• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMELIHARAAN LARVA KERAPU BEBEK, Cromileptes altiuelis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PEMELIHARAAN LARVA KERAPU BEBEK, Cromileptes altiuelis "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pen.elitian R'rihnnan Pantai Vol.IV No.3 Tahun IggS

PEMELIHARAAN LARVA KERAPU BEBEK, Cromileptes altiuelis

DALAM WADAH BERBEDA WARNA

Titiek Aslianti'), Wardoyo", Jhon

H. Hutapea*t. Suko

Ismi') dan Ketut

Maha

Setiawati"

ABSTRAK

Selain pakan. faktor lingkungan lnerupakan kendala dominan dalam pemeliharaan larva kerapu bebek. Satu di antara faktor lingkungan yang diduga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan sintasan larva adalah warna wadah. Penelitianyang bertujuan mengetahui pengaruh warna wadah terhadap laju pertumbuhan dan sintasan larva telah dilakukan dengan menggunakan tangki serat gelas (fiber glass) volunre I .000 l, vang dinding dalamnya dicat warna merah, kuning.

hijau dan biru sebagai perlakuan. Tangki diisi air laut yang telah disaring, selanjutnya dimasuk- kan telur kerapu bebek fase embrio dengan kepadatan 50 btr/L. Larva yang diperoleh kemudian dipelihara sampai 30 hari dengan pemberian pakan rotifer dengan chlorella sebagai penstabil lingkungan. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dan setiap perlakuan terdiri atas dua utangan yang dilakukan pada waktu.yang tidak bersamaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah pemeliharaan 30 hari, warna wadah berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap sintasan larva namun tidak berpengaruh terhadap laju tumbuh harian. Wadah warna hijau nrenghasilkan sintasan larva lebih tinegi (4,92%) dari pada wadah warna merah (1,O2%'), kuning

(1,59). sedangkan warna biru tidak berbeda nyata dengan warna lain yang dicoba. Panjang tubuh (TI) larva pa<la masing-masing warna wadah berturut-turut dari merah. kuning. hijau dan biru adalnlr 1o.98 nrnr' 10.?l mm: I

l,5l

mm dan 10.99 mm.

ARSTRA(:T:

The

polha

clots grouper, Cromileptes

altivelis larval rearhtg

under different coloure of tatth. By : Titieh Aslianti, Wardoyo, Jhon H. Hutapea,

Su.ho Ismi and. Ketut Maha Setiawati.

Enuircnmenl factor is the dominant problem in the larual rearing, of polka dols grouper besides feeding regime. The colou.r of larual rearing tank as one of enuironntental factors rnay offect the growth and suruiual of laruae. Purpose of the research was to hnou the effect of the different colours

if

fanh on the gxttuth and surttiuai rates of polha dots griuper laruae rearecl

in

fibreglass tanhs of 1,000 L capacity. T'he inside ruolls of the tanhs were pain.ted red, yellow, green and blue as the trcat.men.t, filled with filterecl sea water and stochecl with grouper eqgs at a density of 50 ind / L. Tke hatrhed laruae uorc then rcared for 30 days. They were fed ruith rotifer and chlorella was used as grcen waler. The resean:h u,as arrang(d in randttmized completely block design. Each treatnent had two replicat.ions whieh uu're eonducted in different oceasions. The retult showed. that there was

a sign.ificanlll, effect (p<0.05) of the eolour lanh on the su.ruiual rates of the laruae bu.t nnt on growth rate. The green. and blu.e colour tanhs gaue higher suruiual rates of laruae (4.92%) than the red colour tanh (1.02o/c), while the blue colour was not significantly different with other eolours. The total length (TL) of laruae in the lanhs were 10.98 nt.m for the red tanhs, 10.71 mm for the J,ellou tanhs and. I

I.5l

ntm ftv the green tonhs, uhile for the blue tanhs it was 10.99 mm.

KEYWOIIDS:

Cromileptes altivelis leruae, colour of tonh, growth and euroiuol rate.

PENDAHULUAN

Dalam

pemeliharaan

larva kerapu

bebek, sering

ditemui

berbagai kendala penvcbab ke- gagalan diantaranya kualitas telur yang rendah.

jenis, jumlah dan ukuran pakan awal vang tidak

sesuai,

waktu

dan frekuensi pemberian pakan yang kurang tepat (Mayunar, et aI.,1991\. padat penebaran

larva (Aslianti.

