Unit 1 Pemodelan
Sistem kendali
Prodi Pendidikan Teknik Mekatronika Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Fakultas Teknik- Universitas Negeri Yogyakarta
Pendahuluan
❑ Untuk analisis dan desain sistem kendali, sistem fisis harus dibuat model fisisnya.
❑ Model fisis harus dapat menggambarkan karakteristik dinamis sistem tersebut secara memadai.
❑ Model matematis diturunkan dari hukum-hukum fisis system ybs :
• Dinamika sistem mekanis dimodelkan dengan hukum-hukum Newton.
• Dinamika sistem elektrik dimodelkan dengan hukum-hukum Kirchoff, Ohm.
❑ Model matematis suatu sistem: kumpulan persamaan yang menggambarkan dinamika suatu sistem secara memadai.
Pendahuluan
❑Model matematis dapat meningkat akurasinya dengan memodelkan secara lebih lengkap, bila diperlukan dalam
❑analisis yang teliti.
❑Perlu kompromi antara kesederhanaan model dengan akurasi hasil analisis.
❑Kesederhanaan model dicapai dengan memperhatikan faktorfaktor penting saja dalam pemodelan.
❑Pemodelan dengan persamaan differential (bukan parsial) akan menghilangkan sifat- sifat nonlinear tertentu dan parameter-parameter terdistribusi yang mungkin ada pada sistem.
❑Pemodelan suatu komponen pada frekuensi rendah tidak dapat digunakan pada frekuensi tinggi.
❑Suatu sistem yang memiliki model matematis sama tidak selalu menggambarkan model fisis yang sama (Misal: analogi system mekanis dengan sistem elektrik).
Bentuk Representasi Model
Dua pendekatan analisis :
- Fungsi Alih (Tradisional, untuk sistem SISO)
- State Space (Modern, untuk sistem modern, misal MIMO)
Klasifikasi Sistem
Linear VS Nonlinear
- Time-invariant vs time-varying - Continuous-time vs discrete-time - Deterministic vs stochastic
- Transfer function vs state space
1. Linear VS Non Linear
• Sistem fisis umumnya bersifat nonlinear dalam tingkat tertentu.
• Untuk daerah kerja yang kecil, sistem nonlinear dapat dianggap linear (piece-wise linearisation)
• Sistem linear : berlaku hukum superposisi→ respons
suatu sistem terhadap beberapa input berbeda
merupakan kombinasi respons masing-masing input.
• Pengujian kelinearan suatu sistem melalui input sinusoidal.
2. Time-invariant vs Time-varying
❑ Sistem time-invariant memiliki parameter-parameter yang konstan, tak tergantung waktu.
❑ Respons nya tak tergantung pada saat kapan input diberikan.
➢ Sistem time-varying memiliki satu atau lebih parameter yang berubah terhadap waktu.
➢ Respons nya tergantung pada waktu diberikan input.
• Contoh Sistem Kendali Time-varying:
Sistem kendali pesawat ruang angkasa : bobotnya berkurang akibat konsumsi bahan bakar.
3. Continuous-time vs Discrete-time
❑ Sistem kontinyu waktu : memiliki semua variabel / sinyal yang kontinyu terhadap waktu.
❑ Sistem diskrit waktu : memiliki satu atau lebih variabel /sinyal yang diskrit terhadap waktu
4. Deterministic vs Stochastic
• Sistem deterministik memiliki respons terhadap suatu input yang dapat ditebak dan berulang / konsisten.
• Sistem stokastik: respons terhadap input yang sama tidak selalu menghasilkan output yang sama.
5. Transfer Function VS State Space
❑ Analisis sistem sederhana, SISO yang bersifat linear, kontinyu, time-invariant, lumped-
parameters, deterministik, dapat dilakukan melalui pendekatan tradisional (fungsi alih) yang merupakan domain frekuensi kompleks. Alat bantu analisis dan perancangan dapat berupa Root Locus (domain waktu), Bode Plot atau Nyquist (domain frekuensi).
