• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Larutan Standar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembuatan Larutan Standar"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

I.

I. PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A.

A. Judul PercobaanJudul Percobaan

a.

a. Pembuatan larutan standarPembuatan larutan standar

B.

B. Tujuan PraktikumTujuan Praktikum

a.

a. Membuat larutan standar dari zat yang berbentuk cair dan padat atauMembuat larutan standar dari zat yang berbentuk cair dan padat atau kristal.

(2)

II.

II. METODE

METODE

A.

A. PenyaringanPenyaringan

1.

1. Alat dan BahanAlat dan Bahan

Alat: Bahan:

Alat: Bahan:

a.

a. Pro Pro pipet pipet a. a. Larutan Larutan AgNOAgNO33

b.

b. Pipet Pipet tetes tetes b.Larutan b.Larutan NaCl NaCl 0,1 0,1 NN c.

c. Pipet Pipet ukur ukur c. c. KK22CrOCrO44 0,003 N 0,003 N

d.

d. Buret Buret d. d. KK22CrCr22OO77 0,1 N 0,1 N

e.

e. Gelas Gelas ukur ukur e. e. Asam Asam asetatasetat f.

f. Corong Corong f. f. CuSOCuSO44 0,01 N 0,01 N

g.

g. Erlenmeyer Erlenmeyer g. g. IodiumIodium h. h. AmilumAmilum i. i. AquadesAquades  j.  j. Larutan NaLarutan Na22SS22OO33 2.

2. Cara KerjaCara Kerja a.

a. Standarisasi Larutan AgNOStandarisasi Larutan AgNO33 dengan NaCl dengan NaCl

Larutan NaCl 0,1 N sebanyak 25 ml disiapkan dalam gelas ukur. Larutan NaCl 0,1 N sebanyak 25 ml disiapkan dalam gelas ukur. Kemudian, larutan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. K

Kemudian, larutan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. K22CrOCrO44

0,003 N sebanyak 1 ml dicampurkan ke dalam Erlenmeyer. Buret 0,003 N sebanyak 1 ml dicampurkan ke dalam Erlenmeyer. Buret diisi dengan larutan AgNO

diisi dengan larutan AgNO33  sampai skala nol. Setelah itu, larutan  sampai skala nol. Setelah itu, larutan

yang ada di dalam Erlenmeyer dititrasi dengan larutan AgNO yang ada di dalam Erlenmeyer dititrasi dengan larutan AgNO33

yang ada di dalam buret. Titrasi terus dilakukan hingga terbentuk yang ada di dalam buret. Titrasi terus dilakukan hingga terbentuk endapan merah bata. Normalitas AgNO

endapan merah bata. Normalitas AgNO33  dihitung dengan rumus:  dihitung dengan rumus:

V

(3)

b.

b. Standarisasi Larutan NaStandarisasi Larutan Na22SS22OO33 dengan K dengan K22CrCr22OO77

Larutan K

Larutan K22CrCr22OO77  0,1 N sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam  0,1 N sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam

Erlenmeyer. Kemudian, asam asetat sebanyak 5 ml, CuSO

Erlenmeyer. Kemudian, asam asetat sebanyak 5 ml, CuSO44 0,01 N 0,01 N

sebanyak 5 ml, iodium sebanyak 2 ml, dan amilum sebanyak 2 ml sebanyak 5 ml, iodium sebanyak 2 ml, dan amilum sebanyak 2 ml dicampurkan ke dalam Erlenmeyer. Setelah itu, buret diisi dengan dicampurkan ke dalam Erlenmeyer. Setelah itu, buret diisi dengan larutan Na

larutan Na22SS22OO33  sampai skala nol. Larutan yang ada di dalam  sampai skala nol. Larutan yang ada di dalam

Erlenmeyer dititrasi dengan larutan Na

Erlenmeyer dititrasi dengan larutan Na22SS22OO33  sampai berwarna  sampai berwarna

biru. Normalitas Na

biru. Normalitas Na22SS22OO33 dihitung dengan menggunakan rumus: dihitung dengan menggunakan rumus:

V

(4)

