• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Larutan

N/A
N/A
Amirah Tsabitah Khaeriyah

Academic year: 2024

Membagikan "Pembuatan Larutan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

Mata kuliah : Kimia Dasar I Dosen pengampu : Kartimi, M.Pd

Disusun oleh :

Nama : Reiza Fitri Yulia

Kelas : Biologi B

Semester : 1

Asisten Praktikum : 1. Dewi Fortuna R 2. Lulindayati

PUSAT LABORATORIUM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)

SYEKH NURJATI CIREBON 2012/2013

(2)

PEMBUATAN LARUTAN

I. TUJUAN

1. Membuat larutan dengan berbagai konsentrasi

2. Membuat larutan dengan pengenceran berbagai konsentrasi 3. Menbuat larutan dengan pencampuran berbagai konsentrasi 4. Mengetahui molaritas suatu zat

II. DASAR TEORI

Larutan merupakan campuran dari dua zat atau lebih. Larutan dapat terjadi karena komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekul-molekul atau lain- lain yang bercampur baur. Larutan dapat berupa padat , cair atau gas. Namun

lazimnya yang disebut larutan adalah zat cair. Larutan terdiri dari dua komponen yaitu pelarut dan zat terlarut (Harjadi, 2000).

Larutan adalah campuran karena terdiri dari dua bahan yang disebut

homogeny karena sifat-sifatnya sama dengan sebuah cairan. Karena larutan adalah campuran molekul yang biasanya molekul-molekul pelarut agak berjauhan dalam larutan bila dibandingkan dalam larutan murni (Wahyudi. 2000).

Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi yang sebenarnya perlu dilakukan standarisasi.standarisasi sering dilakukan dengan titrasi. Zat-zat yang didalam jumlah yang relative besar disebut pelarut (David, 2001)..

Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan

dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi (Chang, 2003).

Molaritas merupakan salah satu cara untuk menyatakan konsentrasi larutan selain molalitas, normalitas maupun fraksi mol. Molaritas menyatakan jumlah mol zat yang terlarut dalam Iiter larutan ( james. E. Brady, 2000).

(3)

Rumus yang digunakan :

m=n v

Jika zat yang akan dicari molaritasnya ada dalam satuan gram dan volumenya dalam milliliter, maka molaritasnya dapat dihitung dengan rumus

m=n x1000

ml x m=g x1000 Mr ml

dengan

M = molaritas (mol/liter) n = mol zat terlarut (mol) v = volume zat terlarut (gram) g = massa zat terlarut (gram)

Mr = massa molekul relatif zat terlarut

Cara membuat larutan aplikasinya banyak diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. Mungkin anda pernah membuat air teh manis. Untuk menghasilkan larutan yang sesuai dengan yang diharapkan tentu anda harus bisa mencampurkan bahan-bahan dengan komposisi yang sesuai. Keterampilan membuat larutan tentu sangat banyak manfaatnya baik di laboratorium maupun di bidang industri.

Molaritas (M) adalah suatu konsentrasi yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Dapat ditulis dengan rumus :

m=mol zat terlarut

liter terlarut atau m=mol v

Membuat suatu larutan untuk eksperimen dapat dilakukan dengan melarutkan zat padat (Kristal) atau dengan melakukan pengenceran larutan konsentrasi tinggi menjadi konsentrasi rendah.

Pengenceran adalah penambahan zat terlarut ke dalam suatu larutan, sehingga konsentrasi larutan menjadi lebih kecil dengan menambahkan air (pelarut).

Dengan rumus :

(4)

Dimana :

M1 = Molaritas mula-mula V1 = Volume larutan mula-mula

M2 = Molaritas akhir (setelah pengenceran) V2 = Volume akhir (setelah pengenceran)

Adapun dua atau lebih larutan sejenis jika dicampur maka molaritas campuran dapat di hitung dengan menggunakan rumus :

Mcamp¿m1.v1+m1.v2+ v1+v2+

1. Molalitas

Molalitas (m) menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 g pelarut.

Molalitas tidak tergantung pada temperatur, dan digunakan dalam bidang kimia fisika, teristimewa dalam sifat koligatif.

Molalitas (m) ? mol zat terlarut Kg zat terlarut

2. Normalitas (N)

Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan.

Ekivalen zat dalam larutan bergantung pada jenis reaksi yang dialami zat itu, karena satuan ini dipakai dalam penyetara zat dalam reaksi.