1996),

serta

faktor

lingkungan yang kurang sesuai (Itedjeki

&

Mayunar, 1991) sehingga sintasan

juvenil

yang dihasilkan masih sangat renclah berkisar 0.78-

''

Peneliti pada lnka Penelitian Perikanan Pantai Gondol, Bali

(2)

Aslianli, T.: Wordo.t'o:

J,ll.

lltt,ttrltt'o, S. /.sari,' dan I(.114. &,/rorrro/i

i],90')6 (Aslianti et

ol.,

1997). Kunci ulama larvn

untuk

dapat nrempertahankan sintasan adalah keberhasilan larva dalam memanfaatkan pasokan pakan

dari luar

tubuhnya. Dalam aktivitasnya mencari makan, larva ikan laut umumnya sangat tergantung pada penglihatann-1,a (Hunter. 1980.

I(awamura

&

Ishida.

l9fl4).

Kemampuan peng- lihatan ikan sclairr dipengaruhi oleh kondisi nrat,a

juga dipetrgaruhi krlndisi warna

utanrrr rlnri lingkungannya.

lllaxtur

( I980) merngc'nr u kukan

bahwa pada stadia larva. jarak

penglihatan nraksimumnva sangnt pendek.

hal ini

dibatasi oleh ukurzrn mata yang kecil yang mernberikan ketajaman

dan

kckontrasan

daya lihat

vang rendah. schingga rlnva pernrangsaan

larva

tcr- hadap pakan yang tcrsedia juga rendal't (Kohno cl

c/..

19.90). llerdasarkarr sistem IVlunsell doktnt Ahmad et ol. (191) 1) bahwa warna tersustrn dari tiga komponen utanra. Satu di antaranvzr adalah nuansa (hue). Nuansa mel'upakan warrrn yang secara nyata

dilihnt

akibat perimbangan penye- rapan clan pen.rantulan kembali berbagtri lrnnjarrg gelonrbang cahava. Alrntad & Aslianti (19gG) rnr'-

nemukan bahwa nuansa warna yang tepat daltat, menciptakan lingkungan optimal pada penreliha- raan larva bandeng yang pada gilirannya dapat meningkatkzrn daya tahan larva sebagai akibat

kemampuan membedakan dan

memangsa nrakanan 1'ang lebih baik. Berdasarkan kenvata-

an

tersebut. percobaan

ini dilakukan

dengan

tujuan untuk

nrcngetahui pengaruh perbedaan

warna wadah t.erhadap pertumhuhan

dan sintasan Iarva kera;rtr b<.bek.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilakukan dalam rancangan acak kelompok

terdiri

atas ernpat perlakuan dan clua

ulangan. Ulangan dilakukan pada waktu yang

berbeda karena pasok telur pada

setiap pernijahan dengan

tingkat

pembuahan 80-90%

jumlahnya sangat terbatas. Perlakuan yang diuji adalah perbeclaan

warna tangki yaitu

merah, kuning, hijau. dan

biru

terhadap pertumbuhan dan sintasan

larva

kerapu bebek. penggunaan warna-warna tersebut didasarkan pada nuansa warna sistem Munsell dengan urutan warna ber- dasarkan panjang gelombang .yang dipantulkan kembali. Hasil pengukuran panjang gelombang masing-masing warna berturut-turut dari merah sampai

biru

adalah 620, S80, b20 dan 420 nm sesuai dengan kisaran

nilai

panjang gelonrbang warna vang ditemukan oleh Cromer (lgg4).

Wadah yang digunakan adalah tangki serat gelas (fiber g/oss) berbentuk silinder berkapasitas 1.000 L yang dinding luarnya dicat warna hitam dan dinding dalamnya dicat sesuai perlakuan.

Wadah diisi air laut (33-34 ppt) 600 L yang relah disaring menggunakan kantong penyaring. pada saat inkubasi. tingkat pembuahan telur diperiksa

melalui

mikroskop

dan

setelah mencapai fase enrbrio segera dipindahkan

ke

dalam bak per- lakuan dengan kepadatan {-r0 butir/L. Agar telur menetas sempurna aerasi

dialirkan

secara per- lahan (+

I

IJmin.) dan segera setelah

telur

me- netas dilakukan penyiponan terhadap cangkang

telur. dilanjutkan dengan menghitung

claya

tetasnva. Selama pemeliharaan

30 hari

larva diberi pakan rotifer (20-30

ind/ml)

dan Chlorella

(t

I juta sel/mL) diberikan sebagai pakan rotifer dan sebagai green water (penstabil lingkungan penteliharaan larva), serta ditambahkan cope- pocla mulai hari ke-15 (d-lb) dan naupli artemia

mulai d-20

nrasing-masing dengan kepadatan 1o0.200 ind./1,.