❑ Untuk sistem modern yang kompleks dan berakurasi tinggi (ditandai dengan MIMO, non-linear, time-varying, optimal, robust) harus digunakan pendekatan state space yang bersifat domain waktu.
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik(1)
• Hukum Fisis → Menggunakan Hukum Kirchof
• Persamaan differensial diturunkan dari hukum kircoff
e
i= 𝐿
𝑑𝑖(𝑡)𝑑𝑡
+ 𝑅𝑖(𝑡) +
1𝐶
𝑖(𝑡) 𝑑𝑡 𝑒
𝑜=
1𝐶
𝑖(𝑡) 𝑑𝑡
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik(1)
Persamaan differensial : ei = 𝐿 𝑑𝑖(𝑡)
𝑑𝑡 + 𝑅𝑖(𝑡) + 1
𝐶 𝑖(𝑡) 𝑑𝑡 𝑒𝑜 = 1
𝐶 𝑖(𝑡) 𝑑𝑡
Dalam Bentuk Laplace (asumsikan kondisi awal=0) 𝐸𝑖 𝑠 = 𝑠𝐿𝐼 𝑠 + 𝑅𝐼 𝑠 + 1
𝐶𝑠 𝐼 𝑠 s𝐸𝑖 𝑠 = 𝑠2𝐿𝐼 𝑠 + 𝑠𝑅𝐼 𝑠 + 1
𝐶 𝐼 𝑠 𝐸𝑜 𝑠 = 1
𝐶𝑠 𝐼 𝑠 → 𝑠𝐸𝑜 𝑠 = 1
𝐶 𝐼 𝑠
Note :
Transformasi laplace
𝑑𝑖(𝑡)
𝑑𝑡 → 𝑠𝐼 𝑠 + i(0)
𝑖(𝑡) 𝑑𝑡 → 1
𝑠 𝐼(𝑠)
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik(1)
𝑠𝐸𝑜 𝑠 = 1
𝐶 𝐼 𝑠
s𝐸𝑖 𝑠 = 𝑠2𝐿𝐼 𝑠 + 𝑠𝑅𝐼 𝑠 + 1
𝐶 𝐼 𝑠
Fungsi Alih / Tranfer Function:
𝐸
𝑜𝑠
𝐸
𝑖𝑠 =
1
𝐶 𝐼(𝑠)
𝑠
2𝐿𝐼 𝑠 + 𝑠𝑅𝐼 𝑠 + 1
𝐶 𝐼 𝑠
=
1
𝐶 𝐼(𝑠) 𝑠
2𝐿 + 𝑠𝑅 + 1
𝐶 𝐼(𝑠)
= 1
𝐿𝐶𝑠
2+ 𝑅𝐶𝑠 + 1
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik(2)
𝑒
0= − 𝑅
2𝑅
1𝑒
1𝑖
1= 𝑖
2Model Matematis untuk Sistem Mekanis (Translasi)
k : konstanta pegas b : konstanta redaman m: massa benda
u : gaya external (sebagai input sistem) x : posisi benda (sebagai output)
𝑑𝑥 𝑡
𝑑𝑡 =v= kecepatan benda
𝑑2𝑥 𝑡
𝑑𝑡2 = 𝑎 = percepatan benda
𝑓 = 𝑚 𝑎
Total gaya pada suatu benda sebanding dengan percepatan dan massa benda tersebut
Gaya external u(t)
Model Matematis untuk Sistem Mekanis (Translasi)
𝑓 = 𝑚 𝑎
−𝑏 𝑑𝑥 𝑡
𝑑𝑡 − 𝑘 𝑥 𝑡 + 𝑢 = 𝑚 𝑎 𝑢 = 𝑚 𝑑2𝑥 𝑡
𝑑𝑡2 + 𝑏 𝑑𝑥 𝑡
𝑑𝑡 + 𝑘 𝑥 𝑡 Lakukan transformasi laplace, diperoleh : u(s) = 𝑚𝑠2𝑋(𝑠) + 𝑏𝑠𝑋(𝑠) + 𝑘𝑋 𝑠