III.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

A. HasilHasil

Tabel 1. Hasil standarisasi larutan AgNO

Tabel 1. Hasil standarisasi larutan AgNO33 dengan NaCl dengan NaCl

V.NaCl V.NaCl (ml) (ml) V.AgNO V.AgNO33 (ml) (ml) Warna Warna Endapan

Endapan NormalitasNormalitas AgNO AgNO33 Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah 25 25 ml ml 20 20 mlml KuningKuning muda muda Merah Merah bata bata Ada endapan Ada endapan merah bata merah bata 0,125 N0,125 N

Tabel 2. Hasil standarisasi larutan Na

Tabel 2. Hasil standarisasi larutan Na22SS22OO33 dengan K dengan K22CrCr22OO77

V.K V.K22CrCr22OO77 (ml) (ml) V.Na V.Na22SS22OO33 (ml) (ml) Warna Warna Endapan

Endapan NormalitasNormalitas Na Na22SS22OO33 Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah 10 10 ml ml 58,5 58,5 mlml HijauHijau kehitaman kehitaman Biru Biru dongker dongker Tidak ada Tidak ada endapan endapan 0,017 N0,017 N B. B. PembahasanPembahasan

Larutan standar adalah larutan yang telah diketahui konsetrasinya Larutan standar adalah larutan yang telah diketahui konsetrasinya secara tepat. (Chang, 1998). Konsentrasi larutan standar dapat dinyatakan secara tepat. (Chang, 1998). Konsentrasi larutan standar dapat dinyatakan dengan molar (mol/L) atau normal (gram ekuivalen/L). (Rosalia, 2012).

dengan molar (mol/L) atau normal (gram ekuivalen/L). (Rosalia, 2012).

Menurut Rosalia (2012), larutan standar dibagi menjadi dua, yaitu Menurut Rosalia (2012), larutan standar dibagi menjadi dua, yaitu larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya (molaritas atau normalitas) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya (molaritas atau normalitas) secara pasti melalui pembuatan langsung. Larutan standar primer berfungsi secara pasti melalui pembuatan langsung. Larutan standar primer berfungsi untuk menstandarisasi/membakukan atau untuk memastikan konsentrasi untuk menstandarisasi/membakukan atau untuk memastikan konsentrasi larutan tertentu, yaitu larutan yang konsentrasinya belum diketahui secara larutan tertentu, yaitu larutan yang konsentrasinya belum diketahui secara pasti. Larutan ini disebut larutan standar sekunder.

(5)

Larutan

Larutan standar standar sekunder sekunder (titran) (titran) biasanya biasanya ditempatkan ditempatkan pada pada buretburet yang kemudian ditambahkan ke dalam larutan zat yang telah diketahui yang kemudian ditambahkan ke dalam larutan zat yang telah diketahui konsentrasinya secara standar primer. (Rosalia, 2012).

konsentrasinya secara standar primer. (Rosalia, 2012).

Kebakuan atau kepastian molaritas larutan baku sekunder ditetapkan Kebakuan atau kepastian molaritas larutan baku sekunder ditetapkan langsung terhadap larutan baku primer. Jika suatu larutan baku sekunder langsung terhadap larutan baku primer. Jika suatu larutan baku sekunder bersifat stabil dan dikemas/disimpan dengan benar, larutan ini dapat berfungsi bersifat stabil dan dikemas/disimpan dengan benar, larutan ini dapat berfungsi sebagai larutan baku dan langsung dapat digunakan tanpa harus dibakukan sebagai larutan baku dan langsung dapat digunakan tanpa harus dibakukan lagi. (HAM, 2009).

lagi. (HAM, 2009).