Normalitas (N) ? ekivalen zat terlarut Liter larutan Normalitas (N) ? gram zat terlarut

Berat ekivalen x larutan

M1.V1 = M2.V2

(5)

III. ALAT DAN BAHAN A. Alat :

1. Neraca 1 buah

2. Gelas kimia 1 buah

3. Pengaduk 1 buah

4. Labu ukur 100 ml 1 buah 5. Kaca arloji 1 buah 6. Pipet volume 1 buah 7. Tabung ukur 1 buah

B. Bahan : 1. NaCl 2. CO(NH2)2

3. C11H22O11

4. Air

IV. PROSEDUR KERJA

A. Membuat larutan NaCl 0,1 M, CO(NH2)2 0,1 M, C11H22O11 0,02 M a. Membuat larutan NaCl

1. Siapkan sebuah kaca arloji

2. Hitunglah massa NaCl yang diperlukan 3. Timbanglah NaCl tersebut dengan tepat

4. Masukkan NaCl hasil penimbangan ke dalam gelas kimia 100 ml dan tambahkan air ke dalamnya 50 ml

5. Kemudian aduklah dengan pengaduk sampai zat tersebut larut dalam air

6. Masukkan larutan dalam gelas kimia tersebut ke dalam labu ukur 100 ml

7. Tambahkan air 50 ml kedalam labu ukur sampai tepat garis batas 100 ml

8. Kocok labu ukur tersebut seperti model barbell 9. Catat hasil massa pembuatan larutan tersebut

(6)

b. Membuat larutan CO(NH2)2

1. Siapkan kaca arloji

2. Hitunglah massa CO(NH2)2

3. Timbanglah massa CO(NH2)2 tersebut dengan tepat

4. Masukkan CO(NH2)2 hasil penimbangan ke dalam gelas kimia 100 ml dan tambahkan air kedalamnya 50 ml

5. Kemudian adukla dengan pengaduk sampai zat tersebut larut alam air

6. Masukkan larutan dalam gelas kimia tersebut ke dalam labu ukur 100 ml

7. Tambahkan air 50 ml ke dalam labu ukur sampai tepat garis batas 100 ml

8. Kocok labu ukur tersebut seperti model barbell 9. Catat hasil massa pembuatan larutan tersebut

c. Membuat larutan , C11H22O11

1. Siapkan kaca arloji

2. Hitunglah massa C11H22O11

3. Timbanglah massa C11H22O11 tersebut dengan tepat

4. Masukkan C11H22O11 hasil penimbangan ke dalam gelas kimia 100 ml dan tambahkan air kedalamnya 50 ml

5. Kemudian adukla dengan pengaduk sampai zat tersebut larut alam air 6. Masukkan larutan dalam gelas kimia tersebut ke dalam labu ukur 100

ml

7. Tambahkan air 50 ml ke dalam labu ukur sampai tepat garis batas 100 ml

8. Kocok labu ukur tersebut seperti model barbell 9. Catat hasil massa pembuatan larutan tersebut

B. Membuat larutan dengan pengenceran a. Membuat larutan pengenceran NaCl

1. Ambil 10 ml larutan NaCl hasil percobaan A dengan pipet tetes

(7)

2. Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan tambahkan air sampai tepat garis batas 100 ml

3. Kocok dengan menggunakan model barbell

4. Hitunglah berapa konsentrasi larutan percobaan B tersebut

b. Membuat larutan pengenceran CO(NH2)2

1. Ambil 10 ml larutan CO(NH2)2 hasil percobaan A dengan pipet tetes 2. Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan tambahkan air sampai tepat

garis batas 100 ml

3. Kocok dengan menggunakan model barbell

4. Hitunglah berapa konsentrasi larutan percobaan B tersebut

c. Membuat larutan pengenceran C11H22O11

1. Ambil 10 ml larutan C11H22O11 hasil percobaan A dengan pipet tetes 2. Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan tambahkan air sampai tepat

garis batas 100 ml

3. Kocok dengan menggunakan model barbell

4. Hitunglah berapa konsentrasi larutan percobaan B tersebut

C. Membuat larutan dengan pencampuran

1. Ambil 10 ml larutan percobaan “a” dan masukkan ke dalam labu ukur 100 ml

2. Kemudian tambahkan larutan percobaan “b” kedalam labu ukur sampai tepat garis batas 100 ml

3. Hitunglah berapa molaritas campuran larutan tersebut

(8)

V. HASIL PERCOBAAN

A. Membuat larutan NaCl 0,1 M, CO(NH2)2 0,1 M, C11H22O11 0,02 M

Hasil percobaan

Massa NaCl 0,1 M 0,6 gram

Massa CO(NH2)2 0,1 M 0,6 gram Massa C11H22O11 0,02 M 0,7 gram

B. Membuat larutan dengan pengenceran

Hasil percobaan

Molaritas NaCl setelah pengenceran 0,01 M Molaritas CO(NH2)2 setelah

pengenceran

0,01 M

Molaritas C11H22O11 setelah pengenceran 0,02 M

C. Membuat larutan dengan percampuran

Hasil percobaan

Mcamp NaCl 0,19 M

Mcamp CO(NH2)2 0,2 M

Mcamp C11H22O11 0,0038

D. Perhitungan

1. Membuat larutan NaCl 0,1 M, CO(NH2)2 0,1 M, C11H22O11 0,02 M a. Perhitungan massa dan mol NaCl

Gr NaCl = m = mol n = m V Mr Mr NaCl = 58,5

m = 0,1

0,1 = mol = 0,1 x 0,1 = 0,01 m

(9)

