1 paragraf terdiri dari 3 kalimat, sitasi) (Max 2 Halaman)

1. Jelaskan perbedaan satuan konsentrasi dalam molar (M), normal (N), %(b/v), %(v/v),

%(b/b), ppm,dan ppb!

Molaritas adalah besaran yang digunakan untuk menyatakan 1 mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Molaritas disimbolkan dengan (M). Satuan untuk molaritas dapat dinyatakan dengan mol/liter (Petrucci, 2011).

Normalitas adalah jumlah ekivalen zat terlarut dalam per liter larutan. Yang berarti dalam setiap 1 N larutan mengandung 1 ekivalen zat terlarut per liter larutannya.

Normalitas disimbolkan dengan (N). Satuan untuk normalitas dapat dinyatakan dengan mol ekivalen/liter (Zumdahl and DeCoste, 2010).

Persen massa/volume disimbolkan dengan %(b/v). Persen massa/volume merupakan bentuk dari satuan konsentrasi yang menggambarkan suatu massa zat terlarut dalam setiap gramnya untuk 100 ml. Misal larutan NaCl 0,8% b/v, artinya 0,8 gram NaCl yang dilarutkan dalam air hingga bervolume 100 ml (Timberlake and Timberlake, 2019).

Persen volume/volume disimbolkan dengan %(v/v). Karena volume cairan atau gas mudah diukur, untuk mengetahui konsentrasi larutannya digunakan persen v/v. Persen volume dapat diartikan sebagai volume zat terlarut dalam 100 ml larutan, satuan volume yang digunakan harus sama dalam perhitungannya (Timberlake, 2019).

Persen massa disimbolkan dengan %(b/b). Persen massa dapat diartikan sebagai massa zat terlarut dalam 100 gram larutan. Misal larutan NaOH 60%, artinya 60 gram NaOH dalam setiap 100 gram larutan (Timberlake and Timberlake, 2019).

PPM (Part per Million) artinya bagian per sejuta. PPM merupakan jumlah 1 bagian zat terlarut (1 mg) dalam 1 juta zat pelarut (1 liter). PPM biasa digunakan untuk menunjukkan kandungan garam dalam air laut atau kandungan polutan dalam sungai (Petrucci, 2011).

PPB (Part per Billion) artinya bagian per miliar. PPB merupakan jumlah 1 bagian zat terlarut (1 mg) dalam 1 miliar zat pelarut (1 liter). PPB juga digunakan untuk menunjukkan tingkat kandungan garam dalam air laut atau kandungan polutan dalam sungai (Petrucci, 2011).

(12)

2. Sebutkan dan jelaskan hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan larutan dari padatan dan cairan (larutan pekat)!

Hal yang pertama diperhatika yaitu keselamatan kerja. Pelajari sifat MSDS dari setiap larutan yang akan digunakan. Larutan pekat biasanya bersifat membahayakan contohnya 𝐻2𝑆𝑂4, larutan ini mempunyai sifat panas dan bisa memecahkan alat glassware.

Sehingga untuk beberapa larutan memiliki perlakuan khusus. Lalu saat menimbang dan mengukur volume harus tepat sehingga tidak mempengaruhi konsentrasi larutan yang akan dibuat.Terakhir yaitu saat perhitungan harus benar agar pembuatan larutan tidak gagal (Chang, 2010).

3. Mengapa cara menghomogenisasi larutan pada labu ukur harus di bolak-balik?

Karena jika suatu larutan di homogenisasikan dengan cara dibolak-balik akan membuat zat didalam larutan tersebut dapat larut dengan sempurna. Sehingga saat diperiksa dengan alat, larutan tersebut sudah tercampur rata. Larutan sebaiknya diguncangkan bolak-balik dengan labu ukur selama 10 kali agar benar-benar tercampur rata (Siswanto, 2018).