Pembuangan kotoran

larva

dan sisa pakan

dilakukan

setiap

dua hari yang

dilaksanakan

mulai

d-10 dengan menggunakan sipon. per- gantian air dilakukan secara bertahap bersamaan dengan

waktu

penyiponan.

Di

awal penelitian

dilakukan

pengukuran intensitas cahaya pacla masing-masing wadah yang diukur di permukaan air pemeliharaan dengan menggunakan luxmeter pada

pukul

13.00.

Kualitas air yang

meliputi suhu, pH, salinitas dan DO diamati setinp pagi hari sedang

nitrit

dan amonia diamati setiap tiga hari.

Terhadap contoh

larva yang diambil

dari setiap wadah sebanyak

l0

ekor dilakukan peng_

amatan panjang total larva setiap dua

hari dengan menggunakan mikroskop. Sintasan larva diamati setiap enam hari dengan cara sampling pada malam

hari

yang

dilakukan

secara acak sebanyak

tiga kali pada setiap

wadah, yaitu dengan menggunakan pipa pvc (berdiameter dua inci), panjang

t I m

dan salah

satu

ujungnya dipasang kop penutup. Laju pertumbuhan harian

atau daily growth rate (DGR)

berdasarkan panjang

total dihitung menurut

rumus yama- guchi (1978). Pengaruh perbedaan warna wadah terhadap pertumbuhan panjang total (DGR) dan sintasan

larva dianalisis

dengan

sidik

ragam pada

tarafnyata

957..

(3)

HASII,

DAN

I,IIMI}AHASAN Lajrr

Peltrrr-rrbuhtrn

Larva

Pengamatan

terhadap tingkat

pcmbunhan

telur

selama inktrbasi menunjukkan

hasil

ber-

kisar

90% dengan

derajat tetas pada

setiap wadah percobaan berkisar 86%.

l)ata

tersebut menrbuktikan bahwa kualitas

lelur

cukup baik.

l,aju pcrtunrbuharr larva vang digarnbarkan oleh kis:rran

nilai laju

pcrt.umbuhan

harian (lXiR)

menunjukkan angk:r vang bervariasi

dari

4,110

hingga 5,:13'zi' (Tabel

l),

namttn

hasil

analisis statistik menrbuktikan bahwa perburnbuhatr larva tidak dipengaruhi olc.h warna waclah (p>0,01-r).

llerdasarknn yrctrgarnatan selama pemelihara- al.r, rlasa

kritis lan'a

kerapu bcbek sangat ber- kaitan dengan hcrlatrgsttngnyil nlasa ntetatnor- fosis.

Mgrurut

lir-rrragai

cl o/.

(1998), secara nrorphol<lgi perkcnrbangan

larva

kerapu bebek

tcrrliri

atas tujtrh stadia yaitu: st,adia larva baru nrcnc'tas, st,adia nrcnrbuka nrulut tlan pc'mangsa- an pzrkan awal, stadin awal berf'urrgsinya gelem- bung rcnang. starlia

duri

panjarrg pacla bagian ventral dan dorsal, stadia berenang bebas, stadia peralihan

dari

fasc larva ke

juvenil

dan stadia juvenil. Pacla setiap perkembangan fase tersebut diketahui bahwa kondisi larva sangat lemah dan

terlihat tidak cukup mampu

memanfaatkan pakan secara maksimal, sehingga energi vrrrg clihasilkan cliduga

tidak dapat

rnemacu pcr- tumbuhannya.

Hal ini

selain

ditunjukkan

olcl-r

gerak renang vang kurang gesit juga berdasarkan

,lttrnol Penalitian Prrihanan Pontoi

litl.ll/

No.,7 Tahu.tt ],998

pengamat,ln

di

bawah nrikroskop melalui ;lem- bedahan bagian

perut

t,idak ditemukan rotifer

tlalrrn jumlah

op.timal

yaitu kurang dari l5

incl/m[,, padahal kepadat,an rotifer yang diberikan selarna pemeliharaan berkisar 20-30 ind/mL. Ber- langsungnya

masa

metanrorphosis berakibat menurunnya daya mangsa larva terhadap pakan yang mengakibatkan laju tumbuh harian (DGR) larva szrngat renclah sehingga pengaruh warna waclah ticlak terdeteksi. Hal ini terbukti dari hasil pengamatan

ukuran

panjang t,otal

larva

pada masing-rnasing warna wadah yang diamati setiap dua hari selama 30 hari (Tabel 2'y,yang tidak me- nunjukkan perbedaan nyata di antara perlaknan.