Menurut Mulyono HAM (2009), larutan baku primer harus dibuat Menurut Mulyono HAM (2009), larutan baku primer harus dibuat seteliti dan setepat mungkin (secara kuantitatif). Zat yang dapat digunakan seteliti dan setepat mungkin (secara kuantitatif). Zat yang dapat digunakan sebagai zat baku primer harus memenuhi persyaratan berikut:

sebagai zat baku primer harus memenuhi persyaratan berikut: a.

a. Memiliki kemurnian tinggi (pengotornya tidak melebihi 0,02 %).Memiliki kemurnian tinggi (pengotornya tidak melebihi 0,02 %). b.

b. Stabil ( tidak menyerap HStabil ( tidak menyerap H22O dan COO dan CO22; tidak bereaksi dengan udara; tidak; tidak bereaksi dengan udara; tidak

mudah menguap; tidak terurai; mudah dan tidak berubah pada mudah menguap; tidak terurai; mudah dan tidak berubah pada pengeringan). Zat yang stabil berarti memiliki rumus kimia yang pasti, pengeringan). Zat yang stabil berarti memiliki rumus kimia yang pasti, dan akan memudahkan penimbangan.

dan akan memudahkan penimbangan. c.

c. Memiliki bobot molekul (BM; Mr) atau bobot ekuivalen (BE) tinggiMemiliki bobot molekul (BM; Mr) atau bobot ekuivalen (BE) tinggi d.

d. Larutannya bersifat stabil.Larutannya bersifat stabil.

Kesalahan-kesalahan selama proses pembuatan seperti pengeringan, Kesalahan-kesalahan selama proses pembuatan seperti pengeringan, pengukuran, dan pemindahan zat juga harus dihindarkan kecuali karena pengukuran, dan pemindahan zat juga harus dihindarkan kecuali karena kesalahan alat. Akhirnya, larutan yang diperoleh akan terukur secara teliti dan kesalahan alat. Akhirnya, larutan yang diperoleh akan terukur secara teliti dan tepat, dan melalui pengemasan/penyimpanan yang baik akan bertahan lama. tepat, dan melalui pengemasan/penyimpanan yang baik akan bertahan lama. (HAM, 2009).

(HAM, 2009).

Ada beberapa syarat tambahan dalam membuat larutan baku primer, Ada beberapa syarat tambahan dalam membuat larutan baku primer, yaitu mudah larut dalam pelarut yang sesuai dan reaksinya stoikiometri dan yaitu mudah larut dalam pelarut yang sesuai dan reaksinya stoikiometri dan berlangsung terus-menerus. Beberapa contoh larutan standar primer yang berlangsung terus-menerus. Beberapa contoh larutan standar primer yang biasa digunakan: (Rosalia, 2012)

(6)

a.

a. Untuk asam-basa: NaUntuk asam-basa: Na22COCO33, Na, Na22BB44OO77, Kalium ftalat-asam, asam benzoat,, Kalium ftalat-asam, asam benzoat,

KIO

KIO33, H, H22CC22OO44.2H.2H22O.O.

b.

b. Reaksi redoks: KReaksi redoks: K22CrCr22OO77, KBrO, KBrO33  , KIO  , KIO33, asam oksalat, As, asam oksalat, As22OO33, , II22, As, As22OO33,,

Na

Na22CC22OO44, KH(IO, KH(IO33))22..

c.

c. Titrasi pengendapan: NaCl , KCl dan KBr, AgNOTitrasi pengendapan: NaCl , KCl dan KBr, AgNO33..

d.

d. Reaksi pembentukan kompleks: Zn , Mg , Cu , NaReaksi pembentukan kompleks: Zn , Mg , Cu , Na22EDTA , NaCl, AgNOEDTA , NaCl, AgNO33,,

NaCl, KCl. NaCl, KCl.

Dalam percobaan ini, kita menggunakan metode analisis volumetri. Dalam percobaan ini, kita menggunakan metode analisis volumetri. Analisis volumetri adalah analisis kuantitatif yang pada umumnya dilakukan Analisis volumetri adalah analisis kuantitatif yang pada umumnya dilakukan dengan mengukur banyaknya volume larutan standar yang dapat bereaksi dengan mengukur banyaknya volume larutan standar yang dapat bereaksi kualitatif dengan larutan zat yang dianalisis yang banyaknya tertentu dan kualitatif dengan larutan zat yang dianalisis yang banyaknya tertentu dan diketahui. (Rosalia, 2012).

diketahui. (Rosalia, 2012).

