• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN MEDIUM DAN STERILISASI

N/A
N/A
Toronton

Academic year: 2023

Membagikan "PEMBUATAN MEDIUM DAN STERILISASI"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN MEDIUM DAN STERILISASI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

Randy Wilianto Huang (240210220049)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022)

7798844, 779570 Fax. (022)7795780 Email: randy22001@mail.unpad.ac.id

ABSTRAK

Mikroba dapat tumbuh dan berkembang pada kondisi tertentu sehingga medium pengencer yang digunakan berbeda-beda. Medium merupakan substrat yang diperlukan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme. Sebelum dipakai dalam percobaan, media ini perlu disterilkan terlebih dahulu, supaya tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme yang tidak dikehendaki (kontaminan). Pesyaratan yang harus dipenuhi dalam penyiapan medium supaya mikroorganisme dapat tumbuh baik adalah mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba, mempunyai tekanan osmose, tegangan permukaan dan pH yang sesuai, tidak mengandung zat-zat penghambat, dan steril. Sterilisasi adalah pembebasan suatu material bahan ataupun alat dari berbagai mikroorganisme hidup atau stadium istirahatnya. Sel –sel vegetatif bakteri dan fungi dapat dimatikan pada suhu 60 °C dan dalam waktu 5 - 10 menit. Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sangat umum digunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir. Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan juga agar. Nutrient Broth (NB) diformulasikan dengan sumber karbon dan nitrogen supaya dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bakteri. Komposisi NB terdiri dari beef extract sebagai sumber karbon dan pepton sebagai sumber nitrogen.

Kata Kunci: Medium, Mikroba, Nutrition Broth, Potato Dextre Agar, Sterilisasi PENDAHULUAN

Mikroba dapat tumbuh dan berkembang pada kondisi tertentu sehingga medium pengencer yang digunakan berbeda-beda. Pada analisis mikroba, jenis medium pengencer

yang digunakan menyesuaikan dengan sifatnya, seperti mikroba anaerob, osmofilik dan halofilik, serta medium pengencer untuk sampel cair atau sampel padat dengan partikel halus dan lainnya (Winiati & Nurwitri, 2012).

(2)

Medium merupakan substrat yang diperlukan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroor- ganisme. Sebelum dipakai dalam percobaan, media ini perlu disterilkan terlebih dahulu, supaya tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme yang tidak dikehendaki (kontaminan).

Pesyaratan yang harus dipenuhi dalam

penyiapan medium supaya

mikroorganisme dapat tumbuh baik adalah mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba, mempunyai tekanan osmose, tegangan permukaan dan pH yang sesuai, tidak mengandung zat-zat penghambat, dan steril. Ketepatan komposisi medium tergantung pada kebutuhan species yang akan dikultivasi karena kebutuhan nutrisi sangat bervariasi.

Pengetahuan tentang habitat normal mikroorganisme sering berguna untuk menentukan medium yang cocok karena kebutuhan tergantung lingkungan alaminya. Meskipun

persyaratan medium untuk

menumbuhkan mikroorganisme sangat beragam, namun sebagai organisme hidup mempunyai kebutuhan dasar

yang sama yaitu memerlukan sumber karbon, energi, air, nitrogen, fosfat, dan mineral. Berdasarkan bentuknya medium pertumbuhan mikroorganisme dibedakan menjadi 3 yaitu: medium cair, medium semipadat dan medium padat (Sujaya, 2016).

Sterilisasi adalah pembebasan suatu material bahan ataupun alat dari berbagai mikroorganisme hidup atau stadium istirahatnya. Sel –sel vegetatif bakteri dan fungi dapat dimatikan pada suhu 60 °C dan dalam waktu 5 - 10 menit. Namun spora fungi dapat mati pada suhu di atas 80 °C dan spora bakteri baru mati diatas suhu 120 °C selama 15 menit. Sterilisasi dan pasteurisasi dapat di capai dengan cara pemanasan lembab, pemanasan kering, filtrasi, penyinaran, atau bahan kimia.

Semakin tinggi tingkat kontaminasi mikroorganisme pada suatu alat ataupun bahan maka jumlah spora semakin banyak yang termo resisten sehingga diperlukan waktu pemanasan yang lebih lama (McEvoy & Rowan, 2019). Sterilisasi peralatan medis yang terkontaminasi patogen sangat penting dalam mencegah infeksi sekunder.