Sintasan Larva

Tabcl

jl

nrenunjukkan hahwa warna wadah berporgnnrh

nyala

(p<0,05) terhaclap sintasan lan,zr yang

diamati

setiap

6 hari. l)ada

masa

llemeliharaan sampai d-6 sintasan

larva

tidak menunjukkan pcrbedaan antar perlakuan wadah.

l{al

ini disebabkan bahwa pada minggu pertama

pemeliharaan, kondisi larva masih

bersifat planktonis. bcrenang pasif karena mata belum berfungsi

aktif dan

sintasanya

masih

sangat tcrgant,ung pada ketersediaan pakan

di

sekit,ar tubuhn_'-a. sehingga daya

pantul

warna wadah terhadap

pakan

belum berpengaruh langsung tcrhadap claya pemangsaan larva. Oleh karena

itu

sintasan

larva

pada semua

warna

wadah serlama rninggu pertama pemeliharaan cenderung silma.

Tabel

l.

Laju pertumbuhan hariarr dalarn panjrrng totirl larva kerapu bebek dalam waclah berbeda warna.

I'uble

l.

I)oil.t'

groutlt

rote (DGR) itr tolol lert,gth. ofltolhtt tlols grortper laruoe reared turder

diffcrtttt

colours of lrttth.

Warna

wadah

Colour

of

lartlt

Laju pertrrmbuhan harian

(%)

be rcltrsarkan

panjang total Dailv sroutth rate

(%)

in total leneth

Mtirah (/ied)

I(unirrg (Yollou,) I-lijau ((Jreerr) llirr.r (/J1rre)

5.;]ji "

ir.j-r

l

"

,1.:18 "

,1.110 "

Nilai drrlanr kolont diikuti<lt'rrgarr hrrrrrf vang srunir ;rrlnlah tirlak bcrbcda nyata (p>0,()1-r) l/altt.os rn u>lurntts fulloru,cl lt.t srnrrltr ltller ort,nti sigrtifitorttll'drfferent (p>{).{)S)

(4)

tlslionti. T'.: lVtrxl,t.t'tt:

J.ll.

IIutulx'(r; S. /.srli, tlon Ii.Ll. Setinu'ali

'l'abel

2. Ilata-rairr

panjang

total

larva kerapu bebek yang diamati setiap dua

hari

selama 30 hari penrelih*rraan pada tanki yang berbeda warna.

|'able

2.

Aru'roqa tolol l.ength (ntm) ol polho d.ots grou.per laructe uthich utere obscrued euerJ' ttpo da-ys for

,?0 dot's rcuring in rl.iffcrent colours of lonh.

Warna

wadah

(lolour of tanh Warna wadah

Colour

of

tanh Hari

ke-

Day

B

B

H G

K

Y M

n

B

B

H G

K

Y M

R

Hari

ke- Day

I 2 ,I 6 8

l0

72

1,1

2.1 2.6 2.7 3.0 3.1 3.7 4.1 4.9

2.,1

2.6 2.6 3.0 r].1

it.8

.1.6

5.0

2.,1 2.G 2.7 3.O 3.5 4.3 4.8 l-r.3

l(;

Itl

20 22

2,1

26 28 ll()

G.2 6.7 (i.9 7.3 8.1 8.7 9.7 l1.o

6.0 6.5 6.9 7.2 t.l 8.3 9.2 10.7

6.3 6.9 7.1 8.O 8.3 9.0 ro.7 11.5

6.2 6.7 6.8 7.4 8.2 8.6 9.4 I1.0 Nl/ll = i\lcrah t/lr,r/t. li/Y = l(trrring ()'r'l/rxr'). ll/(i -- llijru 1()nrrtl. lli ll llilrr (/l/r,')

'l'abcl ii.

7'oble 3.

Illrta-rata

sintasan larva kcraptr bebck (')i,) virrrg

diatnlti

sctiap enanr

hari

selama 30 hari ponrclihnraan pada t.nnki vang berbeda wartlil.

Aueroge srtruiual rote ("tit) of

polln

tlots gr<xtper loruae u,h.ich ruere obserued euery

sir

dols /or

.?/) r/rr.r'.s raori.rtg in rliffcren.t colorn-s of totth.

