Menurut standar akuntansi keuangan, tidak disarankan bagi perusahaan untuk melakukan revaluasi (revaluasi) aset tetap tanpa peraturan negara. Pengelompokan menurut isinya, aktiva tetap dibedakan menjadi: aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets) dan aktiva tetap berwujud (intangible fixed assets).
Pengelompokan aktiva tetap berwujud menurut perpajakan
Perolehan Aset Tetap
Menurut PSAK no. 16 ayat 14, suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset dan diklasifikasikan sebagai aset tetap harus diukur terlebih dahulu pada biaya perolehan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga pembeliannya, termasuk bea masuk dan PPN masukan yang tidak dapat dikembalikan, dan segala biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut mampu berfungsi. untuk tujuan penggunaan.
Konsep Dasar Penilaian Aset Tetap
Penyusutan
Pengertian Penyusutan
Dengan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penyusutan adalah proses pengalokasian biaya pabrik ke biaya-biaya dalam suatu periode akuntansi yang manfaatnya diperoleh dari penggunaannya. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penyusutan adalah pengalokasian nilai perolehan suatu aktiva tetap ke dalam beban-beban yang dihapuskan secara sistematis pada setiap periode selama atau selama taksiran masa manfaatnya.
Faktor-faktor Penentu Biaya Penyusutan
Misalnya suatu mesin yang secara teknis berumur lima tahun, namun pada tahun ke-3 mesin tersebut sudah usang, umur ekonomisnya lebih pendek dari umur teknisnya.
Metode Penyusutan
Permasalahan lain dalam penggunaan metode ini adalah sulitnya memperkirakan unit produksi atau jam kerja yang diperoleh. Dan lagi, metode ini menyajikan biaya konstan karena penurunan biaya penyusutan pada periode berikutnya diikuti dengan peningkatan biaya perbaikan dan pemeliharaan (Kieso, 2011:566).
Revaluasi Aset Tetap
Tujuan perusahaan melakukan penilaian kembali
Dengan melakukan revaluasi aset tetap, diharapkan perusahaan dapat mempertanggungjawabkan pendapatan dan pengeluaran dengan lebih adil. Meningkatnya biaya penyusutan aktiva tetap akan mengakibatkan berkurangnya laba bersih perusahaan dan laba kena pajak yang harus dibayar perusahaan.
Dasar Penilaian Kembali
Penetapan biaya yang disesuaikan adalah metode penyesuaian yang dilakukan dengan menggunakan indeks perubahan harga. Selain itu, perhitungan revaluasi aset tetap dilakukan secara matematis dengan cara memindahkan nomor indeks ke nilai aset tetap yang sebelumnya ditampilkan dalam laporan keuangan.
Cara Penilaian Aset Tetap
Pendekatan data pasar merupakan suatu metode penilaian yang estimasi nilai pasarnya didasarkan pada nilai yang telah terjadi pada transaksi serupa pada saat itu. Pendekatan biaya merupakan suatu metode penilaian dimana nilai aset diperoleh dari biaya reproduksi baru dikurangi penyusutan.
Dasar Hukum Penilaian Aset Tetap
507/KMK.04/1996 perubahan No. 18/KMK.04/1998 mengatur bahwa aktiva tetap perseroan yang dinilai kembali adalah aktiva berwujud yang berupa tanah, kelompok bangunan, dan bukan bangunan yang telah dimiliki. lebih dari 5 tahun dan masih digunakan untuk menghasilkan, mengumpulkan dan memelihara pendapatan dan tidak dimaksudkan untuk dijual. Nomor 384/KMK.04/1998, peraturan ini menegaskan bahwa penilaian aktiva tetap harus dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aktiva tetap pada saat penilaian, yang ditentukan dengan cara penilaian. . suatu perusahaan yang diakui oleh Pemerintah berdasarkan Pasal 3(1) dan Pasal 3. Selisih antara nilai pasar dan nilai buku pajak atas harta tetap yang dinilai kembali harus dikompensasi terlebih dahulu dengan rugi fiskal tahun berjalan dan sisa rugi fiskal tahun-tahun sebelumnya yang masih dapat dikompensasi, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3( 3), kecuali selisih lebih tersebut merupakan hasil penilaian, setelah kompensasi kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3), atas penghasilan yang bersifat final dikenakan pajak sebesar 10% sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1). 486/KMK.03/2002 tanggal 28 November 2002, Keputusan ini berkenaan dengan penilaian kembali aktiva tetap perseroan untuk keperluan perpajakan, yaitu agar penanggung pajak penghasilan badan (PDA) disebut juga perseroan dapat menilai aktiva tetap perseroan. harta untuk keperluan perpajakan, jika siapa yang mempunyai
Revaluasi aset dilakukan terhadap seluruh atau sebagian aset tetap, termasuk aset tetap yang telah dilakukan revaluasi. Aset tetap yang dinilai kembali adalah aset tetap berwujud yang berlokasi di Indonesia yang digunakan oleh perusahaan untuk menerima, menagih, dan menahan penghasilan yang dikenakan pajak. Revaluasi dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar pada saat penilaian dilakukan oleh perusahaan jasa penilai atau ahli penilai yang telah diakui dan mendapat izin pemerintah.