Dalam analisis volumetri (bisa juga disebut analisis titrimetri), zat Dalam analisis volumetri (bisa juga disebut analisis titrimetri), zat yang akan ditetapkan dibiarkan bereaksi dengan suatu reagensia yang cocok yang akan ditetapkan dibiarkan bereaksi dengan suatu reagensia yang cocok yang ditambahkan sebagai suatu larutan baku, dan volume larutan yang yang ditambahkan sebagai suatu larutan baku, dan volume larutan yang diperlukan untuk mengakhiri reaksi ditetapkan. Tipe reaksi yang biasa diperlukan untuk mengakhiri reaksi ditetapkan. Tipe reaksi yang biasa digunakan adalah reaksi penetralan, reaksi pembentukan kompleks, reaksi digunakan adalah reaksi penetralan, reaksi pembentukan kompleks, reaksi pengendapan, dan reaksi oksidasi-reduksi. (Bassett, 1994).

pengendapan, dan reaksi oksidasi-reduksi. (Bassett, 1994).

Analisis titrimetri digunakan karena cara ini berkaitan erat dengan Analisis titrimetri digunakan karena cara ini berkaitan erat dengan pembuatan/penyediaan pereaksi atau larutan baku dengan konsentrasi tertentu pembuatan/penyediaan pereaksi atau larutan baku dengan konsentrasi tertentu untuk tujuan-tujuan tertentu pula terutama pada laboratorium sederhana. Cara untuk tujuan-tujuan tertentu pula terutama pada laboratorium sederhana. Cara ini diterapkan untuk memperoleh pereaksi atau larutan yang konsentrasinya ini diterapkan untuk memperoleh pereaksi atau larutan yang konsentrasinya tidak dapat dipastikan dari proses pembuatannya secara langsung dari zat tidak dapat dipastikan dari proses pembuatannya secara langsung dari zat padatnya. Pereaksi atau larutan seperti ini, kepastian konsentrasinya hanya padatnya. Pereaksi atau larutan seperti ini, kepastian konsentrasinya hanya dapat ditetapkan melalui proses pembakuan terhadap larutan baku primer atau dapat ditetapkan melalui proses pembakuan terhadap larutan baku primer atau larutan baku sekunder. (HAM, 2009).

(7)

Menurut Rosalia (2009), reaksi yang dapat digunakan dalam metode Menurut Rosalia (2009), reaksi yang dapat digunakan dalam metode volumetri adalah reaksi-reaksi kimia yang sesuai dengan persyaratan sebagai volumetri adalah reaksi-reaksi kimia yang sesuai dengan persyaratan sebagai berikut:

berikut: a.

a. Reaksi harus berlangsung cepatReaksi harus berlangsung cepat b.

b. Tidak terdapat reaksi sampingTidak terdapat reaksi samping c.

c. Reaksi harus stoikiometri, yaitu diketahui dengan pasti reaktan danReaksi harus stoikiometri, yaitu diketahui dengan pasti reaktan dan produk serta perbandingan mol/koefisien reaksinya

produk serta perbandingan mol/koefisien reaksinya d.

d. Terdapat zat yang dapat digunakan untuk mengetahui saat titrasi harusTerdapat zat yang dapat digunakan untuk mengetahui saat titrasi harus dihentikan (titik akhir titrasi) yang disebut zat indikator.

dihentikan (titik akhir titrasi) yang disebut zat indikator.

Titik ekuivalen diketahui dari adanya perubahan dalam larutan yang Titik ekuivalen diketahui dari adanya perubahan dalam larutan yang disebabkan karena penambahan indikator yang dapat menyebabkan perubahan disebabkan karena penambahan indikator yang dapat menyebabkan perubahan warna setelah titik ekuivalen tercapai. Titik ekuivalen (titik akhir teoretis) warna setelah titik ekuivalen tercapai. Titik ekuivalen (titik akhir teoretis) adalah titik di mana jumlah ekuivalen zat penitrasi sama dengan jumlah adalah titik di mana jumlah ekuivalen zat penitrasi sama dengan jumlah ekuivalen zat yang dititrasi. Titik akhir titrasi adalah saat timbul perubahan ekuivalen zat yang dititrasi. Titik akhir titrasi adalah saat timbul perubahan warna indikator. (Rosalia, 2012).

warna indikator. (Rosalia, 2012).