(3)

Saat ini, instrumen medis disterilkan dengan autoklaf, perawatan sinar gamma, paparan sinar UV, dan penggunaan gas seperti etilen oksida, hydrogen peroksida, formaldehida, asam perasetat. Setiap metode sterilisasi memiliki kelebihan dan kekurangan (Sakudo, Yagyu, &

Onodera, 2019).

Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat membuat berbagai macam media dan mengerjakan sterilisasi alat dan dapat melakukan pensterilan alat dengan berbagai metode.x`

METODOLOGI Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan untuk melakukan percobaan ini adalah autoklaf sterilisasi, neraca analitik, kompor, botol schott, oven, tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas ukur, beaker glass, spatula besi, teko ukur.

Untuk bahan yang digunakan adalah medium Nutrient Broth (NB), Nutrient Agar (NA), Potato Dextrose Agar (PDA) instant, dan bubuk NaCl 0,85%.

Prosedur

Pengenceran NaCl

Dilakukan penghitungan untuk mengetahui massa NaCl yang dibutuhkan. Ditimbang NaCl sebanyak 0,85 gram dalam gelas kimia 100 mL dengan menggunakan neraca analitik yang memiliki ketelitian 0,01 (tertimbang 0,85 gram). Dimasukkan aquades ke dalam gelas ukur 100mL (V aquades 100mL). Dimasukkan aquades 100 mL ke dalam gelas kimia 100 mL berisi padatan NaCl.

Dihomogenkan padatan NaCl dan aquades dengan cara diaduk menggunakan spatula searah jarum jam. Dituangkan larutan NaCl yang telah homogen ke dalam botol schott.

Pembuatan Media Potato Dextrose Agar (PDA)

Dilakukan perhitungan untuk mengetahui massa PDA yang dibutuhkan memakai rumus. Media diukur dengan menggunakan neraca analitik dan sebelum dipakai neraca analitik dibersihkan terlebih dahulu menggunakan tisu dan dibuka penutupnya. Gelas kimia diletakkan di atas neraca analitik dan ditare hingga

(4)

menunjukkan angka 0. Ditimbang media PDA 3,9 gram sesuai dengan perhitungan menggunakan neraca analitik di atas gelas kimia. Diambil aquades sebanyak 100 mL dengan gelas ukur. Ditambahkan aquades sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga larut. Dimasukkan larutan ke dalam botol schott berukuran 500mL.

Dibilas gelas kimia menggunakan aquades. Dimasukkan botol schott ke dalam kompor yang berisi air dan ditunggu 15 menit sambil diaduk sesekali. Setelah kurang lebih 15 menit dan sudah panas botol schott diangkat dari kompor menggunakan sarung tangan dan jika diamati larutannya berubah menjadi warna kuning kebeningan. Botol schott berisi larutan didiamkan hingga dingin. Setelah dingin, dimasukkan ke dalam autoklaf Pembuatan Media Nutrient Broth (NB)

Dilakukan perhitungan untuk mengetahui volume dan jumlah medium NB yang dibutuhkan.

Dinyalakan neraca analitik dan pastikan satuannya sudah gram.

Letakkan beaker glass 100 ml ke atas

neraca analitik lalu ditare hingga 0.

Ditimbang bubuk NB oxoid sebanyak 1,3 gram dengan dimasukkan ke dalam beaker glass menggunakan spatula.

Selanjutnya, disiapkan 100 ml aquades yg diukur menggunakan gelas ukur.

Dimasukkan aquades ke dalam beaker glass berisi NB sebanyak ½ volume beaker glass. Diaduk dengan spatula hingga homogeny. Lalu masukkan NB ke dalam botol schott. Dibilas beaker glass menggunakan sisa aquades dan masukkan kedalam botol schott.

Sterilisasi Basah dengan Autoklaf Isi autoklaf dengan akuades, jangan sampai melebihi penyangga tempat penyimpanan alat/media.

Simpan tempat penyimpanan alat/media diatas penyangga.