4. Mengapa sebelum membuat larutan harus dihitung terlebih dahulu konsentrasi dari senyawanya?

Karena konsentrasi berfungsi untuk menyatakan komposisi sebuah larutan secara kuantitatif. Sehingga jika kita menghitung konsentrasi terlebih dahulu, kita dapat mengetahui komposisi apa saja yang ada di larutan tersebut. Dan kita bisa menghitung rumus-rumus lain menggunakan komposisi tersebut. Dalam pembuatan larutan penting untuk mengetahui konsentrasi tersebut agar proses pembuatan lancar sesuai dengan yang kita inginkan (Chang, 2010).

5. Mengapa sebelum penimbangan perlu dipastikan timbangan analitik dalam kondisi bersih?

Sebuah alat ukur pasti memiliki suatu ketidakpastian hasil pengukuran, oleh sebab itu untuk mengurangi ketidakpastian atau ketidak akuratan penimbangan perlu dilakukan pembersihan pada sekitar tempat gelas arloji diletakkan. Tujuannya agar serbuk atau padatan yang tidak kita butuhkan tidak mempengaruhi hasil penimbangan. Jika zat tersebut terikut dalam proses penimbangan maka hasil penimbangan menjadi tidak akurat (Tirtasari, 2017).

NIM 205100900111010

KELAS M

KELOMPOK M-1

(13)

6. Hasil dan Perhitungan (tuliskan diketahui, ditanya, jawab) (max 2 halaman) 1. Berapa berat NaCl yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan NaCl 0.1 M?

Diketahui : Molaritas NaCl = 0,1 M, Mr NaCl = 58,5, dan Volume larutan = 100 ml.

Ditanya : Massa NaCl Jawab : 𝑀 =𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑔𝑟)

𝑀𝑟 × 1000

𝑉 (𝑚𝑙)

0,1 =𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎

58,5 ×1000

100

5,85 = 10 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝐶𝑙 = 0,585 𝑔𝑟𝑎𝑚

Jadi berat NaCl yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan NaCl 0,1 M sebanyak 0,585 gram.

2. Berapa berat NaCl yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan NaCl 100 ppm?

Diketahui : Volume larutan = 100 mL. Ppm = 100 Ditanya : Massa NaCl

Jawab : 𝑝𝑝𝑚 =𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑚𝑔) 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟)

100 =𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 0,1 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝐶𝑙 = 10 𝑚𝑖𝑙𝑖𝑔𝑟𝑎𝑚

Jadi berat NaCl yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan NaCl 100 ppm sebanyak 10 miligram.

3. Berapa volume etanol yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan etanol 10 % (v/v) (dari larutan etanol 96%)?

Diketahui : 𝑉2= 100 mL, 𝑀1= 96%, 𝑀2= 10%

Ditanya : 𝑉1

Jawab : 𝑀1× 𝑉1 = 𝑀2× 𝑉2 96% × 𝑉1 = 10% × 100 𝑉1 = 10%×10096%

= 10,416 𝑚𝑙 ≈ 10,4 𝑚𝐿

Jadi volume etanol yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan etanol 10 % (v/v) (dari larutan etanol 96%) sebanyak 10,4 mL.

KELOMPOK M-1

(14)

4. Berapa berat gula yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan gula 5 % (b/v)?

Diketahui : %𝑏

𝑣 = 5%, Volume larutan = 100 mL Ditanya : Massa zat terlarut

Jawab : %𝑏

𝑣 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑔𝑟)

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚𝑙) × 100%

5% = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

100 𝑚𝑙 × 100%

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑔𝑢𝑙𝑎 = 5 𝑔𝑟𝑎𝑚

Jadi berat gula yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan gula 5 % (b/v) sebanyak 5 gram.

5. Berapa volume HCL yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan HCl 0.1 M dari larutan HCl 32%?

Diketahui : % larutan = 32%, 𝑀2= 0,1 M, 𝑉2 = 100 mL Ditanya : 𝑉1

Jawab : 𝑀1 =%×10×𝜌

𝑀𝑟

𝑀1 =32%×10×1,19 36,5

𝑀1 = 10,43

𝑀1× 𝑉1 = 𝑀2× 𝑉2 10,43 × 𝑉1 = 0,1 𝑀 × 100 𝑚𝐿

𝑉1 =0,1 × 100

10,43 = 0,96 𝑚𝐿

Jadi volume HCL yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan HCl 0.1 M dari larutan HCl 32% sebanyak 0,96 mL.