Hari

Dav

Merah

Red

Kuning

Yell<tut

Hijnu

Green

Biru Blue

0 6 t2

'18 21 30

l(X) a .9..9

t

1.1 "

6.6

t

0.4 ^

4.0

t

0.8 "

l].3 + 0.2 "

1.0 + 0. 1 "

100 "

24.4

!

4.6"

17.3 + 2.6 t' 10.2 + 1.5 h 4..1 +0.

I

"r'

1.6

t

0.1

'

100 "

15.5 J: l.G "

11.4

I

0.2 "r'

9.2

t

o.3 "r'

6.1

r

().G h

,1.9 +

l.l

h

lo0'

21.0

t

1.3 "

t

l.l t

0.I"h 9.1

t

0.2"r'

4.6

t

0.4^b

3.6

t

0.3^r'

Angka dalarn kolorn yang diikrrti dcngun huruf vrtng sanrr tidak berbt'da n.vata (p>l).01-r)

Voltrts irr rtlunrns follontd hv sinri.lar lcl.tcr an'not *ignifirattll)'diflcren.l 1p>O.{)S)

I)acla pengamatan d-12 dan d-18

di

antara perlakuan tcrclapat perbedaan sintasan larva.

lrorva vang dipelihara pada wadalr warna merah sangat nvata lebih rendah

dari

larva yang di-

;relilraru padtr wntlah warna kuning. sementara

larva

pacla wadah warna

biru

dan

hijau

tidak berbeda. Wadah

warna

merah

yang

memiliki intensitas cahaya lebih tinggi (524,5lux) daripada wadtrh warna kuning (495,5 lux), diduga mempu- nyai daya pantul cahaya terlalu kuat yang dapat merusak fungsi nrata yang ditunjukkan dengan nampaknva u'urna nrcrah rnengkilap pada

bintik

mata sehingga mengganggu/nrenvulitkan larva dalam memperoleh makanannva dan berakibat

lanjut

dengan kematian. Piper (1982) menyata.

kan

bahwa

faktor

utama yang mempengaruhi perkembangan larva sejak embrio adalah faktor lingkungan

di

antaranya cahaya dan oksigen.

Selanjutnya dikatakan bila cahaya yang diterima terlalu kuaUbanyak sebelum mata terbentuk dan berfungsi senrpurna,

akan

mengakibatkan ke- rusakan mata sehingga larva banyak mengalanri kematian. Selain

itu

dengan adanya chlorella sebagai green water akan memberikan nuansa

(5)

'l'nlrt'l

't\hlc

l.

Jurnttl Penelitian Perihanan Pantai Vol.lll No.S Tahun 1998

Nilai urrl<sirrrurn-nrininrnnt I<rralit,irs rrir rlirlirrrr wrrtlirlr Pt'rrrr'lihirraan

larvl

keraptt bebelt vatlg bt,rllctla wilrttrt sclatnit lltlrt:obltittt.

L|orittttt.ttttttittittttt,tttlxittl,s<l|.tt,tt|crt1ttttlit.l'itt1xlllltttlol'sg'rotl1x,rlttrwrraurittgtttttlts1lttittlll in

tliflt'n'nl

t'olottrs tlttritrg

Iht

r.t1tt't tttrcttl.

Ptrra trreter'

l;uriobles

Merrlr

IIecI

Kuning

l'ellout

Hijau

(jreen Biru

Blue

Maks. Min. M:rl<s. Mirl.

Ma* Illirt. ilIux.

Mirt.

Maks. Min. Maks. Min.

Mux. Min. Max. Llirt.

Suhtr ( 7i'lr7v rtt I t,''c)

grH

Salirritas (Str/inil.v)

Ol<sigerr

tcrlnrut

(/X)) (nrg/1,)

(

"()

(ppt)

28.(;

2(i.l

r3.2

7.1

35.O

:i:l.o

l-r.9

l.o

l.itir

0.(Xi

t.:17

0.(ft3

2r{.6

2(;.o

rt.:|

7.11

:ll-r.0

3l].o

fr.7

4.3

l.

j-rO

O.:ltJ

0.94

().

l.l

2tf

.8

2(t.6

8.3

7.0

ill-r.O

3:l.o

l-r.tt

1.2

1.91-r

O.:]!f

l.0l-r

0.17

NOr-N NH.r-N

(rng/1,) (rng/1,)

warlla \:illlg retltt;r

terhatl:r1t

rvndlrh

warlla

kuning. l):rtttttlittr crtlral'a villrg

<lit'ilrrbulknn

warna

kttning

dapal

tncmberikrrn kotrtras ter- hadap pakan dibanding

\l'arnil

rnerah sehingga pakan dapat dilihat oleh larva darr tlinranfaatkan untuk kelangsungan hidupnva. Hal

ini

kenrung-

kinan

vang menyebabkan sintasan

larva

pada wadah

v/arna kuning lebih tinggi dari

pada

warna merah.

