• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencegahan Pelanggaran Lalu Lintas Melalui Teknik Modeling Setting Kelompok dalam Peningkatan Self Regulation Remaja - Universitas Negeri Padang Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pencegahan Pelanggaran Lalu Lintas Melalui Teknik Modeling Setting Kelompok dalam Peningkatan Self Regulation Remaja - Universitas Negeri Padang Repository"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

Guru pengawas atau konselor berperan penting dalam meningkatkan kemampuan pengaturan diri siswa untuk mencegah pelanggaran lalu lintas. Pengembangan e-book ini dapat dimanfaatkan oleh guru BC untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling dengan teknik group modelling untuk meningkatkan pengaturan diri dalam pencegahan pelanggaran lalu lintas.

Landasan Penyusunan E-book

Maka dengan pengembangan e-book kelompok dengan teknik modeling diharapkan bimbingan dan konseling guru/konselor dapat membantu meningkatkan regulasi diri remaja dalam mencegah pelanggaran lalu lintas. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu diketahui bahwa regulasi diri remaja dalam pencegahan pelanggaran lalu lintas relatif rendah.

Tujuan Penggunaan E-book

Keberhasilan pemberian layanan bimbingan dan konseling di sekolah dapat dipengaruhi oleh metode yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling/konselor.Penggunaan media yang tepat dapat membantu guru bimbingan dan konseling/konselor dalam memberikan layanan yang menarik, menyenangkan dan efektif. Masih terdapat guru/konselor dan konselor yang belum mampu merumuskan bentuk e-book pelaksanaan layanan yang sesuai dengan aturan, padahal e-book pelaksanaan layanan sangat membantu dalam melaksanakan kegiatan pelaksanaan layanan dan penyuluhan.

Pemetaan Kompetensi Dasar dan Indikator

Susunan Materi

Petunjuk Umum E-Book

PENGERTIAN DAN

PERKEMBANGAN REMAJA

Tujuan Khusus 1) Setelah membahas pengertian remaja dan pengaturan diri melalui model yang diberikan, siswa mampu mengungkapkan pengertian remaja dengan tepat. Media/Alat “Pembangunan e-book pencegahan pelanggaran lalu lintas dengan teknik group setting modeling untuk meningkatkan pengaturan diri remaja”.

Pengertian dan Ciri-ciri Remaja

MATERI 1

Tugas Perkembangan Remaja

Agar dapat bersosialisasi dengan baik, remaja perlu melaksanakan tugas-tugas perkembangan dengan baik pada usianya. Sebaliknya jika remaja gagal dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya, maka hal ini akan menimbulkan akibat negatif dalam kehidupan sosial pada tahapan-tahapan selanjutnya, yaitu menimbulkan ketidakbahagiaan pada diri remaja yang bersangkutan, penolakan dari masyarakat, dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan berikutnya. Lebih lanjut dalam membahas tujuan tugas perkembangan remaja, Jahja mengemukakan pendapat Luella Cole yang mengklasifikasikannya menjadi sembilan kategori, yaitu:.

Mengingat tugas-tugas perkembangan tersebut sangat kompleks dan relatif sulit dilakukan dengan baik oleh remaja, maka remaja masih sangat membutuhkan bimbingan dan arahan untuk mengambil langkah yang tepat berdasarkan keadaannya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas dan kebutuhan perkembangan merupakan sesuatu yang muncul pada periode-periode tertentu dalam kehidupan remaja. Apabila tugas dan kebutuhannya dapat terpenuhi maka akan mendatangkan kebahagiaan dan keberhasilan dalam menyelesaikan tugas perkembangan selanjutnya.

Menurut Elida Prayitno (2006:53), tugas perkembangan terpenting bagi generasi muda adalah mampu membangun hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya, menerima keadaannya, memahami peran jenis kelamin/gender, mengembangkan kemandirian ekonomi, mengembangkan pribadi dan peran gender. tanggung jawab sosial. , mandiri secara emosional, mengembangkan keterampilan intelektual, menerapkan filosofi hidup atau sistem nilai untuk perilaku etis dan mempersiapkan karir. Sedangkan menurut Havighurst (dalam Elida Prayitno, 2006), tugas perkembangan remaja yang sudah berkembang sempurna dapat menunjukkan kemampuan yang berbeda-beda, yaitu sebagai akibat dari tercapainya tugas perkembangan remaja tersebut.