0,1

V NaCl = 100 ml = 0,1 L m = n x Mr = 0,01 x 58,5 = 0,585 = 0,6 gram

b. Perhitungan massa dan mol CO(NH2)2

Diketahui : Massa = 0,1 Mr = 60

V = 100 ml = 0,1 L Ditanyakan gram = …?

Jawab : m = mol v 0,1 m = mol

0,1 L Mol = 0,1 x 0,1 = 0,01 mol Mol = gram

Mr

Gram = mol x Mr = 0,01 x 60 = 0,6 gram

c. Perhitungan massa dan mol C11H22O11

Diketahui : m = 0,02 Mr = 330

V = 100 ml = 0,1 L Ditanyakan :

Gram …?

Jawab :

(10)

m = mol V 0,02 = mol

0,1 L Mol = 0,02 x 0,1 = 0,002 mol Mol = gram

Mr

Gram = 0,02 x 330 = 0,7 gram

2. Membuat larutan dengan pencampuran a. Molaritas campuran NaCl

m1.v1 + m2.v2 = 0,1 . 10 + 0,01 . 90

v1 + v2 10

= 1,9 100

= 0,019

b. Molaritas campuran CO(NH2)2

m1.v1 + m2.v2 = 0,1 . 10 + 0,01 . 90

v1 + v2 10

= 1,9 100

= 0,019

c. Molaritas campuran C11H22O11

m1 . v1 + m2 . v2 = 0,02 . 10 + 0,002 . 90

v1 + v2 10

= 0,0038

(11)

VI. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil praktikum kali ini menjelaskan bahwa pada percobaan pertama pada pembuatan larutan NaCl yang sudah ditimbang dengan tepat pada timbangan tersebut, kemudian larutkan ke dalam gelas kimia ditambahkan air 50 ml di aduk dengan pengaduk, setelah zat terlarut di masukkan ke dalam labu ukur ditambahkan dengan air sebanyak 50ml sampai garis batas 100 ml dan di kocok dengan model barbell. Setelah di amati dan di hitung jumlah massa NaCl adalah 0,6 gram. Pada percobaan pertama pengenceran NaCl setelah di hitung jumlah molaritas NaCl adalah 0,01 M. Dan pada percobaan pertama pada pencampuran NaCl setelah dihitung hasil perhitungannya adalah 0,019 M.

Berdasarkan hasil praktikum kali ini menjelaskan bahwa pada percobaan kedua pada pembuatan larutan CO(NH2)2 yang sudah ditimbang dengan tepat pada timbangan tersebut, kemudian larutkan ke dalam gelas kimia ditambahkan air 50ml di aduk dengan pengaduk, setelah terlarut di masukkan ke dalam labu ukur ditambahkan dengan air sebanyak 50ml sampai garis batas 100 ml dan di kocok dengan model barbell. Setelah di amati dan di hitung jumlah massa CO(NH2)2 adalah 0,6 gram. Pada percobaan kedua pengenceran CO(NH2)2 setelah di hitung jumlah molaritas CO(NH2)2

adalah 0,01 M. Dan pada percobaan kedua pada pencampuran CO(NH2)2 setelah dihitung hasil perhitungannya adalah 0,019 M.

Berdasarkan hasil praktikum kali ini menjelaskan bahwa pada percobaan ketiga pada pembuatan larutan C11H22O11yang sudah ditimbang dengan tepat pada timbangan tersebut, kemudian larutkan ke dalam gelas kimia ditambahkan air 50ml di aduk dengan pengaduk, setelah terlarut di masukkan ke dalam labu ukur ditambahkan dengan air sebanyak 50ml sampai garis batas 100 ml dan di kocok dengan model barbell. Setelah di amati dan di hitung jumlah massa C11H22O11 adalah 0,7 gram. Pada percobaan kedua pengenceran C11H22O11 setelah di hitung jumlah molaritas C11H22O11

adalah 0,02 M. Dan pada percobaan kedua pada pencampuran C11H22O11 setelah dihitung hasil perhitungannya adalah 0,0038 M.