Pada akhir penelitian (d-24 dan d-30) sintasan

larva

pada wadah

warna

merah sangat nyata

lebih

rendah dibanding dengan wadah warna hijau.

IIal ini

diduga bahwa wadah warna hijau dengan ir.rtensitas cahaya sebesar 423'7

I'ux

mampu menduktrng ketajaman daya

lihat

larva terhadap pakan sehingga meningkatkan daya rnangsanya

dan

sintasannyapun

lebih

tinggi' Akan halnva wadah warna

biru

yang memiliki intensitas cahava sebesar 42|l,ux menghasilkan sintasan

relatif lebih

rendah

dari

pada warna

hijau

(p>0.05)

namun

masih

lebih tinggi

dari pada warna nrerah dan kuning walaupun secara

statistik tidak

bcrbeda. Kercdupan lirrgkungan yang diciptakan oleh wadah warna

biru relatif

sama dengan wadah warna hijau sehingga sintas- an yang dihasilkan pun cenderung tidak berbeda' Penelitian Wardoyo et oI. (1997) tentang pcmeli-

haraan larva kerapu

bebek selama

24

hari dengan intensitas cahaya berbeda (1O0, 2fi) dan

3OO Lux) menghasilkan sintasan tertinggi (1,27u,'"\

pada intensitas cahaya sebesar 3O0Lux. Hasil tersebut didukung

oleh

pendapat Thobaity &

.fames (1996), valrg menyatakan bahwa larva kerapu dari hari pertama setelah fase membuka mulut., umunlnva

dapat

memanfaatkan pakan dengan baik pada intensitas kondisi alam (ber-

kisar

3OO-.l00l,trx). Selain

itu

larva yang telah mencapai unrttr 30

hari.

sifat alaminya sebagai

ihan karang (benthis) mulai tampak

yaitu

cenderung menvukai lingkungan yang bernuansa gelap/redup.

Hal ini ditunjukkan

oleh tingkah lakunya semasa terjadi perubahan fase larva ke fase juvenil yang ditandai dengan menghilangnya

sirip

punggung

dan mulai

berfungsinya sirip renang secara

aktif,

ikan lebih sering berada di dasar wadah dengan posisi diam dan berlindung pada batu aerasi ataupun saluran pembuangan air. Sifat ini berbeda dengan larva ikan bandeng yang lebih suka lingkungan bbrnuansa terang (Ahmad et al.,19941karena sifat alaminya ]'ang pelagis.

Dibandingkan dengan penelitian pemelihara-

an larva kerapu

behek

yang lain

tampaknya sintasan larva yang dihasilkan dalam penelitian

ini

khususnya penggunaan wadah warna hijau dan

birr

dapat menghasilkan sintasan lebih baik'

Hasil

penelitian

Aslianti

(1996) derrgan meng- gunakan wadah

serat

gelas transparan yang bagian luarnya dicat hitam tingkat sintasan larva tertinggi mencapai 1.95%, sedangkan Matsuda &

(6)

Suarmini

(1998) dengan waclah bct,on bu'ka-

pasitas l0

nr'r

yang

dincling bagian rlalanrnvrr

dicat warna biru clapat clihasilkan

sintasan sebesar 1.7,1o/o. Matsuda et ol. (199tt) rnclaktrltarr

dua kali

percobaan

prorluksi

massirl <lt:nglrr tncnggururkan watltrlr vang sama narnun tlcngarr perbaikan

teknik

pemeliharaan bcrtur.rrt-turul nrenghasiIkan sint.asan sebesar 2.(iir

tllrr

l|.lx)'r,,.