Pengertian Self Regulation

Dengan demikian, ciri-ciri perkembangan remaja yang sudah berkembang sempurna adalah sosoknya menjadi lebih kuat dan menarik, mampu berpikir abstrak dan memecahkan masalah-masalah hipotetis, memiliki emosi/antusiasme yang menggebu-gebu, memiliki hubungan sosial yang semakin menunjukkan keutuhan. sikap toleran terhadap Dengan semua orang, terutama di kalangan teman sekelasnya, bahasa remaja semakin kompleks, bakat-bakat khusus yang dimilikinya dapat menunjukkan kemampuan yang luar biasa. Bagaimanapun juga, setiap remaja diharapkan mampu mengendalikan dan mengatur diri dengan baik, sehingga pada masa-masa berikutnya tidak mengalami kendala dalam menghadapi berbagai permasalahan (Gunarsa, 2010). Regulasi diri juga merupakan proses proaktif dimana individu secara konsisten mengatur dan mengelola pikiran, emosi, perilaku, dan lingkungannya untuk mencapai tujuan akademik (Boekaerts & Corno, 2005; Zimmerman, 2000; dalam Ramdass, 2011).

Proses pengaturan diri terdiri dari tiga tahapan yaitu, observasi diri, penilaian diri, dan reaksi diri (Sari, 2014). Senada dengan itu, Schunk (dalam Susanto, 2006) menjelaskan bahwa regulasi diri adalah kemampuan mengendalikan diri sendiri. Kemudian Santrock (2007) juga menyatakan bahwa pengaturan diri mengacu pada pikiran, perasaan, dan tindakan yang direncanakan oleh diri sendiri dan terjadi secara terus menerus sesuai dengan upaya untuk mencapai tujuan.

Menurut Pressley (dalam Santrock, 2007), kunci dalam pendidikan adalah membantu siswa mempelajari berbagai strategi yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Ketika siswa diinstruksikan dalam strategi baru, mereka sering kali mampu menggunakannya sendiri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Self Regulation

Pemikir yang baik memiliki kebiasaan buruk dalam menggunakan strategi (yaitu, mereka memiliki pengetahuan metakognitif tentang strategi). Pemahaman kapan dan di mana menggunakan strategi sering kali berasal dari kemampuan pelajar dalam memantau situasi pembelajaran. Standar perilaku biasanya bekerja sama ketika orang dapat mencapai standar perilaku tertentu, yang memerlukan penguatan agar perilaku tersebut menjadi pilihan.

Proses penilaian bertumpu pada empat hal: standar pribadi, tolok ukur pencapaian, skor aktivitas, dan peningkatan kinerja. Selain standar pribadi dan standar acuan, proses penilaian juga bergantung pada keseluruhan nilai yang diperoleh dalam suatu kegiatan. Terakhir, pengaturan diri juga bergantung pada bagaimana individu mencari penyebab perilaku guna meningkatkan kinerja.

Berdasarkan hasil uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaturan diri manusia dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah standar dan penguatan, dan faktor internal adalah observasi diri, proses penilaian, dan respon diri.

Aspek-aspek Self Regulation

Orang memberikan respons positif atau negatif terhadap perilaku mereka sendiri, bergantung pada bagaimana perilaku tersebut diukur dan apa standar pribadi mereka. Proses pengaturan diri menurut Friedman (2006) mempunyai arti yang luas bagi banyak bidang, terutama bidang kesehatan dan pendidikan, yang mana bidang pemahaman, dalam hal bagaimana masyarakat akan melakukan kontrol atas perilakunya sendiri, berdampak pada peningkatan keberhasilan masyarakat dalam bidang pengajaran dan kesehatan. Perilaku merupakan upaya individu untuk mengatur diri, memilih dan menggunakan lingkungan atau menciptakan lingkungan yang mendukung kegiatan belajar.

Berdasarkan hasil uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaturan diri mempunyai tiga aspek yaitu metakognisi, motivasi dan perilaku. Menurut Lewis (dalam Feldman, Papalia and Olds, 2009), regulasi diri tumbuh seiring dengan berkembangnya kesadaran diri dan berbagai emosi evaluatif seperti empati, rasa malu dan rasa bersalah. Kemudian Ropp (dalam Feldman, Papalia and Olds, 2009) menyatakan bahwa pengembangan regulasi diri secara penuh membutuhkan waktu setidaknya tiga tahun bagi sebagian besar anak.

Berdasarkan topik remaja dan pengaturan diri, jelaskan mengapa Anda perlu memiliki pengaturan diri dalam aktivitas sehari-hari dan apa yang perlu Anda lakukan untuk memiliki pengaturan diri yang baik. Beberapa psikolog menggolongkan masa remaja sebagai fase yang penuh konflik dan tantangan, berdasarkan pada bagaimana Anda mencoba meningkatkan pengaturan diri selama masa remaja.

MEMAHAMI ARTI

PELANGGARAN LALU LINTAS PADA REMAJA

ARTI LALU LINTAS

KALANGAN REMAJA

Tujuan Khusus 1) Setelah membahas mengenai pemahaman makna pelanggaran lalu lintas pada remaja melalui model yang diberikan, siswa mampu mengungkapkan makna pelanggaran lalu lintas dengan benar.