Seperti diuraikan di atas, terdapat empat cara yang bisa digunakan Seperti diuraikan di atas, terdapat empat cara yang bisa digunakan untuk melakukan pembakuan secara titrimetri, yaitu (HAM, 2009)

untuk melakukan pembakuan secara titrimetri, yaitu (HAM, 2009) a.

a. Pembakuan cara Asidi/Alkali-metriPembakuan cara Asidi/Alkali-metri

Pembakuannya ditetapkan pada prinsip netralisasi asam-basa, di antaranya Pembakuannya ditetapkan pada prinsip netralisasi asam-basa, di antaranya adalah

adalah 1.

1. Asam-asam seperti HCl, HAsam-asam seperti HCl, H22SOSO44, CH, CH33COOH, HCOOH, H22CC22OO44

2.

2. Basa-baBasa-basa seperti NaOH, sa seperti NaOH, KOH, Ca(OH)KOH, Ca(OH)22, NH, NH44OHOH

Asam atau basa memiliki sifat-sifat yang menyebabkan konsentrasi Asam atau basa memiliki sifat-sifat yang menyebabkan konsentrasi larutannya sukar dipastikan langsung dari proses hasil larutannya sukar dipastikan langsung dari proses hasil pembuatannya/pengenceran. Oleh karena itu, pembakuan diperlukan pembuatannya/pengenceran. Oleh karena itu, pembakuan diperlukan untuk pemastian konsentrasi larutannya. Contoh: pembuatan dan untuk pemastian konsentrasi larutannya. Contoh: pembuatan dan pembakuan asam klorida, pembuatan dan pembakuan asam sulfat, dan pembakuan asam klorida, pembuatan dan pembakuan asam sulfat, dan pembakuan natrium hidroksida.

(8)

b.

b. Pembakuan cara OksidimetriPembakuan cara Oksidimetri

Titrasi oksidimetri melibatkan beberapa oksidator dan reduktor. Titrasi oksidimetri melibatkan beberapa oksidator dan reduktor. Pembakuan cara oksidimetri dibagi menjadi dua yaitu titrasi Pembakuan cara oksidimetri dibagi menjadi dua yaitu titrasi permanganometri dan titrasi iodi/iodometri.

permanganometri dan titrasi iodi/iodometri. c.

c. Pembakuan cara pengendapanPembakuan cara pengendapan

Titrasi pengendapan melibatkan penggunaan beberapa larutan baku seperti Titrasi pengendapan melibatkan penggunaan beberapa larutan baku seperti perak nitrat, natrium klorida, dan kalium.

perak nitrat, natrium klorida, dan kalium. d.

d. Pembakuan cara pengomplekanPembakuan cara pengomplekan

Kompleksometri dapat melibatkan reaksi pembentukan kompleks, atau Kompleksometri dapat melibatkan reaksi pembentukan kompleks, atau reaksi substitusi ligan (di mana ligan pada ion pusat atau logam digantikan reaksi substitusi ligan (di mana ligan pada ion pusat atau logam digantikan dengan ligan lain.).

dengan ligan lain.).

Dalam melakukan standarisasi ini, kita memerlukan beberapa Dalam melakukan standarisasi ini, kita memerlukan beberapa indikator. Dari segi fungsinya ada beberapa indikator yang sering digunakan, indikator. Dari segi fungsinya ada beberapa indikator yang sering digunakan, yaitu: (HAM, 2009)

yaitu: (HAM, 2009) a.

a. Indikator asam-basa, seperti lakmus, fenoltalein, dan fenol merah.Indikator asam-basa, seperti lakmus, fenoltalein, dan fenol merah. b.

b. Indikator Redoks, seperti metilen biru, difenil-amin, dan feroin.Indikator Redoks, seperti metilen biru, difenil-amin, dan feroin. c.

c. Indikator Kulometrik, seperti elektroda pembandingIndikator Kulometrik, seperti elektroda pembanding d.

d. Indikator Kelometrik, seperti kalmagit dan difenil karbazida.Indikator Kelometrik, seperti kalmagit dan difenil karbazida. e.

e. Indikator Pengendapan, seperti ion kromat (CrOIndikator Pengendapan, seperti ion kromat (CrO442-2-) dan ion ferri (Fe) dan ion ferri (Fe3+3+).).

f.

f. Indikator Pendar-Fluor, seperti eosin dan asam naftol-sulfonat.Indikator Pendar-Fluor, seperti eosin dan asam naftol-sulfonat.