Kualitas Air

Dalam penreliharaan larva kcraprr. suhu rrir pemeliharaan s:rngat besar ;rcrallzllrlrvl liurcrr:r berpengaruh langsung terhndap

tingkat

mctabo-

lisme yang secaril umum

n'rcningkilt sc'jalarr

dengan kenaikan

suhu

sampai batas t.ertcnltr

sehingga mempengaruhi pertumbuhan

clan sintasan larva. Kisaran suhu selanra pcnclitian pada nrasing-masing wadah

relatif

konstan rlan layak untuk kehidupan larva kerapu. [)ernikiarr juga salinitas,

pl{

dan kandungan oksigcn selamir penelitian masih clalam batas normal. I)cnvilrcrn-

an dan

pergantiarn

air

secara teratur. t,ernvata

mampu

memperttrhankan

kualitas air

t,ctall o;rtimal schingga nrenclul<ung kchirltrpan larvn ('l'abcl t).

KESIMPULAN

Warna waclah berpengartrh

nyata

terhadap sintasan

larva

kerrapu bebek narnun

tidak

ber- pengaruh t.erhadap pertumbuhannya. Pada akhir penelitian (d-30) waclah warna hijau nrenghasil- kan sintasan lebih tir-rggi (4,92%) tlari pacla wadah warna merah (1,020/") dan kuning (l,l-r!),Zo) walau-

pun tidak

berbecla n.vat:r dengan wadah biru

(3,10'zo).

DAIi'I',\II I'USTAKA

Ahrnad. 'l'.. 1'. .r\sliarrti dan D. Rocharriau'an. l gg.4. Laju pcrtumbuhan

dan

kelangstrngan hidtrp nener, Chonr>s rh.onos dalam berbagai nuansa rvarnil wadah. J. Penel. llrr<lida.ya I)antai 10(l):123-134.

r\htn:rrl, 'l'. rlrrn 'f. t\slianti. l1)lXi. Kclangsrrrrgirn hirlrr;r tlirtt pcrl,unrbulrarr lnlva lrautleng (Ohutros t.hotttts l-olsh.) rlalatu lrclbagai luonra nu:tnsil jtrrggrr.

Lapolirrr pct'rclili:rn | !)!).'r- l{.)(}6. I 2 }ral. lnpr.ess.

Aslianti. 'l'. 1996. Perrreliharaan larva kerapu bebek.

Cromi,lcptes olt.i,ualis dengan padat tebar berbe<la.

J. Penel. Perikanan h'rdonesia. Puslitbarrg Per.ikarr- an. .lakalta. lldisi khusus. 112\:6- 12.

Aslianti. 1'.. .t.

Il.

Ilutapea. S. Ismi. Wardoyo. K. M.

Sct.iawati.

ll.

Matsuda dan

K.

Sugama. l9gZ.

l)ctrolitian perneliharatr

larva

kerapu bebek,

('lorttilt'ptt's oltiru,lis dcngan pengelolaan pakan rlirrr lingkrrngan. f,aporarr penelitian Unggrrlan

lf)f)7/l9f)8. 2O hal. In press.

[]laxt.er'. ..l.ll.S. l"qft0. Vision anrl the feeding of fishes

/rr llalrlach. .l.Fl.. J.E.Magnuson. R.C. Mav. and J.M, lleirrkar.i (cds). Fish behaviorrr. arrcl its use in

tlrr.

<'altttrr.t'

anrl

cultr.rre

o[

flishes. ICI,ARM (lon fi.r'encr. l)rrrceeding. S. ir I 2p.

(lrrrrrrcr.,\l:rrr.

ll..

ltig l. Fisika untuk ilurr,r_iltnu ha.yati.

[.]rl i sr lit'rl trrr. ( lrrj:r h I\4 ada IIr-ri versit r, l\.ess. hal :532- irl.(i.

llurrter..J.lt. lgtl0. 1'he fceding behaviour and ecology ol'rnarine fish larvae. In llardach. E.J. Nlagnuson, R.C. IVay. J.M. Reinkart, (eds). Fisl.r behaviour.antl

its use in

t,he capture

of

fislres. ICLARM.

(lor.rfbrence l)r'ocecding. b.5 | 2p.

Kawlrnura. G. and K. Ishida. 1g84. Changes in sense organnrorphologv and behaviour with srowth in the flottntfer. Porolirh.th1's olirtqcr'us. Ittrll. .lap. Soc. Sci.

Fislr. l-r l(2):t 55. lG5.

Kohno. II.. S. Diani. P. Sunyoto, B. Slanret. and p.T.

Imant.o. 1990. Early

developrnental events assosiated with change over of nutrient sources in grouper, Epint'ph.elus fusc<tguttatus larvae. Bull.

Penel. Perikanan. Special Edition. l:41-64.

Ktrnragai, S..

H.

Matsuda.