Transfer function :
u s = (𝑚𝑠2 + 𝑏𝑠 + 𝑘) 𝑋 𝑠 X s
𝑈(𝑠) = 1
𝑚𝑠2 + 𝑏𝑠 + 𝑘 Gaya external
u(t)
1
𝑚𝑠 2 + 𝑏𝑠 + 𝑘 X (𝑠) U(𝑠)
Input System Output
Diagram Block
Sinyal input
Impulse response
𝑋 𝑠 = 1
𝑚𝑠2 + 𝑏𝑠 + 𝑘 𝑢(𝑠)
u
Contoh :
input berupa gaya impulse dan m=1; b=2; k=1;
𝑋(𝑠)
𝑈(𝑠) = 1
𝑚𝑠2 + 𝑏𝑠 + 𝑘 = 1
𝑠2 + 2𝑠 + 1 = 1
𝑠 + 1 (𝑠 + 1 )
Impulse Response
𝑋 𝑠 = 1
𝑚𝑠2 + 𝑏𝑠 + 𝑘 𝑈(𝑠) f
Input berupa gaya impulse
Artinya, gaya u diberikan ke benda hanya sesekali kemudian dilepas. Benda tidak didorong terus
menerus. Analogi : sistem suspensi kendaraan
Respon sistem ketika diberi gaya impulse u
Step Response
𝑋 𝑠 = 1
𝑚𝑠2 + 𝑏𝑠 + 𝑘 𝑈(𝑠) f
Input berupa gaya berbentuk fungsi step
Artinya, gaya u diberikan ke benda secara terus menerus dengan nilai constant.
Respon sistem ketika diberi gaya step u
Block diagram
Reduksi Block diagram
G1(s) X (𝑠)
U(𝑠)
Input System 1 Output
G2(s)
System 2
X (𝑠)
U(𝑠) G(s)
System
Reduksi Block diagram
Kp X (𝑠)
R(𝑠)
Input / reference Kendali Output
G(s)
System
U(𝑠)
SystemX(𝑠)
H(s)
Feedback
Model Matematis untuk Sistem Mekanis (Rotasi)
T : Torsi (Nm)→ sebagai input
J : Moment Inersia atau kelembaman (𝑘𝑔 𝑚2)
𝛼 = d2𝜃
𝑑𝑡2 = percepatan sudut (𝑟𝑎𝑑/𝑠2) 𝜔 = d𝜃
𝑑𝑡 = kecepatan sudut (𝑟𝑎𝑑/𝑠) 𝜃 : simpangan sudut (rad)
B= koefisien gesekan viskos
𝑇 = 𝐽𝛼 Total torsi pada suatu benda yang berputar
sebanding denganpercepatan sudut dan moment inersia benda tersebut
Model Matematis untuk Sistem Mekanis (Rotasi)
𝑇(𝑡) = 𝐽𝛼(𝑡) 𝑇(𝑡) − 𝐵 𝑑𝜃(𝑡)
𝑑𝑡 = 𝐽 𝑑2𝜃(𝑡) 𝑑𝑡2
𝑇(𝑡) = 𝐽
𝑑2𝜃(𝑡)𝑑𝑡2
+ 𝐵
𝑑𝜃(𝑡)𝑑𝑡
𝑇 𝑠 = 𝐽𝑠
2𝜃(𝑠) + 𝐵𝑠𝜃(𝑠)
Lakukan Transformasi Laplace
𝜃 𝑠
𝑇(𝑠) = 1
𝐽𝑠2 + 𝐵𝑠 = 1
𝑠(𝐽𝑠 + 𝐵)
Terima kasih