Larutan merupakan campuran dari dua zat atau lebih. Larutan dapat terjadi karena komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekul-molekul atau lain- lain yang bercampur baur. Larutan dapat berupa padat , cair atau gas. Namun lazimnya yang disebut larutan adalah zat cair. Larutan terdiri dari dua komponen yaitu

(12)

pelarut dan zat terlarut. Molaritas (M) adalah suatu konsentrasi yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Dapat ditulis dengan rumus :

m=mol zat terlarut liter zat terlarut

Membuat suatu larutan untuk eksperimen dapat dilakukan dengan melarutkan zat padat (Kristal) atau dengan melakukan pengenceran larutan konsentrasi tinggi menjadi konsentrasi rendah.

Pengenceran adalah penambahan zat terlarut ke dalam suatu larutan, sehingga konsentrasi larutan menjadi lebih kecil dengan menambahkan air (pelarut).

Dengan rumus :

Dimana :

M1 = Molaritas mula-mula V1 = Volume larutan mula-mula

M2 = Molaritas akhir (setelah pengenceran) V2 = Volume akhir (setelah pengenceran) Adapun dua atau lebih larutan sejenis jika dicampur maka molaritas campuran dapat di hitung dengan menggunakan rumus :

Mcamp = m1.v1+m2.V2+

v1+v2 M1.v1 = m2.v2

(13)

Hasil perhitungan dari hasil percobaan

a. Membuat larutan Membuat larutan NaCl 0,1 M,CO(NH2)2 0, M,C11H22O11 0,02 M

b. Membuat larutan dengan pengenceran Hasil percobaan

Molaritas NaCl setelah pengenceran 0,01 M Molaritas CO(NH2)2 setelah pengenceran 0,01 M Molaritas C11H22O11 setelah pengenceran 0,02 M

c. Membuat larutan dengan percampuran Hasil percobaan

Mcamp NaCl 0,19 M

Mcamp CO(NH2)2 0,2 M

Mcamp C11H22O11 0,0038

Hasil percobaan

Massa NaCl 0,6 gram

massa CO(NH2)2 0,6 gram massa C11H22O11 0,7 gram

(14)

VII. KESIMPULAN

1. Larutan merupakan campuran dari dua zat atau lebih. Larutan dapat terjadi karena komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekul-molekul atau lain-lain yang bercampur baur. Larutan dapat berupa padat , cair atau gas.

2. Molaritas (M) adalah suatu konsentrasi yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter larutan.

3. Pengenceran adalah penambahan zat terlarut ke dalam suatu larutan, sehingga konsentrasi larutan menjadi lebih kecil dengan menambahkan air (pelarut).

4. Molalitas (m) menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 g pelarut.

Molalitas tidak tergantung pada temperatur, dan digunakan dalam bidang kimia fisika, teristimewa dalam sifat koligatif.

5. Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan.

Ekivalen zat dalam larutan bergantung pada jenis reaksi yang dialami zat itu, karena satuan ini dipakai dalam penyetara zat dalam reaksi.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. 2003. KIMIA DASAR. Pt.Gramedia Pustaka, Jakarta.

David. W. 2001. PRINSIP-PRINSIP KIMIA MODERN. Erlangga, Jakarta Harjadi, W. 2000. ILKU KIMIA ANALITIK. Pt.Gramedia Pustaka, Jakarta.

Irvan Permana. 2009. Memahami Kimia 2 : SMA/MA untuk kelas XI, semester 1 dan 2 Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Kartimi, M.Pd. 2012. Panduan Praktikum Kimia Dasar I. Cirebon : IAIN Press Wahyudi. 2000. JURNAL KIMIA DAN LARUTAN. UJS. Purwekerto.

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan etanol dilakukan dengan cara membuat beberapa konsentrasi larutan yaitu 10%, 15%, 20%,dan 25% dari pengenceran larutan stok induk untuk mencari konsentrasi gula yang

Pembuatan etanol dilakukan dengan cara membuat beberapa konsentrasi larutan yaitu 10%, 15%, 20%,dan 25% dari pengenceran larutan stok induk untuk mencari konsentrasi gula yang

Dari hasil praktikum pembuatan larutan dapat kita simpulkan bahwa larutan pereaksi benedict dapat digunakan untuk menguji terdapatnya kandungan amilum

Larutan itu digunakan untuk  melalukan titrasi, yaitu cara analisis tentang pengukuran jumlah larutan yang dibutuhkan untuk bereaksi secara tepat dengan zat yang

Dalam melakukan proses pengenceran, penambahan lebih banyak pelarut ke dalam sejumlah tertentu larutan stok akan mengubah (mengurangi) konsentrasi larutan tanpa mengubah

Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat

TITIK DIDIH LARUTAN Tujuan Praktikum: Untuk menentukan hubungan antara kenaikan titik didih larutan dengan berat molekul zat yang terlarut di dalamnya.. - Larutan adalah zat homogen

Dokumen ini berisi tentang cara pembuatan larutan seri standar sulfametoksazol, mulai dari penyiapan bahan baku standar, pembuatan larutan induk, validasi metode, hingga penetapan