Masukkan alat/bahan/medium yang akan disterilkan. Tutup autoclave rapat-rapat dan kencangkan kunci tutup. Nyalakan tombol on yang menempel di dinding tembok hingga lampu menyala. Kemudian nyalakan autoklaf, lalu atur suhu pemanasan dengan cara memutarkan tombol hingga sesuai dengan suhu yang diinginkan. Klep pengaman, yaitu

(5)

tempat uap air keluar untuk menjaga stabilitas tekanan tetap dibuka. Setelah air menetes dari klep, tutup klep tersebut. Setelah klep ditutup, jarum penunjuk suhu dan tekanan akan bergerak menunjuk ke angka yang lebih besar karena suhu dan tekanan autoclave naik. Bila jarum sudah menunjukkan angka 121°C/15 lbs, biarkan kedudukan selama waktu sterilisasi yang diperlukan dengan cara mengukur besar kecilnya pemanasan.

Setelah sterilisasi selesai listrik/api dimatikan, biarkan jarum penunjuk kembali ke nol dengan sendirinya, jangan dipaksakan. Setelah jarum penunjuk kembali ke nol, klep dibuka dan tutup digeser, lalu isi autoclave dapat dikeluarkan.

Sterilisasi Basah dengan Perebusan Cuci alat-alat (botol, cawan Petri, tabung reaksi, dan gelas ukur serta erlenmeyer) dengan detergen kemudian dibilas sampai bersih.

Masukkan ke dalam panic (diatur secara rapi), dimana bagian bawah (alas) panic sudah dialasi dengan lap supaya alat-alatnya tidak bergerak.

Masukkan air sampai semua alat

terendam. Panaskan sampai mendidih selama 5 - 10 menit. Alat-alat yang sudah steril dimasukkan ke dalam lemari steril (cawan petri, tabung reaksi) sedangkan botol steril siap digunakan untuk mengemas produk dan diusahakan produk dimasukkan pada saat botol masih panas, kemudian ditutup. Untuk tutup botol yang terbuat dari plastik, cukup dicuci bersih kemudian diseduh air panas.

Sterilisasi Kering dengan Oven

Cuci alat-alat (botol, cawan Petri, dan Erlenmeyer) dengan detergen kemudian dibilas sampai bersih. Masukkan alat-alat tersebut ke dalam oven, suhu oven diatur 170 – 180°C. Oven dipanaskan selama 2 jam.

Kemudian alat-alat yang sudah steril dimasukkan ke dalam lemari steril, sedangkan botol steril siap digunakan untuk kemasan produk. Tutup botol yang terbuat dari plastik cukup dicuci bersih kemudian diseduh air panas.

HASIL DAN PENGAMATAN Pada praktikum mikrobiologi dasar mengenai “Pembuatan Medium

(6)

Dan Sterilisasi” dilakukan cara pengenceran NaCl, pembuatan medium padat dengan Potato Dextrose Agar (PDA), pembuatan medium cair dengan Nutrient Broth (NB), sterilisasi kering dengan autoklaf dan perebusan, dan sterilisasi kering dengan oven.

Pengenceran adalah proses yang dilakukan untuk melarutkan dan melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga menjadi lebih mudah ditangani. Perlakuan pengenceran sangat diperlukan sebelum ditumbuhkan pada medium agar di cawan petri supaya setelah inkubasi terbentuk koloni dengan jumlah yang terbaik dan bisa dihitung antara 30 sampai 300 koloni.

Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1:10, 1:100, 1:1000 dan seterusnya. Larutan yang digunakan sebagai pengencer berupa buffer yang memiliki pH normal yaitu pH yang dapat mempertahankan keseimbangan fisiologis mikroba seperti buffer fosfat, garam fisiologis (NaCl 0,85%) atau larutan ringer (Fardiaz, 1992). Untuk percobaan pembuatan larutan NaCl, Dilakukan

penghitungan untuk mengetahui massa NaCl yang dibutuhkan. Ditimbang NaCl sebanyak 0,85 gram dalam gelas kimia 100 mL dengan menggunakan neraca analitik yang memiliki ketelitian 0,01 (tertimbang 0,85 gram).

Dimasukkan aquades ke dalam gelas ukur 100mL (V aquades 100mL).

Dimasukkan aquades 100 mL ke dalam gelas kimia 100 mL berisi padatan NaCl. Dihomogenkan padatan NaCl dan aquades dengan cara diaduk menggunakan spatula searah jarum jam. Dituangkan larutan NaCl yang telah homogen ke dalam botol schott.