.I.H.

Ilutapea dan T.

Aslianti.

1998. Morphological

and

behavioral developrnent

in larval

Ilun.rpback Grouper, Crontileptes oltiuelis. Makalah pada Seminar Teknologi Perikanan

Pantai.

I)enpasar, 6-7

Aguslus 1998. 8 hal.

Mayunar',

S.

Redjeki dan

S.

Murrininesih. 1991.

Pernelifraraan larva kerapu lnacan, E. ftnrogu.ttalus dengan frekuensi pemberian ransun-l rotifera. J.

I)encl. Budidaya Pantai 7 (2):J5-41.

Matsrrd:r. II. and K. Suarmini. 1998. Seed procluction of htrnrgrback gl.ouper, Crornileptes altiuelis. at pilot

backya r'<l h a t r:her.v. Newslett.er Lol it.kanta Gor.rdol -

.Iicn. ,q: l-2.

I\,latsrr<la.

ll..

l). ltochaniawan. B. Slanret and Trijoko.

l9f)8.

n

rr.rethorl of seed production for humpback grouf)er. (.trcntik,ptcs

altiuelis.

Lolitkanta-,fica Rooklet No.1. 23p.

Piper. ll.G..

I.I|.

IVc Elwain. [,.E. Ornre,

J.p.

Mc Craren. L.G. l'lowler. J.R. Leonarcl. lgg2. Fish hatcher.r' rtranagement. United State Department of l'hc Interior l,'ish and Wildlite Service, Washington lX). 5l 7p.

(7)

Itr'<ljcki. S. tlarr r\litvttttrrt'. I 99 | . l(elnngsurrgntt lritlttlr

dirn licLtttttrbtthitll lat'r'a ker:r;tu

tllilcilll' lip i n e 1 t h d u s l' u sr t t1: r r I t rt I t t.s ;ratln bertra gai sa li r r i t'as

rlan ttkttliltr trrrrgki. .1. Itcirerl lSutlirllrva l)arrl'ni' 7(2):51 -56.

Thobaitr'. S.A., arrd C'.N'|. .Iarrrcs. I!)f)6' l)evt'loptrtctrls

in

gtottpcr

ctlltutc irl

S:rutli

Alalri:r'

lrrfblislr

lntt't nalional | :22"29.

Jrrrnal ltrnaliliott Pcrihonnn Pontai Vol

Il'

Nlt.il 7'ohun 1998

Warrlo.vo. J.H. tlrrtapea dan K.IVL Setinwati. 1997.

f)errrlrcsnratr

larva

kerapu bebek, Crorrtik'plts

(ltit,(li$

rlcrg:rtr tingkat intt'nsitas cahava .v-ill1g

berhetla. l,aporan penelitian l!l9(Vl9!)7. 6 hal. ln

l)ress.

Ynruagttclri. M. t978. Practical method and plimalv

krrowledge cttlt ttt'c of rcrl seabrea n'r. Kosheishakoktr.

.lapan. 3Ol1t.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi agen penyebab vibriosis pada pendederan ikan kerapu bebek, sebagai isolat bakteri yang patogen pada benih ikan kerapu bebek..

Dengan dilakukannya pensifonan yang diikuti pergantian air setiap hari, kualitas air pemeliharaan masih dapat dipertahankan sehingga tidak berpengaruh dan masih layak bagi

Pemberian pakan buatan bagi ikan kerapu batik ( Epinephelus microdon ) baru dapat dilakukan pada larva umur 15 atau 20 hari (Marzuqi et al. coioides ) pemberian pakan buatan baru

Dari data yang diperoleh nampak bahwa pada penggunaan skimmer yang dipasang saat larva berumur 6 hari mempunyai persentase gelembung renang lebih banyak bila dibandingkan

Pakan yang diberikan untuk larva selama pemeliharaan adalah jenis Rotifer (Brachionus plicatilis) dengan dosis sebanyak 5 sampai 6 ind/ ml pada sore hari ditingkatkan mencapai

Hasil isolasi dan karakterisasi promoter β- actin dari ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) dalam rangka pembuatan ikan kerapu autotransgenik yaitu, ikan transgenik yang

Kandungan thiamin pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan, efisiensi pakan, keragaan hemositologi, dan respon imun non-spesifik benih ikan kerapu bebek.. Diperlukan

Hasil isolasi dan karakterisasi promoter β- actin dari ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) dalam rangka pembuatan ikan kerapu autotransgenik yaitu, ikan transgenik yang