Standarisasi larutan AgNO

Standarisasi larutan AgNO33  dengan NaCl yang dilakukan pada  dengan NaCl yang dilakukan pada

percobaan pertama adalah pembakuan cara pengendapan karena pada percobaan pertama adalah pembakuan cara pengendapan karena pada standarisasi ini, K

standarisasi ini, K22CrOCrO44  digunakan sebagai indikator. Reaksi kimia yang  digunakan sebagai indikator. Reaksi kimia yang

terjadi adalah terjadi adalah

AgNO

AgNO3 (aq)3 (aq)+ NaCl+ NaCl(aq)(aq) AgClAgCl(s)(s) + NaNO + NaNO3(aq)3(aq)

Larutan K

Larutan K22CrOCrO44  akan menghasilkan ion kromat (CrO  akan menghasilkan ion kromat (CrO442-2-) sebagai indikator) sebagai indikator

pengendapan sehingga pada akhir titrasi akan muncul warna merah bata. Pada pengendapan sehingga pada akhir titrasi akan muncul warna merah bata. Pada

(9)

saat titrasi, warna merah dari endapan mulai menghilang secara lambat oleh saat titrasi, warna merah dari endapan mulai menghilang secara lambat oleh penambahan setiap tetes larutan. Hal ini memberikan petunjuk bahwa AgCl penambahan setiap tetes larutan. Hal ini memberikan petunjuk bahwa AgCl sebagian besar sudah terendapkan. Titrasi dihentikan ketika warna sebagian besar sudah terendapkan. Titrasi dihentikan ketika warna coklat-kemerahan yang sangat lemah muncul dan bertahan walaupun dikocok kemerahan yang sangat lemah muncul dan bertahan walaupun dikocok dengan kuat.(HAM, 2009). Pada titrasi ini akan terbentuk endapan AgCl. dengan kuat.(HAM, 2009). Pada titrasi ini akan terbentuk endapan AgCl. Reaksi ion yang terjadi adalah:

Reaksi ion yang terjadi adalah: Ag

Ag+++ Cl+ Cl-- AgClAgCl Larutan baku AgNO

Larutan baku AgNO33 bersuasana netral sehingga tepat untuk penetapan yangbersuasana netral sehingga tepat untuk penetapan yang

memakai indikator K

memakai indikator K22CrOCrO44  atau indikator adsorpsi. Setelah mencapai titik  atau indikator adsorpsi. Setelah mencapai titik

akhir titrasi yaitu terbentuknya endapan warna merah bata, normalitas AgNO akhir titrasi yaitu terbentuknya endapan warna merah bata, normalitas AgNO33

dapat dihitung dengan menggunakan rumus: V

dapat dihitung dengan menggunakan rumus: V11 x x NN11 = = VV22 x x NN22. Hasil. Hasil

normalita

normalitas s AgNOAgNO33 yang didapat adalah 0,125 N. yang didapat adalah 0,125 N.

Perak nitrat (AgNO

Perak nitrat (AgNO33) mempunyai kemurnian paling sedikit 99,9%) mempunyai kemurnian paling sedikit 99,9%

dapat diperoleh di pasaran dan harganya sangat mahal. Larutan baku AgNO dapat diperoleh di pasaran dan harganya sangat mahal. Larutan baku AgNO33

dapat diperoleh dengan mereaksikan logam perak murni dengan asam nitrat dapat diperoleh dengan mereaksikan logam perak murni dengan asam nitrat murni, hanya larutannya menjadi bersifat asam. Selain itu, AgNO

murni, hanya larutannya menjadi bersifat asam. Selain itu, AgNO33 teknis juga teknis juga

dapat digunakan setelah dilakukan kristalisasi ulang dan kemudian larutannya dapat digunakan setelah dilakukan kristalisasi ulang dan kemudian larutannya dibakukan terhadap larutan baku primer, misalnya terhadap NaCl.