Larutan NaCl tidak perlu dipanaskan karena NaCl dapat dengan mudah larut dalam air.

Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sangat

umum digunakan untuk

mengembangbiakkan dan

menumbuhkan jamur dan khamir.

Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan juga agar. Bubuk kentang dan juga dextrose merupakan sumber makanan untuk jamur dan khamir. Potato Dextrose Agar juga bisa digunakan

(7)

untuk menghitung jumlah mikroorganisme menggunakan metode Total Plate Count. Perindustrian seperti industri makanan, industri produk susu dan juga kosmetik menggunakan PDA untuk menghitung jumlah mikroorganisme pada sample mereka. Untuk memaksimalkan pertumbuhan bibit jamur, biasanya pembudidaya mengatur kondisi pH yang rendah (sekitar 3,5) dan juga menambahkan asam atau antibiotik untuk menghambat terjadinya pertumbuhan bakteri (Sugianto, 2012).

Untuk percobaan pembuatan media padat dengan PDA, Dilakukan perhitungan untuk mengetahui massa PDA yang dibutuhkan memakai rumus. Media diukur dengan menggunakan neraca analitik dan sebelum dipakai neraca analitik dibersihkan terlebih dahulu menggunakan tisu dan dibuka penutupnya. Gelas kimia diletakkan di atas neraca analitik dan ditare hingga menunjukkan angka 0. Ditimbang media PDA 3,9 gram sesuai dengan perhitungan menggunakan neraca analitik di atas gelas kimia. Diambil

aquades sebanyak 100 mL dengan gelas ukur. Ditambahkan aquades sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga larut. Dimasukkan larutan ke dalam botol schott berukuran 500mL.

Dibilas gelas kimia menggunakan aquades. Dimasukkan botol schott ke dalam kompor yang berisi air dan ditunggu 15 menit sambil diaduk sesekali. Setelah kurang lebih 15 menit dan sudah panas botol schott diangkat dari kompor menggunakan sarung tangan dan jika diamati larutannya berubah menjadi warna kuning kebeningan. Botol schott berisi larutan didiamkan hingga dingin. Setelah dingin, dimasukkan ke dalam autoklaf . Dihasilkan medium PDA dengan perubahan warna larutan dari kuning keruh menjadi kuning kebeningan yang menunjukkan bahwa larutan telah homogen sepenuhnya.

Medium diautoklaf dengan tujuan agar mensterilkan alat dan juga menjaga suhu pada medium agar dapat berkembangbiak.

Nutrient Broth (NB) termasuk ke dalam media umum yang digunakan untuk menumbuhkan biakan secara

(8)

general. NB diformulasikan dengan sumber karbon dan nitrogen supaya dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bakteri. Komposisi NB terdiri dari beef extract sebagai sumber karbon dan pepton sebagai sumber nitrogen.

Untuk percobaan pembuatan media cair dengan Nutrient Broth, Dilakukan perhitungan untuk mengetahui volume dan jumlah medium NB yang dibutuhkan. Dinyalakan neraca analitik dan pastikan satuannya sudah gram.

Letakkan beaker glass 100 ml ke atas neraca analitik lalu ditare hingga 0.

Ditimbang bubuk NB oxoid sebanyak 1,3 gram dengan dimasukkan ke dalam beaker glass menggunakan spatula.

Selanjutnya, disiapkan 100 ml aquades yg diukur menggunakan gelas ukur.

Dimasukkan aquades ke dalam beaker glass berisi NB sebanyak ½ volume beaker glass. Diaduk dengan spatula hingga homogeny. Lalu masukkan NB ke dalam botol schott. Dibilas beaker glass menggunakan sisa aquades dan masukkan kedalam botol schott.

Sterilisasi dibagi menjadi dua, yaitu sterilisasi kering dan juga basah.

Sterilisasi basah adalah sterilisasi yang

melibatkan air. Sterilisasi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan perebusan dan juga autoklaf.

Teknik autoklaf adalah yang tertua dan metode paling aman untuk mensterilkan peralatan medis karena penggunaan suhu yang sangat tinggi tidak sesuai untuk beberapa jenis peralatan medis (Wilson & Nayak, 2016). Dalam sterilisasi uap (autoklaf), peralatan terkena uap hingga 121- 148°C (250-300 °F) dengan tekanan sekitar 15 P.S.I. Tekanan yang lebih besar dari tekanan atmosfer mengkatalisis efek penetrasi uap sehingga membunuh mikroorganisme termasuk spora. Dalam sterilisasi uap, setiap serat dan permukaan peralatan medis akan ditembus dan dicapai masing-masing pada suhu, waktu, dan tekanan uap jenuh yang ditentukan.