NIM 205100900111010

KELAS M

KELOMPOK M-1

(15)

7. Kesimpulan (berisi tujuan, prinsip dan dhp singkat) (1 halaman)

Tujuan dari praktikum tentang pembuatan dan pengenceran larutan yaitu agar praktikan mampu membuat larutan dengan konsentrasi tertentu serta mampu melakukan pengenceran dengan konsentrasi yang diinginkan. Dalam praktikum pembuatan dan pengenceran larutan ini memiliki prinsip-prinsip atau aturan yang harus diketahui dan ditaati agar praktikum berjalan lancar. Pertama kita harus mengetahui dan memahami sifat MSDS dari larutan yang akan kita gunakan, serta memperhatikan budaya K3. Praktikan harus mengetahui larutan mana yang mempunyai perlakuan khusus agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Lalu prinsip untuk pembuatan larutan yaitu melakukan pencampuran bahan dengan aquades sedangkan prinsip untuk pengenceran yaitu menambahkan larutan dengan aquades hingga mencapai volume yang diinginkan.

Pada DHP yang saya punya telah dilakukan lima percobaan pada bahan/larutan dan konsentrasi yang berbeda-beda. DHP saya membahas tentang cara pembuatan dan pengenceran larutan. Seperti pada pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M, berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan didapatkan 0,585 gram NaCl yang diperlukan. Pada pengenceran 100 mL larutan etanol 10% menggunakan rumus % (v/v) diperlukan 10,46 mL yang berasal dari larutan etanol pekat 96%.

Selanjutnya pada pembuatan larutan HCl 0,1 M 100 ml dari HCl 32%, dengan menggunakan rumus didapatkan cairan larutan HCl sebanyak 0,96 mL. Selanjutnya pada pembuatan larutan 100 mL gula 5% (b/v) dibutuhkan 5 gram gula dimana didapatkan sesuai dengan perhitungan rumus. Pada percobaan yang terakhir, dibuat larutan 100 ml NaCl 100 ppm dan dibutuhkan 0,01 gram NaCl sesuai perhitungan rumus.

Untuk meningkatkan keakuratan dalam penimbangan bahan-bahan yang akan digunakan perlu kita perhatikan khususnya pada timbangan analitik yang harus dalam keadaan bersih sehingga tidak ada zat lain yang ikut tertimbang dan juga timbangan harus sudah terkalibrasi.

Selain itu, penambahan aquades pada proses pembuatan maupun pengenceran saat sudah mendekati garis batas sebaiknya menggunakan pipet tetes agar ukuran larutan lebih akurat dan sesuai. Ini merupakan salah satu faktor penting yang harus kita perhatikan, oleh karena itu sangat penting untuk praktikan memahami dan membaca meniscus suatu larutan. Hal-hal tersebut adalah faktor yang dapat mempengaruhi perhitungan pada pembuatan dan pengenceran larutan dan akibat fatalnya dapat membuat data yang praktikan buat tidak akurat dan tidak valid.

(16)

Arifin, M. N. 2014. Studi Perbandingan Kinetika Reaksi Hidrolisis Tepung Tapioka dan Tepung Maizena Dengan Katalis Asam Sulfat. TESIS. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya

Gemati, A., Gunawan, dan Khabibi. 2013. Pemurnian Garam NaCl Melalui Metode Rekristalisasi Garam Krosok Dengan Penambahan Na2CO3, NaOH Dan Polialuminium Klorida Untuk Penghilangan Pengotor Ca2+ Dan Mg2+. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi. 16(2): 50–54.

Gumilar, J., W. S. Putranto, dan E. Wulandari. 2010. Pengaruh Penggunaan Asam Sulfat (H2SO4) dan Asam Formiat (HCOOH) pada Proses Pikel terhadap Kualitas Kulit Jadi (Leather) Domba Garut. Jurnal Ilmu Ternak. 10(1): 32-45

Hikmayanti, M. dan L. Utami. 2019. Analisis Kemampuan Multiple Representasi Siswa Kelas XI MAN 1 Pekanbaru pada Materi Titrasi Asam Basa. Jurnal Riset Pendidikan Kimia.