dibakukan terhadap larutan baku primer, misalnya terhadap NaCl. (HAM, 2009)

(HAM, 2009)

Percobaan kedua adalah standarisasi larutan Na

Percobaan kedua adalah standarisasi larutan Na22SS22OO33 dengan K dengan K22CrCr22OO77..

Standarisasi ini menggunakan pembakuan secara oksidimetri karena Standarisasi ini menggunakan pembakuan secara oksidimetri karena melibatkan reduktor. Titrasi yang digunakan adalah titrasi iodometri karena melibatkan reduktor. Titrasi yang digunakan adalah titrasi iodometri karena menggunakan analisis iodium. Pada titrasi iodometri, semua oksidator yang menggunakan analisis iodium. Pada titrasi iodometri, semua oksidator yang akan ditetapkan konsentrasi atau kadarnya direaksikan dengan ion iodida (I akan ditetapkan konsentrasi atau kadarnya direaksikan dengan ion iodida (I--)) berlebih sehingga I

berlebih sehingga I22dibebaskan. dibebaskan. Kemudian, Kemudian, II22 yang bebas ini dititrasi dengan yang bebas ini dititrasi dengan

larutan baku sekunder Na

larutan baku sekunder Na22SS22OO33 dengan indikator amilum. (Salmin, 2005). dengan indikator amilum. (Salmin, 2005).

Pada pembakuan larutan natrium tiosulfat dengan larutan baku primer Pada pembakuan larutan natrium tiosulfat dengan larutan baku primer K

(10)

beberapa kondisi sehingga sifat reaksinya yang pasti harus ditetapkan. beberapa kondisi sehingga sifat reaksinya yang pasti harus ditetapkan. Natrium tiosulfat (Na

Natrium tiosulfat (Na22SS22OO33) mudah diperoleh dalam keadaan kemurniaan) mudah diperoleh dalam keadaan kemurniaan

yang tinggi. Larutan ini merupakan zat pereduksi berdasarkan reaksi yang tinggi. Larutan ini merupakan zat pereduksi berdasarkan reaksi setengah-sel, yaitu:

setengah-sel, yaitu:

2S

2S22OO332-2- SS44OO662-2- + 2e + 2e

Larutan Na

Larutan Na22SS22OO33  hasil pembakuan dapat berfungsi sebagai larutan  hasil pembakuan dapat berfungsi sebagai larutan

sekunder. Larutan ini tidak dapat disimpan dalam waktu yang agak lama sekunder. Larutan ini tidak dapat disimpan dalam waktu yang agak lama karena menjadi tidak stabil. Bakteri menyebabkan terjadinya proses metabolik karena menjadi tidak stabil. Bakteri menyebabkan terjadinya proses metabolik dengan membentuk SO

dengan membentuk SO332-2-, , SOSO442-2-, dan koloid belerang. Pencegahan peristiwa, dan koloid belerang. Pencegahan peristiwa

ini dapat menggunakan aquades yang disterilkan dan ditambahkan pengawet ini dapat menggunakan aquades yang disterilkan dan ditambahkan pengawet berupa boraks atau natrium karbonat. (HAM, 2009).

berupa boraks atau natrium karbonat. (HAM, 2009).

Pada titik akhir titrasi, akan muncul warna biru dongker karena Pada titik akhir titrasi, akan muncul warna biru dongker karena menggunakan indikator amilum tanpa adanya pengendapan. Hal ini menggunakan indikator amilum tanpa adanya pengendapan. Hal ini dikarenakan titrasi tidak menggunakan indikator pengendapan (bukan titrasi dikarenakan titrasi tidak menggunakan indikator pengendapan (bukan titrasi pengendapan) sehingga tidak muncul endapan. Normalitas Na

pengendapan) sehingga tidak muncul endapan. Normalitas Na22SS22OO33  dapat  dapat

dihitung dengan menggunakan rumus: dihitung dengan menggunakan rumus: V

(11)

IV.