Terdapat hubungan terbalik antara waktu dan suhu dalam metode ini dan harus dipertahankan untuk mencapai sterilisasi yang efektif. Waktu siklus tergantung pada ukuran peralatan dan derajat suhu. Ini berarti bahwa siklus autoklaf dapat disesuaikan untuk setiap kelompok peralatan medis dengan

(9)

karakteristik material yang serupa seperti benda keras, benda terbungkus, cairan dalam wadah berventilasi, limbah, dan barang pecah belah. Siklus waktu yang umum untuk autoklaf uap adalah 15 menit (Mubarak, Ozsahin, &

Ozsahin, 2019). Tahapan melakukan sterilisasi autoklaf adalah yang pertama diisi autoklaf dengan akuades, jangan sampai melebihi penyangga tempat penyimpanan alat/media.

Simpan tempat penyimpanan alat/media diatas penyangga.

Masukkan alat / bahan / medium yang akan disterilkan. Tutup autoclave rapat-rapat dan kencangkan kunci tutup. Nyalakan tombol on yang menempel di dinding tembok hingga lampu menyala. Kemudian nyalakan autoklaf, lalu atur suhu pemanasan dengan cara memutarkan tombol hingga sesuai dengan suhu yang diinginkan. Klep pengaman, yaitu tempat uap air keluar untuk menjaga stabilitas tekanan tetap dibuka. Setelah air menetes dari klep, tutup klep tersebut. Setelah klep ditutup, jarum penunjuk suhu dan tekanan akan bergerak menunjuk ke angka yang

lebih besar karena suhu dan tekanan autoclave naik. Bila jarum sudah menunjukkan angka 121°C/15 lbs, biarkan kedudukan selama waktu sterilisasi yang diperlukan dengan cara mengukur besar kecilnya pemanasan.

Setelah sterilisasi selesai listrik/api dimatikan, biarkan jarum penunjuk kembali ke nol dengan sendirinya, jangan dipaksakan. Setelah jarum penunjuk kembali ke nol, klep dibuka dan tutup digeser, lalu isi autoclave dapat dikeluarkan.

Untuk sterilisasi basah dengan perebusan dilakukan dengan cuci alat- alat (botol, cawan Petri, tabung reaksi, dan gelas ukur serta erlenmeyer) dengan detergen kemudian dibilas sampai bersih. Masukkan ke dalam panic (diatur secara rapi), dimana bagian bawah (alas) panic sudah dialasi dengan lap supaya alat-alatnya tidak bergerak. Masukkan air sampai semua alat terendam. Panaskan sampai mendidih selama 5 - 10 menit. Alat- alat yang sudah steril dimasukkan ke dalam lemari steril (cawan petri, tabung reaksi) sedangkan botol steril siap digunakan untuk mengemas

(10)

produk dan diusahakan produk dimasukkan pada saat botol masih panas, kemudian ditutup. Untuk tutup botol yang terbuat dari plastik, cukup dicuci bersih kemudian diseduh air panas.

Pengeringan kering dilakukan dengan alat oven. Oven adalah alat yang digunakan dalam proses sterilisasi kering. Sterilisasi ini membutuhkan waktu pemaparan yang lebih lama dan suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan sterilisasi basah.

Hal ini relatif tidak efisien, tetapi akan sangat berguna ketika digunakan untuk menghilangkan air pada peralatan dan sterilisasi pada peralatan yang terbuat dari logam (Rogers, 2012). Metode sterilisasi menggunakan suhu yang sangat tinggi selama beberapa jam dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan agen yang menjadi penyebab kontaminasi pada kultur jaringan (seperti spora, jamur, dan bakteri). Oven bekerja menggunakan proses konduksi panas dengan terlebih dahulu memanaskan permukaan bagian luar peralatan, kemudian menyerap panas dan memindahkannya