Akuntansi atas Penilaian Kembali Aset Tetap
35.000 (Rp. 415.000 - Rp. 380.000) dari kerugian penurunan nilai dipulihkan dan sisanya disajikan pada penghasilan komprehensif lain. Samsung menggunakan perusahaan penilai untuk memperkirakan nilai wajar peralatan tersebut pada tanggal 31 Desember 2010, yaitu Rp 950.000. Dicatat sebagai keuntungan yang belum direalisasi dari revaluasi peralatan sebesar selisih nilai wajar dengan nilai buku peralatan sebesar Rp 150.000 (Rp 950.000 - Rp 800.000).
Karena terdapat selisih antara nilai penyusutan sebelumnya sebesar Rp200.000 (Rp dengan nilai wajar saat ini sebesar Rp237.500), maka sebesar Rp37.500 akan dipindahkan dari AOCI (akumulasi pendapatan komprehensif lain) ke laba ditahan. kerugian penurunan nilai) sebesar Rp 30.000. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut. Karena terdapat selisih nilai penyusutan sebelumnya sebesar Rp 200.000 (Rp dengan nilai wajar saat ini sebesar Rp 190.000, maka Rp 10.000 akan dipindahkan dari AOCI (Akumulasi Pendapatan Komprehensif Lain) ke Laba Ditahan.
Tarif PPh pada Penilaian Kembali
Kompensasi kerugian perpajakan tetap harus dilakukan terlebih dahulu, meskipun terdapat revaluasi penghasilan kena pajak yang berasal dari laba badan dan/atau sumber lain dalam tahun pajak. Perhitungan pajak penghasilan atas surplus revaluasi aktiva tetap perseroan. Apabila selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap melebihi sisa nilai buku pajak semula, maka dikenakan pembayaran PPh final sebesar 10%.
Pelaksanaan Penilaian Kembali
Selisih lebih penilaian aktiva tetap perseroan terhadap sisa nilai buku komersial semula setelah dikurangi pajak penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, wajib dicatat dalam neraca usaha dalam penilaian modal dengan nama “Selisih atas revaluasi aktiva tetap perseroan Tanggal...". Sejak bulan dilakukan penilaian kembali aktiva tetap perseroan, dasar penyusutan pajak tetap yang mendapat persetujuan revaluasi aktiva tetap adalah nilai pada saat revaluasi.
Analisis Rasio Keuangan terkait Aset Tetap
Kerangka Pemikiran
Objek Penelitian
Metode Pengumpulan Data
Data primer adalah data yang dikumpulkan untuk penelitian dan diperoleh langsung dari tempat sebenarnya terjadinya peristiwa tersebut, seperti wawancara, observasi langsung atau kuesioner (Sekaran, 2009: 77). Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui sumber yang ada, artinya data tersebut sudah ada dan tidak perlu dikumpulkan oleh peneliti sendiri (Sekaran, 2009:77). Data sekunder diperoleh secara tidak langsung apabila data tersebut dimaksudkan untuk melengkapi dan mendukung data primer yang diperoleh secara langsung.
Data sekunder dapat diperoleh melalui penelitian kepustakaan yaitu dengan membaca buku literatur, jurnal ilmiah, penelusuran dokumen, publikasi informasi yang diakses melalui internet, dimana data tersebut mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh seseorang dan bukan peneliti yang melakukan penelitian.
Teknik Analisis Data
- Gambaran Umum Perusahaan
- Struktur Organisasi
- Kebijakan Akuntansi Aset Tetap
- Proses Penilaian Aset tetap oleh Perusahaan Penilai
Perusahaan memasarkan produknya baik di pasar domestik maupun ekspor, dengan pelanggan yang terdiri dari distributor, kontraktor, dan perusahaan swasta yang termasuk dalam kategori pasar bebas, kemudian PT PLN Persero dan PT TELKOM secara langsung atau melalui mitra. Dewan Komisaris paling sedikit terdiri dari 3 (tiga) orang Komisaris dan salah seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Ketua Komisaris. Aset tertentu telah dinilai kembali berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh perusahaan penilai independen (Appraisal Company) sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
Perolehan tanah dinyatakan sebesar nilai pembelian dan tidak diamortisasi, sesuai dengan PSAK no. 47 "Akuntansi Tanah". Perkiraan biaya untuk memperbanyak properti baru yang sama atau identik dengan properti tersebut, diperkirakan berdasarkan harga pasar lokal pada tanggal penilaian. Pendekatan ini memperhitungkan kemungkinan dapat menggantikan pembelian real estate, dimana perusahaan dapat membuat real estate lain baik berupa replika dari aslinya atau membuat real estate pengganti yang mempunyai kegunaan yang sama atau sebanding.