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

Media/Alat “Pencegahan Pelanggaran Lalu Lintas Melalui Teknik Pemodelan Group Placement dalam Meningkatkan Self-Regulation Remaja” E-Book. Kata lalu lintas dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya berjalan bolak-balik, berkaitan dengan perjalanan (kendaraan, dan sebagainya). Pelanggaran lalu lintas terjadi dimana-mana, baik di kota besar maupun kota kecil dalam berbagai bentuk.

Pelaku pelanggaran lalu lintas mulai dari anak-anak, orang dewasa, orang lanjut usia, laki-laki dan perempuan. Selama ini belum banyak yang mengetahui bahwa pelanggaran lalu lintas merupakan salah satu bentuk tindakan kriminal. Mencegah hal-hal yang dapat menghambat, membahayakan keselamatan dan keamanan lalu lintas dan angkutan jalan, atau yang dapat menimbulkan kerusakan di jalan.

Selain india, negara dengan jumlah kematian lalu lintas jalan tertinggi lainnya adalah Tiongkok, India, Nigeria, dan Brasil. Setelah membahas tentang pentingnya pelanggaran lalu lintas di kalangan remaja, menurut Anda apakah remaja masa kini bisa menjadi generasi pengatur lalu lintas?

AKIBAT PELANGGARAN LALU LINTAS DAN SELF REGULATION REMAJA

DALAM MENGHADAPINYA

AKIBAT PELANGGARAN LALU LINTAS

FAKTOR PENYEBAB

PELANGGARAN LALU LINTAS

KENDALA BERKEMBANGNYA SELF REGULATION PADA REMAJA

Pelanggaran lalu lintas yang berbeda-beda sering kita jumpai di berbagai tempat, tidak hanya di lampu merah saja. Kecelakaan lalu lintas sendiri dapat menimbulkan luka bahkan kematian pada manusia (Dewi & Zain, 2016). Banyak remaja sendiri yang belum mengetahui secara jelas akibat dari pelanggaran lalu lintas.

Perilaku budaya pengguna jalan merupakan salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi kondisi lalu lintas. Salah satu penyebab utama terjadinya pelanggaran lalu lintas adalah kurangnya pengetahuan tentang peraturan, marka dan rambu yang ada. Dengan dibuatnya peraturan lalu lintas, sudah selayaknya kita menaatinya demi keselamatan dan kenyamanan dalam berlalu lintas.

Dari topik akibat pelanggaran lalu lintas dan pengaturan diri remaja dalam menghadapinya dibahas, dijelaskan mengapa Ananada harus memahami dan mengetahui pengaturan diri dalam berlalu lintas. Pembahasan mengenai akibat pelanggaran lalu lintas dan pengaturan diri remaja dalam menghadapinya, menurut Ananda, bagaimana pengaturan diri remaja dalam berlalu lintas, apakah sudah tepat.

KIAT MENINGKATKAN SELF REGULATION REMAJA DALAM PENCEGAHAN

MANFAAT MEMATUHI PERATURAN BERLALU LINTAS

FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA SELF REGULATION

KIAT MENINGKATKAN SELF REGULATION PADA REMAJA

Perilaku pengemudi lalu lintas yang mempengaruhi perilaku berlalu lintas diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2018. Dari topik tips meningkatkan pengaturan diri remaja dalam mencegah pelanggaran lalu lintas yang telah dibahas, dijelaskan mengapa Ananada perlu memahami dan mengetahui tips meningkatkan pengaturan diri remaja untuk mencegah pelanggaran lalu lintas. Setelah mengamati kondisi lalu lintas di jalan raya, kritik dan saran apa yang bisa Ananda berikan kepada polisi terkait ketertiban lalu lintas?

Setelah mengetahui pengertian pengaturan diri dan pelanggaran lalu lintas, menurut Ananda, apa saran Ananda kepada generasi mendatang agar dapat meningkatkan pengaturan diri dalam mencegah pelanggaran lalu lintas di saat ini. Demikianlah e-book ini disusun, semoga dapat digunakan oleh guru bimbingan dan konseling/konselor untuk membantu siswa meningkatkan pengaturan diri guna mencegah pelanggaran lalu lintas. Panduan ini membahas tentang petunjuk penggunaan yang harus dipahami melalui bimbingan dan konseling dari guru/konselor untuk membantu siswa meningkatkan pengaturan diri untuk mencegah pelanggaran lalu lintas.

Kajian faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu lintas dalam upaya meningkatkan pencegahan kecelakaan lalu lintas. Reproduksi Pelanggaran Peraturan Lalu Lintas yang Dilakukan Siswa SMA di Kota Surakarta.

Referensi

Dokumen terkait

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 8 PALEMBANG Taty Fauzi [email protected] Abstrak