ke bagian tengah alat (Alkhadim, 2018). Periode pemanasan oven untuk sterilisasi peralatan laboratorium dilakukan sekitar 1 jam hingga suhu sterilisasi yang dibutuhkan telah tercapai. Rekomendasi temperatur dan lamanya waktu oven pengering laboratorium untuk sterilisasi peralatan laboratorium adalah suhu 160°C dibutuhkan waktu 45 menit, suhu 170°C dibutuhkan waktu 18 menit, suhu 180°C dibutuhkan waktu 7,5 menit, dan suhu 190°C dibutuhkan waktu 1,5 menit (Ikenganyia, et al., 2017). Peralatan yang akan disterilisasi lebih baik disegel terlebih dahulu menggunakan alumunium foil dan disarankan tidak menggunakan kertas apabila suhu sterilisasi melebihi 170°C. Hal ini disebabkan karena kertas akan terurai pada suhu tersebut (Misra dan Misra, 2012). Untuk sterilisasi kering dengan oven, hal pertama yang dilakukan adalah mencuci alat-alat (botol, cawan Petri, dan Erlenmeyer) dengan detergen kemudian dibilas sampai bersih.

Masukkan alat-alat tersebut ke dalam oven, suhu oven diatur 170 – 180°C.

(11)

Oven dipanaskan selama 2 jam.

Kemudian alat-alat yang sudah steril dimasukkan ke dalam lemari steril, sedangkan botol steril siap digunakan untuk kemasan produk. Tutup botol yang terbuat dari plastik cukup dicuci bersih kemudian diseduh air panas.

KESIMPULAN

Telah dilakukan praktikum mengenai “Pembuatan Medium Dan Sterilisasi” dengan dilakukan percobaan tentang pembuatan medium cair dengan Nutrient Broth (NB) yang menunjukkan tidak adanya perubahan yang terjadi, pembuatan medium padat dengan Potato Dextrose Agar (PDA) yang menunjukkan perubahan pada warnanya yang semua kuning keruh menjadi kuning kebeningan, pembuatan larutan pengenceran dengan larutan NaCl yang tidak menunjukkan adnaya perubahan, sterilisasi basah dengan autoklaf dan perebusan, dan sterilisasi dengan oven.

DAFTAR PUSTAKA

Alkhadim, S. A. S. (2018). Hot air oven for sterilization: deinition

and working principle. SSRN Electronic Journal, 1-7.

Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

M. J. L. and B. E. Pierce. (2005).

Microbiology Laboratory Theory & Application Third Edition. Morton Publishing, Colorado.

Misra, A.N. and M. Misra. (2012).

Sterilization Techniques in Plant Tissue Culture. Fakir Mohan University, Balasore.

Mubarak, M. T., Ozsahin, I., &

Ozsahin, Di. U. (2019).

Evaluation of Sterilization Methods for Medical Devices.

2019 Advances in Science and Engineering Technology International Conferences,

ASET 2019, 1–4.

https://doi.org/10.1109/ICASE T.2019.8714223

Sugianto. (2012). Pembuatan Medium.

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

(12)

Sakudo, A., Yagyu, Y., & Onodera, T.

(2019). Disinfection and Sterilization Using Plasma Technology : Fundamentals and Future Perspectives for Biological Applications.

Rogers, W. J. (2012). Steam and dry heat sterilization of biomaterials

and medicaldevices .

Sterilization of Biomaterials and Medical Devices, 20–55.

Warnal, Jhon. (2013). Mikrobiologi, Universitas Gadjah Mada Press : Yogyakarta.

Wilson, A. J., & Nayak, S. (2016).

Disinfection, sterilization and disposables. Anaesthesia and Intensive Care Medicine,

17(10), 475–479.

https://doi.org/10.1016/j.mpaic.

2016.07.002

Winiati, & Nurwitri. (2012).

Mikrobiologi Pangan. IPB Press. Bogor.

(13)

LAMPIRAN

1. Setelah saudara pelajari dan dipraktekkan, jelaskan fungsi penambahan kentang pada pembuatan media PDA!

-) Berdasarkan komposisinya PDA, termasuk dalam media semi sintetik karena tersusun dari bahan alami yaitu kentang dan bahan sintesis yaitu dextrose dan agar. Kentang merupakan sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan energi; dextrose sebagai sumber gula dan energi, selain itu pula komponen agar berfungsi untuk memadatkan medium PDA.