Analisis dan Pembahasan
Penilaian Kembali Aset Tetap
- Tujuan Penilaian Kembali Aset Tetap
- Penilaian Aset Tetap
- Perlakuan Akuntansi Atas Revaluasi Aset Tetap
Data di atas menunjukkan bahwa total nilai pasar dan nilai likuidasi aset tetap setelah dilakukan revaluasi oleh perusahaan penilai pada tanggal 31 Mei 2011 adalah Rp, sedangkan total nilai likuidasi adalah Rp. Selain Nilai Pasar dan Nilai Likuidasi yang disajikan, juga disajikan harga pembelian awal aset tetap. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa nilai tercatat (book value) aset tetap pada tanggal 31 Maret 2011 adalah Rp.
Nilai selisih lebih revaluasi aset tetap dapat diperoleh dengan menggunakan data hasil perhitungan nilai buku dan nilai pasar aset tetap. Dari data yang diperoleh dari perhitungan selisih revaluasi yang dilakukan (revaluasi) aset tetap, maka total aset tetap yang direvaluasi adalah sebesar Rp, dan selisih revaluasi diperoleh dari pengurangan antara Nilai Pasar pada 31/05/ 2011 dan Nilai Buku pada tanggal 31 5. 2011, dimana total selisih Revaluasi adalah sebesar Rp. Dari hasil evaluasi yang telah disampaikan sebelumnya atas perlakuan akuntansi revaluasi aset tetap PT.
Tanah
Bangunan dan Sarana Pelengkap
Mencatat akumulasi penyusutan bangunan dan fasilitas penunjangnya sejak diperolehnya sampai dengan tanggal 31 Mei 2011 dengan jurnal berikutnya. Selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat dicatat sebagai Keuntungan yang Belum Direalisasi atas Revaluasi bangunan dan fasilitas pendukungnya sebesar Rp.
Mesin dan Peralatan
Kendaraan Bermotor
Peralatan Kantor
Perhitungan Pajak atas Selisih Revaluasi Aset Tetap
Penanganan fiskal atas kelebihan penilaian kembali aktiva tetap adalah dengan mengenakan pajak penghasilan final sesuai dengan ketentuan perpajakan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan pada pasal 19. Pada tabel 4.6 yang menyajikan perhitungan selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap aktiva tetap, dapatkah diketahui selisihnya lebih besar dibandingkan revaluasi yang dilakukan PT.
Pengaruh Revaluasi terhadap Beban Pajak, Laba Bersih dan Rasio Keuangan
Dari data di atas dapat dilihat perbandingan perhitungan laba rugi perusahaan sebelum dan sesudah revaluasi aset tetap. Data di atas menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai laba sebelum pajak sebelum revaluasi aset tetap sebesar Rp. Dalam hal ini diasumsikan bahwa laporan laba rugi sebelum revaluasi aktiva tetap mempunyai beban pajak sebesar Rp.
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa utang jangka panjang Rp timbul dari selisih lebih revaluasi aset tetap. Hal ini menyatakan bahwa jika suatu perusahaan melakukan revaluasi aset tetap maka perusahaan akan memperoleh keuntungan yang lebih kecil dibandingkan jika tidak melakukan revaluasi aset tetap. Hal ini mencerminkan bahwa ketika dilakukan revaluasi aset tetap, penggunaan aset tetap perusahaan menjadi kurang efisien.
PENUTUP
Saran
Setelah revaluasi aset tetap, PT Jembo Cable Company mempunyai beban penyusutan yang lebih tinggi sehingga laba sebelum pajak lebih rendah dibandingkan sebelum revaluasi aset tetap. Selain itu, beban pajak yang harus ditanggung perusahaan menjadi lebih tinggi karena adanya pajak final atas selisih lebih penilaian aset tetap yang ditambah dengan pajak penghasilan badan. Maka saran yang dapat kami berikan kepada perusahaan dalam hal ini, melihat dampak jangka pendek dari revaluasi aset yang dimilikinya, adalah agar perusahaan tidak melakukan revaluasi aset tetap tersebut, karena perusahaan banyak mengalami hal-hal yang kurang menguntungkan, karena Keuntungan dari revaluasi aset tetap merupakan dampak jangka panjang, namun apabila perusahaan tetap melanjutkan revaluasi aset tetap maka harus merencanakan dengan matang dampak-dampak yang mungkin timbul bila revaluasi aset tetap dilakukan.
Jika kita melihat rasio profitabilitas untuk analisis jangka pendek, ada baiknya menghitung rasio yang dihasilkan sebelum melakukan revaluasi aset tetap.