IV. KESIMPULAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan standarisasi larutan AgNO

Berdasarkan hasil percobaan standarisasi larutan AgNO33 dengan NaCl dengan NaCl

dan larutan Na

dan larutan Na22SS22OO33 dengan K dengan K22CrCr22OO77maka dapat disimpulkan:maka dapat disimpulkan:

1.

1. a. Dapat membuat larutan standar AgNOa. Dapat membuat larutan standar AgNO33  dengan normalitas 0,125 N.  dengan normalitas 0,125 N.

Metode yang digunakan dalam proses standarisasi larutan AgNO

Metode yang digunakan dalam proses standarisasi larutan AgNO33 dengan dengan

NaCl adalah pembakuan cara pengendapan/titrasi pengendapan. NaCl adalah pembakuan cara pengendapan/titrasi pengendapan. b. Dapat membuat larutan standar Na

b. Dapat membuat larutan standar Na22SS22OO33  dengan normalitas 0,017 N.  dengan normalitas 0,017 N.

Metode yang digunakan dalam proses standarisasi larutan Na

Metode yang digunakan dalam proses standarisasi larutan Na22SS22OO33

dengan K

dengan K22CrCr22OO77  adalah pembakuan cara oksidimetri dengan titrasi  adalah pembakuan cara oksidimetri dengan titrasi

iodometri. iodometri.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Bassett,De

Bassett,Denney,R.C.,Jefnney,R.C.,Jeffery, fery, G.H.,Mendham, G.H.,Mendham, J.1994.J.1994. Buku Ajar Vogel:Kimia Analisis Buku Ajar Vogel:Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.

Kuantitatif Anorganik.Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta. Chang, R.1998.

Chang, R.1998.Chemistry.Chemistry.66ththEd.McGraw-HiEd.McGraw-Hill.Inc.USA.ll.Inc.USA. HAM, Mulyono.2009.

HAM, Mulyono.2009. Membuat  Membuat Reagen Reagen Kimia Kimia di di Laboratorium.Laboratorium.  PT.Bumi Aksara.  PT.Bumi Aksara. Jakarta.

Jakarta. Rosalia,S.2012.

Rosalia,S.2012. Analisis  Analisis KimiaKimia.. http://shintarosalia.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/KD- http://shintarosalia.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/KD-meeting-11-12.pdf. 25 September 2014.

meeting-11-12.pdf. 25 September 2014.

Salmin.2005.Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai Salmin.2005.Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai

Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan.

Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan. Jurnal Oseana Jurnal Oseana

30(3): 21-26. 30(3): 21-26.

Gambar

Tabel 1. Hasil standarisasi larutan AgNO

Referensi

Dokumen terkait

Titrasi asam-basa adalah penambahan larutan standar atau larutan yang telah diketahui konsentrasinya ke dalam larutan asam atau basa. sampai

Larutan yang telah diketahui konsentrasinya dengan tepat disebut larutan baku / larutan standar, sedangkan indikator adalah zat yang memberikan tanda

Dengan membandingkan cahaya lampu pijar dan atau gelembung gas yang terbentuk dari larutan-larutan dengan molaritas yang sama dapat membantu kita untuk membedakan

Larutan standar sekunder adalah larutan (titran) biasanya ditempatkan pada buret yang kemudian ditambahkan ke dalam larutan zat yang telah diketahui konsentrasinya

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya diketahui secara pasti atau dapat pula diartikan sebagai bahan kimia yang digunakan untuk menetapkan konsentrasi

Pada metode standar adisi dilakukan penambahan analit yakni larutan standar asetosal yang telah diketahui konsentrasinya dengan variasi volume atau konsentrasi

Larutan standar primer dibuat dengan melarutkan zat dengan kemurnian yang tinggi (standar primer) yang diketahui dengan tepat beratnya dalam suatu larutan yang diketahui dengan

Dokumen tersebut berisi informasi tentang preparasi larutan kerja dan pengukuran konstan antihistamin dalam