2. Jelaskan fungsi dari larutan pengencer? Mengapa harus menggunakan NaCl?

Dapatkah digantikan dengan senyawa kimia lain?

-) Fungsi dari larutan pengencer adalah untuk memperkecil jumlah mikroba yang tersuspensi (Murtius, 2018). Harus menggunakan NaCl karena NaCl merupakan pengencer umum yang dapat digunakan pada semua bahan dan sesuai dengan standar ISO. Dapat diganti dengan larutan lain sesuai dengan jenis mikrobanya. Larutan pengencer yang dapat digunakan untuk pengencer umum (general purpose diluents), pengenceran untuk mikroba anaerobic, dan pengenceran untuk mikroba osmofilik dan halofilik Pengenceran yang digunakan untuk mikroba osmofilik adalah larutan pengenceran yang mengandung 20% larutan sukrosa steril.

3. Penghitungan massa NB yang dibutuhkan menggunakan rumus berikut.

takaran medium

1000 =x(massa yang dibutuhkan dalam gram) volume yang diinginkan

39

1000= x 100mL

3.9

100= x

100mL 3,9gram=x

4. Penghitungan massa NB yang dibutuhkan menggunakan rumus berikut.

(14)

takaran medium

1000 =x(massa yang dibutuhkan dalam gram) volume yang diinginkan

13

1000= x 100mL

1,3

100= x

100mL 1,3gram=x

5. Penghitungan massa NaCl yang dibutuhkan menggunakan rumus berikut.

takaran medium

1000 =x(massa yang dibutuhkan dalam gram) volume yang diinginkan

8,5

1000= x 100mL

8,5 10= x

1mL 0,85gram=x

6. Tabel Pengamatan

No Keterangan Gambar

(15)

1 Pengukuran aquades di gelas ukur sebanyak 100 mL

2 Penimbangan NaCl 0,85 gram

3 Penimbangan medium PDA 3,9 gram

4 Penimbangan medium NB 1,3 gram

(16)

5 Pelarutan medium dengan aquades

6 Pemindahan medium dari gelas beaker ke botol scotch

7 Medium PDA sebelum dipanaskan (berwarna kuning keruh)

(17)

8 Pemanasan medium PDA pada botol scotch di kompor

9 Medium PDA setelah dipanaskan di kompor (berwarna kuning jernih dan tidak ada endapan)

10 Medium PDA setelah disterilisasi di autoklaf

(18)

11 Medium NB sebelum diautoklaf (berwarna kuning jernih)

12 Medium NB yang telah diautoklaf (tidak mengalami perubahan warna)

13 Larutan pengencer NaCl fisiologis 0,85% sebelum diautoklaf (berwarna bening)

(19)

14 Larutan pengencer NaCl fisiologis 0,85% setelah diautoklaf (tidak terjadi perubahan warna)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil praktikum persiapan media dan sterilisasi di peroleh kesimpulan yaitu teknik sterilisasi dapat dilakukan dengan tekanan uap tinggi menggunakan otoklaf sehingga alat

Tugas Akhir dengan judul ANALISIS PROSES PEMBUATAN DAN PENILAIAN PRODUK TOOL BOX STERILISASI ALAT MEDIS telah diuji dan dipertahankan dihadapan Dewan penguji Tugas

No. Tujuan dari kegiatan ini yaitu membuat sebuah alat praktikum fisika sederhana yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran untuk membantu pendidik dalam

Setelah mengikuti praktikum konseling diharapkan mahasiswa mampu memahami berbagai kasus, membuat media konseling gizi yang sesuai, mempraktekkan ketrampilan koseling

Berbagai kesulitan yang dialami oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung pada saat mengerjakan UP-nya ini, membuat mahasiswa mengalami kesulitan

Melakukan penyuapan serat dengan alat otomatis di mesin feeding unit blowing x Memeriksa kesiapan proses x Mengoperasikan unit blowing x Melakukan penyuapan x Mengendalikan

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan metode sterilisasi dan media yang tepat untuk perbanyakan tanaman durian dengan kultur jaringan sehingga dapat

Bahan Kajian Keilmuan : - Pengenalan alat praktikum melalui praktek pembuatan media pertumbuhan mikroba dan sterilisasi - Morfologi Mikroba bakteri dan kapang dan pengecatan gram -