9(1): 23-44

Onyekwelu, K. 2019. Ethanol Introductory Chapter: Bio-Psychosocial Model of Health. London:

Intechopen Limited.

Pandya, I. Y. 2018. Pesticides and Their Applications in Agriculture. Asian Journal of Applied Science and Technology (AJAST). 2(2): 894–900.

Putri, L. M. A., T. Prihandono, dan B. Supriadi. 2017. Pengaruh Konsentrasi Larutan Terhadap Laju Kenaikan Suhu Larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika. 6(2): 147-153

Saleh, A., J. Saokani, dan S. Rijal. 2016. Penentuan Nilai Kalor Serta Pengaruh Asam Klorida (HCl) Terhadap Kadar Bioetanol Bonggol Pisang (Musa paradisiacal). Al-Kimia. 4(1): 68–

77

Supiati., H. M. Yuhdi, dan S. Chadijah. 2013. Pengaruh Konsentrasi Aktivator Asam Klorida (HCl) Terhadap Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif Kulit Durian (Durio zibethinus) Pada Zat Warna Methanil Yellow. Al-kimia. 4(2): 53-63

Widayani, T. 2018. Penerapan Strategi Quiz Team Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Larutan Mata Pelajaran Kimia pada Siswa Kelas XII SMA NEGERI 1 Sanggata Selatan.

Jurnal Ilmiah Pendidikan Eksaktra. 4(4): 622-634

(17)

Petrucci, Ralph H. 2011. General Chemistry: Principles and Modern Applications. Canada:

Pearson Prentice Hall

Siswanto. 2018. Perbedaan Homogenisasi Cara Manual Di Bolak-Balik 5-10 kali Dengan Di Bolak-Balik 2-4 Kali Pada Pemeriksaan Jumlah Trombosit. SKRIPSI. Universitas Muhammadiyah Semarang

Timberlake, K. C., and Timberlake, W. 2019. Basic chemistry. New York: Pearson

Tirtasari, N. L. 2017. Uji Kalibrasi (Ketidakpastian Pengukuran) Neraca Analitik di Laboratorium Biologi FMIPA UNNES. Indonesian Journal of Chemical Science. 6(2):

151-155.

Zumdahl, S. S., and D. J. DeCoste. 2010. Basic chemistry. 7th ed. USA: Brooks/Cole, Cengage Learning.

Referensi

Dokumen terkait

Alat dan bahan yang akan digunakan adalah NaCl, HCl 32%, etanol 96%, gula, aquades, neraca analitik, gelas arloji, spatula, pengaduk kaca, pipet ukur 1 ml dan 10 ml, bulb, pipet

Mengacu pada hasil pengamatan dan perhitungan yang telah didapatkan, dapat dilihat kemolaran awal suatu zat untuk kemudian bisa mendapatkan massa zat dengan volume dan

Pada proses pengenceran HCl, dapat dilakukan dengan mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar2.

berubah karena saat pengenceran, ditambahkan aquades ke dalam larutan HCl tersebut yang menyebabkan volume akhir (V 2 ) makin bertambah, sehingga normalitas

Membuat larutan HCl dengan cara HCl diambil sebanyak 1,25 ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml yang telah diisi aquades hingga setengah dari volume aquades.. Lalu

diketahui terlebih dahulu berapa konsentrasi larutan asal yang harus diencerkan, maka pengenceran dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut: M1x V1= M2x V2 6 dengan: M1 =

Gelas beaker II dimasukkan larutan NaOH sebanyak 10 mL, lalu dihomogenkan dengan cara diaduk menggunakan pengaduk, selanjutnya ukur pH larutan tersebut dengan pH meter dan kertas

Pada percobaan ketiga yaitu pengenceran HNO₃ asam nitrat sebelum melakukan pengenceran, praktikan menghitung konsentrasi larutannya menggunakan rumus: V1× 𝑀1= V2× 𝑀2 Hal tersebut